Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MATA KULIAH ETIK DAN LEGAL DALAM KEPERAWATAN

TEORI ETIK KEPERAWATAN

Disusun oleh:
1. Kina Hutajulu
2. Mutiara fannisa
3. Wahyu saputra
4. Amoy Amelia Sanusi
5. Desnen Salti Ali
7. Risa Nurhayati
8. Rosniati

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU
SEPTEMBER 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan bagi Tuhan Yesus Maha Esa, karena atas kehendak-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan menyelesaikan makalah tentang “Teori Etik Keperawatan” Makalah
ini ditulis untuk memenuhi syarat nilai mata kuliah Etik dan Legal dalam Keperawatan
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang ikut berkontribusi dalam proses
penulisan makalah ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ns. Yufitriana Amir, M.Sc.,
Ph.D sebagai dosen mata kuliah Etik dan Legal dalam Keperawatan.
Makalah ini akan membahas mengenai kode etik dunia keperawatan.
Masih terdapat kekurangan dalam penulisan makalah “Teori Etik Keperawatan” ini. Oleh karena
itu, semua kritik serta saran yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan dan diharapkan
untuk perbaikan penulisan kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang ada.

Pekanbaru,6 September 2022

Kelompok 1

ii
Daftar Isi
Hal
Cover ................................................................................................................ i
Kata Pengantar ................................................................................................. ii
Daftar Isi .......................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................. 2
1.3. Tujuan Masalah ................................................................................ 2
BAB II. ISI
2.1. Definisi Etika dalam Bekerja ............................................................. 3
2.2. Kode Etik Keperawatan ..................................................................... 3
2.3. Hukum berkaitan dengan Kode Etik Keperawatan ........................... 4
BAB II. PENUTUP
3.1. Kesimpulan ....................................................................................... 6
3.2. Saran .................................................................................................. 6
Daftar Pustaka .................................................................................................. 7

iii
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Di tempat kerja, etika adalah pedoman moral yang dipatuhi oleh suatu organisasi secara
keseluruhan, dan individu-individu yang membentuknya, untuk mematuhi undang-undang
negara bagian dan federal. Etika juga merupakan dasar dari budaya perusahaan yang
kohesif, mendukung dan merupakan cara penting bagi perusahaan untuk membangun
hubungan yang kuat dengan pelanggannya.
Etika tempat kerja penting karena mereka membuat semua anggota organisasi bertanggung
jawab atas tindakan mereka. Mempertahankan kode etik yang kuat menciptakan rasa aman
melalui batasan bagi karyawan. Hal ini juga memungkinkan manajemen untuk membuat
keputusan yang menguntungkan perusahaan secara keseluruhan sekaligus memenuhi
kebutuhan konsumen dan karyawan.
Dengan menciptakan batasan bagi karyawan di semua tingkatan, etika tempat kerja
membantu karyawan merasa dihargai. Di tempat kerja tanpa standar etika, seorang
karyawan mungkin merasa seperti dia tidak dapat berbicara dengan supervisor tentang
pengalaman pelecehan seksualnya, atau seolah-olah dia tidak memiliki panduan tentang
cara mengelola interaksi dengan pelanggan yang sulit. Sama seperti dalam hubungan
romantis dan keluarga, etika berfungsi untuk menciptakan hubungan yang sehat antara
rekan kerja.
Etika tempat kerja juga penting di luar tempat kerja. Di dunia online saat ini, setiap
perusahaan berada di bawah pengawasan publik yang ketat. Mempertahankan standar etika
membantu perusahaan mempertahankan hubungan yang kuat dengan konsumen dengan
menetapkan preseden di industri mereka yang menuntut rasa hormat.
Pada dunia keperawatan juga terdapat pelaksanaan dan penerapan kode etik. Nilai-nilai
etika sangat penting bagi semua petugas kesehatan. Praktik etis adalah dasar bagi perawat,
yang menangani masalah etika setiap hari (Haddad & Geiger, 2021). Dilema etika muncul
ketika perawat merawat pasien. Dilema ini terkadang bertentangan dengan Kode Etik atau
dengan nilai etik perawat. Perawat adalah advokat untuk pasien dan harus menemukan
keseimbangan saat memberikan perawatan pasien.

1
Setiap pasien memiliki hak untuk membuat keputusan sendiri berdasarkan keyakinan dan
nilai mereka sendiri. Ini dikenal sebagai otonomi. Kebutuhan pasien akan otonomi
mungkin bertentangan dengan pedoman perawatan atau saran yang diyakini paling baik
oleh perawat atau petugas kesehatan lainnya. Seseorang memiliki hak untuk menolak
pengobatan, perawatan, pembedahan, atau intervensi medis lainnya terlepas dari manfaat
apa yang mungkin didapat darinya. Jika pasien memilih untuk tidak menerima pengobatan
yang berpotensi memberikan manfaat, perawat harus menghormati pilihan itu.
Petugas kesehatan memiliki kewajiban untuk menahan diri dari penganiayaan,
meminimalkan bahaya, dan mempromosikan kebaikan kepada pasien. Tugas perlakuan
khusus ini menggambarkan kebaikan. Petugas kesehatan menunjukkan hal ini dengan
memberikan keseimbangan manfaat terhadap risiko bagi pasien. Membantu pasien dengan
tugas-tugas yang tidak dapat mereka lakukan sendiri, menjaga rel samping untuk
pencegahan jatuh, atau menyediakan obat-obatan dengan cepat dan tepat waktu adalah
contoh kebaikan.

1.2. Rumusan Masalah


Untuk lebih dapat memahami penerapan teori etik keperawatan, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut untuk dibahas:
1. Apa itu kode etik?
2. Bagaimana kode etik dalam keperawatan?
3. Bagaimana penerapan hokum di Indonesia berkaitan dengan kode etik
keperawatan?

1.3. Tujuan
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, adapun tujuan penulisan makalah
“Teori Etik Keperawatan” ini adalah untuk mengerti lebih mendalam mengenai apa itu
teori etik dan penerapannya. Tujuan khususnya dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Definisi Etika dalam Bekerja
2. Kode Etik Keperawatan
3. Hukum dalam Kode Etik Keperawatan

2
BAB II. ISI

2.1. Definisi Etika dalam Bekerja


Adapun definisinya yakni mengaitkan nilai dengan kerja keras dan ketekunan,
menstigmatisasi kemalasan, memenuhi kewajiban, dan keyakinan bahwa pekerjaan harus
dilakukan dengan cara terbaik (Grabowski, Chudzicka-Czupała, & Stapor, 2021).
Memenuhi kewajiban di sini berarti kewajiban moral, sedangkan ketekunan dianggap
sebagai kebajikan, yaitu kualitas moral yang diinginkan. Istilah ini menggambarkan kultus
kerja, dimanifestasikan dalam perlakuan hormat, atau bahkan penghormatan terhadap
pekerjaan. Etika dalam bekerja melibatkan memahami dan memperlakukan pekerjaan
sebagai tugas atau kewajiban dan sebagai nilai moral. Terdiri dari norma, larangan dan
perintah, keyakinan, sikap dan perilaku, baik yang diinginkan maupun yang tidak
diinginkan, yang berhubungan dengan penilaian kerja.
Etika tempat kerja adalah bagian yang sangat penting dalam membentuk organisasi yang
sukses dengan anggota tim yang puas dan loyal. Standar etika yang tinggi dapat membantu
pemangku kepentingan, seperti karyawan, investor, pelanggan, dan individu lain yang
terlibat dengan operasi tempat kerja merasa bahwa organisasi melindungi kepentingan
mereka. Dengan sengaja membangun pedoman etika dalam struktur mereka, organisasi
dapat mengingat kepentingan terbaik karyawan mereka sambil mempertahankan pengaruh
positif pada orang-orang yang mereka pengaruhi melalui proses mereka.

2.2. Kode Etik Keperawatan


Terdapat tujuh prinsip etika perawat. Prinsip tersebut antara lain prinsip keadilan (Justice),
kemanfaatan (beneficence), tidak bersifat mencelakakan (nonmaleficence), akuntabilitas
(accountability), kesetiaan (fidelity), otonomi (autonomy), dan kejujuran (veracity).
1. Keadilan
Perawat harus adil ketika mendistribusikan perawatan, misalnya antara pasien
dalam kelompok pasien yang mereka rawat. Perawatan harus adil, adil, dan merata
di antara sekelompok pasien.
2. Kemanfaatan

3
Prinsip kedua adalah melakukan hal yang baik dan benar untuk pasien.
3. Bersifat tidak mencelakakan
Maksudnya adalah tidak merugikan, sebagaimana dinyatakan dalam Sumpah
Hipokrates yang bersejarah. Kerusakan bisa disengaja atau tidak disengaja.
4. Akuntabilitas
Prinsip selanjutnya adalah menerima tanggung jawab atas tindakan sendiri. Perawat
bertanggung jawab atas asuhan keperawatan mereka dan tindakan lainnya. Mereka
harus menerima semua konsekuensi profesional dan pribadi yang dapat terjadi
sebagai akibat dari tindakan mereka.
5. Kesetiaan
Maksudnya adalah menepati janji. Perawat harus setia dan setia pada janji dan
tanggung jawab profesional mereka dengan memberikan perawatan yang
berkualitas tinggi dan aman dengan cara yang kompeten.
6. Otonomi
Penentuan nasib sendiri pasien ditegakkan ketika perawat menerima klien sebagai
orang yang unik yang memiliki hak bawaan untuk memiliki pendapat, perspektif,
nilai, dan keyakinan mereka sendiri. Perawat mendorong pasien untuk membuat
keputusan sendiri tanpa penilaian atau paksaan dari perawat. Pasien berhak untuk
menolak atau menerima semua pengobatan.
7. Kejujuran
Benar-benar jujur dengan pasien; perawat tidak boleh menyembunyikan seluruh
kebenaran dari klien bahkan ketika itu dapat menyebabkan penderitaan pasien.

2.3. Hukum berkaitan dengan Kode Etik Keperawatan


Secara keseluruhan penggunaan etika keperawatan yang dipimpin oleh perawat-etika
dikaitkan dengan peningkatan kualitas kehidupan kerja, perawatan pasien, dan
pengetahuan etika klinis. Di Indonesia sendiri, kode etik keperawatan di atur dalam
undang-undang sebagai berikut:
1. UU Kesehatan No. 36 tahun 2009

4
Isi dari undang-undang ini meliputi garis besar keperawatan seperti ketentuan
umum, hak, kewajiban dan tanggun jawab, kesehatan jasmani dan jiwa, dan lain-
lain.
2. UU Keperawatan No. 38 tahun 2014
Pelayanan Keperawatan dalam UU 38 tahun 2014 tentang Keperawatan adalah
suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat Keperawatan ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik sehat maupun sakit.
3. UU Tenaga Kesehatan No. 36 tahun 2014
Undang-undang ini menjelaskan defisini dan ruang lingkup tenaga kesehatan.
Dimana tenaga kesahatan adalah seseorang yang bekerja pada bidang kesehatan.
Tenaga kesehatan memiliki pengetahuan serta keterampilan mengenai bidang
kesehatan.
4. Permenkes 26 tahun 2019 tentang Peraturan Pelaksanaan UU 38 tahun 2018 tentang
Keperawatan
5. UU Perlindungan Konsumen No. 8 tahun 1999
Undang-undang ini berbunyi bahwa “Konsumen adalah setiap orang yang pemakai
barang dan /atau jasa yang tersedia dalam masyarakat baik bagi kepentingan
sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak unuk
diperdagangkan.”

5
BAB III. PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Etika dalam dunia keperawatan sangatlah penting. Hal ini disebabkan karena para tenaga
kesehatan haru mampu mengenali dilema dalam perawatan kesehatan. Adapun dilemma
yang dimaksud adalah mengambil keputusan yang tepat dengan tetap berpegangan pada
undang-undang yang berlaku.
Perawat harus mengetahui Kode Etik dalam profesi mereka dan menyadari dan mengenali
integritas dan karakter moral mereka sendiri. Perawat harus memiliki pemahaman dasar
dan jelas tentang prinsip-prinsip etika utama. Profesi keperawatan harus tetap setia pada
perawatan pasien sambil mengadvokasi hak pasien untuk mengidentifikasi kebutuhan dan
norma budaya. Pertimbangan etis dalam keperawatan, meskipun menantang, merupakan
integrasi sejati dari seni perawatan pasien.
Perawat memiliki tanggung jawab terhadap dirinya sendiri, profesinya, dan pasiennya
untuk mempertahankan prinsip-prinsip etika tertinggi. Banyak organisasi memiliki dewan
etika untuk meninjau masalah etika. Perawat di semua tingkat praktik harus terlibat dalam
tinjauan etika di area khusus yang ditargetkan. Penting untuk mengadvokasi perawatan
pasien, hak pasien, dan pertimbangan etis praktik. Inklusi etika harus dimulai di sekolah
keperawatan dan terus berlanjut selama perawat itu berlatih.
3.2. Saran
Perawat harus dibekali Pendidikan dan pengetahuan mengenai kode etik agar dapat
bekerja sesuai dengan hokum dan kode etik yang berlaku.

6
DAFTAR PUSTAKA

Grabowski, D., Chudzicka-Czupała, A., & Stapor, K. (2021). Relationships between work ethic and
motivation to work from the point of view of the self-determination theory. PLoS ONE, 16(7).
doi:https://doi.org/10.1371/journal.pone.0253145

Haddad, L. M., & Geiger, R. A. (2021). Nursing Ethical Considerations. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526054/

Anda mungkin juga menyukai