DOSEN PENGAMPU:
ACHMAD DJOJO, APP.MM
DISUSUN OLEH:
ILHAM HAFIZI 231101041
FARAH 231101029
MILDA 231101052
SELVILLIA PUTRI 231101072
VISI
Menjadi Institusi Pendidikan Tinggi Keperawatan Vokasi dan Profesi sebagai Rujukan
Nasional Berkualitas Global
MISI
1. Menyelenggarakan kegiatan Tridarma perguruan Tinggi di Bidang Keperawatan
Vokasi dan Profesi Keperawatan yang berkualitas Global.
2. Menghasilkan lulusan keperawatan yang berintelektualitas tinggi, berbudi luhur dan
mampu bersaing secara Global.
3. Mengembangkan tata kelolaPerguruan Tinggi dibidang Keperawatan Vokasi dan
Profesi Keperawatan yang Mandiri, Transparan dan Akuntabel.
4. Berperan Aktif dalam Kerjasama, Pengembangan dan Peningkatan Sistem Pendidikan
Keperawatan ditingkat Global.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena atas berkat rahmat-
Nya,kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “KODE ETIK
INDONESIA ICN (INTERNATIONAL COUNCIL OF NURSES) & DILEMA ETIK” yang
bertujuan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Bapak “Achamad Djojo, APP,
MM” selaku dosen pengampu mata kuliah “Etika dan hukum Kesehatan”
Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada :
Lebih lanjut, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak terdapat
kekurangan dalam penulisan makalah ini ,sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan
kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kode etik keperawatan merupakan alat pengambil keputusan yang valid dan
berguna bagi perawat dalam menghadapi masalah etik pada praktek klinik sehari-hari
(Bijani et al., 2017).
Dilema etik adalah suatu masalah yang melibatkan dua atau lebih landasan
moral suatu tindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya. Ini merupakan suatu
kondisi dimana setiap alternatif memiliki landasan moral atau prinsip. Pada dilema
etik ini,sukar untuk menentukan mana yang benar atau salah serta dapat menimbulkan
stress pada perawat karena perawat tahu apa yang harus dilakukan, tetapi banyak
rintangan untuk melakukannya. Dilema etik biasa timbul akibat nilai-nilai perawat,
klien atau lingkungan tidak lagi menjadi kohesif sehingga timbul pertentangan dalam
mengambil keputusan. Pada saat berhadapan dengan dilema etik terdapat juga
dampak emosional seperti rasa marah, frustrasi, dan takut saat proses pengambilan
keputusan rasional yang harus dihadapi, ini membutuhkan kemampuan interaksi dan
komunikasi yang baik dari seorang perawat.
Hubungan antara perawat dengan pasien atau tim medis yang lain tidaklah
selalu bebas dari masalah. Perawat profesional harus menghadapi tanggung jawab etik
dan konflik yang mungkin meraka alami sebagai akibat dari hubungan mereka dalam
praktik profesional. Kemajuan dalam bidang kedokteran, hak klien, perubahan sosial
dan hukum telah berperan dalam peningkatan perhatian terhadap etik. Standart
perilaku perawat ditetapkan dalam kode etik yang disusun oleh asosiasi keperawatan
internasional, nasional, dan negara bagian atau provinsi. Perawat harus mampu
menerapkan prinsip etik dalam pengambilan keputusan dan mencakup nilai dan
keyakinan dari klien, profesi, perawat, dan semua pihak yang terlibat. Perawat
memiliki tanggung jawab untuk melindungi hak klien dengan bertindak sebagai
advokat klien. Para perawat juga harus tahu berbagai konsep hukum yang berkaitan
dengan praktik keperawatan karena mereka mempunyai akuntabilitas terhadap
keputusan dan tindakan profesional yang mereka lakukan (Ismaini, 2001)
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
PEMBAHASAN
A. DEFINISI ETIK
1. Bioetik
Merupakan studi filosofi yang memperlajari tentang kontroversi dalam etik yang
menyangkut masalah biologi dan pengobatan serta di fokuskan lebih secara spesifik
pada evaluasi etik pada moralitas treatment tertentu dan inovasi teknologi yang
dikembangkan dan pelaksanaan treatment ini di lakukan pada manusia, artinya hal ini
berfokus pada perawatan modern dan aplikasi pada aplikasi teori dan prinsip etik
terhadap masalah pelayanan Kesehatan
2. Etik Klinik (Clinical ethics)
Merupakan bagian dari bioetik yang lebih berfokus pada masalah etik selama
pemberian pelayanan pada klien, misalnya pemberian persetujuan dan penolakan
terhadap Tindakan.
3. Etik Keperawatan (Nursing Ethics)
Merupakan bagian dari bioetik yang merupakan studi formal tentang isu etik
pada keperawatan dan dikembangkan dalam tindakan keperawatan serta dievaluasi
dan dianalisis untuk pengambilan keputusan etik.
C.Teori Etika
Teori dasar etika merupakan penuntun untuk membuat keputusan etis praktik
professional (Fry,1991 dalam buku Suhaemi, 2010). Teori etik digunakan dalam
pembuatan keputusan bila terjadi konflik antara prinsip dan aturan. Ahli filsafat
moral telah mengembangkan beberapa teori etik, yang secara garis besar dapat
diklasifikasikan menjadi teori teleologi dan deontology.
1). Teleologi
Teleologi (berasal dari bahasa Yunani, darin kata telos, berarti akhir). Istilah
teleologi dan utilitarianisme sering digunakkan saling bergantian. Teleologi
merupakan suatu doktrin yang menjelaskan fenomena berdasarkan akibat yang
dihasilkan atau konsekuensi yang dapat terjadi. Pendekatan ini sering disebut
dengan ungkapan the end justifies the means atau makna dari suatu tindakan
ditentukan oleh hasil akhir yang terjadi. Teori ini menekankan pada pencapaian
hasil akhir yang terjadi. Pencapaian hasil akhir dengan kebaikan yang maksimal
dan ketidakbaikan sekecil mungkin bagi manusia (Kellly, 1987 dalam Suhaemi,
2010).
2). Dentiologi
Deontologi (berasal dari bahasa Yunani, Deon, berarti tugas) berprinsip pada
aksi atau tindakan. Menurut Kant, benar atau salah bukan ditentukan oleh hasil
akhir atau konsekuensi dari suatu tindakan, melainkan oleh nilai moralnya.
Dalam konteks ini, perhatian difokuskan pada tindakann melakukan tanggung
jawab moral yang dapat memberikan penentu apakah tindakan tersebut secara
moral benar atau salah. Kant berpendapat bahwa prinsip moral atau yang terkait
dengan tugas harus bersifat universal, tidak kondisional, dan imperative. Contoh
penerapan deontologi adalah seorang perawat yang yakin bahwa klien harus
diberi tahu tentang yang sebenarnya terjadi walaupun kenyataan tersebut sangat
menyakitkan. Contoh lain: seorang perawat menolak membantu pelaksanaan
abortus karena keyakinan agamanya yang melarang tindakan membunuh. Dalam
menggunakan pendekatan teori ini, perawat tidak menggunakan pertimbangan,
misalnya tindakan abortus dilakukan untuk menyelamatkan nyawa ibunya
karena setiap tindakan yang mengakhiri hidup (dalam hal ini calon bayi)
merupakan tindakan buruk secara moral. Secara lebih luas, teori deontologi
dikembangkan menjadi lima prinsip penting, yaitu kemurahan hati, keadilan,
otonomi, kejujuran dan ketaatan (Fry, 1991 dalam buku Suhaemi, 2010).
D. Prinsip-prinsip etik
Kode etik Adalah pernyataan standar profesional yang digunakan sebagai pedoman
perilaku dan menjadi kerangka kerja untuk membuat keputusan.
Kode etik adalah standar professional yang digunakan untuk dijadikan pedoman,
tolok ukur serta menjadi kerangka kerja dalam mengambil dan membuat keputusan
(Suhaemi, 2004) (Nasrullah, 2019) dan merupakan aturan bagi perawat Indonesia
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya agar selalu berpegang teguh pada kode etik
sehinga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan terhindar dari pelanggaran etik.
Dilema adalah suatu masalah yang melibatkan dua atau lebih landasan moral suatu tindakan
tetapi tidak dapat dilakukan keduanya. Ini merupakan suatu kondisi dimana setiap alternatif
memiliki landasan moral atau prinsip.
Manajemen pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan banyak mengalami
tantangan perubahan yang juga mengakibatkan terjadinya dilema etik, dalam hal ini
mempengaruhi pengambilan keputusan oleh kepala perawat (Dignam et al., 2012). Untuk
menyelesaikan dilema etik, kepala perawat sebagai manajer di bangsal perlu membuat
keputusan berdasarkan kepercayaan dan perasaan yang secara fundamental baik atau benar.
Konsep dilema etik digunakan untuk merujuk pada keadaan dimana perawat dihadapkan pada
dua keputusan yang sama-sama tidak memuaskan (Oerlemans, et al 2015).
Menurut Amestiasih (2015) dilema etik yang dirasakan perawat, timbul akibat kurangnya
pengalaman, pengetahuan dan informasi terkait tindakan DNR (Do Not Resuscitate) yang
tidak cukup informasinya dan mempengaruhi keefektifan pemberian perawatan yang
bermartabat. Perawat menjadi kurang optimal dalam pengambilan keputusan karena
tingginya stres dan kecemasan maupun faktor lingkungan (Chan, 2011).
Kasus: Seorang karyawan mengetahui bahwa atasan mereka melakukan kecurangan dalam
laporan keuangan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan pribadi.
Kasus: Seorang dokter dihadapkan pada situasi di mana perawatan mahal yang
direkomendasikan mungkin tidak terjangkau bagi pasien.
Kasus: Seorang peneliti menemukan bahwa hasil studi yang didanai oleh perusahaan
farmasi telah dimanipulasi untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan, sementara
merugikan kesehatan publik.
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Demikian makalah yang dapat saya buat kurang lebihnya harap dimaklumi.
Dan pada Etik adalah norma-norma yang menentukan baik-buruknya tingkah laku
manusia, baik secara sendirian maupun bersama-sama dan mengatur hidup ke arah
tujuannya.
B. PENUTUP
Tak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan makalah ini yang jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran sangat membantu penulis dalam
mencapai tujuan yang lebih baik.