Makalah KDK 1 (Bu Widya) - Kel 1
Makalah KDK 1 (Bu Widya) - Kel 1
Dosen Pengampu:
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan karunia-Nya, Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul " AUTONOMY DAN ACCOUNTABILITY " dapat kami
selesaikan dengan baik. Tim penyusun berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca tentang praktik keperawatan transplantasi organ. Begitu pula
atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami sehingga
makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun
melalui media internet.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada kedua
orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi kami, dosen pembimbing kami,
Bu Widya Agustina Tarwiyana, M.Kep. dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang
membantu kami dalam berbagai hal. Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah
SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang
membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun
adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf. Tim
penyusun menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya
makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................
BAB
I...................................................................................................................................................
PENDAHULUAN..............................................................................................................................
BAB II...............................................................................................................................................
LANDASAN TEORI..........................................................................................................................
PENUTUPAN..............................................................................................................................
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................
3.2 Saran...........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang garap pada
kesejahteraan manusia, yaitu dengan memberikan bantuan pada individu yang sehat
maupun sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari – harinya. Karena bidang
garap keperawatan adalah manusia, maka diperlukan suatu aturan yang menata
hubungan antara perawat dengan pasien, mulai dari saat pengkajian sampai evaluasi.
Salah satu aturan yang mengatur hubungan antara perawat – pasien adalah etika. Istilah
etika dan moral sering digunakan secara bergantian.Secara falsafah kedua istilah ini tidak
memiliki perbedaan (Ladd, 1978, lih. Pada Megan, 1989). Perbedaan antara etika dan
moral hanya terletak pada dasar linguistiknya saja. Etika berasal dari bahasa yunani
ethikos – yang berarti adat istiadat atau kebiasaan - , sedangkan moralitas berasal dari
bahasa latin, yang juga berarti adat– istiadat atau kebiasaan. Sumber lain menyatakan
bahwa moral mempunyai arti tuntutan perilaku dan keharusan masyarakat, sedangkan
etika mempunyai arti prinsip – prinsip dibelakang keharusan tersebut.
Etik adalah sistem nilai pribadi yang digunakan untuk memutuskan apa yang benar atau
apa yang paling tepat, memutuskan apa yang konsisten dengan sistem nilai yang ada
dalam organisasi dan diri pribadi. Etik merupakan prinsip yang menyangkut benar atau
salah dan tindakan apa yang akan dilakukan. Penerapan prinsip etik penting untuk
dilakukan agar tidak menimbulkan kerugian bagi pasien yang dapat menyebabkan injury
atau bahaya fisik, bahaya emosional seperti perasaan ketidakpuasan, kecacatan bahkan
kematian dan akhirnya tujuan pelayanan yang berupa patient safety tidak akan pernah
terwujud.Perawat sebagai tenaga kesehatan yang 24 jam berada di samping pasien
dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan harus memberikan asuhan keperawatan
dengan baik dan senantiasa menjunjung kode etik keperawatan serta menerapkan
prinsip-prinsip etik keperawatan selama memberikan pelayanan.
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
PEMBAHASAN
Prinsip bahwa dasar kode etik adalah menghargai hak dan martabat manusia, tidak akan
pernah berubah. Prinsip ini juga diterapkan baik dalam bidang pendidikan maupun
pekerjaan. Juga dalam hak-haknya memperoleh pelayanan kesehatan. Jadi, kode etik
mengimbau perawat tentang hal yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.
Sebetulnya bukan soal paksaan, semuanya bergantung pada perawat sendiri. Perawat
bebas mendengarkan kata hatinya bila telah menerima nilai yang baik, kata hati akan
menuntunnya, dan akan tertanam nilai moral.
Prinsik Etik Keperawatan merupakan Sesuatu hal yang menjadi pokok dasar berfikir atau
bertindak serta pedoman bagi perawat di dalam memberikan asuhan keperawatan agar
segala tindakan yang diambilnya tetap memperhatikan kebaikan klien. Pelaksanaan
prinsip etik dapat mencegah terjadinya bahaya fisik dan emosional bagi pasien dalam
asuhan keperawatan. Pelaksanaan prinsip etik merupakan salah satu dari 12 kompetensi
dasar yang harus dimiliki oleh seorang perawat. Kinerja perawat
menerapkan prinsip etik penting untuk dilakukan mengingat perawat yang dalam
melakukan asuhan keperawatan berperilaku tidak etik dapat menimbulkan kerugian bagi
pasien sebagai penerima asuhan keperawatan.
Oleh karena itu, perawat dalam memberikan asuhan keperawatan wajib berpedoman
terhadap prinsip-prinsip etik keperawatan sesuai dengan prinsip etik keperawatan seperti
autonomy (menghormati otonomi pasien), non-maleficience (Tidak Merugikan),
beneficience (Berbuat Baik), veracity (Kejujuran), justice (Keadilan), fidelity (Kesetiaan),
confidentiality (Kerahasiaan) dan accountability (Bertanggung jawab) supaya pasien dapat
memperoleh hak dan kewajibannya secara penuh sebagai pasien.
2.2. Otonomy ( Menghormati otonomi pasien )
Otonomi berasal dari bahasa Latin, yaitu autos, yang berarti sendiri dan nomos, artinya
aturan. Otonomi berarti kemampuan untuk menentukan sendiri atau mengatur diri
sendiri. Menghargai otonomi berarti menghargai manusia sebagai seseorang yang
mempunyai harga diri dan ma tabat yang mampu menentukan sesuatu bagi dirinya.
Prinsip otonomi sangat penting dalam keperawatan. Perawat harus menghargai harkat
dan martabat manusia sebagai individu yang dapat memutuskan hal yang terbaik bagi
dirinya. Perawat harus melibatkan klien untuk berpartisipasi dalam membuat keputusan
yang berhubungan dengan asuhan keperawatan klien tersebut. Praktek profesional
merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat
keputusan tentang perawatan dirinya.
2. Melakukan sesuatu tanpa memberi informasi relevan yang penting diketahui klien
dalam membuat suatu pilihan.
5. Memaksa klien memberi informasi tentang hal-hal yang mereka sudah tidak bersedia
menjelaskannya.
Privat yang menghargai manusia dalam penerapan otonomi, termasuk juga menghargai
profesi lain dalam lingkup tugas perawat, misalı.ya, dokter, ahli farmasi, dan sebagainya.
5. Membantu orang lain membuat keputusan yang penting (when ask, help others make
important decision)
Hal penting dalam menerapkan prinsip otonomi adalah menilai kompetensi pasien. Para
pakar meyakini belum ada satu definisi kompetensi pasien yang dapat diterima semua
pihak, sehingga begitu banyak defnisi tentang kompetensi pasien. Salah satu definisi
kompetensi pasien yang dapat diterima adalah ”kemampuan untuk melaksanakan atau
perform suatu tugas atau perintah”.
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional dapat
dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali. Pada prinsip Accountability
perawat bertanggung jawab pada diri sendiri, profesi, klien, sesama teman sejawat,
karyawan, dan masyarakat. Menurut Ismani(2001) akuntabilitas merupakan standar yang
pasti bahwa tindakan seorang profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau
tanpa terkecuali. Contoh: perawat bertanggung jawab terhadap diri sendiri, profesi, klien,
sesame karyawan dan masyarakat. Jika salah member dosis obat kepada klien perawat
tersebut dapat digugat oleh klien yang menerima obat, oleh dokter yang memberi tugas
delegatif, dan masyarakat yang menuntut kemampuan professional.
Sedangkan menurut Efendy(2009) accountability yaitu tanggung gugat terhadap apa yang
dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dan bertanggung jawab terhadap
klien, diri sendiri, dan profesi serta mengambil keputusan sesuai dengan asuhan. Jika
perawat profesional dalam melakukan tindakan atau praktik keperawatan tidak sesuai
etik, maka kita dapat menyelesaikannya dengan:
b. E= Ethical review
d. I= Investigate outcome
e. D= Decide on action
f. E= Evaluate result
•Pengaplikasian Otonomy
Spesialis THT. Pasien B ini berprofesi sebagaiseorang penyanyi profesional. Ia datang menemui
dokter untuk memeriksakan kondisitenggorokannya. Ia mengalami sakit tenggorakan yang
amat sakit dan tidak sembuh-sembuh.Dia juga mengalami batuk yang disertai keluarnya sedikit
darah. Keadaan ini sudahberlangsung lebih dari 2 minggu. Setelah mendengar masalah dari
pasien B, dokter segeramelakukan pemeriksaan. Dokter menduga bahwa ditenggorokan pasien
B terdapat tumor.Setelah melakukan pemeriksaan yang mendalam, pasien B dinyatakan positif
menderitakanker tenggorokan stadium lanjut. Untuk mencegah terjadinya penyebaran sel
kanker, jalansatu-satunya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pembedahan.
Namun, doktermenjelaskan bahwa jika dilakukan pembedahan pada tenggorokan pasien,
kemungkinan besarpasien tidak akan bisa bernyanyi lagi karena sebagian pita suaranya akan
diangkat. Pasienbegitu terkejut dan meminta waktu untuk berpikir. Dokter memberi
kesempatan kepadapasien untuk memutuskan apakah ia mau dioperasi atau tidak. Pasien B
meminta doktertersebut untuk merahasiakan kondisinya, agar jangan sampai tersebarluas ke
media dan dokteritu menyetujuinya.
•Pengaplikasian Accountability
Seorang perawat tidak sengaja menggunting jari bayi. Dan konyolnya, perawat itu tidak
meminta pertolongan dokter tetapi membuang jari tersebut ke bak sampah. Kejadian tersebut
mungkin tidak akan segera diketahui jika tidak ada seorang staf RS anak di Inggris salford yang
melihat tangan bayi tersebut berdarah. Bayi tersebut baru berusia tiga minggu. Pencarian
masih tetap dilakukan dan beruntung jari bayi tersebut masih ditemukan di bak sampah.
(Keterangan juru bicara rumah sakit Inggris Salford).
Cara penyelesaian:
a. Define the problem (memperjelas masalah) yaitu mengkaji prosedur keperawatan yang
seharusnya dilakukan, dokumentasi keperawatan, serta rekam medis.
c. Identifikasi orang yang terlibat karena yang menjadi korban adalah bayi maka yang
berhak memberikan sanksi adalah orang tua bayi. Sedangkan yang terlibat adalah perawat, staf
rumah sakit dan dokter yang melihat tangan bayi tersebut berdarah.
2. Jika perawat tidak mau bertanggung jawab maka jalan terakhir adalah pengadilan hukum.
DAFTAR PUSTAKA
Dra. Hj. Mimin Emi Suhaemi, MPd. 2022. Etika Keperawatan Aplikasi pada Praktek, Jakarta
Penerbit buku kedokteran EGC.
https://www.jstor.org/stable/26807542
(Di akses pada tanggal 16 November 2022 pada pukul 13. 38)
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/69/prinsip-etik-pada-tindakan-keperawatan
http://etikakeperawatanstikesda.blogspot.com/2015/05/confidentiality-dan-
accountability.html?m=1