Anda di halaman 1dari 30

PENYAKIT MASA KEHAMILAN

Ns. Andi Mayasari Usman, S.Kep., M.Kep


ANEMIA DALAM KEHAMILAN
• Kadar Hb < 11 g% pada trimester I dan III
• Kadar Hb < 10,5 g% pada trimester II

• Freq:
• Indonesia 63,5%
• Amerika 6%
• WHO
• Sebagian besar oleh karena defisiensi besi
• 40% kematian Ibu di negara berkembang
 Gejala Klinis:
◦ Lemah, pucat, tensi masih dalam batas normal
◦ Malnutrisi
 Diagnosis
◦ Kadar Hb
◦ Pemeriksaan darah tepi
◦ Hipokromik mikrositer
◦ DL
 MCV <80 fL
 MCHC < 31%
◦ 2 dari 3 parameter
a) besi serum < 50mg/dl
b) TIBC > 350 mg/dl
c) Saturasi transferin < 15%
◦ Feritin Serum < 20 μg/dl
◦ Pengecatan sumsum tulang: butir-butir hemosiderin (-)
◦ Dengan pemberian sulfas ferosus 3 x 200 mg /hari selama 4 minggu kadar HB meningkat 2g/
dl
 Terapi:
◦ Profilaksis: kombinasi 60mg besi dalam 50μg asam folat / hari
◦ Terapeutik:
 Oral:
 Ferosulfat
 Ferogluconat
 Na-fenobisitrat dosis: 60mg/hari (peningkatan Hb 1g per
dl)
 Parenteral:
 Ferum dextran 1000mg (20ml) IV atau 2 x 10 ml/im pada
gluteus
↑ Hb lebih cepat 2g%
 Efek samping alergi (test dengan 0,5cc/im)
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
• Mual muntah pada kehamilan muda (s/d UK 20 minggu)
• Segala yang dimakan/ diminum dimuntahkan
• Mengganggu aktivitas pekerjaan sehari-hari
• Penyebab:
• Secara pasti?
• Berhubungan dengan endokrin, biokimiawi, psikologis
KLASIFIKASI
• Tingkat I
• Muntah terus-menerus
• Intoleransi terhadap makanan atau minuman
• BB menurun, nadi naik 100x/ menit
• Tekanan darah turun
• Mata cekung, lidah kering
• Turgor berkurang
• Tingkat II
• Muntah lebih hebat
• Tekanan darah Sistolik <80mmHg, nadi 100-140x/menit
• Subfebril
• Apatis, kadang ikterik
• Aceton dalam urin
• Tingkat III
• Gangguan kesadaran
• Ikterik
• Materi dalam urin
• Diagnosis
• Anamnesa
• Pemeriksaan fisik
• Labolatorium
• Resiko
• Maternal
• Defisiensi tiamin (B1)
• Fetal
• Gangguan pertumbuhan janin
• Terapi
• MRS
• Stop intake oral 24-48 jam
• Pemberian cairan glukosa 5-10% : RL 2:1 tetesan 40 tetes/menit
• Obat-obatan:
• Vitamin B1, B2, B6 50-100 mg/hari
• Vitamin B12 200μg / h
• Fenobarbital
• Antiemetik
• Antasid
• Diet
• Disesuaikan dengan derajat penyakit
• Rehidrasi dan suplemen
• NaCl 0,9%
• Vitamin
• Antiemesis
• Antihistamin
• Corticosteroid + antagonis 5 hidroksiplamin (ondansentron)
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
• KLASIFIKASI
1. Hipertensi kronik
2. Preeklampsia-eklampsia
3. Hipertensi kronik dengan Superimposed preeklampsia
4. Hipertensi gestasional
HIPERTENSI KRONIK

• Timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu


• Setelah UK 20 minggu dan menetap sampai 12 minggu pasca persalinan
PREEKLAMPSIA RINGAN
• Definisi
• Sindroma spesifik kehamilan dengan menurunnya perfusi organ
sehingga terjadi vasospasme pembuluh darah dan aktifasi
endotel
• Diagnosis
• Hipertensi sistolik/ diastolik ≥ 140/90 mmHg
• Proteinuria ≥ 300 mg/ 24 jam atau 1+ dipstik
• edema
 Managemen
I. Rawat Jalan
 Banyak istirahat berbaring/ tidur miring
 Diet
 Cukup protein
 Rendah karbohidrat
 Lemak, garam secukupnya
 Roboransia pranatal
II. Rawat Inap
 Bila tidak ada perbaikan selama 2 minggu
 Adanya salah satu gejala PE berat
 Terhadap kehamilannya:
 Prematur – konservatif
 Aterm - induksi persalinan
PREEKLAMPSIA BERAT
 Definisi:
 PE dengan sistolik ≥ 160 mmHg
 Diastolik ≥ 110 mmHg
 Proteinuria ≥ 5 g/ 24 jam
 Diagnosis: ditemukan 1 / lebih gejala dibawah
1. TD sistolik ≥ 160 mmHg. Diastolik ≥110 mmHg
2. Proteinuria > 5 g / 24 jam atau 4+
3. Oligouria ( produksi urin < 500 cc / jam)
4. Kenaikan kadar kreatinin plasma
5. Gangguan visus dan serebral
6. Nyeri epigastrium
7. Edema paru dan sianosis
8. Hemolisis mikro angiopatik
9. Trombositopenia berat < 100.000 sel / mm3
10. Gangguan fungsi hepar
11. Pertumbuhan janin intra uterine terlambat
12. Sindrom HE
• Pembagian PE Berat
1. PEB tanpa impending eklampsia
2. PEB dengan impending eklampsia:
• Nyeri kepala hebat
• Gangguan visus
• Muntah-muntah
• Nyeri epigastrium
• Kenaikan progresif tekanan darah
• Managemen
1. Pencegahan kejang
2. Pengobatan hipertensi
3. Pengelolaan cairan
4. Suportif terhadap penyulit
5. Saat yang tepat untuk terminasi kehamilan
 Pemberian cairan
 Ringer dextrose 5% / garam faali <125 cc / jam
 Dextrose 5% : ringer laktat 60-125 cc / jam
 Pasang Foley catheter
 Obat anti kejang
 MgSO4
a) Initial dose 4 g MgSO4 IV (40% dalam 10 cc) selama 15 menit
b) Maintenance dose:
 6 g dalam larutan ringer / 6 jam atau,
 4 g IM tiap 4-6 jam
• Saat- saat pemberian MgSO4
1. Harus tersedia antidotum MgSO4 (kalsium glukonas 10% = 1 g
(10% dalam 10 cc) diberikan IV 3 menit
2. Reflek patella +
3. Frekuensi pernafasan > 16 kali/ menit
 Pemberian diuretikum bila:]
 Edema paru
 Payah jantung kongestif
 Edema anasarka
 Pemberian anti hipertensi
 Bila sistolik ≥ 180 mmHg, diastolik ≥ 110 mmHg (Nifedipin 10-20 mg /
anal diulang setelah 30 menit max 120 mg / 24 jam
 Terhadap kehamilan:
 Konservatif
umur kehamilan prematur
 Aktif
 UK Aterm
 Adanya tanda-tanda impending eklampsia
 Konservatif gagal
EKLAMPSIA

• Klinis: gejala preeklampsia + kejang


• Managemen:
• Sama dengan PE berat
• Terhadap kehamilan: semua di terminasi
• Hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia
• Hipertensi kronik dengan disertai tanda- tanda PE

• Hipertensi Gestasional
- Hipertensi timbul pada kehamilan
- Tanpa proteinuri
- Hipertensi menghilang setelah 3 bulan pasca persalinan
KORIOAMNIONITIS
• Definisi: korion, amnion, cairan ketuban terkena infeksi bakteri
• Komplikasi paling sering bagi ibu dan janin
• Dapat berlanjut  sepsis
Penyebab
• Bakteri berasal dari traktus urogenitalis ibu (vagina, anus, rektum 
uterus)
• Diagnosis:
• Anamnesa
• Ketuban pecah
• Klinis:
• Demam, nadi cepat, berkeringat
• Cairan berbau dari vagina
• Perabaan uterus lembek
• Penanganan: antibiotika spektrum luas
• Kehamilan: Terminasi upayakan pervaginam
• Pasca persalinan + uterotonika (antibiotika: kombinasi)
a) Ampisilin 3 x 1000mg
b) Gentamisin 5mg/kgBB/hari
c) Metronidazol 3 x 500mg

Anda mungkin juga menyukai