Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN

ETIKA DAN KONSEP ETIKA DALAM KEPERAWATAN

OLEH

KELOMPOK II

REZKI AMALIA PRATIWI


LA ODE ABDUL RIZAL
INGGIT PRATIWI
SITI FATMA YUNANINGSIH
HARNIA
MAGHFIRAH
POPY ASMAYANTI
AMELIA NUR HASANA
RANDA PRATAMA PUTRA ADITIA

KONSENTRASI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2014/2015

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah

kepada penyusun untuk dapat menyusun makalah yang berjudul ETIKA DAN KONSEP

ETIKA DALAM KEPERAWATAN. Laporan ini disusun berdasarkan hasil data-data dari

media elektronik berupa Internet dan media cetak. Ucapan terima kasih kepada rekan-rekan

kelompok dua yang telah memberikan partisipasinya dalam penyusunan makalah ini.

Penyusun berharap laporan ini dapat bermanfaat untuk kita semua dalam menambah

pengetahuan atau wawasan mengenai keperawatan. Penyusun sadar makalah ini belumlah

sempurna maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar

makalah ini menjadi sempurna.

Kendari , 16 Oktober 2014

Penyusun

DAFTAR ISI

2
HALAMAN JUDULi

KATA PENGANTAR.ii

DAFTAR ISI..iii

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG....................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..1
C. TUJUAN...1

BAB II PEMBAHASAN....2

A. PENGERTIAN ETIKA KEPERAWATAN...2


B. KONSEP MORAL DALAM KEPERAWATAN...3
C. PELAKSANAAN ETIK DAN MORAL DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN...4
D. PERILAKU ETIS PROFESIONAL5

BAB III PENUTUP.8

A. KESIMPULAN8
B. SARAN8

DAFTAR PUSTAKA..9

1.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan pengetahuan dan teknologi yang sedemikian cepat dalam segala bidang serta
meningkatnya pengetahuan masyarakat berpengaruh pula terhadap meningkatnya tuntutan

3
masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan. Hal ini merupakan
tantangan bagi profesi keperawatan dalam mengembangkan profesionalisme selama memberi
pelayanan yang berkualitas. Kualitas pelayanan yang tinggi memerlukan landasan komitmen
yang kuat dengan basis pada etik dan moral yang tinggi.
Sikap etis profesional yang kokoh dari setiap perawat akan tercermin dalam setiap
langkahnya, termasuk penampilan diri serta keputusan yang diambil dalam merespon situasi
yang muncul. Oleh karena itu pemahaman yang mendalam tentang etika dan moral serta
penerapannya menjadi bagian yang sangat penting dan mendasar dalam memberikan asuhan
keperawatan dimana nilai-nilai pasien selalu menjadi pertimbangan dan dihormati.

B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan di bahas dalam makalah ini adalah :
2. Apa pengertian dari etika keperawatan?
3. Apa Saja Konsep Moral Dalam Keperawatan ?
4. Bagaimana Pelaksanaan Etik Dan Moral Dalam Pelayanan Keperawatan ?
5. Apa Saja Perilaku Etis Profesional ?

C. Tujuan
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1 Mengetahui Pengertian dari Etika Keperawatan
2 Mengetahui dan memahami Konsep Moral Dalam Keperawatan
6. Mengetahui dan memahami Pelaksanaan Etik Dan Moral Dalam Pelayanan Keperawatan
7. Mengetahui dan memahami Perilaku Etis Profesional.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian etika keperawatan.


Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang garap di
kesejahteraan manusia, yaitu dengan memberikan bantuan pada individu yang sehat maupun
sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-hari. Karena bidang garap keperawatan adalah

4
manusia, maka dibutuhkan suatu aturan guna menata hubungan antara perawat dengan pasien,
mulai dari tahap pengkajian sampai evaluasi. Salah satu aturan yang mengatur hubungan antara
perawat-pasien adalah etika. Istilah etika dan moral sering digunakan secara bergantian. Secara
falsafah etika dan moral ini tidak memiliki perbedaan (Ladd, 1978, lih, pada megan 1989).
Perbedaan antar etika dan moral hanya terletak pada dasar linguistiknya saja. Etika berasal dari
bahasa yunani yaitu ethikos-yang berarti adat-istiadat atau kebiasaan-, sedangkan moralitas
berasal dari dari bahasa latin yang juga berarti adat-istiadat atau kebiasaan. Sumber lain
menyatakan bahwa moral mempunyai arti tuntutan prilaku dan keharusan masyarakat, sedangkan
etika mempunyai arti prinsip-prinsip dibelakang keharusantersebut. (Thompson dan Thompson,
1981; lih Doheny, Cook, Stoper, 1982).
Dalam oxford advance learners dictionary of current English, AS Hornby mengartikan
etika sebagai system dari prinsip-pronsip moral atau aturan-aturan prilaku. Sedanghkan moral
berarti prinsip-prinsip yang berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk. Definisi yang lebih jelas
dikemukakan oleh Curtin, yaitu etika merupakansuatu disiplin yang diawali dengan
mengidentifikasi, mengorganisasi, menganalisis dan memutuskan prilaku manusia dengan
menerapkan prinsip-prinsip untuk mendeterminasi prilaku yang baik terahdap terhadap situasi
yang dihadapi (MacPahil, 1988). Etika dan moral merupakan sumber dalam merumuskan standar
dan menjadi prinsip-prinsip yang menjadi penuntun dalam berprilaku serta membuat keputusan
untuk menlindungi hak-hak manusia. Etika diperlukan oleh semuaprofeso-termasuk
keperawatan-, yang mendasari prinsip-prinsip suatu profesi dan tercermin dalam standar praktik
profesi (Doheny, Cook, Stoper, 1982).

B. Konsep Moral Dalam Keperawatan

Etika keperawatan mempunyai berbagai dasar penting seperti advokasi, akuntabilitas,


loyalitas, kepedulian, rasa haru, dan menghormati martabat manusia. Di antara pernyataan ini
yang lazaim termaktub dalam standar praktik keperawatan dan telah menjadi bahan kajian dalam
waktu lama adalah advokasi, akuntabilitas, dan loyalitas (Fry, 1991; lih. Creasia, 1991).
1. Advokasi

5
Pada dasarnya peran perawat sebagai advokat pasien adalah memberi informasi dan
memberi bantuan kepada pasien atas keputusan apa pun yang dibuat pasien. Memberi informasi
berarti menyediakan penjelasan atau informasi sesuai dengan kebutuhan pasien. Memberi
bantuan mengandung dua peran, yaitu peran aksi dan peran nonaksi. Dalam menjalankan peran
aksi, perawat memberikan keyakinan kepada pasien bahwa mereka mempunyai hak dan
tanggung jawab dalam menentukan pilihan atau keputusan sendiri dan tidak tertekan dengan
pengaruh orang lain. Sedangkan peran nonaksi mengandung arti pihak advokat seharusnya
menahan diri untuk tidak mempengaruhi keputusan pasien (kohnke, 1989; lih. Megan, 1991).
2. Akuntabilitas
Mengandung arti dapat mempertanggungjawabkan suatu tindakan yang dilakukan dan
dapat menerima konsekuensi dari tindakan tersebut (Kozier, 1991).
Fry (1990) menyatakan bahwa akuntabilitas mengandung dua komponen utama, yakni tanggung
jawab dan tanggung gugat. Ini berarti bahwa tindakan yang dilakukan perawat dilihat dari
praktik keperawatan, kode etik dan undang-undang dapat dibenarkan atau absah.
3. Loyalitas
Merupakan suatu konsep yang pelbagai segi, meliputi simpati, peduli, dan hubungan
timbal balik terhadap pihak yang secara professional berhubungan dengan perawat. Ini berarti
ada pertimbangan tentang nilai dan tujuan orang lain sebagai nilai dan tujuan sendiri. Hubungan
professional dipertahankan dengan cara menyusun tujuan bersama, menepati janji, menentukan
masalah dan prioritas, serta mengupayakan pencapaian kepuasan bersama (Jameton, 1984; Fry,
lih. Creasia, 1991). Loyalitas dapat mengancam asuhan keperawatan, bila terhadap anggota
profesi atau teman sejawat, loyalitas lebih penting daripada kualitas asuhan keperawatan.
Untuk mencapai kualitas asuhan keperawatan yang tinggi dan hubungan dengan berbagai
pihak yang harmonis, maka aspek loyalitas harus dipertahankan oleh setiap perawat baik
loyalitas kepada pasien, teman sejawat, rumah sakit maupun profesi. Untuk mewujudkan ini, AR.
Tabbner (1981; lih. Creasia, 1991) mengajukan berbagai argumen:
a) Masalah pasien tidak boleh didiskusikan dengan pasien lain dan perawat harus
bijaksana bila informasi dari pasien harus didiskusikan secara professional.
b) Perawat harus menghindari pembicaraan yang tidak bermanfaat.
c) Perawat harus menghargai dan memberi bantuan kepada teman sejawat.
d) Perawat harus loyal terhadap profesi dengan berperilaku secara tepat saat bertugas.

C. Pelaksanaan Etik Dan Moral Dalam Pelayanan Keperawatan

6
Aplikasi dalam praktek klinis bagi perawat diperlukan untuk menempatkan nilai-nilai dan
perilaku kesehatan pada posisinya. Perawat bisa menjadi sangat frustrasi bila membimbing atau
memberikan konsultasi kepada pasien yang mempunyai nilai-nilai dan perilaku kesehatan yang
sangat rendah. Hal ini disebabkan karena pasen kurang memperhatikan status kesehatannya.
Pertama-tama yang dilakukan oleh perawat adalah berusaha membantu pasen untuk
mengidentifikasi nilai-nilai dasar kehidupannya sendiri. Sebagai ilustrasi dapat dicontohkan
kasus sebagai berikut:
Seorang pengusaha yang sangat sukses dan mempunyai akses di luar dan dalam negeri
sehingga dia menjadi sibuk sekali dalam mengelola usahanya. Akibat kesibukannya dia sering
lupa makan sehingga terjadi perdarahan lambung yang menyebabkan dia perlu dirawat di rumah
sakit. Selain itu dia juga perokok berat sebelumnya. Ketika kondisinya telah mulai pulih perawat
berusaha mengadakan pendekatan untuk mempersiapkannya untuk pulang. Namun perawat
menjadi kecewa, karena pembicaraan akhirnya mengarah pada keberhasilan serta kesuksesannya
dalam bisnis. Kendati demikian upaya tersebut harus selalu dilakukan dan kali ini perawat
menyusun list pertanyaan dan mengajukannya kepada pasien tersebut. Pertanyaannya, Apakah
tiga hal yang paling penting dalam kehidupan bapak dari daftar dibawah ini ? Pasien diminta
untuk memilih atas pertanyaan berikut.
1) Bersenang-senang dalam kesendirian (berpikir, mendengarkan musik atau membaca).
2) Meluangkan waktu bersama keluarga.
3) Melakukan aktifitas seperti: mendaki gunung, main bola atau berenang.
4) Menonton televisi.
5) Membantu dengan sukarela untuk kepentingan orang lain.
6) Menggunakan waktunya untuk bekerja.
Langkah berikutnya adalah mengajaknya untuk mendiskusikan prioritas yang dibuat
berdasarkan nilai-nilai yang dianutnya, dengan mengikuti klarifikasi nilai-nilai sebagai berikut:
1. Memilih: Setelah menggali aspek-aspek berdampak terhadap kesehatan pasen,
misalnya stress yang berkepanjangan dapat mengganggu kesehatan dan mengganggu
aktifitasnya, maka sarankan kepadanya memilih secara bebas nilai-nilai kunci yang
dianutnya. Bila dia memilih masalah kesehatannya, maka hal ini menunjukkan tanda
positif.
2. Penghargaan: Berikan dukungan untuk memperkuat keinginan pasien dan
promosikan nilai-nilai tersebut dan bila memungkinkan dapatkan dukungan dari
keluarganya. Contoh: istri dan anak anda pasti akan merasa senang bila anda

7
memutuskan untuk berhenti merokok serta mengurangi kegiatan bisnis anda, karena
dia sangat menghargai kesehatan anda.
3. Tindakan: Berikan bantuan kepada pasen untuk merencanakan kebiasaan baru yang
konsisten setelah memahami nilai-nilai pilihannya. Minta kepada pasen untuk
memikirkan suatu cara bagaimana nilai tersebut dapat masuk dalam kehidupan
sehari-hari. Kata-kata yang perlu diucapkan perawat/bidan kepada pasennya: Bila
anda pulang, anda akan menemukan cara kehidupan yang berbeda, dan anda
menyatakan ingin mulai menggunakan waktu demi kesehatan anda.

D. Perilaku Etis Profesional

Perawat memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan asuhan yang berkualitas
berdasarkan standar perilaku yang etis dalam praktek asuhan profesional. Pengetahuan tentang
perilaku etis dimulai dari pendidikan perawat, dan berlanjut pada diskusi formal maupun
informal dengan sejawat atau teman. Perilaku yang etis mencapai puncaknya bila perawat
mencoba dan mencontoh perilaku pengambilan keputusan yang etis untuk membantu
memecahkan masalah etika. Dalam hal ini, perawat seringkali menggunakan dua pendekatan:
yaitu pendekatan berdasarkan prinsip dan pendekatan berdasarkan asuhan keperawatan.

Pendekatan Berdasarkan Prinsip


Pendekatan berdasarkan prinsip, sering dilakukan dalam bio etika untuk menawarkan
bimbingan untuk tindakan khusus. Beauchamp Childress (1994) menyatakan empat pendekatan
prinsip dalam etika biomedik antara lain;
4. Sebaiknya mengarah langsung untuk bertindak sebagai penghargaan terhadap
kapasitas otonomi setiap orang.
5. Menghindarkan berbuat suatu kesalahan.
6. Bersedia dengan murah hati memberikan sesuatu yang bermanfaat dengan segala
konsekuensinya.
7. Keadilan menjelaskan tentang manfaat dan resiko yang dihadapi.
Dilema etik muncul ketika ketaatan terhadap prinsip menimbulkan penyebab konflik
dalam bertindak. Contoh; seorang ibu yang memerlukan biaya untuk pengobatan progresif bagi
bayinya yang lahir tanpa otak dan secara medis dinyatakan tidak akan pernah menikmati
kehidupan bahagia yang paling sederhana sekalipun. Di sini terlihat adanya kebutuhan untuk

8
tetap menghargai otonomi si ibu akan pilihan pengobatan bayinya, tetapi dilain pihak masyarakat
berpendapat akan lebih adil bila pengobatan diberikan kepada bayi yang masih memungkinkan
mempunyai harapan hidup yang besar. Hal ini tentu sangat mengecewakan karena tidak ada satu
metoda pun yang mudah dan aman untuk menetapkan prinsip-prinsip mana yang lebih penting,
bila terjadi konflik diantara kedua prinsip yang berlawanan. Umumnya, pendekatan berdasarkan
prinsip dalam bioetik, hasilnya terkadang lebih membingungkan. Hal ini dapat mengurangi
perhatian perawat terhadap sesuatu yang penting dalam etika.

Pendekatan Berdasarkan Asuhan


Ketidakpuasan yang timbul dalam pendekatan berdasarkan prinsip dalam bioetik
mengarahkan banyak perawat untuk memandang care atau asuhan sebagai fondasi dan
kewajiban moral. Hubungan perawat dengan pasien merupakan pusat pendekatan berdasarkan
asuhan, dimana memberikan langsung perhatian khusus kepada pasien, sebagaimana dilakukan
sepanjang kehidupannya sebagai perawat. Perspektif asuhan memberikan arah dengan cara
bagaimana perawat dapat membagi waktu untuk dapat duduk bersama dengan pasien atau
sejawat, merupakan suatu kewajaran yang dapat membahagiakan bila diterapkan berdasarkan
etika. Karakteristik perspektif dari asuhan meliputi :
Berpusat pada hubungan interpersonal dalam asuhan;
Meningkatkan penghormatan dan penghargaan terhadap martabat klien atau pasien
sebagai manusia;
Mau mendengarkan dan mengolah saran-saran dari orang lain sebagai dasar yang
mengarah pada tanggung-jawab profesional;
Mengingat kembali arti tanggung-jawab moral yang meliputi kebajikan seperti:
kebaikan, kepedulian, empati, perasaan kasih-sayang, dan menerima kenyataan.
(Taylor,1993).
Asuhan juga memiliki tradisi memberikan komitmen utamanya terhadap pasien dan
belakangan ini mengklaim bahwa advokasi terhadap pasien merupakan salah satu peran yang
sudah dilegimitasi sebagai peran dalam memberikan asuhan keperawatan. Advokasi adalah
memberikan saran dalam upaya melindungi dan mendukung hak-hak pasien. Hal tersebut
merupakan suatu kewajiban moral bagi perawat, dalam menemukan kepastian tentang dua sistem
pendekatan etika yang dilakukan yaitu pendekatan berdasarkan prinsip dan asuhan. Perawat yang

9
memiliki komitmen tinggi dalam mempraktekkan keperawatan profesional dan tradisi tersebut
perlu mengingat hal-hal sbb:
(1) Pastikan bahwa loyalitas staf atau kolega agar tetap memegang teguh komitmen
utamanya terhadap pasien;
(2) Berikan prioritas utama terhadap pasien dan masyarakat pada umumnya;
(3) Kepedulian mengevaluasi terhadap kemungkinan adanya klaim otonomi dalam
kesembuhan pasien. Bila menghargai otonomi, perawat atau bidan harus memberikan
informasi yang akurat, menghormati dan mendukung hak pasien dalam mengambil
keputusan.

BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Dalam upaya mendorong profesi keperawatan agar dapat diterima dan dihargai oleh pasien,
masyarakat atau profesi lain, maka mereka harus memanfaatkan nilai-nilai keperawatan dalam
menerapkan etika dan moral disertai komitmen yang kuat dalam mengemban peran
profesionalnya. Dengan demikian perawat yang menerima tanggung jawab, dapat melaksanakan
asuhan keperawatan secara etis profesional. Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai dengan
standar, melaksanakan advokasi, keadaan tersebut akan dapat memberi jaminan bagi keselamatan
pasien, penghormatan terhadap hak-hak pasien, akan berdampak terhadap peningkatan kualitas
asuhan keperawatan.
B. Saran

10
Sebagai seorang tenaga medis atau kesehatan khususnya perawat haruslah memiliki etik
keperawatan yang tidak hanya dimiliki tetapi dihayati dan diterapkan dalam menjalankan tugas-
tugas untuk melaksanakan asuhan keperawatan terhadap klien. Pasien tidak hanya dijadikan
klien namun juga dijadikan parner aktif dalam pemberian atsu peningkatan derajat
kesehatannya.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://abdullatiefrawas.blogspot.com/2013/11/makalah-etika-keperawatan.html
2. www.google.com
3. http///konsep dasar etika keperawatan _ utaminoverima.htm
4. https://www.academia.edu/

11

Anda mungkin juga menyukai