DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
KELAS : 2A
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah “Konsep Berpikir Kritis” dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak bisa untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas di mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan II.
Makalah ini tidak hanya diambil dari satu sumber saja, melainkan dari berbagai
sumber.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, penulis
mohon maaf.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama kepada dosen
pembimbing dalam menyusun makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Mengetahui pengertian Berpikir Kritis dalam Keperawatan
2. Mengetahui konsep, tinjauan, dan proses Berpikir Kritis.
1.3 Manfaat
1. Memahami pentingnya Berpikir Kritis
2. Mengaplikasikan proses berpikir kritis dalam kehidupan
BAB II
KERANGKA TEORI
Perawat yang menerapkan cara berpikir kritis dalam pekerjaan mereka dapat melihat
gambaran besar dari semua sudut pandang yang mungkin. Mereka berfokus dengan jelas
pada pilihan-pilihan untuk mengatasi masalah dan membuat keputusan alih-alih dengan
cepat dan dengan sembarangan membentuk solusi cepat (kataoka ka yahiro dan Saylor,
1994). Para perawat yang bekerja dalam situasi krisis seperti departemen gawat darurat
sering kali bertindak cepat sewaktu problem pasien berkembang. Namun, bahkan para
perawat ini mendisiplin dalam membuat keputusan untuk menghindari keputusan yang
terlalu dini dan tidak pantas. Belajar berpikir secara kritis membantu anda merawat pasien
sebagai penyokong, atau pendukung mereka, dan membuat pilihan-pilihan berdasarkan
informasi yang lebih baik mengenai perawatan mereka. Facione dan Facione (1996)
mengidentifikasi konsep untuk berpikir criti Strentik (tabel 15-2). Pemikiran kritis lebih dari
sekedar pemecahan masalah. Itu adalah upaya yang berkesinambungan untuk meningkatkan
cara menerapkan diri ketika dihadapkan pada masalah dalam perawatan pasien.
Belajar adalah proses seumur hidup. Pertumbuhan intelektual dan emosional anda
melibatkan pembelajaran pengetahuan baru dan memperbaiki kemampuan anda untuk
berpikir, memecahkan masalah, dan membuat penilaian. Untuk belajar, kita harus bersikap
lentuk dan selalu terbuka terhadap informasi baru. Ilmu keperawatan berkembang pesat, dan
akan selalu ada informa baru bagi anda untuk diterapkan dalam praktek. Jika kalian memiliki
pengalaman lebih dalam dan menerapkan ilmu yang kalian pelajari, kalian akan menjadi
lebih baik Dalam membuat asumsi, menyajikan gagasan, dan membuat valid kesimpulan.
1. Menentukan tujuan
3. Menunjukkan bukti
Kemampuan perawatan untuk menunjukkan bukti atau data dengan cara memvalidasi
data merupakan upaya untuk memberikan justifikasi pada data yang telah dikumpulkan
dengan melakukan perbandingan data subjektif dan objektif yang didapatkan dari berbagai
sumber dengan berdasarkan standar nilai normal. Untuk itu diperlukan kemampuan atau
keterampilan berpikir kritis oleh perawat
Untuk dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam berpikir kritis dapat
ditempuh dengan berbagai cara atau metode, seperti; mengikuti pelatihan atau pendidikan
formal, beberapa cara berikut ini dapat membantu meningkatkan berpikir kritis.
a. Komunikasi
Komunikasi dalam pengertian proses penyampaian ide, pikiran, dan keahlian suatu
pihak kepada pihak lain, mempercepat proses pemahaman terhadap nilai-nilai baru. Selama
proses komunikasi berlangsung akan terjadi pertukaran informasi, masing-masing orang
akan mencurahkan isi pikirannya kepada orang lain. Komunikasi yang efektif akan
menghasilkan pengertian yang menyeluruh tentang pikiran dan perasaan seseorang.
Seorang perawat, semakin sering berkomunikasi dengan kliennya maka semakin
terlatih dan semakin baik kemampuan berpikirnya. Kemampuan berpikir intersubjektif yang
baik ini menyebabkan seseorang dapat mengerti informasi-informasi dari orang lain dengan
baik. Bentuk-bentuk komunikasi yang baik dilakukan dalam meningkatkan kemampuan
dan berpikir kritis banyak macamnya, diantaranya adalah diskusi, tanya jawab, melakukan
permainan-permainan yang melibatkan proses komunikasi, dan memberikan umpan balik
kepada pendapat orang lain. Hal terpenting dalam komunikasi adalah harus ada hubungan
yang sejajar antara peserta komunikasi.
b. Refleksi diri
Refleksi diri adalah suatu usaha untuk melihat kondisi diri kita, apa yang sudah kita
lakukan, dan apa-apa saja yang ada dalam diri kita. Ada dua cara refleksi diri, yakni
introspeksi dan retrospeksi. Introspeksi adalah suatu kegiatan di mana kita berusaha melihat
ke dalam diri kita apa saja yang ada di sana sekarang. Hal-hal yang kita lihat adalah
keseluruhan diri kita seperti pola pikir, nilai-nilai, perasaan dan sebagainya. Retrospeksi
adalah suatu kegiatan di mana kita berusaha melihat ke dalam diri kita apa saja yang sudah
dilakukan. Hal-hal yang kita lihat adalah keseluruhan dari apa yang sudah kita lakukan di
masa lalu, bisa dalam periode tertentu atau periode seluruh hidup. Retrospeksi ini sebaiknya
dilakukan berkaitan dengan introspeksi.
c. Penghayatan Proses
Penghayatan proses adalah kegiatan menelusuri proses terjadinya sesuatu, mencari
tahu mengapa dan bagaimana sesuatu terjadi. Dengan melakukan kegiatan ini kita bisa lebih
mampu memahami mengapa sesuatu terjadi.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berpikir kritis merupakan pengujian rasional terhadap ide, pengaruh, asumsi,
prisip, argumen, kesimpulan, isu, pertanyaan, keyakinan, dan aktivitas. Berpikir kritis dalam
keperawatan adalah suatu komponen penting dalam mempertanggungjawabkan
profesionalisme dan kualitas pelayan asuhan keperawatan. Dalam menjalankan tugasnya,
perawat tentu akan dihadapkan pada suatu kondisi dimana perawat tersebut akan
memutuskan tentang kondisi kesehatan klien atau pasien yang ia tangani. Kondisi kesehatan
pasien yaituterdiri dari pasien yang sehat dengan pasien yang sakit. Pemikiran kritisakan
sangat dibutuhkan karena menentukan skala kondisi kesehatan pasien tentu bukanlah hal
yang mudah untuk dilakukan. Mengambil keputusan secara tergesa ataupun tidak tepat akan
mempengaruhi kualitas serta kuantitas pelayanan kesehatan pasien. Apabila sang perawat
tidak berhati-hati. Terdapat kemungkinan pasien akan menerima perawatan yang tidak
sesuai dengan apa yang dibutuhkan.Untuk membantu perawat dalam mendata dan
memutuskan kondisi kesehatan pasien, perawat dibantu dengan sebuah catatan yang disebut
diagnosa. Diagnosa berisi tentang kondisi pasien secara spesifik. Diagnosa dapat dijadikan
sebuah acuan bagi pelayanan yang akan diberikan kepada pasien agar lebih cepat dan tepat.
3.2 Saran
Demikian atas ulasan dari makalah ini, apabila ada kekeliruan atau tidak jelasnya
dalam makalah ini dapat memberitahukan penulis, dan apabila ada kekurangan dari materi
ini diharapkan pembaca dapat membantu dalam memperbaiki makalah ini. Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Budiono. 2016. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta Selatan: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia Pusdik.
Deswani. 2009. Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Jakarta: Salemba Medika.
Kozier. 2008. Fundamentals of Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey:
Prentice Hall Health.
Potter & Perry, 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktik Edisi 4. Jakarta : EGC.
Potter, P.A & Perry, A.G. 2013. Fundamentals of nursing 8 th Ed. St.Louis, Missouri:
Elsevier.