Di susun Oleh :
C.0105.16.002
1
CIMAHI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas segala rahmatnya sehngga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimkasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikiran nya
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca, untuk kedepan nya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...............................................................................................................4
A.Latar Belakang.............................................................................................................4
B.Rumusan Masalah........................................................................................................5
C.Tujuan...........................................................................................................................6
BAB II.................................................................................................................................7
TEORI KEPERAWATAN JEAN WATSON.....................................................................7
A.Biografi Jean Watson...................................................................................................7
B.Definisi dan Konsep Umum Teori Jean Watson..........................................................7
C.Bagan Teori Jean Watson...........................................................................................11
D.Aplikasi dalam Keperawatan.....................................................................................12
BAB III..............................................................................................................................16
TEORI KEPERAWATAN NOLA J.PENDER.................................................................16
A. Biografi Nola J. Pender.............................................................................................16
B.Konsep Teori Nola J. Pender......................................................................................17
C.Revisi Model Promosi Kesehatan..............................................................................18
D.Analisa Teori Nola J. Pender.....................................................................................19
E.Aplikasi Teori Dengan Pendekatan Masalah Keperawatan.......................................20
F. Pandangan Islam Tentang Teori Nola J. Pender........................................................21
G.Pengkajian Teori Nola J. Pender................................................................................21
BAB IV..............................................................................................................................23
PENUTUP.........................................................................................................................23
A. Kesimpulan.............................................................................................................23
3
B. Saran.......................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan
mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan secara keseluruhan jumlahnya
mendominasi tenaga kesehatan yang ada, dimana keperawatan memberikan konstribusi
yang unik terhadap bentuk pelayanan kesehatan sebagai satu kesatuan yang relatif,
berkelanjutan, koordinatif, dan advokatif. Keperawatan sebagai suatu profesi
menekankan kepada bentuk pelayanan profesional yang sesuai dengan standart dengan
memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima
oleh masyarakat dengan baik.
Watson (1979) yang terkenal dengan Theory of Human Caring, mempertegas
bahwa caring sebagai jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan
penerima asuhan keperawatan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai
manusia, dengan demikian mempengaruhi kemampuan pasien untuk sembuh.
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi
bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain, dan
perasaan cinta atau menyayangi.
Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan suatu
cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan
kepeduliannya kepada klien. Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang
penting terutama dalam praktik keperawatan. Saat ini, caring adalah isu besar dalam
profesionalisme keperawatan.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk
4
pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif. Keperawatan professional
diterapkan dengan mengaplikasikan ilmu dan teori keperawatan dalam praktek,
pendidikan dan riset keperawatan. Ilmu keperawatan dalam memenuhi tuntutan dan
tekanan masyarakat harus dikembangkan berdasarkan pemahaman pada konsep dan teori
keperawatan. Pengembangan berdasarkan teori ini dimaksudkan agar dalam
pengaplikasiannya tidak menyimpang dari model atau konsep keperawatan yang sudah
ada. Seperti teori yang akan dibahas, yaitu teori keperawatan Nola J. Pender
tentang “Health Promotion Model” (HPM) yang menjelaskan bahwa perilaku kesehatan
merupakan hasil tindakan yang ditujukan untuk mendapatkan hasil kesehatan yang
optimal (Alligood, 2014). Teori ini merupakan sebuah model konseptual yang darinya
teori-teori middle-range dapat dikembangkan.
Model ini menggabungkan 2 teori yaitu teori nilai harapan dan teori kognitif
sosial yang konsisten dengan semua teori yang memandang pentingnya promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit adalah suatu yang hal logis dan ekonomis (Alligood,
2014). Di seluruh dunia lebih 50 juta orang terkena gagal ginjal, lebih1 juta orang
melakukan terapi pengganti ginjal seperi transplantasi ginjal dan dialisis. Dari
survey PERNEFRI (Perkumpulan Nefrologi Indonesia), (2015) pada tahun 2012 terdapat
16.040 pasien gagal ginjal, meningkat pada tahun 2015 menjadi 51.604 pasien. Provinsi
DIY terdapat 1.293 orang mengalami tindakan HD rutin dan 34 menjalani HD akut setiap
bulan. Fenomena yang terjadi di pelayanan adalah pasien yang menjalani cuci darah
tetapi hasil yang didapatkan kurang baik, banyak faktor yang mengakibatkan
ketidakefektifan terapi ini, misalnya faktor diet pasien yakni pasien kesulitan jika harus
mengatur dan komitmen tentang asupan makanan.
5
dengan cara mencegahnya dan mengatasi masalah yang sudah terjadi dengan
menanganinya secara efektif dan effisien
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang dikemukakan diatas, maka pertanyaan yang muncul
adalah :
1. Bagaimana biografi Jean Watson ?
2. Bagaimana definisi dan konsep teori Jean Watson ?
3. Bagaimana gambar bagan konsep teori Jean Watson ?
4. Bagaimana aplikasi konsep tersebut dalam dunia keperawatan ?
a. Dalam praktik keperawatan
b. Dalam pendidikan keperawatan
c. Dalam penelitian keperawatan
d. Dalam pengembangan keperawatan di masa yang akan datang
e. Dalam segi agama (nilai-nilai islami)
5. Bagaimana biografi J pender ?
6. Bagaimana definisi dan konsep teori J Pender ?
7. Bagaimana Revisi Model Promosi Kesehatan?
8. Bagaimana Analisa Teori Nola J. Pender ?
9. Bagaimana Aplikasi Teori Dengan Pendekatan Masalah Keperawatan ?
10.Bagaimana Pandangan Islam Tentang Teori Nola J. Pender ?
11. Bagaimana Pengkajian Teori Nola J. Pender ?
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat menjelaskan biografi Jean Watson. Dan Nola J. Pender
2. Mahasiswa dapat menjelaskan ulang definisi dan konsep umum yang dikemukakan
oleh Jean Watson Dan Nola J. Pender
3. Mahasiswa dapat menjelaskan maksud dari gambar bagan konsep teori Jean Watson
Dan Nola J. Pender
4. Mahasiswa dapat mengaplikasikan konsep tersebut dalam berbagai aspek dunia
keperawatan. Dalam hal praktik, pendidikan, penelitian, serta diharapkan mampu
mengembangkannya di masa yang akan datang.
6
5. Mahasiswa mampu mengambil dan menerapkan nilai-nilai islam yang terkandung
dalam teori Watson Dan Nola J. Pender
BAB II
TEORI KEPERAWATAN JEAN WATSON
7
(Watson, 1985). Sebagai pengetahuan tentang human care fokusnya untuk
mengembangkan pengetahuan yang menjadi inti keperawatan, seperti yang dinyatakan
oleh Watson (1985) “human care is the heart of nursing”. Pandangan keperawatan
sebagai sains tentang human care adalah komprehensif. Ini termasuk pengembangan
pengetahuan sebagai basis dalam area:
1. Pengkajian terhadap kondisi manusia.
2. Implikasi dari pengalaman manusia dan responnya terhadap kondisi sehat sakit.
3. Telaah terhadap pengelolaan kondisi-kondisi yang menyertainya.
4. Deskripsi dari atribut-atribut caring relationship.
5. Studi tentang sistem bagaimana human care harus diwujudkan.
Dalam pandangan keperawatan Jean Watson, manusia diyakini sebagai seseorang
secara keseluruhan, sebagai diri terintegrasi yang berfungsi penuh. Jean Watson
mendefinisikan sehat sebagai kondisi yang utuh dan selaras antara badan, pikiran, dan
jiwa. Ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian antara diri yang dipersepsikan dan diri yang
diwujudkan. Pandangan tentang kesehatan berfokus pada individu secara utuh meliputi
hal-hal yang bersifat fisik, sosial, etis dan moral, tidak sekadar berfokus pada aspek-
aspek perilaku dan fisiologi manusia semata.
Dari konsep sehat (dan sakit/illness) di atas dapat dikemukakan beberapa prinsip,
antara lain:
1. Sehat menggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya
multidimensional, yang dapat berfluktuasi tergantung dari interrelasi antara faktor-
faktor yang mempengaruhi.
2. Kondisi sehat dapat dicapai, karena adanya kemampuan seseorang untuk beradaptasi
terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal.
3. Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang terhenti pada titik tertentu,
tetapi berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi pada lingkungan
yang dinamis.
8
a) Carative Factors
Carative Factor menurut Watson adalah mencoba menghargai dimensi manusia
dalam perawatan dan pengalaman-pengalaman subjektif dari orang yang dirawat.
Elemen-elemen yang termasuk dalam carative factors, antara lain :
1. Pembentukan sistem humanistic dan altruistic.
Pembentukan sistem nilai humanistic dan altruistic dalam diri seseorang dapat dinilai
pada usia dini. Sistem nilai humanistic dan altruistic ditingkatkan melalui pengalaman
hidup seseorang, proses pembelajaran, dan paparan terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
2. Keyakinan dan harapan (faith-hope).
Perawat perlu untuk berpikir positif sehingga dapat menularkan kepada klien bahwa
perawatlah yang akan membantu meningkatkan kesembuhan dan kesejahteraannya.
3. Pengembangan sensisitifitas atau kepekaan diri kepada orang lain.
4. Pengembangan hubungan yang bersifat membantu dan saling percaya (a helping trust
relationship).
Sebuah hubungan saling percaya digambarkan sebagai hubungan yang memfasilitasi
untuk penerimaan perasaan positif dan negatif yang termasuk dalam hal ini adalah
kejujuran, empati, kehangatan, dan komunikasi efektif.
5. Pengekspresian perasaan positif dan negatif.
6. Menggunakan metode ilmiah dalam menyelesaikan masalah dan pengambilan
keputusan.
7. Meningkatkan dan memfasilitasi proses belajar mengajar yang bersifat interpersonal.
8. Menciptakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan meningkatkan atau
memperbaiki keadaan mental, sosial, kultural, dan lingkungan spiritual.
9. Membantu pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan antusias.
10. Mengembangkan kekuatan faktor excistensial phenomenologic.
Namun, Watson menganggap istilah “factors” terlalu standar terhadap
sensibilitasnya di masa kini. Ia pun kemudian menawarkan suatu konsep yang lebih
sesuai dengan evolusi teorinya dan arahnya di masa depan. konsep tersebut adalah
“clinical caritas” dan “caritas processes”.
9
b) Clinical Caritas Process
Konsep “clinical caritas” dan “caritas processes” dianggap Watson lebih cocok
dengan ide-ide dan arah perkembangan teorinya (Watson, 2004). Clinical caritas process
adalah suatu praktik keperawatan pasien dengan sepenuh hati, kesadaran, dan cinta.
Merawat pasien dengan penuh kesadaran, sepenuh hati, dan cinta serta hadir secara jiwa
dan raga, supportif, dan mampu mengekspresikan perasaan negatif dan positif dari dasar-
dasar nilai spiritual diri dalam hubunganya dengan pasien sebagai one-being-cared-for.
10
kesadaran dan kehadiranya dalam momen merawat dengan pasiennya, lebih lanjut dari
kedua belah pihak, perawat maupun yang dirawat, dapat dipengaruhi oleh perawatan dan
tindakan yang dilakukan keduanya sehingga dengan demikian akan menjadi bagian dari
pengalaman hidupnya sendiri. Caring occation moment bisa menjadi transpersonal jika
memungkinkan adanya semangat dari keduanya (perawat dan pasien), kemudian adanya
kesempatan yang memungkinkan keterbukaan dan kemampuan–kemampuan untuk
berkembang (Watson 1999, pp. 116-117).
11
Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Waston memahami bahwa manusia
adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan,
sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera
baik fisik, mental dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran,
badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan
dan meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai
penyakit dan penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit.
12
keperawatan, banyak yang mengacu pada teori Watson dan memasukkan pentingnya merawat
sebagai dasar dari keperawatan (Banner, Boyd, Thompson, Cervantez, Buerhaus, & Leininger,
1986).
Tingkat perawatan di rumah sakit, lama sebentarnya tinggal di rumah sakit, dan
meningkatnya kompleksitas teknologi telah diidentifikasi sebagai kemungkinan turut serta dalam
pelaksanaan teori keperawatan. Namun, baru-baru ini fokus teori keperawatan dianggap salah
satu solusi yang diperlukan untuk mengatasi reformasi perawatan kesehatan dan reformasi sistem
pada tingkatnya. Sehingga dalam etika keperawatan, memungkinkan perawat untuk mengikuti
model praktik profesional mereka sendiri. Inisiatif baru untuk model ini muncul di bawah
kepemimpinan Watson sebagai "Unit Nightingale", dimana keunggulan kepedulian
penyembuhan diwujudkan dalam institusi yang saat ini mencari reformasi keperawatan utama
pada tingkat individu dan lingkungan.
14
e. Nilai Islam dari Teori Jean Watson
Nilai-nilai islam yang dapat kita petik serta berhubungan dengan teori Jean
Watson “Philosophy and The Science of Caring” antara lain terdapat pada beberapa
firman-Nya, yaitu :
Allah berfirman :
“Dan orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi
penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyeruruh (mengerjakan) yang ma’ruf,
mencegah yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat kepada
Allah dan Rasul-Nya." (Q.S. At-Taubah : 71).
“…Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, dan bertaqwalah kamu kepada
Allah, sesungguhnya Allah maha berat siksa-Nya." (Q.S. Al-Maa-idah : 2).
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu
berbuat jahat maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri." ( Q.S. Al-Israa : 7).
“…dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu…” (Q.S. Al-Qashash : 77).
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu…” (Q.S. Ali Imran :159) .
Barang siapa yang berkeinginan untuk diselamatkan oleh Allah dari bencana pada hari
kiamat, maka bantulah orang yang dalam kesulitan/hindarkan kesulitannya (HR.
Muslim).
Tiada beriman seorang dari kamu sehingga dia menyukai bagi saudaranya apa yang
dusukai untuk dirinya. (HR. Ahmad).
15
Ayat-ayat Quran dan hadist di atas mendasari dari pelaksanaan asuhan
keperawatan islami yang diberikan oleh seorang perawat muslim, ditambah dengan
riwayat-riwayat wanita-wanita di zaman Rasulullah dalam melakukan perawatan, maka
itulah yang sebenarnya konsep “caring” dalam keperawatan Islam, bukan hanya asuhan
kemanusiaan dengan lemah lembut berdasarkan standar dan etika profesi, tetapi caring
yang didasari keimanan pada Allah dengan menjalankan perintah-Nya melalui ayat-ayat
Al-Quran dengan tujuan akhir mendapatkan ridho Allah SWT.
BAB III
TEORI KEPERAWATAN NOLA J.PENDER
A. Biografi Nola J. Pender
Nola J. Pender berkomitmen pertama kali pada profesi keperawatan ketika berusia
7 tahun. Saat itu ia mengobservasi pemberian asuhan keperawatan pada bibinya yang
masuk rumah sakit. Rasa kenginan untuk memberikan perawatan kepada orang lain
dikembangkan melalui pengalaman dan pendidikan yang ia yakini sebagai profesi
yang menolong orang lain. Lahir pada 16 agustus 1941 di Lansing Mighican, pender
merupakan anak semata wayang dari orang tua yang mendukung pendidikan kepada
perempuan. Riwayat pendidikan tahun 1962 menerima gelar diploma dari Sekolah
Keperawatan di West Suburban Hospital di Oak Park dan kemudian bekerja di unit
medikal bedah dan berlanjut ke unit pediatrik di rumah sakit Michigan. Menerima
16
gelar sarjana keperawatan tahun 1964 di Michigan State University dan 1965
menamatkan gelar masternya, dan tahun 1969 menyelesaikan program doktoralnya
bidang psikologi dan pendidikan di Rush University. Pengalaman dan pendidikan
menanamkan keinginannya untuk peduli dengan orang lain dan mempengaruhi
kepercayaannya bahwa tujuan dari seorang perawat adalah membantu orang lain
(Alligood, 2014).
Percakapan dengan Dr. Beverly McElmurry di Northern Illionis University dan
bacaan High-Level Willnes karangan Halpert Dunn (1961) menginspirasi ide tentang
kesehatan dan keperawatan. Pernikahan dengan Albert Pender, seorang guru besar
bisnis dan ekonomi dan kemudian menulis buku tentang ekonomi untuk pelayanan
kesehatan. Dan kelahiran anak pertama membuatnya meningkatkan motivasi untuk
mempelajari lebih jauh tentang bagaimana memperbaiki kesehatan.
Pengalaman bidang psikologis, dan pendidikannya membawanya untuk
menggunakan perspektif keperawatan yang holistik, psikologikal, dan teori
pembelajaran sebagai pondasi Health Promotion Model (HPM), pada tahun 1975
pender menerbitkan “A Conceptual Model for Prefentive Health Behaviour”
merupakan basis untuk mempelajari bagaimana individu memutuskan pelayanan
kesehatan untuk mereka sendiri dalam konteks keperawatan.
Edisi pertama buku asli pender “Health Promotion in Nursing”(1982) kemudian
direvisi 1987, edisi ke 3 tahun 1996 dan edisi ke 4 tahun 2002. Tim pender
mengembangkan profil gaya hidup yang mempromosikan kesehatan. Pender telah
mempromosikan aktifitas akademis dalam keperawatan dengan ikut dalam Sigma
Theta Tau Internasional sebagai presiden Midwes Nursing Research Society dari
tahun 1985 sampai 1987 dan ketua kabinet Penelitian Keperawatan milik American
Nurses Association.
Pada tahun 1998, pender ditugaskan U.S Preventive Services Task Force selama 4
tahun untuk mengevaluasi bukti ilmiah dan membuat rekomendasi spesifik yang
bersifat pencegahan. Saat menjabat wakil dekan di Sekolah Keperawatan University
of Michigan, Pender mempromosikan penelitian interdisipliner, penelitian berbasis
sains dan menautkan penelitian dengan peramuan kebijakan kesehatan. Pender telah
17
banyak menerbitkan artikel mengenai latihan fisik, perubahan perilaku dan pelatihan
terhadap relaksasi sebagai aspek promosi kesehatan (Alligood, 2014).
18
menghalangi kegiatan melalui pengurangan komitmen terhadap rencana kegiatan.
Kemajuan diri yaitu kemampuan seseorang dalam mengorganisasi dan melakukan
tindakan yang tidak menyangkut skill yang dimiliki. Sikap yang berhubungan dengan
aktivitas seperti tindakan yang diambil, emosi yang timbul pada kegiatan serta
lingkungan di mana kegiatan itu berlangsung. Pengaruh interpersonal mengenai
perilaku, kepercayaan atau sikap kepada orang lain. Sumber utama interpersonal dari
keluarga kelompok dan pemberi pengaruh pelayanan kesehatan. Pengaruh
interpersonal terdiri dari norma, sosial support dan model (belajar dari pengalaman
orang lain). Pengaruh situasional yaitu situasi yang dapat mempengaruhi perilaku
dengan mengubah lingkungan.
Terakhir yang ketiga mengenai perilaku yang diharapkan, tahapan ketiga ini
dikategorikan dalam 3 tahapan yaitu mengenai komitmen terhadap rencana tindakan
dengan komitmen untuk melaksanakan tindakan sesuai waktu dan tempat dengan
orang-orang tertentu atau sendiri tanpa persaingan, pengaturan strategi tertentu untuk
mendapatkan tujuan dan rencana kegiatan yang dikembangkan oleh perawat dan klien
untuk mencapai tujuan. Kebutuhan yang mendesak merupakan perilaku alternatif
sehingga tindakan yang mungkin dilakukan segera sebelum kejadian terjadi suatu
19
membantu perawat dalam memahami perilaku kesehatan individu, yang menjadi
dasar konseling dalam meningkatkan gaya hidup sehat (Sukut et al., 2015).
Namun teori ini mempunyai kelemahan seperti pada pasien cacat sejak lahir
seperti malfungsi sel yang berperan untuk daya tahan tubuh, sulit diterapkan pada
ekonomi yang lemah dan tingkat pendidikan rendah karena cenderung memenuhi
kebutuhan dasarnya dibanding dengan motivasi meningkatkan status kesehatan,
membuhkan role model yang sempurna untuk mempengaruhi masyarakat, tenaga
kesehatan yang kurang mengaplikasikan teori ini dalam mempengaruhi klien/masyarakat
dan masyarakat lebih mempercayai budaya sehingga mensosialisasikan dan
mengaplikasikan teori ini kurang.
20
ginjal kronik. Hasil penelitian (Nur Muji, I Ketut, & Haryanto, 2017) menunjukkan
bahwa kombinasi stretching exercise dan pernafasan yoga efektif untuk menurunkan
tekanan darah pasien gagal ginjal.
Oleh karena itu exercise intradialisis perlu dipahami dan diketahui oleh pasien
gagal ginjal kronis sehingga dapat diaplikasikan saat melakuakan terapi hemodialsis guna
meningkatkan kesehatan dan mencegah komplikasi. Pasien gagal ginjal harus mampu
melakukan pengolahan terhadap penyakitnya untuk mencegah terjadinya komplikasi
yang mamperberat keadaan pasien dan memaksimalkan aspek yang ada dalam dirinya
untuk menentukan pilihan terbaik.
Promosi kesehatan merupakan konsep dalam pemberdayaan kemampuan individu
atau keluarga untuk meningkatkan kesehatan. HPM membantu perawat dalam menolong
dan mengindentifikasi faktor terhadap kesehatan dan perilaku sehat yang sudah dilakukan
guna membentuk perilaku baru yang dapat mencapai kesehatan yang optimal (Utami,
2017). Peran perawat dalam keperawatan Pender adalah mencegah pasien gagal ginjal
kronis kearah yang lebih buruk dengan mengajak individu dan lingkungan sekitar agar
berperilaku positif terhadap pemeliharan dan peningkatan kesehatan, meningkatkan
motivasi dan komitmen agar pasien gagal ginjal terhindar dari komplikasi. Pada
penelitian (Nuari & Kartikasari, 2015) mengidentifikasi faktor personal, manfaat
tindakan yang dirasakan dan hambatan untuk bertindak berpengaruh segnifikan dalam
mempengaruhi self empowerment. Tidak seperti model pencegahan kesehatan lainya,
HPM menekankan pada metode motivasi positif (Nuari & Kartikasari, 2015).
21
Diungkapkan dalam Al-Qur’an Surat At-Taubah ayat 71 yang berbunyi “ Dan
ornag-orang yang beriman, lelaki dan permpuan sebagian mereka (adalah) menjadi
penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf
(kebaikan), mencegah dari munkar (keburukan), mendirikan shalat, menunaikan zakat
dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah,
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
22
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Watson merupakan anggota dari American Academy of Nursing yang telah
menerima penghargaan nasional dan internasional. Ia telah menerbitkan berbagai karya
yang menjelaskan filsafat dan teori keperawatan manusia, yang dipelajari oleh perawat di
berbagai belahan dunia. Dasar dari teori keperawatan Jean Watson diterbitkan pada tahun
1979 di buku keperawatan yaitu ”The Philosphy and Science of Caring”.
Konsep teori Jean Watson mendalami perihal lingkungan spiritual dalam praktik
asuhan keperawatan, hal tersebut mengacu pada 10 carative factors. Kemudian Watson
23
menawarkan suatu konsep yang lebih sesuai dengan evolusi teorinya dan arahnya di masa
depan. konsep tersebut adalah “clinical caritas process”.
Teori pender memiliki konsep paradigma keperawatan adalah menggabungkan
konsep manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan dengan pelayanan kesehatan
dari kuratif ke arah promotif dan peventif. Teori Pender pertama menggabungkan 2 teori
yaitu teori nilai harapan (expectancy value) dan teori kognitif social (social cognitive
theory). Pada revisi model promosi kesehatan menambahkan sikap yang berhubungan
dengan aktivitas, komitmen pada rencana tindakan, dan adanya kebutuhan yang
mendesak.
B. Saran
Mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah
mengikuti perkembangan zaman, pelayanan keperawatan di Indonesia ke depan
diharapkan harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional
sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang kesehatan yang
senantiasa berkembang. Dimana pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian besar
rumah sakit Indonesia umumnya telah menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses
keperawatan.
Untuk mencapai keadaan tersebut, keperawatan harus berperan aktif dalam upaya
meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai
penyakit dan upaya penyembuhannya, yang fokusnya terdapat pada peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit
24
DAFTAR PUSTAKA
25
26