Anda di halaman 1dari 28

Konsep Teori Keperawatan

Disusun oleh :

1. Anisa Nurul Hikmah (202114201004)


2. Nur Azmi Sulistiana (202114101021)
3. Risma Oktavia Evita (202114101025)
4. Shafira Nurul Umami (202114101026)
5. Syayyidatul Mufida (202114101033)

Program Studi Keperawatan


STIKES & AKPER Bahrul Ulum Jombang

i
Kata Pengantar
Puji syukur terhadap Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas menyusun makalah tentang Konsep Teori
Keperawatan.Kami menyadari bahwa masih banyak kekuarangan dalam menyusun makalah
ini dikarenakan kurangnya pengetahuan kami. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan penulisan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan pada makalah ini oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar kami
dapat menyusun makalah dengan baik kedepannya. Semoga Allah SWT selalu meridhoi
sehingga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca sebagaimana yang
diharapkan. Aamiin ya robbal alamin.

Jombang, 2 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER .........................................................................................................i


KATA PENGANTAR .......................................................................................................ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................................1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1


1.2 Tujuan .......................................................................................................................... 1
1.3 Manfaat .......................................................................................................................1

BAB 2 PEMBAHASAN . ..................................................................................................2

2.1 Pengertian Teori dan Teori Keperawatan ............................................................... 2


2.2 Tingkatan Teori Keperawatan ..................................................................................2
2.3 Karakteristik Suatu Teori .......................................................................................... 3
2.4 Komponen Teori Keperawatan.. ................................................................................3
2.5 Pengertian Konsep & Paradigma Keperawatan .....................................................5
2.6 Teori Keperawatan Menurut Ahli ............................................................................10
2.6.1 Teori Keperawatan Florece Nightingale......................................................... 10
2.6.2 Teori Keperawatan Hildegard E. Peplau .......................................................12
2.6.3 Teori Keperawatan Handerson .......................................................................13
2.6.4 Teori Keperawatan Bety Neuman ...................................................................14
2.6.5 Teori Keperawatan Sister Callista Roy. ......................................................... 18
2.6.6 Teori keperawatan Dorothea E. Orem ........................................................... 20
2.6.7 Teori keperawatan Faye Glenn Abdellah. ......................................................21
2.6.8 Teori keperawatan Imogene M. King ............................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................28

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Florence Nightingale ......................................................................................... 10


Gambar 1.2 Hildegard E. Peplau .......................................................................................... 12
Gambar 1.3 Virginia Avanel Henderson .............................................................................. 13
Gambar 1.4 Bety Neuman ..................................................................................................... 14
Gambar 1.4.1 Lima macam bentuk interaksi dalam sistem yang ada pada klien ....... 16
Gambar1.4.2 Kondisi sehat – sakit Neuman ................................................................... 17
Gambar1.4.3 Bentuk pencegahan tersier sebagai intervensi dalam model
keperawatan Neuman ............................................................................................................ 17
Gambar 1.5 Sister Callista Roy ............................................................................................. 18
Gambar 1.5.1 Manusia merupakan bagian dari sistem adaptif .................................... 19
Gambar 1.6 Dorothea Elisabeth Orem ............................................................................ 20
Gambar 1.6.1 Orem, D.E. (2001). Nursing : Concepts of Practice ............................... 20
Gambar 1.7 Glenn Abdellah, Deputy U.S. Surgeon General, 1981-1989 ..................... 21
Gambar 1.8 Imogene M King ........................................................................................... 22

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan profesional yang merupakan


bagian integral dari layanan kesehatan yang berdasarkan pada ilmu dan etika keperawatan.
Pada masa lalu pasang surut keperawatan selalu berkaitan dengan peperangan, serta
kemakmuran. Perkembangan keperwatan di Indonesia dipengaruhi oleh kondisi sosial
ekonomi yaitu pada saat penjajahan Belanda, Inggris, dan Jepang. Pada umumnya pelayanan
orang-orang sakit tersebut dipandang sebagai suatu tindakan amal.
Sebagai seorang perawat proses keperawatan dapat digunakan sebagai pedoman dalam
pemecahan masalah klien, dapat menunjukkan profesi, yang memiliki profesionalitas yang
tinggi serta dapat memberikan kebebasan pada pasien untuk mendapatkan pelayanan yang
cukup sesuai dengan kebutuhannya.

1.2 Tujuan
1. Untuk mempelajari tentang konsep teori keperawatan
2. Untuk mempelajari tentang karakteristik teori keperawatan
3. Untuk mempelajari tentang paradigma teori keperawatan

1.3 Manfaat
1. Dapat mengetahui pengertian tentang konsep teori keperawatan
2. Dapat mengetahui tentang karakteristik teori keperawatan
3. Dapat mengetahui tentang paradigma teori keperawatan

1
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori dan Teori Keperawatan

Teori adalah kerangka konsep yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap
gejala atau fenomena dengan menentukan hubungan spesifik (khusus) antara konsep tersebut.
Keperawatan adalah suatu proses menempatkan pasien dalam kondisi paling baik untuk
beraktifitas.
Menurut Martha Roger keperawatan adalah pengetahuan yang ditujukan untuk
mengurangi kecemasan terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan,pencegahan
penyakit,perawatan dan rehabilitasi penderitaan sakit serta penyandang cacat.
Teori keperawatan adalah seperangkat ide, definisi, hubungan, dan harapan atau saran
yang berasal dari model keperawatan atau dari disiplin (bidang ilmu) lain dan rancangan
purposive, pandangan metodis fenomena dengan merancang inter-relationship khusus diantara
ide-ide yang bertujuan menggambarkan, menjelaskan, peramalan, dan/atau
Merekomendasikan Teori keperawatan membantu disiplin ilmu keperawatan untuk
mengklarifikasi kepercayaan, nilai-nilai, tujuan dan membantu menegaskan kontribusi unik
keperawatan dalam pemberian perawatan pada pasien; teori keperawatan penting untuk
pengembangan dan evolusi disiplin ilmu keperawatan.

2.2 Tingkatan Teori Keperawatan


1. Nursing Philosophy

Filosofi keperawatan ( nursing philoaophy) merupakan kerangka dasar yang harus


dimiliki oleh seorang perawat sebagai pedoman untuk berpikir mengambil keputusan dan
bertindak atau berperilaku dalam melaksanakan praktek keperawatan pada klien dalam
rentang sehat sakit.

2. Conceptual Models

Conceptual models adalah diagram dari satu set hubungan antara faktor faktor tertentu
yang di yakini memberi dampak terhadap atau menghantar ke suatu kondisi target.

3. Grand Nursing Theory

Grand Nursing Theory merupakan satu atau beberapa konsep yang spesifik yang
didapatkan dari model konseptual, preposisi yang didapatkan dari konsep tersebut dan
preposisi tersebut nyata dan hubungan yang spesial antara dua konsep atau lebih. Grand
2
theory kurang abstrak dan lebih spesifik dibanding model konseptual tetapi tidak se-konkrit
dan sespesifik middle range theory (Fawcett, 2005).
Grand theory menyebutkan tujuan, misi dan aturan nursing care yang dihasilkan dari
observasi/insight. Tujuan dari grand theory adalah untuk mengatur beberapa informasi dan
mengidentifikasi konsep atau point penting serta menghubungkannya dengan praktik
keperawatan. Manfaat grand theory adalah sebagai alternatif panduan untuk praktik selain
tradisi/intuisi, kerangka kerja untuk pendidikan dengan mengusulkan fokus dan struktur
kurikulum, dan bantuan untuk profesional keperawatan dengan menyediakan dasar praktek
(McKenna, 1997).

4. Middle Range Nursing Theory

Memberikan manfaat bagi perawat, mudah diaplikasikan dalam praktek dan cukup
abstrak secara ilmiah. Middle Range Theory, tingkat keabstrakannya pada level pertengahan,
inklusif, memiliki sejumlah variabel terbatas, dapat diuji secara langsung. Bila dibandingkan
dengan Grand theory, Middle Range Theory ini lebih konkrit.

2.3 Karakteristik Dasar Teori Keperawatan

Teori keperawatan adalah serangkaian pernyataan tentang fenomena yang saling terkait
yang amat berguna untuk menyebutkan, menjelaskan, memprediksi, dan mengendalikan.
Teori keperawatan yang berkembang dan berasal dari aspek-aspek dan berbagai dimensi
kemanusiaan telah dibuktikan banyak menirnbulkan dampak terhadap praktek keperawatan,
dimana teori menghasilkan suatu situasi yang diharapkan. Sebaliknya, situasi yang dihasilkan
oleh suatu teori dapat menolong seorang ilmuwan untuk menyusun, menguji, merevisi atau
rnenghaluskan serta menggunakan teori keperawatan.
Kegiatan praktek keperawatan bertujuan untuk memperbaiki dan lebih meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan seorang klien. Kegiatan ini seyogyanya berlandaskan teori dan
hasil riset, karena melalui hasil uji suatu hipotesa maka kegiatan dapat dipertanggung
jawabkan secara ilmiah. Model konseptual dan teori keperawatan harus diawali dengan
penjelasan karakteristik dari masing-masing model konseptual dan teori.Model konseptual
terrnasuk asumsinya merupakan landasan untuk mengembangkan sebuah teori, dimana
ditekankan tentang konsep-konsep, definisi, dan proposisi dari teori tersebut.
Bagaimana halnya dengan karakteristik dari teori keperawatan yang dipakai sampai
sekarang ini? Beberapa ahli menyebutkan tentang batasan karakteristik dari ilmu
kepeperawatan. Menurut Torrest 1985 dan Chinn Jacob 1983 menegaskan terdapat lima
karakteristik dasar teori keperawatan:
3
a) Teori keperawatan mengidentifikasikan dan mendefinisikan sebagai hubungan yang
spesifik dari konsep-konsep keperawatan seperti hubungan antara konsep manusia,
konsep sehat-sakit, konsep lingkungan dan keperawatan.
b) Teori keperawatan bersifat ilmiah, artinya teori keperawatan digunakan dengan alasan
atau rasional yang jelas dan dikembangkan dengan menggunakan cara berpikir yang
logis.
c) Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum, artinya teori keperawatan dapat
digunakan pada masalah sederhana maupun masalah kesehatan yang kompleks sesuai
dengan situasi praktek keperawatan.
d) Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowledge keperawatan yang
dilakukan melalui penelitian.
e) Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki kualitas
praktek keperawatan.

2.4 Komponen Suatu Teori

1. Fenomena
Fenomena adalah suatu fakta atau peristiwa yang dapat diamati dan merupakan
aspek-aspek yang dapat di alami dan di rasakan dalam keperawatan , Fenomena
merefleksikan praktik keperawatn karena teori keperawatan,pelayanan
keperawatan
CONTOH : interaksi sosial dan pasien terhadap tekanan
2. Konsep
Konsep merupakan rancangan atau ide yang sederhana atau kompleks dan
berhubungan dengan objek atau kejadian yang berasal dari pengalaman nyata
individu. Konsep juga membantu untuk menjelaskan fenomena. Konsep berisi
formulasi tentang obyek atau kejadian yang dapat di amati atau dirasakan. Karena
konsep itu abstrak, maka harus dijabarkan dalam bentuk variabel. Variabel
merupakan konsep yang bisa di ukur atau di analisis.
CONTOH: interaksi , persepsi , komunikasi , transaksi , peran , tumbuh
kembang,waktu dan ruang

3. Asumsi

4
Asumsi merupakan pernyataan yang menjelaskan sifat konsep ,definisi, tujuan,
hubungan dan struktur teori. Asumsi merupakan suatu kenyataan, diterima sebagai
suatu kebenaran.
4. Devinisi
Devinisi berhubungan dengan arti umum konsep. Devinisi menggambarkan
aktivitas penting untuk mengukur konsep, hubungan atau variable dalam sebuah
teori.

2.5 Pengertian Konsep & Paradigma Keperawatan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsep berarti; pengertian, gambaran mental
dari objek, proses, pendapat (paham), rancangan (cita-cita) yang telah dipikirkan. Agar segala
sesuatunya dapat berjalan lancar dan sistematis perlu adanya konsep dan rancangan yang
matang, mudah dipahami dan mudah dimengerti.
Adapun pengertian konsep menurut para ahli:

1. Soedjadi, mengartikan konsep ke dalam bentuk atau suatu yang abstrak untuk
melakukan penggolongan yang nantinya akan dinyatakan kedalam suatu istilah
tertentu./
2. Bahri, konsep adalah suatu perwakilan dari banyak objek yang memiliki ciri-ciri sama
serta memiliki gambaran yang abstrak.
3. Singarimbun dan Efendi, konsep adalah suatu generalisasi dari beberapa kelompok
yang memiliki fenomena tertentu sehingga dapat digunakan untuk penggambaran
fenomena lain dalam hal yang sama.

Sebelum perawat melakukan tindak keperawatan pada individu, kelompok, atau


masyarakat, sebelumnya perawat harus memelajari apa itu paradigma keperawatan.
Paradigma sendiri memiliki pengertian yaitu cara orang melihat diri mereka sendiri dan
lingkungan yang akan memengaruhi pemikiran (kognitif), sikap (afektif), dan perilaku
(konatif).
Hal yang paling utama dalam perawat adalah tindakannya dalam menangani pasien,
tentunya mamhami tentang cara pandang mengenai diri sendiri dan lingkungan sangan
penting untuk diketahui.

5
A. Pengertian Paradigma

Paradigma juga dapat beratti seperangkat asusmsi, konsep,, nilai-nilai, dan praktik yang
diterapkan dalam memandang realitas dalam sebuah komunitas yang sama, khusunya, disiplin
intelektual.
Secara umum atau universal, pengertian menurut Thomas Kunn (1939), paradigma adalah
sebagai model, pola atau pandangan yang dilandasi pada dua kelompok yang menunjukkan
keberadaanya terhadap sesuatu yang diyakini dan terbuka untuk penyelesaian masalah dalam
kelompoknya.
Sedangkan Kuhn (1962) dalam bukunya The Structure of Dcientific Revolution
menyatakan bahwa paradigma adalah gabungan hasil kajian yang terdiri dari seperangkat
konsep, nilai, teknik dan lain-lain yang digunakan secara bersama dalam suatu komunitas
untuk menentukan suatu keabsahan suatu masalah beserta solusinya.
Selanjutnya Paradigma oleh Bhaskar (1989) diartikan sebagai seperangkat asumsi yang
dianggap benar apabila melakukan suatu pengamatan supaya dapat dipahami dan dipercaya
dan asumsi tersebut dapat diterima

B. Paradigma Keperawatan

Perawat merupakan (bahasa Inggris: nurse, berasal dari bahasa Latin: nutrix yang
berarti merawat atau memlihara) adalah suatu profesi yang difokuskan pada perawatan
individu, keluarga, dan komunitas dalam mencapai, memelihara,menyembuhkan kesehatan
optimal dan berfungsi.
Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 38 tahun 2014, definisi keperawatan adalah
kegiatan pemberian asuhan kepada individu, kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan
sakit maupun sehat.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian dalam
pelayanan kesehatan. Keperawatan adalah ilmu terapan yang menggunakan keterampilan
interpersonal dan proses keperawatan dalam membantu klien mencapai derajat kesehatan
yang optimal (Rifiani, 2013).
Berdasarkan paradigma secara umum, maka paradigma keperawatan adalah suatu cara
pandang atau seperangkat asumsi yang berisi nilai, konsep, teknik dan lain-lain yang dianggap
benar untuk melihat, memikirkan, menyikapi, dan memilih tindakan terhadap berbagai
kejadian atau keadaan yang ada dalam dunia keperawatan.

6
C. Elemen Dalam Paradigma Keperawatan

Dalam keperawatan ada elemen-elemen yang merupakan pola dasar dari teori-teori
keperawatan atau paradigma keperawatan, diantaranya adalah :

1. Manusia

Menurut Roy (1972) manusia merupakan sistem terbuka yang dapat beradaptasi.
Sedangkan menurut Orem (1980) manusia merupakan sistem terbuka yang dapat memenuhi
kebutuhannya sendiri.
Jadi konsep manusia menurut paradigma keprawatan adalah manusia sebagai sistem
terbuka, sistem adaptif, personal dan interpersonal yang secara umum dapat dikatakan holistik
dan utuh.
Sebagai sistem terbuka, manusia dapat memengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkugannya,
baik lingkungan fisik, biologis, psikologis maupun sosial dan spiritual sehingga perubahan
pada manusia akan selalu terjadi khususnya dalam pemnuhan kebutuhan dasar manusia.
Sebagai sistem adaptif manusia akan merespon terhadap lingkungannya dan akan
menunjukkan respon yang adaptif maupun respon maladaptif.
Peran perawat pada individu sebagai klien adalah memenuhi kebutuhan dasarnya
mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi, dan spritual karena adanya kelemahan fisik
dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien.
Dalam dunia keperawatan manusia merupakan individu yang layak diperlakukan secara
terhormat dalam berbagai situasi, kondisi, dan sisttem yang dapat mengancap kehormatan
dan sifat kemanusiaannya. Perspektif keperawatan menjelaskn bahwa manusia merupakan
pribasi-pribasi dan bukan obyek.

2. Sehat dan Kesehatan

Sehat adalah suatu keadaan ayng dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan
perubahan lingungan internal dan eksternal untuk mempertahankan keadaan kesehatannya.
Menurut (Robert.H.Brook ,2017:585), kesehatan merupakan sebuah sumber daya yang
dimiliki semua manusia dan bukan merupakan tujuan hidup yang perlu dicapai. Ksehatan
tidak terfokus kepada fisik yang bugar tetapi meliputi jiwa yang sehat dimana individu dapat
bersikap toleran dan dapat menerima perbedaan.
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka komponen paradigma tentang sehat dan kesehatan
dapat berkembang menjadi suatu pemahaman tentang “terciptanya suatu kondisi fisik dan
7
psikologis seseorang bebas dari tanda dan keluhan akibat terjadinya masalah kesehatan,
dimana orang tersebut dapat tetap memperlihatkan kinerja aktif, dimanis, dan eketif serta
kemampuan untuk menyesuaikan dirinya sendiri maupun lingkungannya, dan berkemampuan
untuk mempertahankan tingkat kesejahteraan fisiki, psikologis, sosial dan spiritual secara
seimbang melalui uapaya aktualisasi diri yang positif

3. Masyarakat dan Lingkungan

Masyarakat dan lingkungan merupakan komponen dalam pradigma keperawatan dimana


setiap individu berinteraksi. Menurut Orem (Marriner-Tomey, 1994) mengidentifikasi bahawa
hubungan antara individu dan lingkungannya serta kemapuan individu untuk mempertahan
kesehatan dirinya dapar dipengaruhi oleh lingkungan dimana individu itu berada.
Lingkungan menurut Kmus Besar Bahasa Indonesia adalah daerah (kawasan dan
sebaganya) yang termasuk didalammnya. Lingkungan adalah faktor ekternal yang
berpengaruh terhadap perkembangan manusia dan mencakup antara lain lingkungan sosial,
status ekonomi dan kesehatan.

4. Keperawatan

Asuhan keperawatan adalah pelayanan yang diberikan kepada klien (individu atau
kelompok) yang sedang mengalami stress kesehatan sampai stress penyakit dimana situasi
kehidupan yag seimbang menjadi terganggu dan menghasilkan tekanan (bologis, psikologis,
dan sosial) serta ketidaknyamanan.Penyakit dan masalah kesehatan bagi keperawatan bukan
merupakan fokus yang dominan, tetapi faktor-faktor tersebut perlu untuk difahami karena
efek dan konsekuensi faktor-faktor tersebut terhadap kehidupan manusia dan pola hidupnya
(Nicoll 1939).
Keperawatan dapat dipandang sebagai suatu proses kegiatan dan juga ssebagai suatu
keluaran kegiatan, tergantung dari cara memandang dan perspektif pandangan.

D. Manusia Sebagai Makhluk Holistik

Keperawatan memandang manusia sebagai makhluk holistik yang meliputi biologis,


psikologis, sosial, spiritual dan kultural. Hal tsb menjadi prinsip dalam ilmu keperawatan
bahwa asuan keperawatan yang diberikan kepada pasien harus memperhatikan beberapa
aspek tsb. Pasien yang dirawat di rumah sakit harus mendapat perhatian, perhatian bukan
hanya pada aspek biologis semata tetapi juga aspek-aspek yang lain juga harus mendapat
perhatian dengan serius.

8
E. Hubungan Paradigma dan Teori Keperawatan

Paradigma dan teori keperawatan dapat dijadikan kedalam satu kelompok, yaitu
berdasarkan uritan/hierarki Ilmu pengetahuan yang telah kita kenal, antara lain :

1. Metaparadigma, yang terdiri dari manusia, linkungan, kesehatan dan keperawatan.


2. Philosophy, terdiri dari konsep dari Florence Nightingle
3. Model Konseptual, terdiri dari konsep Betty Neuman Sistem Model
4. Teori yaitu Grand teori, Middle range teori dan Micro Teori
(Alligood, M.R., & Tomey, A.M. 2006. Nursing Theory)

Dapat disimpulkan bahwa paradigma keperawata dengan teori terpaut cukup jauh
yaitu melompat 2 konsep (Philosophy dan Model Konseptual). Hal ini menyiratka bahwa
metaparadigma keperawatan tidak secara langsung memberikan arahan/masukan kepada teori,
tidak seperti halnya Model konseptual yang langsung diturunkan ke dalam Teori.Bagi teman-
teman yang bekum mengerti , urutan/hoerarki diatas adalah menjelaskan bagaimana Ilmu
pengetahuan berkembang.
Lantas bagaimana menjelaskan hubungan metaparadigma dengan teori keperawatan ?

1. The empirical paradigm is rooted in the assumption that there is one reality, which
can be veified through the senses. Within the paradigm, knowledge is estabilished by
controlling the cicumstances around variables, in order to determine their
relationahip (Monti & Tingen,1999)

Maksudnya paradigma berakar dari sebuah asumsi bahwa terdapat realitas atau kenyataan,
yang mana dapat diverfikasi melalui indera. Dalam paradigma ini, pengetahuan didirikan
degan mengontrol keadaan disekitar varibel untuk menentukan hubungannya.

2. The empirical paradigm contributes to nursing research as it facilitates the


development and testing of hypotheses, comparison of interventions, and the
establishment of relationships between variables (Monti & Tingen, 1999).

Paradigma berkontribusi pada penelitian keperawatan yang mana paradigma ini


memfasilitasi perkembangan dan pengujian hipotesis, membandingkan intervensi dan
mendirikan hubungan antara variabel.

9
3. It is possible to predict the type of theories that can be developed from each nursing
paradigm, based on the worldview that each paradigm presents. The empirical
paradigm gives rise to a variety of theories within nursing.

Dimungkinkan untuk memprediksi tipe teori yang dapat dikembangkan dari setiap
paradigma keperawatan, berdasar pandangan dunia terhadap kehadiran paradigma tersebut.
Dari penjelasan tersebut, jelas bahwa paradigma dalam keperawatan membuat kontribusi
yang signifikan terhadap pengetahuan dan praktik disiplin ilmu. Masing-masing paradigma
tersebut membuat dampak yang sama berlaku pada praktik keperawatan dan penelitian,
membentuk profesi dan disiplin keperawatan.

2.6 Teori Keperawatan

2.6.1 Teori Keperawatan Florence Nightingale

Gambar 1.1 Florence Nightingale.


Florence Nightingale lahir pada tanggal 12 May 1820 di Florence, Italia dari garis
keturunan bangsawan Inggris. Namanya diambil dari nama kota tempat ia dilahirkan. Dimasa
kecilnya Nightingale telah dididik orang tuanya untuk mempelajari berbagai macam ilmu
pengetahuan seperti bahasa, matematika, filsafat dan agama yang pada akhirnya menjadi salah
satu faktor yang mempengaruhi karya-karya yang dihasilkannya.
Filosopi keperawatan Nightingale mencakup empat metaparadigma keperawatan yang
berfokus utama pada pasien, lingkungan, tindakan keperawatan yang bertujuan memanipulasi
lingkungan untuk mempercepat penyembuhan pasien.
Filosofi keperawatan Nightingale yang digunakan dalam intervensi keperawatan
berpusat pada 13 aspek yaitu :
1. Ventilasi dan kehangatan : menjaga sirkulasi udara yang baik untuk ruangan pasien, dan
tetap hangat.

10
2. Kondisi rumah yang sehat : menjaga kondiri rumah yang sehat dengan lima hal utama yang
harus diperhatikan yaitu udara yang bersih, air yang bersih, pengairan yang efisien,
lingkungan yang bersih dan dimasuki cahaya matahari.
3. Pengaturan managemen : ketidakhadiran perawat dalam memberikan perawatan yang
berkelanjutan merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam aspek ini.
4. Kebisingan : minimalkan kebisingan yang dapat mengganggu istirahat pasien.
5. Variasi ruangan rawat : memperhatikan tata ruang rawat untuk menghindari kebosanan
pasien selama dirawat di rumah sakit.
6. Memperhatikan asupan makanan : Mendokumentasikan makanan dan minuman yang
masuk ke dalam tubuh pasien.
7. Makanan : berikan makanan yang dibutuhkan pasien sesuai dengan kondisi kesehatannya
dan yang dibutuhkan.
8. Tempat tidur dan alas kasur : sediakan tempat tidur dan alas kasur yang bersih dan nyaman.
9. Pencahayaan : instruksikan untuk memasang tirai
Nightingale juga mempercayai bahwa keperawatan harus bersifat holistik atau perawatan
yang menyeluruh, yang juga menyentuh sisi spiritual pasien. Perawat juga harus memberikan
promosi kesehatan yang berisikan informasi yang akurat baik untuk individu yang sehat
maupun individu yang sakit.
Konsep utama paradigam filosofi keperawan Florence Nightingale :
1. Manusia
Nightingale tidak mendefinisikan manusia secara kompleks. Nightingale
mengungkapkan bahwa manusia memiliki timbal balik terhadap lingkungan yang akan
berpengaruh terhadap status kesehatannya.
2. Lingkungan
Lingkungan dalam filosofi keperawatan Nightingale merupakan hal yang paling
ditekankan yang lebih dikenal dengan model lingkungan Nightingale. Lingkungan
mempengaruhi status kesehatan individu yang terbagi menajdi dua yaitu lingkungan
eksternalseperti temperatur, tempat tidur, dan ventilasi), dan lingkungan internal yaitu
makanan, air dan obat-obatan.Berikut pandangan Nightingale terkait dengan model
lingkungannya
3. Kesehatan
Kesehatan tidak hanya berarti bahwa seseorang terbebas dari berbagai penyakit, tetapi
juga jika individu memiliki cukup energi untuk melakukan aktifitas sehari-hari sesuai
kebutuhannya.
4. Keperawatan
Perawat berperan dalam mengkondisikan dan memodifikasi lingkungan yang berfungsi
untuk mempercepat proses penyembuhan atau mempertahankan status kesehatan individu
yang sehat.
Tahapan asuhan kepeeawatan menurut teori Florence Nightingale :

1. Pengkajian
2. Implementasi
3. Evaluasi

11
2.6.2. Teori keperawatan Hildegard E. Peplau

Gambar 1.2 Hildegard E. Peplau


Hildegard E. Peplau lahir di Reading, Pennsylvania tahun 1909, Amerika Serikat.
Dikenal sebagai pionir keperawatan jiwa yang berkarir lebih dari 7 dekade. Dirinya
menyelesaikan pendidikan D3 keperawatan di Pottstown, Pennsylvania tahun 1931, kemudian
melanjutkan pendidikan S1 jurusan interpersonal psikologi tahun 1943 di Bennington. Tahun
1947, Peplau menyelesaikan pendidikannya dengan jurusan keperawatan jiwa di Universitas
Colombia, New York dan mendapatkan gelar Profesor dari Universitas Rutgers. Dirinya
dikenal dengan “ibu keperawatan jiwa” karena teori yang dikemukakannya dan latar belakang
pekerjaannya sebagai perawat jiwa.
Didalam teori keperawatannya yang diberi nama Interpersonal Relations, Peplau menjelaskan
hubungan antara pasien dan perawat, dimana Peplau mendefinisikan keperawatan sebagai
suatu yang berkarakteristik signifikan, terapetik, memiliki proses interpersonal. Perawat
dituntut untuk memahami dan mampu membantu menyelesaikan permasalahan kejiwaan
pasien.
Peplau menjelaskan empat komponen utama dalam teori keperawatan Nurse-Patient
relationship yaitu individu, keperawatan, nilai-nilai keprofesionalan, dan kebutuhan pasien.
tujuan dari teori ini adalah menjelaskan hubungan perawat pasien untuk pengembangan
kondisi personal pasien. Peplau menjelaskan empat komponen utama dalam teori keperawatan
Nurse-Patient relationship yaitu :

1. individu
2. Keperawatan
3. Nilai-nilai keprofesionalan
4. Kebutuhan pasien

Tujuan dari teori ini adalah menjelaskan hubungan perawat-pasien untuk pengembangan
kondisi personal pasien. Peplau mengkondisikan perawat dan pasien merupakan dua orang
asing yang saling berinteraksi dan menjadi sahabat. Pasien adalah seorang yang

12
membutuhkan bantuan dan tanggung jawab. Perawat berperan menerima pasien seutuhnya
dan berinteraksi dengannya berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya.

2.6.3. Teori Keperawatan Handerson

Gambar 1.3 Virginia Avanel Henderson.


Virginia Avanel Henderson dilahirkan di Kota Kansas, Missouri pada tanggal 19 Maret
1897 dan meninggal pada tanggal 30 november 1996 di usia ke 98 tahun. Selama 60 tahun
kehidupannya, Handerson banyak memberikan kontribusinya dibidang ilmu keperawatan dan
menjadi salah satu orang yang berpengaruh di bidang keperawatan pada abad 20. Hal ini
dikarenakan selama 60 tahun tersebut dirinya telah mengabdikan diri untukTahun 1955,
berkarir sebagai seorang perawat, guru, penulis, dan peneliti.
Kontribusi Henderson dibidang keperawatan yang paling populer adalah teori
keperawatan yang dikenal dengan teori kebutuhan. Teori kebutuhan (Need Theory)
menekankan pada pentingnya kemandirian pasien dalam memenuhi kebutuhan dasar sehingga
asuhan keperawatan dapat berjalan dengan lancar.
Model keperawatan Henderson memandang pasien sebagai seorang individual yang
membutuhkan pertolongan untuk mencapai kemandirian fisik maupun psikis secara utuh atau
menyeluruh. Henderson menyatakan keperawatan merupakan suatu hal yang unik karena
membantu individu yang sakit maupun yang sehat. Model keperawatan Henderson dikenal
sepanjang abad 20. Henderson dianugerahi 12 gelar tertinggi dalam derajat
pendidikan.Kontribusi Henderson dibidang keperawatan yang paling populer adalah teori
keperawatan yang dikenal dengan teori kebutuhan. Teori kebutuhan (Need Theory)
menekankan pada pentingnya kemandirian pasien dalam memenuhi kebutuhan dasar sehingga
asuhan keperawatan dapat berjalan dengan lancar.
Konsep utama paradigma teori keperawatan Henderson :
1. Manusia
Henderson melihat individu sebagai pasien yang tersusun atas komponen biologi,
psikologi, sosiologi, dan spiritual yang tidak terpisahkan. Manusia atau individu juga diangga
sebagai seseorang yang membutuhkan bantuan untuk mencapai kemandirian yang terdiri dari

13
14 macam kebutuhan dasar dalam asuhan keperawatan. Pasien dan keluarganya diposisikan
sebagai sebuah unit yang membutuhkan bantuan asuhan keperawatan.
2. Lingkungan
Lingkungan menurut Henderson merupakan sekumpulan agregat eksternal yang
mempengaruhi kehidupan dan perkembangan organisme. Henderson meyakini bahwa
lingkungan memiliki komposisi biologi, fisik, dan perilaku. Komposisi biologi lingkungan
terdiri dari kumpulan makhluk hidup (tanaman, hewan dan mikroorganisme). Komposisi fisik
meliputi lingkungan sekitar yaitu cahaya matahari, oksigen, karbondioksida, komponen
organik, dan nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Komposisi biologis dan fisik ini bekerjasama
untuk mengatur keseimbangan ekosistem.
3. Kesehatan
Henderson tidak mendefinisikan kesehatan secara eksplisit, dirinya hanya
mengungkapkan jika kesehatan memiliki hubungan dalam meningkatkan atau mempengaruhi
kepuasan dan kemandirian pada pasien dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.
4. Keperawatan
Keperawatan menurut Henderson adalah sebuah seni yang menekankan pada sisi empati
sebagai seorang perawat. Perawat dengan peran yang unik karena tidak hanya membantu atau
mengkaji individu yang sakit, tetapi juga membantu atau mengkaji individu yang sehat,
berperan aktif dalam meningkatkan derajat kesehatan dan mengantarkan pasien menuju
kematian yang damai.

2.6.4. Teori Keperawatan Betty Neuman

Gambar 1.4 Betty Neuman


Betty Newman merupakan penteori yang lahir pada tahun 1924 di Ohio.Newman lahir
dan besar dalam keluarga petani yang hidup dengan sederhana. Latar belakang sederhana
ini membentuk karakteristik pribadi yang mudah berinteraksi dengan orang lain. Tahun
1957, Neuman menyelesaikan pendidikannya di sekolah keperawatan. Setelah itu, Newman
bekerja di salah satu rumah sakit di California sebagai perawat dan membimbing praktik
klinik di University of Southern California (Alligood, 2010).
Teori Newman memiliki beberapa keaslian paradigma. Salah satunya dengan jelas
dipaparkan oleh Newman adalah teori sistem sebagai konseptual. Newman mengadaptasi
teori Caplan (1964) yang berfokus pada pencegahan sebagai intervensi, yang digunakannya
dalam mengajar program master di komunitas kesehatan jiwa untuk menjelaskan level
tindakan keperawatan.

14
Newman dalam teorinya meyakini bahwa perawat dan klien adalah dua individu yang
dapat mengantisipasi adanya stressor atau mungkin menjadi seseorang yang dapat larut
dalam keadaan stress. Model keperawatan Newman berfokus terhadap stress dan faktor
pemulihan (adaptasi). Newman menekankan pada aspek fisiologis, psikologis,
sosiokultural, dan perkembangan spiritual.
1. Uraian Konsep Model Keperawatan Betty Newman
a. Model Keperawatan Newman
Dasar filosofis dari model keperawatan Newman meliputi keutuhan, berorientasi pada
kesehatan, persepsi klien dan motivasi, dan sistem perspektif energi dinamis serta interaksi
variabel dengan lingkungan untuk mengurangi stresor internal dan eksternal, Model
keperawatan Newman mengutamakan kesehatan yang berorientasi dan holistik. Isi model ini
mengacu pada teori Gestalt, teori stress yang terorganisir secara dinamis. Fokus dari model
keperawatan Newman adalah terkait dengan stress, reaksi terhadap stressor, dan intervensi
pencegahan pada reaksi potensial dan aktual reaksi terhadap stressor (intrapersonal,
interpersonal dan ekstrapersonal).

2. Paradigma Model Keperawatan Newman


1. Manusia sebagai klien/sistem
Manusia dipandang sebagai klien atau sistem. Model keperawatan Newman menganggap
klien, apakah satu atau banyak, proksimal atau distal, sebagai suatu sistem
Model keperawatan Newman menggambarkan klien sebagai suatu sistem yang dapat berupa
individu, keluarga, kelompok, komunitas, atau permasalahan sosial. Sistem merupakan
gabungan lima macam bentuk interaksi, yang memiliki berbagai tingkat pengembangan dan
memiliki rentang interaksi dan
potensial. Lima macam bentuk interaksi dalam sistem :
- Fisiologis (struktur tubuh, dan fungsi internal)
- Psikologis (proses kejiwaan dan interaksi terhadap lingkungan baik internal maupun
eksternal)
- Sosial budaya (gabungan antara kondisi sosial budaya, dan pengaruhnya)
- Pengembangan (terkait lamanya proses pengembangan dan aktivitas)
- Spiritual (Kepercayaan spiritual dan pengaruhnya)

Gambar 1.4.1 : Lima macam bentuk interaksi dalam sistem yang ada pada klien
(Neuman, B. M., & Fawcett, J. 2011. The Neuman System Model, pp. 40. United States
of America. Pearson Education, Inc).

Mekanisme pelindung pada struktur dasar pada model keperawatan Newman :


a. Garis Pertahanan Fleksibel (The flexible line of defense)

15
Garis pertahanan fleksibel membentuk batas luar sistem klien yang ditetapkan, apakah klien
tunggal, kelompok atau masalah sosial. Setiap baris dari pertahanan dan perlawanan
mengandung unsur pelindung yang terkait dengan lima variabel (fisiologis, psikologis,
perkembangan, sosiokultural, dan spiritual).
b. Garis Pertahanan Normal (The normal line defense)
Garis pertahanan normal adalah standar terhadap penyimpangan dari keadaan kesehatan yang
dapat ditentukan. Garis pertahanan normal menggambarkan stabilitas dan integritas tubuh
dalam mempertahankan kesehatan optimal. Faktor yang kesehatan yang adap pada garis
pertahanan normal adalah variabel sistem, pola koping, faktor gaya hidup, pengaruh
perkembangan dan spiritual, dan pertimbangan budaya.

c. Garis Resisten (Resistance line)


Garis resisten ini mengandung faktor tertentu baik yang diketahui maupun tidak diketahui dan
faktor eksternal yang mendukung struktur dasar klien dan pertahanan normal sehingga
melindungi integritas sistem. Contohnya sel darah putih atau aktivasi mekanisme sistem
kekebalan tubuh. Efektivitas garis perlawanan memungkinkan sistem dalam membalikan
reaksi terhadap stresor, ketidakefektifan mengakibatkan hilangnya energi dan kematian.
2. Lingkungan
Lingkungan secara luas didefinisikan sebagai semua faktor internal dan eksternal atau
pengaruh disekitar klien atau sistem. Model Newman mengidentifikasi tiga lingkungan yang
relevan :
a. Lingkungan Internal (Internal Enviroment)
Lingkungan internal dipengaruhi oleh semua kekuatan atau pengaruh internal atau batas-batas
yang ditetapkan klien/sistem.
b. Lingkungan Eksternal (Eksternal Enviroment)
Lingkungan eksternal didefinisikan terdiri dari semua kekuatan atau pengaruh diluar
klien/sistem.
c. Lingkungan yang diciptakan (Created Enviroment)
Lingkungan yang tidak kalah penting adalah lingkungan yang diciptakan, yang merupakan
sistem terbuka tempat bertukarnya energi lingkungan baik internal maupun eksternal.
3. Kesehatan
Kondisi sehat sakit menurut konsep Neuman merupakan suatu keadaan sehat atau suatu
keadaan sakit yang tidak dapat dipisahkan. Kondisi sehat digambarkan sebagai suatu keadaan
optimal atau kondisi terbaik dari klien yang dapat dipertahankan. Klien akan mencapai
kondisi sehat ketika energi yang miliki lebih besar dibanding energi yang digunakan, ketika
kondisi klien lebih banyak mengeluarkan energi daripada yang dimiliki maka klien berpindah
dari kondisi sehat menjadi sakit bahkan dapat menuju kematian.

16
Gambar 1.4.2 : Kondisi sehat – sakit Neuman, B. M., & Fawcett, J. 2011. The Neuman
System Model, pp. 24. United States of America. Pearson Education, Inc).

4. Keperawatan
Fokus utama dari pelayanan kesehatan yang berikan perawat berada pada tingkat pencegahan
primer yaitu sebelum reaksi terhadap stress terjadi. Adapun tingkat pencegahan sekunder
merupakan tindakan yang dilakukan setelah reaksi stressor terjadi, sedangkan pencegahan
tersier dilakukan setelah perawatan terhadap stressor dilakukan.
a. Pencegahan primer (Primary prevention)
Pencegahan primer sebagai pertahanan kesehatan dilakukan untuk melindungi sistem garis
pertahanan normal klien atau melindungi garis pertahanan fleksibel. Tujuan dari pencegahan
ini adalah untuk mempromosikan kesehatan pada klien melalui pencegahan terhadap stres dan
mengurangi faktor resiko dimana promosi kesehatan termasuk didalamnya.

Gambar 1.4.3 : Bentuk pencegahan tersier sebagai intervensi dalam model keperawatan
Newman (Neuman, B. M., & Fawcett, J. 2011. The Neuman System Model, pp. 28.
United States of America. Pearson Education, Inc).

c. Pencegahan tersier (Tertiary prevention)


Pencegahan tersier yang merupakan intervensi yang ditunjukkan oleh gambar 10 diatas
digunakan untuk mempertahankan kesehatan, melindungi sistem pertahanan klien atau
memulihkan kembali kesehatan klien setelah dilakukan perawatan. Tujuan pencegahan tersier
adalah untuk menjaga kesehatan optimal melalui sistem pendukung yang ada dan
penghematan energi.

17
2.6.5.Teori Keperawatan Sister Callista Roy

Gambar 1.5 Sister Callista Roy

Sister Callista Roy merupakan penteori yang lahir tanggal 14 Oktober 1939 di Los
Angeles, California. Ia merupakan anggota Sisters of Saint Joseph of Carondelet. Tahun 1963,
roy menyelesaikan pendidikan sarjananya di Mount Saint Mary’s Collage dan tahun 1966
memperoleh gelar master di Universitas California, Los Angeles. Tahun 1973, Roy kembali
mengambil pendidikan master, namun bukan bidang keperawatan tetapi dibidang sosiologi
dan kembali melanjutkan pendidikan sosiologi tahun 1977 untuk gelar doktoral di Universitas
California (Alligood & Tomey, 2010 ; Alligood, 2014).
Teori keperawatan Roy ini dikenal dengan nama Roy Adaptation Model (RAM). Tahun
1970 untuk pertama kalinya RAM dipublikasikan ke umum melalui artikel yang berjudul
“Adaptation : A Conceptual Framework for Nursing”. Di Mount Saint Mary’s College dan
Universitas Portland, atas dedikasinya dalam mengembangkan ilmu keperawatan dengan
model keperawatannya yang berguna dalam intervensi keperawatan pada pasien baik kondisi
sehat, sakit akut, kronik dan terminal, Roy dianugerahi gelar profesor (Alligood, 2010).
Konsep Teori Roy Adaptation Model (RAM) :
Teori keperawatan Roy merupakan teori keperawatan yang terinspirasi dari teori Harry
Helson yang menjelaskan adanya respon adaptif yang ditunjukan manusia. Respon adaptif
didapatkan karena adanya stimulus. Stimulus dalam adaptasi terjadi karena adanya dorongan
dari banyak faktor di lingkungan baik faktor eksternal maupun faktor internal.
Teori Roy Adaptation Model (RAM) merupakan suatu proses adaptasi individu maupun
kelompok yang dihasilkan dari sebuah pemikiran dan perasaan yang terintegrasi. Adaptasi ini
terintegrasi dari interaksi manusia dan lingkungan. Roy dalam teorinya mengungkapkan
bahwa manusia merupakan makhluk spesial yang memiliki kemampuan untuk beradaptasi
dengan perubahan kondisi sekitar atau lingkungan (Andrews and Roy, 1986). RAM
memandang manusia sebagai suatu sistem adaptif yang berproses dan memiliki hubungan
adaptasi yang diciptakan dari adanya stimulus, dan koping yang dijelaskan dalam diagram
berikut ini :

18
Gambar 1.5.1 Manusia merupakan bagian dari sistem adaptif. (Roy, C. (1984).
Introduction to nursing : an adaptation model (2nd ed. P. 30). Englewood Cliffs, NJ :
Prentice Hall).

Teori keperawatan RAM juga mendefinisikan paradigma keperawatan yang terdiri dari
manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan. Adapun paradigam keperawatan Roy
dalam teori RAM adalah sebagai berikut :
1. Manusia
Roy menggambarkan manusia sebagai makhluk yang holistik dan memiliki sistem
adaptasi. Sistem adaptasi dalam diri manusia digambarkan sebagai suatu yang saling
berkaitan dan menyatu untuk mencapai suatu tujuan. Manusia sebagai individu utama atau
prioritas dalam pelayanan keperawatan.
2. Lingkungan
Roy menggambarkan lingkungan sebagai suatu yang memberikan pengaruh terhadap
proses adaptasi yang dilakukan individu. Hal ini dikarenakan Roy berpendapat bahwa
lingkungan merupakan sumber stimulus yang menuntut manusia untuk terus menerus
beradaptasi memecahkan masalah yang dihadapinya.
3. Kesehatan
Roy menggambarkan kesehatan sebagai suatu kondisi yang tidak hanya terbebas dari
penyakit, kesedihan, stress dan kematian. Namun juga sebagai suatu kemampuan atau usaha
mengatasi permasalahan yang dapat menimbulkan penyakit, kesedihan, stress dan kematian.
4. Keperawatan
Roy menggambarkan keperawatan sebagai sebuah profesi kesehatan yang memberikan
pelayanan berupa asuhan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Keperawatan sebagai ilmu digolongkan atau di tingkatkan dengan cara melakukan observasi,
menggolongkan dan menghubungkan proses (Alligood & Tomey, 2010).

2.6.6.Teori keperawatan Dorothea E. Orem

Gambar 1. 6 Dorothea Elisabeth Orem.

19
Dorothea Elisabeth Orem lahir di Amerika Serikat, 22 Juli 1914 di Balimore Maryland.
Tahun 1934, Orem memulai pendidikan keperawatannya dengan menempuh pendidikan D3
keperawatan di Providence Hospital School di Washington DC. Gelar sarjana keperawatan
didapatnya setelah menyelesaikan pendidikan di Cathonic University of America (CUA)
tahun 1939. Tahun 1946, Orem menyelesaikan pendidikan S2 nya di Cathonic University of
America (CUA). Pengalaman kerja sebagai perawat telah Orem jalani sejak tahun 1940.
Konsep Teori Self-Care Dorothea Orem
Teori keperawatan defisit perawatan diri adalah sebuah teori yang terdiri dari gabungan
empat teori yang saling berhubungan yaitu :
1. Teori perawatan diri (Self-Care Theory) : Teori ini menjelaskan alasan manusia melakukan
perawatan diri dan menerangkan bagaimana cara melakukan perawatan diri.
2. Teori ketergantungan perawatan (Self-Care Dependent Care Agency) : Teori ini
menjelaskan cara keluarga atau teman-teman membantu memenuhi kebutuhan perawatan diri
untuk orang yang membutuhkan.
3. Teori defisit perawatan diri (Self-Care Deficit) : Teori ini menjelaskan mengapa individu
membutuhkan perawatan diri dan layak untuk dibantu dalam memenuhi kebutuhan perawatan
dirinya.
4. Teori sistem keperawatan (Nursing System Theory) : Teori ini Menjelaskan hubungan
antara perawat dengan pasien yang selalu dijaga untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien
(Aligood, 2014).
Gambaran hubungan keempat teori yang saling berkaitan alam teori Self-Care Dorothea
Orem :

Gambar 1.6.1 Orem, D.E. (2001). Nursing : Concepts of Practice, 6th ed., p.
141. St Louis, MO : Mosby.
Teori perawatan diri Dorothea Orem menjelaskan tentang kebutuhan perawatan diri
mendasar yang harus dipenuhi manusia. Kebutuhan ini terbagi menjadi tiga kategori yaitu
kebutuhan yang bersifat universal, kebutuhan perkembangan, dan kebutuhan kesehatan.
Kebutuhan universal terdiri dari :
1. Asupan udara yang adequat.
2. Asupan makanan yang adequat.
3. Asupan air yang adequat.
4. Penyediaan perawatan yang terkait dengan proses eliminasi dan kotoran.
5. Keseimbangan antara aktivitas dan istirahat.
6. Keseimbangan antara kesendirian dan interaksi sosial dengan orang lain.
7. Pencegahan bahaya bagi kehidupan manusia, fungsi manusia, dan kesejahteraan manusia
8. Promosi fungsi dan perkembangan individu dalam kelompok sosial sesuai dengan
kemampuannya, keterbatasan dan keinginannya untuk menjadi normal atau yang sesuai
dengan karakteristik genetik dan bakat yang dimilikinya (Aligood, 2014 ; Taylor &
Renpenning, 2011).
20
Kebutuhan perkembangan :
Kebutuhan perkembangan merupakan kebutuhan yang terpisah dari kebutuhan universal
yang meliputi tiga hal yang teridentifikasi yaitu :
1. Layanan yang memfasilitasi perkembangan.
2. Keterlibatan dalam perkembangan diri.
3. Pencegahan efek negatif yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan pasien dan
kehidupan manusia (Aligood, 2014).
Kebutuhan kesehatan :
Agen perawatan diri (Self-Care Agency) adalah seseorang yang memiliki kemammpuan
untuk memahami dan memenuhi kebutuhan perawatan diri sesuai dengan fungsi dan tahap
perkembangannya. Tiga bagian dari self-care yaitu :
1. Mengetahui kebutuhan, membuat keputusan dan berperan dalam perawatan diri.
2. Perawatan diri yang dilakukan diadopsi dari teori yang ada.
3. Terdiri dari 10 komponen perawatan diri.

2.6.7.Teori keperawatan Faye Glenn Abdellah

Gambar 1.7 Faye Glenn Abdellah, Deputy U.S. Surgeon General, 1981-1989
(Sumber:https://circulatingnow.nlm.nih.gov/2017/03/24/faye-glenn-abdellah-nurse-
officer-educator/)

Faye Glenn Abdellah lahir pada tanggal 13 Maret 1919 di New York, Amerika dan
wafat pada tanggal 24 Februari 2017. Ia adalah pelopor perawat dengan 77 penelitian yang
telah diakui dan kehormatan profesional akademis. Merupakan petugas perawat pertama yang
menerima pangkat bintang belakang laksamana-dua dan memiliki lebih dari 150 publikasi.
Termasuk salah satu karya utamanya yakni pendekatan Pasien-Centered untuk keperawatan.
Yang mengubah fokus teori keperawatan dari berpusat pada penyakit ke pendekatan yang
berpusat pada pasien dan memindahkan praktek keperawatan di luar pasien untuk
memasukkan perawatan keluarga dan orang tua Pasien.
Sebagai perawat pertama dan wanita pertama untuk melayani sebagai deputi bedah
umum,Abdellah dikembangkan materi pendidikan di daerah banyak kunci kesehatan publik,
termasuk AIDS, kekerasan, cacat mental, perawatan rumah sakit, berhenti merokok,
alkoholisme, dan kecanduan obat. Dia telah membantu mengubah teori keperawatan, asuhan
keperawatan dan pendidikan keperawatan dan sebagai akibatnya
dinobatkan menjadi The National Women's Hall of Fame pada tahun 2000.
Teori dan model konsep keperawatan
Pada tahun 1960, teori keperawatan telah dikembangkan oleh Faye Abdellah et al yang
meliputi pemberian asuhan keperawatan bagi seluruh manusia untuk pemenuhan kebutuhan
21
fisik, emosi, intelektual, sosial, dan spiritual baik pada pasien maupun keluarga. Ketika
mempergunakan pendekatan ini, perawat memerlukan pengetahuan dan keterampilan dalam
hubunganinterpersonal, psikologi, pertumbuhan, dan perkembangan manusia, komunikasi dan
sosiologi, juga disertai pengetahuan tentang ilmu-ilmu dasar dan ketrampilan keperawatan
tertentu. Perawat merupakan pemberi jalan dalam menyelesaikan masalah dan juga sebagai
pembuat keputusan.
Konsep kesehatan Abdellah bahwa kesehatan didefinisikan sebagai sebuah pola dinamis
yang berfungsi, terdapat interaksi yang dilanjutkan dengan kekuatankekuatan internal dan
eksternal dan hasilnya optimal dalam penggunaan sumber daya yang diperlukan serta
berfungsi untuk mengurangi kerentanan (George, 1990).
Sebuah pendekatan untuk keperawatan yakni pasienCentered. Penekanannya harus
diposisikan setelah tindakan pencegahan dan rehabilitasi dengan kesehatan sebagai tujuan
seumur hidup. Agar membantu pasien mencapai keadaan sehat maka pendekatan holistik
harus dapat diambil oleh perawat (George, 1990).
Tipologi Abdellah dibagi menjadi tiga bidang:
1) Fisik, sosiologis, dan emosional dari kebutuhan pasien;
2) Jenis hubungan interpersonal antara perawat dan pasien;
3) Unsur umum perawatan pasien.

2.6.8.Teori keperawatan Imogene M. King

Gambar 1.8 Imogene M. King


(Sumber:https://nurseslabs.com/wp-content/uploads/2014/08/Imogene-M.-King-10.jpg)
A.Biografi

Imogene M. King dilahirkan di West Point Iowa pada tanggal 30 januari 1923 wafat
pada tanggal 24 Desember 2007 di Santo Petersburg, Florida, Amerika. Imogene memulai
karir dalam keperawatan setelah ia lulus pada tahun 1945 dari St John's Hospital School of
Nursing, St Louis, Missouri. Saat tahun 1948 telah bekerja sebagai seorang staf perawat
medis bedah dan masih kuliah di Bachelor of Science dalam keperawatan di St Louis
University.
King kemudian melanjutkan pendidikannya pada tahun 1959 di Columbia University,
New York. Kemudian pada tahun 1961 ia pun mendapat gelar dokter sebagai pendidikan.
King kemudian mengembangkan karirnya di Loyola University of Chicago sebagai pengajar
mahasiswa pascasarjana pada tahun 1972, selain itu ia juga menerbitkan teori terkait dunia
keperawatan mengenai sistem, konsep dan proses pada tahun 1981.
B. Teori Pencapaian Tujuan Imogene M. King
22
King memperkenalkan sebuah teori keperawatan pada tahun 1971 yang terkait suatu
model konseptual yang saling berinteraksi yang terdiri atas tiga sistem. Dalam Pengenalan
model keperawatan yang buat oleh King, memadukan tiga Sistem interaksi yang mengacu
pada perekembagan teori pencapaian tujuan di antaranya dinamis-personal, interpersonal dan
sosial (King, 1981 dalam Christensen J.P, 2009).
C. Konsep Interaksi Imogene M. King
Kerangka kerja konseptualnya, bahwa manusia seutuhnya atau human being
merupakan individu yang akan selalu melakukan interaksi dengan lingkungannya yang
disebut sebagai sebuah sistem terbuka merupakan dasar pemikiran yang dipaparkan oleh
King. Dalam asumsinya terkait manusia seutuhnya (Human being) akan selalu berpatokan
pada kontrol, sosial, tujuan, perasaan, reaksi, orientasi pada waktu dan orientasi pada
kegiatan.
D. Asumsi-Asumsi Utama Imogene M. King
1) Keperawatan
2) Klien
3) Kesehatan
4) Lingkungan
5) Penegasan Teoritis
E. Aplikasi Teori Imogene M. King dalam Proses Keperawatan
1) Pengkajian
2) Diagnosa Keperawatan
3) Perencanaan
4) Implementasine
5) Evaluasi

23
Daftar Pustaka
Sumijatun, (2010). Konsep Dasar menuju Keperawatan Profesional.Trans Info Media.
Jakarta.
Gaffar, (1999). Pengantar Keperawatan Profesional. EGC, Jakarta
Hidayat (2004) Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta Christina L.
Sieloff.
Marriner, A. (2001). Nursing Theorists and Their Work. Toronto: The Cosmoby/Company.
Taylor, C., Lillis, C., LeMone, P., & Lynn, P. (2004). Fundamentals of nursing. The Art and
Science of Nursing Care. Sixth Edition. Lippincott William & Wilkins
Ali, Zaidin. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta : Widya Medika.
Hidayat, A Aziz Alimul. 2002. Pengantar Kosep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.
Potter and Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. EGC:Jakarta.
Nicoll, L. H. (1992). Perspectives on nursing theory. Second edition. Philadelphia: J. B.
Lippincott Company.
Marriner-Tomey, A. (2004). Nursing theorists and their work. Sixth edition. St. Louis: Mosby
Company.
Heni, S.Kep., Ners., M.Kep, Idris Handriana,S.Kep., Ners., M.Kep. 2017, Falsafah
Keperawatan, Lovrinz Publishing : Cirebon
Harifudin Cawidu, Konsep Kufr Dalam Al-Quran, Suatu Kajian Teolois Deangan Pendekatan
Tematik (Jakarta: Bulan Bintang, 1991), h.13.
Kusnanto, 2004, Pengantar Praktik dan Profesi Keperawatan Profesional, Jakarta: EGC.
Smith, Mary Jane & Liehr, Patricia R. 2008. Middle range theory for nursing, 2ended. New
York: Springer Publishing Company.
Seomowinoto, S. Pengantar Filsafat Ilmu Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.

24

Anda mungkin juga menyukai