Anda di halaman 1dari 10

FRAMEWORK EBP DAN PATWAY

PRINSIP-PRINSIP YANG DIGUNAKAN

PADA IMPLEMENTASI EBP

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Evidence Based Practice (EBP)

Oleh :

Sukirno, S.Kep,.Ners

Ahmad Zakiudin, S.Kep,.Ners

Tati Karyawati, S.Kep.,Ners

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN

STIKES JENDERAL AHMAD YANI CIMAHI

TAHUN AJARAN 2019 / 2020


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah evidence dimulai pada tahun 1970 ketika Archie Cochrane
menegaskan perlunya mengevaluasi pelayanan kesehatan berdasarkan bukti-
bukti ilmiah (scientific evidence). Sejak itu berbagai istilah digunakan terkait
dengan evidence base, diantaranya evidence base medicine (EBM), evidence
base nursing (EBN), dan evidence base practice (EBP). Evidence Based
Practice (EBP) merupakan upaya untuk mengambil keputusan klinis
berdasarkan sumber yang paling relevan dan valid. Oleh karena itu EBP
merupakan jalan untuk mentransformasikan hasil penelitian ke dalam praktek
sehingga perawat dapat meningkatkan “quality of care” terhadap pasien. Selain
itu implementasi EBP juga akan menurunkan biaya perawatan yang memberi
dampak positif tidak hanya bagi pasien, perawat, tapi juga bagi institusi
pelayanan kesehatan. Sayangnya penggunaan bukti-bukti riset sebagai dasar
dalam pengambilan keputusan klinis seperti seorang bayi yang masih berada
dalam tahap pertumbuhan.
Evidence-Based Practice (EBP), merupakan pendekatan yang dapat
digunakan dalam praktik perawatan kesehatan, yang berdasarkan evidence atau
fakta. Selama ini, khususnya dalam keperawatan, seringkali ditemui praktik-
praktik atau intervensi yang berdasarkan “biasanya juga begitu”. Sebagai
contoh, penerapan kompres dingin dan alkohol bath masih sering digunakan
tidak hanya oleh masyarakat awam tetapi juga oleh petugas kesehatan, dengan
asumsi dapat menurunkan suhu tubuh lebih cepat, sedangkan penelitian terbaru
mengungkapkan bahwa penggunaan kompres hangat dan teknik tepid sponge
meningkatkan efektifitas penggunaan kompres dalam menurunkan suhu tubuh
Penggunaan evidence base dalam praktek akan menjadi dasar scientific
dalam pengambilan keputusan klinis sehingga intervensi yang diberikan dapat
dipertanggungjawabkan. Sayangnya pendekatan evidence base di Indonesia
belum berkembang termasuk penggunaan hasil riset ke dalam praktek. Tidak
dapat dipungkiri bahwa riset di Indonesia hanya untuk kebutuhan penyelesaian
studi sehingga hanya menjadi tumpukan kertas semata.
Evidence-Based Practice Framework dan patway memberikan gambaran
mengatasi masalah diatas. Bagian ini menyoroti beberapa cara yang terbaik
untuk menerapkan praktik berbasis bukti yang melibatkan banyak proses mulai
dari memilih, mengadaptasikan EBP dan menerapkan EBP dalam praktik
perawatan. Dalam framewoek EBP dan patway terdapat banyak interaksi
penting antara bukti terbaik yang tersedia, pertimbangan profesional dan nilai-
nilai klien. Proses ini dimulai dari pertanyaan praktis dan diakhiri dengan hasil
positif.

B. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk membahas dan menganalisis
framework dan patway EBP serta prinsip-prinsip yang digunakan pada
implementasi EBP.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Menurut (Goode & Piedalue, 1999) : Praktik klinis berdasarkan bukti melibatkan
temuan pengetahuan dari penelitian, review atau tinjauan kritis. EBP
didefinisikan sebagai intervensi dalam perawatan kesehatan yang berdasarkan
pada fakta terbaik yang didapatkan. EBP merupakan proses yang panjang,
adanya fakta dan produk hasil yang membutuhkan evaluasi berdasarkan hasil
penerapan pada praktek lapangan.

B. Evidence Based Practice Frameworks


Melnyk & Fineout-Overholt (2011), menggambarkan keterkaitan antara evidence
based practice dengan proses decision making yang digambarkan dalam
kerangka sebagai berikut :

Pengambilan keputusan untuk melakukan perubahan berdasarkan bukti-bukti


nyata atau EBP di pengaruhi oleh tiga factor yaitu, hasil penelitian atau riset
termasuk teori-teori pendukung, pengalaman yang bersifat klinis, serta feedback
atau sumber-sumber dari pengalaman yang dialami oleh pasien
C. Evidence Based Practice Frameworks dan Patway
Krangka Praktik Berbasis Bukti

Pada bagian ini, kami menyoroti beberapa cara terbaik menyediakan bukti terbaik,
penilaian dari profesional dan nilai-nilai klien dan konteknya yang berinteraksi pada
seluruh proses dalam pemecahan masalah (termasuk memilih EBP,
mengedaptasikan EBP dan menerapkan EBP dalam perawatan). Proses ini dimulai
dengan pertanyaan praktis (practical klinis) dan diakhiri dengan hasil positif (positif
outcame).

Nilai klien dan konteks/Client values and context

Komponen terakhir dari praktik berbasis bukti adalah nilai-nilai klien dan konteks.
Nilai klien mewakili keinginan klien, keluarga dan masyarakat luas. Pengakuan nilai-
nilai klien sebagai kontributor penting untuk mengambil keputusan dan dapat
mendukung tujuan praktisi melakukan praktik berbasis bukti. Mengutamakan nilai-
nilai klien tanpa memperhatikan praktik berbasis bukti terbaik dapat mengakibatkan
waktu yang terbuang, uang dan sumberdaya gagal untuk menghasilkan hasil yang
berarti.

Pertanyaan Praktis/ Clinical Practice

Sebuah pertanyaan yang dibangun dengan mendefinisikan populasi dibawah


pertimbangan (misalnya siswa kelas tiga dengan autisme), hasil yang akan dicapai
(misalnya peningkatan pemahaman bacaan). Dalam pertanyaan berbasis masalah,
praktisi bertanya tentang intervensi terbaik untuk memecahkan suatu masalah
tertentu misalnya.”apa pengobatan yang harus saya gunakan untuk mengajar
pemahaman reading untuk siswa kelas tiga saya dengan autisme dengan susunan
kelompok kecil? Jenis pertanyaan ini meminta evaluasi komparatif dari semua
perawatan yang relevan Atau dalam pertanyaan berdasarkan treatment, praktisi
bertanya tentang efektifitas pengobatan dengan spesialisasi. Misalnya.” Apa bukti
yang mendukung instruksi langsung dan eksplisit untuk mengajar membaca
pemahaman kepada siswa kelas tiga dengan autisme dalam susunan kelompok
kecil? Jenis pertanyaan ini menanyakan tentang bukti-bukti pada pengobatan
tunggal yang menarik.
Memilih Perawatan / selecting treadments

Proses identifikasi bukti terbaik yang tersedia melibatkan interaksi antara pertanyaan
praktis sebagai sumber bukti dan pertimbangan nilai-nilai klien dan konteks (lihat
gambar 1). Sumber-sumber bukti semua bisa berkontribusi untuk memilih
pengobatan yang membahas pertanyaan praktis, didukung oleh bukti-bukti terbaik
yang tersedia dan masuk akal dalam konteks tertentu. Review pengobatan didukung
secara empiris dapat mengidentifikasi pengobatan yang memiliki bukti pendukung
yang kuat.

Beradaptasi perawatan/Adpting treatments

Setelah memilih pengobatan yang berbasis bukti proses praktik melibatkan penilaian
apakah pengobatatan seperti yang telah dijelaskan dalam studi penelitian, manual,
kurikulum atau bahan lainnya harus disesuaikan dengan konteks lokal yang spesifik
(lihat gambar 1). Bukti terbaik yang tersedia harus menginformasikan penilaian dan
keputusan juga langkah ini sangat penting untuk keberhasilan seluruh proses. Disisi
lain, adaptasi yang menghilangkan atau merusak elemen-elemen penting dari
pengobatan juga dapat membuat itu tidak efektif. Dasar bukti penyampaian informasi
adaptasi dapat berasal dari penelitian meliputi berbagai variasi yang
mempertahankan efektifitasnya.

Menerapkan perawatan/Implementing treatments

Memilih pengobatan didukung secara empiris tidak cukup untuk menjamin hasil
positif. Hal ini diperlukan untuk hati-hati mempertimbangkan banyak masalah yang
berkaitan dengan implementasi dalam konteks tertentu. Pengembangan profesional
untuk memastikan bahwa mereka yang memberikan perawatan memiliki semua
ketrampilan yang diperlukan secara fundamental penting untuk difikirkan dan
diimplementasikan. Bukti terbaik yang tersedia untuk pelatihan yang efektif dan
penilaian yang profesional harus membimbing keputusan tentang bagaimana
profesional development dilakukan dalam kontek praktek tertentu.

Hasil positif / positif outcame

Hasil positif dan evaluasi sosial yang positif adalah keputusan final dan dasar untuk
mengklain bahwa masalah praktisi awal telah terselesaikan. Proses pengambilan
keputusan adalah berulang dan tidak lengkap sampai hasil yang dicapai positif.
Namun pencapaian hasil yang positif juga merupakan pertimbangan profesional
yang dapat dipertimbangkan pada dua pilar lainnya praktek berbasis bukti. Bukti
penelitian dapat menunjukan apakah outcame yang diperoleh sebanding dengan
yang dilaporkan.

D. Prinsip-prinsip yang digunakan pada implementasi EBP


1. Kemampuan dasar yang harus dimiliki tenaga kesehatan professional untuk
dapat menerapkan praktek klinis berbasis bukti.
 Mengindentifikasi gap/kesenjangan antara teori dan praktek
 Memformulasikan pertanyaan klinis yang relevan,
 Melakukan pencarian literature yang efisien,
 Mengaplikasikan temuan literature pada masalah pasien, dan
 Mengerti dan memahami keterkaitan antara nilai dan budaya pasien
dapat mempengaruhi keseimbangan antara potensial keuntungan dan
kerugian dari pilihan manajemen/terapi (Jette et al., 2003)
2. Mengakui status atau arah praktek dan yakin bahwa pemberian perawatan
berdasarkan fakta terbaik akan meningkatkan hasil perawatan klien
3. Implementasi hanya akan sukses bila perawat menggunakan dan mendukung
“pemberian perawatan berdasarkan fakta”.
4. Evaluasi penampilan klinik senantiasa dilakukan perawat dalam penggunaan
EBP.
5. Praktek berdasarkan fakta berperan penting dalam perawatan kesehatan.
6. Praktek berdasarkan hasil temuan riset akan meningkatkan kualitas praktek,
penggunaan biaya yang efektif pada pelayanan kesehatan.
7. Penggunaan EBP meningkatkan profesionalisme dan diikuti dengan evaluasi
yang berkelanjutan.
8. Perawat membutuhkan peran dari fakta untuk meningkatkan intuisi, observasi
pada klien dan bagaimana respon terhadap intervensi yang diberikan. Dalam
tindakan diharapkan perawat memperhatikan etnik, sex, usia, kultur dan
status kesehatan.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan konsep Evidence Based Practice di atas, dapat
disimpulkan bahwa ada 3 faktor yang seacara garis besar menenentukan
tercapainya pelaksanaan praktek keperawatan yang lebih baik yaitu,
penelitian yang dilakukan berdasarkan fenomena yang terjadi di kaitkan
dengan teori yang telah ada, pengalaman klinis terhadap sustu kasus, dan
pengalaman pribadi yang bersumber dari pasien. Dengan memperhatikan
factor-faktor tersebut, maka di harapkan pelaksanaan pemeberian pelayanan
kesehatan khususnya pemberian asuhan keperawatan dapat di tingkatkan
terutama dalam hal peningkatan pelayanan kesehatan atau keperawatan,
pengurangan biaya (cost effective) dan peningkatan kepuasan pasien atas
pelayanan yang diberikan. Namun dalam pelaksanaan penerapan Evidence
Based Practice ini sendiri tidaklah mudah, hambatan utama dalam
pelaksanaannya yaitu kurangnya pemahaman dan kurangnya referensi yang
dapat digunakan sebagai pedoman pelaksanaan penerapan EBP itu sendiri.

B. SARAN
Dalam pemberian pelayanan kesehatan khususnya asuhan keperawatan
yang baik, serta mengambil keputusan yang bersifat klinis hendaknya
mengacu pada SPO yang dibuat berdasarkan teori-teori dan penelitian terkini.
Evidence Based Practice dapat menjadi panduan dalam menentukan atau
membuat SPO yang memiliki landasan berdasarkan teori, penelitian, serta
pengalaman klinis baik oleh petugas kesehatan maupun pasien.
REFERENSI

Holleman G, Eliens A, van Vliet M, Achterberg T. Promotion of evidence-based


practice by professional nursing association: literature review. Journal of
Advance Nursing 53(6), 702-709.

Ingersoll G. Evidence-based nursing: what it is and isn’t. Nurs Outlook 2000;48:151-


2.

Kelee. 2011. Nursing Research & Evidence-Based Practice

Lavin MA, Krieger MM, Meyer GA, et al. Development and evaluation of evidence-
based nursing (EBN) filters and related databases. J Med Libr Assoc 93(1)
January 2005.

MacGuire JM. Putting nursing research findings into practice: research utilization as
an aspect of the management of change. Journal of Advanced Nursing
1990:15, 614-620.

Cullum N. Users’ guides to the nursing literature: an introduction. Evid Based Nurs
2000 3:71-72.

Ellen Fineout-Overholt RN, PhD and Linda Johnston RN, PhD. 2011. Teaching EBP:
Implementation of Evidence: Moving from Evidence to Action
DiCenso A, Cullum N, Ciliska D. Implementing evidence-based nursing: some
misconceptions. Evid Based Nurs 1998 1:38-39.

Anda mungkin juga menyukai