MAKALAH
Disusun oleh :
SUKLMAWATI (4201022036)
SERLI (4201022023)
MARDIAN (4201022040)
SALSABILA (4201022021)
2022/2023
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas
Makalah ini tidak akan selesai tepat waktu tanpa bantuan dari berbagai pihak.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kemajuan makalah ini di masa
mendatang.
Baubau,3 November2022
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan..................................................................................................20
3.2 Saran.............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Etika Keperawatan adalah Etika (Yunani kuno: “ethikos“, berarti “timbul dari
kebiasaan”) adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang
menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan
penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Praktek
keperawatan. Kode etik keperawatan mengatur hubungan antara perawat dan pasien,
perawat terhadap petugas, perawat terhadap sesama anggota tim kesehatan, perawat
terhadap profesi dan perawat terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air. Pada hakikatnya
ilmu dan kiat keperawatan serta menggunakan kode etik sebagai tuntutan utama dalam
merupakan tanggung jawab moralnya dan tidak akan membuat keputusan secara
sembarangan.
1
4. Apasajakah tipe-tipe etika keperawatan?
1.3 Tujuan
keperawatan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Suhaemi (2010), Kata etika berasal dari Yunani, yaitu Ethos, yang
perbuatan karena tidak ada undang-undang atau peraturan yang menegaskan hal yang
harus dilakukan. Etika berbagai profesi digariskan dalam kode etik yang bersumber dari
martabat dan hak manusia (yang memiliki sikap menerima) dan kepercayaan dari profesi.
Profesi menyusun kode etik berdasarkan penghormatan atas nilai dan situasi individu
yang dilayani.
Kode etik disusun dan disahkan oleh organisasi atau wadah yang membina
profesi tertentu baik secara nasional maupun internasional. Kode etik menerapkan
konsep etis Karena profesi bertanggung jawab pada manusia dan menghargai
kepercayaan serta nilai individu. Kata seperti etika, hak asasi, tanggung jawab, mudah
didefinisikan, tetapi kadang-kadang tidak jelas letak istilah tersebut diterapkan dalam
suatu situasi. Contoh: benarkah dipandang dari segi etis, hak asasi, dan tanggung jawab
bila profesional kesehatan menghentikan upaya penyelamatan hidup pada pasien yang
organ manusia, pengetahuan biologi dan genetika, penelitian yang menggunakan subjek
manusia) ini memerlukan pertimbangan yang menyangkut nilai, hak-hak manusia, dan
3
menghargai, mengamalkan, mengembangkan nilai tersebut melalui kode etik yang
disusunnya.
untuk mengambil tindakan. Perawat memberi asuhan kepada klien, keluarga, dan
masyarakat ; menerima tanggung jawab untuk membuat keadaan lingkungan fisik, sosial,
kepada umat manusia merupakan fungsi utama perawat dan dasar adanya profesi
berdasarkan kebutuhan manusia karena itu tidak membedakan kebangsaan, warna kulit,
politik, satatus sosial, dan lain-lain. Keperawatan adalah pelayanan vital terhadap
manusia yang menggunakan manusia juga, yaitu perawat. Pelayanan ini berdasarkan
kepercayaan bahwa perawat berbuat hal yang benar, hal yang diperlukan, dan hal yang
harus bertindak, bagaimana perilaku manusia, dan apakah hal dan tanggung jawabnya.
Etika memberi keputusan tentang tindakan yang diharapkan benar tepat atau
pernyataan tentang keyakinan terhadap perilaku yang etis bagi anggotanya. Etika profesi
sebagai pedoman menumbuhkan tanggung jawab atau kewajiban bagi angngota profesi
tentang hak-hak yang diharapkan oleh orang lain. Anggota profesi memiliki pengetahuan
Organisasi profesi menggunakan hak-hak dasar manusia dan dasar hukum untuk
melindungi anggotanya dan keselamatan klien atau pasien, dengan menjamin pelayanan
4
yang diberikan berdasarkan standar dan pelaksana pelayanan merupakan tenaga
profesional yang berkompeten. Perawat harus membiasakan diri untuk menerapkan kode
etik yang memberi gambaran tanggung jawabnya dalam praktik keperawatan. Perawat
juga harus mengerti undang-undang dan hukum yang berhubungan dengan kesehatan
harus juga memperhatikan fungsi dan tanggung jawabnya, seperti yang dijelaskan oleh
hukum dan yang dikeluarkan oleh organisasi profesi keperawatan. Etika profesi
Perawat adalah profesi yang sifat pekerjaanya selalu berada dalam situasi yang
menyangkut hubungan antar manusia, terjadi proses interaksi serta saling memengaruhi
kesejahteraan manusia. Sebagai suatu profesi, perawat mempunyai kontrak sosial dengan
masyarakat. Ini berarti masyarakat memberi kepercayaan bagi perawat untuk terus
adalah milik dan dilaksanakan oleh semua anggota profesi keperawatan, yaitu perawat.
Anggota profesi keperawatan dituntut oleh sesama perawat, profesi lain, dan masyarakat
sebagai penerima pelayanan keperawatan untuk menaati dan menentukan kode etik yang
telah disepakati.
5
Secara spesifik etika profesi memberi tuntutan praktik bagi anggota profesi dalam
melaksanakan praktik profesinya sesuai dengan standar moral yang diyakini. Disamping
itu, seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan meningkatnya kebutuhan masyarakat
mengakibatkan ruang lingkup layanan keperawatan semakin komplek untuk itu, perawat
dituntut kemampuannya untuk dapat mengambil keputusan atas dasar penalaran saintifik
dan etis.
suatu keputusan dalam upaya pelayanan keperawatan klien. Keputusan yang diambil
berdasarkan pertimbangan dan kemampuan penalaran ilmiah dan penalaran etika, hal
yang baik bagi pelayanan keperawatan klien diukur dari sudut keyakinannya sendiri,
perawat berhadapan dengan manusia atau klien. Perawat meyakini bahwa klien
mempunyai harga diri, martabat, dan otonomi; dan integritas perawat harus
pelayanannya juga ditentukan oleh pertimbangan hak, nilai budaya, dan adat istiadat
klien.
mengukur perilaku moral dalam keperawatan. Dalam penyusunan alat pengukur ini,
keputusan diambil berdasarkan kode etik sebagai standar yang mengukur dan
dapat dapat meletakkan kerangka berpikir perawat untuk mengambil keputusan dan
6
bertanggung jawab kepada masyarakat, anggota tim kesehatan yang lain, dan kepada
profesi (ANA, 1976 dalam buku Suhaemi, 2010). Secara umum tujuan etika profesi
profesi keperawatan.
profesi secara terus-menerus agar dapat menampung keinginan dan masalah baru; dan
mampu menurunkan etika profesi keperawatan kepada perawat generasi muda, secara
terus-menerus juga meletakkan landasan filsafat keperawatan agar setiap perawat tetap
menyenangi profesinya. Selain itu pula, agar perawat dapat menjadi wasit untuk anggota
profesi yang bertindak kurang profesional karena melakukan tindakan “di bawah”
2. Membentuk strategi atau cara dan menganalisis masalah moral yang terjadi dalam
praktik keperawatan
1. Pelaksanaan kode perilaku yang disepakati oleh kelompok profesi, perawat sendiri,
maupun masyarakat
7
2. Cara mengambil keputusan yang didasari oleh sikap kebiasaan dan pandangan (hal
adalah perawat sendiri, tenaga kesehatan lainnya; dan etika yang berhubunngan dengan
milik perhimpunan perawat Amerika]) dalam buku Suhaemi, 2010, pendidikan etika
keperawatan bertujuan:
lain dan mengerti tentang peran dan fungsi anggota tim kesehatan tersebut.
tentang baik dan buruk yang akan dipertanggungjawabkan kepada Tuhan sesuai
dengan kepercayaannya
keputusan yang baik dan benar dipandang dari sudut profesi, kemanusiaan,
5. Memberi kesempatan kepada peserta didik menerapkan ilmu dan prinsip etika
untuk meningkatkan kemampuan peserta didik tentang perbedaan nilai, norma yang
timbul dalam keputusan keperawatan. Namun, etika keperawatan tidak cukup hanya
8
diajarkan, tetapi harus ditanamkan dan diyakini oleh peserta didik melalui pembinaan,
tidak saja di pendidikan, tetapi dalam lingkungan pekerjaan dan lingkungan profesi.
pendekatan yang digunakan dalam diskusi permasalahan etika. Ladd.J (1978 dikutip oleh
Frell; lih. McCloskey, 1990 dalam buku Suhaemi, 2010) menyatakan ada empat metode
utama; otoritas, consensus hominum, pendekatan intuisi atau self-evidence, dan metode
argumentasi.
berdasarkan pada otoritas. Otoritas dapat berasal dari manusia atau kepercayaan
supernatural, kelompok manusia, atau institusi seperti majelis ulama, dewan gereja, atau
pemerintah. Penggunaan metode ini terbatas hanya pada penganut yang percaya.
persetujuan masyarakat luas atau peda sekelompok manusia yang terlibat dalam
pengkajian suatu masalah. Segala sesuatu yang diyakini bijak, dan secara etika dapat
Metode pendekatan intuisi atau self-evidence --dinyatakan oleh para ahli filsafat--
berdasarkan pada apa yang mereka kenal sebagai konsep teknikintuisi. Metode
mengajukan pertanyaan atau mencari jawaban yang mempunyai alasan tepat. Metode
9
2.4 Tipe-tipe Etika Keperawatan
Menurut Dalami (2010), tipe-tipe etika keperawatan terbagi menjadi tiga, yaitu:
1. Bioetik
dalam etik ,menyangkut masalah biologi dan pengobatan. Lebih lanjut, bioetik
difokuskan pada pertanyaan etik yang muncul tentang hubungan antara ilmu
Pada lingkup yang lebih sempit, bioetik merupakan evaluasi etik pada
moralitas treatment atau inovasi teknologi, dan waktu pelaksanaan pengobatan pada
manusia. Pada lingkup yang lebih luas, bioetik mengevaluasi pada semua tindakan
terhadap pengobatan dan biologi. Isu dalam bioetik antara lain: peningkatan mutu
Etik klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan pada
Bagian dari bioetik yang merupakan studi formal tentang isu etik dan
10
2.5 Teori-teori dalam Etika Keperawatan
Teori dasar etika merupakan penuntun untuk membuat keputusan etis praktik
professional (Fry,1991 dalam buku Suhaemi, 2010). Teori etik digunakan dalam
pembuatan keputusan bila terjadi konflik antara prinsip dan aturan. Ahli filsafat moral
telah mengembangkan beberapa teori etik, yang secara garis besar dapat diklasifikasikan
1. Teleologi
Teleologi (berasal dari bahasa Yunani, darin kata telos, berarti akhir). Istilah
dihasilkan atau konsekuensi yang dapat terjadi. Pendekatan ini sering disebut dengan
ungkapan the end justifies the means atau makna dari suatu tindakan ditentukan oleh
hasil akhir yang terjadi. Teori ini menekankan pada pencapaian hasil akhir yang
terjadi. Pencapaian hasil akhir dengan kebaikan yang maksimal dan ketidakbaikan
sekecil mungkin bagi manusia (Kellly, 1987 dalam buku Suhaemi, 2010).
atau niiali suatu tindakan bergantung pada sejauh mana tindakan tersebut
lebih terbatas; tidak melibatkan aturan umum, tetapi berupaya menjelaskan pada
suatu situasi tertentu dengan pertimbangan terhadap tindakan apa yang dapat
pada individu. Contoh penerapan teori ini; bayi yang lahir cacat lebih baik diizinkan
2. Deontologi
11
Deontologi (berasal dari bahasa Yunani, Deon, berarti tugas) berprinsip pada
aksi atau tindakan. Menurut Kant, benar atau salah bukan ditentukan oleh hasil akhir
atau konsekuensi dari suatu tindakan, melainkan oleh nilai moralnya. Dalam konteks
ini, perhatian difokuskan pada tindakann melakukan tanggung jawab moral yang
dapat memberikan penentu apakah tindakan tersebut secara moral benar atau salah.
Kant berpendapat bahwa prinsip moral atau yang terkait dengan tugas harus bersifat
seorang perawat yang yakin bahwa klien harus diberi tahu tentang yang sebenarnya
menyelamatkan nyawa ibunya karena setiap tindakan yang mengakhiri hidup (dalam
hal ini calon bayi) merupakan tindakan buruk secara moral. Secara lebih luas, teori
keadilan, otonomi, kejujuran dan ketaatan (Fry, 1991 dalam buku Suhaemi, 2010).
Prinsip bahwa dasar kode etik adalah menghargai hak dan martabat manusia,
tidak akan pernah berubah. Prinsip ini juga diterapkan baik dalam bidang pendidikan
(Suhami,2010).
Apabila menghadapi suatu situasi yang melibatkan keputusan yang bersifat etis
12
2. Bagaimana pengaruh tindakan saya terhadap atasan dan orang-orang yang bekerja
Bila jawaban atas pertanyaan diatas positif berdasarkan ukuran yang seharusnya,
perilaku yang ditampilkan akan berkenan dan sesuai dengan hak-hak pasien, dan haknya
Kode etik penting dalam sistem pelayanan kesehatan dan dalam praktik
1. Etika akan menunjukkan standar profesi untuk kegiatan keperawatan. Standar ini
2. Kode etik menjadi alat untuk menyusun standar praktik profesional, memperbaiki,
3. Kode etik adalah pedoman resmi untuk tindakan profesional, akan diikuti orang-
orang dalam profesi dan harus diterima sebagai nilai pribadi bagi anggota
profesional
4. Kode etik memberi kerangka pikir kepada anggota profesi untuk membuat
Jadi, kode etik mengimbau perawat tentang hal yang boleh dilakukan dan yang
tidak boleh dilakukan. Sebetulnya bukan soal paksaan, semuanya bergantung pada
perawat sendiri. Perawat bebas mendengarkan kata hatinya bila telah menerima nilai
yang baik, kata hati akan menuntunnya, dan akan tertanam nilai moral.
13
Prinsip moral mempunyai peran yang penting dalam menentukan perilaku yang
etis dan dalam pemecahan masalah etik. Prinsip moral merupakan standar umum dalam
melakukan sesuatu sehingga membentuk suatu sistem etik.Prinsip moral berfungsi untuk
membuat secara spesifik apakah suatu tindakan dilarang, diperlukan, atau diizinkan
dalam suatu keadaan.Terdapat tiga prinsip moral yang sering digunakan dalam diskusi
moral, yaitu autonomy, non-maleficience, dan justice (Johnstone, 1989 dalam buku
Suhaemi, 2010).
1. Otonomi
Otonomi berasal dari bahasa Latin, yaitu autos, yang berarti sendiri dan
sebagai seseorang yang mempunyai harga diri dan martabat yang mampu
individu yang dapat memutuskan hal yang terbaik bagi dirinya. Perawat harus
penyimpangan
informasi tersebut
14
e. Memaksa klien memberi informasi tentang hal-hal yang mereka sudah tidak
bersedia menjelaskannya
menghargai profesi lain dalam lingkup tugas perawat, misalnya dokter, ahli farmasi,
dan sebagainya.
2. Non-maleficience
bahaya/cedera bagi orang lain. Johnson (1989) dalam buku Suhaemi (2010)
menyatakan bahwa prinsip untuk tidak melukai orang lain berbeda dan lebih keras
merugikan orang lailn. Contoh : seorang klien yang mempunyai kepercayaan bahwa
pendarahan hebat akibat penyakit hati yang kronis. Sebelum kondisi klien bertambah
berat, klien sudah memberikan pernyataan tertulis kepada dokter bahwa ia tidak mau
dilakukan transfuse darah. Pada suatu saat, ketika kondisi klien bertambah buruk dan
transfusi darah. Dalam hal ini, akhirnya transfusi darah tidak diberikan karena
3. Keadilan
individu. Tindakan yang dilakukan untuk semua orang sama. Tindakan yang sama
tidak selalu identic, tetapi dalam hal ini persamaan mempunyai kontribusi yang
15
moral ini tidak berdiri sendiri, tetapi bersifat komplementer sehingga kadang-kadang
klien membutuhkan suatu hubungan perawat-klien yang spesiifik, yang dibina atas
dasar saling percaya.Hubungan yang spesifik ini merupakan dasar dalam etika
keperawatan. Hubungan perawat klien didasarkan pada penghargaan atas harkat dan
martabak manusia, penumbuhan rasa saling percaya, cara pemecahan masalah, dan
narasumber dalam memberi informasi yang relevan dengan masalah klien. Perawat
juga dapat berfungsi sebagai konselor, yaitu ketika klien menjelaskan perasaannya
Disamping itu, perawat juga dapat berfungsi sebagai pengganti orang tua,
saudara kandung, atau orang yang paling dekat dengan klien sehingga
tersebut. Fungsi lain yang dilaksanakan perawat adalah sebagai seorang ahli yang
dirinya terhadap asuhan keperawatan yang diberikan, untuk ini perawat mempunyai
kompeten, melindungi harkat dan martabat klien, dan menjaga kerahasian klien.
Hubungan ini memerlukan perlakuan yang adil dan penghargaan atats hak dan
16
dengan klien dengan cara selalu mengatakan yang sebenarya. Kepercayaan ini
dibutuhkan klien dalam menghadapi keadaan sakitnya dan hal ini sangat penting
1. Otonomy (Autonomy)
logis dan mampu membuat keputusan sendiri.Orang dewasa dianggap kompeten dan
pilihan yang harus dihargai oleh orang lain.Prinsip otonomi merupakan bentuk
perawatan dirinya.
kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang dalam
situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi.
3. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapainya sesuatu yang sama dan adil
17
bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum,standar praktik dan keyakinan yang
5. Kejujuran (Veracity)
pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan
penerimaan materi yang ada,dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang
batasan untuk kejujuran seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis klien untuk
pemulihan atau adanya hubungan paternalistik bahwa “doctors know best” sebab
komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati
kepatuhan perawat terhadap kode etik yang menyatakan bahwa tanggung jawab
18
dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit,
7. Kerahasian (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga
privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien
hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada seorangpun dapat
memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien diluar area
pelayanan, menyampaikan pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga
8. Akuntabilitas (Accountability)
profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
adalah milik dan dilaksanakan oleh semua anggota profesi keperawatan, yaitu perawat.
3.2 Saran
Sebagai seorang calon perawat, hendaknya dapat memahami konsep dari etika
20
DAFTAR PUSTAKA
21