Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MANDIRI RINGKASAN MATERI

EVIDANCE BASED DALAM PRAKTEK KEBIDANAN

DI SUSUN OLEH

N A M A : AGUSTINA P

NIM : B.22.06.461

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN

UNIVERSITAS MEGA BUANA PALOPO

TAHUN AJARAN 2023


1.RINGKASAN MATERI KELOMPOK 1

KONSEP EBP

Evidence-Based Practice (EBP) adalah suatu pendekatan dalam praktik klinis yang didasarkan pada
penggunaan bukti-bukti terbaik yang tersedia dari hasil penelitian untuk membantu pengambilan
keputusan dalam perawatan pasien. Pendekatan ini melibatkan integrasi bukti-bukti ilmiah dengan
pengalaman klinis dan preferensi pasien dalam pengambilan keputusan medis .

Tujuan EBP (Evidence Based Practice) dalam perspektif kebidanan adalah untuk memberikan
perawatan kesehatan yang efektif, efisien, dan aman bagi ibu dan bayi. EBP berfokus pada penggunaan
bukti-bukti ilmiah terbaru untuk membantu para profesional kesehatan dalam membuat keputusan
yang tepat mengenai perawatan kesehatan.

Dalam praktik kebidanan, EBP sangat penting karena memungkinkan para profesional kesehatan
untuk membuat keputusan yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah terbaru mengenai perawatan
kesehatan. Dengan menggunakan EBP, para profesional kesehatan dapat memastikan bahwa perawatan
kesehatan yang diberikan kepada ibu dan bayi adalah yang terbaik dan sesuai dengan standar
internasional yang ditetapkan.

Penggunaan EBP (Evidence Based Practice) dalam kebidanan memiliki beberapa keuntungan, di
antaranya:

1. Memberikan perawatan kesehatan yang lebih efektif EBP memungkinkan para profesional kesehatan
untuk menggunakan praktik-praktik terbaik dalam merawat ibu hamil, melahirkan, dan merawat bayi
baru lahir.

2. Menurunkan risiko kesalahan dalam perawatan kesehatan Dengan menggunakan bukti-bukti ilmiah
terbaru, para profesional kesehatan dapat menghindari praktik-praktik yang tidak efektif atau bahkan
berbahaya.

3. Meningkatkan kepuasan pasien EBP dapat membantu meningkatkan kepuasan pasien karena
perawatan kesehatan yang diberikan adalah yang terbaik dan sesuai dengan standar internasional yang
ditetapkan.

4. Mengoptimalkan penggunaan sumber daya kesehatan Dengan menggunakan EBP, para profesional
kesehatan dapat memilih perawatan kesehatan yang paling efektif dan efisien.

5. Meningkatkan reputasi institusi kesehatan Menggunakan EBP dapat membantu meningkatkan


reputasi institusi kesehatan karena institusi tersebut dapat menunjukkan bahwa mereka mengikuti
praktik-praktik terbaik dan menggunakan bukti-bukti ilmiah terbaru dalam memberikan perawatan
kesehatan.

Penerapan EBP juga membantu memastikan bahwa praktik kebidanan dilakukan secara konsisten dan
sesuai dengan standar yang ditetapkan, sehingga membantu mengurangi risiko dan meningkatkan hasil
pasien. Sebagai contoh, EBP dapat digunakan untuk membantu memutuskan jenis perawatan yang
terbaik untuk menangani penyakit atau kondisi tertentu pada ibu dan bayi, seperti preeklampsia atau
asfiksia neonatorum.

Untuk menerapkan EBP dalam praktik kebidanan, bidan perlu memahami konsep dan prinsip dasar
dari EBP. Hal ini meliputi:

1. Pengumpulan bukti ilmiah: Bidan harus mengumpulkan bukti ilmiah yang relevan dan terbaru untuk
memastikan bahwa keputusan klinis didasarkan pada bukti terbaik yang tersedia.

2. Penilaian bukti ilmiah: Bidan harus melakukan penilaian kritis terhadap bukti ilmiah yang dikumpulkan
untuk menentukan kualitas, keandalan, dan relevansi bukti ilmiah tersebut.

3. Penerapan bukti ilmiah: Bidan harus menerapkan bukti ilmiah yang telah dinilai untuk membuat
keputusan klinis yang terbaik.

4. Evaluasi hasil: Bidan harus terus memantau dan mengevaluasi hasil dari keputusan klinis yang telah
diambil untuk memastikan bahwa praktik kebidanan tetap sesuai dengan standar terbaru dan
memberikan hasil yang terbaik bagi pasien.

Komponen-Komponen Pendukung EBP (Evidence Base Practice) dalam Kebidanan

1. Bukti-bukti ilmiah terbaru EBP didasarkan pada penggunaan bukti-bukti ilmiah terbaru yang diperoleh
melalui penelitian dan praktik terbaik di bidang kebidanan.

2. Kemampuan kritis dalam membaca dan mengevaluasi penelitian Para profesional kesehatan yang
ingin menerapkan EBP harus memiliki kemampuan kritis dalam membaca dan mengevaluasi penelitian.

3. Keterampilan dalam menerapkan bukti-bukti ilmiah ke dalam praktik klinis Para profesional kesehatan
juga harus memiliki keterampilan dalam menerapkan bukti-bukti ilmiah ke dalam praktik klinis.

4. Lingkungan organisasi yang mendukung Lingkungan organisasi yang mendukung juga merupakan
faktor penting dalam menerapkan EBP.

5. Keterlibatan pasien Keterlibatan pasien juga penting dalam menerapkan EBP. Para profesional
kesehatan harus memastikan bahwa pasien memahami dan terlibat dalam proses pengambilan
keputusan terkait perawatan kesehatan mereka.

Hambatan Penggunaan EBP (Evidence Base Practice) dalam Praktik Kebidanan

1. Keterbatasan sumber daya Salah satu hambatan utama adalah keterbatasan sumber daya, seperti
waktu, akses ke sumber daya klinis, dan pendanaan.

2. Keterbatasan pengetahuan dan keterampilan Bidan mungkin mengalami kesulitan dalam memahami
dan menerapkan prinsip-prinsip EBP karena keterbatasan pengetahuan dan keterampilan.

3. Budaya organisasi yang tidak mendukung Budaya organisasi yang tidak mendukung atau kurangnya
dukungan dari manajemen dan rekan kerja dapat membuat sulit bagi bidan untuk menerapkan EBP
dalam praktik kebidanan.

4. Rendahnya tingkat penerimaan oleh pasien Meskipun EBP didasarkan pada bukti ilmiah, beberapa
pasien mungkin tidak menerima atau menghargai pendekatan ini dalam praktik kebidanan.

5. Kompleksitas masalah klinis Beberapa masalah klinis dalam praktik kebidanan mungkin kompleks dan
sulit untuk dikelola dengan menggunakan pendekatan EBP.

Dengan menerapkan EBP dalam praktik kebidanan, para profesional kesehatan dapat memberikan
perawatan kesehatan yang lebih efektif, menurunkan risiko kesalahan dalam perawatan kesehatan,
meningkatkan kepuasan pasien, mengoptimalkan penggunaan sumber daya kesehatan, dan
meningkatkan reputasi institusi kesehatan.
2.RINGKASAN MATERI KELOMPOK 2

MODEL EBP.

A. KonsepEvindance Based Practice

Evidence-Based Practice adalah pendekatan sistematis untuk meningkatkan kualitas praktik


keperawatan dengan mengumpulkan bukti terbaik, Almaskari (2017).

B. Model Evindance Based Practice


Dalam memindahkan evidence kedalam praktek guna meningkatkan kualitas kesehatan dan
keselamatan (patient safety) dibutuhkan langkah langkah yang sistematis dan berbagai model
EBP dapat membantu perawat atautenaga kesehatan lainnya dalam mengembangkan konsep
melalui pendekatan yang sistematis dan jelas, alokasi waktu dan sumber yang jelas, sumber daya
yang terlibat, serta mencegah impelementasi yang tidak runut dan lengkap dalam sebuah
Organisasi (Gawlinski& Rutledge, 2008).

C.Penelurusan dan review literature.

Sumber-sumber bacaan dan pustaka dalam proses mengerjakan literature review harus sesuai
dengan kredibiltas dan bisa di pertanggung jawabkan kebenaranya.

D. Ethical Considerations of Research


Hampir semua aspek dalam bisnis,disiplin ilmu, serta penelitian mengharapkan pelakunya
berperilaku etis dalam melaksanakan aktivitasnya atau beretika dalam bekerja.

etikadalamkonteksfilsafatmerupakanrefleksifilsafatatasmoralitaspubliksehinggaetikadisebut pula
sebagaifilsafat moral.

Kode etikpenelitiadalahsuatupedomanetika yang berlakuuntuksetiapkegiatanpenelitian yang


melibatkanantarapihakpeneliti, pihak yang diteliti( subjekpenelitian ) dan masyarakat yang
akanmemperolehdampakhasilpenelitiantersebut.

E. iDissinatemon Strategies
Evidence based medicine (EBM) adalah proses yang
digunakansecarasistematikuntukmelakukanevaluasi, menemukan, menelaah/ mereview, dan
memanfaatkanhasil-hasilstudisebagaidasardaripengambilankeputusanklinik.

salah satusyaratutamauntukmemfasilitasipengambilankeputusanklinik yang evidence-based


adalahdenganmenyediakanbukti-buktiilmiah yang relevandenganmasalahklinik yang dihadapi,
sertadiutamakan yang berupahasil meta-analisis, review sistematik, dan randomized double blind
controlled clinical trial (RCT).
F. Midwifery Knowledge

Diantaranyaadalahpengguanaan virtual based patients scenario dalamkegiatan problem based


learning tutorial yang akanbisamemberikangambaran real terhadapkondisipasiendenganteknologi
virtual gunameningkatkan knowledge dan critical thinking mahasiswa.

G. Evidence Based Clinical Decison Making And Scope Of Practice

Adalahsebuah proses yang akanmembantutenagakesehatan agar mampu uptodate atau


cara agar mampu memperolehinformasiterbaru yang
dapatmenjadibahanuntukmembuatkeputusanklinis yang efektif dan
efisiensehinggadapatmemberikanperawatanterbaik .

EBM didirikan oleh RCM dalam rangka untuk membantu mengembangkan kuat profesional
dan ilmiah dasar untuk pertumbuhan tubuh bidan berorientasi akademis. RCM BidanJurnal telah
di publikasikan dalam satu bentuk sejak 1887 (Rivers, 1987), dan telah lama berisi bukti yang
telah menyumbang untuk kebidanan pengetahuan dan praktek.

EBM secara resmi diluncurkan sebagai sebuah jurnal mandiri untuk penelitian murni bukti pada
konferensi tahunan di RCM Harrogate, Inggris pada tahun 2003 (Hemmings et al, 2003), Itu
dirancang 'untuk membantu bidan dalam mendorong maju yang terikat pengetahuan kebidanan
dengan tujuan utama meningkatkan perawatan untuk ibu dan bayi '(Silverton,
2003).Karakteristikrancanganpenelitiandibuat oleh penelititergantungdariberbagai factor
termasukpertanyaanpenelitian dan sumberdaya (termasukwaktu dan dana) yang tersedia.
3.RINGKASAN MATERI KELOMPOK 3

PENELUSURAN DAN REVIEW LITERATUR

A. DEFINISI PENELUSURAN INFORMASI Menurut Surachman (2007: 1) penelusuran informasi


merupakan bagian dari sebuah proses temu kembali informasi yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan pemakai akan informasi yang dibutuhkan, dengan bantuan berbagai alat penelusuran dan
temu kembali informasi yang dimiliki perpustakaan / unit informasi

. B. STRATEGI PENELUSURAN INFORMASI Rifai (2014, 7.2) mengatakan, strategi penelusuran informasi
adalah suatu ilmu sekaligus seni dalam menggunakan pengetahuan mengenai subyek pada sistem temu
kembali informasi. Strategi penelusuran ini diperlukan untuk mencapai tujuan, dan untuk mencapai
efektifitas dalam berbagai kegiatan penelusuran.

dilihat dari cara dan alat yang digunakan, maka penelusuran informasi dibedakan menjadi dua, yaitu: 1.
Penelusuran informasi konvensional: penelusuran yang dilakukan dengan dan melalui cara-cara
konvensional atau manual seperti menggunakan kartu katalog, bibliografi, indeks, dan abstrak. 2.
Penelusuran informasi digital: penelusuran yang dilakukan dengan dan melalui media digital atau
elektronik seperti melalui OPAC (Online Public Access Catalog), Search Engine (di Internet), Database
Online, Jurnal Elektronik, dan informasi lain yang tersedia secara elektronik atau digital.

Model penelusuran informasi mencakup delapan fase, yaitu starting, chaining, browsing, differentiating,
monitoring, extracting, verifying, dan ending.

1. Starting adalah pengantar awal referensi untuk menemukan informasi yang akan diteliti lebih lanjut
menggunakan sumber informasi sekunder seperti abstrak, indeks, katalog subjek, pratinjau atau sinopsis
artikel, serta catatan buatan sendiri mengenai topik yang diminati.

2. Chaining, pada tahap ini aktivitas pengguna menghubungkan daftar literatur dengan referensi inti.
Cara untuk melakukannya adalah dengan mencari atau melihat daftar pustaka yang terdapat dalam
4.RINGKASAN MATERI KELOMPOK IV

DATA COLLECTION AND ANALISIS METHOD

A. Pengertian Data Colletions / Pengumpulan Data

Pengumpulan data (istilah dalam bahasa Indonesia) atau data collection adalah didefinisikan sebagai
prosedur mengumpulkan, mengukur dan menganalisis wawasan yang akurat untuk penelitian
menggunakan teknik yang divalidasi standar.

B. Tujuan Data Collection/ Pengumpulan Data

Agar lebih memahami tentang arti dan apa itu yang dimaksud dengan data collection, maka adalah
merupakan hal yang penting bagi Kami untuk juga menjelaskan tentang tujuannya.

C. Teknik Data Colletion/Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam proses penelitian, karena
tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

D. Beberapa teknik data colletion/pengumpulan data secara umum :

1. Observasi (pengamatan) Nasution (1998) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu
pengetahuan.

2. Observasi Partisipatif (participant observastion). Observasi partisipatif merupakan seperangkat


strategi dalam penelitian yang tujuannya adalah untuk mendapatkan data yang lengkap.

3. Observasi Terus Terang atau Tersamar Pada uraian di atas telah dijelaskan bahwa ciri penelitian
kualitatif diantaranya adalah untuk menemukan dan mengungkap fakta yang ada di lapangan secara
alamiah (natural setting).

4. Observasi Tak Berstruktur Dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan tidak terstruktur, karena fokus
penelitian belum jelas.

5. Questioner (Kuesioner/Angket) Questioner disebut pula angket atau self administrated questioner
adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengirimkan suatu daftar pertanyaan kepada responden
untuk diisi.

6. Koesioner tertutup (Closed and Items) Adalah suatu kuesioner dimana pertanyaan-pertanyaan yang
dituliskan telah disediakan jawaban pilihan, sehingga responden tinggal memilih salah satu dari jawaban
yang telah disediakan.

7. Interview (Wawancara) Wawancara adalah suatu tanya jawab secara tatap muka yang dilaksanakan
oleh pewawancara dengan orang yang diwawancarai untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan.

8. Document (Dokumen) Dokumen adalah merupakan catatan peristiwa yang telah lalu. Dokumen dapat
berbentuk tulisan, gambar, atau karya menumental dari seseorang lainnya.
E. Fungsi Data Collection/ Pengumpulan Data

Setelah kita mengetahui arti, pengertian dan apa itu data collection, pastinya kita juga harus
mengetahui terkait fungsinya bukan? Ya! Mengumpulkan data terbilang valuable atau sangat berharga
karena Anda dapat menggunakannya untuk membuat keputusan yang tepat.

F. Pengertian Analisis Method /Metode analisis

Metode analisis data merupakan bagian dari proses analisis dimana data primer atau data sekunder
yang dikumpulkan lalu diproses untuk menghasilkan kesimpulan dalam pengambilan keputusan.

G. teknik analisis data Analisis data

memiliki berbagai teknik yang berbeda tegantung pada permasalahan, tipe data, dan jumlah data
yang dikumpulkan.

H. Metode analisis data

kuantitatif Metode analisis data kuantitatif bergantung pada kemampuan untuk dapat menghitung
secara akurat.

I. Metode analisis data kualitatif

Tidak seperti data kuantitatif, data kualitatif memerlukan pendekatan dari data yang sifatnya lebih
subyektif
5.RINGKASAN MATERI KELOMPOK V

QUALITI APPRAISAL OF RESEARCH

Evidence-Based Practice adalah pendekatan sistematis untuk meningkatkan kualitaspraktik


keperawatan dengan mengumpulkan bukti terbaik, Almaskari (2017). Evidenceadalah kumpulan
fakta yang diyakini kebenarannya.

Evidence Based Practice salah satu cara guna memperoleh pengetahuan yang paling baru dan
bersumber pada data jelas dan sangat terkait guna mengambil kesimpulan klinis paling efektif
serta menambah kemampuan tenaga kesehatan di praktikum guna meninggikan derajat kesehatan
pasien. Telaah kritis ataucritical appraisal adalah cara atau metode dan proses sistematis untuk
menguji (validitas, hasil dan relevansi) dan mengkritisi secara ilmiah terhadap penulisan ilmiah
sebelum digunakan untuk mengambil keputusan.

Secara formal penilaian kritis (critical appraisal) perlu dilakukan terhadap kualitas bukti-bukti
yang dilaporkan oleh artikel riset pada jurnal. Setiap artikel riset perlu dinilai kritis tentang
apakah kesimpulan yang ditarik benar (valid), tidak mengandung bias. Bias adalah kesalahan
sistematis (systematic error) yang menyebabkan kesimpulan hasil riset yang salah tentang
akurasinya. Validitas (kebenaran) bukti yang diperoleh dari sebuah riset tergantung dari cara
peneliti memilih subjek/ sampel penelitian, cara mengukur variabel, dan mengendalikan
pengaruh faktor ketiga yang disebut faktor perancu (confounding factor).

Bukti terbaik dari sebuah setting riset belum tentu bisa langsung diekstrapolasi (diperluas)
kepada masyarakat. Efikasi adalah bukti tentang kemaknaan efek yang dihasilkan dari hasil riset
secara klinis maupun statistik.

Secara konvensional, kriteria untuk mengukur kualitas penelitian kuantitatif adalah validates,
reliabilitas, objektivitas dan generalabilitas.

Critical appraisal of receach merupakan suatu kajian terhadap suatu makalah atau artikel ilmiah
dimana menilai apakah penelitian tersebut dapat dijadikan landasan dalam pengambilan
keputusan dimana dilakukan uji kebenaran berupa validasi hasil dan relevansi. Dalam hal ini
digunakanlah 3 prinsip ini yang pertama adalah rigour (keseluruhan atau ketepatan metode)
Maksudnya adalah karena penelitian kualitatif menekankan kedalaman pemahaman persoalan
yang diteliti,
6.RINGKASAN MATERI KELOMPO VI

ETHICAL CONSIDERATION OF RESEARCH

Norma-norma etika kedokteran sebenarnya telah dipakai sejak adanya orang di dalam masyarakat
yang mempunyai tugas untuk mengobati orang sakit.

Dengan meningkatnya jumlah dan jenis penelitian serta jumlah manusia yang digunakan dalam
penelitian maka terjadi berbagai penyimpangan terhadap kode etik penelitian. Dipandang perlu untuk
menilai keharusan adanya badan yang mengawasi penelitian menggunakan manusia sebagai subjek
penelitiannya (Oemijati, S. dkk, 2010). Salah satu aspek penting dalam kode tersebut adalah suatu
keharusan adanya informed consent (persetujuan setelah penjelasan) dari manusia yang digunakan
dalam penelitian. Penelitian kesehatan di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari penelitian kesehatan
global. Hasil penelitian harus di publikasikan supaya masyarakat ilmiah global mengetahui tentang
penemuan penemuan pengetahuan ilmiah baru dan ditantang menguji ulang keabsahannya. Tiga prinsip
etik umum:

1. Prinsip etik umum menghormati martabat manusia (Respect for person) yang mencakup

dua pertimbangan etik penting, yaitu menghormati otonomi seseorang dan melindungi

manusia yang otonominya terganggu atau kurang.

2. Prinsip etik umum berbuat baik (Beneficience) kewajiban membantu orang lain dengan

mengupayakan manfaat maksimal kerugian minimal.

3. Prinsip etik umum keadilan (Justice) mengacu pada kewajiban etik memperlakukan

setiap orang dengan moral yang benar dan pantas serta memberikan setiap orang yang

merupakan haknya.

Doktrin Informed consent adalah suatu prinsip dalam bidang etika yang direfleksikan ke dalam peraturan

hukum. Dari segi hokum medic, memperoleh informasi adalah hak pasien dan kewajiban dokter untuk

memberikannya. Pasien berhak tanpa harus diminta untuk memperoleh informasi mengenai

panyakitnya serta tindakan medic yang akan dilakukan oleh dokter terhadap dirinya (Guwandi, 2006).
7.RINGKASAN MATERI KELOMPOK VII.

DESEMINATION STRATEGIS

Istilah diseminasi saat ini sudah menjadi istilah umum yang digunakan sebagai sinonim dari “
penyebaran “. Dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat, diseminasi daapat
digunakan dalam berbagai bidaang sebagai penyampaian informasi instansi/lembaga terkait.

Diseminasi adalah suatu kegiatan penyebaran informasi yang ditujukan kepada kelompok target atau
individu agar merekan memperoleh informasi, timbul kesadaran, menerima, mengubah perilaku sasaran,
dan akhirnya mereka mampu memanfaatkan informasi tersebut.

Perubahan yang diharapkan dari kegiatan diseminasi adalah akan terjadi pada aspek kognitif ( pengetahuan ),
efektif ( sikap ) dan psikomotorik ( keterampilan ) perubaha tersebut menujuh di arah yangs sesuai dengan konsep
dan cara yang benar atau seharusnya.

Diseminasi merupakan penyebaran inovasi yang disusun dan disebarkan secara metode perencana
yang matang serta pandangan jauh ke depan baik melalui diskusi atau forum lainnya yang sengaja
diprogramkan , sehinggah terdapat kesepakatan untuk melaksanakan inovasi.

8.RINGKASAN MATERI KELOMPOK VIII

MIDWEFERY KNOWLEDGE

Bidan merupakan mata rantai yang sangat penting karena kedudukannya sebagai ujung tombak dalam
upaya kebidanan sumber daya manusia melalui kemampuannya untuk melakukan
pengawasan,pertolongan, dan pengawawanneonatus dan pada persalinan ibu postpartum Disamping itu,
upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia dibebankan kepada bidan melalui pelayanan keluarga
berencana.
A..DEFINISI BIDAN
Bidan merupakan profesi yang diakui secara nasional maupun internasional dengan sejumlah praktisi di
seluruh dunia. Bidan mempunyai tugas penting dalam konsultasi dan pendidikan kesehatan,tidak hanya
untuk wanita tersebut,tetapi juga termasuk keluarga dan komunitasnya. Bidan adalah seorang wanita
yang mengikuti pendidikan kebidanan yang diakui oleh pemerintah dan telah menyelesaikan pendidikan
tersebut dan lulus ujian yang ditentukan serta memperoleh ijasah yang terdaftar sebagai persyaratan
utama untuk melakukan praktek sesuai profesinya “. (Depkes, 1996)
Merupakan ilmu yang terbentuk dari sintesa berbagai disiplin ilmu (multi disiplin) yang terkait dengan
pelayanan kebidanan, meliputi ilmu kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu sosial, ilmu perilaku, ilmu
budaya, ilmu kesehatan masyarakat, dan ilmu manajemen dapat memberikan pelayanan kepada ibu
dalam masa pra konsepsi, masa hamil, masa bersalin, post partum, dan bayi baru lahir.
Bidan dalam melaksanakan peran,fungsi dan tugasnya didasarkan pada kemampuan dan
kewenangan yang diberikan. Kewenangan tersebut diatur melalui peraturan menteri kesehatan
(permenkes).

9.RINGKASAN MATERI KELOMPOK IX

EVIDENCE BASED CLINICAL DECISION

Evidence Based artinya berdasarkan bukti. Artinya tidak lagi berdasarkan pengalaman atau
kebiasaan semata, semua harus berdasarkan bukti. Bukti ini pun tidak sekedar bukti tapi bukti ilmiah
terkini yang bisa dipertanggung jawabkan.
Evidence Based Practice adalah sebuah proses yang akan membantu tenaga kesehatan agar mampu
uptodate atau cara agar mampu memperoleh informasi terbaru yang dapat menjadi bahan untuk
membuat keputusan klinis yang efektif dan efisien sehingga dapat memebrikan perawatan terbaik
kepada pasien.
Evidance Kebidanan digunakan oleh bidan sebagai pemberi pelayanan asuhan kebidanan yang baik
karena pengambilan kesepakatan klinis berdasarkan pembuktian.
Ruang lingkup praktik kebidanan adalah batasan dari kewenangan bidan dalam menjalankan praktikan
yang berkaitan dengan upaya pelayanan kebidanan dan jenis pelayanan kebidanan.

Evidence Based artinya berdasarkan bukti. Artinya tidak lagi berdasarkan pengalaman atau kebiasaan
semata, semua harus berdasarkan bukti. Bukti ini pun tidak sekedar bukti tapi bukti ilmiah terkini yang
bisa dipertanggung jawabkan. Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu dari proses mental
atau kognitif yang membawa pada pemilihan keputusan yang dibuat untuk mencapai tujuan melalui
pelaksanaan atau tindakan.

10.RINGKASAN MATERI KELOMPOK X

THE APLICATION OF KNOWLEDGE TO MIDWIFERY PRATICAL

Evidence Based Midwifery (Practice) EBM didirikan oleh RCM dalam rangka untuk membantu
mengembangkan kuat profesional dan ilmiah dasar untuk pertumbuhan tubuh bidan berorientasi
akademis. RCM Bidan Jurnaltelah dipublikasikan dalam satu bentuk sejak 1887 (Rivers, 1987), dan telah
lama berisi bukti yang telah menyumbang untuk kebidanan pengetahuan dan praktek.
Tujuan utama di implementasikannya evidance based di dalam praktek kebidanan adalah untuk
meningkatkan kualitas bidan dan memberikan hasil yang terbaik dari asuhan kebidanan yang
diberikan. Selain itu juga, dengan dimaksimalkannya kualitas bidan tingkat kesembuhan pasien bisa
lebih cepat dan lama bidan bisa lebih pendek serta biaya perawatan bisa ditekan.
Evidence based artinya berdasarkan bukti. Bukti inipun tidak sekedar bukti tapi bukti ilmiah terkini yang
bisa dipertanggung jawabkan. Suatu istilah yang luas yang digunakan dalam proses pemberian informasi
berdasarkan bukti dari penelitian (Gray, 1997). Rutinitas yang tidak terbukti manfaatnya kini tidak
dianjurkan lagi.
11.RINGKASAN MATERI KELOMPOK X1

EVIDENCE FOR HOSPITAL BASED CARE

Evidence based practice (EBP) adalah sebuah proses yang akan membantu tenaga kesehatan
agar mampu uptodate atau cara agar mampu memperoleh informasi terbaru yang dapat menjadi
bahan untuk membuat keputusan klinis yang efektif dan efisien sehingga dapat memberikan
perawatan terbaik kepada pasien (Macnee, 2011).
Tujuan utama di implementasikannya evidance based practice di dalam praktek keperawatan
adalah untuk meningkatkan kualitas perawatan dan memberikan hasil yang terbaik dari asuhan
keperawatan yang diberikan.
Evidence atau bukti adalah kumpulan fakta yang diyakini kebenarannya. Evidence atau bukti
dibagi menjadi 2 yaitu eksternal evidence dan internal evidence.
Praktik keperawatan, EBNP merupakan ciri khas dari praktik keperawatan profesional untuk
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan. EBNP digunakan oleh perawat sebagai pemberi
pelayanan asuhan keperawatan yang baik karena pengambilan keputusan klinis berdasarkan
pembuktian.

12.RINGKASAN MATERI KELOMPOK XII

HASIL PENELITIAN TERBAIK

Penelitian membutuhkan sebuah pemikiran yang akan dilakukan peneliti. Jika tidak, peneliti akan
mengalami kesulitan untuk memulainya.
Penelitian terbagi menjadi dua bagian, yaitu penelitian kualitatif dan kuantitatif.
Secara umum , penelitian bertujuan untuk mengembangkan ilmu dan berbagai pengetahuan
yang telah ada, serta adanya fakta dan temuan-temuan baru sehingga dapat disusun sebuuah teori, konsep,
hukum,kaidah, atau metodologi baru yang dapat digunakan untuk memecahkanmasaah yang ada.
Metodologi penelitian berasal dari kata metode yang artinya cara yang tepatuntuk melakukansesuatu
dan logos yang artinya ilmu atau pengetahuan.Metodologi penelitian merupakan sekumpulan peraturan,
kegiatan, dan prosedur yang digunakanoleh pelaku suatu disiplin ilmu.
Metodologi penelitian berasal dari kata metode yang artinya cara yang tepatuntuk melakukansesuatu
dan logos yang artinya ilmu atau pengetahuan.Metodologi penelitian merupakan sekumpulan peraturan,
kegiatan, dan prosedur yang digunakanoleh pelaku suatu disiplin ilmu.

13. RINGKASAN MATERI KELOMPOK XIII

IMPLIKASI DAN PENTINGNYA EPB DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

Evidence based practice (EBP) adalah sebuah proses yang akan membantu tenaga kesehatan
agar mampu uptodate atau cara agar mampu memperoleh informasi terbaru yang dapat menjadi
bahan untuk membuat keputusan klinis yang efektif dan efisien sehingga dapat memberikan
perawatan terbaik kepada pasien (Macnee, 2011).Kompetensi dasar EBP mencakup kapasitas untuk
berpikir kritis dan domainnya atau pengetahuan teknis yang diperoleh melalui pendidikan dan
pengalaman praktik di bidang tertentu (Sackett 2000).

EBP adalah bentuk perilaku terkait tujuan, kami mengaturnya tinjauan kami menggunakan
integrasi tori Ajzen (1991) tentang perilaku terencana dan tori perilaku tempat kerja Vroom
(1964).

Langkah-langkah dalam proses evidance based practice adalah sebagai berikut:


1. Menumbuhkan semangat penyelidikan (inquiry)
2. Mengajukan pertanyaan PICOT) question
3. Mencari bukti-bukti terbaik
4. Melakukan penilaian (appraisal) terhadap bukti-bukti yang ditemukan
5. Mengintegrasikan bukti dengan keahlian klinis dan pilihan pasien untuk membuat
keputusan klinis terbaik
6. Evaluasi hasil dari perubahan praktek setelah penerapan EBP
7. Menyebarluaskan hasil (disseminate outcome)

14.RINGKASAN MATERI KELOMPOK XIV

- PRINSIP APLIKASI HASIL PENELITIAN DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

- PRINSIP DAN LANGKAH DALAM EVIDENCE BASED

Evidence based Midwifery adalah pemberian informasi kebidanan berdasarkan bukti dari
penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan. Praktik kebidanan sekarang lebih didasarkan pada
bukti ilmiah hasil penelitian dan pengalaman praktik terbaik dari para praktisi dari seluruh
penjuru dunia.

Tujuan evidence based adalah untuk memberi alat berdasarkan bukti – bukti terbaik yang ada,
untuk mencegah, mendeteksi dan menangani gangguan Kesehatan dan kepribadia.
Beberapa contoh di bawah ini adalah perkembangan keilmuan kebidananyang berhubungan
dengan evidence based practice.

Evidencbased artinya berdasarkan bukti tidak lagi berdasarkan pengalaman atau kebiasaan semata. Semua
harus berdasarkan bukti dan bukti inipun tidak sekedar bukti.

Evidence based Midwifery adalah pemberian informasi kebidanan berdasarkan bukti dari
penelitian yang bisa di pertanggung jawabkan. Praktik kebidanan sekarang lebih di dasarkan
pada bukti ilmiah hasil penelitian dan pengalaman praktik terbaik dari para praktisi dari seluruh
penjuru dunia. Tujuan evidence based adalahuntukmemberialatberdasarkanbukti –
buktiterbaik yang ada, untukmencegah, mendeteksi dan menanganigangguan Kesehatan dan
kepribadia.
16.RINGKASAN MATERI KELOMPOK XV

BIOMEDICAL ETHICAL AND THERE APLICATION TO MIDWIFERY PRACTICE

1. Definisi Bio-Etika
Secara harafiah, istilah bioetika berasal dari bahasa Yunani, yaitu bios (hidup) dan ethike (apa
yang seharusnya dilakukan manusia). Istialah itu sendiri diartikan sebagai kajian etika mengenai
isu sosial dan moral yang muncul akibat aplikasi bioteknologi dan medis.
Pada artian yang lebih sempit, bioetika merupakan evaluasi etik pada moralitas treatment atau
inovasi teknologi, dan waktu pelaksanaan pengobatan pada manusia.
Bioetika muncul sebagai respon atas semakin berkembangnya ilmu dan teknologi hayati
terutama di bidang medis yang berhubungan erat dan/atau menjadikan manusia sebagai
objeknya.
Istilah etika yang kita gunakan sehari-hari pada hakekatnya berkaitan dengan falsafah dan
moral yaitu “ mengenai apa yang dianggap baik atau buruk di masyarakat dalam kurun waktu
tertentu, sesuai dengan perubahan/perkembangan norma/nilai.
Istilah moral berasal dari bahasa Latin (mos- bentuk tunggal, mores- bentuk jamak) yang
berarti kebiasaan atau adat.
Secara umum, hukum adalah kumpulan peraturan yang berisi hak dan kewajiban yang timbal
balik dan mengatur yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan.
Profesi adalah suatu moral Community (masyarakat moral) yang memiliki cita-cita dan nilai
bersama. Mereka membentuk suatu profesi disatukan karena latar belakang pendidikan yang
sama dan memiliki keahlian yang tertutup bagi orang lain.
Peranan penting bidan sangatlah penting dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian
maternal dan perinatal, salah satunya bisa melalui pendekatan kepada hukum dukun beranak
dengan memberikan bimbingan pada kasus yang memerlukan rujukan medis.
Berdasarkan peranan bidan yang vital itulah diperlukan pengaturan profesi bidan dalam
memberikan pertolongan yang optimal. Secara umum tenaga profesi kesehatan dibatasi oleh
ketiga kaedah utama, yaitu sumpah profesi, kaedah masyarakat dalam bentuk tertulis atau
kebiasaan pula. Oleh karena itu, profesi tenaga kesehatan yang selalu berkaitan dengan
manusia geraknya sangat terbatas (Heryani, R, 2013).

Anda mungkin juga menyukai