Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PSIKOLOGI DAN BUDAYA ”Teori

Konsep Evidence Base Practice Pada Dasar


Keperawatan”

PENYUSUN:

Bayu Ilham Gustian P01720422

DOSEN PEMBIMBING :
Sariman Pardosi, S.Kp., M.Si (Psi)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU PROGRAM
STUDI PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga

makalah “Evidence Base Practice untuk Meningkatkan Patient Safety” ini dapat tersusun
hingga selesai. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami
yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Semoga makalah yang kami tulis ini dapat memberikan tambahan wawasan bagi
teman-teman mahasiswa keperawatan dan semoga bisa menjadi bahan referensi untuk
pembelajaran kita bersama.
Bengkulu, 24 Juli 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................2

Daftar Isi...........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah................................................................................4

1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................5

1.4 Manfaat Penulisan................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Evidence Base

Practice......................................................................6

2.2 Konsep Evidence Base Practice............................................................6

2.3 Pentingnya Riset untuk EBP.................................................................7

2.4 Hambatan Penggunaan EBP..................................................................7


2.5 Hubungan EBP dengan peningkatan Patient Safety..............................8

2.6 Hasil Riset Penerapan Evidence Base Practice......................................9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..........................................................................................11

3.2 Saran....................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Clinical Base Evidence atau Evidence Base Practice (EBP) adalah tindakan yang teliti dan
bertanggungjawab dengan menggunakan bukti (berbasis bukti) yang berhubungan dengan
keadaan keahlian klinis dan nilai-nilai pasien untuk menuntun pengambilan keputusan dalam
proses perawatan (Titler, 2008).
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman yang meliputi assesment risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
dan mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakn suatu
tindakan atau tidak mengambil kesalahan akibat melakukan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Evidence Base Practice digunakan untuk meningkatkan keselamatan pasien berdasarkan
perkembangan ilmu pengetahuan yang baru dan riset-riset yang telah ditemukan. Oleh karena
itu, disusnlah makalah ini untuk membahas secara komperhensif terkait evidence Base
practice dan riset klinis keperawatan, sehingga perawat dapat memahami dan
mengaplikasikannya dengan baik.
1.2 Rumusan Masalah

1) Apakah yang dimaksud dengan Evidence Base Practice & keselamatan pasien?
2) Bagaimanakan konsep-konsep Evidence Base Practice?
3) Bagaimanakah pentingnya riset untuk EBP ?
4) Apa saja hambatan penggunaan EBP?
5) Bagaimana hubungan EBP dengan peningkatan safety patient?
6) Bagaimana hasil riset penerapan Evidence Base Practice ?
1.3 Tujuan Penulisan

1) Mengetahui definisi Evidence Base Practice dan keselamatan pasien


2) Memahami konsep dari Evidence Base Practice
3) Mengerti pentingnya riset untuk Evidence Base Practice
4) Mengetahui hambatan perawat dalam penggunaan EBP
5) Memahami hubungan EBP dengan peningkatan safety patient

4
6) Mengetahui hasil riset dari penerapan EBP

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu untuk menjelaskan dan situasi tentang menelaah
Evidenced Base Practice untuk meningkatkan Safety Patient klinis keperawatan. di tatanan

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Evidence Base Practice


Evidence Base Practice (EBP) merupakan proses penggunaan bukti-bukti terbaik yang jelas,
tegas dan berkesinambungan guna pembuatan keputusan klinik dalam merawat individu
pasien (Nurhayati, 2015).
Evidence Base Practice (EBP) keperawatan adalah proses untuk menentukan, menilai, dan
mengaplikasikan bukti ilmiah terbaik dari literature keperawatan maupun medis untuk
meningkatkan kualitas pelayanan pasien. Dengan kata lain, EBP merupakan salah satu
langkah empiris untuk mengetahui lebih lanjut apakah suatu penelitian dapat
diimplementasikan pada lahan praktek yang berfokus pada metode dengan critical thinking
dan menggunakan data dan penelitian yang tersedia secara maksimal.
Keselamatan pasien (safety patient) adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman meliputi asesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko
dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (Permenkes No 1691,
2011).

2.2 Konsep-Konsep Evidence Base Practice


Evidenced Base Practice (EBP) adalah proses penggunaan bukti-bukti terbaik yang jelas, tegas
dan berkesinambungan guna keputusan klinik dalam merawat individu pasien.
a. Model Settler
Merupakan seperangkat perlengkapan/media penelitian untuk meningkatkan penerapan
Evidence Base. Lima langkah dalam Model Settler :
Fase 1 : Persiapan Fase 2 : Validasi
Fase 3 : Perbandingan evaluasi dan pengambilan keputusan Fase 4 : Translasi dan aplikasi
Fase 5 : Evaluasi

6
a. Model IOWA
Model IOWA diawali dengan adanya trigger atau masalah. Trigger bisa berupa
knowledge focus atau problem focus. Jika masalah yang ada menjadi prioritas
organisasi, maka baru dibentuklah tim. Tim terdiri atas dokter, perawat dan tenaga
kesehatan lain yang tertarik dan paham dalam penelitian. Langkah berikutnya
adalah minsintesis bukti-bukti yang ada.Apabila bukti yang kuat sudah diperoleh,
maka segera dilakukan uji coba dan hasilnya harus dievaluasi dan
didiseminasikan.
c. Model konseptual Rosswum & Larrabee
Model ini disebut juga dengan model Evidence Base Practice Change yang terdiri
dari 6 langkah yang digambarkan dalam bagan di bawah ini. Model ini
menjelaskan bahwa penerapan Evidence Base Nursing ke lahan praktek harus
memperhatikan latar belakang teori yang ada, kevalidan dan kereliabilitasan
metode yang digunakan, serta penggunaan nomenklatur yang standar.

2.3 Pentingnya Riset untuk EBP

1. Gambaran yaitu mengidentifikasi dan memahami fenomena dan hubungan antar


fenomena.
2. Penjelasan yaitu mengklarifikasi hubungan antara fenomena dan
mengidentifikasi alasan mengapa peristiwa tertentu terjadi
3. Prediksi yaitu memperkirakan outcome yang spesifik pada situasi tertentu

4. Kontrol yaitu jika outcome suatu situasi bisa diprediksi, langkah selanjutnya
adalah mengontrol atau memanipulasi situasi untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan.

2.4 Hambatan Penggunaan EBP


Hambatan dari perawat untuk menggunakan penelitian dalam praktik sehari-hari
telah dikutip dalam berbagai penelitian, diantaranya (Clifford &Murray, 2001)
antara lain :
1. Kurangnya nilai untuk penelitian dalam praktek
2. Kesulitan dalam mengubah praktek
3. Kurangnya dukungan administratif
4. Kurangnya mentor berpengetahuan

7
5. Kurangnya waktu untuk melakukan penelitian
6. Kurangnya pendidikan tentang proses penelitian
7. Kurangnya kesadaran tentang praktek penelitian atau berbasis bukti
8. Laporan Penelitian/artikel tidak tersedia
9. Kesulitan mengakses laporan penelitian dan artikel
10. Tidak ada waktu dalam bekerja untuk membaca penelitian

2.5 Hubungan EBP dengan Peningkatan Safety Patient


Menurut Undang-undang No 29 pasal 1 tahun 2004 pasien merupakan setiap
orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan
kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Safety
merupakan derajat dimana pengembangan organisasi, peralatan, bersikap tidak
membahayakan, atau mengurangi resiko pada pasien staff, atau pengunjung.
Keselamatan pasien di rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen, resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya resiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Untuk mengurangi resiko dan mencegah cedera dalam upaya peningkatan
keselamatan pasien maka perawat dalam melakukan praktiknya baik itu di rumah sakit
maupun di dalam praktik mandiri setiap prosedur dalam upaya keselamatan pasien
diperlukan Evidence Base Practice merupakan bukti ilmiah terbaik dari literature
keperawatan maupun medis untuk meningkatkan kualitas pelayanan pasien dimana
dalam praktiknya dalam pemberian asuhan keperawatan diharapkan dapat
mengidentifikasi dan memahami fenomena dan hubungan antar fenomena yang terjadi,
mengklarisifikasi hubungan antara fenomena dan mengklarifikasi hubungan antar
fenomena dan mengidentifikasi alasanan mengapa peristiwa tertentu terjadi, dapat
memperkirakan outcome atau hasil yang spesifik pada situasi tertentu serta diharapkan
perawat dapat mengontrol apabila outcome suatu situasi bisa diprediksi, dan menentukan
langkah selanjutnya untuk memberikan intervensi yang akurat untuk keselamatan pasien.
Jadi pada dasarnya dalam setiap perawat melakukan praktiknya yaitu memberikan
intervensi dalam upaya pemberian asuhan keperawatan diharapkan sesuai

8
dengan bukti ilmiah yang telah ada agar dalam tindakan praktik keperawatan dalam
memberikan intervensinya tidak asal-asalan terutama dalam hal safety patient.

2.6 Hasil Riset Penerapan Evidence Base Practice


Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ns. Niken Safitri Dyan K, S.Kep., M.Si.Med dan
Ns. Henni Kusuma, S.Kep., M.Kep. Sp.Kep.M.B pada tanggal 21 Juni 2014 tentang
Aplikasi Evidanced Based Practice dalam Meningkatkan Patient Safety dalam penelitian
ini dijelaskan tetang aplikasi Evidenced Based Nursing pada IPSG (International Patient
Safety Goal) disini dijelasakan tentang safety merupakan derajat dimana pengembangan
organisasi, peralatan, bersikap tidak membahayakan, atau mengurangi resiko pada pasien
staff, atau pengunjung.
Patient safety merupakan pencegahan untuk tidak merugikan pasien. Kualitas pasien
merupakan derajat untuk meningkatkan pelayanan kesehatan untuk individu maupun
populasi yang ditentukan dari outcomes kesehatan dan konsisten berdasarkan penilaian
pengetahuan profesional.
Yang dimaksudkan Quality yaitu :
a. Doing The Right Thing (lakukan sesuatu yang benar)
b. Right First Time (Benar waktu pertama)
c. Right Everytime (Benar Setiap waktu)
Peran perawat dalam penerapan EBN pada IPGS yaitu meliputi :
a. Patient identification (identifikasi pasien)
b. Effective communications (komunikasi yang efektif)
c. High-Alert Medications (Waspada tinggi pengobatan)
d. Correct : site, procedure, patient (Benar : tempat, prosedur dan pasien)
e. Prevention of Infection (Pencegahan dari infeksi)
f. Prevention of Falls (Pencegahan resiko jatuh)
International Patient Sfety Goals (IPGS) :
1) Identify Patients Correctly
Yaitu mengelola identitas berkaitan dengan medikasi, darah atau produk darah serta
mengelola identitas sebelum melakukan tindakan dan prosedur
2) Improve Effective Communications (Menigkatkan komunikasi yang efektif) Yaitu
komunikasi antara tenaga kesehatan dan komunikasi kepada pasien dalam melakukan
tindakan dan prosedur.

9
3) Improve the safety of High-Alert Medications (meningkatkan keselamatan
pasien dari tanda tinggi pengobatan)
Yaitu peran perawat dalam meberikan medikasi dan prinsip pemberian medikasi.
4) Ensure correct site, correct-procedure, correct-patient surgery
Check : benar pasien, benar prosedur, dan benar area pembedahan dan persiapan
pasien serta pendidikan kesehatan
5) Reduce the risk of health care-associated infections
Cuci tangan dilakukan perawat, pasien, keluarga dan pengunjung, kepatuhan cuci
tangan pasien, keluarga dan pengunjung serta pencegahan dan pengendalian
infeksi oleh perawat dalam melakukan tindakan dan prosedur.
6) Reduce the risk of patient harm resulting from falls.
Pengelolaan resiko jatuh :
- Pengkajian dengan instrumen yang tepat
- Intervensi dan implementasi
- Monitoring.

10
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia NO 191/MENKES/PER/Vi n/20n. “Keselamatan


Pasien Di Rumah Sakit ”.
Citra Oktiayuliandri. July 2015, “Pengetahuan dan Sikap Perawat Dalam penerapan
Evidanced Based Nursing Practice di Ruang Rawat Inap RSUP Dr. M. Djamil Padang
Tahun 2015”. http://translationiournal.net/iournal /65naive.htm, July 2015.
https://edoc.site/revisi-makalah-k3-pdf-free.html

http://etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/106807/potongan/S2-2016-342195-
introduction.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai