Anda di halaman 1dari 2

Peran perawat adalah untuk membantu individu baik sakit maupun sehat.

Dalam menjalankan
praktiknya perawat berkewajiban memberikan asuhan keperawatan. Untuk menjalankan
tugasnya tersebut perawat harus mampu untuk berpikir kritis dalam upaya mencegah masalah
dan menemukan jalan keluar yang terbaik untuk kebutuhan klien.

Berpikir kritis adalah suatu proses yang menantang seorang individu untuk mengintepretasi dan
mengevaluasi informasi untuk membuat penilaian. Kemampuan berpikir secara kritis adalah
bagian inti dari praktik keperawatan.

Perawat harus mampu menggunakan pengetahuan keperawatan dan disiplin ilmu lain, berpikir
secara cepat dan kreatif, dan membuat keputusan yang masuk akal untuk memastikan
kesejahteraan/kesehatan klien. Perawat tidak bisa memandang sepele masalah kesehatan yang
dihadapi oleh klien.

Kriteria kemampuan berpikir kritis perawat

Berpikir secara aktif dengan menggunakan inteligensia, pengetahuan, dan keterampilan diri
untuk menjawab pertanyaan.

Dengan cermat menggali situasi dengan mengajukan dan menjawab pertanyaan yang relevan

Berpikir untuk diri sendiri dan secara cermat menelaah berbagai ide dan mencapai kesimpulan
yang berguna.

Meninjau situasi perspektif yang berbeda untuk mengembangkan suatu pemahaman yang
mendalam dan menyeluruh.

Mendiskusikan ide dalam suatu cara yang terorganisasi untuk pertukaran dan menggali ide
dengan orang lain.

Komponen berpikir kritis dalam keperawatan (Kataoka-Yahiro & Saylor, 1994)

Dasar pengetahuan khusus: mencakup informasi dan teori dari ilmu pengetahuan alam,
humaniora, dan keperawatan yang diperlukan untuk memikirkan masalah keperawatan.

Pengalaman dalam keperawatan: pengalaman klinis memberikan suatu sarana laboratorium


untuk menguji pengetahuan keperawatan. Perawat akan mengetahui bahwa pendekatan “buku
ajar” mempunyai landasan kerja yang penting untuk praktik, tetapi bahwa harus dibuat
modifikasi untuk merangkul lingkungan praktik, kualitas keunikan klien yang ada, dan
pengalaman perawat yang didapatkan dari klien-klien sebelumnya.

Kompetensi: proses kognitif yang digunakan perawat membuat penilaian keperawatan. Terdiri
dari tiga tipe kompetensi (umum, khusus dalam situasi klinis dan khusus dalam keperawatan).
Kompetensi umum mencakup metode ilmiah, pemecahan masalah dan pembuatan keputusan.
Kompetensi khusus dalam situasi klinis mencakup pertimbangan diagnostik, kesimpulan klinis
dan pembuatan keputusan klinis. Kompetensi khusus dalam keperawatan berhubungan dengan
proses keperawatan yang merupakan pendekatan sistematis yang digunakan untuk secara kritis
bertahap mulai pengkajian, menetapkan diagnosis, merencanakan tindakan, melakukan tindakan,
dan megevaluasi tindakan tersebut.

Sikap berpikir kritis: nilai yang harus ditunjukan keberhasilannya oleh pemikir kritis. Contoh
sikap berpikir kritis adalah tanggung gugat, berpikir mandiri, mengambil risiko, kerendahan hati,
integritas, ketekunan dan kreativitas.

Standar untuk berpikir kritis: standar intelektual (standar universal untuk berpikir kritis) dan
profesional. Standar profesional untuk berpikir kritis mengacu kriteria etik untuk penilaian
keperawatan dan kriteria untuk tanggung jawab dan tanggung gugat profesional.

Kompenen diatas mengajarkan perawat berpikir kritis membantu memperlihatkan kompleksitas


dari proses pembuatan keputusan dalam keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai