Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PRINSIP BENEFICIENCE DALAM KEPERAWATAN

Mata Kuliah: Konsep Dasar Keperawatan

Dosen Pengampuh: Ns. Rizkan Halalan Djafar S.Kep., M.Kep.

Disusun Oleh: Annisa Nur Aini Settiawan (230101114)

Ayuwandira Putri Pakaya (230101024)

Apri Silya Juvania Katilahe (230101007)

Bunga Pakaya (230101006)

Cikta Oktaviani Gobel (2301010025)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MANADO

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN

TA 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat dan
karunia-Nya, serta telah memberikan petunjuk dan kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Pada penyusunan makalah ini, kami banyak memperoleh masukan, bantuan, dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Makalah ini berjudul “Prinsip Benefiicience dalam Keperawatan”. Penyusun makalah ini
bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawantan.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna, baik materi
maupun Teknik penyusunannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat diterima
dan bermanfaat bagi para pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar belakang......................................................................................
B. Rumusan masalah.................................................................................
C. Tujuan masalah.....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................
A. Pengertian Prinsip Benefience..............................................................
B. Kode Etik dan Prinsip Benefience Keperawatan..................................
C. Patien’ts Right Prinsip Benefiece.........................................................
D. Faktor Sosiokultural Prinsip Benefience..............................................
E. Contoh Kasus Dalam Prinsip Benefience.............................................
F. Peran Perawat Dalam Keputusan Eik pada Prinsip Keperawatan…….
BAB III PENUTUP.........................................................................................
A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Etika berasal dari Bahasa Yunani yaitu Ethos yang menurut Araskar dan David (1978) berarti
“kebiasaan”, “model perilaku”, atau standar yang diharapkan dan kriteria tertentu untuk suatu
Tindakan. Penggunaan istilah etika sekarang ini banyak di artikan sebagai motif atau
dorongan yang mempengaruhi perilaku. (Dra.Hj. Mimin Emi Suhaemi.2002. 7)

Etika adalah kode perilaku yang memperlihatkan perbuatan yang baik nagi kelompok
tertentu. Etika juga merupakan peraturan dan prinsip bagi perbuatan yang benar. Etika
berhubungan dengan hal yang baik dan hal yang tidak baik dan dengan kewajiban moral.
Etika berhubungan dengan peraturan untuk perbuatan atau Tindakan yang mempunyai
prinsip benar dan salah, serta prinsip moralitas karena etika mempunyai tanggung jawab
moral, menyimpang dari kode etik berarti tidak memiliki perilaku yang baik dan tidak
memiliki moral yang baik

Etika bisa diartikan juga sebagai, yang berhubungan dengan pertimbangan keputusan, benar
atau tidaknya suatu perbuatan karena tidak ada undang-undang atau peraturan yang
menegaskan hal yang harus dilakukan. Etika berbagai profesi digunakan dalam kode etik
yang bersumber dari martabat dan hak manusia (yang memiliki sifat menerima) dan
kepercayaan diri profesi.

Berdasarka uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa etik merupakan istilah yang digunakan
untuk mereflesikan bagaimana seharusnya manusia berperilaku, apa yang seharusnya
dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari prinsip beneficience?
2. Apa saja prinsip kode etik beneficience keperawatan?
3. Jelaskan prinsip dan patient’s right?
4. Jelakan Prinsip dan faktor sosialkultural?
5. Jelaskan contoh kasus dalam prinsip beneficience?
6. Jelakan peran perawat dalam keputusan etik pada prinsip beneficience?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Prinsip Beneficience
2. Untuk mengetahui apa saja prinsip dan kode etik beneficience keperawatan
3. Untuk mengetahui prinsip dan patient’s right
4. Untuk mengetahui prinsip dan faktor sosialkultural
5. Untuk mengetahui contoh kasus dalam prinsip beneficience
6. Untuk mengetahui peran perawat dalam keputusan etik pada prinsip beneficience
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Prinsip Beneficience
Prinsip beneficience dalam keperawatan adalah salah satu pilar etika yang
menggarisbawahi kewajiban para perawat untuk bertindak demi kepentingan terbaik
pasien atau klien yang mereka layani. Prinsip ini memandu praktik keperawatan dengan
tujuan memberi manfaat, mencegah kerugian, dan meningkatkan kesejahteraan pasien.
Berikut adalah beberapa aspek prinsip beneficience dalam keperawatan:
- Pertimbangan Terbaik Bagi Pasien
Para perawat memiliki kewajiban utama untuk selalu mempertimbangkan kepentingan
terbaik pasien dalam setiap tindakan dan keputusan keperawatan. Ini mencakup
pemberian perawatan yang efektif dan aman, serta menjauhkan diri dari tindakan yang
dapat merugikan pasien.
- Manfaat dan Resiko
Perawat harus melakukan evaluasi cermat tentang manfaat dan resiko setiap Tindakan
atau prosedur keperawatan. Tujuannya adalah memaksimalkan manfaat bagi pasien dan
mengurangi atau menghindari resiko yang tidak pelu.
- Kolaborasi dengan Pasien
Prinsip beneficience menekankan pentingnya berkolaborasi dengan pasien atau klien
dalam pengambila keputusan terkait perawatan. Ini melibatkan memberi informasi yang
jujur, mendengarkan prefensi pasien, dan menghormati hak pasien untuk menentukan
jalannya perawatan.
- Perhatian pada Kesejahteraan Pasien
Perawat harus menjaga kesejahteraan fisik dan psikologi pasien. Ini termasuk
memberikan perawatan yang menjaga kenyamanan pasien, mendukung Kesehatan
mental, dan membantu pasien mengatasi masalah emosioanal yang mungkin timbul
selama perawatan.
- Pemberian Dukungan Emosional
Prinsip beneficience mencakup memberikan dukungan emosional kepada pasien dan
keluarganya. Dalam situasi yang sulit atau berat, perawat harus memberikan kehadiran
yang penuh perhatian dan empati untuk membantu pasien dan keluarganya mengatasi
tantangan tersebut.
- Kualitas Keamanan Perawatan
Perawat harus mengupayakan perawatan berkualitas tinggi yang sesuai dengan standar
etika dan keamanan pasien. Mereka juga harus berperan dalam mencegah kesalahan
perawatan dan melaporkan ketidakamanan yang mungkin timbul.
- Manfaat Komunitas dan Masyarakat
Prinsip beneficience tidak hanya berlaku untuk pasien individu tetapi juga untuk
komunitas dan masyarakat. Perawat memiliki tanggung jawab dalam mendukung
program-program Kesehatan masyarakat, kampanye pencegahan penyakit, dan Tindakan
yang meningkatkan kesejahteraan publik.

Prinsip beneficience adalah salah satu landasan etis penting dalam praktik keperawatan.
Para perawat harus memperioritaskan kepentingan dan kesejahteraan pasien di atas
segalanya, sambil tetap menjaga integritas dan etika professional..

B. Prinsip dan Kode Etik Beneficience Keperawatan


Prinsip beneficence atau prinsip kebaikan adalah salah satu prinsip etika yang penting
dalam keperawatan, dan seringkali diakui dalam kode etik keperawatan. Kode etik
keperawatan memberikan panduan bagi perawat dalam menghormati dan menerapkan
prinsip ini dalam praktik sehari-hari mereka. Berikut adalah contoh prinsip beneficence
dalam kode etik keperawatan:
1. Kode Etik Keperawatan ANA (American Nurses Association):
Prinsip: Memberikan Manfaat. Salah satu prinsip dasar dalam Kode Etik Keperawatan
ANA adalah kewajiban perawat untuk bertindak untuk kepentingan terbaik pasien,
memprioritaskan manfaat dan kesejahteraan pasien di atas segala hal lainnya. Perawat
diharapkan untuk memastikan bahwa tindakan mereka memberikan manfaat terbaik bagi
pasien.
- Standar 3: Manfaat dan Kesejahteraan Pasien. Standar ketiga dalam Kode Etik
Keperawatan ANA menekankan bahwa perawat harus berusaha memberikan perawatan
yang paling bermanfaat bagi pasien dengan mengutamakan kepentingan dan
kesejahteraan mereka. Ini mencakup pemberian perawatan yang aman, efektif, dan
empatik.
- Standar 4: Privasi dan Kerahasiaan. Prinsip ini juga mencakup perlindungan privasi dan
kerahasiaan pasien sebagai bagian dari memberikan manfaat kepada pasien.
2. Kode Etik Keperawatan ICN (International Council of Nurses):
- Preambule: Kode Etik Keperawatan ICN menekankan bahwa perawat adalah anggota
komunitas perawatan kesehatan yang bertanggung jawab untuk mempromosikan
kesejahteraan pasien dan Masyarakat.
- Pasal 1: Manfaat Pasien. Pasal pertama dari kode etik ini menekankan bahwa perawat
harus bertindak untuk kepentingan terbaik pasien dan masyarakat, memastikan bahwa
Tindakan
3. Kode Etik Keperawatan NMC (Nursing and Midwifery Council - UK):perawatan mereka
menghasilkan manfaat yang maksimal.
- Standar 2: Memberikan Manfaat Pasien dan Keamanan. Standar kedua dalam kode etik
ini menuntut perawat untuk bertindak untuk kepentingan terbaik pasien dan memastikan
bahwa mereka mendapatkan perawatan yang bermanfaat dan aman.
Prinsip beneficence, yang mengedepankan manfaat dan kesejahteraan pasien, adalah inti
dari etika keperawatan dan tercermin dalam berbagai kode etik keperawatan di seluruh
dunia. Perawat diharapkan untuk selalu memprioritaskan kepentingan pasien dan
memberikan perawatan yang memberikan manfaat terbaik bagi mereka.
C. Prinsip dan Patient’s Right
Kebaikan dalam keperawatan memberikan praktis medis pedoman moral untuk
memperlakukan pasien dengan cara yang baik.mulai dari meningkatkan kualitas kualitas
layanan hingga membina hubungan dengan pasien dan melakukan Tindakan terhadap
pasien. Ada banyak hal kenapa berbuat baik dalam pemberian pelayanan itu penting,D.
Ketika pasien dan dokter saling mencari tujuan pengobatan ,praktisi medis memberikan
informasi yang baik mengenai kondisi pasien,pengambilan tindakan terhadap pasien dan
riwayat penyakit kepada pasien juga anjuran kepada pasien yang akan di berikan.
D. Prinsip dan Faktor Sosiolkultural
Prinsip beneficence dalam keperawatan tidak hanya mempertimbangkan aspek medis dan
fisik dari perawatan pasien, tetapi juga mempertimbangkan faktor-faktor sosiokultural
yang mempengaruhi kesejahteraan dan keputusan pasien. Faktor-faktor sosiokultural
mencakup nilai-nilai, keyakinan, norma, dan kepercayaan yang memengaruhi cara pasien
memahami dan merespons perawatan kesehatan. Berikut adalah beberapa cara prinsip
beneficence dapat berinteraksi dengan faktor-faktor sosiokultural dalam keperawatan:
1. Kemampuan Pasien untuk Memahami Informasi Medis;
- Faktor Sosiokultural: Bahasa, tingkat pendidikan, latar belakang budaya, dan pengalaman
pasien dapat mempengaruhi pemahaman mereka tentang informasi medis.
- Prinsip Beneficence: Perawat harus memastikan bahwa informasi medis disampaikan
dengan cara yang sesuai dengan pemahaman dan bahasa pasien, serta menghormati
kepercayaan budaya mereka.
2. Pemilihan Perawatan yang Sesuai dengan Nilai dan Keyakinan Pasien:
- Faktor Sosiokultural: Nilai dan keyakinan budaya dapat memengaruhi preferensi pasien,
seperti pemilihan terapi alternatif atau penolakan tranfusi darah dalam beberapa
komunitas.
- Prinsip Beneficience: Perawat harus menghormati preferensi dan keyakinan pasien dalam
memilih perawatan yang sesuai dengan nilai-nilai mereka, sambil memberikan informasi
yang jujur dan memperhatikan keselamatan pasien.
3. Hubungan Perawat-Pasien yang berdasarkan Kepercayaan
- Faktor Sosiolkultural: Kepercayaan adalah faktor kunci dalam hubungan perawat-pasien.
Faktor seperti ketidakpercayaan terhadap sistem Kesehatan atau stigma sosial dapat
mempengaruhi kepercayaan pasien.
- Prinsip Beneficience: Perawat harus membangun hubungan yang berdasarkan saling
percaya dengan pasien, memahami dan menghormati kekhawatiran atau kecemasan
sosialyang mungkin dimiliki pasien.
4. Respek terhadap Privasi dan Tradisi Budaya
- Faktor Sosiolkultural: Privasi dan tradisi budaya dapat sangat dihargai dalam berbagai
budaya. Beberapa perawatan medis mungkin melibatkan Tindakan yang dianggap tabu
atau merusak privasi pasien.
- Prinsip Beneficience: Perawat harus menghormati tradisi dan privasi pasien, dan
berusaha untuk memberikan perawatan yang menjaga martabat dan kepercayaan pasien.
5. Pendekatan Terepeutik yang Sensitive secara Budaya
- Faktor Sosiolkultural: Memahami budaya pasien, norma sosial, dan norma perilaku
membantu perawat dalam mrnyusun pendekatan terapeutik yang efektif
- Prinsip Beneficience: Prinsip ini mendorong perawat untuk memahami latar belakang
sosiolkultural pasien dan menyediakan perawat yang sesuai dengan kebutuhan dan
preferensi mereka.
E. Contoh Kasus dalam Prinsip Beneficience
Kasus: Keptusan Terepeutik untuk Pasien dengan Kanker Stadium Lanjut
- Deskripsi Kasus:
Mengenai seseorang pasien Bernama Sarah, seseoarang Wanita berusia 60 tahun yang
telah didiagnosis menderita kanker paru-paru stadium lanut. Sarah telah menjalani
serangkaian perawatan medis dan kemoterapi selama beberapa bulan., tetapi kondinya
semakin meburuk. Dia menderita nyeri yang hebat, kehilangan berat badan ang
signifikan, dan ketidaknyamanan persisten. Tim medis, termasuk dokter dan perawat,
telah menjelaskan bahwa kemugkinan kesembuhan sangat kecil, dan bahwa perawatan
lebih lanjut mungkin hanya akan memperpanjang hidupnya dalam kondisi yang sangat
suli. Sarah sangat kelelahan dan ingin menghentikan semua perawatan medis
- Dilema Etis:
Dokter dan perwat bertemu dengan dilemma etis. Mereka harus mempertimbangkan
prinsip beneficience, yang mengharuskan mereka untuk bertindak untuk kepentingan
terbaik pasien. Namun, dalam konteks ini, apa yang dianggap sebagai “kepentingan
terbaik” bagi Sarah adalah subjektif dan mungkin berbeda dari pandangan medis tntang
manfaat dan resiko perawatan lanjutan.
- Cara Prinsip Beneficience diterapakan
1. Menghormati Keputusan Pasien; Prinsip Beneficience mengharuskan tim medis untuk
menghormati keputusan pasien. Dalam hal ini, mereka harus menghormati keinginan
Sarah untuk menghentikan perawatan medis aktif jika itu yang ia yakini sebagai yang
terbaik untuk kesejateraannya.
2. Pemberian Dukungan Psikososial: Prinsip ini juga mencakup memberikan dukungan
psikososial kepada pasien. Tim medis harus memberikan dukungan emosional dan
memahami perasaan dan kekhawatiran Sarah terkait keputusannya
3. Kontinuitas Perawatan Simptomstik: Meskupun Sarah memilih untuk menghentikan
perawatan kanker agresif, prinsip beneficience mengaharuskan tim medis untuk terus
memberikan perawatan simptomatik yang efektif. Mereka harus berfokus pada
mengurangi nyeri dan ketidaknyamanan Sarah dan menjaga kualitas hidup yang
sebaik mungkin.
4. Pendampingan dalam Pengambilan Keputusan; Dalam menghormati prinsip
beneficience, tim medis harus juga memastikan bahwa Sarah sepenuhnya memahami
implikasi dari keputusannya. Mereka harus bersedia menjelaskan manfaat dan resiko
dari setiap pilihan, termasuk pilihan untuk menghentikan perawatan.

Dalam kasus ini, prinsip beneficience mengarahkan tim medis untuk menghormati
keputusan pasien, memberikan dukungan emosional, dan memastikan kualitas
hidupnya dijaga sebaik mungkin dalam konteks kondisi Kesehatan yang sulit. Hal ini
mengilustrasikan bagaimana prinsip beneficience memandu praktik Kesehatan dalam
memberikan perawatan yang sesuai dengan kepentingan terbaik pasien, meskipun
keputusannya mungkin sulit untuk diterima dari sudut pandang medis.
F. Peran Perawat dalam Keptusan Etik pada Prinsip Keperawatan
Peran perawat dalam pembuatan keputusan etik sangat penting, dan prinsip beneficence
(kebaikan) adalah salah satu pedoman etis yang harus mereka pertimbangkan. Dalam
konteks pembuatan keputusan etik, peran perawat termasuk:
- Mendukung Keputusan Pasien: Perawat harus membantu pasien dalam memahami opsi
perawatan yang tersedia, menyediakan informasi yang jelas dan jujur, dan mendukung
keputusan pasien. Prinsip beneficence menekankan pentingnya bertindak demi kebaikan
pasien, dan ini mencakup menghormati hak pasien untuk membuat keputusan yang sesuai
dengan nilai dan preferensi mereka.
- Memberikan Informasi yang Jelas: Perawat harus memberikan informasi yang lengkap
dan jelas tentang perawatan yang mungkin tersedia, termasuk manfaat, risiko, dan
konsekuensi yang terkait dengan setiap opsi. Ini membantu pasien membuat keputusan
yang diinformasikan.
- Mempromosikan Keamanan dan Manfaat: Perawat harus memastikan bahwa perawatan
yang direkomendasikan atau dipilih oleh pasien memiliki manfaat yang sebesar mungkin
dan menghindari atau mengurangi risiko atau kerugian. Ini mencerminkan prinsip
beneficence dalam tindakan perawat.
- Pengidentifikasian Masalah Etik: Perawat juga memiliki peran dalam mengidentifikasi
masalah etik yang mungkin muncul dalam perawatan pasien. Mereka harus menjadi
advokat pasien, melindungi kepentingan terbaik pasien, dan melaporkan masalah etik
kepada pihak yang berwenang.
- Kolaborasi dalam Tim Etik: Dalam situasi di mana keputusan etik kompleks harus
diambil, perawat sering bekerja dalam tim etik bersama dengan profesional medis lainnya
dan ahli etika. Peran perawat dalam tim etik termasuk memberikan wawasan klinis,
mengidentifikasi masalah kesehatan pasien, dan membantu menilai implikasi keputusan.
- Mendukung Perawatan Kesehatan yang Holistik: Perawat tidak hanya memandang aspek
fisik, tetapi juga aspek emosional, psikologis, dan sosial dalam perawatan pasien. Prinsip
beneficence menekankan pentingnya kesejahteraan pasien secara menyeluruh, dan
perawat harus membantu pasien dalam mencapainya.
- Kontinuitas dan Pengawasan Perawatan: Setelah keputusan etik diambil, perawat
bertanggung jawab untuk memantau pelaksanaan perawatan, mengevaluasi
perkembangan pasien, dan merespons perubahan situasi dengan cepat. Ini termasuk
menjaga manfaat perawatan tetap terjaga sepanjang perjalanan perawatan.
- Dalam semua peran ini, perawat memainkan peran yang krusial dalam memastikan
bahwa prinsip beneficence selalu dihormati dan bahwa keputusan etik yang diambil
selalu mengutamakan kepentingan terbaik pasien.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Keperawatan sebagai suatu profesi bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas
pelayanan/asuhan keperawatan harus berdasarkan pada landasan hukum dan etika
keperawatan. Standar asuhan keperawatan di Indonesia sangat diperlukan untuk
melaksanakan praktek keperawatan, sedangkan etika keperawatan telah diatur oleh
organisasi profesi, hanya saja kode etik yang dibuat masih sulit dilaksanakan dilapangan
karena bentuk kode etik yang ada masih belum dijabarkan secara terinci dan lengkap
dalam bentuk petunjuk Teknik.
2. Saran
1) Pentingnya membuat standar praktik keperawatan yang jelas dan dapat
dipertanggung jawabkan.
2) Perlunya peraturan atau perundang – undangan yang mengatur dan sebagai bentuk
pelindung hukum baik pemberi dan penerima praktik keperawatan.
3) Sebagai seorang mahasiswa, khususnya mahasiswa fakultas keperawatan kita
harus mengetahui dengan pasti segala bentuk etik maupun isu etik keperawatan
dan makalah ini merupakan salah satu bagian Pelajaran yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu.com

https://www.slideshare.net/HuryCanz/makalah-teori-model-keperawatan

https://www.studocu.com/id/document/universitas-muhammadiyah-
surakarta/falsafah-keperawatan/teori-keperawatan-imogene-king/
46052049
https://pdfdokumen.com/queue/makalah-teori-dan-model-
keperawatan-imogene-king_59c2c18a1723dd79ca
3537fb_pdf?queue_id=59ccee6b1723dd43c8e49ee4

Anda mungkin juga menyukai