Anda di halaman 1dari 12

REFLEKSI PEMBELAJARAN

ETIKA DAN HUKUM DALAM KEPERAWATAN

Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu


Mata Kuliah Etika Hukum dalam Keperawatan
Dosen : Dr. Ibrahim Rahmat, S.Kp.,S.Pd.,M.Kes.

Disusunoleh :
Nur ‘Aini Febriana
16/403459/PKU/16277

PROGRAM STUDI MAGISTER (S2) ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016
A. Analisis dan Sintesis Materi
Setelah melalui pembelajaran mata kuliah etika dan hukum keperawatan
pada semester 1 banyak ilmu yang saya dapatkan baik secara langsung dari
kuliah dosen maupun tidak langsung dari penugasan. Terdapat 12 materi yang
saya dapatkan dari perkuliahan yaitu :
1. Prinsip moral dan nilai praktek profesional (Prof., Dr., dr., Soenarto,
SpTHT(K))
2. Konsep hukum secara umum-konsep, sumber, tipe hukum dan the civil
judicial process (Prof. Tata.)
3. Peraturan perundang-undangan terkait keperawatan di Indonesia (Dr. Fitri
Haryanti, S.Kp., M.Kes.)
4. Kelalaian dan malpraktek (drg. Suryono, M.Kes., PhD.)
5. Teori liability dan persyaratan tuntutan huukum (Prof.Tata)
6. Undang-undang keperawatan di Indonesia dan peran perawat terkait
hukum – sebagai advokat klien, saksi, fakta dan saksi ahli (Dr. Fitri
Haryanti, S.Kp., M.Kes.)
7. Proses peradilan umum dan profesi (Dr. Fitri Haryanti, S.Kp., M.Kes.)
8. Perlindungan hukum dalampraktek keperawatan (Ni Ketut Mendri, S.Kp.,
M.Kes.)
9. Forensic Nursing (Sri Setiyarini, S.Kp, M.Kes)
10. Model penyelesaian masalah hukum/ dilema moral dan etik – 7 step dan 4
topik (Prof. dr. Mohammad Hakimi, SpOG(K), PhD)
11. Pengambilan keputusan dalam masalah etik dengan proses keperawatan
(Elsi Dwi Hapsari, S.Kp., MS. DS)
12. Major health Issue needing ethical and legal resolution (Elsi Dwi Hapsari,
S.Kp., MS. DS)
Keduabelas materi yang disampaikan berhubungan satu sama lain. Pada
awal perkuliahan dijelaskan tentang istilah-istilah dalam etika dan hukum yang
terkadang saya sulit untuk membedakan arti satu istilah dengan istilah yang
lain. Setelah mendapatkan penjelasan saya menjadi paham tentang istilah etika,
etik, moral, ethos, etis dan hukum. Etika adalah filsafat moral yang merupakan
pemikiran kritis dan mendasar mengenai ajaran-ajaran moral. Etika juga dapat
sebagai Ilmu tentang moralitas. Etik adalah suatu usaha yang sistematik untuk
memberikan arti pada pengalaman individu dan masyarakat, seperti pada cara
untuk menentukan peraturan-peraturan yang membentuk rasa humanis/
kemanusiaan, nilai-nilai dan karakter dalam kehidupan.Moral adalah ajaran
tentang apa yang dilarang dan apa yang wajib dilakukan oleh manusia supaya
bisa menjadi baik. Ethos adalah sikap dasar, ciri-ciri dan pandangan penilaian
seseorang atau sekelompok orang, terhadap suatu kegiatan tertentu. Etis dalam
bahasa jawa disebut “Pener” merupakan tindakan yang berhubungan dengan
tanggung jawab moral. Sedangkan hukum adalah segala hal yang dilakukan
dengan mempertimbangkan peraturan/ undang-undang yang berlaku.
Setelah menjalani perkuliahan saya menjadi paham bahwa perawar
memiliki prinsip etik yang harus dipegang teguh dalam setiap tindakan dan
pengambilan keputusan. Prinsip etik dalam keperawtan antara lain autonomi,
beneficience (kemurahan hati), justice (keadilan), non malficience (tidak
membahayakan), veracity (kejujuran), fidelity (kesetiaan), acountability
(akuntabilitas/ tanggung Jawab), confidentiality (kerahasiaan). Perawat
merupakan profesi yang langsung bersentuhan dengan manusia yang memiliki
hak, kebiasaan budaya dan kepercayaan masing masing sehingga terkadang
dalam proses keperawatan muncul konflik. Konflik dapat terjadi antara
perawat dengan pasien, perawat dengan tenaga kesehatan profesional dan
perawat dengan institusi pelayanan kesehatan. Terdapat hal yang perlu kita gali
dalam megahadapi suatu konflik adalah sistem-sistem nilai individu, perilaku
teman sejawat dan tenaga professional lainnya, hak-hak pasien, serta institusi
dan masalah-masalah sosial (masyarakat).
Ketika suatu konflik sudah bersentuhan dengan prinsip etik maka konflik
tersebut termasuk dilema etik. Dilema etik bagaikan buah simalakama dimana
sulit untuk menetukan satu solusi yang benar, yang bisa dilakukan adalah
memilih alternatif yang paling baik. Berdasarkan materi di perkuliahan saya
mengetahui cara pengambilan keputusan dilema etik antara lain:
1. Kerangka kerja pembuatan keputusan etik terdiri dari 6 langkah yaitu: a)
mengidentifikasi dan mengklarifikasi masalah etik; b) mengumpulkan
data; c) mengidentifikasi pilihan-pilihan pemecahan masalah; d) membuat
keputusan; e)melakukan tindakan dan pengkajian; f) evaluasi.
2. Penyelesaian menggunakan 4 topik dan 7 step. Dalam cara ini 4 tahap
pertama adalah mengidentifikasi kasus berdasarkan 4 topik : a) indikkasi
medi (Beneficience & nonmalficience); b) keinginan pasien (autonomy); c)
kualitas hidup (beneficience, nonmalficience, autonomy); d) contextual
featurs (justice&fairness) setelah itu dilanjutkan pada step e)nmenentukan
konflik prinsip etika; f) melihat alternatif dengan mempertimbangkan
kekuatan dan kelemahannya; g) mengambil keputusan dan evaluasi.
3. Pengambilan keputusan etik dengan proses keperawatan yaitu: a)
pengkajian situasi dan pengumpulan data; b) mendiagnosa masalah etik; c)
perencanaan (alternatif pilihan); d) implementasi; e) evaluasi.
Ketiga cara tersebut dapat menjadi pilihan strategi apabila menemui kasus
dilema etik ketika terjun di praktek keperawatan. Selain memahami tentang
etik, dilema etik dan cara penyelesaiannya dari perkuliahan satu semester ini
saya mendapatkan konsep hukum. Hukum adalah himpunan peraturan hukum
yang pelaksanaannya dalam masyarakat dapat dipaksakan dengan sanksi yang
tegas oleh instansi yang berwewenang. Dalam kehidupan bernegara hukum
memiliki fungsi melindungi kepentingan manusia, sarana pengendalian sosial,
sarana untuk melakukan social engineering dan fungsi integratif (Ronny
Hanitijo Soemitro, 1980: 3-10). Sedangkan tugas hukum adalah memberikan
atau menjamin kepastian hukum (Rechtssicherheit), kemanfaatan
(Zweckmassigkeit) dan keadilan (Gerechtigkeit). Dalam pelaksanaanya hukum
bertujuan untuk mencapai kedamaian dan kesejahteraan hidup bersama ,
keamanan dan ketertiban masyarakat, sarana terciptanya kesejahteraan
masyarakat, menyeimbangkan kepentingan pribadi dan kepentingan anggota
masyarakat, sarana terciptanya masyarakat “tata tentrem karta rahardja”.
Terbentuknya suatu hukum tentu ada sumbernya. Sumber hukum ada 2 macam
yaitu sumber hukum materiil dan sumber hukum formil. Sumber hukum
materiil adalah tempat dari mana materi hukum itu diambil (hubungan sosial,
politik, ekonomi, tradisi). Sedangkan sumber hukum formil adalah sumber dari
mana suatu peraturan itu memperoleh kekuatan hukum (Undang-undang,
yurispruensi, traktat dan kebiasaan).
Perkuliahan memberikan saya pemahaman bahwa hukum ada beberapa tipe
yaitu perdata, hukum dagang, hukum tata negara, administrasi negara, hukum
pajak, hukum agraria, pidana dan hukum acara. Hukum perdata adalah aturan
hukum yang mengatur hubungan hukum antara orang yang satu dengan yang
lain dalam pergaulannya dalam masyarakat. Dimana terdapat 4 buku di
dalamnya yaitu buku I : tentang Orang (van Personen), buku II : tentang Benda
(van Zaken), buku III : tentang Perikatan (van Verbintenissen), buku IV :
tentang Pembuktian dan Daluwarsa. Hukum dagang adalah aturan hukum yang
mengatur hubungan hukum antara orang yang satu dengan yang lain dalam
pergaulannya dalam masyarakat khususnya dalam lapangan perdagangan.
Terdapat 2 buku yaitu buku I tentang Perdangan pada umumnya megatur
tentang pedagang dan perbuatan pedagang; pemegang buku; beberapa jenis
perseroan, bursa dagang; makelar dan kasir, Komisioner; ekspedisi, pengankut
dll; wesel dan surat order; Asuransi, kepailitan, dllsahaan perkapalan; Nahkoda
dan anak kapal, perjanjian laut, pengangkutan barang; Pengankutan orang;
Tubrukan . Hukum tata negara adalah hukum yang mempelajari masalah
kenegaraan pada umumnya dan hukum etatanegaraan RI dan mempelajari
kehidupan politik, fungsi supra struktur politik dan infra struktur politik.
Hukum administrasi negara disebut juga Hukum tata pemerintahan (HTP),
hukum tata usaha negara (HTUN) yang mempelajari asas-asas dan teori-teori
dasar HAN, struktur dan tugas pemerintahan serta bentuk-bentuk hukum
perbuatan pemerintah. Hukum pajak mempelajari berbagai asas dan dasar
perpajakan, ketentuan perpajakan di Indonesia, berbagai aspek yang berkaitan
dengan pelaksanaan pemungutan. Hukum agraria mempelajari perkembangan
hukum tanah, pengertian asas, lembaga-lembaga hokum dan ketentuan-
ketentuan pokok yang mengatur masalaha agraria. Hukum pidana mempelajari
asas, ajaran dan dasar-dasar buku I KUHP dan mempelajari perbuatan-
perbuatan pidana dan sistem pidana.
Setelah mendapatkan kuliah dari Prof. Tata saya menegerti bahwa semua
manusia adalah subyek hukum namun tidak semua manusia itu cakap hukum.
Cakap hukum adalah mampu mempertanggungjawabkan sendiri segala
tindakan-tindakannya, dibenarkan bertindak sendiri dalam melaksanakan hak-
haknya dan untuk melakukan perbuatan hukum dan dapat
dipertanggungjawabkan pidana secara penuh, apabila ia terbukti melakukan
perbuatan pidana. Manusia yang tidak cakap hukum dalam melaksanakan hak-
haknya atau melakukan perbuatan hukum harus diwakili orang lain.
Permohonan gugatan dibuat untuk mengajukan gugatan. Permohonan gugatan
ditujukan pada ketua pengadilan Negri dapat dalam bentuk tertulis (surat
gugatan) dan lisan (bila penggugat tidak dapat menulis). Isi gugatan menurut
Ps.8 No.3 Rv adalah:
1. Identitas

2. Fundamentum Petendi

3. Petitum (tuntutan)
a. Tuntutan Primer

b. Tuntutan Subsidair

c. Tuntutan Tambahan

- Agar Tergugat Bayar Biaya Perkara

- Putusan Dilaksanakan – Lebih Dulu (Uitvoerbaar Bij Voor Raad)

- Agar Tergugat Dihukum Bayar Bunga (Moratoir)

- Agar Tergugat Dihukum Bayar Uang Paksa (Dwangsom)


Gugatan tidak diterima berbeda dengan gugatan ditolak. Gugatan tidak
diterima ketika permohonan gugatan salah alamat atau ada kesalahan dalam
pengetikan sehingga dapat direvisi dan diajukan kembali ke pengadilan negri
(gugatan belum sampai proses pengadilan). Sedangkan gugatan ditolak ketika
gugatan sudah sampai diproses persidangan dan keputusan pengadilan
menyatakan bahwa gugatan ditolak.
Setelah memahami tentang konsep hukum dan persyaratan tuntutan saya
mendapatkan kuliah tentang malpraktek. Perkuliahan ini meberikan saya ilmu
tentang tindakan apa itu malpraktek. Malapraktik adalah praktik kedokteran
yang salah, tidak tepat, menyalahi undang-undang atau kode etik (Kamus Besar
Bahasa Indonesia). Malpraktek dapat muncul karena beberapa faktor yaitu
karakter tenaga kesehatan (kurang beretika, rendahnya pemahaman tentang
regulasi, komunikasi kurang, rendahnya emphati, sifat ambisius), kompetensi
(inkompeten; dibawah standar kompetensi, diluar kompetensi), sarana dan
prasarana (fasilitas tidak memadai, standart alat dan bahan tidak terpenuhi).
Skema di bawah menunjukan jenis malpraktek yaitu misconduct (kesengajaan
melanggar ketentuan etik/disiplin/ hukum), negligence (kelalalian medik ;
melakukan yang seharusnya tidak dilakukan/ komisi dan tidak melakukan yang
seharusnya dilakukan/ omisi) dan incompetence (kekurang mahiran).
Negligencce (kelalaian) dapat dibagi menjadi 3 yaitu malfeasance
(melakukan tindakan yang tidak tepat/ melanggar hukum), misfeasance
(melakukan pilihan tindakan medis tepat tapi dilakukan dengan tidak tepat) dan
nonfeasance (tidak melakukan tindakan medis yang merupakan kewajiban
baginya). Tingkat kelalaian ada 2 yaitu kelalaian ringan (Culpa Levis) dan
kelalaian berat (Culpa Lata). Kelalaian ringan (Culpa Levis) adalah tidak
melakukan sesuatu yang secara wajar dilakukan /melakukan sesuatu yang
secara wajar tidak dilakukan orang lain dalam situasi dan kondisi tersebut.
Sedangkan kelalaian berat (Culpa Lata) adalah sadar dan dengan sengaja
melakukan sesuatu yang sepatutnya tidak dilakukan. Kelalaian bukanlah tindak
pidana bila tidak menimbulkan kerugian atau cedera pada org lain, atau orang
lain bisa menerimanya. Unsur yang harus dipenuhi agar kelalaian disebut
tindak pidana adalah Duty to use due care, hub nakes-pasien harus sudah ada
saat peristiwa itu terjadi, dereliction, ada penyimpangan, damage (injury),ada
cidera/ kerugian pada pasien, direct causation, tindakan tenaga kesehatan harus
menjadi penyebab langsung ( ada hubungan sebab akibat).
Negligencce (kelalaian) berbeda dengan kecelakaan medis (mishaps).
Kecelakaan medis (mishaps) merupakan peristiwa yang tidak terduga; sesuatu
yg tidak enak,tidak menguntungkan, bahkan mencelakakan bagi yang terkena.
Mishaps dapat dimaklumi dan dimaafkan sehingga tidak dapat dipersalahkan
atau dituntut asal upaya pencegahan telah ada/dilakukan. Maka dari itu
sebelum melakukan prosedur medis perlu adanya informed consent. Pasien
dan keluarga diberikan informasi tentang proses tindakan dan resiko jika
tindakan dilakukan dan tidak dilakukan (informed) lalu pasien dan keluarga
dimintai persetujuan apakah setuju atau menolak tindakan (consent). Ketika
menolak tindakan maka pasien dan keluarga bersedia menerima efek penyakit
sdan ketika menyetujui tindakan maka pasien dan keluarga bersedia menerima
resiko tindakan medis.
Selain itu terdapat juga istilah sengketa medis yaitu konflik yang timbul
dalam proses pelayanan kesehatan antara pihak pemberi dengan penerima
layanan kesehatan, baik yang bersifat laten maupun manifest. Akar
Permasalahan dari sengketa kesehatan yaitu a) komunikasi, Karakter,
kompetens itenaga kesehatan (Nakes) merupakan faktor utama dalam hub
Nakes-Pasien; tenaga kesehatan memberikan upaya maksimal sesuai
kompetensi& SOP, namun tidak memberikan jaminan kesembuhan
(Inspanning verbintennis); c) Pasien menginginkan Kesembuhan vs
mengupayakan sembuh; d) tidak semua orang termasuk penegak hukum
memahami bahwa apa yang dikerjakan dokter/ tenaga kesehatan sebagai upaya
maksimal tetapi sering dianggap sebagai suatu kepastian (resultaat
verbintennis).
Perkuliahan memberikan saya pemahaman bahwa perawat sangat
membutuhkan perlindungan hukum. Perlindungan hukum bisa di dapatkan dari
peraturan perundang-undangan. Apalagi saat ini sudah ada undang-undang
keperawatan. Tidak dipungkiri terkadang perawat melakukan kesalahan karena
perawat hanyalah manusia biasa. Salah satuhal yang perlu diperhatikan dalam
kesalahan perawat adalah penyebabnya. Penyebab kesalahan keperawatan
antara lain kondisi klinis dan sosial klien, kurangnya sumber, lingkungan tidak
mendukung, beban kerja terlalu berat, komunikasi kurang efektif dan
kurangnya pengetahuan serta pengalaman perawat.
Pengetahuan tentang hukum perlu diketahui oleh perawat bukan hanya
untuk perlindungan pada diri perawat dan pasien namun juga berguna untuk
pengungkapan kasus kejahatan. Forensik nursing merupakan bentuk aplikasi
ilmu keperawatan dalam hukum, jadi gabungan antara ilmu keperawatan dan
ilmu huku. Forensik nursing penting karena perawat adalah orang yang 24 jam
disamping pasien sehingga perlu mengetahui apakah kasus yang sedang
ditangani mengandung unsur kriminalitas. Selain sebeagai pendeteksi awal
adanya unsur kriminalitas dengan adanya forensic nursing maka barang bukti
dapat tersimpan dengan aman. Ilmu forensic nursing dapat menjadikan perawat
sebagai saksi ahli dalam suatu kasus hukum. . Disinilah peran perawat sebagai
advokat sangat penting, dimana perawat melindungi hak pasien, memelihara
keinginan terbaik dari pasien, melindungi autonomy pasien dan menjaga
keadilan pasien. Namun di Indonesia forensic nursing masih belum
dikembangkan padahal di Indonesia kasus kriminalitass seperti kekerasan
dalam rumah tangga, pelecehan seksual dan pemerkosaan sering terjadi.
Keduabelas materi perkuliahan disampaikan dengan baik. Cara
penyampaian materi berbeda tiap dosen sesuai dengan tipe mengajar masing-
masing, dari semua dosen dapat menjelaskan materi dengan baik. Penguatan
matreri dilakukan dengan cara penugasan. Penugasan kelompok melatih
kerjasama tim dan membuat saya memahami adanya gap realita dengan ideal.
Sedangkan penugasan individu membuat saya belajar prinsip etik keperawatan
dan bagaimana menyelesaikan masalah etik. Beberapa kali reschedule terjadi
dalam satu semester ini, namun semua materi akhirnya tersampaikan pada
mahasiswa sebelum ujan akhir semester. Petunjuk penugasan dalam RPKPS
sudah dituliskan dengan jelas dan detail.

B. Rencana
Setelah menjalani proses perkuliahan etika dan hukum keperawatan selama
satu semester, saya memiliki beberapa rencana yaitu :
1. Memperdalam pengetahuan tentang undang-undang keperawatan, prinsip
etik keperawatan dan forensic nursing
Pendalaman materi perlu saya lakukan karena materi yang diberikan oleh
dosen cukup komplek untuk dipelajari dalam satu waktu. Belajar secara
terus menerus maka akan membuat saya lebih menginternalisasi materi
tentang etika dan hukum keperawatan. Sehingga ketika suatu saat bertemu
dengan hal yang terkait dengan hukum etika dan hukum keperawatan saya
telah memiliki prior knowledge yang cukup.
2. Melatih kemampuan menyelesaikan masalah etik
Penyelesaian masalah etik tidak hanya membutuhkan pengetahuan tentang
cara penyelesaian namun juga membutuhkan ketrampilan dalam
menyelesaikan masalah etik. Ketrampilan tersebut dapat didapat dari
dengan melakukan latihan. Sehingga apabila saya menemui dilema etik
saya dapat menyelesaikan dilema etik dengan pilihan solusi yang sudah
memeprtimbangkan segala aspek.
3. Melakukan tindakan keperawatan dengan benar dan lebih peka pada
kondisi pasien sebagai aplikasi ilmu forensic nursing
Setelah memahami etika hukum keperawatan saya akan melakukan semua
tindakan keperawatan dengan benar sesuai dengan standar operasional
prosedur. Sehingga semua tindakan keperawatan yang saya lakukan telah
memenuhi prinsip etik keperawatan. Selain melakukan tindakan
keperawatan dengan baik, saya juga akan lebih peka terhadap kondisi
pasien karena di Indonesia kekerasan dalam rumah tangga maupun
pelecehan seksual masih menjadi fenomena gunung es. Maka dari itu
kepekaan perawat dalam mengkaji kondisi pasien penting untuk medeteksi
dini adanya tindak kekerasan dan mengamankan barang bukti.

C. Kesimpulan
1. Perkuliahan terdiri dari 12 materi yang berhubungan dan mendukung satu
sama lain. Keduabelas materi perkuliahan disampaikan dengan baik. Cara
penyampaian materi berbeda tiap dosen sesuai dengan tipe mengajar
masing-masing, dari semua dosen saya mendapatkan penjelasan materi
materi dengan baik.
2. Penguatan matreri dilakukan dengan cara penugasan. Penugasan kelompok
melatih kerjasama tim dan membuat saya memahami adanya gap realita
dengan ideal. Sedangkan penugasan individu membuat saya belajar prinsip
etik keperawatan dan bagaimana menyelesaikan masalah etik. Petunjuk
penugasan dalam RPKPS sudah dituliskan dengan jelas dan detail.

D. Saran
1. Hal yang perlu ditingkatkan dalam perkuliahan etika hukum keperawatan
adalah ketepatan jadwal perkuliahan.
2. File materi perkuliahan sebaiknya diberikan sebelum perkuliahan
dilakukan sehingga mahasiswa dapat menanyakan apa yang belum
dipahami, mengeksplorasi lebih dalam materi yang diberikan dan proses
diskusi menjadi lebih hidup.
3. Pada awal perkuliahan sebaiknya mahasiswa mendapatkan handout dari
RPKPS sehingga saat overview apabila ada ketidak jelasan dapat langsung
ditanyakan.

E. Daftar Pustaka

Dalami, Ermawati, dkk. 2010. Etika Keperawatan. Cv. Jakarta: Trans Info
Media.

Ismani, N. 2001. Etika Keperawatan. Jakarta: Widya Medika.

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

Kozier B., Erb G., Berman A., & Snyder S.J. 2004. Fundamentals of Nursing
Concepts,Process and Practice 7th Ed., New Jersey: Pearson Education
Line.

Mertokusumo, Sudikno, 2002, Mengenal Hukum (suatu pengantar), Liberty,


Yogyakarta.
Potter dan Perry, 2005. Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan
Praktek. Jakarta: EGC.

Rismalinda. 2011. Etika Profesi Dan Hukum Kesehatan.Jakarta : Trans Info


Media

Thompson J.B dan Thopson H.O. 1981. Ethics in Nursing. Macmian Publ. Co

Undang-Undang Dasar 1945

Wulan dan Hastuti .2011. Pengantar Etika Keperawatan Panduan Lengakap


Menjadi Perawat Profesional Berwawasan Etis. Jakarta: Prestasi
Pustaka.

Asshiddiqie, Jimly, 2006, Pembangunan Hukum Dan Penegakan Hukum Di


Indonesia, Yogyakarta.

Harahap, M. Yahya, 2005, Hukum acara perdata tentang Gugatan,


Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan Pengadilan, Sinar
Grafika, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai