Anda di halaman 1dari 27

PENERAPAN MODEL TEORI KEPERAWATAN DALAM

KEPERAWATAN KELUARGA

Oleh :

KELOMPOK 4

1. Ketut Agus Sudiyasa ( 17089014002)


2. Dewa Gede Alit Teja Adnyana ( 17089014004 )
3. Luh Putu Candra Kusuma Wardani ( 17089014018 )
4. Ni Luh Indah Putri Dewi Asih ( 17089014034 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG


JURUSAN S1 KEPERAWATAN
2020
KATA PENGANTAR

Pujisyukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat, sehingga kami dapat menyelesaikan makalahini yang berjudul
“Penerapan Model Teori dalam Keperawatan Keluarga” yang disusun agar pembaca
dapat mengetahui dan memahami konsep Penerapan Model Teori dalam Keperawatan
Keluarga. Makalah ini diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Keperawatan
Keluarga. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini, khususnya
dari dosen mata kuliah guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk
lebih baik  di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini memberikan informasi dan bermanfaat untuk pengembangan
wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Singaraja, Maret 2020

Penulis

II
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................... ii

Daftar Isi ............................................................................................................. iii

BAB I “ PENDAHULUAN “

1.1..................................................................................................................Latar

Belakang.................................................................................................. 1

1.2..................................................................................................................Rumusan

Masalah `................................................................................................. 2

1.3..................................................................................................................Tujuan

................................................................................................................. 2

BAB II “ PEMBAHASAN “

2.1..................................................................................................................Pengerian

Teori Keperawatan dan Keperawatan Keluarga

penerapannya……………………………………………………………....3

BAB III “ PENUTUP “

1.1..................................................................................................................Kesimpula

n .............................................................................................................. 22

1.2..................................................................................................................Saran

................................................................................................................. 23

Daftar Pustaka

III
IV
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga adalah unit
terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si penerima asuhan
keperawatan. Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu
dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan
suatu budaya.Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota
keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia-sia jika
tidak dilanjutkan oleh keluarga. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota
keluarga dan kualitas kehidupan keluarga menjadi sangat berhubungan atau signifikan. Unit
dasar ini memiliki pengaruh yang begitu kuat terhadap perkembangan seorang individu yang
dapat menentukan berhasil atau tidaknya kehidupan individu tersebut. Keluarga memiliki
pengaruh yang penting sekali terhadap pembentukan identitas seorang individu dan perasaan
harga diri. Prioritas tertinggi keluarga biasanya adalah kesejahteraan anggota keluarganya.
Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat, sehingga dengan memberikan
pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan sekaligus.
Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu, dan keuntungan yang kedua
adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pemberian pelayanan kesehatan perawat
harus memperhatikan nilai-nilai dan budaya keluarga sehingga dapat menerima.
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang
ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, dengan
sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai saran/penyalur. Untuk dapat mencapai tujuan
asuhan keperawatan kesehatan keluarga, keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan
kesehatan para anggotanya dan saling memelihara.

1
1.2 RumusanMasalah
1 Apakah Pengertian Teori Keperawatan ?
2 Bagaimana Penerapan Model dan Teori Keperawatan Keluarga ?
1.3 Tujuan
1 Untuk mengetahui pengertian teori keperawatan dan keperawatan keluarga
2 Untuk mengetahui penerapan model dan teori keperawatan keluarga

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teori Keperawatan

Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep, atau definisi yang
memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena-fenomena
dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep-konsep tersebut dengan maksud untuk
menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau mengendalikan suatu fenomena. Teori
dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam penelitian.

Teori keperawatan didefinisikan oleh Steven (1984), sebagai usaha untuk menguraikan
dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori keperawatan berperan dalam
membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk
menggambarkan,menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan atau pelayanan
keperawatan yang dilakukan.

 2.1.1 Tujuan Teori Dan Model Keperawatan


Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan ilmu keperawatan dan
pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin dicapai diantaranya :
1. Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alasan-alasan tentang
kenyataan-kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan, baik bentuk tindakan atau
bentuk model praktek keperawatan sehingga berbagai permasalahan dapat teratasi.
2. Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk memahami
berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan kemudian dapat memberikan dasar
dalam penyelesaian berbagai masalah keperawatan.
3. Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesaian masalah dalam keperawatan
dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan keperawatan sehingga segala bentuk
dan tindakan dapat dipertimbangkan.
4. Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi dan filosofi
keperawatan sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan keperawatan dapat terus
bertambah dan berkembang.

3
2.1.2 Karakteristik Teori Dan Model Keperawatan
Torrest (1985) dan Chinn & Jacob (1983) menegaskan terdapat lima karakteristik dasar
teori keperawatan :
1. Teori keperawatan mengidentifikasikan dan mendefinisikan sebagai hubungan yang
spesifik dari konsep-konsep keperawatan seperti hubungan antara konsep manusia,
konsep sehat-sakit, konsep lingkungan dan keperawatan
2. Teori keperawatan bersifat ilmiah, artinya teori keperawatan digunakan dengan alasan
atau rasional yang jelas dan dikembangkan dengan menggunakan cara berpikir yang logis
3. Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum, artinya teori keperawatan dapat
digunakan pada masalah sederhana maupun masalah kesehatan yang kompleks sesuai
dengan situasi praktek keperawatan
4. Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowledge keperawatan yang
dilakukan melalui penelitian
5. Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki kualitas praktek
keperawatan

2.1.3 Teori Keperawatan Menurut Para Ahli


1. Model SistemKeperawatanKesehatan Betty Neuman
Sistem yang digunakan dalam model system keperawatan kesehatan Betty Neuman
adalah system terbuka sehingga menghasilkan interaksi yang dinamis, variable interaksi
mencakup semua aspek yaitu fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual.
Sistem pada teori sistem Neuman terbentuk dari individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Modelmemandangindividu, keluarga, kelompok dan komunitas yang berinteraksi
secara konstan dengan stressor di lingkungan secara dimensional, model fokus pada klien
terhadap stress serta factor pemulihan (adaptasi). Asumsi dasar dari teori Neuman yaitu
individu merupakan system unik dengan respon berbeda, kurang pengetahuan, perubahan
lingkungan dapat merubah stabilitas individu (fisiologis, psikologis, sosiokultural,
perkembangan, spiritual). Individu dalam memberikan respon harus mempunyai koping yang
stabil terhadap stressor, karena lingkungan internal dan eksternal dapat merupakan penyebab
stress, untuk itu individu akan bereaksi terhadap stressor dari lingkungan dengan mekanisme
pertahanan diri.

4
Model konseptual betty neuman ini member penekanan pada penurunan stress dengan cara
memperkuat garis pertahanan diri yang bersifat:
a Fleksibel
b Normal
c Resisten
Intervensi diarahkan terhadap ketiga garis pertahanan tesebut & ang terkait dengan tiga level
prevensi.
A Perkembangan Sistem Model Neuman
Model sistem Neuman memberikan warisan baru tentang cara pandang terhadap manusia
sebagai makhluk holistik (memandang manusia secara keseluruhan, meliputi aspek (variable,
fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual yang berhubungan secara
dinamis seiring dengan adanya respon – respon system terhadap stressor baik dari lingkungan
internal maupun eksternal. Komponen utama dari model ini adalah adanya stress dan reaksi
terhadap stress. Klien dipandang sebagai suatu system terbuka yang memiliki siklus input,
proses, output dan feedback sebagai suatu pola organisasi yang dinamis. Dengan
menggunakan perspektif system ini maka kliennya bisa meliputi individu, kelompok,
keluarga, komunitas atau kumpulan agregat lainnya dan dapat diterapkan oleh berbagai
disiplin keilmuan.
Tujuan ideal dari model ini adalah untuk mencapai stabilitas system secara optimal.
Apabila stabilitas tercapai maka akan terjadi revitalisasi dan sebagai system terbuka maka
klien selalu berupaya untuk memperoleh, meningkatkan dan mempertahankan keseimbangan
diantara berbagai factor baik di dalam maupun diluar sistem yang berupaya untuk
mengusahakannya. Neuman menyebut gangguan gangguan tersebut sebagai stressor yang
memiliki dampak negative atau positif. Reaks iterhadap stressor bisa potensial atau actual
melalui respon dan gejala yang dapat diidentifikasi.

Konsep Utama Dan Definsi Teori Model Neuman.


Neuman menggunakan sejumlah orang untuk melakukan pendekatan. Yang termasuk dalam
konsep mayor menurutnya adalah :
1 Tekanan

5
Rangsangan yang timbul diakibatkan kondisi sekitar pandangan Neuman tentang tekanan
yaitu :
Intra Personal :Secara individu atau perorangan.
Inter Personal : Antara individu yang satu dengan individu yang lain
Ekstra Personal : Di luar individu
2 Struktur Pokok Sumber Energi
Merupakan penggerak untuk melakukan aktivitas.
3 Tingkat Ketahanan
Merupakan faktor internal untuk menghadapi tekanan.
4 Garis Normal Pertahanan
Tingkatan kemampuan adaptasi individu untuk menghadapi tekanan di batas normal.
5 Gangguan Pertahanan
Kerusakan system pertahanan tubuh oleh dan akibat dari tekanan.
6 Tingkat Reaksi
Tindakan yang muncul akibat dari pengaruh tekanan.
7 Intervensi
Identifikasi tindakan sebagai akibat dari reaksi yang timbul.
B Model Betty Neuman Dalam Lingkungan Atau Keluarga
Model dari Neuman memberikan penekanan pada penurunan stress dengan cara
memperkuat garis pertahanan diri keperawatan ditujukan untuk mempertahankan
keseimbangan tersebut dengan terfokus pada empat intervensi yaitu:
1 Intervensi yang bersifat promosi
Dilakukan apabila gangguan yang terjadi pada garis pertahanan yang bersifat fleksibel yang
berupa :
a Pendidikan kesehatan.
b Mendemonstrasikan keterampilan keperawatan dasar yang dapat dilakukan klien
dirumah atau komonitas yang bertujuan meningkatkan kesehatan.
2 Intervensi yang bersifat prevensi
a Dilakukan apabila garis pertahanan normal terganggu :
Deteksi dini gangguan kesehatan. Misalnya deteksi tumbuh kembang balita, keluarga
dll.

6
b Memberikan zat kekebalan pada klien yang bersifat individu misalnya: konseling pra
nikah
3 Intervensi yang bersifat kuratif
Dilakukan apabila garis pertahanan terganggu.
4 Intervensi yang bersifat rehabilitative
Dilakukan seperti pada upaya kuratif yaitu apabila garis pertahan anresisten yang
terganggu.
5 Intervensi yang bersifat kuratif dan rehabilitative untuk gangguan pada garis pertahanan
resisten dapat berupa:
a Melakukan prosedur keperawatan yang memerlukan kepakaran perawat.Misal: melatih
klien duduk atau berjalan
b Memberikan konseling untuk penyelesaian masalah.
c Melakukan kerja sama lintas program dan lintas sector untuk penyelesaian masalah.
d Melakukan rujukan keperawatan atau non keperawatan bisa lintas program dan lintas
sektor
C Aplikasi Dalam Kasus Keperawatan Keluarga
a Contoh Kasus
Sebuah keluarga ang bahagia sedang menantikan kehadiran anak pertama mereka.
Ibu telah mengandung 2 bulan. Namun suatu saat ibu mengalami perdarahan dan
menurut dokter kehamilan tersebut tidak bisa dipertahankan. Oleh karena itu dilakuk
anaborsi untuk menyelamatkan jiwaibunya
b Aplikasi Penerapan Model Keperawatan Betty Neuman
Keluarga dilihat sebagai klien yang dipengaruhi oleh dua factor utama yaitu
keluarga yang merupakan klien dan penggunaan proses keperawatan sebagai
pendekatan yang terdiri dari lima tahapan
1 Pengkajian
Yang perlu dikaji pada keluarga adalah :
- Care atau inti
- Delapan sub sistem yang mempengaruhi keluarga
1) Perumahan. Perumahan yang dihuni penduduk, bagaimana penerangannya,
sirkulasi, kepadatannya merupakan stressor bagi penduduk.

7
2) Pendidikan keluarga. Apakaha dasarana pendidikan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pengetahuannya.
3) Keamanan dan keselamatan. Bagaimana keselamatan dan keamanan di
lingkungan tempat tinggal, apakah tidak menimbulkan stress.
4) Politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan. Apakah cukup menunjang
sehingga memudahkan komunitas mendapatkan pelayanan di berbagai bidang
termasuk kesehatan.
5) Pelayanan kesehatan yang tersedia. Untuk melakukan deteksi dini gangguan atau
merawat atau memantau gangguan yang terjadi.
6) Sistem komunikasi. Sistem komunikasi apa saja yang tersedia dan dapat
dimanfaatkan di komunikasi tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait
dengan gangguan penyakit.
7) Sistem ekonomi. Tingkat social ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah
sesuai dengan upah minimum regional. Dibawah atau diatas sehingga upaya
pelayanan ditujukan pada anjuran untuk mengkonsumsi jenis makanan sesuai
status ekonomi masing masing.
8) Rekreasi. Apakah tersedias arana, kapan saja dibuka, biasanya apakah terjangkau
komunitas atau tidak.
c Diagnosis keperawatan keluarga
Diagnosis ditegakkan berdasarkan tingkat reaksi keluarga terhadap stressor yang
ada. Selanjutnya dirumuskan dalam komponen :
P (problem atau masalah)
E (etilogi atau penyebab)
S (symptom atau menifestasi/ data penunjang)
d Perencanaan
Perencanaan yang dapat dilakukan adalah :
1 Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit
2 Lakukan demonstrasi keterampilan cara menangani stress dan tekni krelaksasi
3 Lakukan deteksi dini tanda tanda gangguan penyakit melalui pemeriksaan
tekanan darah

8
4 Lakukan kerja sama dengan ahli gizi untuk menetapkan diet yang tepat bagi
yang berisiko
5 Lakukan kerja sama dengan petugas dan aparat pemerintah setempat untuk
memperbaikil ingkungan apabila menjadi penyebab stressor
6 Lakukan rujukan kerumah sakit bila di perlukan,
e Pelaksanaan
Perawat bertanggungjawab untuk melaksanakan tindakan yang telah direncanakan
yang sifatnya
1 Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit
2 Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini sehat melaksanakan
peningkatan kesehatan
3 Mendidik keluarga tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan penyakit
4 Sebagai advokat yang sekaligus nmenfasilitasi terpenuhinya kebutuhan
keluarga.
f Evaluasi dan penilaian
1 Menilai respons verbal dan non verbal keluarga setelah dilakukan intervensi
2 Mencatat adanya kasus baru yang di rujuk kerumah sakit

2. Dorothe E. Orem (Teori Orem)


Dari beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah model self care yang
diperkenalkan oleh Dorothea E. Orem. Orem mengembangkan model konsep
keperawatan ini pada awal tahun 1971 dimana dia mempublikasikannya dengan judul
"Nursing Conceps of Practice Self Care". Model ini pada awalnya berfokus pada
individu, kemudian edisi kedua tahun 1980 dikembangkan pada multi person's unit
(keluarga, kelompok dan komunitas). Self care merupakan suatu pelaksanaan kegiatan
yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna
mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya sesuai dengan keadaan,
baik sehat maupun sakit (Orem's, 1980) Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu
mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk
mendapatkan kebutuhan itu sendiri, kecuali bila tidak mampu.

9
Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi kebutuhan dan
menolong keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari Orem tentang Self Care
Deficit of Nursing. Dari teori ini oleh Orem dijabarkan kedalam tiga teori yaitu:
1 Self Care.
Teori self care ini berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang sesuai dengan
kebutuhan. Perawatan diri sendiri adalah suatu langkah awal yang dilakukan oleh
seorang perawat yang berlangsung secara continue sesuai dengan keadaan dan
keberadaannya, keadaan kesehatan dan kesempurnaan. Perawatan diri sendiri
merupakan aktifitas yang praktis dari seseorang dalam memelihara kesehatannya
serta mempertahankan kehidupannya. Terjadi hubungan antar pembeli self care
dengan penerima self care dalam hubungan terapi. Orem mengemukakan tiga
kategori / persyaratan self care yaitu :persyaratan universal, persyaratan
pengembangan dan persyaratan kesehatan.
Penekanan teori self care secara umum :
a Pemeliharaan intake udara.
b Pemeliharaan intake air.
c Pemeliharaan intake makanan.
d Mempertahankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi.
e Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat.
2 Self Care Deficit.
Teori ini merupakan inti dari teori perawatan general Orem, yang
menggambarkan kapan keperawatan di perlukan, oleh karena perencanaan
keperawatan pada saat perawatan yang dibutuhkan. Bila dewasa (pada kasus
ketergantungan, orang tua, pengasuh) tidak mampu atau keterbatasan dalam
melakukan self care yang efektif. Teoriself care deficit diterapkanbila :
a Anak belumdewasa.
b Kebutuhan melebihi kemampuan perawatan.
c Kemampuan sebanding dengan kebutuhan tetapi diprediksi untuk masa
yang akan datang, kemungkinan terjadi penurunan kemampuan dan
peningkatan kebutuhan.
3 Nursing System

10
Teori yang membahas bagaimana kebutuhan “Self Care” pasien dapat
dipenuhi oleh perawat, pasien atau keduanya. Nursing system ditentukan /
direncanakan berdasarkan kebutuhan “Self Care” dan kemampuan pasien untuk
menjalani aktifitas “Self Care”.
Orem mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System :
a The Wholly compensatory system.
Bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk klien yang tidak mampu
mengontrol dan memantau lingkungannya dan berespon terhadap
rangsangan.
b The Partly compensantory system.
Bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang mengalami keterbatasan
gerak karenasa kita tau kecelakaan.
c The supportive – Educative system.
Dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya
untuk dipelajari, agar mampu melakukan perawatan mandiri.
Model Orem's menyebutkan ada beberapa kebutuhan self care yang
disebutkan sebagai keperluan self care (self care requisite), yaitu :
1 Universal self care requisite ;keperluan self care universal dan ada pada
setiap manusia dan berkaitan dengan fungsi kemanusiaan dan proses
kehidupan, biasanya mengacu pada kebutuhan dasar manusia. Universal
requisite yang dimaksudkan adalah :
a Pemeliharaan kecukupan intake udara;
b Pemeliharaan kecukupan intake cairan;
c Pemeliharaan kecukupanmakanan;
d Pemeliharaan keseimabangan antara aktifitas dan istirahat;
e Mencegah ancaman kehidupan manusia, fungsi kemanusiaan dan
kesejahteraan manusia;
f Persediaan asuhan yang berkaitan dengan proses- proses eliminasi;
g Meningkatkan fungsi human fungtioning dan perkembangan
kedalam kelompok social sesuai dengan potensi seseorang,

11
keterbatasan seseorang dan keinginan seseorang untuk menjadi
normal.
2 Developmental self care requisite :terjadi berhubungan dengan tingkat
perkembangan individu dan lingkungan dimana tempat mereka tinggal
yang berkaitan dengan perubahan hidup seseorang atau tingkat siklus
kehidupan.
3 Health deviation self care requisite :timbul karena kesehatan yang tidak
sehat dan merupakan kebutuhan - kebutuhan yang menjadi nyata karena
sakit atau ketidakmampuan yang menginginkan perubahan dalam perilaku
self care.
Tujuan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan kedalam praktek
keperawatan keluarga adalah :
1 Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri secara
terapeutik;
2 Menolong klien bergerak kearahtidakan – tidakan asuhan mandiri;
3 Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang
mengalami gangguan secara kompeten.
Dengan demikian maka focus asuhan keperawatan pada model orem's yang
diterapkan pada praktek keperawatan keluaga/komunitas adalah sebagai berikut:
1 Aspek interpersonal :hubungan didalam keluarga;
2 Aspeksosial :hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya;
3 Aspek prosedural : melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu
mengantisipasi perubahan yang terjadi;
4 Aspek tehnis : mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik dasar yang
dilakukan di rumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara benar.
3. Friedmann
Menurut friedman struktur keluarga :
a Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal ini bisa
disebabkan oleh beberapa faktor yang ada dalam komponen komunikasi seperti :
pengirim, media, pesan, lingkungan dan penerima.

12
b Struktur Peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial
yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu
dalam masyarakat misalnya sebagai suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi
kadang peran ini tidak dapat dijalankan oleh masing-masing individu dengan
baik. Ada beberapa anak yang terpaksa mencari nafkah untuk memenuhi
kebutuhan anggota keluarga yang lain, sedangkan orang tua mereka entah
kemana atau malah berdiam diri di rumah.
c Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kearah
positif ada beberapa macam tipe struktur kekuatan :
1 Legimati power
Wewenang primer yang merujuk pada kepercayaan bersama
bahwa dalam suatu keluarga satu orang mempunyai hak untuk
mengontrol tingkah laku anggota keluarga yang lain.
2 Referent power
Kekuasan yang dimiliki orang-orang tertentu terhadap orang lain
karena identifikasi positif terhadap mereka, seperti identifikasi positif
seorang anak dengan orang tua (role mode).
3 Reward power
Pengaruh kekuasaan karena adanya harapan yang akan diterima
oleh seseorang dari orang yang mempunyai pengaruh karena kepatuhan
seseorang. Seperti ketaatan anak terhadap orang tua.
4 Coercive power
Sumber kekuasaan mempunyai kemampuan untuk menghukum
dengan paksaan, ancaman, atau kekerasan bila mereka tidak mautaat.
5 Affectif power
Kekuasaan yang diberikan melalui manipulasi dengan memberikan
atau tidak memberikan afeksi atau kehangatan, cinta kasih misalnya
hubungan seksual pasangan suami istri.

13
d Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar
atau tidak mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga
juga merupakan suatu pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma
adalah perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan system nilai dalam
keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari,
dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
e Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman dan Undang-Undang No. 10 tahun 1992.
Friedman menggambarkan fungsi sebagai apa yang dilakukan keluarga. Fungsi
keluarga berfokus pada proses yang digunakan oleh keluarga untuk mencapai
tujuan keluarga tersebut. Proses ini termasuk komunikasi diantara anggota
keluarga, penetapan tujuan, resolusi konflik, pemberian makanan, dan
penggunaan sumber dari internal maupun eksternal.
Tujuan yang ada dalam keluarga akan lebih mudah dicapai apabila terjadi
komunikasi yang jelas dan secara langsung. Komunikasi tersebut akan
mempermudah menyelesaikan konflik dan pemecahan masalah. Friedman
membagi fungsi keluarga menjadi 5, yaitu :
1 Fungsi afektif
Berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan
dasar kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial. Anggota keluarga mengembangkan gambaran diri
yang positif, peran dijalankan dengan baik, dan penuh rasa kasih sayang.
2 Fungsi sosialisasi
Proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu
menghasilkan interak sisosial, dan individu tersebut melaksanakan
perannya dalam lingkungan sosial. Keluarga merupakan tempat individu
melaksanakan sosialisasi dengan anggota keluarga dan belajar disiplin,
norma budaya, dan perilaku melalui interaksi dalam keluarga, sehingga
individu mampu berperan di dalam masyarakat.

14
3 Fungsi reproduksi
Fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah
sumber daya manusia.
4 Fungsi ekonomi
Fungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti makanan,
pakaian, perumahan, dan lain-lain.
5 Fungsi perawatan keluarga
Keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan, dan
asuhan kesehatan/keperawatan. Kemampuan keluarga melakukan asuhan
kesehatan atau pemeliharaan kesehatan memengaruhi status kesehatan
keluarga dan individu.
Penerapan Model Keperawatan Freidman salah satunya yaitu
dalam Fungsi Ekonomi dimana dalam keluarga tentunya ada seorang
kepala keluarga yg memiliki tugas untuk memberikan nafkah, dan
kebutuhan keluarga yg lain, sehingga akan terjadi keharmonisan dalam
keluarga tersebut.
4. Martha E. Rogers
Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta
seperti antropologi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi. Teori
Rogers berfokus pada proses kehidupan manusia secara utuh. Ilmu keperawatan adalah
ilmu yang mempelajari manusia, alam dan perkembangan manusia secara langsung.
Berdasarkan pada kerangka konsep yang dikembangkan oleh Roger ada 5 asumsi
mengenai manusia, yaitu :
a Manusia merupakan makhluk yang memiliki kepribadian unik, antara satu dan
lainnya berbeda di beberapa bagian. Secara signifikan mempunyai sifat-sifat yang
khusus jika semuanya jika dilihat secara bagian perbagian ilmu pengetahuan dari
suatu subsistem tidak efektif bila seseorang memperhatikan sifat – sifat dari
system kehidupan manusia. Manusia akan terlihat saat bagiannya tidak dijumpai.
b Berasumsi bahwa individu dan lingkungan saling tukar – menukar energi dan
material satusama lain. Beberapa individu mendefenisikan lingkungan sebagai

15
factor eksternal pada seorang individu dan merupakan satu kesatuan yang utuh
dari semua hal.
c Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling
bergantung dalam satu kesatuan ruang waktu secara terus menerus. Akibatnya
seorang individu tidak akan pernah kembali atau menjadi seperti yang diharapkan
semula.
d Perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang inovatif.
e Manusia bercirikan mempunyai kemampuan untuk abstrak, membayangkan,
bertutur bahasa dan berfikir, sensasi dan emosi. Dari seluruh bentuk kehidupan di
dunia hanya manusia yang mampu berfikir dan menerima dan mempertimbangkan
luasnya dunia.
Berdasar pada asumsi – asumsi terdapat 4 batasan utama yang ditunjukkan
oleh Martha E Roger :
1 Sumber energi.
2 Keterbukaan.
3 Pola-polaperilaku.
4 Ukuran – ukuran 4 dimensi.
Prinsip – prinsip Hemodinamika
Teori menyatakan bahwa dalam keperawatan dipergunakan prinsip hemodinamika untuk
melayani manusia, yaitu :
a Integritas (Integrality), adalah proses berhubungan yang menguntungkan
antar manusia dan lingkungannya secara berkesinambungan.
b Resonansi (Resonancy), Prinsip ini membicarakan tentang alam dan
perubahan yang terjadi antara manusia dan lingkungan. Resonansi dapat
dijelaskan sebagai suatu pola – pola gelombang yang ditunjukkan dengan
perubahan-perubahan dari frekuensi terendah kefrekuensi yang lebih tinggi
pada gelombang perubahan.
c Helicy, Prinsip yang menyatakan bahwa keadaan alami dan hubungan
manusia dan lingkungan adalah berkesinambungan, inovatif, ditunjukkan
dengan peningkatan jenis pola-pola perilaku manusia dan lingkungan yang

16
menimbulkan kesinambungan, menguntungkan, merupakan interaksi yang
simultan antara manusia dan lingkungan bukan menyatakan ritmitasi.
Penerapan Model Rogers : Dimana seorang perawat memiliki tugas yang
sangat mulia. Perawat dalam tugasnya tentu selalu memberikan asuhan
keperawatan yg memanusiakan manusia. Maksudnya, tidak ada
diskriminasi, semua manusia ialah sama, tanpa memandang suku, agama,
ras, ataupun jabatan.

5. Konsep Adaptasi Roy Dalam Keperawatan Keluarga

Model Adaptasi Suster Calista Roy (1976) menjabarkan konsep individu sebagai
system adaptif yang berinteraksi dengan stimulus melalui dengan 4 cara respons; fisiologis,
konsep diri, fungsi peran, dan saling ketergantungan. Menurut Roy, asuhan keperawatan
berfokus pada respons seseorang terhadap interaksi dengan lingkung eksternal dan terhadap
stimulus internal dan eksternal yang memengaruhi adaptasi. Dalam karya awal Roy (1976),
keluarga dipandang sebagai ruang lingkup individu. Kemudian Roy dan Robert (1981)
mengubah penjabaran konsep keluarga sebagai (konteks) ini menjadi “keluarga sebagai
suatu system adaptif yang, seperti individu, memiliki input, kendali interna dan proses
uimpan balik, dan output” (Whall& Fawcett, 1991a, hlm.23). Roy menjelaskan bahwa
keluarga, individu, kelompok, organisasi sosial, dan komunitas dapat menjadi unit analisis
dan focus praktik keperawatan. Kegunaan dan kepopularitasan Roy terbukti dalam Boston-
Based Research in Nursing Society (BBARNS), yang terbukti meningkatkan proyek
kemitraan dan kolaboratif diantara para peneliti keperawatan yang bekerja menggunakan
Model Roy (Pollack, Frederickson, Carson, Mawssey, & Roy, 994).

Roy menjelaskan bahwa keluarga dan juga individu, kelompok, organisasi, social,
serta komunitas dapat dijadikan unit analisis dan focus praktik keperawatan, karena para
perawat mengkaji orang sebagai system yang adaptif, meraka perlu mengkaji keluarga bila
keluarga merupakan focus perawatan. (R.BudiDwi. K. 2010)

17
Intervensi keperawatan mempertinggi stimulasi (fokal, konstektual dan residual)
untuk meningkatkan adaptasi dari system keluarga (Roy 1983,hal 275). Perbaikan dan
perluasan konsep keluarga lebih lanjut sangat diperlukan, tetapi terdapat kongruensi dan
aplikabilitas yang mendasar dari model ini keperawatan keluarga Karena itu teori adaptasi 
dari Roy tampaknya juga tetap menjanjikan dalam batasan menguraikan atau menjelaskan
fenomena keperawatan keluarga, padahal Roy mengatakan bahwa masalah keperawatan
melibatkan mekanisnme koping yang tidak efektif, yang menyebabkan respon yang tidak
efektif, merusak integritas individu tersebut. Gagasan ini dapat diperluas hingga ke unit
keluarga dimana pola koping keluarga yang tidak efektif menimbulkan masalah-masalah yg
berhubungan dengan fungsi keluarga (R.BudiDwi K. 2010). Masalah teori ini menekankan
promosi kesehatan dan pentingnya membantu klien dalam menipulasi lingkungan mereka,
kedua gagasan tersebut memiliki arti yang penting dalam kesehatan.

7. Model LingkunganFlorance Nightingale


Florence Nightingale (Firenze, Italia, 12 Mei 1820- 13 Agustus1910) adalah
pelopor perawat modern. Iadi kenali dengan nama The Lady With The Lamp dalam bahasa
Inggris yang berarti "Sang Wanita dengan Lampu". Florence Nightingale mencetuskan
sebuah teori keperawatan yang dikenal dengan teori perawatan modern (modern nursing)
yang dikenal dengan teori lingkungan (environmental theory). Teorinya difokuskan pada
lingkungan keperawatan. Florence meyakini bahwa kondisi lingkungan yang sehat berperan
penting untuk penanganan perawatan yang layak bagi proses penyembuhan.
Inti konsep Florence Nightingale adalah pasien dipandang dalam konteks
lingkungan secara keseluruhan yang terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan psikologis dan
lingkungan sosial.
a) Lingkungan fisik (physical environment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan denganventilasi dan udara.
Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan
memepengaruhi pasien dimanapun dia berada. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan
harus bebas debu, asap ,bau dan tidak lembab. Lingkungan dibuat sedemikian rupa
sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas,
tinggi penempatan tempat tidur harus memeberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas.

18
Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau
limbah. Posisi pasien di tempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat
ventilasi yang cukup.
b) Lingkungan psikologi (psychology environment)
Florence melihat bahwa kondisi lingkungan yang negative dapat menyebabkan stress
fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada
pasien untuk menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang
menarik dan beraktivitas yang dapat merangsang semua factor untuk membantu pasien
dalam mempertahankan emosinya.

c) Lingkungansosial (social environment)


Florence memandang bahwa lingkungan yang berpengaruh pada kesehatan
seseorang bukan hanya lingkungan di rumah sakit saja tetapi juga kondisi lingkungan
secara menyeluruh yakni lingkungan komunitas pasien.

Penerapan Model Keperawatan Florence Nightingale : Lingukungan sebagai fokus utama


menjaga kesehatan keluarga, karena dengan lingkungan yg bersih dan nyaman, maka
akan tercipta keharmonisan. Lingkungan juga merupakan salah satu tolak ukur menilai
pemahaman keluarga ttg kesehatan. Dengan menjaga lingkungan tetap bersih, anggota
keluarga akan terhindar dari penyakit.
8. Imogene M King
Tujuan perawat adalah "untuk membantu individu menjaga atau mendapatkan
kembali kesehatan." Ranah keperawatan adalah mempromosikan, memelihara,
memulihkan kesehatan dan merawat orang sakit, terluka atau sekarat. Fungsi perawat
professional adalah untuk menafsirkan informasi secara mendalam, yang biasa dikenal
sebagai proses keperawatan, untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi
asuhan keperawatan bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. King
menyatakan bahwa perhatian keperawatan adalah membantu orang berinteraksi dengan
lingkungan mereka dengan cara yang akan mendukung pemeliharaan kesehatan dan
pertumbuhan menuju pemenuhan diri. King telah memberikan asumsi khusus untuk
interaksi perawat - klien:

19
1 Persepsi perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.
2 Tujuan, kebutuhan, dan nilai – nilai perawat dan klien mempengaruhi proses
interaksi.
3 Individu memiliki hak untuk mengetahui tentang diri mereka sendiri.
4 Individu memiliki hak untuk berpartisipasi dalam keputusan yang
mempengaruhi kehidupan mereka, kesehatan mereka, dan layanan masyarakat
5 Individu memiliki hak untuk menerima atau menolak perawatan kesehatan.
6 Tujuan dari professional kesehatan dan tujuan penerima perawatan kesehatan
mungkin kongruen.
Bentuk macam – macam kebutuhan manusia menurut Imogene king :
1 Kesehatan
King mendefinisikan kesehatan sebagai "pengalaman hidup yang dinamis
dari seorang manusia, yang berarti penyesuaian terus menerus terhadap stressor
dalam lingkungan internal dan eksternal melalui penggunaan yang optimal dari
sumber daya seseorang untuk mencapai potensi maksimal untuk hidup sehari -
hari". King menegaskan bahwa kesehatan bukan hal yang berkelanjutan, melainkan
suatu keadaan holistik dan mengidentifikasi karakteristik kesehatan sebagai
"genetik, subjektif, relatif, dinamis, lingkungan, fungsional, budaya dan persepsi".
King mendefinisikan penyakit sebagai penyimpangan dari atau ketidakseimbangan
dalam fungsi seseorang yang normal. Penyimpangan ini mungkin berhubungan
dengan struktur biologis, hubungan psikologis, atau sosial.
2 Lingkungan
Lingkungan dan Masyarakat yang di indikasikan sebagai konsep utama
dalam system konseptual King tetapi tidak secara khusus didefinisikan dalam
pekerjaannya. Masyarakat dapat dipandang sebagai bagian system social dari
system konseptualnya. King mendefinisikan bahwa lingkungan yang sehat adalah
lingkungan yang baik secara internal dan eksternal, King juga menyatakan bahwa'
lingkungan adalah fungsi dari keseimbangan antara interaksi internal dan eksternal.
3 Keperawatan
Keperawatan didefinisikan sebagai tindakan perawat dan klien, reaksi dan
interaksi dalam situasi perawatan kesehatan untuk berbagi informasi tentang

20
persepsi mereka satu sama lain dan dalam situasi tertentu. Komunikasi ini
memungkinkan mereka untuk menetapkan tujuan dan memilih metode untuk
mencapai tujuan. dan fisik.

Penerapan Teori King dalam Keperawatan Keluarga tentu saja dengan memberikan
pendidikan kesehatan, sebagai konselor, dan pemberi asuhan keperawatan yg
dimana secara fisik dan psikologis, sehingga masalah kesehatan yg terjadi bisa
teratasi dikeluarga maupun masyarakat.

21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Model konseptual diperlukan untuk memandu praktik dan penelitian keperawatan


keluarga. Hal ini dianggap penting terkaid dengan keperawatan keluarga karena berpikir
secara timbal balik dan sistematis dalam keperawatan keluarga membutuhkan peralihan
paradigm dari pendekatan individu sebagai klien menjadi keluarga sebagai klien.Model
keperawatan dikembangkan berdasarkan pada asumsi, nilai dan kepercayaan para ahli
teori tentang manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan. Tujuan utama dari model
keperawatan adalah memandu praktek keperawatan berdasarkan teori dan mengarahkan
penyusunan teori. Tujuan lainnya adalah memeberikan persepktif unik untuk
memandang situasi klien, memberikan pedoman untuk mengorganikasikan pemikiran
dan pengamatan, memfokuskan, menginterpretasikan data dan mengkomunikasikan
temuan pada orang lain, memandu fokus praktek keperawatan dalam setiap komponen
proses keperawatan, menghubungkan praktek, teori, penelitian dan pendidikan
keperawatan. Semua model keperawatan mengandung beberapa aspek dari ketiga
pendekatan, namun demikian, masing-masing model cendrung menekankan satu
katagori diatas katagori lainnya.

3.2 Saran

Berdasarkan uraian pada pembahasan di atas penulis ingin memberikan saran


pentingnya penggunaan model konseptual keperawatan menuntut perawat agar mampu
melakukan praktik keperawatan keluarga dan menyelesaikan masalah keperawatan
klien.

22
DAFTAR PUSTAKA

Friedman. Marilyn. Bouden. Vicky, DKK.2010.Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori
dan Praktik.Jakarta :EGC.
Nursalam.(2010). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Professional.Jakarta : EGC.
Potter, P, A,. Perry, A., G. (2010) .Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan
Praktik. Jakarta:EGC
R.Budi Dwi K. R. Fallen.(2012). Catatan Kuliah Keperawatan Keluarga.Yogyakarta :Nuha
Medika.

23

Anda mungkin juga menyukai