Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN

“ ETHICS OF CARE IN NURSING”

(Rini Rachmawaty, S.Kep., Ns., MN., Ph.D.)

OLEH

KELOMPOK 6:

FAJAR HUSODO (R011191020)

HIKMATILLAH ( R011191058)

RIZKA NUR AMALIA (R011191084)

MIA OKTA NINGSIH (R011191018)

FANY ANGGRIANY RAMADHANA (R011191046)

JAMILA (R011191146)

FAKULTAS KEPERAWATAN PRODI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS HASANUDDIN (2019)
Kata Pengantar

Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarkatu

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, pertama-tama penulis panjatkan segala puji dan syukur


atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
nya tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Tak lupa pula Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Sehingga , kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah tugas mata kuliah yang
berjudul “Ethics Of Care In Nursing” dengan tepat waktu .

Serta penulis ucapkan terimakasih kepada Dosen Rini Rachmawaty, S.Kep., Ns., MN.,
Ph.D sekaligus pembimbing atas segala bantuannya

Saya mohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat dalam makalah ini,
sesunguhnya jika itu kelebihan semua datangnya dari Allah SWT dan kekurangan itu
murni datangnya dari diri penulis sendiri, hakikatnya manusia tiada yang
sempurna.Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan sarannya untuk kemajuan
makalah di masa mendatang. Akhir kata saya ucapakan Wasalammualikum
Warahmatullahi Wabarakatu.

Makassar, 30 Agustus 2019

DAFTAR ISI

i
LEMBAR JUDUL

KATA PENGANTAR………………………………………………………….. i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………..2
C. Tujuan…………………………………………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN ETIKA

A. Definisi Etika Perawat dalam Keperawatan……………………………3


B. Teori-Teori dalamEtika Keperawatan…………………………………..6
C. Macam-Macam Etika Keperawatan…………………………………….7
D. Tipe-Tipe Etika Keperawatan…………………………………………...8
E. Prinsip-Prinsip Etika Keperawatan……………………………………...9
F. Pendekatan dalam Etika Keperawatan………………………………...12
G. Perbedaan Etika dan Etiket……………………………………………..13
H. Hak dalam Etika Profesi………………………………………………..13
I. Tujuan Etika…………………………………………………………….14

BAB III PEMBAHASAN DILEMA ETIK

A. Defenisi dilema etik……………………………………………………………16


B. Pendekatan dilema etik…………………………………………………………17
C. Dilema yang sering muncul dalam etik keperawatan…………………………17
D. Faktor yang mempengaruhi terjadinya dilema etik……………………………18
E. Model pemecahan masalah……………………………………………………19
F. Masalah Etik yang Sering Terjadi dalam Pelayanan Kesehatan……………….20
G. Contoh kasus……………………………………………………………………21

ii
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………..23
B. Saran…………………………………………………………………….23

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Etika keperawatan adalah etika ( yunani kuno: “ethikos” , berarti timbul dari
kebiasaan”) adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang
menjadi suatu studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis
dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
Praktek keperawatan sebagai suatu pengalaman profesional di berikan
berdasarkan ilmu pengetahuan dengan menggunakan metodologi keperawatan dan di
landasi kode etik keperawatan. Kode etik keperawatan mengatur hubungan antara
perawat dan pasien, perawat terhadap petugas, perawat terhadap anggota tim
kesehatan, perawat terhadap profesi dan perawat terhadap pemerintah bangsa dan
tanah air.
Pada hakikatnya keperawatan sebagai profesi senantiasa mengabdi kepada
kemanusiaan, mendahulukan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi,
bentuk pelayanannya bersifat humanistik, menggunakan pendekatan secara holistik,
di laksanakan berdasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan serta menggunakan kode
etik sebagai tuntunan utama dalam melaksanakan pelayanan atau asuhan
keperawatan. Dengan memahami konsep etik, setiap perawat akan memperoleh
arahan dalam melaksanakan keperawatan yang merupakan tanggung jawab
moralnya dan tidak akan membuat keputusan secara sembarangan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang di maksud dengan etika keperawatan ?
2. Apa saja teori- teori etika keperawatan ?
3. Apa saja macam macam dari etika keperawatan?
4. Apa saja tipe-tipe etika keperawatan ?
5. Apa saja prinsip-prinsip etika keperawatan ?
6. Bagaimana pendekatan dalam etika keperawatan ?
7. Apa saja hak etika perawat dalam profesi?
8. Apa tujuan dari etika keperawatan?

C. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah etika keperawatan
2. Agar dapat mengetahui dan memahami konsep dari etika keperawatan
3. Agar dapat mengaplikasikan etika keperawatan dalam melakukan tindakan
keperawatan

BAB II

2
PEMBAHASAN ETIK

A. Definisi Etik Perawat Dalam Keperawatan

Etika berasal dari bahasa yunani “Ethos” artinya adat kebiasaan. Berkaitan
dengan pertimbangan benar tidaknya suatu perubahan. Menurut kamus besar bahasa
Indonesia etika memiliki tiga pengertian yaitu (1) ilmu tentang apa yg baik dan apa
yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). (2) Kumpulan asas atau
nilai yang berkenaan dengan akhlak, (3) NIlai tentang benar dan salah yang dianut
suatu golongan atau masyarakat. Secara istilah etika adalah usaha mengatur
kehidupan, berada dalam aturan yang baik, beredar sesui dengan naluri kemanusiaan

Etik adalah terminilogi dengan berbagai makna. Singkatnya , etik


berhubungan dengan bagaimana seseorang harus bertindak dan bagaimana mereka
melakukan hubungan dengan orang lain. Etik perawatan di hubungkan dengan
hubungan antar masyarakat dan dengan karakter serta perawat terhadap orang lain.
Pengetahuan perawat di peroleh melalui keterlibatan pribadi dan emosional dengan
orang lain serta ikut terlibat dalam masalah moral mereka. ( Cooper , 1991).

Istilah etika memiliki beberapa arti dalam penggunaan secara umum. Etika
merujuk pada:

1) Metode penyelidikan yang membantu orang memahami moralitas perilaku


manusia ( yaitu., ilmu yang mempelajari moralitas).
2) Praktik atau kenyakinankelompok tertentu (misalnya etika keperawatan,
etika kedoktersan dsb).
3) Standar perilaku moral yang di harapkan dari kelompok tertentu sesuai yang
di uraikan dalam kode etik profesi resmi kelompok tersebut).
4) Defenisi yang lebih jelas di kemukakan oleh Curtin yaitu etika merupakan
suatu disiplin yang di awali dengan mengidentifikasi, mengorganisasi,
menganalisis, dan memutuskan perilaku manusia dengan menerapkan
prinsip-prinsip untuk mendeterminasikan perilaku yang baik terhadap situasi
yang di hadapi (MacPahil, 1988).

3
Etika keperawatan merujuk pada isu etik yang terjadi dalam etik
keperawatan. American Nurse Association (ANA) merevisi Standar Clinical
Nursing Practice (1998) yang mewajibkan perawat untuk bertanggung gugat atau
tingkah laku mereka.

Praktisi yang bertindak berdasarkan etik perawatan akan peka terhadap


hubungan yang tidak seimbang yang dapat mengacu pada penyalahgunaan
kekuasaan seseorang pada orang lain, baik secara sengaja maupun tidak. Dalam
perawatan kesehatan, klien dan keluarga seringkali memiliki persepsi yang berbeda
dengan professional yang di sebabkan oleh penyakit klien, kurangnya informasi
tekhnis, regresi yang di sebabkan oleh rasa sakit dan penderitaan , serta lingkungan
yang tidak di kenal. Peran perawat sebagai pelindung sangat penting dalam etik
keperawatan.

Dalam melaksanakan praktik keperawatan, seorang perawat harus


mengambil suatu keputusan dalam upaya pelayanan klien. Keputusan yang di ambil
berdasarkan pertimbangan dan kemampuan penalaran ilmiah serta penalaran etika,
hal yang baik bagi pelayanan perawatan klien di ukur dari sudut keyakinannya
sendiri , norma masyarakat dan standard professional. Dalam melaksanakan praktik
keperawtan , perawat berhadapan dengan manusia atau klien. Perawat mempunyai
tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang kualitas pelayanannya juga di
tentukan oleh pertimbangan hak, nilai budaya dan adat istiadat klien.

Etika identik dengan moral, moral berasal dari bahasa latin “Mores” yaitu
tata susila, budi pekerti, kesopanan, adap perangai, dan tingkah laku. Moralitas (atau
moral) sama dengan etika dan banyak yang menggunakan istilah ini secara
bergantian. Moralitas biasanya merujuk pada standar pribadi atau perorangan
tentang benar-salah suatu tingkah laku, karakter, atau sikap. Perawat harus
membedakan antara moralitas dan hukum. Hukum mencerminkan nilai moral
masyarakat dan memberi panduan dalam menentukan apa saja yang termasuk moral.
Namun tindakan dapat dianggap sesui hukum, tetapi tidak secara normal. Sebagia
contoh, program program resusitasi penuh pada pasien yang sedang sekarat tidak

4
bertentangan dengan hukum, tetapi orang masih mempertanyakan apakah tindakan
tersebut sesui moral. Sebaliknya, tindakan dapat dianggap sesui moral tetapi ilegal.
Sebagai contoh, jika seorang anak mengalami henti napas di rumas, secara normal di
benarkan untuk mengemudi melebihi batas kecepatan menuju rumah sakit, tetapi
tindakan ini melanggar hukum

Menurut sumber lain perbedaan antara etika dan moral adalah moral
mempunyai arti tuntutan perilaku dan keharusan masyarakat, sedangkan etika
mempunyai arti prinsip-prinsip dibelakang keharusan tersebut. (Thompson dan
Thompson, 1981; lih Doheny, Cook,Stoper, 1982)

5
B. Teori –Teori Dalam Etika Keperawatan

Teori dasar etika merupakan penuntun untuk membuat keputusan etis praktik
profesional ( Fry, 1991 dalam buku Suhaemi 2010) ahli filsafat moral telah
mengembangkan beberapa teori etik , yang secara garis besar dapat di klasifikasikan
menjadi teori teleologi dan deontologi.

1. Teleologi

Teleologi berasal dari bahasa yunani, dari kata ledos berarti akhir . Istilah
teleologi dan utulitarianisme sering di gunakan saling bergantian . Teleologi
merupakan doktrin yang menjelaskan fenomena berdasarkan akibat yang di hasilkan
atau konsekuensi yang dapat terjadi . Pencapaian hasil akhir dengan kebaikan yang
maksimal dan ketidak baikan sekecil mungkin bagi manusia ( Kellly, 1987 dalam
buku Suhaemi, 2010). Contoh penerapan teori ini ; bayi yang lahir cacat lebih baik
di izinkan meninggal dari pada nantinya menjadi beban masyarakat

2. Deontologi

Deontologi berasal dari bahasa yunani, deon berarti tugas , berprinsip pada aksi
atau tindakan. Menurut Kant , benar atau salah bukan di tentukan oleh hasil akhir
atau konsekuensi dari suatu tindakan, melainkan oleh nilai moralnya. Kant
berpendapat bahwa prinsip moral atau yang terkait dengan tugas harus bersifat
universal, tidak kondisional, dan imperative. Contoh penerapan deontology ; seorang
perawat yang yakin bahwa klien harus di beri tahu tentang yang sebenarnya terjadi
walaupun kenyataannya tersebut sangat menyakitkan.

6
C. Macam Macam Etika

Manusia di sebut etis, ialah manusia yang secara utuh dan menyeluruh
mampu memenuhi hajat hidupnya dalam rangka asas kesimbangan antara
kepentingan pribadi dengan pihak lainnya, antara rohani dengan jasmaninya, dan
antara kedudukannya sebagai makhluk yang berdiri sendiri dengan penciptanya.
Termasuk di dalamnya membahas nilai nilai atau norma norma yang di kaitkan
dengan etika. Terdapat dua macam etika sebagai berikut ( J.Hanafia dan A. Amir,
1999)

1. Etika Deskriptif

Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku
manusia serta apa yang di kejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu
yang bernilai. Artinya, etika deskriptif berbicara mengenai fakta secara apa adanya,
yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan
situasi dan realitas yang membudaya. Dapat di simpulkan bahwa kenyataan dalam
penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang di kaitkan dengan
kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat betindak secara etis.

2. Etika Normatif

Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan
seharusnya di miliki oleh manusia atau apa yang seharusnya di jalankan oleh
manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam suatu masyarakat yang di kaitkan
dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak etis.

7
D. Tipe Tipe Etika Keperawatan

Menurut Dalami (2010) tipe tipe etika keperawatan dibagi menjadi tiga yaitu :

1. Biotik

Biotik merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang kontroversi dalam


etik, menyangkut masalah biologi dan pengobatan.Lebih lanjut, biotik difokuskan
pada pertanyaan etik yang muncul tentang hubungan antara ilmu kehidupan,
bioteknologi, pengobatan, politik, hokum, dan teknologi.

Pada lingkup yang lebih sempit, biotik merupakan evaluasi etik pada
moralitas treatment atau inovasi teknologi, dan waktu pelaksanaaan pengobatan pada
manusia. Pada lingkup yang lebih luas,Biotik mengevaluasi pada semua tindakan
moral yang mungkin membantu atau bahkan membahayakan kemampuan organisme
terhadap pengobatan dan biologi. Isu dalam biotik antara lain : peningkatan mutu
genetic, etika lingkungan, pemberi pelayanan kesehatan.

Dapat disimpulkan bahwa biotik lebih berfokus pada dilema yang


menyangkut perawat kesehatan, kesehatan modern, aplikasi teori etik, dan prinsip
etik terhadap masalah-masalah pelayanan kesehatan.

2. Clinical ethics/etik klinik

Etik kinik merupakan bagian dari biotik yang lebih memperhatikan pada
masalah etik selama pemberian pelayanan pada klien.

3. Nursing ethic/etik keperawatan

Bagian dari biotik yang merupakan studi formal tentang isu etik dan
dikembangkan dalam tindakan serta dianalisis untuk mendapatkan keputusan etik.

8
E. Prinsip – prinsip Etika Keperawatan

Prinsip bahwa dasar kode etik adalah menghargai hak dan martabat manusia,
tidak akan pernah berubah. Prinsip ini juga di terapkan baik dalam bidang
pendidikan maupun pekerjaan . Juga dalam hak-haknya memperoleh pelayanan
kesehatan ( Suhaemi ,2010).

Pinsip etik dalam pengambilan keputusan. Sebagaimana yang tercermin


dalam pengambilan keputusan, prinsip prinsip etika yang relevan harus
dipertimbangkan ketika dilema etik muncul. model tercermin yang Terdapat
beberapa prinsip-prinsip etik yang terkait dalam pengaturan perawatan kritis,
prinsip-prinsip ini dimaksudkan untuk memberikan hormat dan martabat bagi semua
yang terlibat dalam pengambilan keputusan.

Prinsip moral merupakan standar umum dalam melakukan sesuatu sehingga


membentuk suatu sitem etik. Adapaun prinsip – prinsip etika keperawatan yaitu :

1. Otonomi

Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau di pandang


sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi
merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan
diri. Praktek professional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak
hak klie .

Menghargai otonomi (facilitate autonomy) Suatu bentuk hak individu dalam


mengatur kegiatan/prilaku dan tujuan hidup individu. Kebebasan dalam
memilih atau menerima suatu tanggung jawab terhadap pilihannya sendiri.
Prinsip otonomi menegaskan bahwa seseorang mempunyai kemerdekaan untuk
menentukan keputusan dirinya menurut rencana pilihannya sendiri.
Permasalahan dari penerapan prinsip ini adalah adanya variasi kemampuan
otonomi pasien yang dipengaruhi oleh banyak hal, seperti tingkat kesadaran,
usia penyakit, lingkungan RS, ekonomi, tersedianya informsi dan lain-lain
(Priharjo, 1995).

9
Contoh: Kebebasan pasien untuk memilih pengobatan dan siapa yang berhak
mengobatinya sesuai dengan yang diinginkan.n dalam membuat keputusan
tentang perawatan dirinya.

2. Bebuat baik ( Beneficience)

Berbuat baik berarti hanya melakukan sesuatu yang baik kebaikan, memerlukan
pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau
kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain.

3. Keadilan ( Justice )

Prinsip ini di refleksikan dalam praktek profesional ketika perawat bekerja


untuk terapi yang benar sesuai hukum, standard praktek dan keyakinan yang
benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.

Keadilan (Justice) Hak setiap orang untuk diperlakukan sama (facione et all,
1991). Merupakan suatu prinsip moral untuk berlaku adil bagi semua individu.
Artinya individu mendapat tindakan yang sama mempunyai kontribusi yang
relative sama untuk kebaikan kehidupan seseorang. Prinsip dari keadilan
menurut beauchamp dan childress adalah mereka yang sederajat harus
diperlakukan sederajat, sedangkan yang tidak sederajat diperlakukan secara
tidak sederajat, sesuai dengan kebutuhan mereka Ketika seseorang mempunyai
kebutuhan kesehatan yang besar, maka menurut prinsip ini harus mendapatkan
sumbersumber yang besar pula, sebagai

contoh: Tindakan keperawatan yang dilakukan seorang perawat baik dibangsal


maupun di ruang VIP harus sama dan sesuai SAK.

4. Tidak Merugikan atau Membahayakan ( Nonmaleficience)

10
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya atau cedera fisik dan psikologis
pada klien. Dalam praktek segala langkah yang di ambil perawat dalam proses
kesembuhan pasien harulah berhati hati dan tidak boleh merugikan pasien.

Tidak Membahayakan (Nonmaleficence) Tindakan/prilaku yang tidak


menyebabkan kecelakaan atau membahayakan orang lain.(Aiken, 2003).
Contoh: Bila ada klien dirawat dengan penurunan kesadaran, maka harus
dipasang side dril.

5. Kejujuran ( Veracity)

Prinsip ini di perlukan oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan


kebenaran pada setiap klien dan untuk mengatakan kebenaran. Contoh:
memberikan kebenaran mengenai penyakit yang di derita pasien, walaupun
penyakit tersebut tidak boleh di katakan demi kesehatan pasien namun perawat
harus bersikap jujur dengan memberitahuan dengan baik agar pasien
mengetahui penyakitnya serta memberikan motivasi agar pasien selalau kuat
menghadapi penyakitnya.

6. Menepati Janji ( Fidelity)

Prinsip ini di butuhkan perawat untuk menghargai janji dan komitmennya


terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta
menyimpan rahasia klien.

7. Kerahasiaan ( Confidentiality)

Prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien yang harus di jaga


privasinya. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan
klien hanya boleh di baca dalam rangka pengobatan klien.

8. Kesetiaan (fidelity)

Memenuhi kewajiban dan tugas dengan penuh kepercayaan dan tanggung


jawab, memenuhi janji janji. Veatch dan Fry mendefinisikan sebagai tangung jawab
untuk tetap setia pada suatu kesepakatan. Tanggung jawab dalam konteks hubungan

11
perawat-pasien meliputi tanggung jawab janji, mempertahankan konfidensi dan
memberikan perhatian atau kepedulian. Contohnya: Bila perawat sudah berjanji
untuk memberikan suatu tindakan, maka tidak boleh mengingkari janji tersebut.

F. Pendekatan dalam etika keperawatan

Sebelum membahas tentang masalah etika, merawat penting memahami


metode pendekatan yang digunakan dalam diskusi permasalahan etika. Ladd.J (1978
dikutip oleh Frell; lih.McCloskey,1990 dalam buku Suhaemi, 2010) menyatakan ada
empat metode utama : otoritas,consensus hominum,pendekatan intuisi atau self-
evidence,dan metode argumentasi.

Metode otoritas menyatakan bahwa dasar setiap tindakan atau keputusan


berdasarkan otoritas yang dapat berasal dari manusia atau kepercayaan
supernatural,kelompok manusia,atau institusi sepeti majelis ulama,dewan gereja atau
pemerintah

Metode consensus hominum menggunakan pendekatan berdasarkan pada


persetujuan masyarakat luas yang terlibat dalam pengkajian suatu masalah.Segala
sesuatu yang diyakini bijak, dan secara etika dapat diterima, dan dimasukkan dalam
keyakinan

Metode pendekatan intuisi atau self-evidence dinyatakan oleh para ahli


filsafat berdasarkan kepada apa yang mereka kenal sebagai konsep teknikintuisi.

Metode argumentasi menggunakan pendekatan dengan mengajukan


pertanyaan akan mencari jawaban yang mempunyai alasan tepat yang digunakan
untuk memahami fenomena etika.

12
G. Perbedaan Etika dengan Etiket

Etika merupakan ilmu tentang apa yg baik dan apa yg buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (akhlak)

1. Memberi norma tentang apakah suatu perbuatan boleh di lakukan atau tidak
2. Selalu berlaku, meskipun tidak ada orang lain yang menyaksikan
3. Lebih bersifat mutlak
4. Menyangkut aspek dan batinia

Etiket atau norma kesopanan merupakan tata cara dalam memelihara hubungan baik
antara sesama manusia

1. Cara yang tepat atau di harapkan dan di tentukan untuk di lakukan dalam
kalangan masyarakat tertentu
2. Hanya berlaku dalam pergaulan yang membutuhkan kehadiran orang lain
3. Bersifat relatif, karena ukuran sopan santun terhadap masyarakat dengan
lainnya bisa berbeda
4. Menyangkut aspek lahiria .

H. Hak dalam Etika profesi


1. Tunututan terhadap sesuatu sebagai mana mestinya
2. Hak di pandang dari sudut pribadi dan sudut pandang hukum
3. Hak pribadi mengacu pada konsep pribadi menyangkut pertimbangan
kehidupannya, keputusan yang dibuat, konsep benar dan salah, konsep baik
dan buruk
4. Hak hukum yaitu hak untuk memberikan kepuasan tertentu untuk
mengontrol situasi dan mempunyai kewajiban tertentu yang menyertai
5. Faktor mempengaruhi konsep pribadi tentang hak : hubungan social , orang
tua, kebudayaan , dan informasi

13
I. Tujuan Etika Keperawatan

Menurut Suhaemi, (2010), Etika profesi keperawatan merupakan alat untuk


mengukur perilaku moral dalam keperawatan. Dalam penyusunan alat pengukur ini,
keputusan di ambil berdasarkan kode etik sebagai standar yang mengukur dan
mengevaluasi perilaku moral perawat.

Dengan menggunakan kode etik keperawatan , organisasi profesi


keperawatan dapat meletakkan karangka berfikir perawat untuk mengambil
keputusan dan bertanggung jawab kepada masyarakat, anggota tim kesehatan yang
lain, dan kepada profesi ( ANA , 1976 Dalam buku Suhaemi, 2010) secara umum
tujuan etika profesi keperawatan adalah menciptakan dan mempertahankan
kepercayaan klien kepada perawat, kepercayaan di antara sesama perawat, dan
kepercayaan masyarakat kepada profesi keperawatan.

Menurut American Ethics Commision Bureau On Teaching dalam buku Suhaemi


2010, Tujuan etika profesi keperawatan yaitu :

1. Mengenal dan mengidentifikasi unsur moral dalam praktik keperawatan


2. Membentuk strategi atau cara dan menganalisis masalah moral yang terjadi
dalam praktik keperawatan
3. Menghubungkan prinsip moral / pelajaran yang baik dan dapat di
pertanggung jawabkan pada diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan kepada
Tuhan sesuai dengan kepercayaannya

Perawat membutuhkan kemampuan untuk menghubungkan dan


mempertimbangkan peran prinsip moralitas , yaitu keyakinannya terhadap tindakan
yang di hubungkan dengan ajaran agama dan perintah Tuhan dalam :

1. Pelaksanaan kode perilaku yang di sepakati oleh kelompok profesi, perawat


sendiri, maupun masyarakat
2. Cara mengambil keputusan yang di dasari oleh sikap kebiasaan dan
pandangan ( hal yang di anggap benar) .

14
Pendidikan etika sangat penting dalam pendidikan keperawatan yang berfungsi
untuk meningkatkan kemampuan peserta didik tentang perbedaan nilai, norma yang
timbul dalam keputusan keperawatan. Namun , etika keperawatan tidak cukup hanya
di ajarkan, tetapi harus di tanamkan dan di yakini oleh peserta didik melalui
pembinaan, tidak saja di pendidikan,tetapi dalam lingkungan pekerjaan dan
lingkungan profesi.

15
BAB III

PEMBAHASAN DILEMA KEPERAWATAN

A. Defenisi Dilema etik


Dilema adalalah suatu masalah yang melibatkan masalah dua atau lebih
landasan moral atau tindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya.
Dilemma dapat dikatakan sebagi pilihan yang sulit yang sama-sama tidak
menegakkan untuk di pilih.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia dilema adalah situasi sulit dimana
seseorang harus menentukan pilihan antara dua pilihan atau kemungkinan
yang sama-sama tidak menguntungkan atau tidak menyenagkan. Bisa juga
dikatakan situasi yang sulit dan membingungkan.
Dilema menurut beberapa ahli:
 Dilema etik adalah cara bagaimana seseorang menetapkan norma atau
standar kehidupan seseorang dan yang seharusnya dilakukan.
(Mandla, Boylen dan ODonohoe. 1994).
 Menurut Gunz dan McCutheon, Dilema etik adalah situasi dimana
para pekerja professional harus memilih antara dua pilihan atau lebih
yang relevan, namun pilihan tersebut bertentangan secara arahan
etika.
 Menurut Thomson, Dilema etik adalah dilemma dimana terdapat
alternative pilihan yang tidak memuaskan secara sebanding. Dalam
dilemma etik tidak ada yang benar ataupun yang salah. Untuk
membuat keputusan yang etis, seorang perawat tergantung pada
pemikiran yang rasional dan emisional.
 Dilema etik menurut Arens dan Loebbecke, dilema etika adalah
situasi yang dihadapi seseorang dimana keputusan mengenai perilaku
yang layak harus di buat
Dilema etik dalam dilema etik tidak ada yang benar ataupun yang salah.
Untuk membuat keputusan yang etis, seorang perawat tergantung pada
pemikiran yang rasional dan bukan emosional. Dilema etik adalah suatu
masalah yang melibatkan dua atau lebih landasan moral suatu tindakan tetapi
tidak dapat dilakukan keduanya. Ini merupakan suatu kondisi dimana setiap
alternatif memiliki landasan moral atau prinsip .Pengertian dilema etik dalam
keperawatan adalah dilema atas tindakan yang harus diputuskan oleh perawat
dalam mengobati, merawat dan menangani kasus pasien dengan tidak
mengesampingkan nilal yang dipegang oleh keluarga. Contoh kasus dilema
etik: Pasien terkena penyakit ganas stadium akhir dimana dia hidup mungkin
tidak sampai I tahun lagi. Pihak keluarga melarang perawat memberitahu si
pasien padahal si pasien tersebut berhak untuk tahu.

16
B. Pendekatan dilemma etik

Dilema etik Menurut Arens dan Loebbecke, dilema etika adalah situasi yang
dihadapi seseorang dimana keputusan mengenai perilaku yang layak harus di
buat. Untuk itu diperlukan pengambilan keputusan untuk menghadapi dilema
etika tersebut. Enam pendekatan u/ menghadapi dilema:

 Mendapatkan fakta-fakta yang relevan


 Menentukan isu-isu etika dari fakta fakta
 Menentukan sikap dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi
dilema
 Menentukan alternatif yang tersedia dalam memecahkan dilema
 Menentukan konsekwensi yang mungkin dari setiap alternative
 Menetapkan tindakan yang tepat

Dengan menerapkan enam pendekatan tersebut maka dapat meminimalisasi


atau menghindari rasionalisasi perilaku

C. Dilema yang sering muncul dalam keperawatan


1. Hubungan perawat-klien
Dilema yang sering muncul antara lain:
 Berkata jujur atau tidak Terkadang muncul masalah-masalah yang
sulit untuk dikatakan kepada klien mengingat kondisi klien.
Tetapi perawat harus mampu mengatakan kepada klien tentang
masalah kesehatan klien.
 Kepercayaan klien: Rasa percaya harus dibina antara perawat
dengan klien. Tujuannya adalah untuk mempercepat proses
penyembuhan klien.
 Membagi perhatian Perawat juga harus memberikan perhatiannya
kepada klien, tetapi perawat harus memperhatikan tingkat
kebutuhan klien. Keadaan darurat harus diutamakan terlebih
dahulu. Tidak boleh memandang dari sisi faktor ekonomi sosial,
suku, budaya ataupun agama

17
 Pemberian informasi kepada klien, Perawat berperan memberikan
informasi kepada klien baik itu tentang kesehatan klien. biaya
pengobatan danjuga tindak lanjut pengobatan.
2. Hubungan Perawat-dokter
 Perbedaan pandangan dalam pemberian praktik pengobatan.
Terjadi ketidaksetujuan tentang siapa yang berhak melakukan
praktik pengobatan, apakah dokter atau perawat.
 Konflik peran perawat:
Salah satu peran perawat adalah melakukan advokasi, membela
kepentingan pasien. Saat ini keputusan pasien dipulangkan sangat
tergantung kepada putusan dokter. Dengan keunikan pelayanan
keperawatan, perawat berada dalam posisi untuk bisa menyatakan
kapan pasien bisa pulang atau kapan pasien harus tetap tinggal.
D. Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Dilema Etik
1. Kurangnya kerjasama untuk mempertahankan standar keperawatan
2. Mengabaikan pasien dan keterlibatan keluarga serta kebulatan tekad diri
sendiri
3. Tidak memberi kepercayaan dan mempertahankan keyakinan d
4. Kewajban profesional dan tugas untuk diri sendiri
5. Memperpanjang kehidupan vs. Mengakhiri kehidupan

(Chaowalit, Suttharcngsec, & Inthanont, 2001)Gold, Chambers, dan Dvorak


(1995) mengemukakan dilemma etik terbesar yang dialami oleh 12 perawat
yang bekerja untuk penyakit akut, jangka panjang dan perawat rumah dalam
4 kategori:

1. Menyimpan informasi dan memberikan perhatian (veracity, kebulatan


tekad diri)
2. Keadilan dalam memberi perawatan (justice)
3. Perbedaan antara bisnis, dan nilai profesional (beneficence, justice
4. Aturan yang rusak, dan pelaporan aturan yang rusak (veracity, kebulatan
tekad diri)

18
E. Model Pemecahan Masalah
Kerangka pemecahan dilema etik banyak diutarakan oleh para ahli dan pada
dasarnya menggunakan kerangka proses keperawatan / Pemecahan masalah
secara ilmiah, antara lain:
1. Silva (1990)
a) Pengkajian dan pengumpulan data:
 Perkembangan situasional
 Pertimbangan tim kesehatan
 Pertimbangan organisasi
b) Identifikasi masalah :
 Pertibangan etika
 Pertimbangan non-etika
c) Mempertimbangkan kemungkinan tindakan :
 Pola pikir teologi
 Pola pikir deontologi
d) Keputusan dan seleksi tindakan :
 Kontribusi faktor-faktor internal dan kelompok
 Kontribusi pada faktor-faktor eksternal
 Kualitas keputusan dan tindakan
e) Refleksi atas keputusan dan tindakan yang diambil:
 Refleksi keputusan dan
 Refleksi tindakan
2. Kozier&Erb (1989)
Kerangka pemecahan dilem etik:
1.) .Mengembangkan data dasar
2.) Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut
3.) Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang
direncanakan dan mempertimbangkan hasil akhir atau
konsekuensi tidakan

19
4.) Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi tersebut dan siapa
pengambi keputusan yang tepat
5.) Mendefinisikan kewajiban perawat
6.) Membuat keputusan
F. Masalah Etik yang Sering Terjadi dalam Pelayanan Kesehatan atau
Keperawatan
1. Euthanasia
Eusthasia berasal dari bahasa yunani euthanathos. Eu artinya baik atau
tanpa penderitaan, sedangkan thanathos artinya mati atau kematian.
a. Euthanasia aktif/euthanasia agresif( suatu tindakan disengaja yg
menyebabkan klien meninggal: injeksi obat dosis letal....tindakan tsb
melanggar hukum dan dinyatakan dalam KUHP pasal 338,339,345
dan 359
b. Euthanasia pasif: menghentikn pengobatan atau perawatan supportif
yg mempertahankan hidup antibiotik, nutrisi, cairan, respirator yg
tidak diperlukan lagi)
c. Euthanasia volunter(klien sukarela dan bebas memilih u/ meninggal)
d. Euthanasia involunter(tindakan yg menyebabkan kematian dilakukan
bukan atas persetujuan klien dan seringkali melanggar keinginan
klien)

Dengan demikian secara etimologis, euthanasia dapat diartikan kematian


yang baik.atau mati dengan baik tanpa penderitaan.

2. Transplantasi organ
Apakah organ dapat diperjual belikan? Bagaimana hak donor u/ hidup
sehat dan sempurna, apakah sipenerima berhak menerima organ orang
lain, apakah yg mengoperasi sesuai kode etik profesi? Bagaiaman dengan
organ yg sch meninggal, apakah boleh diambil organnya ? Semua
penelaahaan donor organ harus iteliti dengan kajian majelis eti yg terdiri
dari para ahli di bid nya.

20
3. Determination of clinical death(perkiraan kematian klinis) Penentuan
meninggalnya sesorang secara klinis. Menurut Rosdahl(1999) kriteria
mati klinis (brain death): penghentian nafas nafas setelah berhentinya
pernafasan artifisial selama 3 menit(inspirasi-ekspirasi): berhentinya
denyut jantung, tdk ada respon verbal dan nonverbal thd stimulus
eksternal; hilangnya reflek(cephalic refleksO;pupil dilatasi,hilangnya
fungsi seluruh otak yg bisa dibuktikan dngn EEG
4. .Quality of life (kualitas dalam kehidupan)
Siapa yg berhak memberikan tindakan keperawatan pada klien koma;
siapa yg boleh memutuskan U/ menghentikan resusitasi; kalau ada dua
klien yg membutuhkn satu alat siapa yg didahulukan; apabila klien
kanker merasa gembira u/ tdk meneruskan pengobatan bagaimana sikap
perawat, bila klien hrs segera amputas telapi kliern tdk sadar siapakah yg
harus memutuskan..
5. Ethical issues in treatment(isu masalah etik dalam tindakan keperawatan)
Tindakan yg butuh biaya besar apakah tetap dilakukan meskipun klien
tidak mampu atau tidak mau
a. Klien menolak operasi, menolak NGT, menolak fototerapi
b. DO obal TBC, DO kemotrapi
c. Menunda pengobatan krn tdk ada donor atau klg menolak
transplantasi ginjal, cangkok jantung.
G. Contoh Kasus
1. Kasus Hasan Kusuma-Indonesia
Sebuah permohonan untuk melakukan eutanasia pada tanggal 22 Oktober
2004 telah diajukan oleh seorang suami bernama Hassan Kusuma karena
tidak tega menyaksikan istrinya yang bernama Agian Isna Nauli, 33
tahun, tergolek koma selama 2 bulan dan di samping itu ketidakmampuan
untuk menanggung beban biaya perawatan merupakan suatu alasan pula.
Permohonan untuk melakukan eutanasia ini diajukan ke Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat. Kasus ini merupakan salah satu contoh bentuk
eutanasia yang di luar keinginan pasien. Permohonan ini akhirnya ditolak

21
oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, dan setelah menjalani perawatan
intensif maka kondisi terakhir pasien (7 Januari 2005) telah mengalami
kemajuan dalam pemulihan kesehatannya.

22
BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN:

Etika adalah kebiasaan atau model perilaku, atau standar yang diharapkan dan
kriteria tertentu untuk suatu tindakan , etika juga dapat di artikan segala sesuatu yang
berhubungan dengan pertimbang pembuatan keputusan, benar atau tidaknya suatu
perbuatan.Maka dapat di artikan bahwa etika adalah peraturan atau norma yang
dapatdi artikan sebagai acuan.
Etika merupakan salah satu aturan yang mengatur hubungan antara perawat dan
pasien. Agar kerja sama antara pasien dan perawat dapat terjalin dengan baik guna
mencapai pelayanan kesehatan yang bermutu.

Perawat merupakan tenaga pelayannan kesehatan yang memiliki tanggugng jawab


terhadap perawatan kesehatan pasien. Perawat juga merupakan profesi yang
diharusakan untuk bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas pelayanan atau
asuhan keperawatan yang berdasarkan dengan hukum dan etika keperawatan yang
baik. Setiap perawat harus memiliki etika yang baik agar dalam praktiknya perawat
mampu memberikan pelayanan atau asuhan kesehatan kepada pasien.

B. SARAN:

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan agar perawat mampu beretika
dengan baik dalam praktiknya.

23
DAFTAR PUSTAKA

Dalami, E, dkk. 2010. Etika Keperawatan. Jakarta; TIM

Nisya, R. 2013. Prinsip-Prinsip Dasar Keperawatan. Jakarta: Dunia Cerdas

Suhaemi, M. 2010. Etika Keperawatan Aplikasi Pada Praktik. Jakarta: EGC

Wulan, K. 2011. Pengantar Etika Keperawatan. Jakarta: PT Prestasi Pustaka

Hendrik. 2013. Etika dan HUkum Kesehatan. Jakarta; EGC.

https://www.scribd.com/presentation/375003978/Dilema-Etik-Dalam-Keperawatan

Makhfudli Ferry Efendi. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan


Praktik dalam Keperawatan. Jakarta:Salemba Medika.

https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=LKpz4vwQyT8C&oi=fnd&pg=PT
37&dq=teori+etika+keperawatan&ots=gk36CUakno&sig=TK_FjfTKinuFFQpBtenn
KPLz_0g&redir_esc=y#v=onepage&q=teori%20etika%20keperawatan&f=false

http://staff.ui.ac.id/system/files/users/afifah/material/etikakeperawatan.pdf

https://www.scribd.com/document/338820786/Pengertian-etika-keperawatan

24

Anda mungkin juga menyukai