Anda di halaman 1dari 30

TREND DAN ISSUE ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

TERKAIT SDKI, SLKI, DAN SIKI

Dosen Pengampu : Ns. Millya Helen, S.Kep., M.Kep

DISUSUN OLEH :

Ni Made Santi Hartiya Putri (194201516046)

UNIVERSITAS NASIONAL

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

JURUSAN KEPERAWATAN

JAKARTA

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat-Nya sehingga tugas makalah mata kuliah “Konsep Dasar Keperawatan” yang di buat
untuk lebih memahami tentang Trend dan Issue Asuhan Keperawatan Keluarga terkait SDKI,
SLKI, dan SIKI dan dapat di selesaikan dengan sebaik-baiknya.

            Saya menyakini bahwa dalam pembuatan makalah ini telah dibuat dengan sebaik-
baiknya. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
penyempurnaan makalah ini dimasa yang akan datang. Saya mengucapkan banyak terima kasih
kepada :

1. Tuhan YME, yang telah memberikan rahmat dan berkat-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
2. Kedua orang tua kami, yang telah mendukung, serta telah mendo’akan saya agar saya bisa
menjalani kuliah dengan baik.
3. Ns. Millya Helen, S.Kep.,M.Kep selaku dosen saya dalam mata kuliah Konsep Dasar
Keperawatan yang telah mempercayai saya untuk mengerjakan makalah ini.
4. Teman-teman kelas A Reguler angakatan 2019, yang telah mendukung dan memberi saran
agar tugas makalah mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan ini bisa menjadi referensi bagi
teman-teman yang lain jika ingin membahas materi seputar Trend dan Issue Asuhan
Keluarga Jiwa.
5. Serta semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga Tuhan YME selalu memberkati segala usaha kita. Amin.

Jakarta, 11 Juli 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB II PENDAHULUAN.............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................2

1.3 Tujuan...............................................................................................................................2

1.4 Manfaat.............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3

2.1 Pengertian Asuhan Keperawatan...........................................................................................3

2.2 Pengertian Proses Keperawatan.............................................................................................3

2.3 Tahapan Proses Keperawatan...........................................................................................4

2.4 Trend dan Issue Asuhan Keperawatan Keluarga terkait SDKI, SLKI, SIKI....................8

2.5 Asuhan Keperawatan Keluarga terkait SDKI, SLKI, dan SIKI......................................15

BAB III PENUTUP......................................................................................................................25

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................25

3.2 Saran................................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................26

ii
iii
BAB II
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan adalah salah satu profesi pelaku pemberi pelayanan kesehatan, memiliki
peranan penting dalam menentukan keberhasilan kesehatan secara keseluruhan. Pelayanan
keperawatan merupakan pelayanan profesional sebagai bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang didasarkan ilmu dan kiat keperawatan (Nursalam, 2008).
Konsep dasar merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat
diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata. Teori ini merupakan sekelompok konsep
yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu
proses, peristiwa, atau kejadian yang didasari oleh fakta-fakta yang telah diobservasi, tetapi
kurang absolut (kurang adanya bukti) secara langsung.
Proses keperawatan adalah suatu metode ilmiah yang sistematis dan terorganisir dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang berfokus pada respon individu terhadap
gangguan kesehatan yang dialami (Manurung, 2011). Tenaga perawat mempunyai
kedudukan penting dalam menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan dirumah sakit, karena
pelayanan yang di berikannya berdasarkan pendekatan biopsiko-sosial-spiritual merupakan
pelayanan yang unik dan dilaksanakan selama 24 jam dan berkesinambungan, hal ini
merupakan kelebihan tersendiri dibanding profesi kesehatan lainnya (DepKes RI, 2005).
Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien /pasien di berbagai tatanan
pelayanan kesehatan. Dilaksanakan berdasarkan kaidahkaidah keperawatan sebagai suatu
profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan,bersifat humanistic, dan berdasarkan
pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien. Asuhan
keperawatan dapat di pertanggungjawabkan berdasarkan substansi ilmiah yaitu logis,
sistimatis, dinamis dan restruktur (Muhlisin, 2011).
Asuhan profesional dituntut untuk dapat melaksanakan proses keperawatan dengan tepat
dan benar. Pemahaman mahasiswa terhadap proses perawatan sangat penting, karena topik
ini akan menjadi bagian yang amat penting dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.

1
2

Perbedaan asuhan yang profesional dengan asuhan tradisional terletak pada penggunaan
proses keperawatan. Kemampuan perawat dalam menerapkan proses keperawatan dalam
asuhannya sudah tidak dapat ditawar lagi apabila ia meyakini bahwa asuhannya adalah
asuhan yang profesional (Rohmah, N dan Walid, S. 2009).
Mutu asuhan keperawatan sangat dipengaruhi oleh kualitas pelayanan kesehatan dan
bahkan sering menjadi salah satu faktor penentu citra institusi palayanan di mata
masyarakat. Untuk menilai kualitas pelayanan keperawatan diperlukan adanya standar
praktik keperawatan yang merupakan pedoman bagi perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan yang diwujudkan dalam bentuk proses keperawatan baik dari pengkajian
sampai evaluasi (Nursalam, 2008). Standar asuhan keperawatan berfungsi sebagai pedoman
maupun tolak ukur dalam pelaksanaan praktek keperawatan agar sesuai dengan nilainilai
profesional, etika dan tanggung jawab (Anwar, 2000).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian asuhan keperawatan?
2. Apa pengertian proses keperawatan?
3. Apa Tahapan proses keperawatan?
4. Apa Trend dan Issue Asuhan KeperawatanKeluarga terkait SDKI, SLKI, SIKI?
5. Bagaimana Asuhan Keperawatan Keluarga terkait SDKI, SLKI, dan SIKI?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian asuhan keperawatan.
2. Mengetahui pengertian proses keperawatan.
3. Mengetahui Tahapan proses keperawatan.
4. Mengetahui Trend dan Issue Asuhan Keperawatan Keluarga terkait SDKI, SLKI, SIKI.
6. Mengetahui Asuhan Keperawatan Keluarga terkait SDKI, SLKI, dan SIKI.

1.4 Manfaat
3

Hasil dari makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik sebagai media informasi
maupun sarana belajar untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asuhan Keperawatan


Pengertian Asuhan Keperawatan adalah merupakan proses atau rangkaian kegiatan pada
praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien/ pasien di berbagai
tatanan pelayanan kesehatan. Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah keperawatan sebagai
suatu profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, bersifat humanistic,dan
berdasarkan pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien.
Asuhan Keperawatan adalah merupakan suatu hal yang tidak akan terlepas dari pekerjaan
seorang perawat dalam menjalankan tugas serta kewajibannya serta peran dan fungsinya
terhadap para pasiennya. Karena itulah pentingnya kita mengetahui akan proses pemberian
asuhan keperawatan yang komprehensif.
Asuhan Keperawatan adalah merupakan suatu tindakan kegiatan atau proses dalam
praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien (pasien) untuk memenuhi
kebutuhan objektif klien, sehingga dapat mengatasi masalah yang sedang dihadapinya, dan
asuhan keperawatan dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah ilmu keperawatan.

2.2 Pengertian Proses Keperawatan


Proses keperawatan adalah salah satu metoda efektif pemecahan masalah yang dilakukan
perawat terhadap klien dengan pendekatan metodologi ilmiah. Proses keperawatan
merupakan metode ilmiah yang dipakai dalam memberikan asuhan keperawatan yang
profesional. Perawat, dimana saja ia bertugas, menghadapi klien dengan segala macam
kasus, dan melayani klien pada semua tingkat usia juga harus menggunakan proses
keperawatan. Perawat diharapkan memahami tentang konsep proses keperawatan dan
mampu menerapkan serta menyusunannya dalam sebuah dokumen status kesehatan klien
(Rohmah, N dan Walid, S. 2009).
4

Proses keperawatan adalah aktivitas yang mempunyai maksud yaitu praktik keperawatan
yang dilakukan dengan cara yang sistematik. Selama melaksanakan proses keperawatan,
perawat menggunakan dasar pengetahuan yang komprehensif untuk mengkaji status
kesehatan klien, membuat penilaian yang bijaksana dan mendiagnosa, mengidentifikasi hasil
akhir kesehatan klien dan merencanakan, menerapkan dan mengevaluasi tindakan
keperawatan yang tepat guna mencapai hasil akhir tersebut (Dermawan, 2012).
Proses Keperawatan adalah metode asuhan keperawatan yang ilmiah, sistematis, dinamis
dan terus-menerus serta berkesinambungan dalam rangka pemecahan masalah kesehatan
pasien atau klien, dimulai dari Pengkajian (Pengumpulan Data, Analisis Data dan Penentuan
Masalah) Diagnosis Keperawatan, Pelaksanaan dan Penilaian Tindakan Keperawatan
(evaluasi). Menurut Ali (1997).
Tujuan proses keperawatan :
1. Membantu individu untuk mandiri.
2. Mengajak individu atau masyarakat berpartisipasi dalam bidang kesehatan.
3. Membantu individu mengembangkan potensi untuk memelihara kesehatan secara
optimal agar tidak tergantung pada orang lain dalam memelihara kesehatannya.
4. Membantu individu memperoleh derajat kesehatan yang optimal.
Fungsi proses keperawatan :
1. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi tenaga
keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan.
2. Memberi ciri profesionalisasi pemberian asuhan keperawatan melalui pendekatan
pemecahan masalah dan pendekatan komunikasi yang efektif dan efisien.
3. Memberi kebebasan pada klien untuk mendapat pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhanya dalam kemandirianya di bidang kesehatan.

2.3 Tahapan Proses Keperawatan


1. Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk dikaji
dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang di hadapi pasien baik
fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat ditentukan.Tahapan pengkajian keperawatan
5

ini mencakup tiga kegiatan, yaitu Pengumpulan Data, Analisis Data dan Penentuan
Masalah kesehatan serta keperawatan.
a. Pengumpulan Data
Tujuan dari pengumpulan data ini adalah untuk mendapatkan data dan informasi
mengenai masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang ada pada pasien
sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah
tersebut yang menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual serta faktor
lingkungan yang mempengaruhinya. Data tersebut harus akurat dan mudah
dianalisis. Jenis data antara lain :
- Data Objektif. Data yang diperoleh melalui suatu pengukuran, pemeriksaan, dan
pengamatan, misalnya suhu tubuh, tekanan darah, serta warna kulit. 
- Data subjekif. Data yang diperoleh dari keluhan yang dirasakan pasien, atau dari
keluarga pasien atau saksi lain misalnya : kepala pusing, nyeri dan mual.
Adapun fokus dalam pengumpulan data meliputi :
- Status kesehatan sebelumnya dan sekarang.
- Pola koping sebelumnya dan sekarang.
- Fungsi status sebelumnya dan sekarang.
- Respon terhadap terapi medis dan tindakan keperawatan.
- Resiko untuk masalah potensial.
- Hal-hal yang menjadi dorongan atau kekuatan klien.
b. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan dalam mengembangkan kemampuan berpikir
rasional sesuai dengan latar belakang ilmu pengetahuan.
c. Perumusan Masalah
Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah kesehatan.
Masalah kesehatan tersebut ada yang dapat diintervensi dengan Asuhan
Keperawatan (Masalah Keperawatan) tetapi ada juga yang tidak dan lebih
memerlukan tindakan medis. Selanjutnya disusun diagnosa keperawatan sesuai
dengan prioritas.Prioritas masalah ditentukan berdasarkan kriteria penting dan
segera. Penting mencakup kegawatan dan apabila tidak diatasi akan menimbulkan
komplikasi, sedangkan Segera mencakup waktu misalnya pada pasien stroke yang
6

tidak sadar maka tindakan harus segera dilakukan untuk mencegah komplikasi
yang lebih parah atau kematian.Prioritas masalah juga dapat ditentukan
berdasarkan hierarki kebutuhan menurut Maslow, yaitu : keadaan yang
mengancam kehidupan, keadaan yang mengancam kesehatan, persepsi tentang
kesehatan dan keperawatan.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan adalah merupakan suatu pernyataan yang menjelaskan respon
manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok
dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi
secara pasti untuk menjaga status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan
merubah (Carpenito,2000).Perumusan Diagnosa Keperawatan meliputi dari hal sebagai
berikut :
- Aktual : Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik yang
ditemukan.
- Resiko : Menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi jika tidak dilakukan
intervensi.
- Kemungkinan : Menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk memastikan
masalah keperawatan kemungkinan.
- Wellness : Keputusan klinik tentang keadaan individu, keluarga atau masyarakat
dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu ketingkat sejahtera yang lebih tinggi.
- Syndrom : diagnose yang terdiri dari kelompok diagnosa keperawatan actual dan
resiko tinggi yang diperkirakan muncul/timbul karena suatu kejadian atau situasi
tertentu.
3. Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan adalah semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu klien beralih dari status kesehatan saat ini kestatus kesehatan yang di uraikan
dalam hasil yang di harapkan (Gordon,1994).Rencana keperawatan merupakan pedoman
tertulis untuk perawatan klien. Rencana perawatan terorganisasi sehingga setiap perawat
dapat dengan cepat mengidentifikasi tindakan perawatan yang diberikan.
Rencana asuhan keperawatan yang di rumuskan dengan tepat memfasilitasi kontinuitas
asuhan perawatan dari satu perawat ke perawat lainnya. Sebagai hasil, semua perawat
7

mempunyai kesempatan untuk memberikan asuhan yang berkualitas tinggi dan


konsisten.Rencana Asuhan Keperawatan tertulis mengatur pertukaran informasi oleh
perawat dalam laporan pertukaran dinas. Rencana perawatan tertulis juga mencakup
kebutuhan klien jangka panjang(potter,1997).

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk
mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana
tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai
tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan
untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien.
Adapun Tahapan Implementasi Keperawatan adalah sebagai berikut :
- Tahap 1 : Persiapan. Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk
mengevaluasi yang diindentifikasi pada tahap perencanaan.
- Tahap 2 : Intervensi. Fokus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan
dan pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan
emosional. Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan : independen,
dependen, dan interdependen.
- Tahap 3 : Dokumentasi. Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh
pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses
keperawatan.
5. Evaluasi Keperawatan
Perencanaan evaluasi memuat kriteria keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara
proses dengan pedoman dan rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan
dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam
kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien. Adapun tujuan dari
sasaran evaluasi keperawatan adalah sebagai berikut :
- Proses asuhan keperawatan, berdasarkan kriteria atau rencana yang telah disusun.
- Hasil tindakan keperawatan ,berdasarkan kriteria keberhasilan yang telah di
rumuskan dalam rencana evaluasi.
8

Terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi yaitu :


- Tujuan tercapai, apabila pasien telah menunjukan perbaikan / kemajuan sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan.
- Tujuan tercapai sebagian, apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal, sehingga
perlu di cari penyebab dan cara mengatasinya.
- Tujuan tidak tercapai, apabila pasien tidak menunjukan perubahan / kemajuan sama
sekali bahkan timbul masalah baru.dalam hal ini perawat perlu untuk mengkaji
secara lebih mendalam apakah terdapat data, analisis, diagnosa, tindakan, dan faktor-
faktor lain yang tidak sesuai yang menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan.
Setelah seorang perawat melakukan seluruh proses keperawatan dari pengkajian sampai
dengan evaluasi kepada pasien, seluruh tindakannya harus didokumentasikan dengan
benar dalam dokumentasi keperawatan.Pengertian definisi Dokumentasi Keperawatan
adalah segala sesuatu yang tertulis atau tercetak yang dapat diandalkan sebagai catatan
tentang bukti bagi individu yang berwenang (potter 2005).

2.4 Trend dan Issue Asuhan Keperawatan Keluarga terkait SDKI, SLKI,
SIKI.
1. Pengertian Trend
Trend adala hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa, trend juga
dapat di definisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi pada saat ini
yang biasanya sedang popular dikalangan masyarakat.
2. Pengertian Issue
Issue menurut (Muharamiatul, 2012) adalah suatu peristiwa/kejadian yang dapat
diperkirakan terjadi atautidak terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi,
moneter, sosial, politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat dan
kematian. Issu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau
tidak terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik,
hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian, ataupun tentang
krisis.Issu adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak namun belum jelas
faktannya atau buktinya
3. Pengertian Trend dan Issuen Keperawatan
9

Trend dan Issu Keperawatan adalah sesuatu yang sedang d.bicarakan banyak orang
tentang praktek/mengenai keperawatan baik itu berdasarkan fakta ataupun tidak, trend
dan issu keperawatan tentunya menyangkut tentang aspek legal dan etis
keperawatan.Saat ini trend dan issu keperawatan yang sedang banyak dibicarakan orang
adalah Aborsi, Eutanasia dan Transplantasi organ manusia, tentunya semua issu tersebut
menyangkut keterkaitan dengan aspek legal dan etis dalam keperawatan.Trend issue
kesehatan adalah suatu berbagai pendekatan analisa/gambaran atau informasi yang
menyangkut ekonomi, sosial, politik, hukum, kesehatan atau kiamat pada masa
mendatang.
4. Trand dan Issue Keperawatan Keluarga
Trend adalah sesuatu yang sedang booming, actual, dan sedang hangat diperbincangkan.
Sedangkan isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau
tidak terjadi di masa mendatang, menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik, hukum,
pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian, ataupun tentang krisis.
Jadi, trend dan isu keperawatan keluarga merupakan sesuatu yang booming, actual, dan
sedang hangat diperbincangkan serta desas-desus dalam ruang lingkup keperawatan
keluarga.Adapun trend dan isu dalam keperawatan keluarga:
a. Global
- Dunia tanpa batas (global village) mempengaruhi sikap dan pola perilaku
keluarga.Kemajuan dan pertukaran iptek yang semakin global sehingga
penyebarannya semakin meluas.
- Kemajuan teknologi di bidang transportasi sehingga tingkat mobilisasi penduduk
yang tinggi seperti migrasi yang besar-besaran yang berpengaruh terhadap
interaksi keluarga yang berubah.
- Standar kualitas yang semakin diperhatikan menimbulkan persaingan yang ketat
serta menumbuhkan munculnya sekolah-sekolah yang mengutamakan kualitas
pendidikan.
- Kompetisi global dibidang penyediaan sarana dan prasarana serta pelayanan
kesehatan menuntut standar profesionalitas keperawatan yang tinggi.
- Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system yang
belum berkembang.
10

- Pelayanan keperawatan keluarga belum berkembang tapi DEPKES sudah


menyusun pedoman pelayanan keperawatan keluarga dan model keperawatan
keluarga di rumah tapi perlu disosialisasikan.
- Keperawatan keluarga/ komunitas dianggap tidak menantang.
- Geografis luas namun tidak ditunjang dengan fasilitas.
- Kerjasama lintas program dan lintas sector belum memadai.
- Model pelayanan belum mendukung peranan aktif semua profesi.
b. Pelayanan
- SDM belum dapat menjawab tantangan global dan belum ada perawat keluarga.
- Penghargaan / reward rendah.
- Bersikap pasif.
- Biaya pelayanan kesehatan rawat inap mahal.
- Pengetahuan dan keterampilan perawat masih rendah.
c. Pendidikan
- Lahan praktik terbatas; pendirian pendidikan keperawatan cenderung “mudah”
- Penelitian terkait pengembangan dan uji model masih terbatas.
- Sarana dan prasarana pendidikan sangat terbatas.
- Rasio pengajar : mahasiswa belum seimbang.
- Keterlibatan berbagai profesi selama pendidikan kurang.
d. Profesi
- Standar kompetensi belum disosialisasikan.
- Belum ada model pelayanan yang dapat menjadi acuan.
- Kompetensi berbagai jenjang pendidikan tidak berbatas.
- Mekanisme akreditasi belum berjalan dengan baik.
- Peranan profesi di masa depan dituntut lebih banyak.
- Perlu pengawalan dan pelaksanaan undang-undang praktik keperawatan.
Perkembangan keperawatan di Indonesia sejak tahun 1983 sangat pesat, di tandai
dengan bukanya Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) di Universitas Indonesia
Jakarta sejak tahun 1985 dan tahun 1985 telah menjadi fakultas keperawatan, kemudian
disusul PSIK di Universitas Padjadjaran Bandung, berkembang lagi di 7 Universitas
11

Negeri di Indonesia pada tahun 1999, serta mulai berkembang pada sekolah tinggi ilmu
kesehatan dengan jurusan keperawatan yang pengelolaannya dimiliki oleh masyarakat.
Perkembangan tersebut juga ditunjang oleh Departemen Kesehatan pada tahun 90-an
dengan program pokok Perawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas yang sasarannya
adalah keluarga. Namun, perkembangan jumlah keluarga yang menerus meningkat dan
banyaknya keluarga yang rawan kesehatan (risiko), keperawatan komunitas mungkin
tidak dapat menjangkau meskipun salah satu sasarannya adalah keluarga yang rawan
(berisiko).Dengan keadaan demikian keperawatan komunitas (masyarakat)
memfragmentasi menjadi keperawatan yang spesifik diantaranya keperawatan
keluarga.Akibatnya, jelas sekali bahwa keperawatan keluarga menjadi sasaran yang
spesifik dengan masalah keperawatan (kesehatan) yang spesifik pula.

Asuhan keperawatan keluarga dapat segera dilakuakan oleh perawat dengan berbagai
persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu :

1. Telah menyelesaikan pendidikan formal Ners (perawat) yang diakui. Pendidikan formal
di Indonesia adalah D-3 keperawatan yang menghasilkan perawat professional
“pemula” dan PSIK yang menghasilkan Ners, yang memiliki kemampuan professional
yang tinggi, yaitu (1) keterampilan intelektual, (2) keterampilan teknis, dan (3)
keterampilan interpersonal dengan berlandaskan etik dan melaksanakan profesinya
sesuai dengan standar praktik keperawatan.
2. Telah melakukan proses registrasi sebagai ners (perawat). Perawat yang telah
menyelesaikan secara formal pendidikannya harus melalui proses legislasi sebagai ners
(perawat) dengan tahap :
a. Registrasi adalah proses pendaftaran seorang ners (perawat) yang telah lulus
pendidikan formal di dinas kesehatan provinsi, sesuai dengan keputusan Menkes No
1239 tahun 2001.
b. Sertifikasi adalah proses penilaian terhadap kemampuan seorang ners
(perawat)untuk dinyatakan cakap melaksanakan kewenangan (kompetensi) yang
dimiliki. Namun, belum dilalui sehingga setelah tahap registrasi seorang ners
(perawat) akan memperoleh lisensi.
12

c. Lisensi adalah proses pembelian bukti tertulis setelah seorang ners (perawat)
dinyatakan cakap untuk dapat melaksanakan kewenangannya. Di Indonesia disebut
dengan surat izin perawat (SIP).
3. Memiliki institusi yang mempunyai kewenangan untuk memberikan asuhan
keperawatan keluarga. Meskipun telah mempunyai SIP, kegiatan keperawatan keluarga
yang diberikan kepada kliennya harus mempunyai institusi berbadan hukum yang
secara legal bertanggung jawab terhadap pelaksanaan keperawatan, mutu asuhan yang
diberikan, dan untuk meningkatkan kepercayaan publik, serta dapat dilakukan upaya
tanggung gugat oleh klien bila tidak sesuai standar asuhan.
4. Mematuhi standar praktik dan etik profesi yang ditetapkan oleh PPNI atau pemerintah.
Standar praktik yang ada bertujuan agar asuhan yang diberikan ners (perawat)
mempunyai mutu sesuai dengan kaidah profesi. Etik profesi yang dapat mengendalikan
bagaimana seorang ners (perawat) berperilaku yang santun kepada klien dan tidak
merugikan klien atau publik.

Bentuk pelayanan yang dapat diberikan oleh perawat keluarga adalah perawatan kesehatan
dirumah. Agar mempunyai arah yang pasti terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan
keluarga, Departemen Kesehatan telah menerbitkan surat keputusan No. HK.00.06.5.1.311
bulan januari 2012 tentang penerapan pedoman perawatan kesehatan dirumah. Dengan
gambaran situasi diatas, kesempatan sangat besar dimiliki oleh seorang ners (perawat) untuk
mewujudkannya, dan hal ini merupakan tantangan yang cukup berat bila seorang
professional tidak mampu mewujudkannya.Karena bagaimanapun juga tidak ada alasan
bahwa tidak mendapat dukungan secara profesi dan pemerintah.

5. Kriteria kesejahteraan keluarga di indonesia


Berikut ini merupakan tahapan-tahapan keluarga sejahtera :
a. keluarga prasejahtera
keluarga- keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal,
seperti kebutuhan akan pengajaran, agama, sandang, pangan, dan kesehatan.
b. keluarga sejahtera tahap I
keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal,
tatapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologis seperti
13

kebutuhan akan pendidikan, keluarga berencana, interaksi dalam keluarga, interaksi


dengan lingkungan tempat tinggal dan transportasi.
c. keluarga sejahtera tahap II
keluarga-keluarga yang disamping dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, juga telah
dapat memenuhi seluruh kebutuhan sosial psikologisnya, akan tetapi belum dapat
memenuhi keseluruhan kebutuhan pengembangan seperti kebutuhan untuk menabung
dan memperoleh informasi.
d. keluarga sejahtera tahapan III
keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan
sosial psikologis dan kebutuhan pengembangan, namun belum dapat memberikan
sumbangan yang maksimal terhadap masyarakat, seperti secara teratur memberikan
sumbangan dalam bentuk materi dan keuangan untuk kepentingan sosial
kemasyarakatan serta peran secara aktif dengan menjadi pengurus lembaga
kemasyarakatan atau yayasan sosial, keagamaan, kesenian, olahraga dan pendidikan.
e. keluarga sejahtera tahap IV
keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan baik yang bersifat
dasar, sosial psikologis, maupun pengembangan serta telah dapat pula memberikan
sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat.
6. Beberapa permasalahan mengenai trend dan isu keperawatan keluarga yang muncul di
Indonesia :
- Sumberdaya tenaga kesehatan yang belum dapat bersaing secara global serta belum
adanya perawat keluarga secara khusus di negara kita.
- Penghargaan dan reward yang dirasakan masih kurang bagi para tenaga kesehatan.
- Pelayanan kesehatan yang diberikan sebagian besar masih bersifat pasif.
- Masih tingginya biaya pengobatan khususnya di sarana.
- Sarana pelayanan kesehatan yang memiliki kualitas baik.
- Pengetahuan dan keterampilan perawat yang masih perlu ditingkatkan.
- Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system yang belum
berkembang.
- Pelayanan keperawatan keluarga yang belum berkembang meskipun telah disusun
pedoman pelayanan keluarga namun belum disosialisaikan secara umum.
14

- Geografis Indonesia yang sangat luas namun belum di tunjang dengan fasilitas
transportasi yang cukup.
- Kerjasama program lintas sektoral belum memadai.
- Model pelayanan belum mendukung peran aktif semua profesi.
- Lahan praktek yang terbatas, sarana dan prasarana pendidikan juga terbatas.
- Rasio pengajar dan mahasiswa yang tidak seimbang.
- Keterlibatan berbagai profesi selama menjalani pendidikan juga kurang.

Trend dan Isu Nasional :


 Semakin tingginya tuntutan profesionalitas pelayanan kesehatan.
 Penerapan desentralisasi yang juga melibatkan bidang kesehatan.
Peran serta masyarakat yang semakin tinggi dalam bidang kesehatan.
 Munculnya perhatian dari pihak pemerintah mengenai masalah kesehatan
masyarakat seperti diberikannya bantuan bagi keluarga miskin serta asuransi
kesehatan lainnya bagi keluarga yang tidak mampu.
7. Trend dan Isu Keperawatan Keluarga di Global
Isu praktik : globalisasi keperawatan keluarga menyuguhkan kesempatan baru yang
menarik bagi perawat keluarga. Dengan makin kecilnya dunia akibat proses yang dikenal
sebagai globalisasi, perawat keluarga disuguhkan dengan kesempatan baru dan menarik
untuk belajar mengenai intervensi serta program yang telah diterapkan oleh negara lain
guna memberikan perawatan yang lebh baik bagi keluarga. Globalisasi adalah proses
bersatunya individu dan keluarga karena ikatan ekonomi, politis dan profesional,
globalisasi mempunyai damfak negatif yang bermakna bagi kesehatan yaitu ancaman
epidemi diseluruh dunia seperti human imunodeficiency virus/ aquired immune
deficiency syndrome (HIV/AIDS) menjadi jauh lebih besar. Akan tetapi sisi positifnya,
pembelajaran yang diperoleh perawat amerika dari perawat diseluruh dunia melalui
konferensi internasional, perjalanan dan membaca literatur kesehatan internasional
memberikan pemahaman yang sangat bermanfaat.Sebagai contoh, di jepang,
pertumbuhan keperawatan keluarga sangat mengesankan. Disana, perawat telah
mengembangkan kurikulum keperawatan keluarga disekolah keperawatan dan telah
menghasilkan teori keperawatan yang berfokus pada keluarga dan sesuai dengan nilai
15

dan konteks jepang. Keperawatan keluarga mengalami pertumbuhan yang pesat di


jepang yang ditandai dengan publikasi dan upaya penelitian yang dilakukan di jepang
(sugisita,1999). Negara lain, seperti denmark, swedia, israel, korea, chili, meksiko,
skotlandia dan inggris juga mengalami kemajuan bermakna dibidang kesehatan keluarga
dan keperawatan keluarga. Kita mesti banyak berbagi dan belajar dari perawat di
beberapa negara ini.

2.5 Asuhan Keperawatan Keluarga terkait SDKI, SLKI, dan SIKI


1. Definisi Keluarga
Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yangdiikat oleh hubungan
darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiapanggota keluarga selalu berinteraksi satu
dengan yang lain (Mubarak,2011).Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri ataskepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu
tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan(Setiadi, 2012).
Sedangkan menurut Friedman keluarga adalah unitdari masyarakat dan merupakan
lembaga yang mempengaruhikehidupan masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang
erat antaraanggotanya dengan keluarga sangat menonjol sehingga keluargasebagai
lembaga atau unit layanan perlu di perhitungkan.
2. Fungsi Keluarga
Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu :
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluargayang merupakan
basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif bergunauntuk pemenuhan kebutuhan
psikososial. Keberhasilan fungsiafektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan
dari seluruhanggota keluarga. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluargadalam
melaksanakan fungsi afektif adalah (Friedman, M.M et al.,2010) :
- Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih, kehangatan,saling menerima,
saling mendukung antar anggota keluarga.
- Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargaidan mengakui
keberadaan dan hak setiap anggota keluargaserta selalu mempertahankan iklim
positif maka fungsi afektifakan tercapai.
16

- Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak pasangansepakat memulai


hidup baru.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakantempat individu untuk
belajar bersosialisasi, misalnya anak yangbaru lahir dia akan menatap ayah, ibu dan
orang-orang yang adadisekitarnya. Dalam hal ini keluarga dapat Membina
hubungansosial pada anak, Membentuk norma-norma tingkah laku sesuaidengan
tingkat perkembangan anak, dan Menaruh nilai-nilaibudaya keluarga.
c. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambahsumber daya
manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yangsah, selain untuk memenuhi
kebutuhan biologis pada pasangantujuan untuk membentuk keluarga adalah
meneruskan keturunan.
d. Fungsi Ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruhanggota keluarga
seperti memenuhi kebutuhan makan, pakaian,dan tempat tinggal.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhankeperawatan, yaitu untuk
mencegah gangguan kesehatan ataumerawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga
yang dapatmelaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan
masalah kesehatan.
3. Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga
Berdasarkan konsep Duvall dan Miller, tahapan perkembangankeluarga dibagi menjadi8
yaitu :
a. Keluarga Baru (Berganning Family)
Pasangan baru nikah yang belum mempunyai anak. Tugasperkembangan keluarga
dalam tahap ini antara lain yaitu membinahubungan intim yang memuaskan,
menetapkan tujuan bersama,membina hubungan dengan keluarga lain,
mendiskusikan rencanamemiliki anak atau KB, persiapan menjadi orangtua
danmemahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan danmenjadi
orangtua).
17

b. Keluarga dengan anak pertama < 30bln (child bearing)Masa ini merupakan transisi
menjadi orangtua yang akanmenimbulkan krisis keluarga. Tugas perkembangan
keluarga padatahap ini antara lain yaitu adaptasi perubahan anggota
keluarga,mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan,membagi
peran dan tanggung jawab, bimbingan orangtua tentangpertumbuhan dan
perkembangan anak, serta konseling KB postpartum 6 minggu.

c. Keluarga dengan anak pra sekolah


Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah menyesuaikankebutuhan pada anak pra
sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang,proses belajar dan kontak sosial) dan
merencanakan kelahiranberikutnya.
d. Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun)Keluarga dengan anak sekolah
mempunyai tugas perkembangankeluarga seperti membantu sosialisasi anak
terhadap lingkunganluar rumah, mendorong anak untuk mencapai pengembangan
dayaintelektual, dan menyediakan aktifitas anak.
e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)Tugas perkembangan keluarga pada saat
ini adalah pengembanganterhadap remaja, memelihara komunikasi terbuka,
mempersiapkanperubahan sistem peran dan peraturan anggota keluarga
untukmemenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
f. Keluarga dengan anak dewasaTugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak
untuk hidupmandiri dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitasdan
sumber yang ada dalam keluarganya.
g. Keluarga usia pertengahan (middle age family). Tugas perkembangan keluarga pada
saat ini yaitu mempunyai lebihbanyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat
sosial, danwaktu santai, memulihkan hubungan antara generasi muda-tua,serta
persiapan masa tua.
h. Keluarga lanjut usia. Dalam perkembangan ini keluarga memiliki tugas
sepertipenyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup,menerima
kematian pasangan, dan mempersiapkan kematian, sertamelakukan life review masa
lalu.
4. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan adalah sebagai berikut :
18

- Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan.


- Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan.
- Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota keluargayang sakit.
- Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang dapatmeningkatkan kesehatan.
-Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapatdi lingkungan
setempat.

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian yangdiberikan melalui praktik


keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhanini bertujuan untuk menyelesaikan masalah
kesehatan yang dialamikeluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan,
yaitusebagai berikut (Heniwati, 2008) :
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan,agar diperoleh
data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaankeluarga. Sumber informasi dari
tahapan pengkaajian dapatmenggunakan metode wawancara keluarga, observasi fasilitas
rumah,pemeriksaan fisik pada anggota keluarga dan data sekunder.Hal-hal yang perlu
dikaji dalam keluarga adalah :
a. Data Umum.
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
- Nama kepala keluarga.
- Alamat dan telepon.
- Pekerjaan kepala keluarga.
- Pendidikan kepala keluarga.
- Komposisi keluarga dan genogram.
- Tipe keluarga.
- Suku bangsa.
- Agama.
- Status sosial ekonomi keluarga.
- Aktifitas rekreasi keluarga.
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga.
19

- Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anaktertua dari keluarga
inti.
- Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu menjelaskanmengenai tugas
perkembangan yang belum terpenuhi olehkeluarga serta kendala mengapa tugas
perkembangan tersebutbelum terpenuhi.
- Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan mengenai riwayatkesehatan pada
keluarga inti yang meliputi riwayat penyakitketurunan, riwayat kesehatan masing-
masing anggota keluarga,perhatian terhadap pencegahan penyakit, sumber
pelayanankesehatan yang biasa digunakan keluarga serta
pengalamanpengalamanterhadap pelayanan kesehatan.
- Riwayat keluarga sebelumnya yaitu dijelaskan mengenairiwayat kesehatan pada
keluarga dari pihak suami dan istri.
c. Pengkajian Lingkungan
- Karakteristik rumah
- Karakteristik tetangga dan komunitas RW
- Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
- Sistem pendukung keluarga
d. Struktur keluarga
- Pola komunikasi keluarga yaitu menjelaskan mengenai caraberkomunikasi antar
anggota keluarga.
- Struktur kekuatan keluarga yaitu kemampuan anggota keluargamengendalikan
dan mempengaruhi orang lain untuk merubahperilaku.
- Struktur peran yaitu menjelaskan peran dari masing-masinganggota keluarga baik
secara formal maupun informal.
- Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai dannorma yang
dianut oleh keluarga yang berhubungan dengaankesehatan.
- Fungsi keluarga :
1. Fungsi afèktif, yaitu perlu dikaji gambaran diri anggotakeluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki dalam keluarga,dukungan keluarga terhadap anggota
keluarga lain,bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga
danbagaimana keluarga mengembangkan sikap salingmenghargai.
20

2. Fungsi sosialisai, yaitu perlu mengkaji bagaimanaberinteraksi atau hubungan


dalam keluarga, sejauh manaanggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya
danperilaku.
3. Fungsi perawatan kesehatan, yaitu meenjelaskan sejauhmana keluarga
menyediakan makanan, pakaian, perludukungan serta merawat anggota
keluarga yang sakit. Sejauhmana pengetahuan keluarga mengenal sehat
sakit.Kesanggupan keluarga dalam melaksanakan perawatankesehatan dapat
dilihat dari kemampuan keluarga dalammelaksanakan tugas kesehatan
keluarga, yaitu mampumengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan
untukmelakukan tindakan, melakukan perawatan kesehatan padaanggota
keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yangdapat meningkatan
kesehatan dan keluarga mampumemanfaatkan fasilitas kesehatan yang
terdapat dilingkungan setempat.
4. Pemenuhan tugas keluarga. Hal yang perlu dikaji adalahsejauh mana
kemampuan keluarga dalam mengenal,mengambil keputusan dalam tindakan,
merawat anggotakeluarga yang sakit, menciptakan lingkungan
yangmendukung kesehatan dan memanfaatkan fasilitas pelayanankesehatan
yang ada.
e. Stres dan koping keluarga
1. Stressor jaangka pendek dan panjang
- Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialamikeluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktukurang dari 5 bulan.
- Stressorr jangka panjang yaitu stressor yang dialamikeluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktulebih dari 6 bulan.
- Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor
- Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapipermasalahan.
- Strategi adaptasi fungsional yang divunakan bila menghadapipermasalah
- Pemeriksaan FisikPemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua
anggotaakeluarga. Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisiktidak
berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik. Harapankeluarga yang dilakukan
21

pada akhir pengkajian, menanyakanharapan keluarga terhadap petugas


kesehatan yang ada.
2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
Dari pengkajian asuhan keperawatan keluarga di atas makadiagnosa keperawatan
keluarga yang mungkin muncul adalah :
a. Manajemen keluarga tidak efektif, yaitu pola penanganan masalahkesehatan
dalam keluarga tidak memuaskan untuk memulihkankondisi kesehatan
anggota keluarga.
b. Manajemen kesehatan tidak efektif, yaitu pola pengaturan
danpengintegrasian penanganan masalah kesehatan ke dalam kebiasaanhidup
sehari-hari tidak memuaskan untuk mencapai status kesehatanyang
diharapkan.
c. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif, yaitu
ketidakmampuanmengidentifikasi, mengelola dan atau menemukan bantuan
untukmempertahankan kesehatan.
d. Kesiapan peningkatan koping keluarga yaitu pola adaptasi anggotakeluarga
dalam mengatasi situasi yang dialami klien secara efektifdan menunjukkan
keinginan serta kesiapan untuk meningkatkankesehatan keluarga dan klien.
e. Penurunan koping keluarga yaitu ketidakefektifan dukungan, rasanyaman,
bantuan dan motivasi orang terdekat (anggota keluarga atauorang berarti)
yang dibutuhkan klien untuk mengelola ataumengatasi masalah kesehatan.
f. Ketidakberdayaan, persepsi bahwa tindakan seseorang tidak
akanmempengaruhi hati secara signifikan, persepsi kurang kontrol
padasituasi saat ini atau yang akan datang.
g. Ketidakmampuan koping keluarga, yaitu perilaku orang terdekat
(anggota keluarga) yang membatasi kemampuan dirinya dan klienuntuk
beradaptasi dengan masalah kesehatan yang dihadapi klien.
Yang menjadi etiologi atau penyebab dari masalah keperawatan yangmuncul adalah
hasil dari pengkajian tentang tugas kesehatan keluarga yang meliputi 4 unsur sebagai
berikut :
22

a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang terjadipada


anggota keluarga
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untukmengatasi
penyakit hipertensi
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
denganhipertensiKetidakmampuan keluarga dalam memelihara atau
memodifikasilingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi
d. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanankesehatan guna
perawatan dan pengobatan hipertensi
f. Membuat Perencanaan
Menurut Suprajitno perencanaan keperawatan mencakup tujuan
umum dan khusus yang didasarkan pada masalah yang dilengkapi dengan
kriteria dan standar yang mengacu pada penyebab. Selanjutnyamerumuskan tindakan
keperawatan yang berorientasi pada kriteria danstandar. Perencanaan yang dapat
dilakukan pada asuhan keperawatankeluarga dengan hipertensi ini adalah sebagai
berikut :
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang terjadipada
keluarga.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengenal danmengerti
tentang penyakit hipertensi.
Tujuan : Keluarga mengenal masalah penyakit hipertensi setelah tigakali
kunjungan rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang penyakithipertensi.
Standar : Keluarga dapat menjelaskan pengertian, penyebab, tandadan gejala
penyakit hipertensi serta pencegahan dan pengobatanpenyakit hipertensi secara
lisan.
Intervensi :
- Jelaskan arti penyakit hipertensi
- Diskusikan tanda-tanda dan penyebab penyakit hipertensi
- Tanyakan kembali apa yang telah didiskusikan.
23

2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untukmengatasi


penyakit hipertensi.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengetahuiakibat lebih
lanjut dari penyakit hipertensi.
Tujuan : Keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawatanggota keluarga
dengan hipertensi setelah tiga kali kunjungan rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan dan dapatmengambil tindakan
yang tepat dalam merawat anggota keluarga yangsakit.
Standar : Keluarga dapat menjelaskan dengan benar bagaimanaakibat hipertensi
dan dapat mengambil keputusan yang tepat.
Intervensi:
- Diskusikan tentang akibat penyakit hipertensi
- Tanyakan bagaimana keputusan keluarga untuk merawat anggota
- keluarga yang menderita hipertensi.
3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga denganhipertensi
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga mampu merawatanggota
keluarga yang menderita penyakit hipertensi.
Tujuan : Keluarga dapat melakukan perawatan yang tepat terhadapanggota
keluarga yang menderita hipertensisetelah tiga kali kunjunganrumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan cara pencegahandan
perawatan penyakit hipertensi
Standar : Keluarga dapat melakukan perawatan anggota keluargayang menderita
penyakit hipertensi secara tepat.
Intervensi:
- Jelaskan pada keluarga cara-cara pencegahan penyakit hipertensi.
- Jelaskan pada keluarga tentang manfaat istirahat, diet yang tepatdan olah raga
khususnya untuk anggota keluarga yang menderitahipertensi.
4. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi
lingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensiberhubungan.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga mengerti tentangpengaruh
lingkungan terhadap penyakit hipertensi.
24

Tujuan : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapatmenunjang


penyembuhan dan pencegahan setelah tiga kali kunjunganrumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang pengaruhlingkungan
terhadap proses penyakit hipertensi
Standar : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapatmempengaruhi
penyakit hipertensi.
Intervensi :
Ajarkan cara memodifikasi lingkungan untuk mencegah danmengatasi penyakit
hipertensimisalnya :
- Jaga lingkungan rumah agar bebas dari resiko kecelakaanmisalnya benda
yang tajam.
- Gunakan alat pelindung bila bekerja Misalnya sarung tangan.
- Gunakan bahan yang lembut untuk pakaian untukmengurangi terjadinya
iritasi.
Motivasi keluarga untuk melakukan apa yang telah dijelaskan.
5. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatanguna
perawatan dan pengobatan hipertensi.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat menggunakanfasilitas
pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan.
Tujuan : Keluarga dapat menggunakan tempat pelayanan kesehatan
yang tepat untuk mengatasi penyakit hipertensisetelah dua kali
kunjungan rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan ke mana mereka
harus meminta pertolongan untuk perawatan dan pengobatan
penyakithipertensi.Standar : Keluarga dapat menggunakan fasilitas pelayanan
secaratepat.
Intervensi : Jelaskan pada keluarga ke mana mereka dapat memintapertolongan
untuk perawatan dan pengobatan hipertensi.
25

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Asuhan Keperawatan adalah merupakan proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien/ pasien di berbagai tatanan
pelayanan kesehatan. Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah keperawatan sebagai suatu
profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, bersifat humanistic, dan berdasarkan
pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien.
Trend adalah sesuatu yang sedang booming, actual, dan sedang hangat diperbincangkan.
Sedangkan isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau
tidak terjadi di masa mendatang, menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik, hukum,
pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian, ataupun tentang krisis. Jadi,
trend dan isu keperawatan keluarga merupakan sesuatu yang booming, actual, dan sedang
hangat diperbincangkan serta desas-desus dalam ruang lingkup keperawatan keluarga
Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yangdiikat oleh hubungan
darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiapanggota keluarga selalu berinteraksi satu dengan
yang lain (Mubarak,2011).Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
ataskepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat di
bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan(Setiadi, 2012).
26

3.2 Saran
Mahasiswa dapatmemahami Trend dan Issue Asuhan Keperawatan Keluarga yang bertujuan
agar kita sebagai calon perawata dapat memilih berita yang benar dan tidak.

DAFTAR PUSTAKA

Andrian Patica N. (E-journal keperawatan volume 4 nomor 1 Mei 2016). Hubungan Konsumsi

Makanan dan Kejadian Hipertensi pada Lansia diPuskesmas Ranomut Kota Manado.

https://www.academia.edu/32356937/TREN_DAN_ISU_KEPERAWATAN_KELUARGA_KE

LOMPOK_3.docx

https://samoke2012.wordpress.com/2015/10/22/trend-dan-issue-keperawatan-keluarga/

https://id.scribd.com/doc/296761900/KELOMPOK-5-Trend-Dan-Isu-Keperawatan-Keluarga

Anda mungkin juga menyukai