Anda di halaman 1dari 31

1.

SIK
Disebutkan ada data, data disini masih berupa kumpulan bahan baku atau material dari
berbagai sumber yang belum bisa didapat kesimpulannya. Kumpulan data tersebut
nantinya akan digabungkan menjadi satu, dari penggabungan data tersebut barulah nanti
dapat disimpulkan, jadi proses ini disebut "Pengolahan Analisis Data". Dari hasil
pengolahan analisis data tersebut maka akan didapatkan sebuah informasi (data baru)
mengenai SIK yang valid kebenerannya.
Penjelasan lebih mendalam menurut saya terdapat pada halaman 6 dimana Data akan di
kumpulkan (Pengumpulan Data) yang di peroleh dari berbagai sumber salah satu nya
adalah Masyarakat, setelah data di kumpulkan maka data tersebut akan
dikelolah (Pengelolahan Data) menjadi suatu data yang Valid dan benar dengan tujuan
agar tidak ada ketidaksamaan dalam data tersebut. Setelah data dikelolah data akan
di Analisis dan dilakukan sebuah Penyajian pada data tersbut dan menghasilkan
sebuah Informasi. Pada saat Informasi dihasilkan maka muncul suatu Pengambilan
Keputusan yang berguna untuk memilih suatu tindakan yang baik dari informasi tersebut.
Jika sudah di sah kan dalam pengambilan keputusan tersebut makan akan dilaksanakan
(Implementasi) kepada masyarakat.
Contoh layanan SIK :
a. Sistem Informasi Manajemen Dinas Kesehatan (SIMDinKes)
b. Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)
c. Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS).

2. Tujuan dari layanan SIK yaitu :


1. Meningkatkan manajemen pelayanan kesehatan.
2. Mengetahui tingkat status kesehatan masyarakat.
3. Sebagai dasar evidence based bagi sistem kesehatan.
4. Sebagai dasar dalam proses pengambilan keputusan dalam manajemen kesehatan.
5. Suatu kombinasi prosedur dan sumber daya untuk pengumpulan, pengolahan dan
pengkomunikasian data dalam pembuatan informasi dan penyediaan pelayanan bagi :
a. Perencana atau administrator kesehatan disemua level.
b. Personil lain dibidang kesehatan atau sektor pengembangan lain, yaitu : 
- Peneliti.
- Pendidik atau pengajar, dll.
c. Masyarakat.
- Menunjang pelaksanaan program kesehatan.
Layanan SIK juga bertujuan sebagai alat organisasi yang menyediakan informasi akurat,
tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan.
Ada pula tujuan sistem informasi yaitu :
- Melayani manajemen.
- Meminimalkan ketidakpastian dalam pengambilan keputusan. dan
- Mencapai tujuan organisasi.
3. Sistem
Sistem adalah sekumpulan komponen yang bekerja bersama untuk mencapai suatu
tujuan. Sistem dapat dikatakan sebagai kumpulan elemen yang berhubungan untuk
mencapai tujuan yang diharapkan.
Sistem Informasi
Sistem Informasi adalah sekumpulan komponen yang bekerja sama untuk menghasilkan
suatu informasi fakta atau data.
Sistem Informasi Kesehatan
Sistem Informasi Kesehatan adalah suatu kombinasi elemen-elemen yang bertujuan
menghasilkan data dan penyebaran informasi untuk digunakan oleh pelayanan kesehatan
di semua tingkat pelaksanaan dan di sektor-sektor pengembangan yang lain. Juga
merupakan suatu tatanan (Rangkaian) bagian atau kegiatan yang saling terkait yang
menghimpun berbagai macam data dan mentransformasikannya menjadi informasi
kesehatan.
Coba uraikan manfaat SIKNAS menurut anda!
Manfaat SIKNAS menurut saya adalah dengan adanya SIKNAS akan membuat masyarakat
tidak buta dengan semua permasalahan kesehatan. Masyarakat dan tenaga kesehatan
akan mendapatkan informasi yang akurat dan tepat dan dapat dipertanggungjawabkan
sehingga bisa dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan. Memudahkan komunikasi
jarak jauh dengan adanya internet seluruh rumah sakit akan mengakses database yang
berisi dengan data pasien sehingga memudahkan pasien dan rumah sakit apabila pasien
menggunakan rumah sakit yang berbeda. Dengan SIKNAS derajat kesehatan akan
terbangun secara baik dan selaras.
Alasan SIKNAS dapat memudahkan komunikasi jarak jauh karena, jaringan SIKNAS adalah jaringan
komunikasi data terintegrasi dengan menggunakan Wide Area Network (WAN), jaringan telekomunikasi
yang mencakup area yang luas serta digunakan untuk mengirim data jarak jauh antara Local Area
Network (LAN) yang berbeda, dan arsitektur jaringan lokal komputer lainnya.

PermalinkShow parentReply

Menurut saya penting Pak, karena Bank Data Kesehatan Nasional merupakan inti dari
pengembangan sistem informasi tersebut.
Dan tempat atau wadah dimana berbagai data dihimpun, diatur dalam database kesehatan
yang berstruktur sesuai kaidah-kaidah informatika untuk digunakan setiap saat dalam
upaya menghasilkan informasi. Dengan adanya bankdata, perubahan situasi kesehatan
dan situasi program yang dinamis di tingkat kabupaten dan propinsi dapat selalu dipantau.
Hal ini karena dalam bank data tersebut tersimpan database yang mutakhir dan dapat
digunakan setiap saat oleh seluruh pemegang atau pengendali program kesehatan di
kabupaten dan propinsi.
Adanya bank data ini, secara berangsur-angsur akan menyadarkan seluruh pengguna
sistem Informasi untuk secara bersama-sama meningkatkan mutu Sistem Informasi
Kesehatan, dengan meningkatkan seluruh komponen sistem yaitu: data, manusia,
prosedur, software dan hardware.

Menurut saya makna dari kalimat menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya
kesehatan dan menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik itu adalah, pemerataan
dalam jumlah tenaga kesehatan baik ditingkat pusat maupun daerah karena penempatan
tenaga kesehatan yang tidak merata telah mengakibatkan rendahnya mutu pelayanan
kesehatan di daerah terpencil. Maka harus mengoptimalkan dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan. 
Menciptakan tata kelola dari pemerintahan yang baik tersebut merupakan suatu bentuk
maupun wujud tanggung jawab, dan dalam mewujudkannya harus bersifat transparan dan
akuntabel. 
Dengan melakukan pemerataan jumlah tenaga kesehatan, dan menciptakan tata kelola pemerintahan
denggan baik. Makan derajat kesehatan akan terbangun secara baik dan selaras.

PermalinkShow parentReply

Uraikan oleh anda tahapan pengembangan Sistem Informasi Kesehatan!

1. Meninjau kembali Sistem yang ada


Langkah awal yang harus dilaksanakan dengan meninjau kembali sistem yang ada dengan
melihat apakah sistem saat ini telah ada kita tidak dapat serta merta membangun sistem
baru melainkan harus melihat kedalam apakah saat ini sudah ada sistem yang
dilaksanakan, cobalah membangun kekuatan dan mempelajari kelemahan dari sistem yang
sudah ada. 

2. Menentukan kebutuhan data


Langkah kedua yang kita laksanakan ialah melihat setiap tingkatan administratif memiliki
peran yang tidak sama, sehingga kebutuhan data akan berbeda-beda. Tidak semua
kebutuhan data dapat dipenuhi melalui sistem pengumpulan data rutin. Data yang jarang
dikumpulkan atau hanya diperlukan untuk suatu kecamatan tertentu dapat diperoleh melalui
penelitian atau survei menggunakan sampel. 

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi alur data


Langkah ketiga yang kita lakukan yaitu melihat faktor-faktor yang mempengaruhi alur data
dimana tidak semua data yang terkumpul pada puskesmas tertentu harus di kirim ke Dinas
Kesehatan diatasnya. Data paling rinci disimpan sebagai arsip ditempat yang telah
ditentukan, penyampaian laporan ke Dinas Kesehatan sebaiknya sesuai dengan
kesepakatan bersama data apa yang harus dikirim. Dengan cara :
- Menentukan siapa yang bisa mengolah data.
- Menententukan berapa sering data dibutuhkan dalam semua tingkat.
- Menentukan bagaimana format data yang sesuai.
- Membuat diagram dan kesimpulan informasi guna pengambilan keputusan.

4. Desain pengumpulan dan cara pelaporan data


Langkah keempat mendesain pengumpulan dan cara pelaporan data. Prinsip yang perlu
kita penuhi guna mendesain pengumpulan dan cara pelaporan data yaitu : Staf yang
bertugas untuk mengisi formulir laporan harus mempunyai pemahaman yang baik
mengenai maksud dari formulir tersebut. Sekiranya Pengumpulan dan pelaporan data
sefektif mungkin, sederhana dan lengkap. Langkah-langkah guna mendesain pengumpulan
dan cara pelaporan data sebagai berikut :
- Membuat draft formulir dari berbagai macam laporan yang dibutuhkan dengan maksud
agar sebagai acuan dan merupakan indikatornya.
- Membandingkannya kemudian memastikan seluruh data dapat di ambil menggunakan
formulir tersebut.
- Mencoba menerapkan draft tadi pada petugas pengelolanya kemudian diskusikan kepada
mereka apa kekuarangan formulir baru ini. 
- Persiapkanlan petunjuk penggunaan formulir tersebut.
- Laksanakanlah Uji coba dengan menggunakan formulir tersebut sesuai dengan petunjuk
yang telah ada.
- Nilai dan evaluasilah hasil ujicoba diatas.
- Dari hasil penilaian dan evaluasi, buatlah formulir yang baru.

5. Pengembangan prosedur pemerosesan data 


Langkah kelima mengembangkan prosedur pemerosesan data dimana data Sistem
Informasi yang kita rencanakan diproses secara konsisten sesuai dengan tujuan
pengumpulan, perencanaan, analisis dan pemanfaatan data. Langkah-langkah guna
Mengembangkan prosedur pemerosesan data sebagai berikut :
- Lakukan asesment terhadap keuntungan dan kerugian pemrosesan data secara manual
dibandingkan dengan menggunakan komputer.
- Apabila kita memilih untuk mengembangkan sistem komputerisasi, pastikan bahwa
nantinya akan dipergunakan untuk pemrosesan data sampai pada Puskesmas.
- Tentukan spesifikasi pengembangan software kaitanya dengan pengguna data pada
tingkat yang berbeda.
- Kembangkan kebutuhan software untuk pemrosesan data di tiap-tiap tingkatan dimana
komputer akan digunakan berdasarkan spesifikasi yang dibutuhkan.
- Lakukan uji coba software.
- Kembangkan dan ujicoba petunjuk penggunaan software.
- Desain program pelatihan penggunaan software pada staf.
6. Mengembangkan program pelatihan
Mengembangkan program pelatihan dengan tunjuan meningkatkan sumber daya pelaksana
dengan merancang pelatihan sesuai dengan tingkatan pengetahun pengelola. Langkah-
langkah guna mengembangkan program pelatihan yang efektif menunjang pengembangan
sistem informasi berbasis puskesmas sebagai berikut :
- Segera lakukan penilaian kebutuhan pelatihan (Training Needs Assessment=TNA) bagi
petugas data dan pengguna data.
- Mengembangkan kurikulum untuk setiap tipe pelatihan berdasarkan hasil penilaian
kebutuhan pelatihan.
- Mengembangkan Materi Pelatihan.
- Reproduksi materi pelatihan.
- Merancang model evaluasi pelatihan.
- Identifikasi peserta yang tepat untuk masing-masing jenis pelatihan berdasarkan tugas
dan tanggung jawabnya dalam mengumpulkan, mengelola dan menggunakan data.
- Lakukan pelatihan bagi petugas data.
- Lakukan pelatihan bagi pengguna data.
- Evaluasi program pelatihan termasuk materi pelatihan yang digunakan.
- Modifikasi materi pelatihan dan program pelatihan berdasarkan hasil evaluasi.

7. Ujicoba sistem
Salah satu tahapan penting dalam pengembangan suatu Sistem Informasi yaitu Uji coba
sistem sebelum diimplementasikan, suatu sistem harus diujicoba pada kondisi yang
mencerminkan kondisi sebenarnya.

8. Monitoring dan Evaluasi pada sistem


Tujuan dari monitoring dan evaluasi tidak hanya fokus pada mencari kesalahan dan
kekurangan pada sistem tetapi terhadap aspek-aspek lain yang mendukung secara tidak
langsung. Cara ini sangat baik dilaksanakan untuk dapat mengidentifikasi kesalahan yang
terjadi pada pelaksanaan uji coba suatu sistem. Monitoring dan evaluasi kiranya
dilaksanakan melalui tahapan berikut :
- Membuat rencana pengembangan yang sistematik bagaimana melaksanakan monitoring
dan evaluasi.
- Cobalah mengidentifikasi sumber daya yang diperlukan untuk pelaksanaan monotoring
dan evaluasi karena prioritas kegiatan terletak pada tersedianya sumber daya dan
kebutuhan.
- Lanjutkan dengan merencanakan pelaksanaan monitoring dan evaluasi.
- Laksanakanlah disiminasi hasil kegiatan monitoring dan evaluasi.
- Langkah terakhir buatlah suatu rekomendasi dari hasil kegiatan monitoring dan evaluasi.

9. Mengembangkan mekanisme diseminasi dan umpan balik data


Cara efektif untuk memotivasi para pengolah data pada level terendah seperti Puskesmas
adalah dengan terus menerus memberikan umpan balik baik positif dan negatif mengenai
data yang telah mereka hasilkan.

10. Mengembangkan sistem informasi dan manajemen kesehatan


Pengembangan sistem informasi manajemen kesehatan akan selalu berkembang, dimana
para pelaku yang terlibat di bidang ini akan selalu mencoba untuk mengembangkannya
mengikuti trend yang ada.
Singkatnya :
1. Coba tinjau kembali monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan pada sistem informasi
dan manjemen kesehatan.
2. Mengedintifkasi kembali aspek-aspek sistem informasi manajemen kesehatan guna
mengembangkan kembali fungsi utama dari sistem informasi dan manajemen, adapun
aspek yg dibutuhkan yaitu : 
- Mengembangkan simkes sebagai pengontrol data.
- Mengembangkan kapasitas.
- Menentukan mekanisme.
- Mengembangkan strategi.
- Meningkatkan kerjasama.
- Menyatukan dan membuat inisiatif.
3. Mengedintifikasi sumber-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengemplementasikan
dari beberapa bagian pelaksana yang berbeda guna pengembangan simkes.
4. Prioritas pada bagian yang berbeda, hal ini terkait dengan derajat, kepentingan,
kebutuhan dan ketersediaan sumber-sumber daya guna penerapan yang tepat.
5. Cobalah menyiapkan jadwal pelaksanaan sisem informasi kesehatan yang lebih baik.
6. Kerjakanlah beberapa cara yang berbeda yang dibutuhkan untuk meningkatkan simkes.
7. Dan tidak kalah pentingnya lakukanlah monitoring dan evaluasi terhadap isu-isu yang
baru guna perkembangan sistem informasi dan manajemen kesehatan.

Jika anda sebagai pejabat pemangku kepentingan, sistem informasi kesehatan


seperti apa yang anda inginkan?

Jika saya seorang pemangku kepentingan, sistem informasi kesehatan yang saya inginkan
yaitu menciptakan suatu system yang terkonsep dan terstruktur dengan baik, maka akan
menghasilkan output yang baik juga. Karena dengan sistem Informasi kesehatan yang baik
maka akan membuat masyarakat tidak buta dengan semua permasalahan kesehatan.
Dengan begitu maka akan tercapainya derajat kesehatan masayarakat yang setinggi-tingginya.

PermalinkShow parentReply

Buatlah kalimat singkat perihal materi "PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI


KESEHATAN"!
Dalam pengembangan Sistem Informasi Kesehatan, harus dibangun komitmen setiap unit
infrastruktur pelayanan kesehatan agar setiap Sistem Informasi kesehatan berjalan dengan
baik.
Keberhasilan pengembangan sistem informasi tergantung pada strategi yang dipilih dan
harus dilakukan secara menyeluruh.

Menurut anda dalam penyelenggaraan implementa SIK terdapat kendala yang mungkin timbul.
sebutkan dan uraikan kendala yang dimaksud?
1. Faktor Pemerintah
a. Standar SIK belum ada sampai saat.
b. Pedoman SIK sudah ada tapi belum seragam.
c. Belum ada rencana kerja SIK nasional.
d. Pengembangan SIK di kabupaten atau kota tidak seragam.

2. Fragmentasi
a. Terlalu banyak sistem yang berbeda-beda di semua jenjang administasi (kabupaten atau kota, provinsi
dan pusat), sehingga terjadi duplikasi data, data tidak lengkap, tidak valid dan tidak conect dengan
pusat.
b. Kesenjangan aliran data (terfragmentasi, banyak hambatan dan tidak tepat waktu).
c. Hasil penelitian di NTB membuktikan bahwa : Puskesmas harus mengirim lebih dari 300 laporan dan
ada 8 macam software sehingga beban administrasi dan beban petugas terlalu tinggi. Hal ini dianggap
tidak efektif dan tidak efisien.
d. Format pencatatan dan pelaporan masih berbeda-beda dan belum standar secara nasional.

PermalinkShow parentReply

3. Sumber daya masih minim


Faktor kelemahan juga merupakan faktor internal sistem informasi kesehatan nasional. Faktor ini jika
tidak diintervensi akan berdampak negatif pada keberlangsungan sistem informasi kesehatan. Sehingga
sedapat mungkin faktor ini harus diminimalisasi atau diintervensi.
Faktor kelemahan kritis yang diidentifikasi secara garis besar adalah sebagai berikut :
a. Aspek legal masih lemah.
b. Sistem informasi kesehatan masih terfragmentasi.
c. Pendanaan untuk sistem informasi kesehatan di daerah masih terbatas.
d. Kemampuan daerah dalam pengembangan sistem informasi kesehatan dan pengelolaan data atau
informasi yang bervariasi.
e. Pemanfaatan TIK dalam penyelenggaraan sistem informasi kesehatan dan pengelolaan data yang
belum optimal.
f. Kuantitas dan kualitas sumber daya manusia masih rendah.
g. Mekanisme monitoring dan evaluasi masih lemah.

PermalinkShow parentReply

Faktor kelemahan/kendala kritis yang diidentifikasi secara garis besar adalah sebagai
berikut :

1. Aspek legal masih lemah. 


Adanya landasan hukum untuk mendukung keberhasilan berjalannya sebuah sistem
informasi mutlak diperlukan. Hal ini juga merupakan bentuk komitmen dari seluruh
komponen yang terlibat dalam suatu sistem informasi. Peraturan perundang-undangan
untuk penyelenggaraan sistem informasi kesehatan baik di tingkat transaksi layanan
kesehatan maupun di tingkat pelaporan dirasa masih lemah. Walaupun beberapa peraturan
perundangundangan yang ada seperti UU ITE, UU KIP, PP PSTE, PP SIK, dan lain-lain
dapat dijadikan acuan. Namun peraturan perundang-undangan yang spesifik mengatur
secara teknis penyelenggaraan sistem informasi kesehatan perlu disiapkan seperti
peraturan perundang-undangan terkait rekam medis/kesehatan elektronik.

2. Sistem informasi kesehatan masih terfragmentasi. 


Sebagaimana diketahui bahwa di bidang kesehatan telah berkembang berbagai sistem
informasi sejak lama tetapi satu sama lain kurang terintegrasi. Setiap sistem informasi
tersebut cenderung untuk mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dan langsung dari
fasilitas pelayanan kesehatan yang paling bawah dengan menggunakan cara dan format
pelaporan sendiri. Akibatnya setiap operasional seperti Puskesmas dan Rumah Sakit yang
harus mencatat data dan melaporkannya sehingga Puskesmas dan Rumah Sakit menjadi
sangat terbebani. Dampak negatifnya adalah berupa kurang akuratnya data dan lambatnya
pengiriman laporan.

3. Pendanaan untuk sistem informasi kesehatan di daerah masih terbatas.  


Kemampuan pendanaan daerah yang bervariasi dalam memperkuat sistem informasi
kesehatan di daerah berdampak pula pada keberhasilan penguatan sistem informasi
kesehatan secara keseluruhan.

4. Kemampuan daerah dalam pengembangan sistem informasi kesehatan dan pengelolaan


data/informasi yang bervariasi.
Untuk sebagian daerah yang telah memiliki kemampuanpun tampaknya pengembangan
yang dilakukan masih kurang mendasar dan komprehensif serta belum mengatasi masalah-
masalah mendasar dalam sistem informasi kesehatan. Setiap upaya pengembangan
cenderung menciptakan sistem informasi kesehatan sendiri dan kurang memperhatikan
keberlangsungan sistem dan konsep integrasi sistem untuk efisiensi. Kondisi geografis,
khususnya pada daerah terpencil dan perbatasan juga berdampak pada kemampuan untuk
membangun sistem informasi kesehatan daerah serta optimalisasi pemanfaatan
infrastruktur teknologi informasi dan kemampuan sumberdaya lainnya.

5. Pemanfaatan TIK dalam penyelenggaraan sistem informasi kesehatan dan pengelolaan data yang
belum optimal.
Hampir sebagian besar daerah dan pusat telah memiliki infrastruktur TIK untuk mendukung pelaksanaan
sistem informasi kesehatan, namun fasilitas TIK tersebut belum secara optimal dimanfaatkan. Hal ini
dapat disebabkan karena beberapa faktor, seperti kemampuan sumber daya manusia yang masih
terbatas, tidak berfungsinya perangkat keras dan perangkat lunak aplikasi pengelolaan data kesehatan,
tidak tersedianya prosedur pengoperasian (SOP) atau petunjuk manual untuk mengoperasikan
perangkat keras maupun perangkat lunak aplikasi pengolahan data. Banyak pula fasilitas komputer dan
infrastruktur TIK yang akhirnya kadaluarsa atau rusak sebelum SIK diimplementasikan.

6. Kuantitas dan kualitas sumber daya manusia masih rendah.


elama ini, di beberapa daerah, pengelola data dan informasi umumnya adalah tenaga yang merangkap
jabatan atau tugas lain, yang dalam kenyataannya mereka tidak dapat sepenuhnya bekerja mengelola
data dan informasi karena insentif yang tidak sesuai sehingga mereka memilih pekerjaan paruh waktu di
tempat lain. Kelemahan ini masih ditambah lagi dengan kurangnya keterampilan dan pengetahuan
mereka di bidang informasi, khususnya teknologi informasidan pemanfaatannya. Selama ini sudah
terdapat jabatan-jabatan fungsional untuk para pengelola data dan informasi, seperti pranata komputer,
statistisi, epidemiolog, keamanan informasi, dan seterusnya. Namun belum dimanfaatkan betul.

7. Mekanisme monitoring dan evaluasi masih lemah.


Kelemahan-kelemahan dan berbagai permasalahan pada penyelenggaraan sistem informasi kesehatan
tentunya dapat diidentifikasi dengan mekanisme monitoring dan evaluasi serta audit sistem informasi
kesehatan. Sayangnya, mekanisme monitoring dan evaluasi belum ditata dan dilaksanakan dengan baik.

PermalinkShow parentReply

Pangkalan Data merupakan suatu hal yang mutlak di dalam implementasi SIK. Menurut anda apa
manfaat dari pangkalan data itu sendiri?
Penyimpanan data dan informasi kesehatan dilakukan dalam pangkalan data, pada tempat yang aman,
dan tidak rusak atau mudah hilang, dengan menggunakan media penyimpanan elektronik atau non
elektronik. Pangkalan data harus dikelola oleh pengelola sistem informasi kesehatan sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan.

PermalinkShow parentReply

Menurut saya manfaat dari pangkalan data, yaitu :


1. Memungkingkan untuk menyimpan data atau melakukan perubahan (update atau manipulasi) dan
menampilkannya kembali data tersebut dengan cepat dan mudah, dari pada menyimpanya secara
manual.
2. Adanya aspek keamanan, dengan begitu akan dapat menentukan siapa yang boleh mengakses data
dan menentukannya jenis operasi apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
3. Terciptanya konsistensi dan keakuratan data.
4. Dalam pengambilan keputusan, dapat memudahkan penggunaan, ketepatan, kecepatan, pengiriman,
dan penukaran data kapan saja (standarization).
6. Untuk meminimalisir adanya redundansi (kerangkapan data) dan menjaga data tetap konsisten.
7. Mengatur dalam pemilihan data yang sesuai dengan fungsi dan jenisnya.

PermalinkShow parentReply

Basis data mempunyai tujuan utama yaitu untuk mempermudah dan mempercepat dalam
menemukan data yang diinginkan. Disamping itu basis data juga bermanfaat untuk
memenuhi beberapa tujuan seperti :

1) Kecepatan dan kemudahan (speed), pemanfaatan basis data memungkinkan untuk


dapat menyimpan data atau melakukan modifikasi data atas menampilkan kembali data–
data tersebut dengan lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan cara manual.

2) Efisian ruang penyimpanan (space), keterkaitan yang erat antar kelompok data dalam
sebuah basis data memungkinkan terjadinya pengulangan (redudansi data). Banyaknya
redudansi ini akan memperbesar ruang penyimpanan.

3) Keakuratan (acuracy), pemanfaatan atau pembentukan relasi antar data bersama


dengan penerapan aturan tipe data, keunikan data yang diterapkan dalam sebuah basis
data sangat berguna untuk menekan ketidakakuratan penyimpanan data.

4) Ketersediaan (availability), basis data dapat memilih adanya data utama, data transaksi,
dan data historis hingga data kedaluarsa. Data yang sudah jarang dipakai atau bahkan
tidak pernah lagi digunakan dapat dilepaskan dari sistem basis data yang sedang aktif
dengan cara memindahkanya ke media penyimpanan 0ffline, disisi lain karena kepentingan
pemakai data, sebuah basis data dapat memiliki data yang tersebar dibanyak lokasi
(tersedia).

5) Kelengkapan (completeness), lengkap tidaknya data yang dikelola dalam sebuah basis
data bersifat relatif, karena itu untuk mengakomodasi kebutuhan kelengkapan data yang
semakin berkembang selain dapat ditambahkan record–record data, dapat juga merubah
struktur dalam basis data, baik dalam bentuk penambahan objek baru (tabel) atau
penambahan field–field baru pada suatu tabel.

6) Keamanan (security), dengan basis data sistem keamanan dapat diterapkan dengan
ketat. Basis data dapat menentukan siapa saja yang boleh menggunakan basis data serta
objek-objek didalamnya dan menentukan jenis-jenis operasi yang dilakukan.

7) Kebersamaan pemakai, pemakai basis data seringkali tidak terbatas pada satu pemakai,
lokasi atau oleh satu sistem aplikasi saja, basis data dapat dikelola oleh sistem (aplikasi)
yang mendukung lingkungan multiuser.

Uraikan dengan singkat inti sari dari pokok bahasan pada pertemuan ke lima ini!
Dibalik prinsip penyelenggaraan atau pengembangan dan penguatan SIK, Sistem Informasi
Kesehatan, masih memiliki permasalahan yang cukup kompleks, seperti faktor pemerintah,
fragmentasi, dan sumber daya yang masih minim. Yang menyebabkan seringnya
mengalami kesulitan dalam hal pengambilan keputusan yang tepat karena keterbatasan
atau ketidaktersediaan data dan informasi yang akurat, tepat, dan cepat. Data dan
informasi merupakan sumber daya yang sangat strategis dalam pengelolaan pembangunan
kesehatan yaitu pada proses manajemen, pengambilan keputusan, kepemerintahan dan
penerapan akuntabilitas.
Tantangan pembangunan kesehatan menuntut adanya dukungan sumber daya yang cukup
serta arah kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan yang tepat.
Manajemen data kesehatan adalah rangkaian kegiatan pengelolaan data mulai dari kegiatan pencatatan,
pengumpulan, pengolahan, analisis data hingga menjadi suatu informasi yang berguna untuk
pengambilan keputusan bagi organisasi maupun individu. 

Oleh karena itu, menurut saya, dengan adanya Manajemen data kesehatan dapat memudahkan dalam
melakukan pengelolaan data. Kebutuhan data tidak hanya dibutuhkan oleh eksekutif organisasi saja
melainkan seluruh civitas dalam organisasi membutuhkan data untuk melakukan penetapan tindakan
yang akan diambil. Contohnya, manajemen data kesehatan berperan dalam memberikan informasi
untuk memudahkan penindakan saat pasien ingin melakukan pengobatan, memberikan informasi yang
akurat berdasarkan kondisi kesehatan yang terjadi di daerah tertentu, serta dapat meminimalisir
tindakan terhadap pasien karena merujuk pada data yang telah diinput sebelumnya, sehingga
kemungkinan terjadinya kesalahan dalam melakukan diagnosa akan dapat diminimalisir.

PermalinkShow parentReply

Coba anda uraikan makna kalimat berikut : Efektivitas sistem komunikasi data tergantung pada
karakterisitik dasar yaitu : penyampaian (delivery), ketepatan (accuracy) dan waktu (timeliness)!
Komunikasi data adalah pertukaran data antara dua perangkat melalui beberapa bentuk media transmisi
seperti kabel tembaga. Dengan saling mengirimkan data atau informasi dari sumber ke tujuan dalam
bentuk sinyal. Supaya komunikasi data terjadi, perangkat komunikasi harus menjadi bagian dari sistem
komunikasi yang dibangun dari kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak. Nilai efektifitas dari
suatu sistem komunikasi data tergantung dari 3 karakteristik utama, yaitu delivery, accuracy, timeliness.

PermalinkShow parentReply

Penjelasanya dari masing-masing nilai karakteristik tersebut, yaitu :


a. Penyampaian (Delivery), yaitu sistem komunikasi data harus mengirim data ke tujuan
yang tepat dan data juga harus diterima oleh dan perangkat atau pengguna yang dituju
sebagaimana fungsi komunikasi data.
b. Ketepatan (Accuracy), yaitu sistem komunikasi data harus mengirim data secara akurat.
Data yang tidak dapat dikirimkan atau rusak akan menjadi data yang tidak dapat digunakan
oleh pengguna.
c. Waktu (Timeliness), yaitu sistem komunikasi data harus mengirim data dalam jangka
waktu tertentu. Dalam artian, data yang dikirim terlambat akan sangat tidak berguna. Atau
istilah lainnya adalah transmisi secara real time.

Komunikasi Data Kesehatan memegang peranan penting didalam ketersedian informasi. menurut
anda sebarapa pentingkah itu?
Menurut saya sangat penting Pak, karena Komunikasi Data Kesehatan berfungsi untuk menangani
proses sinkronisasi atau migrasi data yang berbentuk soft copy, yang berasal dari dinas kesehatan
kabupaten atau kota, puskesmas, rumah sakit, laboratorium, apotek atau farmasi, dan institusi
kesehatan lainnya yang telah menggunakan perangkat komputer.

PermalinkShow parentReply

Dan dengan adanya Komunikasi Data Kesehatan juga memudahkan pengiriman data
dalam jumlah besar (tanpa kesalahan dan ekonomis), memungkinkan penggunaan sistem
komputer dan peralatan pendukungnya dari jauh (remote computer use), memungkinkan
orang dan bisnis yang mempunyai lokasi geografis berlainan dapat saling berkomunikasi,
mendukung manajemen dalam mengontrol karena memungkinkan penggunaan sistem
komputer secara terpusat maupun tersebar, memungkinkan pengelolaan dan pengaturan
data yang ada dalam berbagai macam sistem komputer, mengurangi waktu untuk
pengolahan data, mendapat data langsung dari sumbernya atau memperoleh data bisnis
selagi data tersebutdibuat (online), dan komunikasi data kesehatan dapat mempercepat
penyebaran informasi.

Buatlah kalimat singkat terkait materi "Komunikasi Data Kesehatan"!

Komunikasi data merupakan penggabungan antara dunia komunikasi dan  komputer, yaitu pengiriman
informasi diantara dua titik kode biner menggunakan transmisi dan melewati saluran perangkat, bisa
antara komputer dan komputer, komputer dan terminal, atau komputer dengan peralatan, dan atau
peralatan dengan peralatan.

PermalinkShow parentReply

Jadi, inti dari komunikasi data adalah saling mengirimkan data atau informasi dari sumber ke tujuan
dalam bentuk sinyal. Supaya komunikasi data terjadi, perangkat komunikasi harus menjadi bagian dari
sistem komunikasi yang dibangun dari kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak.

PermalinkShow parentReply

Di dalam jaringan komputer ada perangkat yang dinamakan Switch dan Router, jelaskan fungsi dari
masing-masing perangkat tersebut!

1. Switch
Adalah sebuah komponen pada komputer yang digunakan untuk membentuk sebuah hubungan.
Hubungan tersebut dibuat dengan cara menghubungkan beberapa HUB menjadi satu agar membentuk
jaringan yang lebih besar. Switch juga bisa digunakan untuk menghubungkan banyak komputer menjadi
satu. Sehingga, terpenuhinya jaringan dengan bandwidth besar tercapai. Switch merupakan perangkat
jaringan yang beroperasi di OSI Layer 2, Data Link Layer. Perangkat tersebut sebagai penyambung atau
concentrator dalam jaringan. Berbeda dengan Hub, Switch tidak dapat mengalami collision karena
Switch dapat mengenal MAC Address atau Physical Addresssehingga Switch dapat memilah data yang
akan ditransmisikan. 

Berikut ini fungsi-fungsinya :


- Switch digunakan untuk membuat koneksi antara beberapa komputer. Apabila koneksi tersebut bisa
terjadi, maka lalu lintas informasi bisa terus mengalir.
- Sebagai penguat atau repeater.
- Untuk menghubungkan kabel-kabel UTP( katagori 5/5e ) antar komputer.
- Menghubungkan antar komputer dalam LAN.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa fungsi dari switch adalah untuk memanajemen lalu lintas data atau
informasi yang terdapat pada jaringan komputer kompleks.

PermalinkShow parentReply

2. Router
Adalah sebuah perangkat keras yang digunakan untuk menghubungkan lebih dari satu jaringan. Jaringan
yang dihubungkan bisa memiliki teknologi yang sama maupun berbeda. Jaringan yang saling terhubung
tersebut bisa berkomunikasi dengan cara mengirimkan data antara satu dengan yang lainnya. Router
adalah jaringan yang beroperasi di OSI Layer 3, Network Layer. Layerini terkenal dengan pengalamatan
jaringan menggunakan IP Address. Sehingga Router berperan sebagai penghubung atau penerus paket
data antara dua segmen jaringan atau lebih.

Berikut ini fungsinya :


- Menghubungkan beberapa jaringan menjadi satu.
- Mentransmisikan data yang diinginkan pada perangkat yang lain.
- Menghubungkan jaringan lokal dengan koneksi DSL.
Router menghubungkan beberapa jaringan menjadi satu dengan melakukan proses koneksi. Proses
koneksi tersebut dilakukan dengan cara mendistribusikan IP address kepada komputer lain dalam
jaringan. Distribusi tersebut bisa dilakukan dengan cara statis maupun dengan DHCP (Dynamic Host
Configuration Protocol).

PermalinkShow parentReply

Peranan Teknologi Informasi Dalam Mendukung Penyebaran Informasi Kesehatan


Sangatlah Penting. Menurut Anda Sejauh mana Peranan Itu Ada?

Menurut saya penerapan teknologi informasi di bidang kesehatan ini memang memberikan
berbagai manfaat bagi provider pelayanan kesehatan. Dengan dukungan teknologi
tersebut, manfaat yang dapat diperoleh diantaranya adalah tersedianya informasi
kesehatan pasien yang akurat dan komprehensif, sehingga provider dapat memberikan
berbagai kemungkinan perawatan terbaik. Lebih lanjut dengan penerapan teknologi
informasi yang lengkap dan akurat dapat membantu dalam proses diagnosa, meminimalkan
medical error serta dapat menawarkan pelayanan kesehatan yang aman.
Dengan memperkaya informasi dan pengetahuan terkait penggunaan teknologi informasi pada proses
pelayanan kesehatan khususnya dalam upaya peningkatan mutunya, maka pelayanan kesehatan harus
menyajikan berbagai artikel dan informasi terkait penggunaan teknologi di berbagai aspek pelayanan
kesehatan oleh fasilitas pelayanan kesehatan. Serta bagaimana perkembangan teknologi informasi
dapat dipergunakan sebagai sarana dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan.

PermalinkShow parentReply

Buatlah Kalimat Singkat Intisari dari Materi "PENYEBARAN INFORMASI DATA KESEHATAN"!

Penyebaran informasi adalah penyebaran pesan yang berisi fakta yang telah diproses sedemikian rupa
sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut. Informasi Data
memiliki fungsi yang sangat penting bagi kinerja dan kelancaran kerja suatu perusahaan atau organisasi.
Perusahaan atau organisasi membutuhkan penyusunan data yang baik agar dapat membantu para
pimpinan atau pengambil kebijakan dalam menyusun rencana kegiatan dan mengambil sebuah
keputusan.

PermalinkShow parentReply

Jadi penyebaran informasi adalah data atau pesan yang diolah menjadi bentuk yang berguna untuk
membuat keputusan, selain itu informasi berguna untuk membuat keputusan karena informasi
menurunkan ketidak pastian atau meningkatkan pengetahuan informasi menjadi penting sekarang ini,
termasuk informasi.

MATERI 2
Apa yang anda ketahui tentang SIM RS?
Yang saya ketahui yaitu, SIM RS merupakan sistem komputerisasi yang memproses dan
mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis layanan kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi,
pelaporan dan prosedur administrasi untuk mendukung kinerja dan memperoleh informasi secara
cepat, tepat dan akurat. SIM RS memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis
layanan kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi, yang
mendukung kinerja dan memperoleh informasi secara cepat, tepat dan akurat.

SIMRS sangat bermanfaat dalam membantu meningkatkan kinerja rumah sakit, diantaranya
yaitu :
1. Manfaat umum, yaitu memberikan nilai tambah dengan meningkatkan efisiensi, kemudahan,
standar praktek yang baik dan benar, domumentasi yang auditable dan accountable, mendukung
jasa pemasaran RS, dan peningkatkan akses dan pelayanan terhadap berbagai sumber daya.
2. Manfaat organisasi, yaitu budaya kerja, transpransi, koordiansi antar unit (Team Work),
pemahaman sistem, dan mengurangi biaya administrasi.
3. Manfaat operasional, yaitu kecepatan, akurasi, integrasi, peningkatan layanan, peningkatan
efisiensi, dan kemudahan pelaporan.
4. Manfaat manajerial, yaitu kecepatan mengambil keputusan, akurasi dan kecepatan mengambil
keputusan, dan kemudahan menyusun strategi.
Manfaat yang didapatkan Rumah Sakit dengan menggunaan SIMRS ini adalah:
1. Proses-proses manajemen rumah sakit bisa terintegrasi antara satu bagian dengan bagian
lainnya.
2. Pengendalian stok obat dan alkes multi gudang (multi apotek/floorstock) bisa dilakukan
dengan lebih mudah karena posisi stock up to date-nya bisa diketahui setiap saat.
3. Penagihan kepada pasien bisa dibuat dalam sebuah single billing statement untuk semua jasa
perawatan yang telah diterima pasien.
4. Riwayat penyakit dan perawatan (medical record) pasien bisa dikelola dan dipanggil dengan
cepat dan otomatis.
5. Analisis statistik diagnosa dan pembedahan terhadap pasien telah disesuaikan dengan standard
yang telah ditetapkan WHO.
6. Memudahkan proses budgeting dan pengendalian realisasinya.
7. Memudahkan penyusunan rencana cash-flow dan pengendalian arus kas maupun bank.
8. Dengan SIMRS, resiko keterlambatan pembayaran atau penagihan hutang piutang bisa
dikurangi.
9. Menjaga konsistensi data (data consistency) karena menggunaan data bersama (data sharing)
baik data master (database pasien, dokter, perawat, karyawan dan obat) maupun data transaksi.
10. Pemanfaatan data keluaran/output dari suatu modul oleh modul lain (sebagai masukan /
input) sehingga bisa dihindari adanya redundansi proses antar bagian.

Dalam hal keamanan fisik terdapat kebijakan hak akses pada ruang data center/server.
Coba jelaskan apa maksudnya?
Yang dimaksud dari kebijakan hak akses pada ruang data center/server yaitu sebuah fitur
keamanan yang berkaitan dengan usaha untuk menjaga informasi dari orang yang tidak berhak
mengakses. Maksudnya keamanan suatu informasi (data) hanya bisa diakses oleh pihak yang
memiliki wewenang, yaitu berhubungan dengan kerahasiaan informasi pasien agar informasi
tersebut tidak diakses dari orang yang tidak berhak.
Pengaturan pembatasan hak akses yang diterapkan di RS setiap unit di bagian rumah sakit hanya
diterapkan satu modul SIMRS yang diperlukannya saja, sehingga unit lain tidak dapat
menggunakan modul SIMRS yang tidak dibutuhkan. Misal contohnya seperti pada bagian filing
maka hanya terdapat modul SIMRS filing dan hanya dapat dibuka oleh petugas bagian filing
saja.

Menjaga integritas dan kemanan data merupakan pencegahan terhadap data yang tersimpan di
simpanan luar supaya tidak hilang, rusak dan supaya tidak diakses oleh orang yang tidak berhak.
Keamanan fisik mendeskripsikan ukuran yang mencegah atau menanggulangi dari pengaksesan
sebuah fasilitas, sumber daya, atau informasi yang disimpan pada media fisik.
Dapat disimpulkan keamanan fisik adalah tindakan atau cara yang dilakukan untuk mencegah
atau menanggulangi dan menjaga orang, hardware, program, jaringan dan data dari bahaya fisik
dan kejadian yang dapat menyebabkan kehilangan yang besar atau kehancuran. Keamanan fisik
termasuk perlindungan terhadap kebakaran, bencana alam dan pencurian. Adanya keamanan data
ini maka informasi yang ada hanya bisa diakses oleh pihak yang memiliki akses dan wewenang,
hal ini untuk menjaga kerahasiaan pasien.
Dalam melakukan perancangan terhadap sebuah data center, harus diperhatikan kedua hal
tersebut dengan tujuan mendapatkan data center sesuai dengan kriteria berikut:
A. Availability.
Data center diciptakan untuk mampu memberikan operasi yang berkelanjutan dan terus-menerus
bagi suatu perusahaan baik dalam keadaan normal maupun dalam keadaan terjadinya suatu
kerusakan yang berarti atau tidak. Data center harus dibuat sebisa mungkin mendekati zero-
failure untuk seluruh komponennya.
B. Scalability dan flexibility.
Data center harus mampu beradaptasi dengan pertumbuhan kebutuhan yang cepat atau ketika
adanya servis baru yang harus disediakan oleh data center tanpa melakukan perubahan yang
cukup berarti bagi data center secara keseluruhan.
C. Security.
Data center menyimpan berbagai aset perusahaan yang berharga, oleh karenanya sistem
keamanan dibuat seketat mungkin baik pengamanan secara fisik maupun pengamanan non-fisik.

Seandainya anda sebagai manajer RS, sistem Informasi apa saja yang akan anda bangun?
Sistem informasi yang akan saya bangun yaitu SIMRS, karena setiap RS wajib
menyelenggarakan SIMRS. SIMRS yang akan saya selenggarakan yaitu meliputi keamanan
secara fisik, jaringan, dan sistem aplikasi. Tujuannya yaitu agar informasi (data) hanya bisa
diakses oleh pihak yang memiliki wewenang, Informasi hanya dapat diubah oleh pihak yang
memiliki wewenang, pengirim suatu informasi dapat diidentifikasi dengan benar dan ada
jaminan bahwa identitas yang didapat tidak palsu, dan memastikan pengirim maupun penerima
informasi tidak dapat menyangkal pengiriman dan penerimaan pesan.

Yang kedua yaitu Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) yang merupakan suatu bentuk dari
sistem informasi kesehatan (SIK). Sistem informasi Rumah Sakit (SIRS) adalah suatu tatanan
yang berurusan dengan pengumpulan data, pengolahan, penyajian informasi, analisis dan
penyimpulan informasi serta penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan Rumah
Sakit. Sistem informasi Rumah Sakit meliputi : sistem informasi klinik, sistem informasi
administrasi dan sistem informasi manajemen. SIMRS dapat meningkatkan kualitas pelayanan,
menjaga standar praktek medis yang baik dan benar, menjadi alat koordinasi yang sangat efektif,
mendukung fungsi kontrol yang konsisten, dan pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan
rumah sakit.

Jika saya menjadi seorang pengelola di Rumah Sakit saya akan memberikan suatu sistem
informasi Rumah Sakit (SIRS) yang merupakan suatu benuk dari sistem informasi kesehtan
(SIK). Sistem informasi Rumah Sakit (SIRS) adalah suatu tatanan yang berurusan dengan
pengumpulan data, pengolahan, penyajian informasi, analisis dan penyimpulan informasi serta
penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan Rumah Sakit. Sistem informasi Rumah
Sakit meliputi : sistem informasi klinik, sistem informasi administrasi dan sistem informasi
manajemen. Dalam sistem informasi manjemen meliputi manajement pasien/klien dimana tujuan
informasi yang diperoleh dari tingkat ini akan digunakan untuk pengambilan keputusan
mengenai individu pasien atau klien. Informasi tentang pasien dan klien pada tingkat ini penting
karena dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien/klien, dan
menentukan kualitas data yang digunakan pada sistem di tingkat berikutnya.

Manfaat yang dapat diperoleh pada penerapan sistem manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah
kecepatan penyelesaian pekerjaan-pekerjaan administrasi rumah sakit (pengadaan barang atau
alat kesehatan), kecepatan dalam melacak data pasien baik data rekam medis, maupun data
history kesehatan yang diperlukan pada proses diagnosis, kecepatan pelayanan (untuk
menyelesaikan administrasi rawat inap ataupun rawat jalan), kecepatan dalam penyusunan
laporan bagi manjemen rumah sakit. Secara umum, SIMRS dapat meningkatkan kualitas
pelayanan, menjaga standar praktek medis yang baik dan benar, menjadi alat koordinasi yang
sangat efektif, mendukung fungsi kontrol yang konsisten, dan pada akhirnya dapat meningkatkan
pendapatan rumah sakit.

Apa manfaat dari Implementas Sistem Informasi Puskesmas?

Manfaat yang diterima bagi tenaga kesehatan maupun pasien dalam Implementas Sistem
Informasi Puskesmas ini antara lain :
1. Bagi pegawai Puskesmas termasuk Dokter
- Mempermudah pekerjaan dalam menyusun arsip-arsip kesehatan.
- Tidak mengeluarkan biaya kertas dalam peyimpanan data.
- Koneksi data antar bagian mempermudah penyampaian informasi
- Tidak membuang waktu yang cukup banyak bagi para penyelenggara kesehatan dalam
pengolahan data ditingkat Puskesmas.
- Proses regristasi yang cepat dan mudah.
- Meningkatkan kevalidan data serta data tersimpan rapi.

2. Bagi pasien atau masyarakat


- Proses regristrasi yang cepat sehingga masalah pasien cepat teratasi/diobati.
- Data pasien tersimpan dengan baik, memudahkan pasien memperoleh riwayat pengobatan.
- Munculnya kepuasan pasien dengan pola pelayanan berbasis sistem

3. Bagi pemerintah
- Integrasi data membantu pemerintah lebih cepat memperoleh data kesehatan disetiap pusat
kesehatan.
- Mengantisipasi kejadian luar biasa berdasarkan perolehan data laporan harian atau pun bulanan,
sehingga membantu menyelesaikan masalah kesehatan masyarakat.

PermalinkShow parentReply

Apa manfaat dari Implementas Sistem Informasi Puskesmas?

Manfaatnya yaitu :
- Mempermudah dan mempercepat pelayanan.
- Membakukan prosedur dan standar pelayanan serta mendapatkan data dan informasi
yang akurat.
Apa kendala yang mungkin timbul pada saat Implementas Sistem Informasi Puskesmas?

Berbagai kendala dalam implementasi SIMPUS di Puskesma dapat menjadi masukkan untuk
menentukan model pengembangan SIMPUS. Kendala-kendala yang ada di Puskesamas dalam penerapan
SIMPUS, antara lain :
1. Pengoperasian SIMPUS membutuhkan jaringan internet, perangkat keras seperti komputer dan
kapasitas server yang cukup besar. Perawatan terhadap perangkat-perangkat tadi memerlukan biaya
yang besar dan biaya tersebut dibebankan kepada Puskesmas.

2. Pengolahan data oleh SIMPUS dipengaruhi oleh data yang masuk atau data yang di input oleh
Pegawai/Petugas, sementara proses input data tersebut membutuhkan kedisiplinan dan ketelitian yang
cukup baik sehingga memperoleh informasi yang baik. Kendala di Puskesmas adalah kurangnya
kedisiplinan petugas/pegawai dalam melakukan input data, sehingga terkadang terjadinya ketidak
validan data sebagai informasi yang diolah.

PermalinkShow parentReply

3. SIMPUS adalah sistem yang dapat melakukan proses pengolahan, transfer dan akses data secara
otomatis, namun semua proses tersebut tidak bisa lepas dari campur tangan manusia dalam
pengoperasiannya. Kesalahan data dan informasi pernah dialami oleh Puskesmas, hal tersebut terjadi
karena faktor-faktor tertentu, baik error sistem ataupun human error sehingga menyebabkan informasi
yang muncul tidak sesuai dengan data sebenarnya.

4. Penerapan SIMPUS di Puskesmas masih sering terkendala down server, atau down sistem yang
menyebabkan terhambatnya pekerjaan di Puskesmas, karena sebagian besar sistem kerja Puskesmas
saat ini menggunakan SIMPUS.

PermalinkShow parentReply

Apa kendala yang mungkin timbul pada saat Implementas Sistem Informasi
Puskesmas?

Kendala saat implementasi sistem informasi puskesmas yang mungkin terjadi yaitu :
1. Kendala di bidang Infrastruktur
Banyak puskesmas yang hanya memiliki satu atau dua komputer, dan biasanya untuk
pemakaian sehari-hari di puskesmas sudah kurang mencukupi. Sudah mulai banyak
pelaporan-pelaporan yang harus ditulis dengan komputer. Selain itu kendala dari sisi
sumber daya listrik dan internet yang tidak memadai juga sering menjadi masalah.
Puskesmas di daerah-daerah tertentu sudah biasa menjalani pemadaman listrik rutin
sehingga pengoperasian komputer menjadi terganggu. Sehingga pelaksanaan SIK belum
dapat berjalan dengan optimal.

2. Kendala di bidang Manajemen


Masih jarang sekali ditemukan satu orang staf atau petugas atau bahkan unit kerja yang
khusus menangani bidang data/komputerisasi. Hal ini dapat dijumpai dari tingkat
puskesmas ataupun tingkat dinas kesehatan di kabupaten/kota. Pada kondisi seperti ini
nantinya akan menjadi masalah untuk menentukan siapa yang bertanggung jawab atas
data-data yang akan ada, baik dari segi pengolahan dan pemeliharaan data, maupun dari
segi koordinasi antar bagian. Jika ada pun biasanya Pegawai/Petugas membutuhkan
kedisiplinan dan ketelitian yang cukup baik untuk memperoleh informasi yang baik. Karena
jika tidak terkadang dapat terjadinya ketidak validan data sebagai informasi yang diolah.
3. Kendala di bidang Sumber Daya Manusia
Kendala di bidang SDM ini yang paling sering ditemui di puskesmas. Banyak staf puskesmas yang belum
maksimal dalam mengoperasikan komputer. Biasanya kemampuan operasional komputer didapat
secara belajar mandiri, sehingga tidak maksimal. Belum lagi dengan pemakaian komputer oleh staf yang
kadang-kadang tidak pada fungsi yang sebenarnya.

PermalinkShow parentReply

Berikan ulasan singkat tentang Implementas Sistem Informasi Puskesmas!

Puskesmas sebagai penyedia sarana pelayanan kesehatan dituntut untuk memberikan


pelayanan kesehatan yang cepat, tepat dan akurat. Oleh karena itu, merupakan suatu
keharusan bahwa puskesmas memanfaatkan kemajuan informasi teknologi dalam
memenuhi tuntutan pelayanan tersebut. Penggunaan teknologi informasi untuk layanan
kesehatan juga diterapkan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 disebutkan bahwa Sistem
Informasi Manjemen Puskesmas (SIMPUS) adalah suatu tatanan yang menyediakan
informasi untuk membantu proses manajemen Puskesmas. Perkembangan Informasi dan
Teknologi mempengaruhi juga Perkembangan SIMPUS yaitu dengan Pengembangan
SIMPUSTRONIK.
Sistem Informasi Puskesmas adalah suatu tatanan yang menyediakan informasi untuk membantu proses
pengambilan keputusan dalam melaksanakan manajemen Puskesmas untuk mencapai sasaran
kegiatannya. Implementas Sistem Informasi Puskesmas berusaha memberikan kepuasan kepada
masyarakat dalam kecepatan, ketepatan, dan akuntabilitas pelayanan.

PermalinkShow parentReply

Berikan ulasan singkat tentang Implementas Sistem Informasi Puskesmas!

Implementasi sistem Informasi Puskesmas yaitu sebuah tatanan yang menyediakan


informasi untuk membantu pengambilan keputusan dalam melaksanakan manajemen
puskesmas dalam mencapai sasaran kegiatannya. Implementasi sistem informasi
kesehatan dilakukan secara elektronik maupun nonelektronik. Salah satunya yaitu SIKDA
Generik yang merupakan upaya dari Kementerian Kesehatan dalam menerapkan
standardisasi Sistem Informasi Kesehatan sehingga dapat tersedia data dan informasi
kesehatan yang akurat, tepat, dan cepat dalam pengambilan kebijakan di bidang kesehatan
dengan mendayagunakan teknologi, informasi, dan komunikasi.
Jadi implementasi Sistem Informasi Puskesmas sangat penting dalam mendukung pelaksanaan Satu Data
Kesehatan. Selain itu, dengan adanya Perpres Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik, diharapkan penyelenggaraan Sistem Informasi Puskesmas dapat menggunakan
Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) Generik yang merupakan produk sistem informasi
yang dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan.

PermalinkShow parentReply

Medical Record merupakan dokumen yang sangat penting terkait dengan riwayat pasien. Ada 2 hal
terkait dengan manfaat medical record itu sendiri yaitu bagi pasien dan bagi rumah sakit. Sebutkan dan
jelaskan manfaat bagi keduanya!

Manfaat Medical Record bagi pasien dan bagi rumah sakit, yaitu :
1. Manfaat bagi pasien
a. Sebagai pengobatan Pasien, yaitu Rekam medis bermanfaat sebagai dasar dan petunjuk untuk
merencanakan dan menganalisis penyakit serta merencanakan pengobatan, perawatan dan tindakan
medis yang harus diberikan kepada pasien.
b. Pembiayaan, yaitu berkas rekam medis bisa dijadikan petunjuk dan bahan untuk menetapkan
pembiayaan dalam pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan. Catatan tersebut bisa digunakan
sebagai bukti pembiayaan kepada pasien.
c. Sebagai alat perlindungan hukum bagi pasien di Rumah Sakit.
d. Meningkatkan ketersediaan catatan elektronik pasien dirumah sakit. Hal ini juga bermanfaat bagi
pasien karena meningkatkan efisiensi dalam proses pelayanan kesehatan.
e. Memberikan informasi bagi pihak ketiga.
f. Sebagai bukti dokumentasi medik atau riwayat penyakit dan pengobatan.

PermalinkShow parentReply

2. Manfaat bagi rumah sakit


a. Sebagai alat komunikasi antara dokter dan pemegang profesi kesehatan lainnya.
b. Sebagai peningkatan kualitas pelayanan, yaitu membuat rekam medis bagi
penyelenggaraan praktik kedokteran dengan jelas dan lengkap akan meningkatkan kualitas
pelayanan untuk melindungi tenaga medis dan untuk pencapaian kesehatan masyarakat
yang optimal.
c. Sebagai statistik Kesehatan, yaitu rekam medis bisa digunakan sebagai bahan statistik
kesehatan, khususnya untuk mempelajari perkembangan kesehatan masyarakat dan untuk
menentukan jumlah penderita pada penyakit tertentu.
d. Sebagai pembuktian masalah hukum, disiplin dan etik, yaitu rekam medis merupakan
alat bukti tertulis utama, sehingga bermanfaat dalam penyelesaian masalah hukum, disiplin
dan juga etik.
e. Meningkatkan ketersediaan catatan elektronik pasien dirumah sakit.
f. Penggunaan rekam medis memberikan dampak penurunan biaya operasional dan
peningkatan pendapatan di fasilitas pelayanan kesehatan terutama bagi rumah sakit.
g. Sebagai gudang penyimpanan informasi secara mengenai status kesehatan dan layanan
kesehatan yang diperoleh pasien sepanjang hidupnya. Selain itu, penggunaan Medical
record memberikan manfaat kepada dokter dan petugas kesehatan dalam mengakses
informasi pasien yang pada akhirnya membantu dalam pengambilan keputusan klinis.
h. Medical record juga merupakan solusi bagi rumah sakit untuk mengatasi berbagai
masalah yang sering terjadi seperti tempat penyimpanan yang besar, hilangnya rekam
medis, pengeluaran data yang dibutuhkan, dan lain-lain.
i. Dapat menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan
pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Manfaat bagi Rumah Sakit :
- Menjamin kelengkapan administrasi pasien.
- Membantu memperlancar administrasi keuangan pasien.
- Memudahkan perencanaan dan penilaian pelayanan medis.
- Memperlancar komunikasi antar petugas kesehatan.
- Melindungi kepentingan hukum dari berbagai pihak.
- Sebagai kelengkapan dokumentasi sarana pelayanan kesehatan.
- Sebagai bahan rujukan pendidikan dan pelatihan.
- Sebagai sumber data penelitian.

PermalinkShow parentReply

Salah satu kendala dari Unit Rekam Medis adalah Kekurangan tenaga (yang terdidik), apa maksudnya
dan bagaimana solusinya?
Kendala dari Unit Rekam Medis adalah Kekurangan tenaga (yang terdidik). Maksudnya yaitu pengelolaan
rekam medis yang baik membutuhkan tenaga kerja yang kompeten dalam bidang rekam medis dilihat
dari segi kualitas maupun kuantitas. Kualitas tenaga kerja meliputi pengetahuan, keterampilan dan
tingkat pendidikan, sedangkan kuantitas adalah jumlah tenaga kerja yang ada harus sesuai dengan
beban kerja. Beban kerja sangat memengaruhi efisiensi, efektivitas dan produktifitas tenaga kerja.
Sehingga perlu adanya kesesuaian antara jumlah tenaga kerja dengan beban kerja di suatu unit
pelayanan.

PermalinkShow parentReply

Lalu bagaimana solusinya? Salah satu metode untuk mengetahui kebutuhan tenaga kerja yaitu dengan
menggunakan metode WISN (Workload Indicator Staff Need) dimana metode tersebut dapat
menunjukkan besarnya kebutuhan tenaga pada sarana kesehatan berdasarkan beban kerja, sehingga
lokasi atau relokasi akan lebih mudah dan rasional. Melakukan pelatihan dan pendidikan, sesuai
ketentuan yang berlaku di tempat kerja untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi atau
profesionalisme setiap kategori SDM memiliki hak untuk mengikuti pelatihan/kursus/seminar/lokakarya
dalam 6 hari kerja.

PermalinkShow parentReply

Berikan catatan singkat tentang REKAM MEDIK (MEDICAL RECORD)!

Rekam Medik (Medical record) adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien. Medical record memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah
sebagai bukti bagi penyakit pasien. Jika dokter ingin menyembuhkan pasien dengan
memberi obat, maka medical record lah bukti atau dasar obat yang diberikan kepada
pasien. Isi dari medical record itu sendiri juga beragam sesuai dengan jenisnya.
Jadi intinya, Medical Record adalah berkas dan dokumen yang bersifat rahasia, berkas-berkas medical
record adalah milik sarana pelayanan kesehatan (misalnya rumah sakit) dan isinya yang berupa
ringkasan medical record merupakan milik pasien. Ringkasan tersebut (bukan berkas medical record)
dapat diberikan, dicatat atau dicopy oleh pasien atau orang yang diberi kuasa atau atas persetujuan
tertulis pasien atau keluarganya yang berhak untuk itu.

PermalinkShow parentReply

Buatlah kalimat singkat tentang Pengolaan dan Penyimpanan Rekam Medis!

Pengelolaan dan penyimpanan rekam medis merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
melindungi dari kerusakan fisik dan isi dari rekam medik itu sendiri. Maka rekam medis
harus disimpan dengan baik, dilindungi, dan dirawat sebaik mungkin, agar jika arsip atau
rekam medis terebut dibutuhkan kembali dapat ditemukan dengan mudah dan cepat
sehingga pelayanana yang diberikan menjadi lebih efektif.
Pelayanan rekam medis di rumah sakit merupakan subsistem pelayanan kesehatan yang berperan dalam
kegiatan pengumpulan data, pengolahan data menjadi informasi hingga menyajikan informasi
kesehatan tersebut kepada pengguna, baik internal maupun eksternal.
Kebutuhan informasi kesehatan di sarana pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit menjadi bagian
penting dalam kegiatan pengambilan keputusan oleh pihak manajemen. Oleh karena itu, mutu informasi
kesehatan selalu terjaga dan terus meningkat serta berkesinambungan, perlu adanya pengelolaan rekam
medis yang baik. Pengelolaan rekam medis di rumah sakit adalah untuk menunjang tercapainya tertib
administrasi dalam rangka upaya mencapai tujuan rumah sakit, yaitu peningkatan mutu pelayanan
kesehatan di rumah sakit. Pengolahan data rekam medis terbagi menjadi assembling, indeks, coding,
analising dan filling.

PermalinkShow parentReply

Oleh karena itu dengan adanya pengolaan dan penyimpanan rekam medis yang baik dan
benar, dokumen-dokumen penting akan aman dan terjaga kerahasiannya. Dilihat dari
pemusatan atau penyatuan dokumen dapat dibedakan menjadi 2 cara, yaitu :
- Sistem penyimpanan sentralisasi, merupakan penyimpanan rekam medis seorang pasien
dalam satu kesatuan baik catatan-catatan kunjungan poliklinik maupun catatan-catatan
selama seorang pasien dirawat dalam satu ruangan yang sama.
- Sistem desentralisasi, yaitu sistem penyimpanan rekam medis dimana terjadi pemisahan
antara rekam medis kunjungan poliklinik dan rekam medis selama pasien dirawat. Rekam
medis kunjungan poliklinik disimpan di poliklinik yang bersangkutan sedangkan rekam
medis perawatan disimpan di bagian rekam medis.

Bagaimana tata kelola rekam medis yang benar?

Pengelolaan rekam medis, yaitu :


a. Assembling, berfungsi sebagai peneliti kelengkapan isi dan perakitan dokumen rekam medis sebelum
disimpan.
b. Koding, yaitu pemberian penetapan kode dengan menggunakan huruf atau angka atau kombinasi
huruf dalam angka yang mewakili komponen data.
c. Indeks, yaitu membuat tabulasi sesuai dengan kode yang sudah dibuat ke dalam indeks-indeks (dapat
menggunakan kartu indeks atau komputerisasi). Jenis indeks biasa dibuat yaitu :
- Indeks penyakit (Diagnosis), suatu kartu katalog yang berisi kode penyakit yang berobat di rumah sakit.
- Indeks operasi atau tindakan, suatu kartu katalog yang berisi kode operasi yang berobat di rumah sakit.
- Indeks dokter, suatu kartu katalog yang berisikan nama dokter yang memberikan pelayanan medik
kepada pasien.
- Indeks kematian, suatu informasi yang berisikan Informasi-informasi mengenai pasien yang meninggal.
d. Filing, merupakan suatu ruangan di unit rekam medis yang bertanggung jawab terhadap
penyimpanan retensi dan pemusnahan dokumen rekam medis.Selain itu filing juga menyediakan
dokumen rekam medis yang telah lengkap isinya sehingga dapat memudahkan penggunaan mencari
informasi sewaktu-waktu.
e. Analising dan Reporting, merupakan Unit Rekam Medis (URM) yang berfungsi sebagai penganalisis
dan pelapor dalam sistem pelayanan rekam medis, sebagai penganalisis semua data rekam medis yang
masuk ke Unit Rekam Medis (URM) untuk diolah menjadi informasi yang disajikan dalam laporan guna
pengambilan keputusan manajemen dirumah.
f. Retensi atau penyusutan DRM, yaitu suatu kegiatan memisahkan antara DRM (dokumen rekam medis)
yang masih aktif dengan DRM yang non-aktif atau in-aktif.

1. Cara penyimpanan berkas rekam medik :


- Sentralisasi, yaitu penyimpanan rekam medis dimana antara rekam medis
kunjungan poliklinik dan rekam medis ketika pasien dirawat dibuat menjadi satu
kesatuan dan disimpan di bagian rekam medis.
- Desentralisasi, yaitu sistem penyimpanan rekam medis dimana terjadi pemisahan
antara rekam medis kunjungan poliklinik dan rekam medis selama pasien dirawat.
Rekam medis kunjungan poliklinik disimpan di poliklinik yang bersangkutan
sedangkan rekam medis perawatan disimpan di bagian rekam medis.

2. Sistem penyimpanan rekam medik dengan numerik :


- Sistem nomor langsung (straight numerical filling system), yaitu penyimpanan
berkas rekam medis pada secara berurutan sesuai dengan nomor urut rekam medis
tersebut. Misalnya 220910,  220911, 220912,  dan seterusnya.
- Sistem nomor akhir (terminal digit filling system), yaitu sistem yang menggunakan
nomor dengan 6 angka yang dikelompokkan menjadi tiga. Angka pertama terdiri dari
dua kelompok  angka yang terletak paling kanan, angka kedua terdiri dari dua
kelompok angka yang terletak di tengah, dan angka  ketiga terdiri dari dua angka
yang terletak paling kiri.
- Sistem nomor tengah (middle digit), dalam sistem penyimpanan angka tengah,
rekam medis diurutkan dengan pasangan angka-angka. Angka yang terletak
ditengah menjadi angka pertama, angka yang terletak paling kiri menjadi angka
kedua, dan angka paling kanan menjadi angka ketiga.

3. Ruang pengelolaan dan penyimpanan rekam medis :


- Ruangan penyimpanan arsip jangan terlalu lembab, harus dijaga supaya tetap
kering.
- Ruangan harus terang, dan sebaiknya menggunakan penerangan alam, yaitu sinar
matahari.
- Ruangan hendaknya terhindar dari serangan hama, perusak atau pemakan kertas
arsip, antara lain jamur, rayap.
- Ruangan penyimpanan arsip sebaiknya terpisah dari ruangan kantor lain untuk
menjaga keamanan arsip-arsip tersebut mengingat bahwa arsip tersebut sifatnya
rahasia, mengurangi lalu lintas pegawai lainnya, dan menghindari pegawai lain
memasuki ruangan sehingga pencurian arsip dapat dihindari. 
- Jarak antara dua buah rak untuk lalu lalang, dianjurkan selebar 90 cm.
Pemeliharaan kebersihan yang baik, akan memelihara rekam medis tetap rapi dalam
hal penggunaan rak-rak terbuka. Faktor-faktor keselamatan harus diutamakan pada
bagian penyimpanan rekam medis.
Mengapa rekam medis itu sifatnya rahasia?

Terdapat dalam Permenkes No. 269 Tahun 2008 tentang Wajib Simpan Rahasia
kedokteran. Rahasia Medik adalah segala sesuatu yang dianggap rahasia oleh pasien yang
terungkap dalam hubungan medis dokter-pasien baik yang diungkapkan secara langsung
oleh pasien (subjektif) maupun yang diketahui oleh dokter ketika melakukan pemeriksaan
fisik dan pengunjung (objektif). Rahasia medis ini juga sering disebut sebagai rahasia
jabatan dokter yang timbul karena menjalankan tugas profesionalnya sebagai dokter.
Rahasia medis merupakan hak pasien yang harus dilindungi dan dijunjung tinggi oleh
setiap penyelenggara pelayanan kesehatan.
Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang diberikan kepada pasien saat
berada di sarana kesehatan. Bila itu dilakukan oleh rumah sakit, maka tindakan dan
pelayanan tersebut diberikan selama diberikan pelayanan di rumah sakit yang dilakukan di
unit-unit rawat jalan, termasuk unit gawat darurat dan unit rawat inap. Rekam medis
tersebut dibagi menjadi dua, yaitu berkas dan isinya. Berkasnya adalah milik
penyelenggara pelayanan kesehatan, sedangkan isinya milik pasien. Berkaitan dengan
berkasnya, maka rumah sakit wajib menjaga kerahasiaan berkas rekam medis tersebut. Di
antara upaya perundang-undangan yang dilakukan oleh rumah sakit untuk menjaganya
adalah dengan menyimpan di tempat penyimpanan khusus dan hanya boleh dibuka oleh
orang-orang tertentu.
Oleh karena itu, setiap rumah sakit harus menjaga keamanan dan kerahasiaan data rekam medis
tersebut dengan sebaik-baiknya. Dengan begitu, amanat udang-undang tentang kewajiban menjaga
kerahasiaan rekam medis pasien dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya dan pasien akan merasa aman
tentang diagnosa atau pun riwayat catatan penyakit yang dideritanya.
Rekam medis itu sendiri berisi informasi seperti : diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan, dan
riwayat pengobatan pasien, yang harus dijaga kerahasiaannya oleh dokter, dokter gigi, nakes tertentu,
petugas pengelola dan pimpinan sarana yankes. Itulah mengapa rekam medis bersifat rahasia.

PermalinkShow parentReply

Apa yang anda ketahui tentang SIKDA?

SIKDA (Sistem Informasi Kesehatan Daerah), mencakup sub sistem informasi yang
dikembangkan di unit pelayanan kesehatan (Puskesmas, RS, Poliklinik, Praktek Swasta,
Apotek, Laboratorium), sistem informasi untuk Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan
sistem informasi untuk Dinas Kesehatan Propinsi. Dengan mplementasi SIKDA berbasis
Teknologi Informasi, maka informasi menjadi aset organisasi yang sangat berharga karena
melalui SIKDA organisasi dapat menguasai informasi internal dan eksternal sebagai salah
satu keunggulan kompetitif. Informasi yang dihasilkan akan menentukan kelancaran dan
kualitas kerja serta dapat digunakan sebagai ukuran kinerja organisasi.

SIKDA itu sendiri merupakan sistem yang tak terpisahkan dengan Sistem Informasi
Kesehatan Nasional (SIKNAS), karena SIKDA adalah bagian dari SIKNAS itu sendiri.
SIKNAS yang mendukung keberhasilan penyelenggaraan sistem kesehatan nasional
sangat tergantung dari keberhasilan SIKDA yang melekat pada sistem kesehatan daerah.
Dengan demikian, keselarasan dan keterpaduan SIKDA sangat mendukung keberhasilan
SIKNAS.

Saat ini sedang dikembangkan SIKDA Generik, yaitu aplikasi sistem informasi kesehatan daerah yang
berlaku secara nasional yang menghubungkan secara online dan terintegrasi seluruh puskesmas, rumah
sakit, dan sarana kesehatan lainnya, baik itu milik pemerintah maupun swasta, dinas kesehatan
kabupaten/kota, Dinas Kesehatan Provinsi, dan Kementerian Kesehatan.
Sehingga SIKDA Generik terbagi menjadi beberapa sub sistem sebagai berikut :
1. Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIM Puskesmas).
2. Sistem Informasi Manajemen Dinas Kesehatan (SIM Dinkes).
3. Sistem Informasi Eksekutif (EIS).
4. Sistem Komunikasi Data.

PermalinkShow parentReply

SIKDA dibagi menjadi beberapa kelompok seperti :


- Tingkat Kabupaten/Kota, dimana terdapat puskesmas dan pelayanan kesehatan dasar
lainnya.
- Tingkat Provinsi, dimana terdapat dinas kesehatan provinsi, rumah sakit provinsi.
- Tingkat Pusat, dimana terdapat Departemen Kesehatan, Rumah Sakit Pusat, dan
Pelayanan kesehatan rujukan tersier lainnya.

Sistem Informasi Eksekutif (EIS), merupakan salah satu jenis manajemen sistem informasi untuk
memudahkan dan mendukung keterangan dan pembuatan keputusan yang dibutuhkan eksekutif senior
dengan menyediakan kemudahan akses terhadap informasi baik dari dalam maupun dari luar yang
relevan dengan tujuan organisasi. Ini biasanya dipertimbangkan sebagai bentuk dari sistem pendukung
keputusan (SPK). Sistem Informasi Eksekutif juga di definisikan sebagai sistem terkomputerisasi yang
memberi eksekutif akses yang mudah ke informasi internal dan eksternal yang relevan dengan faktor
keberhasilan kebutuhannya.

Sistem Informasi Eksekutif, berfungsi untuk menampilkan profil kesehatan daerah, yang di dalamnya
berisi indikator kesehatan daerah yang merupakan rangkuman dari data data puskesmas, rumah sakit,
dan gudang farmasi kabupaten/kota. Informasi disajikan secara ringkas dalam bentuk grafik, tabel,
maupun statistik, yang dapat diakses oleh jajaran pimpinan misalnya bupati, gubernur, kepala dinas
kesehatan, dan pemangku kepentingan lainnya.

PermalinkShow parentReply

Manfaat Sistem Informasi Eksekutif (EIS), yaitu :


- Memberikan dukungan komunikasi elektronik, dimana terdapat jaringan komputer yang
menghubungkan komuter server dengan komputer yang digunakan oleh para eksekutif.
- Menganalisa data, data yang ditampilkan kepada para eksekutif berupa laporan dan grafik yang
dijadikan sebagai alat untuk membantu pengambilan keputusan kedepannya.
- Memberikan akses status online, analisa trend, pelaporan kekecualian, dan drill down (memungkinkan
pemakai untuk mengakses kerincian atau data yang mendukung yang berada di bawah yang teringkas).
- Sebagai alat pengorganisasian, data yang ditampilkan tidak semua data yang ada, tetapi data yang
telah diorganisasi sesuai dengan kebutuhan para eksekutif.
- Menyediakan pengiriman tepat waktu dari ringkasan informasi perusahaan.
- Informasi yang disediakan lebih mudah dipahami.
- Dengan EIS pengiriman informasi dapat tepat waktu, sehingga manajemen dapat membuat keputusan
segera.
- Meningkatkan pelacakan informasi dan menawarkan efisiensi untuk pengambil keputusan.

PermalinkShow parentReply

Sejauh mana Manfaat SIKDA terhadap pelayanan kesehatan?

Sebenarnya, SIKDA seharusnya bertujuan untuk mendukung SIKNAS, namun dengan


terjadinya desentralisasi sektor kesehatan ternyata mempunyai dampak negatif. Terjadi
kemunduran dalam pelaksanaan sistem informasi kesehatan secara nasional. Akibat
keadaan tersebut, data yang dihasilkan dari masing-masing daerah tidak seragam, ada
yang tidak lengkap dan ada data variabel yang sama dalam sistem informasi satu program
kesehatan berbeda dengan di sistem informasi program kesehatan lainnya.

Dari kondisi di atas Kementerian Kesehatan melalui pusat data dan informasi meluncurkan
aplikasi ”SIKDA Generik”, yaitu seluruh unit pelayanan kesehatan yang meliputi puskesmas
dan rumah sakit, baik pemerintah maupun swasta, dapat terhubung jejaring kerjasamanya
melalui aplikasi SIKDA Generik.
Oleh karena itu aplikasi SIKDA Generik dirancang dan dibuat untuk memudahkan petugas
puskesmas saat melakukan pelaporan ke berbagai program di lingkungan Kementerian
Kesehatan. Diharapkan aplikasi SIKDA Generik dapat berguna secara efektif sebagai alat
komunikasi pengelola data/informasi di daerah, dapat saling tukar menukar data dan
informasi, membantu pengelola data/informasi agar selalu siap memberikan data atau
gambaran kondisi kesehatan secara utuh dan berdasarkan bukti, sehingga dapat tersedia
data dan informasi kesehatan yang cepat, tepat dan akurat dengan mendayagunakan
teknologi informasi dan komunikasi dalam pengambilan keputusan/kebijakan dalam bidang
kesehatan.
Jadi manfaat adanya SIKDA terhadap pelayanan kesehatan saat ini perannya sudah cukup jauh dalam
membantu meningkatkan suatu pelayanan kesehatan menjadi lebih baik dan mudah dalam pengelolaan
suatu informasi/data. Lalu selanjutnya dari pengembangan SIKDA Generik ini adalah mendistribusikan
aplikasi SIKDA Generik kepada pemerintah daerah yang belum memiliki/menggunakannya. Untuk
pemerintah daerah yang telah memiliki/menggunakan SIKDA elektronik dapat tetap menggunakannya
dengan beberapa penyesuaian terhadap Pedoman Nasional SIK atau beralih ke SIKDA Generik.

PermalinkShow parentReply
Apa yang anda ketahui tentang SOP?

Standar Operasional Prosedur (SOP), adalah suatu alur atau cara kerja yang sudah
terstandarisasi, Standar Operasional Prosedur ini memiliki kekuatan sebagai suatu
petunjuk. Hal ini mencakup hal-hal yang dibuat secara tertulis yang sudah pasti. Juga berisi
peraturan dan pedoman kerja bagi setiap pekerja di dalam badan usaha, dan dijadikan
sebagai standar pada kegiatan operasionalnya.
Tujuan umum dari SOP yaitu, agar proses kerja terlaksana dengan efisien, efektif,
konsisten atau seragam dan aman, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui
pemenuhan standar yang berlaku
Tujuan khusus dari SOP, yaitu :
- Untuk menjaga konsistensi tingkat penampilan kinerja melaksanakan sesuatu tugas.
- Sebagai acuan.
- Untuk menghindari kesalahan, keragu-raguan, duplikasi.
- Merupakan parameter untuk menilai mutu.
- Menjamin penggunaan tenaga dan sumber daya dengan efisien dan efektif.
- Menjelaskan alur tugas.
- Dokumen yang menjelaskan proses kerja.
- Dokumen yg dpt digunakan utk pelatihan.
- Dokumen sejarah ketika dibuat revisi baru.

Seberapa jauh fungsi SOP di dalam mendukung proses bisnis yang terjadi pada pelayanan rekam medis
dan informasi kesehatan RS?

Menurut saya SOP dalam mendukung proses bisnis yang terjadi pada pelayanan rekam medis dan
informasi kesehatan RS, fungsinya sudah cukup jauh. Misalnya dalam menyelesaikan suatu proses kerja
rutin tertentu, dimana Standar Prosedur Operasional memberikan langkah yang benar dan terbaik,
sebagai fungsi pelayanan yang dibuat oleh sarana pelayanan kesehatan berdasarkan standar profesi.

PermalinkShow parentReply

Contohnya saja, fungsi SOP dari materi sebelumnya yaitu Rekam Medis, adalah sebagai
berikut :
SOP pelayanan merupakan alur pemberian pelayanan rekam medis yang diberikan tenaga
kesehatan untuk mengambil data pasien yang telah tersimpan di instalasi rekam medis.
SOP tersebut diberikan agar proses pelayanan rekam medis dapat tercatat dan dapat
dipertanggung jawabkan dengan baik. Standar Operasional Prosedur (SPO) rekam medis
terdiri dari SOP pelayanan yaitu alur pemberian pelayanan rekam
medis untuk mengambil data pasien yang telah tersimpan di instalasi rekam medis, SOP
pencatatan yaitu tata cara pencatatan oleh petugas kesehatan dalam memberikan catatan
tindakan dan siapa saja yang berhak memberikan catatan rekam medis dan SOP
penyimpanan yaitu tata cara yang dipergunakan oleh pihak internal instalasi rekam medis
dalam menyimpan berkas rekam medis (Nugraheni, 2015).
Jadi dari contoh diatas sudah jelas, peran SOP cukup penting dalam pelayanan rekam
medis dan informasi kesehatan RS.

Sejauh mana efektifitas implementasi SIMPUS dalam mendukung operasional Puskesmas?

Menurut saya implementasi SIMPUS dalam mendukung operasional puskesmas sudah efektif, karena
SIMPUS yang menyediakan informasi untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam
melaksanakan manajemen puskesmas untuk mencapai sasaran kegiatannya. SIMPUS dapat
meningkatkan kualitas manajemen puskesmas dalam memberikan pelayanan melalui pemanfaatan
secara optimal data Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas, yang merupakan salah satu
sumber informasi Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP).

Fungsi utama SIMPUS yaitu memanage data pasien mulai dari pendaftaran, registrasi,
pemeriksaan (diagnosis) serta pengobatan pasien. Adapun manfaat SIMPUS adalah
mempermudah dan mempercepat pelayanan, membakukan prosedur dan standar
pelayanan serta mendapatkan data dan informasi yang akurat. Jadi implementasi SIMPUS
dalam mendukung operasional Puskesmas, menurut saya sudah cukup efektif. Meskipun
masih ada beberapa kendala dalam pelaksanaan/penerapannya.
Saat ini dunia teknologi dan informasi telah mengalami perkembangan yang sangat pesat sehingga
untuk mengimbangi kemajuan dan perkembangan dari teknologi dan informasi tersebut kita dituntut
untuk mengikuti perkembangan yang ada. Sistem Informasi Manajemen Puskesmas atau yang sering
disebut dengan "SIMPUS" adalah suatu Aplikasi Manajemen Puskesmas yang dimana fungsi utamanya
adalah memanage semua data pasien mulai dari pendaftaran, registrasi, pemeriksaan (Diagnosis) serta
pengobatan Pasien tersebut, kemudian data-data yang sudah diinputkan ditampung kedalam sebuah
database yang nantinya akan dikategorikan sesuai dengan parameter untuk kebutuhan laporan seperti
Laporan kunjungan harian, cara pembayaran, jenis penyakit serta laporan lainnya yang sebagaimana
dibutuhkan didalam Manajemen Puskesmas. Sejauh ini efektifitas implementasi SIMPUS sangat
mendukung operasional Puskesmas yang ada, karena sangat membantu kinerja yang ada pada
Puskesmas tetapi masih saja terdapat hambatan/kekurangan yang ada.

Mengapa Puskesmas perlu adanya sistem informasi?

Sistem informasi harus ada pada setiap Puskesmas, karena adanya suatu sistem informasi dapat
menyajikan dan menggambarkan secara menyeluruh tentang kondisi dan situasi kesehatan di suatu
wilayah, dengan data yang valid, akurat dan lengkap, serta dapat diakses dengan mudah, cepat dan
dengan jangkauan yang luas. Sistem informasi puskesmas juga dapat menyajikan informasi secara cepat,
tepat dan dapat dipercaya sehingga informasi yang disajikan puskesmas dapat dipakai untuk
pengambilan keputusan di berbagai tingkat sistem kesehatan dan berbagai jenis manajemen kesehatan
baik untuk manajemen pasien, unit dan sistem kesehatan sehingga dapat meningkatkan mutu
pelayanan Dinas Kesehatan kepada masyarakat.

Puskesmas wajib melakukan kegiatan sistem Informasi puskesmas. Sistem informasi


puskesmas dapat diselenggarakan secara elektronik maupun non elektronik. Sistem
informasi puskesmas ini minimal mencakup pencatatan dan pelaporan kegiatan puskesmas
dan jaringannya.
Sistem informasi puskesmas merupakan bagian dari sistem informadi kesehatan
Kabupaten/Kota, dimana puskesmas wajib menyampaikan laporan kegiatan puskesmas
secara berkala ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Oleh karena itu puskesmas perlu
adanya sistem informasi.
Menurut saya Puskesmas perlu memiliki sistem informasi karena sangat membantu dalam
pengelolaan data yang ada, selain itu Saat ini dengan adanya dunia teknologi dan informasi
telah mengalami perkembangan yang sangat pesat sehingga untuk mengimbangi kemajuan
dan perkembangan dari teknologi dan informasi tersebut kita dituntut untuk mengikuti
perkembangan yang ada. Tidak hanya kita, bahkan sistem pemerintahan seperti
Puskesmas juga harus mengimbangi perkembangan tersebut demi tercapainya efektivitas
dan efisiensi dari pelayanannya. Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128
tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat bahwa puskesmas di
defenisikan sebagai unit pelaksana teknis di Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah. Adapun juga dalam
menopang sistem informasi kesehatan ini di tunjang dengan peraturan pemerintah nomor
46 tahun 2014 tentang sistem informasi kesehatan yang dimana jelas tercantum dalam
pasal 3 ayat 1, dalam rangka mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan
diperlukan data, informasi, dan indikator kesehatan yang dikelola dalam sistem informasi
kesehatan

Implementasi berkaitan dengan berbagai kegiatan yang diarahkan untuk merealisasikan


program, dimana pada posisi ini eksekutif mengatur cara untuk mengorganisir,
menginterpretasikan, dan menerapkan kebijakan yang telah diseleksi.

Yang harus dipersiapkan untuk implementasi SIMPUS, yaitu :


1. Pengadaan infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung terlaksananya
penerapan SIMPUS, seperti jaringan internet dan perangkat keras seperti komputer
dan kapasitas server yang cukup besar (memanfaatkan kemajuan informasi
teknologi).
2. Kesiapan SDM (pengetahuan SDM).
3. Kompetensi SDM dengan merekrut tenaga ahli di bidang IT yang ditempatkan di
Puskesmas, atau mengadakan pelatihan bagi petugas dalam penggunaan sistem
komputerisasi dan aplikasi SIMPUS.
4. Komitmen yang kuat dari pimpinan untuk menerapkan sistem pencatatan
kesehatan berbasis elektronik di puskesmas.
5. Keterkaitan keikutseraan (partisipasi) implementor.
6. Alokasi anggaran yang memadai dan tepat sasaran untuk pemeliharaan dan
pengembangan SIMPUS.

G. Edward III, menyatakan bahwa ada 4 faktor yang mempengaruhi implementasi, yaitu :
1. Komunikasi
a. Transmisi, yaitu pemerintah sebagai pihak yang berperan langsung dalam
mengimplementasi kebijakan/program telah mentransmisikan (mengirimkan) perintah-
perintah implementasi sesuai dengan keputusan yang telah dibuat.
b. Kejelasan, yaitu petunjuk implementasi bukan saja diterima, melainkan juga harus jelas,
dimana bila tujuan dan sasaran suatu kebijakan tidak jelas, atau bahkan tidak diketahui
sama sekali oleh kelompok sasaran, maka kemungkinan akan terjadi resistensi dari
kelompok sasaran.
2. Sumber Daya
a. Sumber Daya Manusia (human resources), yaitu tidak cukup hanya dengan adanya
jumlah implementator yang memadai, untuk menjalankan sebuah kebijakan, bila tidak
dibarengi dengan ketrampilan yang sesuai dengan kualifikasi standar yang diharuskan.
Sumber Daya Manusia (SDM) sangat diperlukan dalam menjalankan kebijakan, pentingnya
ketrampilan SDM itu untuk menjalankan sebuah kebijakan.
b. Informasi, yaitu berkenaan dengan berupa petunjuk dalam melaksanakan kebijakan dan
data untuk menyesuaikan antara implementasi dengan kebijakan pemerintah.
c. Kewenangan atau otoritas, yaitu hak untuk mengeluarkan jaminan, mengeluarkan
perintah untuk pejabat lain, menarik dana dari sebuah program, memberikan dana, bantuan
teknik, membeli barang dan jasa, pengawasan serta mengeluarkan cek untuk para warga.
d. Fasilitas, yaitu berbagai fasilitas fisik, yang disediakan oleh implementator sebagai
persediaan yang esensial, yang bisa menunjang implementasi kebijakan atau program.
3. Disposisi
Merupakan watak dan karakteristik yang harus dimiliki oleh implementator, seperti,
komitmen, kejujuran, dan sifat demokratis. Apabila implementor memiliki disposisi yang
baik, maka dia dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh
pembuat kebijakan. Ketika implementor memiliki sikap atau perspektif yang berbeda
dengan pembuat kebijakan, maka proses implementasi kebijakan juga menjadi tidak efektif
(Subarsono, 2005:90).
4. Struktur Birokrasi
Prosedur birokrasi yang rumit dan kompleks, akan menyebabkan aktifitas birokrasi tidak
flexibel.

PermalinkShow parentReply

PermalinkShow parentReply

Anda mungkin juga menyukai