Anda di halaman 1dari 43

EVIDENCE BASED MIDWIFERY

(EBM)
Bdn. BUSYRA HANIM, S.ST., M.Keb
CP MK: Mampu menguraikan dan menganalisis
pengenalan EBP dan midwifery based.

CPL : Menguasai konsep teoritis penelitian dan


evidence based practice dalam praktik kebidanan
Pada masa lalu, keputusan-
keputusan dalam perawatan  Diet rendah garam untuk mengurangi hipertensi
kesehatan:  Membatasi hubungan seksual untuk mencegah
 berdasarkan opini (Gray, abortus dan kelahiran premature
1997),  Pemasangan rutin tampon vagina
 berdasarkan tradisi,
 Harus memakai gurita / stagen segera stlh melahirkan
 asumsi, dan
 preseden (Hicks dan
agar rahim cepat menyusut, perut tidak menggelambir
Hennessy).
 Menduduki sesuatu yang panas
 Membatasi makan-minum pada ibu bersalin
 Dilarang makan ikan, telur, dan daging supaya bekas
Beberapa decade jahitan lekas sembuh
terakhir, praktik  Dilarang mandi dan keramas agar tubuh tetap hangat
kebidanan berdasarkan dan tidak rematik
bukti.  Dilarang keluar rumah selama 40 hari masa nifas
EVIDENCE BASED
PRACTICE
PENGERTIA
N
EVIDENCE BASED = berdasarkan bukti

 Tidak berdasarkan pengalaman


saja  Bukti ilmiah hasil penelitian
 Tidak berdasarkan kebiasaan  Bisa dipertanggung jawabkan
saja
 Rutinitas yang tidak terbukti
manfaatnya tidak dianjurkan EVIDENCE
BASED
lagi MIDWIFERY
PRACTICE
EVIDENCE BASED
PRACTICE

The process of systematically finding, appraising


and using research findings as the basis for
clinical decisions

Proses sistematis untuk mencari, menilai dan menggunakan


hasil penelitian sebagai dasar untuk membuat keputusan
klinik
PENGERTIAN EVIDENCE BASED
PRACTICE

adalah pendekatan dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan praktik


(termasuk perawatan kesehatan, pendidikan, ilmu sosial, dll) yang menggunakan
bukti terbaik yang tersedia. Pendekatan ini melibatkan integrasi bukti terbaik yang
tersedia dari penelitian yang valid, pengalaman klinis, dan preferensi pasien

Praktik berbasis bukti menekankan penggunaan bukti penelitian


berkualitas
tinggi untuk membimbing praktik dan memastikan bahwa intervensi,
pengobatan, atau pendekatan didasarkan pada dukungan empiris.

Tujuan dari praktik berbasis bukti adalah untuk memastikan bahwa


keputusan dan tindakan yang diambil didasarkan pada bukti yang solid
dan dapat dipercaya, serta memaksimalkan hasil yang diinginkan.
Evidence Based Practice in Midwifery


Adalah pendekatan dalam memberikan perawatan kebidanan yang didasarkan

pada bukti ilmiah terbaik yang tersedia, kemampuan dan pengalaman klinis,
serta preferensi pasien.

Penerapan EBP dalam kebidanan membantu meningkatkan kualitas


perawatan, meningkatkan keselamatan pasien, dan memberikan praktisi
kebidanan dasar yang kuat dalam pengambilan keputusan klinis.
 Evidence Based Practice (EBP) merupakan proses membuat keputusan
klinik berdasarkan bukti yang dikombinasikan dengan pengalaman klinik
dan ekspektasi klien.
 Evidence based practice bermula dari hasil-hasil penelitian yang tersedia.
Seperti :
o Tindakan amniotomy pada saat pembukaan serviks 4 cm. tindakan ini
tidak terbukti bermanfaat, bahkan membahayakan ibu dan bayinya
o Manajemen aktif kala III
o IMD
o Pemberian ASI eksklusis
o Asuhan BBL dengan ibu positif HIV
o Episiotomi rutin pada persalinan primipara
o dll
● Bidan dituntut selalu memberikan asuhan kebidanan sesuai dg
bukti-bukti ilmiah – meningkatkan kualitas pelayanan.
● Contoh-contoh praktik terbaik bisa diakses melalui systematic
review
● Membandingkan hasil praktik terbaik melalui peer review
● Membuat daftar dari praktik terbaik sesuai perkembangan zaman.

 Evidence based mrpkan proses yg bersifat dinamis,


bukan statis
 Akan berubah dg cepat
 Bukti ilmiah terbaru diperoleh dari penelitian
terkini, teknologi baru, ide-ide baru, atau ide lama
yang diuji dengan cara-cara baru.
MANFAAT

• Keamanan bagi nakes karena intervensi


EVIDENCE
yg dilakukan berdasarkan bukti ilmiah
BASE • Meningkatkan kompetensi (kognitif)
• Memenuhi tuntutan & kewajiban sbg
Merupakan bagian dari professional dalam memberikan asuhan
proses yang bermutu
mendemonstrasikan • Cost effective
intervensi-intervensi dan • Menjaga standar
praktik-praktik kesehatan • Memberikan hasil terbaik bagi klien &
bagi masyarakat; didukung memenuhi kepuasan klien
melalui hasil penelitian • Mendukung lingkungan budaya
atau berbagai jalur pembelajar dan budaya kerja
pengujian
Keuntungan menerapkan EBP
Praktik berbasis bukti berfokus pada Dengan menerapkan praktik berbasis bukti,
penggunaan bukti ilmiah terbaik yang ada praktisi dapat menghemat waktu dan sumber
saat ini. Dengan menerapkan praktik daya yang berharga. Mereka tidak perlu
berbasis bukti, praktisi dapat memastikan mencoba-coba atau menggunakan pendekatan
bahwa perawatan yang mereka berikan yang tidak teruji, yang dapat membuang waktu
telah terbukti efektif dalam uji klinis dan dan menghabiskan biaya yang tidak perlu.
penelitian sebelumnya. EBP dapat Sebaliknya, mereka dapat mengarahkan upaya
meningkatkan hasil dan kualitas pelayanan mereka pada praktik-praktik yang terbukti
kesehatan. Ini dapat mengarah pada efektif dan memberikan hasil terbaik dalam
peningkatan kepuasan pasien. waktu yang lebih singkat.
Dasar Efektivitas Keselamatan Pembaruan dan
Efisien
Ilmiah Pasien Perkembangan

EBP berdasarkan pada bukti-bukti EBP membantu dalam mencegah EBP mendorong praktisi
ilmiah terkini dan terbaik yang kesalahan dan meningkatkan kesehatan untuk tetap update
tersedia. Hal ini memungkinkan keselamatan pasien. Praktik penelitian dan perkembangan
pengambilan keputusan berdasarkan berdasarkan pada bukti-bukti terbaru dalam bidangnya. Ini
pada penelitian yang dapat dapat mengurangi risiko efek mendorong pembelajaran
diandalkan, mengurangi keputusan samping atau komplikasi yang berkelanjutan dan meningkatkan
yang didasarkan pada opini atau tidak diinginkan. standar perawatan.
asumsi semata.
Kelemahan menerapkan EBP
1. Keterbatasan Bukti: Meskipun EBP didasarkan pada bukti-bukti ilmiah, terkadang bukti tersebut memiliki
keterbatasan. Misalnya, penelitian yang relevan mungkin belum dilakukan, atau bukti yang ada mungkin tidak
sepenuhnya dapat diterapkan pada situasi atau populasi tertentu. Ini dapat menyebabkan ketidakpastian dalam
pengambilan keputusan.
2. Waktu dan Sumber Daya: Penerapan EBP membutuhkan waktu, sumber daya, dan keahlian yang cukup.
Mencari, mengevaluasi, dan menerapkan bukti-bukti yang relevan membutuhkan upaya yang signifikan.
Seringkali, praktisi perlu mengakses jurnal ilmiah, mengikuti pelatihan tambahan, atau berkonsultasi dengan
ahli lain untuk menerapkan EBP dengan baik.
3. Ketidaksesuaian dengan Praktik Individual: EBP berupaya memberikan pedoman umum yang berlaku
untuk perawatan, namun setiap pasien dan situasi klinis adalah unik. Beberapa praktisi mungkin menghadapi
kesulitan dalam menerapkan rekomendasi EBP secara langsung pada kasus individu mereka, dan perlu
menggunakan penilaian klinis dan pengalaman mereka sendiri untuk mengambil keputusan terbaik.
4. Ketidaktepatan Penerapan: Terkadang, EBP mungkin tidak diterapkan secara konsisten atau tidak akurat
oleh praktisi. Faktor- faktor seperti kurangnya pengetahuan, keterbatasan waktu, atau penolakan untuk
mengubah praktik yang sudah mapan dapat menghambat penerapan EBP secara efektif.

Penting untuk diingat bahwa meskipun EBP memiliki kelemahan, konsep ini tetap merupakan pendekatan yang kuat dan bermanfaat
dalam perawatan kesehatan. Penerapan EBP yang tepat dapat membantu memastikan bahwa keputusan perawatan didasarkan pada
bukti-bukti yang terbaik, sambil tetap mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi individu pasien.
Tantangan Penerapan EBP di Indonesia
1. Keterbatasan aksesibilitas sumber daya: keterbatasan aksesibilitas terhadap sumber daya yang mendukung praktik berbasis bukti.
Terbatasnya akses ke jurnal ilmiah, basis data penelitian, dan literatur medis terbaru dapat menghambat upaya para professional
kebidanan untuk
Infographic mengakses dan menggunakan bukti-bukti terbaru dalam praktik mereka.
Designed
2. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan: Sebagian besar tenaga kebidanan di Indonesia mungkin belum memiliki pengetahuan
Easy to change colors, photos and Text.
dan keterampilan yang memadai dalam menggunakan pendekatan berbasis bukti. Kurangnya pelatihan dan pendidikan yang terkait
dengan EBP dapat menjadi hambatan dalam mengadopsi dan menerapkan praktik yang didasarkan pada bukti-bukti terbaik.

3. Kepercayaan pada praktik tradisional: Di beberapa daerah di Indonesia, masih ada keyakinan dan praktik tradisional yang kuat
dalam bidang kebidanan. Hal ini dapat menyebabkan penolakan atau resistensi terhadap perubahan praktik berdasarkan bukti-bukti
ilmiah yang lebih baru. Menyadarkan dan membangun kepercayaan masyarakat terhadap EBP bisa menjadi tantangan tersendiri.

4. Faktor budaya dan sosial: Nilai-nilai budaya dan norma sosial yang kuat di masyarakat dapat mempengaruhi keputusan dan
preferensi pasien, serta praktik para profesional kebidanan. Menerapkan EBP dengan mempertimbangkan konteks budaya dan sosial
yang berbeda memerlukan keterampilan dan pemahaman yang cermat.

5. Keterbatasan waktu dan sumber daya: Di tengah tuntutan kerja yang tinggi dan keterbatasan sumber daya, para profesional
kebidanan mungkin menghadapi tantangan dalam mengalokasikan waktu dan sumber daya yang cukup untuk melakukan penelitian
dan mempraktikkan EBP. Mengubah kebiasaan lama dan mengadopsi praktik yang didasarkan pada bukti-bukti yang terbaru
membutuhkan komitmen dan upaya yang signifikan.
BAGAIMANA

CARA atau LANGKAH untuk MEMBUKTIKAN


SATU STANDAR PELAYANAN SESUAI
TAHAPAN dalam EVIDENCE BASED ?
LANGKAH-LANGKAH MEMPEROLEH BUKTI TERBAIK EBP

5. Mengevaluasi
Kualitas dari
Bukti terbaik
4. Kata kunci,
kombinasi, dan kriteria
3. Proses penelusuran, pintu
gerbang, dan database
2. Menelusuri & mengakses
bukti-bukti

1. Pertanyaan terfokus
Diawali dengan identifikasi masalah dari pasien atau yang timbul selama
proses tatalaksana penyakit pasien.

1. Dilanjutkan dengan membuat formulasi pertanyaan dari masalah klinis


Langkah- tersebut.

Langkah 2. Pilihlah sumber yang tepat untuk mencari jawaban yang benar bagi
pertanyaan tersebut dari literatur ilmiah.

3. Lakukan telaah kritis terhadap literatur yang didapatkan untuk menilai


Penerapan validitas (mendekati kebenaran), pentingnya hasil penelitian itu serta
kemungkinan penerapannya pada pasien.
EBP
4. Setelah mendapatkan hasil telaah kritis, integrasikan bukti tersebut
dengan kemampuan klinis anda dan preferensi pasien yang seharusnya
mendapatkan probabilitas pemecahan masalah pelayanan pasien yang
lebih baik.

5. Evaluasi proses penatalaksanaan penyakit /masalah pasien anda .. .


Apakah berhasil atau masih memerlukan tindakan lain?
LATAR BELAKANG
 AKI karena bersalin di Indonesia masih tinggi
 Sebagian besar disebabkan karena perdarahan selama persalinan kala III
 Sebagian kematian terjadi dalam waktu 4 jam setelah melahirkan dan merupakan akibat dari
masalah di kala III.
 Perdarahan pasca persalinan : kehilangan darah >500 ml stlh kelahiran
 Perdarahan pasca salin berat : kehilangan darah <1000 ml.
 Penyebab umum PPP primer karena atonia uteri, retensio plasenta, laserasi jalan lahir dan inversion
uteri

ASUHAN PERSALINAN KALA III


Pengelolaan Menunggu /Konservatif Manajemen Aktif Kala III
 Menunggu tanda - tanda pelepasan plasenta  Meningkatkan kontraksi uterus
 Membiarkan plasenta lahir secara spontan  Mempercepat pelepasan plasenta
 Kehilangan darah banyak  Mengurangi kehilangan darah

Diterapkan pada sebagian besar negara berkembang


ASUHAN PERSALINAN KALA III

Pengelolaan Menunggu /Konservatif/Fisiologis Manajemen Aktif Kala III/Aktif

 Menunggu tanda - tanda pelepasan plasenta  Pemberian Oksitosin 10 IU IM dalam 1 menit I


 Membiarkan plasenta lahir secara spontan  Penegangan tali pusat terkendali
 Massase fundus uteri dalam 15 setelah plasenta lahir

- Banyak kehilangan darah - anemia  Meningkatkan kontraksi uterus


- Resiko patologi kala III (retensio plasenta, atonia  Mempercepat pelepasan plasenta
uteri)  Mengurangi kehilangan darah
- Kebutuhan transfuse meningkat - PPP berat berkurang hingga 58%
- Indonesia dengan keadaan geografis yang sulit - kejadian anemia post partum berkurang
mencapai faskes rujukan….3 terlambat - kebutuhan transfuse berkurang
- Resiko kematian karena perdarahan - resiko patologi kala III berkurang
- pemakaian obat uterotonika berkurang

Diterapkan pada sebagian besar negara berkembang


1. PERTANYAAN TERFOKUS
Pertanyaan bisa berasal dari klien langsung, penyedia layanan, hasil membaca ulasan
dan ide-ide dari literatur baru, apakah sudah tepat/efektif/efisien bagi bidan saat ini
terkait intervensi/pengobatan, dll yang diterapkan saat ini?

Menggunakan mnemonic PICOT


P Populasi yang merupakan sampel dalam penelitian. Hasil yang diperoleh
(Patient populatin) dari sampel tersebut dapat digeneralisasikan pada sampel lain dengan
karakteristik yang hampir sama secara praktis
I Intervensi apa yang diberikan bagi subjek yg akan dilibatkan dalam
(Intervention or isue of interest) penelitian
C Treatment/obat yang digunakan kelompok control yang akan
(Comparation) dibandingkan dengan kelompok intervensi. Kelompok control diberikan
asuhan standar yang dibandingkan dengan treatment terkini
O Hasil yang digunakan untuk menguji efektivitas dari intervensi yang
( Outcome) diberikan
T Waktu untuk mengumpulkan data
(Time)
1. PERTANYAAN TERFOKUS

Bagaimanakah perbedaan waktu lahirnya plasenta pada kala III


persalinan, pada ibu yang mendapatkan asuhan kelahiran plasenta
secara fisiologis/konservatif dibandingkan dengan ibu yang
mendapatkan tindakan Manajemen Aktif Kala III ?

Menggunakan mnemonic PICOT


P (Populatin) Ibu bersalin kala III
I (Intervention) Manajemen aktif Kala III
C (Comparation) Melahirkan plasenta secara fisiologis/menunggu
O ( Outcome) Waktu setelah bayi lahir hingga plasenta lahir
T (Time) Dalam kala III
2. MENELUSURI dan MENGAKSES BUKTI-BUKTI
 Menelusuri bukti-bukti
 Mendiskusikan hasil-hasil temuan
 Dan merekomendasikan sebagai standar
pelayanan yang sesuai dengan hasil studi
terkini
Menunjukkan kekuatan
Hierarchy of Scientific Evidence Not Scientific Evidence
dari bukti-bukti secara
ilmiah
Hierarchy of evidence

Hierarchy of evidence adalah suatu konsep yang


digunakan dalam bidang kedokteran, penelitian
klinis, dan praktik berbasis bukti (evidence-based
practice) untuk menggambarkan tingkat kekuatan
dan validitas bukti ilmiah yang tersedia dalam
penelitian.

Hierarchy of evidence ini membantu


dalam menentukan tingkat
kepercayaan terhadap suatu
penemuan atau rekomendasi dalam
pengambilan keputusan medis.
2. MENELUSURI dan MENGAKSES BUKTI-BUKTI
Sistematic
Mensintesis literatur menggunakan standar metodologi untuk mengkaji
Riview ulang. Merupakan tingkatan tertinggi hirarki evidence

Meta Menggabungkan berbagai hasil penalitian untuk melihat kekuatan penelitian tsb
analysis dari berbagai karakteristik
Subjek penelitian diacak untuk menerima sebuah terapi baru atau terapi standar.
RCTs Bertujuan untuk mengurangi bias dengan pembutaan tunggal, ganda atau tripel

Melihat keterpajanan thd factor resiko untuk mengetahui apa penyakit yg akan
Kohort muncul. Bisa terjadi retrospektif ataupun prospektif

Penelitian berdasarkan keterpajanan thd penyakit. Melacak orang yang terpajan


Case suatu penyakit (kasus) dan membandingkan dengan pasien yang sama yang tanpa
kontrol penyakit (control).
Pandangan ahli, biasanya tidak berdasarkan penelitian. Dari 1 atau lebih ahli.
Opini ahli
Meta-Analisis dan Systematic Review
01 Merupakan sintesis dari beberapa penelitian yang relevan dan memiliki
Penting untuk dicatat bahwa hierarki bukti metodologi yang kuat
ini hanyalah panduan umum dan tidak
mutlak. Setiap penelitian atau bukti harus RCT (Randomized Controlled Trials)
dinilai secara kritis berdasarkan konteks, 02 Penelitian eksperimental yang melibatkan kelompok intervensi dan
desain penelitian, dan kualitas metodologi kelompok kontrol, dengan randomisasi peserta penelitian.
yang digunakan.
Studi Kohort
03 Penelitian observasional yang mengamati kelompok orang dengan
karakteristik atau paparan tertentu untuk waktu yang ditentukan.

Studi kasus kontrol


04 Penelitian observasional yang membandingkan kelompok orang yang
memiliki kondisi atau penyakit tertentu dengan kelompok kontrol yang tidak
memiliki kondisi atau penyakit tersebut.
Case Series dan Case Report
05 Laporan tentang beberapa individu yang mengalami kondisi atau
pengobatan yang sama.

Opini pakar atau pendapat ahli


06 Pendapat atau rekomendasi dari para ahli berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman mereka
● Perlu adanya ahli di dalam profesi bidan yang mampu
merumuskan dan menyusun berbagai bukti-bukti terkini tentang
asuhan kebidanan yang terstandar.

● Agar standar asuhan tersebut dapat diaplikasikan secara konsisten


oleh semua pelaksana asuhan kebidanan
● Cara menelusuri hasil-hasil penelitian/evidence
yang hasilnya dapat dipertanggungjawabkan
melalui web atau situs resmi WHO maupun
kementerian kesehatan.
● Medline, AIDSLINE, CINAHL, PubMed, dll
● https://www.cochranelibrary.com/cdsr/doi/10.1002/
14651858.CD006431.pub3/full

● https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30754073/
● Evidence Based Midwifery dii Royal Collage Midwives Inggris:
http://www.rcm.org.uk/ebm/volume-11-2013/volume-11-issue-1/t
he-physical-effect-of-exercise-in-pregnancy-on-pre-eclampsia-ges
tational-diabetes-birthweight-and-type-of-delivery-a-struct/

● Midwifery Today:
http://www.midwiferytoday.com/midwifestouch.asp
● International breastfeeding journal:
http://www.internationalbreastfeedingjournal.com/content
● Comfort in Labor
● American Journal of Obstetric and Gynecology
3. PROSES PENELUSURAN, PINTU GERBANG, dan DATABASE

● Proses penelusuran untuk mendapatkan evidence terkini


dan terbaik adalah dengan menelusuri jurnal internasional
yang bereputasi.

● Bidan perlu menguasai ilmu pengetahuan teknologi dan


seni (IPTEKS), terutama untuk mengakses jurnal terkait
yang dibutuhkan.
4. KATA KUNCI, KOMBINASI dan KRITERIA

● Setelah mengetahui ke mana menelusuri sumber-


sumber hasil studi—mencari jurnal sesuai dengan
kata kunci.
● Ex: prenatal yoga,
5. MENGEVALUASI KUALITAS DARI BUKTI TERBAIK

● Evaluasi hasil yang diperoleh dari jurnal yg diperoleh.


● Kualitas hasil penelitian dinilai berdasarkan hasil ulasan
para pakar di bidangnya maupun systematic review.

● Ex: program kesehatan reproduksi dan seksual remaja di


berbagai negara di dunia yang mendapat tantangan karena
didasari norma-norma budaya yang masih melarang
aktivitas seksual pada remaja. Meskipun kenyataannya
para remaja dalam kelompok usia tertentu telah melakukan
hubungan seksual secara aktif. (UNFA, 2014)
EBM : Manajemen Aktif Kala
III pada setiap persalinan

Table 1. Bristo and Hinchingrookel study results comparing active and physiologic
management of the third stage of labor
FACTORS STUDY MANAGEMENT
Active Physiologic
1 PPH Bristo 15,9% 17,2%
Hinshingbrooke 6,8% 16,5%
2 Average length of the third stage of Bristo 5 minutes 15 minutes
labor Hinshingbrooke 8 minutes 15 minutes
3 Third stage of labor longer than 30 Bristo 2,9% 26%
minutes Hinshingbrooke 3,3% 16,4%
4 Additional uterotonic drugs needed Bristo 0,5% 2,6%
to manage PPH Hinshingbrooke 3,2% 21,1%

5 Blood transfusion needed Bristo 2,1% 5,6%


Hinshingbrooke 0,5% 2,6%
6. MENGAPLIKASIKAN BUKTI TERBAIK UNTUK KASUS SPESIFIK

● Studi mengenai pengaruh lingkungan tempat persalinan terhadap kenyamanan


dan kondisi psikologi ibu bersalin Hodnett dkk (2010) dan Hundley dkk
(1994).

● Hasil studi mendapatkan bahwa tempat bersalin yang tenang dan situasi yang
bersahabat seperti di rumah yang penuh ketenangan dan ibu bersalin diberi
kewenangan untuk mengatur dan mengendalikan dirinya saat kelahiran
bayinya, berdampak terhadap penurunan penggunaan analgesia saat persalinan
dan mengurangi persalinan dengan menggunakan alat-alat, termasuk persalinan
dengan seksio sesaria (Hodnett dkk, 2010; Chamberlain dkk, 1997; Skibsted
dan Lange, 1992)

● Hasil studi ini memberikan perubahan besar dalam asuhan kebidanan terkini
yang aman, efektif, dan efisien
7. MENGEVALUASI EBP YANG DITEMUKAN

● Mengevaluasi kualitas EBP, untuk membandingkan adanya teknik atau bukti


lain yang lebih efektiv.

● Seperti apakah persalinan dengan Teknik Asuhan Persalinan Normal (APN)


lebih aman jika dibandinhkan dengan persalinan di dalam air (water birth)?

● Apakah kejadian asfiksis pada BBL pada persalinan water birth lebih tinggi
dibandingkan dengan persalinan konvensional ?
APLIKASI EVIDENCE BASED
● Mengkaji ulang keputusan Evidence Based untuk diaplikasikan:
1. Perempuan (fetus/neonates/keluarga)
a. Apakah praktik yang ada sesuia atau tepat bagi mereka ?
b. Apakah praktik tersebut tersedia bagi mereka, bisa dipraktikkan, sesuai
etik, sesuai budaya dari klien dan keluarganya ? Dan
c. Apakah pilihan praktik yang ada dapat dipahami, diterima, serta diberikan
kepada klien dan keluarganya ?
2. Bidan atau professional kesehatan
a. Apakah praktik tersebut sesuai dengan kompetensi dan kewenangan
bidan ?
b. Apakah bidan memiliki Pendidikan, keterampilan, dan sumber-sumber
yang memadai untuk memfasilitasi perawatan yang akan diberikan ? Serta
c. Apakah secara professional dan pribadi bidan dapat diterima untuk
menyediakan perawatan atau merujuk kepada orang lain yang lebih ahli ?
APLIKASI EVIDENCE BASED

● EBP mencerminkan
○ upaya berkesinambungan dan
○ merefleksikan peningkatan kualitas yang konsisten
○ Pelayanan yang berkualitas tinggi
○ Berpusat pada perempuan & bagi professional
kesehatan sebagai sarana pembelajaran sepanjang
hidup (Sackett dkk, 1996)
Strategi Memilih EBP dalam Kebidanan
Tinjau Systematic Review dan Meta-
Mencari dan mengevaluasi literatur ilmiah Analisis
Mulailah dengan mencari penelitian dan literatur Melakukan review pada artikel ilmiah
terkini yang berkaitan dengan topik atau praktik systematic review dan meta-analisis akan
yang ingin diadopsi. Periksa jurnal ilmiah, artikel, memperoleh pemahaman yang lebih
buku, dan panduan klinis yang relevan. Pastikan komprehensif tentang bukti-bukti yanga
sumbernya terpercaya dan berasal dari peneliti da dan menetukan praktik mana yang
atau organisasi yang terkemuka di bidang A B paling terbukti efektif.
kebidanan.

Gunakan panduan klinis C D Melakukan Critical Appraisal


Critical Appraisal atau evaluasi terhadap artikel ilmiah
Organisasi kebidanan terkemuka seperti Ikatan perlu dilakukan untuk mempertimbangkan
Bidan Indonesia (IBI) atau Asosiasi Kebidanan kualitas dan metodologi penelitian yang
Indonesia (Perkumpulan Bidan Indonesia) digunakan.Perhatikan desain penelitian, ukuran sampel,
memiliki panduan klinis yang berisi rekomendasi metode analisis data, dan tingkat kepercayaan
berbasis bukti. Gunakan panduan ini sebagai hasil penelitian. Penelitian dengan desain yang
acuan untuk memilih praktik yang sesuai lebih kuat, seperti uji klinis acak, cenderung
memiliki bukti yang lebih dapat diandalkan.
Strategi Memilih EBP dalam Kebidanan
Konsultasikan dg praktisi dan ahli

Diskusikan praktik yang ingin diadopsi dengan Selalu ingat bahwa praktik berbasis bukti terus
praktisi kebidanan yang berpengalaman atau berkembang seiring dengan
ahli di bidang tersebut. Mereka dapat penelitian baru dan bukti yang muncul.
memberikan perspektif dan pengetahuan Penting untuk tetap mengikuti
tambahan tentang keefektifan dan penerapan perkembangan ilmu pengetahuan dalam
praktik tersebut dalam praktek klinis sehari-hari. E bidang kebidanan dan merevisi praktik
yang sudah ada jika ada bukti baru yang
menunjukkan adanya perubahan yang
diperlukan.
Pertimbangkan konteks lokal F
Selalu pertimbangkan konteks dan kondisi lokal saat
memilih praktik berbasis bukti dalam
kebidanan. Beberapa bukti dapat lebih relevan
atau lebih mudah diimplementasikan dalam
lingkungan atau sistem perawatan kesehatan
tertentu. Pastikan untuk mempertimbangkan
faktor-faktor ini dalam pengambilan keputusan.
ANC EVIDENCE BASED MIDWIFERY PRACTICE

KEBIASAAN EVIDENCE
Diet rendah garam untuk mengurangi Hipertensi bukan karena retensi garam
hipertensi

Membatasi hubungan seksual untuk Dianjurkan menggunakan kondom,


mencegah abortus dan kelahiran menghindari kontak langsung cairan
premature semen yang mengandung prostaglandin,
yang dapat memicu kontraksi uterus
Pemberian kalsium untuk mencegah Kram pada kaki bukan semata-mata
kram pada kaki disebabkan karena kekurangan kalsium
INC EVIDENCE BASED MIDWIFERY PRACTICE

KEBIASAAN EVIDENCE
Pemasangan gurita sejenis Pemasangan gurita/sejenisnya dalam 2 jam pertama PP
setelah persalinan akan menyebabkan kesulitan pemantauan involusi
rahim

Memisahkan ibu dan bayi Bayi dalam keadaan benar-benar siaga selama 2 jam
setelah kelahiran. Ini adalah waktu yang tepat
melakukan skin to skin contact untuk bounding
attachment dan keberhasilan pemberian ASI

Menggunakan tampon vagina Tampon vagina dapat menyerap darah, tapi tdak
menghentikan perdarahan, jika ada perdarahan, akan
tetap terjadi bahkan mneyebabkan infeksi.
BBL EVIDENCE BASED MIDWIFERY PRACTICE

KEBIASAAN EVIDENCE
Perawatan tali pusat Perawatan tali pusat secara terbuka lebih cepat puput
dibungkus kasa betadin dan mengurangi kejadian infeksi TP, disbanding
perawatan tertutup menggunakan antiseptik

ASI Eksklusif ASI Eksklusif merupakan nutrisi terbaik yang dapat


mencegah kematian anak dari kekurangan gizi,
penyakit menular, diare, pneumonia yang menjadi
penyebab utama kematian.

Menggunakan tampon vagina Tampon vagina dapat menyerap darah, tapi tdak
menghentikan perdarahan, jika ada perdarahan, akan
tetap terjadi bahkan mneyebabkan infeksi.
TUGAS
1. Merumuskan Pertanyaan EBP menggunakan mnemonic
PICO/PICOT:
1. Berendam di air dalam persalinan berpengaruh terhadap
penggunaan obat-obatan analgesia
2. Persalinan dalam air (water birth) dengan kejadian aspiksia
bayi baru lahir
3. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada bayi baru lahir
berpengaruh terhadap kejadian atonia uteri

2. Known about Lotus Birth…


SILAHKAN IBU2 IDENTIFIKASI
1. Menemukan EBP terbaru dalam asuhan kebidanan:
1. Asuhan kehamilan
2. Asuhan persalinan
3. Asuhan Bayi Baru Lahir
4. Asuhan masa nifas
LOTUS BIRTH
K ASI H
T ERIMA

Anda mungkin juga menyukai