Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MATA KULIAH PRAKTIK BERBASIS BUKTI

LANGKAH- LANGKAH PRAKTIK BERBASIS BUKTI DALAM KEPERAWATAN

Disusun oleh:
Ns. Nur Ainun, S.Kep
NIM 2210246841

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU
SEPTEMBER 2022
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala nikmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang penerapan tahapan praktik
berbasis bukti dalam keperawatan (evidence-based practice in nursing/EBPN) tepat waktunya.
Adapun tujuan dari penulis makalah ini yakni untuk menjelaskan tahapan-tahapan yang
dilaksanakan pada evidenve-based practice in nursing/praktik berbasis bukti pada keperawatan.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ns. Bayhakki, M.Kep, Sp.KMB,
Phd. selaku koordinator mata kuliah Praktik Berbasis Bukti yang telah memberikan panduan
dalam mengerjakan makalah ini dan juga pihak-pihak lain yang ikut membantu sehingga
terselesaikannya tugas makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan masih
belum sempurna karenanya penulis menerima segala kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk memperbaiki makalah ini. Semoga makalah yang langkah-langkah praktik berbasis bukti
ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagai mana mestinya.

Pekanbaru, 2 September 2022

Ns. Nur Ainun, S.Kep

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………I
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..…II
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang………………………………………………………………………...1
1.2 Tujuan Penulisan Makalah…………………………………………………………...2
BAB II. ISI
2.1 Tahapan EBPN…….……………………………………………………………….3
2.2. Tahapan EBPN Model Stetler………………. ……………………………………3

BAB III. PENUTUP


3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………….7
3.2 Saran………………………………………………………………………………...7
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Ilmu keperawatan terus mengalami perkembangan dan kemajuan, terutama dalam hal
penelitian ilmiah, hal ini dapat terjadi karena perawat dalam memberikan asuhan
keperawatannya harus mempunyai evidence based practice (praktik berdasarkan bukti)
yang dapat diambil dari penelitian-penelitian ilmiah yang bersumber dari jurnal-jurnal
keperawatan yang telah terakreditasi. Praktik berbasis bukti adalah hal yang mendasar bagi
pekerja kesehatan profesional (Cullen L H. K., 2018). Evidence-based Practice atau dalam
Bahasa Indonesia yakni Praktik Berbasis Bukti adalah pendekatan sistematis dengan cara
mengumpulkan bukti terbaik yang tersedia adapun tujuannya yakni untuk meningkatkan
kualitas praktik keperawatan (Chien, 2019). Pada keperawatan sendiri, Evidence-based
Practice Nursing (EBPN) adalah penggunaan bukti internal dan eksternal serta manfaat dan
kebutuhan serta keinginan pasien guna mendukung pengambilan keputusan pada bidang
pelayanan kesehatan.

Praktik berbasis bukti merupakan suatu cara pendekatan yang sistematis untuk mencapai


pelayanan keperawatan yang berkualitas. Diperlukan pengetahuan yang konkret dan
penerapannya tentang bagaimana penerapan evidence based practice agar perawat tidak
hanya paham konsep (Melnyk, Ford, Long, & Overholt, 2014. Harun, Serliani, &
Setyawati, 2019).

Profesi keperawatan memiliki peranan penting guna kesembuhan pasiennya sehingga


perawat bertanggung jawab untuk memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas bagi
pasiennya. Asuhan keperawatan yang diberikan tidak hanya didasarkan pada teori dan
temuan klinis semata tetapi diharapkan perawat dapat melakukan eksplorasi mendalam
terhadap temuan ketika melakukan inervensi. Sehingga dengan demikian, setiap perawat
dapat memberikan asuhan dan tindakan keperawatan yang maksimal serta berkualitas baik.
Perawat dalam mengambil keputusan klinisnya dipengaruhi oleh temuan penelitiannya dan
konsep praktik berbasis bukti. Sehingga perawat harus memahami konsep secara benar dan
memiliki sikap positif serta siap dalam menerapkan praktik berbasis bukti (evidence-based
practice nursing/EBPN).

1
Perawat, yakni salah satu dari beberapa komponen pelayanan kesehatan, mempunyai peran
yang penting dalam memberikan pengasuhan kepada pasien. Adapun ketiga peran perawat
yang mereka asumsikan untuk memberikan perawatan pasien, yaitu peran independen,
terkait perawatan medis dan peran interdependen (Lukewich, Tranmer, Kirkland, & Walsh,
2019). Seorang perawat professional dapat melakukan pengabilan keputusan yang benar
dapat dipengaruhi oleh berbagai hal, yakni pengalaman perawat tersebut selama mengobati
pasien dan juga hasil riset terbaik.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pereira, Pellaux dan Verloo pada pusat
kesehatan komunitas di wilayah Valais, Swiss, dari total 100 sampel lebih dari separuh
responden sebelumnya pernah mendengar tentang EBP; sebagian besar percaya pada nilai
menggunakan bukti untuk memandu praktik mereka dan siap untuk meningkatkan
keterampilan mereka agar dapat melakukannya (Pereira, Pellaux, & Verloo, 2018)

1.2 Tujuan Penulisan Makalah

Berikut merupakan tujuan yang akan dibahas dalam makalah ini:

1.2.1. Menjelaskan tahapan Evidence Based Practice Nursing (EBPN) secara umum.

1.2.2. Menjelaskan tahapan EBPN model Setler yang dilaksanakan pada penelitian yang
menerapkan praktik berbasis bukti dengan judul penelitian “Masase Intradialisis
Untuk Mengurangi Kram Otot pada Pasien Hemodialisis”

2
BAB II. ISI

2.1. Tahapan praktik berbasis bukti/EBPN

EBPN merupakan proses pengambilan keputusan untuk praktik yang secara umum
mencakup lima langkah berikut: (Herliani, Harun, Setyawati, & Ibrahim, 2018)

1. Merumuskan pertanyaan praktik yang dapat dijawab;

2. Mencari bukti penelitian terbaik;

3. Menilai secara kritis bukti penelitian untuk validitas dan penerapannya;

4. Menerapkan keputusan praktik setelah mengintegrasikan bukti penelitian dengan


karakteristik, preferensi, dan nilai klien;

5. Mengevaluasi hasilnya

2.2. Tahapan EBPN model Setler yang dilaksanakan pada penelitian praktik berbasis
bukti

Hemodialisis dilakukan pada pyang mengidap penyakit gagal ginjal tingkat akhir. Terapi
ini merupakan cara yang aman dan juga bermanfaat, namun dapat juga menyebabkan
beberapa komplikasi. Adapun komplikasi yang dapat terjadi yakni kram otot. Kram otot
merupakan komplikasi intradialitik yang paling umum dan merupakan kesulitan penting
bagi pasien. Selama hemodialysis, frekuensi kram otot sekitar 35 sampai 86 persen.
Adapn penyebab paling sering terjadi yakni ultrafiltrasi yang berlebihan, hipotensi
intradialitik, gangguan elektrolit-mineral, hipoosmolalitas (Ulu & Ahmed, 2015).

Pelaksanaan penelitian praktik berbasis bukti ini dilakukan dengan menggunakan model
Stetler. Model ini pertama kali dikembangkan pada tahun 1976 kemudian model ini telah
disempurnakan lebih lanjut berdasarkan metodologi tinjauan integratif yang berfokus
pada pemanfaatan terkait, konsep bukti yang ditargetkan, dan pengalaman berkelanjutan
melalui penggunaan model dengan spesialis perawat klinis. Model ini melakukan
penyusunan masalah dari data internal (quality improvement dan operasional) dan

3
dataeksternal dari penelitian. Model ini berorientasi pada perubahan oleh individu
perawat bukan hanya pada perubahan formal saja.

Adapun tahapan evidence-based practice (EBPN) menurut Stetler 2001 tahapan yang
dilakukan pada artikel ini ada lima langkah yaitu pertama persiapan, kedua validasi,
ketiga evaluasi perbandingan/ pembuatan keputusan, keempat perwujudan/aplikasi, dan
yang kelima evaluasi. Pada artikel yang berjudul ‘praktik berbasis bukti: masase
intradialisis untuk mengurangi kram otot pada pasien hemodialisis’ yang dilakukan oleh
Rohmawati, Yetti, Sukmarini pada tahun 2020 digunakan tahapan-tahapan yang ada pada
model Stetler.

Tahap I : Persiapan—Tujuan, Konteks, dan Sumber Bukti Penelitian

Mengidentifikasi tujuan konsultasi bukti (seperti kebutuhan untuk memecahkan masalah


atau merevisi kebijakan yang ada) dan sumber terkait yang relevan.

Kenali kebutuhan untuk mempertimbangkan faktor-faktor kontekstual penting yang dapat


mempengaruhi implementasi.

Perhatikan bahwa alasan penggunaan bukti juga akan mengidentifikasi hasil yang terukur
untuk Fase V (Evaluasi).

Pada artikel penelitian praktik berbasis bukti: masase intradialisis untuk mengurangi
kram otot pada pasien hemodialisis’ yang menjadi tujuan adalah mengurangi kram otot
pada pasien hemodialysis dengan dilakuakan masase intradialisis.

Tahap II: Validasi—Kredibilitas Temuan dan Potensi/Kualifikasi Aplikasi


Terperinci

Menilai setiap sumber bukti untuk tingkat kredibilitas, penerapan, dan detail
operasionalnya secara keseluruhan, dengan asumsi bahwa studi yang lemah secara
metodologis mungkin masih memberikan informasi yang berguna mengingat bukti
tambahan

- Menentukan apakah sumber tertentu tidak memiliki kredibilitas atau kecocokan dan
dengan demikian apakah akan menerima atau menolaknya untuk disintesis dengan bukti
lain (daripada hanya menentukan apakah bukti tersebut lemah atau kuat).

4
Ringkas detail yang relevan mengenai setiap sumber dalam 'pernyataan temuan yang
berlaku' untuk melihat implikasi praktik dalam Fase III. Ringkasan temuan harus:

mencerminkan makna temuan studi untuk masalah yang dihadapi; dan mencerminkan
variabel atau hubungan yang dipelajari dengan cara yang dapat digunakan secara praktis
(misalnya dalam hal sifat operasional aktual dari intervensi dan kualifikasi potensial atau
kondisi aplikasi yang mungkin menjadi kunci untuk penggunaan di masa depan).

Pada tahap kedua ini melakukan validasi dan kredibilitas terhadap temuan-temuan
sebelumnya. Dengan mencari bukti-bukti artikel penelitian yang relevan terhadap praktik
berbasis bukti untuk mengurangi kram otot pada pasien yang mengalami dialisis.

Tahap III: Evaluasi Komparatif/Pengambilan Keputusan—Sintesis dan


Keputusan/Rekomendasi per Kriteria Penerapan
Atur dan tampilkan temuan yang diringkas secara logis dari seluruh sumber yang
divalidasi dalam hal persamaan dan perbedaannya

Tentukan apakah diinginkan atau layak untuk menerapkan temuan yang diringkas ini
dalam praktiknya, berdasarkan kriteria penerapan, yaitu bukti yang membuktikan, dalam
hal kekuatan keseluruhan dari akumulasi temuan. Kriterianya sesuai dengan pengaturan
yang ditargetkan; praktik saat ini; dan kelayakan.

- Berdasarkan evaluasi komparatif, pengguna membuat salah satu dari empat pilihan:
Memutuskan untuk menggunakan temuan penelitian dengan menerapkan pengetahuan
dan bergerak maju dalam hal jenis penggunaan yang sesuai (instrumental, konseptual,
simbolis). Pertimbangkan penggunaan dengan mengumpulkan informasi internal
tambahan sebelum bertindak secara luas pada bukti. Menunda penggunaan karena
penelitian lebih lanjut diperlukan yang dapat Anda putuskan untuk dilakukan berdasarkan
kebutuhan lokal (tidak ada tindakan lebih lanjut yang dipertimbangkan dengan informasi
yang tersedia pada saat ini). Tolak atau tidak gunakan (tidak ada pertimbangan lebih
lanjut). Pada tahap ini peneliti membuat perbandingan dan pertimbangan untuk
menentukan apakah kriterianya sesuai dengan pengaturan yang ditargetkan dan
kelayakannya. Pada tahap ini peneliti melakukan penilaian kritis terhadap bukti-bukti
penelitian (artikel penelitian) yang sudah diperoleh.

5
Tahap IV: Terjemahan/Aplikasi—Definisi Operasional Penggunaan/Tindakan
untuk Perubahan

-Tulis generalisasi yang secara logis mengambil temuan penelitian dan membentuk istilah
tindakan (menggunakan pernyataan ringkasan dari Tahap II/III). Secara khusus,
mengartikulasikan bagaimana implementasi temuan yang disintesis, mengidentifikasi
implikasi praktik yang menjawab pertanyaan keseluruhan, "Jadi apa?".

-Identifikasi jenis penggunaan penelitian (kognitif, simbolis dan instrumental).


Identifikasi metode penggunaan (informal/formal, langsung/tidak langsung).

- Mengidentifikasi tingkat penggunaan (individu, kelompok, organisasi). - Menilai


apakah terjemahan atau penggunaan melampaui temuan/bukti yang sebenarnya. -
Pertimbangkan perlunya variasi yang tepat dan beralasan dalam kasus-kasus tertentu. -
Merencanakan diseminasi formal dan mengubah strategi. Pada tahap ini peneliti
mengaplikasikan dan mengintegrasikan bukti-bukti (artikel penelitian) terbaik dengan
memperhatikan keinginan dan manfaatnya bagi pasien dalam membuat keputusan atau
perubahan.

Tahap V: Evaluasi
-Memperjelas hasil yang diharapkan relatif terhadap tujuan mencari bukti dan apakah
evaluasi tersebut terkait dengan penggunaan langsung atau mempertimbangkan
keputusan penggunaan.

-Membedakan evaluasi formal dan informal dalam menerapkan temuan dalam praktik. -
Mempertimbangkan biaya-manfaat dari berbagai upaya evaluasi. - Menggunakan
Pemanfaatan Penelitian sebagai suatu proses (Stetler, 2001) untuk meningkatkan
kredibilitas data evaluasi. Sertakan dua jenis data evaluasi: formatif dan hasil. Dalam hal
ini peneliti mengevaluasi outcome dari perubahan-perubahan yang telah diputuskan
berdasarkan bukti-bukti.

6
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pelaksanaan tahapan Praktik Berbasis Bukti ‘evidence based practice nursing’ (EBPN)
dalam pemberian asuhan keperawatan membantu perawat mengklarifikasi masalah klinis
dan melakukan pengambilan keputusan berbasis bukti untuk menyelesaikan masalah.
Dengan adanya evidence based practice (EBPN) diharapkan perawat dapat meningkatkan
kualitas dan efektifitas pemberian asuhan keperawatan. Hasil penelitian ini sesuai dengan
(Almaskari, 2017) yang menyatakan bahwa praktik berbasis bukti dalam keperawatan
dapat meningkatkan kepuasan pasien, karena dengan penerapannya pasien menjadi lebih
cepat sembuh. Sehingga pasien akan cepat pulang dan menurunkan length of stay (LOS)
pasien.

Hasil akhir yang diharapkan adalah peningkatan kepuasan pasien. Evidence based practice
nursing (EBPN) telah muncul sebagai salah satu pendekatan efektif untuk menyediakan
asuhan keperawatan yang berkualitas untuk pasien. Konsep dan teori evidence based
practice nursing (EBPN) memberikan standar praktik keperawatan yang baru,
mengeliminasi praktik yang tidak layak (buruk), mendukung praktik terbaik, dan
meminimalkan biaya dan meningkatkan kualitas pelayanan.

Evidence Based Practice Nursing (EBPN) juga dapat meningkatkan motivasi kerja
perawat. Munculnya ilmu-ilmu baru membuat perawat semakin semangat dalam bekerja
sehingga motivasinya untuk bekerja juga semakin meningkat.

3.2 Saran
Mengingat begitu pentingnya evidence based practice nursing (EBPN) dalam pemberian
asuhan keperawatan maka perlu dilakukan upaya secara terus menerus terhadap
pengenalan, penerapan tahapannya dan pengembangan praktik berbasis bukti dengan
berbagai model dalam pemberian asuhan keperawatan.

7
DAFTAR PUSTAKA
Rohmawati, L., Yetti, K., Sukmarini, L. (2020). Praktik Berbasis Bukti: masase intradialisis
untuk mengurangi kram otot pada pasien hemodialisis. Jurnal Media Keperawatan:
Politeknik Kesehatan Makassar Vol. 11 No. 01 2020 e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-
0035.

Anda mungkin juga menyukai