Anda di halaman 1dari 17

TUGAS FALSAFAH dan TEORI KEPERAWATAN

Teori Keperawatan: Theory of Comfort (Khatarine Kolcaba)

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 6

KELAS IIA

1. APRIANNUR (1911311017)
2. AISYAH PURNAMA SARI (1911312008)
3. BERLIANA SINTYA PUTRI (1911311008)
4. NURUL ASHIKIN (1911312062)
5. RAHMI EKA FAJRI (1911312017)
6. SALMA NUR RAHMA DANY (1911312038)
7. WESTY AYUNINGTIAS (1911311023)

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Pertama-tama, kami ucapkan syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini kiranya tak
akan selesai tanpa bantuan dari beberapa pihak yang terus mendorong kami untuk menyelesaikannya.

Terima kasih kami haturkan kepada Ibu Meri Neherta yang senantiasa membimbing kami di
dalam kelas dan penyusunan makalah ini. Tanpa adanya bimbingan dari beliau, kami kiranya tidak
akan mampu menyelesaikan makalah ini.

Tak lupa, kami juga ucapkan terima kasih kepada teman teman yang telah berkontribusi dan
membantu penyelesaian makalah ini. Berbagai bantuan dari kalian membantu penyelesaian makalah
ini.

Penyusunan makalah yang berjudul “Teori Keperawatan: Theory of Comfort (Khatarine


Kolcaba)” memang tidaklah mudah. Sebab, bilamana ada beberapa kesalahan yang terdapat dalam
makalah ini, izinkan kami menghaturkan permohonan maaf. Sebab, makalah ini tiada sempurna dan
masih memiliki banyak kelemahan.

Besar harapan kami, di kemudian hari, makalah ini bisa menjadi patokan atau tolak ukur
pembuatan makalah selanjutnya. Adapun, kami juga berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat
bagi pembacanya ataupun penelitian selanjutnya.

Padang, 18 November 2019

Kelompok 6
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................................
Daftar Isi................................................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................................................

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................

1.2 Tujuan Penulisan.........................................................................................................

1.3 Manfaat.........................................................................................................................

BAB II KERANGKA TEORI.............................................................................................................

2.1 Pengertian ........................................................................................................................

2.2 Aplikasi Theory of Comfort............................................................................................

2.3 Skenario Role Play...........................................................................................................

BAB III PEMBAHASAN.....................................................................................................................

3.1 Pengertian ........................................................................................................................

3.1.1 Tiga Jenis Pemikiran Logis Theory of Comfort.................................................

3.1.2 Konsep utama Theory of Comfort.......................................................................

3.1.3 Paradigma keperawatan......................................................................................

3.2 Aplikasi Theory of Comfort............................................................................................

3.3 Skenario Role Play...........................................................................................................

BAB IV PENUTUP..............................................................................................................................

4.1 Kesimpulan ..................................................................................................................

4.2 Saran.............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Profesionalisme seorang perawat tidak bisa dilepaskan dari pemahamannya tentang substansi
dasar yang terkandung dalam profesi tersebut, antara lain falsafah keperawatan, paradigma
keperawatan, model konseptual serta teori-teori keperawatan. Falsafah keperawatan memberikan
keyakinan, pemikiran, atau landasan mendasar untuk mengkaji tentang penyebab yang mendasari
suatu fenomena keperawatan yang terjadi dan paradigma keperawatan menjadi dasar penyelesaian
suatu fenomena keperawatan yang ditinjau dari pendekatan konsep manusia, kesehatan, keperawatan,
dan lingkungan. Dalam hal ini terdapat suatu hubungan yang tidak dapat dipisahkan antara falsafah,
paradigma dengan model konseptual atau teori keperawatan (Tomey & Alligood, 2010).

Profesi keperawatan mengenal empat tingkatan teori, yang terdiri dari philosophical theory atau
metha theory, grand theory, middle range theory,dan practice theory. Teori-teori tersebut
diklasifikasikan berdasarkan tingkat keabstrakannya, dimulai dari philosophical theory sebagai yang
paling abstrak, hingga practice theory yang bersifat empiris atau lebih konkrit. Middle range theory
merupakan salah satu tingkat teori yang mulai membahas fenomena secara lebih konkrit, spesifik,
dan dapat dikembangkan untuk menyediakan pedoman pada tatanan praktik dan penelitian yang
berbasis pada disiplin ilmukeperawatan karena memungkinkan untuk diuji secara empiris (Tomey &
Alligod, 2010)

Salah satu tokoh keperawatan yang mengembangkan konsep teori pada tingkat middle range
theory adalah katharine kolcaba dengan teori kenyamanan. kolcaba menganggap penerapan teori
kenyamanan bersifat universal dan bisa diaplikasikan untuk memenuhi kebutuhan klien secara
holistik (biologis, psikologis, sosial, dan spiritual). Berdasarkan hal tersebut, perawat perlu
memahami hubungan antara falsafah, paradigma dengan teori keperawatan yang dikembangkan oleh
Kolcaba
1.2 Tujuan penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini agar mahasiswa dapat lebih memahami Teori Keperawatan:
Theory of Comfort (Khatarine Kolcaba) agar dapat diwujudkan dalam melakukan praktek
keperawatan.
1.3 Manfaat
 Sebagai bahan pembelajaran untuk dunia keperawatan.
 Sebagai bahan informasi tentang teori keperawatan dalam keperawatan.
BAB II
KERANGKA TEORI

2.1 Pengertian

2.1.1 Tiga Jenis Pemikiran Logis Theory of Comfort

2.1.2 Konsep utama Theory of Comfort

2.1.3 Paradigma keperawatan

2.2 Aplikasi Theory of Comfort

2.3 Skenario Roleplay


BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian

3.1.1 Tiga Jenis Pemikiran Logis Theory of Comfort

Kenyamanan adalah pengalaman yang diterima oleh seseorang dari suatu intervensi. Hal ini
merupakan pengalaman langsung dan menyeluruh ketika kebutuhan fisik, psikospiritual, sosial,
dan lingkungan terpenuhi (Peterson & Bredow, 2008). Konsep teori kenyamanan meliputi
kebutuhan kenyamanan, intervensi kenyamanan, variabel intervensi, peningkatan kenyamanan,
perilaku pencari kesehatan, dan integritas institusional.

Kolcaba mengembangkan Teori Kenyamanan melalui tiga jenis pemikiran logis antara lain:

1. Induksi

Induksi terjadi ketika penyamarataan dibangun dari suatu kejadian yang diamati secara
spesifik. Di mana perawat dengan sungguh-sungguh melakukan praktek dan dengan sungguh-
sungguh menerapkan keperawatan sebagai disiplin, sehingga mereka menjadi terbiasa dengan
konsep Implisit atau eksplisit, terminologi, dalil, dan asumsi pendukung praktek mereka. Ketika
perawat lulus sekolah, mereka mungkin diminta untuk menjelaskan diagram prakteknya, yang
mana tugas tersebut sangatlah mudah.

2. Deduksi

Deduksi adalah suatu format dari pemikiran logis di mana kesimpulan spesifik berasal dari
prinsip atau pendapat yang lebih umum; prosesnya dari yang umum ke yang spesifik. Langkah
mengurangi pengembangan teori mengakibatkan teori kenyamanan dapat dihubungkan dengan
konsep lain untuk menghasilkan suatu teori. Kerja dari tiga ahli teori keperawatan diperlukan
untuk mendefinisikan kenyamanan. Oleh karena itu Kolcaba lebih dulu melihat di tempat lain
untuk bekerja secara bersama untuk menyatukan kebutuhan seperti keringanan, ketentraman dan
hal yang penting. Apa yang dibutuhkan, dia merealisir suatu yang abstrak dan kerangka konseptual
umum yang sama dengan kenyamanan dan berisi dalam jumlah banyak yang bersifat abstrak.

3. Retroduksi

Retroduksi adalah suatu format pemikiran untuk memulai ide. Bermanfaat untuk memilih
suatu fenomena yang dapat dikembangkan lebih lanjut dan diuji. Pemikiran jenis ini diterapkan di
(dalam) bidang di mana tersedia sedikit teori. Seperti pada kasus hasil riset, di mana saat ini
memusat pada pengumpulan database besar untuk mengukur hasil dan berhubungan pada
pengeluaran untuk jenis keperawatan, medis, institusi, atau protokol masyarakat. Penambahan
suatu kerangka teori keperawatan untuk riset hasil akan meningkatkan area penelitian keperawatan
karena praktek dasar teori memungkinkan perawat untuk mendisain intervensi yang sama dan
selaras dengan hasil yang diinginkan.

3.1.2 Konsep utama Theory of Comfort

Teori Comfort dari Kolcaba ini menekankan pada beberapa konsep utama, yaitu :

1. Health Care Needs

Kolcaba mendefinisikan kebutuhan pelayanan kesehatan sebagai suatu kebutuhan akan


kenyamanan, yang dihasilkan dari situasi pelayanan kesehatan yang stressful, yang tidak dapat
dipenuhi oleh penerima support system tradisional. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan fisik,
psikospiritual, sosial dan lingkungan, yang kesemuanya membutuhkan monitoring, laporan verbal
maupun non verbal, serta kebutuhan yang berhubungan dengan parameter patofisiologis,
membutuhkan edukasi dan dukungan serta kebutuhan akan konseling financial dan intervensi.

2. Comfort

Comfort merupakan sebuah konsep yang mempunyai hubungan yang kuat dalam
keperawatan. Comfort diartikan sebagai suatu keadaan yang dialami oleh penerima yang dapat
didefinisikan sebagai suatu pengalaman yang immediate yang menjadi sebuah kekuatan melalui
kebutuhan akan keringanan (relief), ketenangan (ease), dan (transcedence) yang dapat terpenuhi
dalam empat kontex pengalaman yang meliputi aspek fisik, psikospiritual, sosial dan lingkungan.
Beberapa tipe Comfort didefinisikan sebagai berikut:

a. Relief, suatu keadaan dimana seorang penerima (recipient) memiliki pemenuhan


kebutuhan yang spesifik

b. Ease, suatu keadaan yang tenang dan kesenangan

c. Transedence, suatu keadaan dimana seorang individu mencapai diatas masalahnya.

Kolcaba, (2003) kemudian menderivasi konteks diatas menjadi beberapa hal berikut :

a. Fisik, berkenaan dengan sensasi tubuh

b. Psikospiritual, berkenaan dengan kesadaran internal diri, yang meliputi harga diri, konsep
diri, sexualitas, makna kehidupan hingga hubungan terhadap kebutuhan lebih tinggi.

c. Lingkungan, berkenaan dengan lingkungan, kondisi, pengaruh dari luar.

d. Sosial, berkenaan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan hubungan sosial


3. Comfort Measures

Tindakan kenyamanan diartikan sebagai suatu intervensi keperawatan yang didesain untuk
memenuhi kebutuhan kenyamanan yang spesifik dibutuhkan oleh penerima jasa, seperti fisiologis,
sosial, financial, psikologis, spiritual, lingkungan, dan intervensi fisik.

Kolcaba menyatakan bahwa perawatan untuk kenyamanan memerlukan sekurangnya tiga


tipe intervensi comfort yaitu :

a. Standart comfort intervention yaitu Teknis pengukuran kenyamanan, merupakan


intervensi yang dibuat untuk mempertahankan homeostasis dan mengontrol nyeri yang
ada, seperti memantau tanda-tanda vital, hasil kimia darah, juga termasuk pengobatan
nyeri. Tehnis tindakan ini didesain untuk membantu mempertahankan atau
mengembalikan fungsi fisik dan kenyamanan, serta mencegah komplikasi.
b. Coaching (mengajarkan) meliputi intervensi yang didesain untuk menurunkan
kecemasan, memberikan informasi, harapan, mendengarkan dan membantu perencanaan
pemulihan (recovery) dan integrasi secara realistis atau dalam menghadapi kematian
dengan cara yang sesuai dengan budayanya. Agar Coaching ini efektif, perlu dijadwalkan
untuk kesiapan pasien dalam menerima pengajaran baru.
c. Comfort food for the soul, meliputi intervensi yang menjadikan penguatan dalam sesuatu
hal yang tidak dapat dirasakan. Terapi untuk kenyamanan psikologis meliputi pemijatan,
adaptasi lingkungan yang meningkatkan kedamaian dan ketenangan, guided imagery,
terapi musik, mengenang, dan lain lain. Saat ini perawat umumnya tidak memiliki waktu
untuk memberikan comfort food untuk jiwa (kenyamanan jiwa/psikologis), akan tetapi
tipe intervensi comfort tersebut difasilitasi oleh sebuah komitmen oleh institusi terhadap
perawatan kenyamanan.

4. Enhanced Comfort

Sebuah outcome yang langsung diharapkan pada pelayanan keperawatan, mengacu pada
teori comfort ini.

5. Intervening variables

Didefinisikan sebagai variabel-variabel yang tidak dapat dimodifikasi oleh perawat.


Variabel ini meliputi pengalaman masa lalu, usia, sikap, status emosional, support system,
prognosis, financial atau ekonomi, dan keseluruhan elemen dalam pengalaman si resipien.

6. Health Seeking Behavior (HSBs)

Merupakan sebuah kategori yang luas dari outcome berikutnya yang berhubungan dengan
pencarian kesehatan yang didefinisikan oleh resipien saat konsultasi dengan perawat. HSBs ini
dapat berasal dari eksternal (aktivitas yang terkait dengan kesehatan), internal (penyembuhan,
fungsi imun, dll.)
7. Institusional integrity

Didefinisikan sebagai nilai nilai, stabilitas financial, dan keseluruhan dari organisasi
pelayanan kesehatan pada area local, regional, dan nasional. Pada sistem rumah sakit, definisi
institusi diartikan sebagai pelayanan kesehatan umum, agensi home care, dll.

3.1.3 Paradigma keperawatan

Keperawatan
Keperawatan adalah penilaian kebutuhan akan kenyamanan, perancangan kenyamanan
digunakan untuk mengukur suatu kebutuhan, dan penilaian kembali digunakan untuk mengukur
kenyamanan setelah dilakukan implementasi. Pengkajian dan evaluasi dapat dinilai secara
subjektif, seperti ketika perawat menanyakan kenyamanan pasien, atau secara objektif,
misalnya observasi terhadap penyembuhan luka, perubahan nilai laboratorium, atau perubahan
perilaku. Penilaian juga dapat dilakukan melalui rangkaian penilaian skala (VAS) atau daftar
pertanyaan (kuesioner), yang mana keduanya telah dikembangkan oleh Kolcaba.
Pasien
Penerima perawatan seperti individu, keluarga, institusi, atau masyarakat yang
membutuhkan perawatan kesehatan.
Lingkungan
Lingkungan adalah aspek dari pasien, keluarga, atau institusi yang dapat dimanipulasi oleh
perawat atau orang tercinta untuk meningkatkan kenyamanan.
Kesehatan
Kesehatan adalah fungsi optimal, seperti yang digambarkan oleh pasien atau kelompok, dari
pasien, keluarga, atau masyarakat.

3.2 Aplikasi Theory of Comfort

Demam merupakan peningkatan suhu tubuh di atas normal (98,6°F/37°C). Demam merupakan
respon fisiologis tubuh terhadap penyakit yang diperantarai oleh sitokin dan ditandai dengan
peningkatan suhu pusat tubuh dan aktivitas kompleks imun. Demam menyebabkan gangguan rasa
nyaman yang perlu diatasi. Rasa nyaman merupakan bagian dari keperawatan yang penting untuk
diperhatikan. Kenyamanan diartikan sebagai kondisi sejahtera dan merupakan tahap berakhirnya
tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien. Kenyamanan merupakan nilai dasar yang
menjadikan tujuan keperawatan pada setiap waktu. Pendekatan teori comfort yang dikembangkan
oleh Kolcaba menawarkan kenyamanan sebagai bagian terdepan dalam proses keperawatan. Kolcaba
memandang bahwa kenyamanan holistic adalah kenyamanan yang menyeluruh meliputi kenyamanan
fisik, psikospiritual, lingkungan dan psikososial. Tingkat kenyamanan dibagi menjadi tiga, yaitu
relief dimana pasien memerlukan kebutuhan kenyamanan yang spesifik, ease yaitu terbebas dari rasa
ketidaknyamanan atau meningkatkan rasa nyaman, dan transcendence yaitu mampu mentoleransi
atau dapat beradaptasi dengan ketidaknyamanan (Tomey & Alligood, 2006).

Teori keperawatan comfort Kolcaba dapat diaplikasikan dalam pemberian asuhan


keperawatan melalui pengkajian, diagnosis keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.
Berdasarkan uraian tersebut diperlukan pendekatan aplikasi teori comfort Kolcaba dalam upaya
memenuhi kebutuhan rasa nyaman pasien yang berfokus pada kebutuhan kenyamanan pada pasien
demam. Untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan yang holistic yaitu kenyamanan fisik,
psikospiritual, lingkungan, dan sosiokultural diperlukan kerja sama antara tenaga perawat dengan
keluarga pasien. Perawat perlu melibatkan keluarga baik orang tua pasien maupun keluarga besar.
Anggota keluarga terutama orang tua mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan
kesehatan atau kesejahteraan pasien. Keluarga menjadi sumber utama dalam memberikan kekuatan
dan dukungan kepada pasien.

Contoh kasusnya yaitu, klien anak A.Z.S, perempuan, usia 5 bulan 27 hari dirawat di ruang
infeksi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta sejak tanggal 9 Maret 2014 dengan diagnosis
medis pneumonia. Klien dibawa ke rumah sakit dengan keluhan satu minggu sebelum masuk rumah
sakit mengalami batu, pilek, dan demam naik turun. Saat pengkajian tanggal 20 Maret 2014, klien
demam dengan suhu tubuh 38,5°C, frekuensi nadi 160 kali per menit, frekuensi napas 48 kali per
menit, produksi sputum banyak dan kental. Klien batu dan bunyi napas terdengar ronkhi. Berat badan
5,5 kg, ppanjang badan 65 cm serta diuresis cukup dua ml/kgBB/jam. Ibu mengatakan anaknya baru
bias tengkurap, rewel, gelisah, dan badannya pucat saat menangis. Hasil laboratorium emnunjukkan
ada peningkatan angka leukosit dan fungsi hati, sedangkan elktrolit dalm batas normal.

Masalah keperawatan yang terindentifikasi berada dalam tipe relief dan termasuk ke dalam
konteks physical yaitu jalan nafas tidak efektif, pola nafas tidak efektif, hipertermia (peningkatan
suhu tubuh). Implementasi yang telah dilakukan adalah mengobservasi tanda-tanda vital setiap tiga
jam, memonitor status pernafasan dan status hidrasi, melakukan fisioterapi dada dan suction serta
memberikan kompres hangat. Implementasi berupa kolaborasi yang telah dilakukan adalah
memberikan inhalasi ventolin dan memastikan oksigen sudah diberikan sesuai program. Klien
mendapat terapi antibiotic dan antipiretik.
Evaluasi setelah dua minggu perawatan, masalah yang teratasi berupa bersihan nafas tidak
efektif, pola nafas tidak efektif dan hipertermi (peningkatan suhu tubuh). Klien pulang tanggal 5 April
2014 atas ijin dokter.

3.3 Skenario Roleplay

Diceritakan terdapat suatu komunitas peduli kesehatan di Padang, dimana anggotanya terdiri
dari mahasiswa keperawatan dari berbagai institusi kesehatan. Suatu hari komunitas tersebut
mengadakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yaitu dengan
mengabdi kepada warga desa yang jauh dari fasilitas kesehatan. Mereka bersama-sama dengan
anggota lainnya pergi ke desa Kucur untuk membantu masayarakat disana dalam meningkatkan
kesehatannya.
Saat mereka melakukan kegiatan pemeriksaan gratis di balai desa, tiba-tiba datanglah seorang
ibu dengan membawa anaknya yang sedang sesak nafas disertai keringat dingin meminta pertolongan
pada komunitas peduli kesehatan. Dari kejauhan tampak ibu-ibu menghampiri komunitas tersebut
dengan tergesah-gesah...

Ibu pasien : “Suster tolong anak saya suster”

Pasien : “Aduh bu saya sudah tidak tahan lagi” (sambil sesak nafas dan memegangi
dadanya)

Perawat 2 dan 3 membantu warga tersebut untuk masuk ke ruang pemeriksaan di balai desa

Perawat 2 : “Mari bu saya bantu, anak ibu berbaring di bed ya untuk diperiksa”

Ibu pasien : “Iya sus, terimakasih.”

Perawat 1 datang menghampiri ibu dari anak yang terkena asma untuk melakukan pengkajian
(wawancara) sambil perawat yang lainnya melakukan pemeriksaan dan tindakan keperawatan.

Perawat 1 : “ Selamat pagi bu, sebelumnya perkenalkan nama saya perawat Marta yang
bertugas saat ini, jadi sambil anak ibu diperiksa, saya akan bertanya tentang
bagaimana awal terjadinya sesak pada anak ibu?”

Ibu pasien : “ Iya sus, jadi begini anak saya Ayu ini tadi saat akan mandi di pagi hari tiba-
tiba dia merasa lemas dan lama kelamaan sesak nafasnya kambuh lalu keluar
keringat dingin. Saya curiga bahwa anak saya ini alergi dingin sus, karena udara
tadi pagi cukup dingin”
Perawat 1 : “ Begitu ya bu, lalu apakah ada keluhan lain bu selain sesak nafas dan keringat
dingin?”

Ibu pasien : “ Badannya terasa lemas sus”

Perawat 1 : “Apakah anak ibu memiliki riwayat keturunan penyakit asma?”

Ibu pasien : “ Iya sus kebetulan ada keturunan dari ayahnya”

Perawat 1 : “ Lalu sudah ibu berikan obat apa saat dirumah atau apa yang ibu lakukan
ketika sesaknya kambuh?”

Ibu pasien : “Hanya saya berikan obat sirup saja sus, tapi sesaknya tidak kunjung membaik
lalu saya ingat bahwa ada pengobatan gratis di balai desa dan kebetulan rumah.saya
dekat sini sus, lalu langsung saya bawa saja kemari”

Perawat 1 : “ Sebelumnya sudah pernah dibawa ke rumah sakit bu?”

Ibu pasien : “ Belum sus, kan suster tau sendiri desa ini jauh dari rumah sakit”

Perawat 1 : “ Baik bu, kalau begitu ibu tunggu sebentar agar anak ibu diperiksa oleh rekan
saya”

Setelah melakukan anamnese kepada ibu klien, perawat 1 membantu perawat 2 untuk
melakukan pemeriksaan pada klien

Perawat 1 : “ Bagaimana sus untuk hasil pemeriksaannya”

Perawat 2 : “ Tadi sudah saya periksa sus, untuk frekuensi pernapasannya 30x per menit,
nadinya kuat hingga 100x per menit dan ritmenya tidak teratur sus, selain itu klien
mengalami sianosis dan mengatakan bahwa tubuhnya lemas”

Perawat 1 : “ Kalau bunyi pernafasannya bagaimana sus?”

Perawat 2 : “ Tadi saya lakukan auskultasi di daerah thorax dan ada bunyi wheezing di
paru sebelah kiri”
Perawat 1 : “Baik kalau begitu sus, silahkan dilanjtkan pemeriksaan tanda tanda vital
lainnya, saya akan mempersiapkan untuk tindakan keperawatan selanjutnya”

Perawat 2 melakukan pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital setelah itu Perawat 1 meminta
bantuan Perawat 3 dan 4 dalam asuhan keperawatan

Perawat 1 : “ Suster Eriskha dan Suster Azizah, saya minta bantuan suster untuk
menangani klien asma yang baru saja diperiksa oleh Suster Rindi yaaa. Tolong
lakukan proses keperawatan dengan tujuan klien merasa nyaman”

Perawat 3 : “ Baik sus akan saya berikan oksigen 2 liter per menit”

Perawat 4 : “ Dan saya akan melonggarkan pakaian pasien agar mengurangi sesak nafas
klien, dan mengusahakan lingkungan yang tenang agar klien juga merasa tenang”

Setelah sesak nafas berkurang, Perawat 3 dan 4 tetap mengobservasi klien dan memberikan
posisi yang nyaman

Perawat 3 : “ Baik sus, klien saat ini sudah merasa membaik, mari kita berikan posisi
semifowler agar pernafasan klien lancar”

Perawat 4 : “ Mari sus, setelah itu saya juga akan berikan minuman hangat untuk
melegakan nafas klien”

Perawat 3 : “ Setelah itu kita ajarkan batuk efektif dengan nafas dalam untuk
mengeluarkan sputum ya sus”

Perawat 4 : “ Iya sus, setelah itu kita berikan obat untuk klien tersebut”

Setelah melakukan tindakan asuhan keperawatan keempat perawat tersebut melakukan evaluasi
apakah tindakan keperawatan yang dilakukan berhasil atau tidak dengan memperhatikan keadaan
umum klien dapat membaik setelah dilakukan asukan keperawatan, klien tidak mengalami cyanosis,
klien tidak mengeluh sesak, klien dapat mengeluarkan sputum saat batuk efektif, dan tanda-tanda
vital klien dalam rentang normal

Setelah itu perawat juga memberikan edukasi kepada klien dan keluarga klien
Perawat 3 : “ Nah sekarang saya ingin memberi informasi pada ibu bahwa terjadi hal
seperti ni lagi, tindakan yang harus dilakukan yaitu ibu tetap tenang dan dudukkan
anak ibu, setelah itu segera ambil obat inhaler yang sudah kami berikan dan
semprotkan setiap 30-60 detik maksimal 10 semprotan. Untuk cara pemakaiannya
apakah ibu sudah tau?”

Ibu pasien : “ Baik sus, untuk cara pemakaiannya saya sudah mengerti sus”

Perawat 4 : “Jika sesaknya tidak kunjung berkurang, maka segera hubungi ambulans ya bu
agar di tindaklanjuti oleh tenaga medis”

Perawat 3 : “Sambil menunggu ambulans datang ibu bisa longgarkan pakaian anak ibu
dan tenangkan anak ibu”

Ibu pasien : “Begitu ya sus, terimakasih banyak ya sus”


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Profesionalisme seorang perawat tidak bisa dilepaskan dari pemahamannya tentang substansi
dasar yang terkandung dalam profesi tersebut, antara lain falsafah keperawatan, paradigma
keperawatan, model konseptual serta teori-teori keperawatan, dimana antara keempat komponen
tersebut saling berhubungan satu dengan lainnya. Dalam tingkat perkembangan teori keperawatan,
Middle Range Theory merupakan teori keperawatan yang keabstrakannya pada level pertengahan dan
lebih mudah di aplikasikan oleh perawat, salah satu contoh dari Middle Range Theory adalah Theory
of Comfort oleh Kolcaba. Kolcaba memandang teori kenyamanan sesuai falsafah dan paradigma
keperawatan. Hal ini terlihat dari pandangan Kolcaba tentang seorang individu dapat merasakan
kondisi nyaman dan tidak nyaman, yang dipengaruhi oleh aspek yang bersifat holistik, meliputi fisik,
psikospiritual, sosiokultural, dan lingkungan. Ketidaknyamanan yang dirasakan dapat mempengaruhi
status kesehatan seseorang, oleh karena itu perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan perlu
memahami dan mengaplikasikan model konseptual teori kenyamanan untuk meningkatkan status
kesehatan klien.

4.2 Saran

A. Diperlukannya pengembangan penelitian keperawatan sesuai model konseptual atau teori


guna meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan.

B. Dalam menganalisis kasus keperawatan perlunya penggunaan pendekatan teori keperawatan


yang sesuai dengan mempertimbangkan kondisi klien dan lahan praktik.
DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M.R. & Tomey, A.N. 2006. Nursing Theorist and their work. 6th Edition. ST. Louis: Mosby
Elsevier, Inc

Kolcaba, Katherine. 2003. Comfort Theory And Practice: A Vision For Holistic Health Care And
Research. New York: Spinger Publishing Company.

Peterson, S.J & Bredow, T. S. 2008. Middle Range Theories : Application to Nursing Research. 2nd
ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins.

Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta : EGC

Tomey, A. M. and Alligood. 2010. Nursing Theorist and Their Work 7th ed. ST. Louis: Mosby
Elsevier, Inc

Anda mungkin juga menyukai