Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

EVIDENCE BASED NURSING

KELOMPOK 9 :

RIZKI NURAYU WULANDARI (202205194)

AYU WAHYUNI (202205165)

NURUL FITRI MASRI SAPUTRI (202205185)

FITRIA NUR (202205173)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA

MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
RahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang
membahas materi tentang Evidence Based Nursing. Terimakasih kami
ucapkan kepada para pengajar atas bimbingan dan pendidikan yang di
berikan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Keberhasilan penulis dalam penulisan makalah ini tentunya tidak
lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu kami menyampaikan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu terselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang masih perlu
diperbaiki, untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini, sehingga dapat bermanfaat
bagi siapapun yang membacanya.

Makassar, 15 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................1
C. Tujuan.........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................3
A. Pengertian Evidence Based Nursing..........................................3
B. Tujuan dan Manfaat Evidence Based Nursing...........................4
C. Tahapan Perencanaan Evidence Based Nursing......................7
D. Model Penerapan Evidence Based Nursing...............................18
E. Faktor yang Mempengaruhi Evidence Based Nursing...............21
BAB III PENUTUP.................................................................................26
A. Kesimpulan.................................................................................26
B. Saran...........................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................28

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Praktik Keperawatan Berbasis Bukti adalah suatu pendekatan
dalam pertemuan yang menggunakan bukti-bukti ilmiah terkini untuk
memperbaiki kualitas pelayanan kerjasama. Pendekatan ini
melibatkan penggunaan bukti eksternal dan internal (keahlian klinis),
serta manfaat dan keinginan pasien untuk mendukung pengambilan
keputusan dalam praktik pembatasan. Latar belakang dari pendekatan
ini adalah untukmeningkatkan kualitas praktik pelanggaran dan
memastikan bahwa perawatan yang diberikan berdasarkan bukti
ilmiah terkini. Pendekatan ini juga membantu meningkatkan efektivitas
dan efisiensi pelayanan yang dimiliki serta meminimalkan risiko
kesalahan dalam pengambilan keputusan.
Untuk mencapai praktik berbasis bukti, perawat terdaftar harus
proaktif dalam mencari pengetahuan penelitian Ini melibatkan
pemanfaatan pedoman praktik terbaik keperawatan, meninjau dan
menerapkan bukti penelitian yang berlaku, dan memanfaatkan
peluang untuk melanjutkan pendidikan dan pengembangan
profesional
Secara keseluruhan, keperawatan berbasis bukti merupakan
komponen penting dari praktik perawatan kesehatan modern Dengan
mengandalkan bukti penelitian terbaik yang tersedia untuk memandu
pengambilan keputusan klinis, perawat dapat memberikan perawatan
pasien yang aman dan berkualitas tinggi yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan preferensi masing-masing pasien.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Evidance Based Nursing?
2. Apa Saja Tujuan dan Manfaat Evidance Based Nursing?
3. Apa saja tahapan perencanaan dalam Evidance Based Nursing?

1
4. Bagaimana model penerapan dalam Evidance Based Nursing
5. Faktor apa saja yang mempengaruhi Evidance Based Nursing?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Evidance Based Nursing
2. Untuk mengetahui Apa Saja Tujuan dan Manfaat Evidance Based
Nursing
3. Untuk mengetahui Apa saja tahapan perencanaan dalam
Evidance Based Nursing
4. Untuk mengetahui model penerapan dalam Evidance Based
Nursing
5. Untuk mengetahui Faktor apa saja yang mempengaruhi Evidance
Based Nursing

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Evidence Based Nursing


Praktik Keperawatan profesional adalah praktik yang bercirikan
penggunaan standar dalam memberikan asuhan keperawatan.
Standar praktik keperawatan yang dapat meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan dan kepuasan pasien adalah standar yang
dikembangkan bedasarkan bukti hasil penelitian (evidence based).
Praktik keperawatan yang dilandasi oleh bukti penelitian ini disebut
evidence based nursing practice.
Sebelum digunakan sebagai dasar dalam praktik keperawatan,
hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal harus ditelaah dan
disintesis terlebih dahulu. Sehingga hasil penelitian yang digunakan
sebagai evidence based adalah hasil penelitian yang telah teruji
validitasnya serta manfaat yang akan didapat lebih besar dari efek
sampingnva. Telaah dan sintesis jurnal merupakan suatu prosedur
untuk menilai dan menyeleksi hasil penelitian yang akan digunakan
sebagai evidence based nursing practice.
Kriteria penilaian suatu jurnal diantaranya kesesuaian tujuan
penelitian dengan masalah, ketepatan dalam pemilihan dan
perhitungan besar sample, ketepatan pemilihan desain dan prosedur
penelitian, alat ukur dan metode pengukuran yang digunakan, metode
analisa data (uji statistik) dan level evidence penelitian tersebut.
Penelitian yang layak dijadikan sebagai landasan dalam praktik
keperawatan adalah penelitan yang memenuhi berbagai kriteria
tersebut.
Evidence based nursing (EBN) didefinisikan sebagai sintesis dan
penggunaan temuan ilmiah (hasil penelitian) dari suatu penelitian
randomized control trial (Estabrook, 2004 dalam Wood dan Haber,
2006). Definisi ini terlihat sempit karena hanya penelitian randomized

3
control trial yang dapat dijadikan sebagai evidence based nursing
practice. Pendapat lain dari Sackeett, et al (2009) mendefinisikan EBN
sebagai suatu sintesis dan penggunaan temuan ilmiah dari berbagai
jenis penelitian termasuk randomized control trial, penelitian deskriptif,
informasi dari laporan kasus dan pendapat pakar. Penulis lebih setuju
dengan definisi kedua, namun penulis secara lebih detail
mendefinisikan EBN sebagai suatu integrasi (lebih dari 1 penelitian)
dari bukti hasil penelitian terbaik yang telah melalui tahapan telaah
dan sintesis yang digunakan sebagai dasar dalam praktik
keperawatan dan memberikan manfaat bagi penerima layanan
keperawatan.

B. Tujuan dan Manfaat Evidence Based Nursing


Penggunaan hasil penelitian pada tatanan praktik keperawatan
bertujuan:
1. Memberikan landasan yang objektif dan rasional dalam praktik
keperawatan.
Salah satu ciri khas metode ilmiah adalah obyektif yang
artinya pembuktian terhadap suatu kebenaran dilakukan
berdasarkan fakta empirik. Praktik keperawatan yang
berlandaskan hasil penelitian akan menghasilkan intervensi yang
bersifat obyektif dan rasional. Pengalaman klinik membantu
perawat mengidentifikasi dan menemukan fenomena namun
ketika harus berpikir kritis dalam menentukan intervensi yang
tepat bagi pasiennya, maka landasan utama semestinya
berdasarkan fakta ilmiah. Fenomena yang didapat dari
pengalaman klinik mash harus dibuktikan terlebih dahulu
kebenarannya secara ilmiah dan fakta ilmiah inilah yang kemudian
dijadikan dasar dalam praktik keperawatan (evidence base
nursing practice). Perawat yang memilki pengalaman kemudian
melakukan tindakan keperawatan atas dasar fakta ilmiah akan
menghasilkan suatu asuhan keperawatan yang berkualitas.

4
2. Memberikan bukti bahwa praktik keperawatan dilandasi oleh
penerapan prinsip-prinsip ilmiah (scientific method) yang relevan
dan terkini (up to date)
Dengan menerapkan evidence base nursing practice atau
praktik keperawatan dilandasi bukti ilmiah, memberikan bukti
bahwa praktik keperawatan dilandasi oleh dasar ilmu
pengetahuan yang kuat yang didapat melalui penelitian. Praktik
keperawatan dilandasi ole prinsip tindakan yang telah terbukti
efektif dalam mengatasi masalah-masalah yang dialami oleh
pasien.
3. Melatih kemampuan perawat untuk berfikir kritis dan rasional
terhadap suatu fenomena/masalah
Penerapan EBN secara tidak langsung akan melatih
kemampuan berpikir kritis dan rasional seorang perawat dalam
menghadapi suatu masalah/fenomena. Ketika menghadapi suatu
masalah atau menemu-kan fenomena perawat mengeksplorasi
berbagai sumber ilmiah untuk EvidenceßasedNursinglEBN)
mengetahui gambaran permasalahan/fenomena dan mencari
solusi yang tapat untuk mengatasi masalah tersebut. Sumber
ilmiah salah satunva adalah dari hasil penelitian terdahulu.
Tindakan untuk meng-atasi masalah kemudian didasari ole hasil
telaah dan sintesis berbagai bukti ilmiah.
4. Sebagai salah satu ciri dari praktik keperawatan profesional
Ciri khas seorang perawat profesional selain melakukan tindakan
sesuai dengan peran, fungi perawat dan pengetahuan
keperawatan (body of knowledge), juga melakukan setiap
tindakan berlandaskan pada bukti ilmiah, bukan hanya
berdasarkan kebiasaan yang telah turun temurun.
Salah satu faktor yang menghambat kemajuan profesi
keperawatan adalah keyakinan bahwa apa yang diapat selama
mengikuti pendi-dikan keperawatan dan tradisi di tatanan praktik

5
keperawatan adalah yang terbaik. Keyakinan ini menyebabkan
sulitya menerima metode-metode baru yang telah terbukti secara
ilmiah efektif terhadap outcome kesehatan pasien. Kebiasaan
dilahan praktik cenderung menjadi suatu budaya yang sulit untuk
dirubah. Bahkan banyak diantara lulusan keperawatan (fresh
graduate) yang menghilangkan idealisme dan apa yang telah
didapatkan selama mengikuti perkualiahan ketika dihadap-kan
pada tindakan keperawatan yang telah menjadi tradisi.
Jika ingin dikatakan sebagai profesional maka sudah
seharusnya melandasi setiap tindakan berdasarkan fakta ilmiah
dari hasil penelitian yang dilakukan dengan bear dan terbukti
memberikan manfaat bagi pasien. Evidence based nursing
practice merupakan suatu cara untuk membuktikan bahwa
perawat adalah profesional.
5. Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan
Tujuan akhir dari penerapan EBN adalah meningkatkan
kualitas pelayanan keperawatan. Indikator dari peningkatan ini
adalah meningkat-nya kepuasan pasien, meningkatya berbagai
outcome kesehatan, berkurangnya hari perawatan dan
berkurangnya biaya perawatan pasien. Indikator-indikator ini akan
tercapai dengan menerapkan prosedur-prosedur keperawatan
yang telah terbukti efektif terhadap berbagai outcome kesehatan
pasien. EBN merupakan suatu cara untuk mencapai indikator-
indikator kualitas pelayanan keperawatan.
Siklus EBN berikut ini menggambarkan hubungan antara
fenomena masalah keperawatan, proses pencarian evidence
melalui jurnal dan penerapan hasil penelitian dalam praktik
keperawatan:

6
6. Sebagai dasar untuk menyusun pertanyaan penelitian berikutnya.
Efektifitas penerapan hasil penelitian dalam praktik
keperawatan diketahui melaui evaluasi proses dan evaluasi hasil.
Hasil evaluasi dijadikan sebagai landasan untuk menyusun
pertanyaan penelitian berikutnya untuk topik yang relevan.
Sehingga ilmu keperawatan akan semakin berkembang pada area
tersebut.

C. Tahapan Perencanaan Evidence Based Nursing


Secara umum terdapat 4 komponen dalam penerapan EBN meliputi
1. Telaah dan sintesis hasil penelitian.
2. Implementasi.
3. Evaluasi efektifitas penerapan EBN terhadap pelayanan pasien.
4. Pertimbangan terhadap konteks dimana hasil penelitian
diterapkan yang mencakup keterlaksanaan berdasarkan aspek
pembiayaan, sumber daya manusia yang terlibat dalam
penerapan EBN, ketersediaan fasilitas pendukung dan kebijakan
institusi.
Banyak model yang dapat digunakan sebagai kerangka kerja
untuk melakukan EBN, penulis mengadopsi model penerapan EBN
dari IOWAModel ini banyak diterapkan dan diadopsi oleh berbagai
institusi. Berikut tahapan dalam pelaksanaan EBN menurut model
IOWA:
1. Memilih topik EBN

7
Evidence based nursing practice berawal dari adanya faktor
pencetus (trigger) yang berasal dari masalah yang ditemukan
dalam praktik dan pengetahuan keperawatan. Trigger yang
berfokus pada masalah dapat diidentifikasi melalui berbagai data
seperti data kegiatan peningkatan mutu institusi, data bench
marking, data finansial dan data tentang masalah klinik. Contoh
trigger yang berasal dari masalah adalah peningkatan lama waktu
perawatan pada pasien trauma tulang belakang yang mengalami
luka dekubitus (pressure ulcer) Sedangkan trigger yang berfokus
pada pengetahuan adalah trigger yang muncul ketika perawat
membaca publikasi penelitian pada jurnal atau mendapat
informasi saat mengikuti pertemuan ilmiah.
Trigger atau pemicu yang baik adalah trigger yang berfokus
pada kedua aspek baik masalah maupun pengetahuan. Sebagai
contoh: berdasarkan catatan medik ruang bedah suatu rumah
sakit ditemu- kan fakta bahwa 80% pasien paska operasi tulang
belakang (trauma tulang belakang) mengalami dukubitus, masalah
ini menyebabkan waktu perawatan bertambah dan biaya
perawatan meningkat. Sejauh ini perawatan yang dilakukan
adalah perawatan luka standar/konven- sional. Berdasarkan
masalah ini dirumuskan ditopik EBN"Perawatan pressure ulcer
pada pasien paska operasi tulang belakang"
Dalam memilih topik EBN perlu mempertimbangkan
kesesuaian antara topik yang diajukan dengan kebutuhan dan
kemampuan institusi. Topik EBN yang relevan dengan kebutuhan
dan kemampuan institusi akan mendapat dukungan dari pimpinan
dan pihak lain yang terkait. Du- kungan dari penentu kebijakan
dan pihak yang terkait langsung dengan penerapan EBN sangat
diperlukan untuk keberhasilan kegiatan EBN. Beberapa kriteria
yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan topik EBN antara
lain:

8
a. Prioritas masalah bagi profesi keperawatan dan institusi
Identifikasi terlebih dahulu skala prioritas bagi pengembangan
profesi keperawatan dan institusi, kemudian pertimbangkan
topik EBN berdasarkan skala prioritas ini. Topik EBN yang
baik adalah topik yang relevan dengan prioritas profesi
keperawatan dan pengembangan institusiJika institusi
mempunyai program pelayanan unggulan seperti unit
rehabilitasi Stroke (hospital based), maka topik EBN yang
berhubungan dengan perawatan paska Stroke sangat relevan
untuk diplih.

b. Pentingnya masalah
Pentingnya masalah sangat relatif, tergantung kepentingan
dan masalah yang dihadapi oleh institusi. Mengidentifikasi
trigger yang berfokus pada masalah kemudian mencoba
mengeksplorasi sumber pengetahuan sangat membantu
dalam menentukan topik yang penting bagi pengembangan
institusi
c. Keterlaksanaan pada beberapa area keperawatan Topik EBN
akan semakin baik jika dapat diterapkan pada berbagai area
keperawatan.
d. Pengaruh terhadap peningkatan kualitas pelayanan
keperawatan, penurunan lama perawatan, biaya perawatan
dan peningkatan kepuasan pasien. Topik EBN yang baik
adalah yang banyak memberikan manfaat untuk peningkatan
kuliatas pelayanan keperawatan, penurunan lama perawatan,
biaya perawatan dan peningkatan kepuasan pasien.
e. Peran multidisipline terkait dengan topik dan kemampuan
membentuk kerjasama antar discipline. Berdasarkan topik
yang dipilih, kita dapat menentukan siapa saja yang akan
dilibatkan dalam mengembangkan EBNTopik yang

9
berimplikasi luas dan mengintegrasikan berbagai discipline
ilmu akan lebih banyak diterima. Walaupun memberikan nilai
tambah jika melibatkan multi- discipline, tetapi perlu diingat
bahwa hal ini bukan merupakan syarat utama yang
menentukan baik buruknya suatu topikSuatu topik EBN yang
baik adalah yang memberikan manfaat besar terhadap
pening- katan kualitas pelayanan dan kepuasan pasien
meskipun hanya melibatkan profesi keperawatan dalam
pelaksanaannya.
f. Minat dan komitmen staff terhadap topik yang akan dipilih
Pelaksanaan EBN melibatkan beberapa angota tim dan staff.
Sehingga minat dan komitmen staff sangat menentukan
keberhasilan pelaksanaan EBN. Sebaik apapun suatu topik
EBN tanpa didukung oleh komitmen dan motivasi staff, maka
tidak memberikan hasil yang memuaskan. Sebelum
menentukan topik EBN perlu dipertimbangkan minat dan
komitmen staff terhadap topik tersebut. Jika memungkinkan
diperlukan suatu tahap untuk membangun motivasi dan
komitmen staff dalam pelaksanaan EBN.
g. Ketersediaan bukti penelitian dan referensi untuk mendukung
topik yang akan dipilih. Hal ini sangat krusial, karena sumber
pengetahuan dan metode baru yang akan diterapkan sebagai
EBN berasal dari referensi seperti publikasi penelitian dalam
jurnalYakinkan bahwa suatu topik yang dipilih merupakan
topik yang telah banyak diteliti dan dilaporkan
Dalam menetapkan topik EBN diperlukan kerja kolektif dari tim
awal untuk membuat keputusan bersama. Tim ini dapat berasal
dari unit kendali mutu atau komite keperawatan dengan
melibatkan perawat spesialis dalam bidang tertentu. Tim berperan
merumuskan topik EBN yang akan diterapkan. Anggota tim
berkumpul kemudian memberikan pendapat berdasarkan data dan

10
trigger yang ada. Setelah topik EBN disepakati, dilanjutkan
dengan memilih kelompok kerja yang akan terlibat aktif dalam
proses pelaksanaan EBN.
2. Membentuk TIM
Setelah penentuan topik EBN, tahap selanjutnya adalah
membentuk tim/kelompok kerja yang terlibat dalam
pelaksananaan EBN. Tim ini bertanggungjawab dalam
mengembangkan, mengimplementasikan dan mengevaluasi
pelaksanaan EBN Anggota tim berasal dari komite yang telah ada
pada institusi misalnya unit kendali mutu, komite keperawatan
atau dibentuk baru sesuai dengan topik EBN. Penentuan anggota
tim yang terlibat dalam pelaksanaan EBN sangat tergantung pada
topik EBN Berdasarkan topik EBN tim dapat beranggotakan
berbagai discipline (multidiscipline) atau hanya beranggotakan
perawat profesional pada suatu area keperawatan.
Jika topik EBN menyangkut peran dan fungsi multidiscipline,
maka anggota tim selayaknya terdiri dari berbagai discipline
misalnya topik tentang "Penerapan model rehabilitasi paska stroke
pada seting rumah sakit (hospital based)". Topik ini dapat
mengikutsertakan perawat spesialis saraf, fisioterapis, ahli gizi dan
dokter ahli syaraf yang terintegrasi dalam satu tim. Namun tim
dapat juga hanya beranggotakan perawat, misalnya "metode
perawatan luka pada pasien pressure ulcer (luka dekubitus)"
melibatkan perawat spesialis perawatan luka, perawat generalis
dan perawat associate. Steak holder yang berhubungan dengan
topik juga dapat diikutsertakan dalam tim. Hal ini akan
mempermudah implemen- tasi dan memberikan pengaruh positif
terhadap adopsi EBN pada tatanan klinik.
Tugas awal dari tim EBN adalah menyusun pertanyaan EBN.
Topik yang sebelumnya ditetapkan kemudian disusun dalam
bentuk pertanyaan klinik (pertanyaan EBN). Pertanyaan yang jelas

11
akan mempermudah tim dalam menspesifikkan tipe pasien, jenis
intervensi, outcome dan desain peneli- tian yang relevan dijadikan
sebagai rujukan (Alderson in dan Higgins, 2003, dalam Wood dan
Harber, 2006). Metode yang digunakan untuk merumuskan
pertanyaan EBN adalah metode yang dikenal dengan istilah PICO
(University of Illinois Chicago, 2003). Istilah ini merujuk pada
singkatan, yaitu:
P : Patient/population/problem (gambaran sekelompok pasien
yang memiliki masalah)
I : Intervention/treatment (intervensi atau prosedur utama)
C : Comparison intervention/treatment (intervensi alternatif/
standar yang dibandingkan dengan intervensi utama)
O : Outcome (Hasil yang diharapkan).
Berikut ini contoh merumuskan pertanyaan EBN berdasarkan
metode PICO:
P : Penyembuhan luka pada pasien pasca trauma tulang
belakang
I : Yang mengalami luka dekubitus (pressure ulcer) : Terapi
komplementer untuk penyembuhan luka
C : Perawatan luka standar/konfensional
O : Indikator penyembuhan luka: penurunan luas permukaan luka,
penurunan volume luka, pembentukan jaringan granulasi dan
a. Berkurangnya waktu perawatan pasien
b. Berkurangnya biaya perawatan
Berdasarkan metode PICO diatas dapat dibuat pertanyaan
EBN yaitu: "Terapi komplementer apakah yang efektif dalam
mempercepat penyembuhan luka dekubitus (pressure ulcer) pada
pasien pasca trauma tulang belakang?"
3. Mengumpulkan hasil penelitian yang relevan
Untuk menjawab pertanyaan EBN dan menentukan intervensi
yang paling tepat diterapkan pada kasus, diperlukan ekspolarasi

12
berbagai referensi. Beberapa referensi yang dapat digunakan
sebagai sumber EBN, antara lain: publikasi hasil penelitian di
jurnal elektronik (CINAHL, EBSCO, PROQUEST, MIDLINE), atau
laporan hasil penelitian di perpustakaan dan buku teks. Dalam
merujuk hasil penelitian perhatikan level evidence dan penelitian-
penelitian lain yang mendukung hasil penelitian tersebut.
Perhatikan juga waktu penelitian dilakukan, sebaiknya pilih
penelitian yang terkini (up to date). Proses mengeksplorasi
sumber referensi cukup memakan waktu, sehingga ketersediaan
fasilitas akses jurnal elektronik dan perpustakaan dengan
referensi yang memadai akan-sangat membantu
4. Melakukan kritik jurnal (critical appraisal)
Kritik jurnal merupakan tahapan penting dalam EBN. Pada
tahap ini hasil penelitian yang akan dijadikan rujukan ditelaah
kelayakannya dan dianalisis apakah menggambarkan fakta
sebenarnya. Sebelum melakukan telaah jurnal kita harus
mengetahui komponen jurnal sehingga mengetahui apa yang
harus dibaca dan ditelaah. Pada konteks ini diperlukan
kemampuan membaca aktif yaitu membaca dengan terlebih
dahulu merencanakan apa yang ingin diketahui dari suatu jurnal.
Suatu hasil penelitian layak untuk dijadikan EBN atas dasar
pertim bangan berikut ini:
a. Kualitas evidence
Kualitas evidence dinilai berdasarkan agregat peringkat
kualitas suatu penelitian dan dalam rentang mana bias dapat
diminalisir darisuatu penelitian.
b. Kuantitas evidence
Kuantitas evidence menunjukkan besarnya kemaknaan
klinik lef fect size) dari suatu hasil penelitian, jumlah penelitian
yang men dukung evidence, jumlah sampel yang digunakan
dalam penelitian dan power penelitian tersebut.

13
c. Konsistensi evidence
Konsistensi evidence mengukur sejauh mana tingkat
kemiripan setiap hasil penelitian yang dijadikan sebagai
evidence. Semakin mirip hasil dari beberapa penelitian, maka
akan semakin baik hasil penelitian dijadikan sebagai EBN.
5. Sintesis hasil penelitian
Sintesis penelitian adalah suatu proses mengintegrasikan
beberapa hasil penelitian yang dianggap memenuhi unsur
validitas (validity) kepentingan (importancy) dan
kemampulaksanaan (applicability) untuk menghasil suatu hast
temuan baru yang akan diterapkan sebagai evidence based
nursing practice (EBN). Setelah beberapa jurnal ditelaah,
dilanjutkan dengan melakukan sintesis hasil penelitian. Hasil
penelitian yang telah ditelaah dan memenuhi unsur validitas.
kepentingan dan kemampulaksanaan kemudian diikutsertakan
dalam sintesis penelitian. Ada 2 faktor yang harus
dipertimbangkan untuk menentukan hasil penelitian yang akan
disintesis, yaitu:
a. Kemiripan karakteristik sampel dengan populasi pasien
dimana hasil penelitian akan diterapkan. Sebagai contoh jika
populasi pasien untuk penerapan EBN adalah pasien
rehabilitasi pasca Stroke Inhospital, maka tidak relevan jika
memasukkan hasil penelitian tentang rehabilitasi yang
menggunakan sampel pasien heterogen. Pilih penelitian yang
menggunakan sampel dengan karakteristik menyerupai
populasi pasien dimana EBN akan diterapkan.
b. Relevansi penelitian dengan topik dan pertanyaan EBN Pilih
penelitian yang paling relevan dengan topik dan pertanyaan
EBN untuk disintesis. Pada dasarnya tahapan ini dapat
dipersingkat pada tahap mengumpulkan hasil penelitian dari
jurnal. Pada tahap pencarian jurnal difokuskan pada hasil

14
penelitian yang relevan dengan topik dan pertanyaan EBN.
Misalnya jika topik EBN tentang "model rehabilitasi pasien
pasca Stroke inhospital", maka cari hasil penelitian yang
berhubungan dengan rehabilitas pasien paska Stroke
inhospital.
Setelah hasil penelitian di sintesis kemudian tim memutuskan
apakah hasil penelitian sesuai untuk diterapkan di institusi.
Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan antara lain:
a. Relevansi evidence dengan praktik keperawatan
b. Konsistensi hasil penelitian
c. Jumlah penelitian yang mendukung evidence dan karakteristik
sampel yang menyerupai populasi pasien dimana evidence
akan diterapkan
d. Konsistensi evidence dari beberapa penelitian dan evidence
non penelitian
e. Kemampulaksanaan untuk diterapkan di institusi
f. Rasio risiko dan keuntungan
EBN yang baik adalah yang didukung oleh banyak penelitian
yang berkualitas dengan hasil yang konsisten
6. Uji coba (pilot project) intervensi/prosedur baru dalam praktik
keperawatan
Setelah seluruh hasil penelitian yang mendukung ditelaah dan
disintesis. tahap selanjutnya adalah melakukan uji coba
intervensi/prosedur baru Ujicoba sangat penting dilakukan
sebelum mengimplementasikan EBN sebagai suatu prosedur
tetap di institusi. Evaluasi dari Ujicoba ini memberikan suatu
gambaran apakah prosedur baru memberikan banyak keuntungan
dan dapat dilaksanakan dengan baik. Jika hasil eveluasi masih
ditemukan banyak hambatan, maka desain dari EBN dapat direvisi
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan institusi.

15
Ketika memasuki tahap ini, tim EBN mulai menyusun proposal
pilot project yang mencakup: tujuan yang ingin dicapai, nangan
yang akan dijadikan sebagai unit percontohan, struktur organisasi
dan staff yang terlibat dalam unit percontohan, instrumen yang
diperlukan, petunjuk pelaksanaan prosedur baru, metode evaluasi
dan rincian pembiayaan yang diperlukan. Berikut ini beberapa
kegiatan dalam tahap ujicoba EBN:
a. Menentukan tujuan
Tujuan penerapan EBN dalam unit percontohan mengacu
pada tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dari
penerapan suatu prosedur berdasarkan EBN adalah
kepuasan pasien, berkurangnya jumlah hari rawat pasien,
berkurangnya biaya yang harus dikeluarkan dan efektifitas
tindakan. Sedangkan tujuan khusus mengacu pada hasil
spesifik yang ingin dicapal dari intervensi baru, misalnya
penyem buhan luka yang lebih cepat, atau penurunan angka
kuman dari kultur Jaringan luka.
Kriteria waktu juga perlu dijelaskan dalam tujuan khusus
sebagai salah satu kriteria pencapaal tujuan. Kriteria waktu
pencapaian tujuan disesuaikan dengan hasil penelitian yang
mendukung
b. Mengumpulkan data dasar
Sebelum menerapkan EBN dalam unit percontohan, tim
perlu mengumpulkan beberapa data dasar yang berhubungan
dengan persia pan penerapan EBN, misalnya kualitas dan
kuantitas perawat yang memenuhi kualifikasi, karakteristik
pasien, instrumen atau sarana yang mendukung, jalur
koordinasi tatalaksana kegiatan dan kebijakan Insti- tusi. Data
dasar diperlukan untuk menyusun strategi yang tepat guna
mencapai keberhasilan EBN pada unit percontohan. Sebagus
apapun rencana penerapan EBN, tetapi jika tidak didukung

16
oleh sarana dan prasarana, sumber daya manusia dan
kebijakan institusi maka tidak akan mencapai hasil yang
optimal. Sebelum melakukan ujicoba yakin- kan bahwa
perawat pelaksana memiliki pengetahuan dan keteram pilan
yang cukup untuk melaksanakan intervensi baru. Jika
intervensi baru merupakan intervensi yang rumit dan
memerlukan keterampilan khusus, maka diperlukan pelatihan
kepada staff.
c. Membuat desain/petunjuk penerapan EBN Petunjuk EBN
memberikan arah dan pedoman dalam melaksanakan
intervensi/prosedur baru. Petunjuk dibuat secara operasional
berupa instruksi/prosedur kerja, tahapan kegiatan, uraian
tugas (job description) anggota tim yang terlibat, metode
pendokumentasian dan pelaporan. Desain dan petunjuk EBN
dikembangkan berdasarkan rekomendasi hasil penelitian.

d. Mengimplementasikan EBN pada unit percontohan


Setelah semua tahapan persiapan dilaksanakan, maka
tahap selan jutnya adalah mengimplementasikan EBN pada
unit percontohan Dalam tahap ini seluruh standar operasional
prosedur yang telah disusun diterapkan dibawah kontrol dan
evaluasi dari evaluator yang merupakan bagian dari tim EBN
e. Melakukan evaluasi proses dan evaluasi hasil. Setelah
seluruh kegiatan EBN dilaksanakan pada unit percontohan,
tahap selanjutnya adalah melakukan evaluasi proses dan
evaluasi hasil. Aspek yang dievaluasi mencakup pencapaian
tujuan umum dan tujuan khusus EBN. Selain itu evaluasi
menyeluruh juga dilaku- kan terhadap kelemahan dan
kelebihan intervensi baru.
f. Memodifikasi pedoman praktik Berdasarkan hasil eveluasi
kemudian dilakukan modifikasi terhadap pedoman/petunjuk

17
pelaksanaan EBN yang kurang sempurna. Modifikasi
dilakukan pada bagian-bagian tertentu yang sulit dilaksanakan
dan memberikan hasil yang kurang memuaskan.
7. Menetapkan perubahan baru
Setelah mengevaluasi hasil pilot project penerapan EBN,
tahap selan- jutnya adalah menetapkan perubahan baru di
institusi. Komitmen berbagai pihak yang terkait untuk bersama-
sama menerapkan perubahan baru (EBN) sangat diperlukan
dalam tahap ini. Penetapan perubahan baru harus diikuti dengan
upaya untuk mempertahankan dan membudayakan intervesi baru
dalam praktik keperawatan (sustainability).
8. Desiminasi hasil
Tahap akhir adalah deseminasi hasil kepada seluruh unsur
yang terlibat dalam penerapan EBN.

D. Model Penerapan Evidence Based Nursing


Penggunaan teknologi di dunia keperawatan menjadi keniscayaan
yang harus dihadapi oleh profesi keperawatan saat ini, (Staggers &
Thompson, 2002) karena dengan semakin majunya teknologi
informasi dan teknologi dalam pelayanan Kesehatan, perawat juga
dituntut untuk mampu beradaptasi dan menguasai teknologi dalam
pelayanan termasuk dalam menerapkan riset keperawatan.
Aplikasi Website online adalah sebuah aplikasi yang dapat
diakses melalui internet (Tambuwun et al., 2017). Aplikasi Berbasis
Web dapat digunakan untuk membuat catatan transaksi yang dapat
tersimpan pada suatu database. Keunggulan kompetitif lainya dari
Aplikasi Berbasis Web adalah bahwa aplikasi tersebut menggunakan
file data yang kecil dan dapat diakses dengan cepat melalui browser
dan koneksi internet atau intranet ke server dari berbagai platform
(Hasugian, 2018).

18
Hasil pengkajian hasil wawancara dengan 9 perawat klinik di RS
Swasta yang dilakukan secara daring mengungkapkan bahwa EBNP
belum menjadi budaya dalam rutinitas pekerjaan perawat, hal ini
karena minimnya pengetahuan perawat dalam proses EBNP
Beberapa perawat juga menyatakan bahwa perawat umumnya belum
memiliki pengetahuan tentang bagaimana cara untuk mencari jurnal
yang baik dan bagaimana melakukan critical appraisal atau menilai
suatu artikel di jurnal ilmiah. Salah satu responden menyatakan Saya
dan beberapa perawat lain pernah melakukan pencarian jurnal untuk
dibaca, Inamun kami belum mengetahui bagaimana cara menilai
artikel, dan seringkali lupa isi artikel tersebut karena tidak
dimplementasikan (PK3W). Disamping itu, fasilitas yang tersedia di
Rumah Sakit juga belum banyak mendukung untuk memberi
kesempatan para perawat melakukan kegiatan pencarian jurnal yang
efektif dan efisien
Hasil diskusi dengan Tim IT A (developer Victor Cornelius),
menunjukkan bahwa merubah catatan digital kedalam bentuk aplikasi
online dengan website adalah sangat dimungkinkan, dengan
pendekatan dynamic website untuk dapat digunakan pada komputer
maupun smartphone Website adalah salah satu aplikasi yang
berisikan dokumen-dokumen multimedia (teks, gambar, suara,
animasi, video) di dalamnya yang mengunakan protokol HTTP
[hypertest transfer protokol) dan untuk mengakses menggunakan
perangkat lunak yang disebut browser. Fungsi website tersebut
diantaranya menjadi: 1. Media Promosi, 2. Media Pemasaran, 3.
Media Informasi 4. Media Pendidikan, 5 Media komunikasi.
Disain penelitian ini menggunakan pendekatan sistem input -
proses - output. Bagian input pada Aplikasi Online START EBNP
dilakukan dengan melakukan input tahapan 7 langkah pencarian bukti
oleh perawat klinik sebagai user. Aplikasi bersifat personal karena

19
memiliki proses login user sehingga setiap input memiliki karakteristik
pencarian yang berbeda-beda.
Pada tahap proses, sistem akan menyimpan seluruh input yang
dilakukan user kedalam database yang tersimpan dalam website
hosting. Data yang tersimpan memiliki standar keamanan yang baik,
sehingga data yang telah tersimpan tidak hilang dan dapat diakses
kembali diwaktu yang berbeda.
Dalam aplikasi START EBNP, Proses interaktif yang akan
dilakukan meliputi kognitif dan skill yaitu melatih pengguna aplikasi
dengan mengikuti langkah. pencarian bukti untuk mencari,
mengidentifikasi, dan mengevaluasi bukti yang ada untuk
menginformasikan masalah klinis kapanpun dan dimanapun dari
berbagai lokasi dengan kemudahan smartphone yang terhubung
koneksi internet.
Fitur-fitur yang ditawarkan aplikasi online START EBNP sebagai
guidline yang dapat digunakan oleh user dalam rangka memudahkan
interaksi. Fitur-fitur tersebut sebagai berikut:
1. Login Registration dan Forgot Password Berisi informasi
pengguna dalam mendaftar sebagai pengguna aplikasi yang
dilengkapi fitur lupa password dengan validasi menggunakan
email aktif
2. My Profile dan Dasboar
Berisi menu perubahan profil pengguna dimana identitas diri dan
personalisasi foto yang dapat diubah, dilengkapi menu dashboard
yang berisi daftar pencarian yang telah dilakukan.
3. Tujuh langkah pencarian bukti meliputi:
a. Persetujuan penggunaan aplikasi pencarian.
b. Penyusunan PICOT.
c. Pencarian jurnal menggunakan sumber jurnal,
d. Pedoman apraissal jurnal
e. Penilaian ahli klinik dan penilaian pasien,

20
f. Monitoring dan evaluasi hasil implementasi jurnal
g. Resume proses pencarian bukti dalam bentuk file pdf
4. Link journal club, berttujuan untuk memudahkan pengguna dalam
berbagi hasil pencarian bukti terbaik dengan pengguna yang lain
dalam grup media sosial facebook.
Berikut gambar tampilan aplikasi SRATR EBNP pada smartphone:

Gambar 1 Gambar 2
Tampilan menu login pada smartphone Tampilan pencarian jurnal

Gambar 3
Tampilan menu dasbor pada smartphone

21
E. Faktor yang mempengaruhi Evidance Based Nursing
1. Pengetahuan dan ketrampilan
Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting dalam
pelaksanaan EBP, karena pengetahuan yang dimiliki tidak hanya
pada lingkup konsep saja melainkan dibutuhkan terkait bagaimana
praktik dalam melaksanakan EBP (Ligita, 2012). Pengetahuan
EBP berkorelasi positif dengan kebutuhan informasi dan budaya
tempat kerja, menunjukkan bahwa perawat dapat mengadopsi
pengetahuan EBP melalui pengembangan keterampilan yang
memadai di tempat kerja yang mencakup EBP (Patelarou et al.,
2017). Temuan ini didukung oleh peneliti, yang menunjukkan
bahwa pengetahuan EBP sangat terkait dengan tingkat
keterampilan dan budaya organisasi lokal (Melnyk BM, Fineout -
overholt E, Stillwell SB, 2009).
Tingkat pendidikan perawat, pengetahuan EBP yang dimiliki,
dan pengalaman EBP sebelumnya serta usia dan tahun
pengalaman kerja menunjukkan adanya pengaruh terhadap
kesiapan EBP pada perawat (Saunders et al., 2016). Hal ini
diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Sandofa, Rudini,
& Fitri, (2016) menunjukkan bahwa pengetahuan yang rendah
dapat membuat perawat tidak dapat menilai secara kritis sebuah
karya ilmiah. Sesuai dengan penelitian sebelumnya menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan
dengan kompetensi dalam melaksanakan EBP. Artinya, semakin
tinggi tingkat pendidikan perawat maka semakin baik pula
kompetensinya dalam melaksanakan EBP. Hal ini dikarenakan
pendidikan berperan sebagai proses untuk mempengaruhi
perilaku perawat dengan melakukan perubahan pada
pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan yang diperlukan
(Elysabeth et al., 2014).

22
Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan informasi, perawat
tergabung dalam beberapa klub atau kelompok untuk
memudahkan dalam mengakses databse kesehatan, contohnya
CINAHL (Yoder et al., 2014). Pelatihan dan bimbingan tentang
EBP dapat meningkatkan pengetahuan perawat tentang EBP (Foo
et al., 2011).
2. Sikap dan keyakinan
Sikap dan keyakinan positif perawat tentang pentingnya dan
nilai EBP serta pengetahuan perawat tentang kesiapan dalam
pelaksanaan EBP terus meningkat, dibuktikan oleh penelitian-
penelitian yang dilakukan di negara-negara termasuk Amerika
Serikat, Islandia, Spanyol, Iran dan India (Ammouri et al., 2014;
Heydari, Mazlom, Ranjbar, & Scurlock-Evans, 2014; Perez-
Campos, Sanchez-Garcia, & Pancorbo-Hidalgo, 2014; Saunders &
Vehviläinen-Julkunen, 2015; Khammarnia et al., 2015).
Sikap EBP berkorelasi positif baik dengan kebutuhan
informasi dan budaya tempat kerja, menunjukkan bahwa
keterampilan yang memadai dalam mencari informasi dan bekerja
dalam pengaturan dengan hasil budaya EBP positif dalam sikap
positif terhadap EBP (Patelarou et al., 2017). Ini juga sesuai
dengan temuan sebelumnya, yang menunjukkan bahwa sikap
EBP terkait secara positif dengan tingkat pendidikan yang tinggi,
keterampilan individu dan konteks organisasi yang positif
(Williams, Perillo, & Brown, 2015; Rajah, Hassali, & Lim, 2017).
Perawat yang memandang EBP secara positif cenderung bersikap
yang positif terhadap EBP, namun berbanding dengan
pengetahuan / keterampilan dan penggunaan EBP mereka
(Ammouri et al., 2014).
Penelitian terbaru yang meneliti tentang sikap, kepercayaan
dan pengetahuan EBP oleh tenaga profesional kesehatan
menemukan bahwa walaupun banyak yang melihat manfaatnya,

23
namun mereka tidak percaya bahwa mereka memiliki
keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan yang diperlukan
untuk memasukkannya ke dalam praktik klinis (Majid et al., 2011;
Azmoude et al., 2017). Sebaliknya, hasil penelitian yang dilakukan
Saunders & Vehviläinen-Julkunen, (2015) membuktikan bahwa
sikap dan keyakinan positif perawat tentang pentingnya dan nilai
EBP serta pengetahuan perawat tentang kesiapan dalam
pelaksanaan EBP terus meningkat. Mereka berpikir EBP dapat
meningkatkan kualitas perawatan yang dapat mereka berikan
kepada pasien (Cruz et al., 2016; Sandofa, Rudini, & Fitri, (2016).
Di sisi lain, keyakinan pada kemampuan untuk mencari bukti
terbaik dalam waktu yang efisien masih rendah. Meskipun
mayoritas responden setuju dengan keyakinan ini, hal ini
menyiratkan bahwa responden mungkin memiliki akses terbatas
ke sumber daya untuk menerapkan EBP. Selain itu, keterampilan
yang tidak memadai dalam mengakses penelitian dan
mengevaluasi kualitasnya ikut berkontribusi (Khammarnia et al.,
2015).
3. Hambatan Pelaksanaan EBP
Budaya unit dan budaya organisasi secara signifikan
berkorelasi dengan keterlibatan dalam EBP. Pentingnya dan
pengaruh budaya kerja dan budaya profesionalyang resisten
terhadap perubahan tempat kerja pada EBP telah diartikulasikan
oleh berbagai penulis sebagai faktor penghambat pelaksanaan
EBP (Gale & Schaffer, 2009; Khammarnia, Haj Mohammadi,
Amani, Rezaeian, & Setoodehzadeh, 2015). Selain itu, faktor
utama yang memfasilitasi pelaksanaan EBP termasuk dukungan,
dorongan, dan pengakuan oleh manajemen dan administrasi
(Shifaza et al., 2014).
Menciptakan budaya EBP membutuhkan komitmen oleh
administrator untukberinvestasi dalam visi EBP. Pernyataan misi

24
yang mencerminkan janji untuk EBP dan keterlibatan
diartikulasikan dalam deskripsi kinerja keperawatan adalah
komponen budaya yang penting. Memberikan mentoring kepada
perawat terkait EBP dan dukungan untuk mencari bukti, membina
klub jurnal, dan kesediaan oleh perawat untuk mencoba
pendekatan baru berdasarkan bukti terbaik adalah beberapa
kegiatan yang menumbuhkan budaya EBP positif (Thiel & Ghosh,
2008). Kendala waktu dan kurangnya pengetahuan serta
ketrampilan tentang EBP merupakan hambatan utama bagi
perawat untuk mengadopsi EBP (Foo et al., 2011). Keterbatasan
waktu adalah penghalang serius dalam pemanfaatan penelitian.
Selain itu, waktu yang tidak cukup untuk membaca, mengevaluasi,
menganalisis, menyebarluaskan dan menerapkan bukti telah
dilaporkan oleh banyak perawat sebagai hambatan EBP (Cruz et
al., 2016; Yoder et al., 2014). Dibuktikan dengan penelitian yang
dilakukan Ammouri et al., (2014) menunjukkan bahwa waktu dan
sumber daya yang tidak mencukupi diidentifikasi sebagai
hambatan utama untuk menggunakan EBP di antara perawat di
Oman.
Selain itu, hambatan dalam pelaksanaan EBP termasuk
beban tanggung jawab yang sangat besar yang harus
diperhatikan seorang perawat setiap hari, dan lingkungan fasilitas
perawatan kesehatan yang sangat menuntut sebagian besar
waktu perawat (Shifaza et al., 2014). Ini dapat membuat EBP lebih
sulit untuk dimasukkan ke dalam praktik klinis. Selain itu,
kebanyakan praktik keperawatan lebih didasarkan pada tradisi
daripada berbasis bukti, yang dapat menghasilkan beban kerja
yang meningkat (Shifaza et al., 2014).

25
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Evidance Based Nursing (EBN) didefinisikan sebagai sintesis dan
penggunaan temuan ilmiah (hasil penelitian) dari suatu penelitian
randomizied control trial (Estarbrook, 2004 dalam Wood dan Haber,
2006). Namun dengan lebih sederhananya mendefinisikan EBN
sebagai suatu integrasi (lebih dari 1 penelitian) dari bukti hasil

26
penelitian terbaik yang telah melalui tahapan telaah dan sintesis yang
digunakan sebagai dasar dalam praktek keperawatan dan
memberikan manfaat bagi penerima layanan keperawatan.
Adapun tujuan dan manfaat evidance Based Nursing
1. Memberikan landasan yang objektif dan rasional dalam praktek
keperawatan
2. Memberikan bukti bahwa praktek keperawatan dilandasi oleh
penerapan prinsip prinsip ilmiah (scientific method) yang relevan
dan terkini (up to date)
3. Melatih kemampuan perawat untuk berfikir kritis dan rasional
terhadap suatu fenomena/masalah
4. Sebagai salah satu ciri dari praktek keperawatan profesional
5. Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan
6. Sebagai dasar untuk menyusun pertanyaan penelitian berikutnya.
Selanjutnya tahapan perencanaan evidance Based Nursing
1. Memilih topik EBN
2. Membentuk Tim yang dimana tugas awalnya menyusun
pertanyaan EBN, adapun metode yang digunakan dalam
merumuskan pertanyaan EBN adalah metode PICO (University of
Illinois Chicago 2003)
3. Mengumpulkan hasil penelitian yang relevan
4. Melakukan kritik jurnal (critical apprasial)
5. Sintesis hasil penelitian
6. Uji coba (pilot project) intervensi/prosedur baru dalam praktik
keperawatan
7. Menetapkan perubahan baru.
8. Dimensi hasil
Kemudian contoh penerapan dalam Evidance Based Nursing
dengan aplikasi START EBNP, Dalam aplikasi START EBNP, Proses
interaktif yang akan dilakukan meliputi kognitif dan skill yaitu melatih
pengguna aplikasi dengan mengikuti langkah. pencarian bukti untuk

27
mencari, mengidentifikasi, dan mengevaluasi bukti yang ada untuk
menginformasikan masalah klinis kapanpun dan dimanapun dari
berbagai lokasi dengan kemudahan smartphone yang terhubung
koneksi internet. adapun faktor yang mempengaruhi Evidance Based
Nursing diantaranya pengetahuan dan keterampilan sikap dan
keyakinan, dan beberapa hambatan EBP.

B. Saran
Evidence-based nursing merupakan suatu penyajian pendekatan
praktik keperawatan yang didasarkan pada bukti ilmiah terkini saran
untuk penerapan evidence based nursing Pilih topik yang spesifik dan
relevan: Pilih topik yang berkaitan dengan praktik keperawatan yang
masih relevan dan dapat dioptimalkan dengan menggunakan
pendekatan evidence-based. Pastikan topik yang Anda pilih memiliki
maksud dan tujuan yang jelas serta Cari sumber publikasi yang tepat:
Gunakan sumber-sumber ilmiah yang terbaru dan berkualitas tinggi.
Langkah ini memastikan bahwa bukti yang akan Anda gunakan tepat,
valid dan sesuai dengan ketentuan dari metodologi penerapan
evidence-based practice.

DAFTAR PUSTAKA

Dharma, Kelana. (2021). Metodolgi Penelitian Keperawatan. Jakarta:


Trans Info Media.
Kristina, T.N. rahmayanti, P.M., Luky, D. (2021). Pengembangan Sistem
Aplikasi Online untuk Penerapan Evidence Based Nursing Practice.
Jurnal Keperawatan dan Manajemen Keperawatan. Vol. 4, No. 1.
Rahmayanti, E., Kusrini, S., Aryanti, S. (2019). Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kesiapan Perawat dalam Melaksanakan

28
Evidence-Based Practice (EBP): A Literature Review. Jurnal
Keperawatan. Vol. 10, No. 1.

29

Anda mungkin juga menyukai