Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PRINSIP-PRINSIP LEGAL ETIS PADA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM


KONTEKS KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH:

AYUT RIANI(21230156P)

DOSEN PENGAMPU:

Ns.Meri Epriana Susanti,S.Kep.,M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS DEHASEN

T.A 2021/2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 2
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 3
BAB I...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4
A. LATAR BELAKANG............................................................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................................... 4
C. TUJUAN .................................................................................................................................... 4
BAB II..................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 5
A. Kode Etik Keperawatan .............................................................................................................. 5
1. Pengertian kode etik keperawatan........................................................................................... 5
2. Tujuan kode etik keperawatan ................................................................................................ 5
3. Fungsi kode etik keperawatan................................................................................................. 7
4. Jenis kode etik keperawatan.................................................................................................... 7
B. Isue etik dalam praktik keperawatan........................................................................................... 9
BAB III .................................................................................................................................................16
PENUTUP ............................................................................................................................................16
A. KESIMPULAN .......................................................................................................................16
B. SARAN.....................................................................................................................................16

2
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-nya,saya dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Prinsip-prinsip legal etis pada pengambilan
keputusan dalam konteks keperawatan” dengan tepat waktu. Maka disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah konsep dasar keperawatan. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah
wawasan tentang Prinsip-prinsip legal etis pada pengambilan keputusan dalam konteks
keperawatan bagi para pembaca juga bagi saya.

Saya mengucapkan terima kasih pada ibu Meri selaku dosen mata kuliah konsep dasar
keperawatan. Saya menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu saran
dan kritik yang membangun diaharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keperawatan merupakan salah suatu profesi pemberi asuhan kepada individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Salah
satu indikator keberhasilan Rumah Sakit adalah kinerja tenaga keperawatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang baik sesuai dengan standar pelayanan
keperawatan. Profesi perawat di Indonesia memiliki proporsi relatif besar yaitu 40%
dari jumlah tenaga kesehatan di Indonesia sehingga baik buruk kinerja perawat
menjadi salah satu indikator utama mutu asuhan keperawatan di rumah sakit atau
instansi kesehatan yang lain (Saragih, 2011,p.1). Profesi keperawatan mempunyai
kontrak sosial dengan masyarakat, yang berarti masyarakat mempercayai perawat
sebagai tenaga kerja untuk memberikan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan.
Perawat selalu dihadapkan pada situasi atau dilema etik baik dalam penelitian maupun
praktik klinis.
Tantangan terkait etika dalam keperawatan sudah sejak lama di hadapi oleh
perawat, terutama Florence Nightingale. Ia telah membahas tentang tugas etika
kerahasiaan, komunikasi serta sentrilisasi dalam pemenuhan kebutuhan pasien
(Nightingale, 1859 Ulrich & Zeiter, 2009). Dimana setiap keputusan yang diambil
oleh seorang perawat harus dipertangungjawabkan, setiap keputusan yang diambil
juga tidak hanya dengan pertimbangan ilmiah, namun juga harus mempertimbangkan
etika dalam keperawatan. Etik profesi merupakan prinsip moral atau asas yang harus
diterapkan oleh perawat dalam hubungannya dengan pasien, teman, sejawat dan
masyarakat umumnya. Etik ini mengatur tentang perilaku prfessional pada perawat
dalam menjalankan pekerjaannya, sebagaimana tercantum dalam lafal sumpah dan
kode etik perawat yang disusun organisasi professional bersama pemerintah
(Nursalam, 2014).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan kode etik keperawatan!
2. Apa isue etik dalam praktik keperawatan?
C. TUJUAN
1. Menjelaskan kepada para pembaca tentang kode etik keperawatan
2. Menjelaskan kepada para pembaca apa itu isue etik dalam praktik keperawatan

4
BAB II

PEMBAHASAN
A. Kode Etik Keperawatan

1. Pengertian kode etik keperawatan


Etika keperawatan adalah studi ilmu yang mengupas tentang karakter, motif dan
perilaku yang harus dilakukan seorang perawat. Etika disebut-sebut juga refleksi
dari standar, sifat dan prinsip seseorang agar berperilaku secara profesional. Saat
berbicara etika keperawatan, maka ada yang nama nya kode etik keperawatan.
Jadi kode etik keperawatan adalah standar profesional yang dijadikan sebagai
acuan atau pedoman perilaku perawat saat menjalankan profesi
pekerjaannya. Tentu saja kode etik keperawatan ini bersifat wajib dijalankan bagi
setiap perawat. Tujuannya jelas, untuk meminimalisir terjadinya kasus dan
kejadian pelanggaran kode etik selama praktek dengan pasien.

2. Tujuan kode etik keperawatan


a. Membantu pasien/individu/masyarakat tetap mandiri
Tidak semua pasien memiliki kesadaran untuk hidup mandiri. Banyak pasien yang
mengalami sakit merasa putus asa dan tidak semangat. Setidaknya berkat perawat,
mampu memberikan semangat bagi pasien.
b. Membantu klien menangani penyakitnya
Sebagai masyarakat awam, hal yang wajar jika tidak tahu tentang penyakit di
dalam dirinya. Nah,tujuan dari etika keperawatan adalah perawat sangat
membantu pasien dalam mengedukasi penyakit pasien.
c. Mengajak pasien/individu/masyarakat berpartisipasi dalam bidang kesehatan
Tidak dapat dipungkiri jika etika keperawatan tidak sekedar bertujuan pada
kesembuhan pasien. tetapi juga mendorong pasien untuk berpartisipasi menjadi
bagian di dalamnya. Contoh, seorang pasien yang terkena HIV, setelah
mendapatkan edukasi dan pengalamannya, mereka mau berbagi semangat bagi
penderita HIV agar tetap bersemangat dan tidak berputus asa.

5
d. Membantu pasien yang meninggal dengan tenang
Ternyata kode etik keperawatan membantu pasien yang meninggal dunia dengan
tenang. Misalnya, menenangkan keluarga, membantu mengurus jenazah sebelum
dipulangkan dan masih banyak lagi.
e. Mengajak memelihara kesehatan dan mengembangkan potensi kesehatan
Etika keperawatan pun sangat membantu pasien untuk memelihara kesehatan agar
tidak mengalami sakit lagi. Siapa sih yang mau sakit? Saya kira tidak ada yang
mau sakit karena banyak menghabiskan uang.
f. Membantu pemulihan kondisi pasien sehabis sakit
Jika rumah sakit isinya semua dokter, sepertinya banyak pasien yang sakit secara
psikologis. Yap, betul sekali kehadiran seorang perawat ternyata sebagai
penyembuh psikologis. Dokter fokus penyembuhan secara fisik. Sementara
perawat secara tidak langsung selain memantau kondisi tubuh pasien, juga
memberikan ketenangan bagi keluarga pasien. Karena perawat menjelaskan apa
yang harus dilakukan keluarga dan pasien itu sendiri.
g. Mengajak untuk merawat kesehatan
Mengajak pasien atau keluarga pasien agar terus hidup sehat dan merawat
kesehatan mereka itu hal yang paling penting. Mengajak merawat kesehatan tidak
dilakukan saat sakit, tetapi dilakukan sebelum sakit sebagai bentuk pencegahan.
h. Mengajak mencapai derajat kesehatan yang optimal
Banyak orang yang memiliki banyak sekali uang. Karena gaya hidup yang tidak
sehat, akhirnya kesehatannya terganggu dan hidup kurang optimal. Uang
sebanyak apapun tidak ada artinya karena kesehatan adalah hal yang paling utama.
i. Mempertahankan kesehatan pasien
Tujuan etika keperawatan yang selanjutnya adalah mempertahankan kesehatan
pasien sebelum atau pasca pengobatan. Bisa dibayangkan, jika tidak ada perawat,
pihak keluarga pasien tidak tahu apa yang harus dilakukan. Itu sebabnya perawat
di rumah sakit sangat dibutuhkan.
j. Mencegah sakit yang lebih parah
Seringkali banyak pasien yang tidak tahu akan ilmunya, yang justru menyebabkan
sakit yang dimilikinya semakin lebih parah. Nah, seorang perawat memiliki andil
besar untuk mengedukasi pasien agar tidak memperparah sakit pada pasien.

6
Itulah tujuan etika keperawatan yang wajib digaris bawahi. Terutama buat kamu
yang ngaku dan memiliki mimpi menjadi seorang perawat.

3. Fungsi kode etik keperawatan


a. Memberikan bimbingan kepada perawat secara sistematis dan ilmiah dalam
memecahkan permasalahan klien melalui asuhan keperawatan
b. Memberikan pedoman bahwa seorang perawat yang berkualitas adalah perawat
yang profesional, dapat melakukan pemecahan masalah dengan pendekatan
komunikasi yang efisien dan efektif.
c. Memberikan kebebasan kepada pasien untuk memperoleh pelayanan sebaik
mungkin sesuai dengan kebutuhan dan kemandirian di bidang kesehatan
d. Mendidik perawat untuk bersikap secara tepat, sistematis dan sesuai kode etik
perawat, agar pasien merasa senang, puas dan nyaman.
e. Membangun sikap kepemimpinan sekaligus sikap bertanggungjawab
f. Memotivasi perawat untuk terus melakukan penelitian sebagai wujud
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang keperawatan
g. Dapat meningkatkan mutu dan pelayanan asuhan keperawatan
h. Memotivasi perawat menjalankan tugas, yaitu mengedukasi pasien agar hidup
sehat selepas pulang dari rumah sakit.
i. Mendorong perawat memiliki sikap loyalitas dan integritas bagi masyarakat
j. Mendorong perawat menjadi pribadi yang responsive, produktif dan berorientasi
pada masa depan.

4. Jenis kode etik keperawatan


a. Autonomy (Kemandirian) Sebagai seorang perawat yang profesional haruslah
mampu berpikir logis dan cepat dalam mengambil keputusan. Selain itu,
seorang perawat juga harus menghormati dan menghargai orang lain
khususnya pasien.
b. Beneficence (Berbuat Baik) Berbuat baik harus dilakukan kepada siapa saja
tanpa membeda-bedakan, khususnya ketika sedang memberikan pelayanan
keperawatan kepada pasien. Perbuatan baik yang dilakukan oleh seorang
perawat haruslah berlandaskan kepada ilmu dan kiat keperawatan.
c. Justice (Keadilan) Menjunjung tinggi keadilan harus selalu dilakukan oleh
para perawat, sebagai contoh ketika ada pasien baru masuk dan di waktu yang
sama ada pasien yang membutuhkan bantuan segera maka perawat harus
segera mempertimbangkan berbagai faktor sesuai dengan asas keadilan.
d. Non-Maleficence (Tidak Merugikan) Pada prinsipnya seorang perawat harus
selalu melakukan tindakan pelayanan keperawatan sesuai dengan ilmu
keperawatan dan kiat keperawatan yang telah dimiliki dengan tidak merugikan
dan menimbulkan bahaya pada pasien.

7
e. Veracity (Kejujuran) Bagaimana pun, kejujuran harus dimiliki oleh semua
orang. Pada seorang perawat kejujuran adalah hal yang wajib diberikan
kepada pasien, hal ini karena pasien mempunyai hak otonomi sehingga ia
berhak untuk mengetahui berbagai informasi yang ia inginkan. Walau pada
kondisi tertentu hal ini sangat sulit mengingat banyak hal yang harus dijaga
untuk kebaikan pasien namun sebagai seorang perawat harus pintar dalam
memberikan informasi kepada pasien meski pun itu pahit.
f. Fidelity (Menepati Janji) Dibutuhkan komitmen yang tinggi dalam menepati
janji kepada orang lain khususnya pasien dan dokter. Hal ini karena tugas dan
tanggung jawab seorang perawat yang menuntutnya untuk dapat
meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan
meminimalkan penderitaan pasien.
g. Confidentiality (Kerahasiaan) Perawat harus benar-benar menjaga kerahasiaan
yang dimiliki oleh pasien meski pun banyak orang mendesak untuk
membeberkan informasi mengenai kesehatan pasien. Seorang perawat harus
berani menolak untuk memberikan informasi jika di luar wilayah pelayanan
kesehatan secara tegas.
h. Accountability (Akuntabilitas) Tanggung jawab seorang perawat amatlah
berat, hal ini karena setiap tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada
pasien harus sesuai dan tepat tanpa kecuali. Sebagai contoh ketika perawat
memberikan obat dosis kepada pasien, jika hal tersebut salah sedikit saja dan
menimbulkan kerugian pada pasien maka dapat digugat di pengadilan.
i. Freedom (Kebebasan)Setiap orang apa pun profesinya mempunyai hak atas
suatu kebebasan. Kebebasan menentukan pilihan atau langkah yang hendak ia
ambil. Begitu pula menjadi perawat, seorang perawat harus secara bebas
bekerja menjalankan profesinya tanpa ada tekanan atau paksaan dalam
menentukan sesuatu dari luar dirinya.
j. Advocacy (Advokasi) Sebagai seorang perawat yang langsung berinteraksi
dengan pasien atau pun keluarga pasien maka perawat harus bisa melindungi
hak-hak klien. Peran advokasi yang harus dimiliki seorang perawat ini berasal
dari etika beneficience (kewajiban untuk berbuat baik) dan nonmaleficence
(kewajiban tidak merugikan).

8
B. Isue etik dalam praktik keperawatan

1. EUTHANASIA
Istilah euthanasia berasal dari bahasa yunani “euthanathos”. Eu artinya baik, tanpa
penderitaan : sedangkan thanathos artinya mati atau kematian. Dengan demikian,
secaraetimologis, euthanasia dapat diartikan kematian yang baik atau mati dengan
baik tanpa penderitaan.Ada pula yang menerjemahkan bahwa euthanasia secara
etimologis adalah maticepat tanpa penderitaan.Hippokrates pertama kali
menggunakanistilah“eutanasia”inipada“http://id.wikipedia.org/wiki/Sumpah_Hipp
okrates”>sumpah Hippokrates” yang ditulis pada masa 400-300
SM.Sumpah tersebut berbunyi: “Saya tidak akan menyarankan dan atau
memberikan obat yang memati kan kepada siapapun meskipun telah dimintakan
untuk itu”. Banyak ragam pengertian euthanasia yang sudah muncul saat ini. Ada
yangmenyebutkan bahwa euthanasia merupakan praktek pencabutan kehidupan
manusia atauhewan melalui cara yang dianggap tidak menimbulkan rasa sakit atau
menimbulkan rasa sakityang minimal, biasanya dilakukuan dengan cara
memberikan suntikan yang mematikan. Saatini yang dimaksudkan dengan
enthanasia adalah bahwa seorang dokter mengakhiri kehidupan pasien terminal
dengan memberikan suntikan yang mematikan atas permintaan pasien itusendiri.,
atau dengan kata lain euthanasia merupakan pembunuhan legal. Belanda, salah
satu Negara di Eropa yang maju dalam pengetahuan hukum
kesehatanmendefinisikan euthanasia sesuai dengan rumusan yang dibuat oleh
Euthanasia Study Group dari KNMG (Ikatan Dokter Belanda), yaitu :Euthanasia
adalah dengan sengaja tidak melakukan sesuatu untuk memperpanjang
hidupseorang pasien atau sengaja melakukan sesuatu untuk memperpendek hidup
atau mengakhirihidup seorang pasien, dan ini dilakukan untuk kepentingan pasien
itu sendiri.

2. ABORSI
Aborsi pada umumnya dilakukan karena terjadi kehamilan yang tidak diinginkan.
Apakah dikarenakan kontrasepsi yang gagal, perkosaan,ekonomi, jenis kelamin
atau hamil di luar nikah.Mengenai alasan aborsi memang banyak mengundang
kontroversi, Ada yang berpendapat bahwa aborsi perlu dilegalkan dan ada yang
berpendapat tidak perlu dilegalkan.Pelegalan aborsi dimaksudkan untuk
9
mengurangi tindakan aborsi yang dilakukan oleh orang yang tidak berkompeten,
misalnya dukun beranak. Sepanjang aborsi tidak dilegalkan maka angka kematian
ibu akibat aborsi akan terus meningkat. Ada yang mengkatagorikan Aborsi itu
pembunuhan. Ada yang melarang atas nama agama, ada yang menyatakan bahwa
jabang bayi juga punya hak hidup sehingga harus dipertahankan, dan lain-lain.Jika
aborsi untuk alasan medis, aborsi adalah legal, untuk korban perkosaan, masih di
greyarea, aborsi masih diperbolehkan walaupun tidak semua dokter mau
melakukannya. Kasus pemerkosaan merupakan pilihan yang sulit , meskipun bisa
saja kita mengusulkan untuk memelihara anaknya hingga lahir lalu diadopsikan
ke orang lain, itu semua tergantung kematangan si ibu dan dukungan masyarakat
agar anak yang di lahirkan tidak di lecehkan masyarakat.Untuk kehamilan jiwa
diluar nikah atau karena sudah kebanyakan anak dan kontrasepsi gagal perlu
dipirkirkan kembali krena anak merupakan anugerah terbesar yang dberikan oleh
TUHAN.Sebaiknya kita jangan mencari pemecahan masalah yang pendek /
singkat / jalan pintas, tapiharus jauh menyentuh dasar timbulnya masalah itu
sendiri. Prinsip melegalkan aborsi samaseperti Prinsip lokalisasi. Banyak celah
yang justru akan dimanfaatkan, karena seks bebassudah jadi realita sekarang ini,
apalagi di kota-kota besar.Perempuan berhak dan harus melindungi diri mereka
dari eksploitasi orang lain termasuksuaminya, agar tidak perlu aborsi. Sebab
aborsi, oleh paramedis ataupun oleh dukun, legalatau illegal, akan tetap
menyakitkan buat wanita, lahir dan batin meskipun banyak yang.menyangkalnya.
Karena itu kita harus berupaya bagaimana caranya supaya tidak sampai berurusan
dengan hal yang akhirnya merusak diri sendiri.Karena ada laki-laki yang
bisaseenak melenggang pergi, dan tidak peduli apa-apa meskipun
pacarnya/istrinya sudah aborsidan mereka tidak bisa diapa-apakan, kecuali
pemerkosa, yang jelas ada hukumnya.Jadi solusinya bukan cuma dari rantai yang
pendek, tapi dari ujung rantai yang terpanjang,yaitu : penyuluhan tentang seks
yang benar.Jika dilihat kebelakang, mengapa banyak remaja yang aborsi, karena
mereka melakukan seks bebas untuk itu diperlukan pendidikan agama agar moral
mereka tinggi dan sadar bahwa freeseks tidak sesuai dengan agama dan
berbahaya.Jika tidak ingin hamil gunakan kontrasepsi yang paling aman dan
kontrasepsi yang palingaman adalah tidak berhubungan seks sama sekali. Segala
sesuatu itu ada resikonya. Untuk itusebelum bertindak, orang harus mulai berpikir
: nanti bagaimana bukannya bagaimana nanti.Keputusan aborsi juga dapat keluar
10
dalam waktu yang singkat, dan setelah melewati waktukrisis, bisa saja keputusan
aborsi dibatalkan karena ada seseorang yang mendampingimemberikan support,
dan dia tidak jadi mengaborsi.Keputusan untuk aborsi, kemungkinan bisa
menghantui seumur hidupnya, mengaborsianaknya, dan selama beberapa minggu
dia masih menyesali dan menangisi kejadian itu,seperti kematian seorang
anak.Apalagi jika aborsi dilakukan akibat paksaan, misalnya paksaan dari
orangtua, demi nama baik keluarga. Bayangkan berapa banyak orang-orang
yang.bisa dipaksa untukmenggugurkan, jika aborsi ini dilegalkan.

Penyebab Aborsi
Karakteristik ibu hamil dengan aborsi yaitu:
a) Umur Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk
kehamilandan persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian maternal pada wanita
hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi
daripada kematian maternal yangterjadi pada usia 20-29 tahun. Kematian maternal
meningkat kembali sesudah usia 30-35tahun. Ibu-ibu yang terlalu muda seringkali
secara emosional dan fisik belum matang, selain pendidikan pada umumnya
rendah, ibu yang masih muda masih tergantung pada orang lain.Keguguran
sebagian dilakukan dengan sengaja untuk menghilangkan kehamilan remaja
yangtidak dikehendaki.Keguguran sengaja yang dilakukan oleh tenaga
nonprofessional dapatmenimbulkan akibat samping yang serius seperti tingginya
angka kematian dan infeksi alatreproduksi yang pada akhirnya dapat
menimbulkan kemandulan. Abortus yang terjadi padaremaja terjadi karena
mereka belum matur dan mereka belum memiliki sistem transfer plasenta
seefisien wanita dewasa. Abortus dapat terjadi juga pada ibu yang tua
meskipunmereka telah berpengalaman, tetapi kondisi badannya serta
kesehatannya sudah mulaimenurun sehingga dapat mempengaruhi janin intra
uterine.
b) Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun
dapatmenimbulkan pertumbuhan janin kurang baik, persalinan lama dan
perdarahan pada saat persalinan karena keadaan rahim belum pulih dengan baik.
Ibu yang melahirkan anak dengan jarak yang sangat berdekatan (di bawah dua
tahun) akan mengalami peningkatan resikoterhadap terjadinya perdarahan pada

11
trimester III, termasuk karena alasan plasenta previa,anemia dan ketuban pecah
dini serta dapat melahirkan bayi dengan berat lahir rendah.
c) Paritas ibu Anak lebih dari 4 dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan
janindan perdarahan saat persalinan karena keadaan rahim biasanya sudah lemah.
Paritas 2-3merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian
maternal.Paritas 1 dan paritastinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian
maternal lebih tinggi.Lebih tinggi paritas,lebih tinggi kematian maternal.Risiko
pada paritas 1 dapat ditangani dengan asuhan obstetriklebih baik, sedangkan risiko
pada paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan keluarga berencana.
Sebagian kehamilan pada paritas tinggi adalah tidak direncanakan..
d) Riwayat Kehamilan yang lalu Menurut Malpas dan Eastman
kemungkinanterjadinya abortus lagi pada seorang wanita ialah 73% dan 83,6%.
Sedangkan, Warton danFraser dan Llewellyn

Jones memberi prognosis yang lebih baik, yaitu 25,9% dan 39%(Wiknjosastro,
2007).Meski pengguguran kandungan (aborsi) dilarang oleh hukum, tetapi
kenyataannya terdapat2,3 juta perempuan melakukan aborsi (Kompas, 3 Maret
2000). Masalahnya tiap perempuanmempunyai alasan tersendiri untuk melakukan
aborsi dan hukumpun terlihat tidakakomodatif terhadap alasan-alasan tersebut,
misalnya dalam masalah kehamilan paksa akibat perkosaan atau bentuk kekerasan
lain termasuk kegagalan KB. Larangan aborsi berakibat pada banyaknya terjadi
aborsi tidak aman (unsafe abortion), yang mengakibatkankematian.Data WHO
menyebutkan, 15-50% kematian ibu disebabkan oleh penggugurankandungan
yang tidak aman.Dari 20 juta pengguguran kandungan tidak aman yang
dilakukantiap tahun, ditemukan 70.000 perempuan meninggal dunia.Artinya 1
dari 8 ibu meninggalakibat aborsi yang tidak aman.
Jenis-Jenis Aborsi
a. Aborsi Alamiah atau Spontan
Aborsi alamiah / spontan berlangsung tanpa tindakan apapun (keguguran). Pada
umumnyaaborsi ini dikarenakan kurang baknya kualitas sel telur maupun sel
sperma.

12
b. Aborsi Medisinalis
Aborsi medisinalis adalah aborsi yang terjadi karena brbagai alas an yang bersifat
medis.Aborsi ini dilakukan karena berbagai macam indikasi, seperti :· Abortus
yang mengancam (threatened abortion) disertai dengan pendarahan yangterus
menerus, atau jika janin telah meninggal (missed abortion).· Mola Hidatidosa atau
hindramnion akut Infeksi uterus akibat tindakan abortuskriminalis Penyakit
keganasan pada saluran jalan lahir, misalnya kangker serviks atau jikadengan
adanya kehamilan akan menghalangi pengobatan untuk penyakit keganasan
lainnya pada tubuh seperti kangker payudara· Prolaps uterus yang tidak bisa
diatasi.· Telah berulang kali mengalami operasi caesar· Penyakit-penyakit dari ibu
yang sedang mengandung, misalnya penyakit jantungorganik dengan kegagalan
jantung, hipertensi,nephritis,tuberkolosis, paru aktif yang berat.· Penyakit-
penyakit metabolik misalnya diabetes yang tidak terkontro· Epilepsi yang luas dan
berat..· Gangguan jiwa , disertai dengan kecenderungan untuk bunuh diri. Pada
kasusseperti ini, sebelum melakukan tindakan abortus harus dikonsultasikan
dengan psikiater.
c. Aborsi Kriminalis
Pada umumnya aborsi ini terjadi karena janin yang dikandung tidak dikhendaki
oleh karena berbagai macam alasan.Seperti berkut ini :· Alasan kesehatan, di
mana ibu tidak cukup sehat untuk hamil.· Alasan psikososial, di mana ibu sendiri
sudah enggan/tidak mau untuk punya anaklagi.· Kehamilan di luar nikah.·
Masalah ekonomi, menambah anak berarti akan menambah beban ekonomi
keluarga. Masalah social misalnya khawatir adanya penyakit turunan, janin cacat.·
Kehamilan yang terjadi akibat perkosaan atau akibat incest (hubungan
antarkeluarga).· Selain itu tidak bisa dilupakan juga bahwa kegagalan kontrasepsi
juga termasuktindakan kehamilan yang tidak diinginkan.

3. TRANSPLANTASI ORGAN
Transplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau organ manusia tertentu dari
suatutempat ke tempat lain pada tubuhnya sendiri atau tubuh orang lain dengan
persyaratan dankondisi tertentu. Transplantasi organ dan jaringan tubuh manusia
merupakan tindakan medik yang sangat bermanfaat bagi pasien dengan ganguan
fungsi organ tubuh yang berat. Ini adalah terapi pengganti (alternatif) yang
merupakan upaya terbaik untuk menolong penderita/pasiendengan kegagalan
13
organnya, karena hasilnya lebih memuaskan dibandingkan dengan pengobatan
biasa atau dengan cara terapi. Hingga dewasa ini transplantasi terus
berkembangdalam dunia kedokteran, namun tindakan medik ini tidak dapat
dilakukan begitu saja, karenamasih harus dipertimbangkan dari segi non medik,
yaitu dari segi agama, hukum, budaya,etika dan moral. Kendala lain yang
dihadapi Indonesia dewasa ini dalam menetapkan terapitransplatasi, adalah
terbatasnya jumlah donor keluarga (Living Related Donor, LRD) dandonasi organ
jenazah. Karena itu diperlukan kerjasama yang saling mendukung antara para
pakar terkait (hukum, kedokteran, sosiologi, pemuka agama, pemuka masyarakat),
pemerintah dan swata.
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN TRANSPLANTASI
Tahun 600 SM di India, Susruta telah melakukan transplantasi kulit. Sementara
pada masa Renaissance, seorang ahli bedah dari Itali bernama Gaspare
Tagliacozzi juga telahmelakukan hal yang sama.Diduga John Hunter (1728-1793)
adalah pioneer bedah eksperimental, termasuk bedahtransplantasi. Dia mampu
membuat cerita teknik bedah untuk menghasilkan suatu jaringantransplantasi yang
tumbuh di tempat baru.Akan tetapi sistem golongan darah dan sistem
histokompatibilitas yang erat hubungannya dengan reaksi terhadap transplantasi
belumditemukan.Pada abad ke-20, Winer dan Landsteiner mendukung
perkembangan transplantasi denganmenemukan golongan darah sistem ABO dan
sistem Rhesus.Saat ini perkembangan ilmukekebalan tubuh makin berperan dalam
keberhasilan tindakan transplantasi.Perkembangan teknologi kedokteran terus
meningkat searah dengan perkembangan tekniktransplantasi.
Ilmu transplantasi modern makin berkembang dengan ditemukannya metode-
metode pencangkokan, seperti:
a. Pencangkokan arteria mammaria interna di dalam operasi lintas koroner oleh
Dr.George E. Green Dan Parkinson
b. Pencangkokan jantung, dari jantung kera kepada manusia oleh Dr.
CristianBernhard, walaupun pasiennya kemudia meninggal dalam waktu 18 hari.
c. Pencangkokan sel-sel substansia nigra dari bayi yang meninggal ke
penderitaParkinson oleh Dr. Andreas Bjornklund
.Demikian sejarah singkat perkembangan transplantasi organ pada makhluk hidup
yang telahdilakukan oleh para ahli sejak jaman dahulu (600 SM) yang hingga
sampai saat ini metodetransplantasi terus berkembang.
14
Jenis – jenis Transplantasi Organ

1. Autograf (Autotransplatasi),
yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ ke tempat laindalam tubuh orang itu
sendiri.Misalnya operasi bibir sumbung, imana jaringan atau organ yang diambil
untuk menutup bagian yang sumbing diambil dari jaringan tubuh pasien itu sendiri
2. Allograft (Homotransplantasi) ,
yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ dari tubuhseseorang ke tubuh yang
lan yang sama spesiesnya, yakni manusia dengan manusia.Homotransplantasi
yang sering terjadi dan tingkat keberhasilannya tinggi, antara lain :transplantasi
ginjal dan kornea mata. Disamping itu terdapat juga transplantasi hati,
walaupuntingkat kebrhsilannya belum tinggi. Transfusi darah sebenarnya
merupakan bagian daritransplntasi ini, karena melalui transfusi darah, bagian dari
tubuh manusia (darah) dariseseorang (donor) dipindahkan ke orang lain
(recipient).
3. Xenograft (Heterotransplatasi) ,
yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ dari tubuhyang satu ke tubuh yang
lain yang berbeda spesiesnya. Misalnya antara species manusiadengan binatang.
Yang sudah terjadi contohnya daah pencangkokan hati manusia dengan hatidari
baboon (sejenis kera), meskipun tingkat keberhasilannya masih sangat kecil.

15
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
kode etik keperawatan adalah standar profesional yang dijadikan sebagai acuan atau
pedoman perilaku perawat saat menjalankan profesi pekerjaannya. Tentu saja kode
etik keperawatan ini bersifat wajib dijalankan bagi setiap perawat. Tujuan kode etik
keperawatan membantu pasien individu masyarakat tetap mandiri, membantu pasien
menangani penyakitnya, mengajak pasien atau individu atau masyarakat berpartisipasi
dalam bidang kesehatan, membantu pasien yang meninggal dengan tenang, mengajak
memelihara kesehatan dan mengembangkan potensi kesehatan, membantu pemulihan
kondisi pasien sehabis sakit. mengajak untuk merawat kesehatan. mengajak mencapai
derajat kesehatan yang optimal. mempertahankan kesehatan pasien, mencegah sakit
yang lebih parah. Fungsi kode etik keperawatan memberikan bimbingan, memberikan
pedoman, memberikan kebebasan kepada pasien, mendidik perawat untuk bersikap
secara tepat, membangun sikap kepemimpinan, memotivasi perawat, meningkatkan
mutu dan pelayanan, memotivasi perawat menjalankan tugas, mendorong perawat
memiliki sikap loyalitas, mendorong perlak menjadi pribadi yang responsif.
Jenis kode etik keperawatan autonomy atau kemandirian, justic atau keadilan,
nonmaleficence/tidak merugikan, veracity/ kejujuran, fidelity/, menepati janji
confidentiality/ kerahasiaan, accountability/akuntabilitas, freedom/ kebebasan,
advokasi. Isu etik dalam praktik keperawatan euthanasia, aborsi, dan transplantasi
organ.

B. SARAN
Demikian penjesan isi makalah saya sadar masih ada kekurangan dalam penulisan
makalah ini.oleh karna itu, saya meminta saran dan kritik kepada pembaca dan dosen
yang mengoreksi .saya berharap makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

16

Anda mungkin juga menyukai