Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PRATIKUM ILMU KEPERAWATAN DASAR II

“Pemasangan NGT”

DISUSUN OLEH :

RAHMI EKA FAJRI (1911312017)

KELAS : 2A

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG, 2020
PEMASANGAN NASOGASTRIK (NGT)

A. Pengertian

Memasukkan selang plastik elastis berlubang melalui lubang hidung ke


dalam lambung melalui nasofaring. Pada beberapa kasus, selang dimasukkan
melalui mulut dan faring, seperti bayi yang harus bernafas melalui hidung dan
bayi prematur yang tidak memiliki gag refleks (Kozier et al,2002)

Nasogastric Tubes (NGT) sering digunakan untuk menghisap isi lambung,


juga digunakan untuk memasukan obat-obatan dan makananan. NGT ini
digunakan hanya dalam waktu yang singkat. (Metheny & Titler, 2001).

B. Tujuan
1. Dekompresi lambung (mengeluarkan cairan dan gas)
2. mencegah atau meredakan mual dan muntah pasca operasi atau trauma
dengan cara mendekompresi lambung
3. Menentukan jumlah tekanan dan aktivitas motorik saluran pencernaan
(tujuan diagnostik)
4. Mencuci lambung (mengiritasi lambung pada kasus perdarahan aktif atau
keracunan)
5. Mendapatkan bahan lambung untuk pemeriksaan laboratorium
6. Memberikan makanan atau obat langsung ke dalam lambung
C. Indikasi & Kontraindikasi

Indikasi

Ada 3 indikasi utama pemasangan NGT :

1. Dekompresi isi lambung


o Mengeluarkan cairan lambung pada pasien ileus obstruktif/ileus paralitik
peritonitis dan pankreatitis akut.
o Perdarahan saluran cerna bagian atas untuk bilas lambung (mengeluarkan
cairan lambung)
2. Memasukkan Cairan/Makanan ( Feeding, Lavage Lambung)
o Pasien tidak dapat menelan oleh karena berbagai sebab
o Lavage lambung pada kasus keracunan
3. Diagnostik
o Membantu diagnosis dengan analisa cairan isi lambung.

Kontraindikasi

Kontraindikasi pemasangan NGT meliputi:

1. Pasien dengan maxillofacial injury atau fraktur basis cranii fossa anterior.
Pemasangan NGT melalui nasal berpotensi untuk misplacement NGT
melalui fossa cribiformis, menyebabkan penetrasi ke intrakranial

2. Pasien dengan riwayat striktur esofagus dan varises esofagus.

3. Pasien dengan tumor esofagus

D. Peralaatan/bahan
1. Nasogastric tube steril dengan ukuran sesuai kebutuhan
2. Perlak dan pengalas
3. Sarung tangan steril
4. Gelas berisi air putih matang
5. Plester dan gunting
6. Stetoskop
7. Spuit 20 cc
8. Lubrikan/pelumas steril
9. Bak instrumen
10. Bengkok
11. Cotton bud (jika perlu)
12. Sampiran
E. Tahap Pelaksanaan

Tahap pra interaksi

1. Mengecek file (catatan medis/keperawatan pasien)


2. Mempersiapkan alat-alat yang diperlukan:

Tahap orientasi
1. Memberikan salam dan memperkenalkan diri
2. Melakukan identifikasi pasien
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
4. Menjaga privasi klien

Tahap kerja

1. Dekatkan alat-alat ke pasien


2. Mencuci tangan
3. Memasang sampiran
4. Mengatur posisi fowler dan pasien dalam keadaan nyaman sesuai
kebutuhan (posisi semi fowler untuk pasien koma)
5. Mendekatkan alat-alat kesisi area pemasangan NGT pasien
6. Memasang perlak dan pengalas di dada pasien
7. Memeriksa hidung pasien :
Meminta pasien untuk menegakkan kepala ke atas dan memeriksa
lubang hidung dalam keadaan bersih dan paten, jika kotor bersihkan
dengan cotton bud
Memeriksa jika ada iritasi pada lubang hidung
Memeriksa jika ada obstruksi atau kelainan pada lubang hidung
dengan cara meminta pasien bernafas dan mencegah aliran udara dari
lubang hidung yang tidak ditutup, lakukan pada kedua lubang hidung
Memilih lubang hidung dengan aliran udara lebih besar.
8. Membuka bak instrumen dan memasang sarung tangan dan menyiapkan
selang NGT
9. Menentukan panjang selang yang akan dimasukkan dengan cara :
Memegang bagian ujung selang dengan tangan dominan, ukur jarak
dari dahi ke Procecus xipodeus, kemudian beri tanda dengan tangan
non dominan
Mengukur dari puncak hidung ke arah daun telinga dengan tangan
dominan kemudian tangan non dominan menarik selang ke arah
Procecus xipodeus, dan beri tanda
10. mengolesi ujung atas selang dengan lubricant berbahan air sekitar 15-20
cm
11. Meminta pasien untuk menegakkan kepala dan memasukkan selang
perlahan melalui nasal, sambil menganjurkan pasien untuk menelana.
Bila ada tahanan jangan dipaksakan. Jika tidak ada tahanan dorong
selang 7-10 cm setiap kali pasien menelan sampai batas tanda
pengukuran. Amati respon pasien (gelisah, sesak nafas, batuk, muntah)
12. Bila pasien mengalami respon batuk/bertambah sesak nafas atau
sianosis, tarik kembali selang pada saat memasukkan NGT. Jika sudah
masuk 1/2 dari batas pengukuran, segera cek dengan memasukkan
pangkal NGT ke dalam gelas berisi air. Jika tidak ada gelembung udara,
lanjutkan memasukkan NGT sampai batas pengukuran
13. Memastikan bahwa selang NGT sudah masuk secara benar dengan cara:
Memasukkan pangkal selang pada air dalam gelas jika terdapat
gelembung yang dicabut
Mendengarkan dorongan udara yang diberikan melalui spuit 20 cc
masuk ke lambung dengan stetoskop yang diletakkan di atas
epigastrium. Jika terdengar bunyi blup, berarti selang berada di posisi
yang tepat.
Mengaspirasi cairan lambung dan mengecek ke asaman/ph dengan
kertas lakmus
Menginstruksikan pasien untuk berbicara
Bisa dibuatkan foto rontgen
14. Menutup pangkal selang dengan penutup dan pembuka sarung tangan
15. Fiksasi selang dengan plester di atas hidung dan beri tanggal
pemasangan NGT. siapkan plester 10 cm dan belah salah satu ujungnya
dan rekatkan ujung yang utuh pada batang hidung. Rekatkan ujung
yang terbelah dengan mengelilingi hidung
16. Merapikan alat
17. Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan.

Tahap terminasi

1. Lakukan evaluasi subjektif dan sampaikan hasil pemeriksaan pada pasien


2. Membuat kontrak selanjutnya
3. Ucapkan salam dan terima kasih pada pasien atas kerjasamanya
4. Cuci tangan
5. Mendokumentasikan tindakan keperawatan yang telah dilakukan
F. Hal-hal yang Harus Diperhatikan
1. Jika pasien batuk / bersin, hentikan dulu tindakan.
2. Jika selang mengalami tahanan, tarik selang, lumasi kembali, dan masukkan
kembali melalui lubang hidung yang lainnya.
3. Jika pasien terlihat akan muntah, tarik selang dan inspeksi tenggorokan lalu
lanjutkan memasukkan selang secara bertahap.
4. Memeriksa jika ada iritasi pada lubang hidung.
5. Makan sebaiknya di berikan dalam keadaan hangat
6. Jenis makanan diberikan sesuai instruksi dokter - ahli gizi
7. Diperhatikan apakah makanan habis atau tidak
8. Obat-obatan yang harus di berikan sebelum makan
9. Teknik pemasangan NGT.

Anda mungkin juga menyukai