KEPERAWATAN
Ns. Yeni Devita, M.Kep
Pendahuluan
• Sebagai perawat, anda akan dihadapkan dengan
berbagai situasi klinis yang b/d klien, anggota keluarga,
staf pelayanan kesehatan, dll.
• Seorang perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan akan selalu dituntut untuk berpikir kritis
dalam berbagai situasi. Penerapan berpikir kritis dalam
proses keperawatan dengan kasus nyata akan
memberikan gambaran kepada anda tentang
pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif
dan bermutu.
Pendahuluan
• Perawat harus mengembangkan cara berpikir kritis
dalam menghadapi setiap masalah dan pengalaman
baru yang menyangkut klien dengan cara berpikiran
terbuka, kreatif, ercaya diri, dan bijaksana
• Jika klien mengeluhkan gejala yang baru, meminta
suatu tindakan, maka diperlukan pemikiran yang
kritis dan keputusan yang tepat, sehingga klien
sebisa mungkin mendapatkan perawatan yang
terbaik
Defenisi Berpikir Kritis
• Menurut para ahli (Pery dan Potter, 2005), berpikir kritis
adalah suatu proses dimana seseorang atau individu
dituntut untuk mengintervensikan atau mengevaluasi
informasi untuk membuat sebuah penilaian atau
keputusan berdasarkan kemampuan, menerapkan ilmu
pengetahuan dan pengalaman.
• Menurut Bandman (1988), berpikir kritis adalah
pengujian secara rasional terhadap ide-ide, kesimpulan,
pendapat, prinsip, pemikiran, masalah, kepercayaan,
dan tindakan.
Defenisi Berpikir Kritis
• Berpikir kritis dalam keperawatan adalah
proses kognitif yang aktif dan terorganisasi
yang dilakukan oleh perawat yang meliputi
identifikasi adanya masalah (ex: masalah klien),
analisis semua informasi yang berkaitan
dengan masalah tersebut (ex: data klinis klien),
evaluasi informasi (meninjau asumsi dan bukti),
dan membuat kesimpulan
Tingkatan Pemikiran Kritis dalam
Keperawatan
Tingkat 3
Komitmen
Tingkat 2
Kompleks
Tingkat 1 Dasar
Tingkat 1 : Dasar
• Pada tahap pemikiran kritis dasar, seorang
mahasiswa akan mempercayai pendapat para ahli
dan akan bekerja sesuai dengan teori yang ada
• Contoh : seorang mahasiswa yang dinas di rumah
sakit akan menggunakan standar operasional
prosedur pada saat memasukkan kateter foley.
Mahasiswa tersebut akan mengikuti langkah
tahap demi tahap tanpa mempertimbangkan
kebutuhan klien secara individual.
Tingkat 2 : Kompleks
• Pemikir kritis kompleks mulai dapat memisahkan
dirinya dari suatu aturan. Mereka menganalisis dan
memeriksa pilihan-pilihan dengan lebih independen.
• Pemikir kritis kompleks mau mempertimbangkan
pilihan yang berbeda dari prosedur rutin jika terjadi
situasi kompleks.
• Pemikir kritis kompleks mempelajari berbagai
macam pendekatan untuk satu jenis terapi yang
sama
Tingkat 2 : Kompleks
• Contoh : seorang pasien yang mengalami nyeri setelah
menjalani operasi menolak untuk minum analgesik. Dokter
khawatir dengan penyembuhan pasien. Seorang perawat
mencari tahu sebab pasien tidak minum analgesik. Dan
diketahui bahwa pasien sering berlatih meditasi dirumah.
Sebagai seorang emikir kritis kompleks, perawat menyadari
bahwa pasien memiliki pilihan lain untuk mengatasi
nyerinya, dan perawat mendiskusikan tentang meditasi dan
cara nonfarmakologis lainnya untuk mengatasi nyeri.
Tingkat 3 : Komitmen
• Pada tahap ini, seseorang dapat
mengantisipasi keadaan untuk menentukan
suatu pilihan tanpa bantuan orang lain.
Apapun keputusan yang anda ambil, anda
akan mempertanggungjawabkannya.
• Sebagai perawat, anda memilih tindakan yang
sesuai dengan alternatif pemecahan yang ada
dan mendukungnya.
Manfaat dan Fungsi Berpikir Kritis
• Penerapan Profesionalisme
• Penting dalam membuat keputusan
• Argumentasi dalam keperawatan
• Penerapan dalam proses keperawatan
Elemen berpikir kritis
1. Menentukan tujuan
Menentukan atau merumuskan tujuan
dalam proses keperawatan merupakan
tahapan yang paling utama dan paling
penting, dengan berpikir kritis tujuan
yang dirumuskan atau ditentukan oleh
perawat bisa tercapai atau tidak dengan
menetapkan kreteria hasil sesuai dengan
standar asuhan keperawatan.
2. Menyusun pertanyaan atau membuat kerangka masalah
Pada tahapan ini perawat dituntut untuk berpikir kritis,
karena untuk mengangkat atau menyusun masalah
keperawatan (diagnosa keperawatan yang tepat
dibutuhkan beberapa pengetahuan dan kekerampilan yang
harus dimiliki oleh perawat, seperti kemampuan
memahami beberapa masalah, faktor yang menyebabkan
masalah, batasan dan karakteristiknya, batasan atau
ukuran normal dari masalah tersebut, sehingga dapat
diambil keputusan yang tepat untuk memecahkan masalah
yang diangkat secara rasional dan objektif.
Elemen berpikir kritis
3. Menunjukkan bukti
Kemampuan perawatan untuk menunjukkan bukti
atau data dengan cara memvalidasi data merupakan
upaya untuk memberikan justifikasi pada data yang
telah dikumpulkan dengan melakukan perbandingan
data subjektif dan objektif yang didapatkan dari
berbagai sumber dengan berdasarkan standar nilai
normal. Untuk itu diperlukan kemampuan atau
keterampilan berpikir kritis oleh perawat.
Model berpikir kritis dalam keperawatan
• Model ini menerapkan pada rasa, kesan, dan
Feeling data atau fakta yang ditemukan. Pemikir kritis
mencoba mengedepankan perasaan dalam
Model melakukan pengamatan, kepekaan dalam
melakukan aktifitas keperawatan dan perhatian
Model
menjelaskan dan menentukan sesuatu yang
berkaitan dengan ide.
Penerapan Berpikir Kritis Dalam Proses
Keperawatan