Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

TEORI KEPERAWATAN JOEN WATSON DAN NOLA J.PENDER

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah falsafah

Di susun Oleh :

Agam Ismail Nugraha

C.0105.16.002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR

1
CIMAHI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas segala rahmatnya sehngga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimkasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikiran nya

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca, untuk kedepan nya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatsan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi keempurnaan makalah ini

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...............................................................................................................4
A.Latar Belakang.............................................................................................................4
B.Rumusan Masalah........................................................................................................5
C.Tujuan...........................................................................................................................6
BAB II.................................................................................................................................7
TEORI KEPERAWATAN JEAN WATSON.....................................................................7
A.Biografi Jean Watson...................................................................................................7
B.Definisi dan Konsep Umum Teori Jean Watson..........................................................7
C.Bagan Teori Jean Watson...........................................................................................11
D.Aplikasi dalam Keperawatan.....................................................................................12
BAB III..............................................................................................................................16
TEORI KEPERAWATAN NOLA J.PENDER.................................................................16
A. Biografi Nola J. Pender.............................................................................................16
B.Konsep Teori Nola J. Pender......................................................................................17
C.Revisi Model Promosi Kesehatan..............................................................................18
D.Analisa Teori Nola J. Pender.....................................................................................19
E.Aplikasi Teori Dengan Pendekatan Masalah Keperawatan.......................................20
F. Pandangan Islam Tentang Teori Nola J. Pender........................................................21
G.Pengkajian Teori Nola J. Pender................................................................................21
BAB IV..............................................................................................................................23
PENUTUP.........................................................................................................................23
A. Kesimpulan.............................................................................................................23

3
B. Saran.......................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................25

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan
mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan secara keseluruhan jumlahnya
mendominasi tenaga kesehatan yang ada, dimana keperawatan memberikan konstribusi
yang unik terhadap bentuk pelayanan kesehatan sebagai satu kesatuan yang relatif,
berkelanjutan, koordinatif, dan advokatif. Keperawatan sebagai suatu profesi
menekankan kepada bentuk pelayanan profesional yang sesuai dengan standart dengan
memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima
oleh masyarakat dengan baik.
Watson (1979) yang terkenal dengan Theory of Human Caring, mempertegas
bahwa caring sebagai jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan
penerima asuhan keperawatan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai
manusia, dengan demikian mempengaruhi kemampuan pasien untuk sembuh.
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi
bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain, dan
perasaan cinta atau menyayangi.
Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan suatu
cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan
kepeduliannya kepada klien. Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang
penting terutama dalam praktik keperawatan. Saat ini, caring adalah isu besar dalam
profesionalisme keperawatan.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk

4
pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif. Keperawatan professional
diterapkan dengan mengaplikasikan ilmu dan teori keperawatan dalam praktek,
pendidikan dan riset keperawatan. Ilmu keperawatan dalam memenuhi tuntutan dan
tekanan masyarakat harus dikembangkan berdasarkan pemahaman pada konsep dan teori
keperawatan. Pengembangan berdasarkan teori ini dimaksudkan agar dalam
pengaplikasiannya tidak menyimpang dari model atau konsep keperawatan yang sudah
ada. Seperti teori yang akan dibahas, yaitu teori keperawatan Nola J. Pender
tentang “Health Promotion Model” (HPM) yang menjelaskan bahwa perilaku kesehatan
merupakan hasil tindakan yang ditujukan untuk mendapatkan hasil kesehatan yang
optimal (Alligood, 2014). Teori ini merupakan sebuah model konseptual yang darinya
teori-teori middle-range dapat dikembangkan.
Model ini menggabungkan 2 teori yaitu teori nilai harapan dan teori kognitif
sosial yang konsisten dengan semua teori yang memandang pentingnya promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit adalah suatu yang hal logis dan ekonomis (Alligood,
2014). Di seluruh dunia lebih 50 juta orang terkena gagal ginjal, lebih1 juta orang
melakukan terapi pengganti ginjal seperi transplantasi ginjal dan dialisis. Dari
survey PERNEFRI (Perkumpulan Nefrologi Indonesia), (2015) pada tahun 2012 terdapat
16.040 pasien gagal ginjal, meningkat pada tahun 2015 menjadi 51.604 pasien. Provinsi
DIY terdapat 1.293 orang mengalami tindakan HD rutin dan 34 menjalani HD akut setiap
bulan. Fenomena yang terjadi di pelayanan adalah pasien yang menjalani cuci darah
tetapi hasil yang didapatkan kurang baik, banyak faktor yang mengakibatkan
ketidakefektifan  terapi ini, misalnya faktor diet pasien yakni pasien kesulitan jika harus
mengatur dan komitmen tentang asupan makanan.

Armezya et al., (2014) dalam penelitainnya bahwa terdapat 38% pasien


mengalami tindakan hemodialysis tidak adekuat. Hal serupa dikemukanan oleh Tri Catur,
(2014) bahwa pasien gagal ginjal yang menjalani terapi hemodialsis selama 3 bulan tidak
mengalami perubahan hasil adekuasi yang signifikan. Perawat harus mengerti dan
memikirkan usaha peningkatan derajat kesehatan, skema untuk upaya peningkatan derajat
kesehatan individu, keluarga, komunitas, lingkungan dan masyarakat. Sulistyowati,
(2011) promosi kesehatan adalah memberdayakan dan menghadapi masalah kesehatan

5
dengan cara mencegahnya dan mengatasi masalah yang sudah terjadi dengan
menanganinya secara efektif dan effisien

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang dikemukakan diatas, maka pertanyaan yang muncul
adalah :
1. Bagaimana biografi Jean Watson ?
2. Bagaimana definisi dan konsep teori Jean Watson ?
3. Bagaimana gambar bagan konsep teori Jean Watson ?
4. Bagaimana aplikasi konsep tersebut dalam dunia keperawatan ?
a. Dalam praktik keperawatan
b. Dalam pendidikan keperawatan
c. Dalam penelitian keperawatan
d. Dalam pengembangan keperawatan di masa yang akan datang
e. Dalam segi agama (nilai-nilai islami)
5. Bagaimana biografi J pender ?
6. Bagaimana definisi dan konsep teori J Pender ?
7. Bagaimana Revisi Model Promosi Kesehatan?
8. Bagaimana Analisa Teori Nola J. Pender ?
9. Bagaimana Aplikasi Teori Dengan Pendekatan Masalah Keperawatan ?
10.Bagaimana Pandangan Islam Tentang Teori Nola J. Pender ?
11. Bagaimana Pengkajian Teori Nola J. Pender ?

C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat menjelaskan biografi Jean Watson. Dan Nola J. Pender
2. Mahasiswa dapat menjelaskan ulang definisi dan konsep umum yang dikemukakan
oleh Jean Watson Dan Nola J. Pender
3. Mahasiswa dapat menjelaskan maksud dari gambar bagan konsep teori Jean Watson
Dan Nola J. Pender
4. Mahasiswa dapat mengaplikasikan konsep tersebut dalam berbagai aspek dunia
keperawatan. Dalam hal praktik, pendidikan, penelitian, serta diharapkan mampu
mengembangkannya di masa yang akan datang.

6
5. Mahasiswa mampu mengambil dan menerapkan nilai-nilai islam yang terkandung
dalam teori Watson Dan Nola J. Pender

BAB II
TEORI KEPERAWATAN JEAN WATSON

A. Biografi Jean Watson


Jean Watson lahir di Williamson, 21 Juli 1940. Dibesarkan di kota kecil Welch,
Virginia Barat, di Pegunungan Appalachian. Dr. Watson adalah seorang sarjana keperawatan
Amerika dan tinggal di Boulder, Colorado sejak tahun 1962. Dari University of
Colorado, ia meraih gelar sarjana di keperawatan dan psikologi, gelar master di
keperawatan kesehatan mental-kejiwaan, dan kemudian mendapatkan gelar Ph.D dalam
psikologi pendidikan dan konseling. Dia merupakan anggota dari American Academy
of  Nursing yang telah menerima penghargaan nasional dan internasional. Ia telah
menerbitkan berbagai karya yang menjelaskan filsafat dan teori keperawatan manusia,
yang dipelajari oleh perawat di berbagai belahan dunia. Dasar dari teori keperawatan Jean
Watson diterbitkan pada tahun 1979 di buku keperawatan yaitu ”The Philosphy and
Science of Caring”. Pada tahun 1988, teorinya diumumkan dalam "Nursing: Human
Science and Human Care”, Postmodern Nursing and Beyond (1999), Assessing and
Measuring Caring in Nursing and Health Sciences (2002). Watson berpendapat bahwa
fokus utama dalam keperawatan ada dalam carative factors. Ia percaya bahwa perawat
harus mengembangkan filsafat humanistik dan sistem nilai. Sistem filsafat dan nilai
memberikan fondasi yang kokoh bagi science of caring.

B. Definisi dan Konsep Umum Teori Jean Watson


Keperawatan menurut Jean Watson adalah human science of person and human
health-illness experiences that are mediated by professional, personal, scientific, esthetic,
and ethical human are transaction. Keperawatan sebagai sains tentang human care
didasarkan pada asumsi bahwa human science and human care merupakan domain utama
dan menyatukan tujuan keperawatan. Sebagai human science, keperawatan berupaya
mengintegrasikan pengetahuan empiris dengan estetika, humanitis, dan keterampilan

7
(Watson, 1985). Sebagai pengetahuan tentang human care fokusnya untuk
mengembangkan pengetahuan yang menjadi inti keperawatan, seperti yang dinyatakan
oleh Watson (1985) “human care is the heart of nursing”. Pandangan keperawatan
sebagai sains tentang human care adalah komprehensif. Ini termasuk pengembangan
pengetahuan sebagai basis dalam area:
1. Pengkajian terhadap kondisi manusia.
2. Implikasi dari pengalaman manusia dan responnya terhadap kondisi sehat sakit.
3. Telaah terhadap pengelolaan kondisi-kondisi yang menyertainya.
4. Deskripsi dari atribut-atribut caring relationship.
5. Studi tentang sistem bagaimana human care harus diwujudkan.
Dalam pandangan keperawatan Jean Watson, manusia diyakini sebagai seseorang
secara keseluruhan, sebagai diri terintegrasi yang berfungsi penuh.  Jean Watson
mendefinisikan sehat sebagai kondisi yang utuh dan selaras antara badan, pikiran, dan
jiwa. Ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian antara diri yang dipersepsikan dan diri yang
diwujudkan. Pandangan tentang kesehatan berfokus pada individu secara utuh meliputi
hal-hal yang bersifat fisik, sosial, etis dan moral, tidak sekadar berfokus pada aspek-
aspek perilaku dan fisiologi manusia semata.
Dari konsep sehat (dan sakit/illness) di atas dapat dikemukakan beberapa prinsip,
antara lain:
1. Sehat menggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya
multidimensional, yang dapat berfluktuasi tergantung dari interrelasi antara faktor-
faktor yang mempengaruhi.
2. Kondisi sehat dapat dicapai, karena adanya kemampuan seseorang untuk beradaptasi
terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal.
3. Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang terhenti pada titik tertentu,
tetapi berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi pada lingkungan
yang dinamis.

8
a) Carative Factors
Carative Factor menurut Watson adalah mencoba menghargai dimensi manusia
dalam perawatan dan pengalaman-pengalaman subjektif dari orang yang dirawat.
Elemen-elemen yang termasuk dalam carative factors, antara lain :
1. Pembentukan sistem humanistic dan altruistic.
Pembentukan sistem nilai humanistic dan altruistic dalam diri seseorang dapat dinilai
pada usia dini. Sistem nilai humanistic dan altruistic ditingkatkan melalui pengalaman
hidup seseorang, proses pembelajaran, dan paparan terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
2. Keyakinan dan harapan (faith-hope).
Perawat perlu untuk berpikir positif sehingga dapat menularkan kepada klien bahwa
perawatlah yang akan membantu meningkatkan kesembuhan dan kesejahteraannya.
3. Pengembangan sensisitifitas atau kepekaan diri kepada orang lain.
4. Pengembangan hubungan yang bersifat membantu dan saling percaya (a helping trust
relationship).
Sebuah hubungan saling percaya digambarkan sebagai hubungan yang memfasilitasi
untuk penerimaan perasaan positif dan negatif yang termasuk dalam hal ini adalah
kejujuran, empati, kehangatan, dan komunikasi efektif.
5. Pengekspresian perasaan positif dan negatif.
6. Menggunakan metode ilmiah dalam menyelesaikan masalah dan pengambilan
keputusan.
7. Meningkatkan dan memfasilitasi proses belajar mengajar yang bersifat interpersonal.
8. Menciptakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan meningkatkan atau
memperbaiki keadaan mental, sosial, kultural, dan lingkungan spiritual.
9. Membantu pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan antusias.
10. Mengembangkan kekuatan faktor excistensial phenomenologic.
Namun, Watson menganggap istilah “factors” terlalu standar terhadap
sensibilitasnya di masa kini. Ia pun kemudian menawarkan suatu konsep yang lebih
sesuai dengan evolusi teorinya dan arahnya di masa depan. konsep tersebut adalah
“clinical caritas” dan “caritas processes”.

9
b) Clinical Caritas Process
Konsep “clinical caritas” dan “caritas processes” dianggap Watson lebih cocok
dengan ide-ide dan arah perkembangan teorinya (Watson, 2004). Clinical caritas process
adalah suatu praktik keperawatan pasien dengan sepenuh hati, kesadaran, dan cinta.
Merawat pasien dengan penuh kesadaran, sepenuh hati, dan cinta serta hadir secara jiwa
dan raga, supportif, dan mampu mengekspresikan perasaan negatif dan positif dari dasar-
dasar nilai spiritual diri dalam hubunganya dengan pasien sebagai one-being-cared-for.

c) Transpersonal Caring Relationship


Menurut Watson (1999), transpersonal caring relationship berkarakteristikkan
hubungan khusus manusia yang bergantung pada moral perawat yang berkomitmen,
melindungi, dan meningkatkan martabat manusia seperti dirinya atau lebih tingggi dari
dirinya. Perawat merawat dengan kesadaran yang dikomunikasikan untuk melestarikan
dan menghargai spiritual, oleh karena itu perawat tidak boleh memperlakukan seseorang
sebagai sebuah objek. Hubungan antara perawat dengan klien ini menjelaskan bagaimana
perawat telah melampaui penilaian secara objektif, menunjukkan perhatian kepada
subjektifitas seseorang, dan lebih mendalami situasi kesehatan diri mereka sendiri. Pada
akhirnya, tujuan dari transpersonal caring relationship adalah berkaitan dengan
melindungi, meningkatkan, dan mempertahankan martabat, kemanusiaan, kesatuan, dan
keselarasan batin.

d) Caring Occation Moment


Caring occation moment (tempat dan waktu) pada saat perawat dan orang lain
datang dan saat human caring dilaksanakan, dari keduanya dengan fenomena tempat yang
unik mempunyai kesempatan secara bersama datang dalam momen interaksi manusia
dengan manusia. Bagi Watson (1988 b, 1999) bidang yang luar biasa yang sesuai dengan
kerangka refensi seseorang atau perasaan-perasaan yang dialami seseorang, sensasi
tubuh, pikiran atau kepercayaan spiritual, tujuan-tujuan, harapan-harapan pertimbangan
dari lingkungan, dan arti persepsi seseorang kesemuanya berdasarkan pada pengalaman
hidup yang dialami seseorang, sekarang atau masa yang akan datang. Watson (1999)
menekankan bahwa perawat dalam hal ini sebagai care giver juga perlu memahami

10
kesadaran dan kehadiranya dalam momen merawat dengan pasiennya, lebih lanjut dari
kedua belah pihak, perawat maupun yang dirawat, dapat dipengaruhi oleh perawatan dan
tindakan yang dilakukan keduanya sehingga dengan demikian akan menjadi bagian dari
pengalaman hidupnya sendiri. Caring occation moment bisa menjadi transpersonal jika
memungkinkan adanya semangat dari keduanya (perawat dan pasien), kemudian adanya
kesempatan yang memungkinkan keterbukaan dan kemampuan–kemampuan untuk
berkembang (Watson 1999, pp. 116-117).

C. Bagan Teori Jean Watson


Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan
manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur
teori kemanusiaan. Pandangan teori Watson ini memahami bahwa manusia memiliki
empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan, diantaranya kebutuhan dasar
biofisikal (kebutuhan untuk hidup yang meliputi kebutuhan makan dan cairan, kebutuhan
eliminasi, dan kebutuhan ventilasi, kebutuhan dasar psikofisikal (kebutuhan fungsional)
yang meliputi kebutuhan aktivitas dan istirahat serta kebutuhan seksualitas, kebutuhan
psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan berprestasi dan
berorganisasi, kebutuhan intra dan interpersonal yaitu kebutuhan aktualisasi diri.

11
Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Waston memahami bahwa manusia
adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan,
sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera
baik fisik, mental dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran,
badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan
dan meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai
penyakit dan penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit.

D. Aplikasi dalam Keperawatan


a. Dalam Praktik Keperawatan
Banyak institusi yang telah memberikan pendekatan secara holistik untuk asuhan
keperawatan yang menggabungkan banyak aspek dari komitmen teori Watson untuk
perawatan. Misalnya, jurnal keperawatan yang bersangkutan dengan pemberian asuhan

12
keperawatan, banyak yang mengacu pada teori Watson dan memasukkan pentingnya merawat
sebagai dasar dari keperawatan (Banner, Boyd, Thompson, Cervantez, Buerhaus, & Leininger,
1986).
Tingkat perawatan di rumah sakit, lama sebentarnya tinggal di rumah sakit, dan
meningkatnya kompleksitas teknologi telah diidentifikasi sebagai kemungkinan turut serta dalam
pelaksanaan teori keperawatan. Namun, baru-baru ini fokus teori keperawatan dianggap salah
satu solusi yang diperlukan untuk mengatasi reformasi perawatan kesehatan dan reformasi sistem
pada tingkatnya. Sehingga dalam etika keperawatan, memungkinkan perawat untuk mengikuti
model praktik profesional mereka sendiri. Inisiatif baru untuk model ini muncul di bawah
kepemimpinan Watson sebagai "Unit Nightingale", dimana keunggulan kepedulian
penyembuhan diwujudkan dalam institusi yang saat ini mencari reformasi keperawatan utama
pada tingkat individu dan lingkungan.

b. Dalam Pendidikan Keperawatan


Watson telah aktif dalam perencanaan kurikulum di University of Colorado.
Kerangkanya telah banyak diajarkan di kurikulum sarjana muda keperawatan, termasuk
Bellarmine College di Louisville, Kentucky, Assumption College di Worcester, Massachusetts,
India State University di Terre Haute; dan Florida Atlantic University di Boca Raton. Di
samping itu, konsep-konsep ini sekarang digunakan secara luas dalam program keperawatan di
Australia, Swedia, Finlandia, dan Inggris.
Cara kerja Watson ini telah terfokus pada penggunaan asuhan perawatan lengkap
dari materi pelajaran saat menjelaskan 10 faktor carative, dan kurangnya perhatian
terhadap aspek patofisiologi keperawatan. Watson (1985a) membahas aspek ini dalam kedua
bukunya, yang pertama Nursing: The Philosophy and Science of Caring (1979, 1988), dan
kata pengantar buku kedua Nursing: Human Science an Human Care-A Theory of Nursing
(1985), dimana ia mendefinisikan niatnya untuk menggambarkan inti dari keperawatan (aspek
dari hubungan perawat dan klien sehingga memberikan hasil dari terapi) dari pada masa
perawatan (prosedur, tugas, dan teknik yang digunakan dalam pengaturan praktik). Dengan
fokus ini, kerangka kerja tersebut tidak terbatas pada khusus keperawatan. Meskipun dia
menekankan bahwa kedua inti dan masa keperawatan diperlukan, ia percaya bahwa masa
tidak dapat menjadi pusat dari model profesional keperawatan (Watson, 1991, hal.50).
Watson (1985a) berharap pekerjaannya akan membantu perawat mengembangkan basis
13
moral dan filosofis yang bermakna untuk latihan. Sebuah studi kerangka Watson
memipin pembaca melalui pengalaman yang mempengaruhi, dengan menekankan
refleksi batin yang mendalam, dan pertumbuhan pribadi, keterampilan komunikasi,
penggunaan pertumbuhan self-transpersonal, perhatian baik perawat dan pasien serta
proses perawatan manusia yang berpotensi pada kesehatan manusia dan penyembuhan.

c. Dalam Penelitian Keperawatan


Watson dan rekannya meneliti kerangka perawatan dan tiba pada persetujuan data
empiris untuk teknik penelitian (Hester & Ray,1987; Morse, Bottorff. Neander, &
Solberg, 1991; Morse, Solberg, Neander, Bottorff, & Johnson,1990; Watson, 1985;
Watson & Lea, 1997). Namun, kerangka yang abstrak sulit untuk dipelajari secara
konkret. Watson percaya bahwa terdapat pemisah antara pentingnya kualitas dan pokok
keperawatan, serta penggunaan metode untuk penelitian (Leininger,1979; Watson, 1987).
Penelitian dan praktik harus fokus pada hasil pasien baik subyektif dan obyektif,
dalam menentukan apakah kepedulian adalah esensi dari keperawatan. Pengembangan
perilaku dan perubahan prediksi sangat penting untuk pengembangan lebih lanjut dari
pekerjaan ini.

d. Dalam Pengembangannya di Masa yang Akan Datang


Watson menulis tentang kekurangan metodologi ini untuk mempelajari fenomena
multidimensi asuhan keperawatan. Watson mengusulkan bahwa sebagai kemajuan
keperawatan di program doktor, akan digunakan proses pembangunan ilmiah. Penelitian
keperawatan akan mengadopsi pandangan yang diterima, pandangan yang ditolak, serta
mensintesis ide-ide baru, yang akan menghasilkan model keperawatan baru untuk abad
berikutnya.
Watson mengidentifikasi beberapa masalah untuk kondisi penelitian di masa
depan yang mendorong orang sebagai tujuan dan bukan sarana dalam masyarakat yang
modern dan juga telah mengidentifikasi kondisi yang memberikan perawatan ketika umat
manusia terancam (Watson, 1985a).

14
e. Nilai Islam dari Teori Jean Watson
Nilai-nilai islam yang dapat kita petik serta berhubungan dengan teori Jean
Watson “Philosophy and The Science of Caring” antara lain terdapat pada beberapa
firman-Nya, yaitu :
Allah berfirman :
“Dan orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi
penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyeruruh  (mengerjakan) yang ma’ruf,
mencegah yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat kepada
Allah dan Rasul-Nya." (Q.S. At-Taubah : 71).

“…Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, dan bertaqwalah kamu kepada
Allah, sesungguhnya Allah maha berat siksa-Nya." (Q.S. Al-Maa-idah : 2).

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu
berbuat jahat maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri." ( Q.S. Al-Israa : 7).
 
“…dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu…” (Q.S. Al-Qashash : 77).

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu…” (Q.S. Ali Imran :159) .

Barang siapa yang berkeinginan untuk diselamatkan oleh Allah dari bencana pada hari
kiamat, maka bantulah orang yang dalam kesulitan/hindarkan kesulitannya (HR.
Muslim).

Tiada beriman seorang dari kamu sehingga dia menyukai bagi saudaranya apa yang
dusukai untuk dirinya. (HR. Ahmad).

15
Ayat-ayat Quran dan hadist di atas mendasari dari pelaksanaan asuhan
keperawatan islami yang diberikan oleh seorang perawat muslim, ditambah dengan
riwayat-riwayat  wanita-wanita di zaman Rasulullah dalam melakukan perawatan, maka
itulah yang sebenarnya konsep “caring” dalam keperawatan Islam, bukan hanya asuhan
kemanusiaan dengan lemah lembut  berdasarkan standar dan etika profesi, tetapi caring
yang didasari keimanan pada Allah dengan menjalankan perintah-Nya melalui ayat-ayat
Al-Quran dengan tujuan akhir mendapatkan ridho Allah SWT.

BAB III
TEORI KEPERAWATAN NOLA J.PENDER

A. Biografi Nola J. Pender

Nola J. Pender berkomitmen pertama kali pada profesi keperawatan ketika berusia
7 tahun. Saat itu ia mengobservasi pemberian asuhan keperawatan pada  bibinya yang
masuk rumah sakit. Rasa kenginan untuk memberikan perawatan  kepada  orang lain
dikembangkan melalui pengalaman dan pendidikan yang ia yakini  sebagai  profesi
yang menolong orang lain. Lahir pada 16 agustus 1941 di Lansing Mighican, pender
merupakan anak semata wayang dari orang tua yang mendukung pendidikan kepada
perempuan. Riwayat pendidikan tahun 1962 menerima gelar diploma dari Sekolah
Keperawatan di West Suburban Hospital di Oak Park dan kemudian bekerja di unit
medikal bedah dan berlanjut ke unit pediatrik di rumah sakit Michigan. Menerima

16
gelar sarjana keperawatan tahun 1964 di Michigan State University dan 1965
menamatkan gelar masternya, dan tahun 1969 menyelesaikan program doktoralnya
bidang psikologi dan pendidikan di Rush University. Pengalaman dan pendidikan
menanamkan keinginannya untuk peduli dengan orang lain dan mempengaruhi
kepercayaannya bahwa tujuan dari seorang perawat adalah membantu orang lain
(Alligood, 2014).
Percakapan dengan Dr. Beverly McElmurry di Northern Illionis University dan
bacaan High-Level Willnes  karangan Halpert Dunn (1961) menginspirasi ide tentang
kesehatan dan keperawatan. Pernikahan dengan Albert Pender, seorang guru besar
bisnis dan ekonomi dan kemudian menulis buku tentang ekonomi untuk pelayanan
kesehatan. Dan kelahiran anak pertama membuatnya meningkatkan motivasi untuk
mempelajari lebih jauh tentang bagaimana memperbaiki kesehatan.
Pengalaman bidang psikologis, dan pendidikannya membawanya untuk
menggunakan perspektif keperawatan yang holistik, psikologikal, dan teori
pembelajaran sebagai pondasi Health Promotion Model (HPM), pada tahun 1975
pender menerbitkan “A Conceptual Model for Prefentive Health Behaviour”
merupakan basis untuk mempelajari bagaimana individu memutuskan pelayanan
kesehatan untuk mereka sendiri dalam konteks keperawatan.
Edisi pertama buku asli pender “Health Promotion in Nursing”(1982) kemudian
direvisi 1987, edisi ke 3 tahun 1996 dan edisi ke 4 tahun 2002. Tim pender
mengembangkan profil gaya hidup yang mempromosikan kesehatan. Pender telah
mempromosikan aktifitas akademis dalam keperawatan dengan ikut dalam Sigma
Theta Tau Internasional sebagai presiden Midwes Nursing Research Society dari
tahun 1985 sampai 1987 dan ketua kabinet Penelitian Keperawatan milik American
Nurses Association.
Pada tahun 1998, pender ditugaskan U.S Preventive Services Task Force selama 4
tahun untuk mengevaluasi bukti ilmiah dan membuat rekomendasi spesifik yang
bersifat pencegahan. Saat menjabat wakil dekan di Sekolah Keperawatan University
of Michigan, Pender mempromosikan penelitian interdisipliner, penelitian berbasis
sains dan menautkan penelitian dengan peramuan kebijakan kesehatan. Pender telah

17
banyak menerbitkan artikel mengenai latihan fisik, perubahan perilaku dan pelatihan
terhadap relaksasi sebagai aspek promosi kesehatan (Alligood, 2014).

B. Konsep Teori Nola J. Pender


Konsep pelayanan keperawatan dari model kuratif ke arah promotif dan peventif
mendorong lahirnya tentang Health Promotion Model oleh Pendder. Melalui 2 teori
yaitu mengenai teori nilai harapan  dan teori kognitif sosial. Teori nilai harapan
(expectancy value) adalah pemahaman bahwa perilaku sehat bersifat rasional dan
ekonomis, ada dua hal pokok yaitu: hasil tindakan bersifat rasional dan ekonomis dan
pengambilan tindakan untuk menyempurnakan hasil yang diinginkan. Teori Kognitif
Sosial (Social Cognitive Theory) teori ini menekankan pengarahan diri, pengaturan
diri, dan persepsi terhadap kemajuan diri. Teori ini mengemukakan bahwa manusia
memiliki kemampuan dasar antara lain: pengalaman sebagai petunjuk dimasa akan
datang, berpikiran ke depan, belajar dari pengalaman orang lain, pengaturan diri dan
refleksi diri.

C. Revisi Model Promosi Kesehatan


Terdapat 3 landasan HPM yaitu: sikap yang berhubungan dengan aktivitas,
komitmen pada rencana tindakan, dan adanya kebutuhan yang mendesak. Pertama
sikap yang berhubungan dengan aktifitas meliputi karakteristik individu dan
pengalaman individu diketahui bahwasannya manusia itu bersifat unik dan selalu
belajar dari setiap pengalaman baik pribadi maupun orang lain. Faktor yang
mempengaruhi antara lain faktor biologi seperti usia, body mass indeks, status
pubertas, status menopause, kapasitas aerobik, kekuatan, ketangkasan atau
kesimbangan, faktor psikologi mengenai self esteem, motivasi diri dan status
kesehatan dan sosiokultural yang meliputi suku, etnis, akulturasi, pendidikan dan
status sosio ekonomi.
Kedua tentang kognitif behaviour spesifik dan sikap, pada tahap ini dibagi 6
kategori yaitu mengenai penilaian terhadap manfaat tindakan secara langsung dapat
memotivasi perilaku kearah positif. Hambatan tindakan adalah sikap yang langsung

18
menghalangi kegiatan melalui pengurangan komitmen terhadap rencana kegiatan.
Kemajuan diri yaitu kemampuan seseorang dalam mengorganisasi dan melakukan
tindakan yang tidak menyangkut skill yang dimiliki. Sikap yang berhubungan dengan
aktivitas seperti tindakan yang diambil, emosi yang timbul pada kegiatan serta
lingkungan di mana kegiatan itu berlangsung. Pengaruh interpersonal mengenai
perilaku, kepercayaan atau sikap kepada orang lain. Sumber utama interpersonal dari
keluarga kelompok dan pemberi pengaruh pelayanan kesehatan. Pengaruh
interpersonal terdiri dari norma, sosial support dan model (belajar dari pengalaman
orang lain). Pengaruh situasional yaitu situasi yang dapat mempengaruhi perilaku
dengan mengubah lingkungan.
Terakhir yang ketiga mengenai perilaku yang diharapkan, tahapan ketiga ini
dikategorikan dalam 3 tahapan yaitu mengenai komitmen terhadap rencana tindakan
dengan komitmen untuk melaksanakan tindakan sesuai waktu dan tempat dengan
orang-orang tertentu atau sendiri tanpa persaingan, pengaturan strategi tertentu untuk
mendapatkan tujuan dan rencana kegiatan yang dikembangkan oleh perawat dan klien
untuk mencapai tujuan. Kebutuhan yang mendesak merupakan perilaku alternatif
sehingga tindakan yang mungkin dilakukan segera sebelum kejadian terjadi suatu

rencana perilaku promosi kesehatan. Hasil perilaku yaitu efek pencapaian tujuan


secara langsung ditujukan pada pencapaian hasil kesehatan positif untuk klien.
Perilaku promosi kesehatan terutama sekali terintegrasi dalam gaya hidup sehat yang
menyerap pada semua aspek kehidupan seharusnya mengakibatkan peningkatan
kesehatan, fungsional dan kualitas hidup yang lebih baik pada semua tingkat
perkembangan.

D. Analisa Teori Nola J. Pender


Teori keperawatan Nola J. Pender tentang “Health Promotion Model” yang
menjelaskan bahwa perilaku kesehatan merupakan hasil tindakan yang ditujukan
untuk mendapatkan hasil kesehatan yang optimal. (Alligood, 2014). Model ini
mengabungkan 2 teori yaitu teori nilai harapan (expectancy value) dan teori kognitif 
sosial (social cognitive theory) yang konsisten dalam melihat pentingnya promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit yakni bersifat logis dan ekonomis. HPM

19
membantu perawat dalam memahami perilaku kesehatan individu, yang menjadi
dasar konseling dalam meningkatkan gaya hidup sehat (Sukut et al., 2015).

Upaya promosi kesehatan juga diarahkan tidak hanya masalah pencegahan


penyakit atau kelemahan fisik tetapi kesejahteraan mental dan sosial yang menyeluruh
guna mendapatkan generasi berkarakter baik, perlu dilakukan pembinaan kesadaran
sosial, terutama kepada keadaan orang lain, pemahaman pikiran serta pemahaman
terhadap situasi yang rumit dalam kehidupan dan tujuan utama meningkatkan kesadaran,
kemauan dan keterampilan dalam berperilaku sehat (Asniar, 2013). Teori yang
dikemukakan merupakan contoh berdasarkan pengalaman pribadi dan hasil penelitian
yang dikembangkan atas riset kualitatif dan kuantitatif, riset yang berhubugan dengan
HPM memberikan kontribusi pengembangan body of knowledge secara umum dari ilmu
keperawatan.

Namun teori ini mempunyai kelemahan seperti pada pasien cacat sejak lahir
seperti malfungsi sel yang berperan untuk daya tahan tubuh, sulit diterapkan pada
ekonomi yang lemah dan tingkat pendidikan rendah karena cenderung memenuhi
kebutuhan dasarnya dibanding dengan motivasi meningkatkan status kesehatan,
membuhkan role model yang sempurna untuk mempengaruhi masyarakat, tenaga
kesehatan yang kurang mengaplikasikan teori ini dalam mempengaruhi klien/masyarakat
dan masyarakat lebih mempercayai budaya sehingga mensosialisasikan dan
mengaplikasikan teori ini kurang.

E. Aplikasi Teori Dengan Pendekatan Masalah Keperawatan


Terapi hemodialisis dikatakan optimal apabila memenuhi kriteria adekuasi
hemodialsis dengan penilai Kt/V dan nilai URR. Armezya et al., (2014) terapi
hemodialysis mempunyai pengaruh terhadap nilai URR pada pasien yang menjalani
hemodialsisis, tetapi terdapat 38% pasien mengalami tindakan hemodialysis tidak
adekuat. Telah  diketahui  bahwa  biasanya untuk  meningkatkan  AHD  dapat dilakukan 
dengan  meningkatkan kecepatan aliran darah menuju mesin HD dan volume darah yang
disaring mesin HD, tetapi perlu diketahui bahwa langkah tersebut bisa berakibat mual,
pusing dan kram otot (Tria Firza, Aminah, & Adam Riyadi, 2015). Penelitian Hartanti
(2016) bahwa exercise intradialisis berpengaruh meningkatkan nilai URR pasien gagal

20
ginjal kronik. Hasil penelitian (Nur Muji, I Ketut, & Haryanto, 2017) menunjukkan
bahwa kombinasi stretching exercise dan pernafasan yoga efektif untuk menurunkan
tekanan darah pasien gagal ginjal.
Oleh karena itu exercise intradialisis perlu dipahami dan diketahui oleh pasien
gagal ginjal kronis sehingga dapat diaplikasikan saat melakuakan terapi hemodialsis guna
meningkatkan kesehatan dan mencegah komplikasi. Pasien gagal ginjal harus mampu
melakukan pengolahan terhadap penyakitnya untuk mencegah terjadinya komplikasi
yang mamperberat keadaan pasien dan memaksimalkan aspek yang ada dalam dirinya
untuk menentukan pilihan terbaik.
Promosi kesehatan merupakan konsep dalam pemberdayaan kemampuan individu
atau keluarga untuk meningkatkan kesehatan. HPM membantu perawat dalam menolong
dan mengindentifikasi faktor terhadap kesehatan dan perilaku sehat yang sudah dilakukan
guna membentuk perilaku baru yang dapat mencapai kesehatan yang optimal (Utami,
2017). Peran perawat dalam keperawatan Pender adalah mencegah pasien gagal ginjal
kronis kearah yang lebih buruk dengan mengajak individu dan lingkungan sekitar agar
berperilaku positif terhadap pemeliharan dan peningkatan kesehatan, meningkatkan
motivasi dan komitmen agar pasien gagal ginjal terhindar dari komplikasi. Pada
penelitian (Nuari & Kartikasari, 2015) mengidentifikasi faktor personal, manfaat
tindakan yang dirasakan dan hambatan untuk bertindak berpengaruh segnifikan dalam
mempengaruhi self empowerment. Tidak seperti model pencegahan kesehatan lainya,
HPM menekankan pada metode motivasi positif (Nuari & Kartikasari, 2015).

F. Pandangan Islam Tentang Teori Nola J. Pender


Islam adalah agama yang menganjurkan manusia untuk hidup bersih, sehat dan
cinta lingkungan. Tidak ada kesenjangan antara kemuliaan ajaran islam dengan perilaku
kehidupan sehari-hari dari sudut kesehatan. Salah satu metode promosi kesehatan dalam
Islam adalah penyampaian ajakan hidup sehat melalui dakwah yang dilakukan oleh para
muballigh. Hal ini sesuai dengan firman Allah Q.S. Ali Imran 104 yang
berarti “Hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari munkar. Mereka itulah
orang-orang yang beruntung”.

21
Diungkapkan dalam Al-Qur’an Surat At-Taubah ayat 71 yang berbunyi “ Dan
ornag-orang yang beriman, lelaki dan permpuan sebagian mereka (adalah) menjadi
penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf
(kebaikan), mencegah dari munkar (keburukan), mendirikan shalat, menunaikan zakat
dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah,
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.

G. Pengkajian Teori Nola J. Pender


Berdasarkan Model Promosi Kesehatan, perawat harus melakukan pengkajian
komprehensif agar dapat mengembangkan rencana asuhan keperawatan. Pengkajian yang
dilakukan oleh perawat adalah: langkah pertama pengkajian tentang perilaku sebelumnya
yang mencakup kebiasaan individu, hambatan dari perilaku yang dilakukan, manfaat dari
perilaku yang dilakukan, penyakit yang pernah diderita, sumber pelayanan kesehatan dan
upaya yang pernah dilakukan dalam meningkatkan kesehatan. Langkah kedua pengkajian
tentang faktor personal, faktor psikososial dan faktor sosial budaya. Langkah ketiga
pengkajian tentang perilaku spesifik dalam pengatuhan dan sikap, pengkajian ini mengali
tentang pemikiran dan sikap yang mungkin atau sudah dilakukan seperti mengkaji
mengenai manfaat/harapan dari tindakan, hambatan dalam mewujudkan tujuan dan
menilai kemajuan yang dilakukan dengan wujud dari perilaku, pengalaman, ajakan,
kondisi psikologis (kecemasan).
Langkah keempat yaitu mengkaji tentang reaksi emosional terhadap perubahan
perilaku, apakah dengan menghindar, mempertahankan atau bahkan dapat merubah
perilaku. Langkah kelima melakukan pengkajian dalam pengaruh situasional seperti
keadaan disekitar yang meliputi lingkungan rumah, sanitasi dan komunitas. Langkah
keenam pengkajian dalam hubungan interpersonal seperti apa dukungan yang diberikan
oleh lingkungan sekitar, role model seperti panutan dan kebudayaan yang mencakup
nilai-nilai kepercayaan. Langkah terakhir yaitu pengkajian fungsi keluarga yaitu fungsi
efektif dan fungsi perawatan keluarga.

22
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Watson merupakan anggota dari American Academy of  Nursing yang telah
menerima penghargaan nasional dan internasional. Ia telah menerbitkan berbagai karya
yang menjelaskan filsafat dan teori keperawatan manusia, yang dipelajari oleh perawat di
berbagai belahan dunia. Dasar dari teori keperawatan Jean Watson diterbitkan pada tahun
1979 di buku keperawatan yaitu ”The Philosphy and Science of Caring”.
Konsep teori Jean Watson mendalami perihal lingkungan spiritual dalam praktik
asuhan keperawatan, hal tersebut mengacu pada 10 carative factors. Kemudian Watson

23
menawarkan suatu konsep yang lebih sesuai dengan evolusi teorinya dan arahnya di masa
depan. konsep tersebut adalah “clinical caritas process”.
Teori pender memiliki konsep paradigma keperawatan adalah menggabungkan
konsep manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan dengan pelayanan kesehatan
dari kuratif ke arah promotif dan peventif. Teori Pender pertama menggabungkan 2 teori
yaitu teori nilai harapan (expectancy value) dan teori kognitif social (social cognitive
theory). Pada revisi model promosi kesehatan menambahkan sikap yang berhubungan
dengan aktivitas, komitmen pada rencana tindakan, dan adanya kebutuhan yang
mendesak.

B. Saran
Mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah
mengikuti perkembangan zaman, pelayanan keperawatan di Indonesia ke depan
diharapkan harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional
sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang kesehatan yang
senantiasa berkembang. Dimana pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian besar
rumah sakit Indonesia umumnya telah menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses
keperawatan.
Untuk mencapai keadaan tersebut, keperawatan harus berperan aktif dalam  upaya
meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai
penyakit dan upaya penyembuhannya, yang fokusnya terdapat pada peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit

24
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2009). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Ed 2. Jakarta :


Salemba Medika
S, Asmadi N. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC
Perry dan Potter. (2009). Fundamental Keperawatan Ed 7. Jakarta : Salemba Medika
Al-Qur’an
Alligood, M. R. (2014). Nursing Theorists and Their Work. Elsevier Mosby (8th ed.).
Elsevier. https://doi.org/10.5172/conu.2007.24.1.106a
Armezya, W., Nasrul, E., & Bahar, E. (2014). Pengaruh Hemodialisis terhadap Urea
Reduction Ratio pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik Stadium V di RSUP Dr . M . Djamil
Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 5(2), 300–305.
Hartanti, R. D. (2016). Exercise Intradialisis Meningkatkan Nilai URR Pasien Gagal
Ginjal Kronik Dengan Hemodialisis. The 3 Rd Universty Research Colloquit, 533–541.
https://doi.org/2407-9189
Utami, T. A. (2017). Promosi Kesehatan Nola Pender Berpengaruh terhadap Pengetahuan
dan Kepatuhan ODHA Minum ARV. Indonesian Journal of Nursing and
Midwifery, 5(1), 58–67. https://doi.org/2354-7642/2503-1856

25
26

Anda mungkin juga menyukai