Anda di halaman 1dari 21

PATTERN OF KNOWING IN NURSING

TEORI MODEL VIRGINIA HENDERSON

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah


Perkembangan Ilmu Keperawatan

Oleh

Ismatul Quddus 220120160035


Frana Andrianur 22012016042
Vina Vitniawati 220120160036
Zikran 22012016007

MAGISTER KEPERAWATAN PEMINATAN KMB


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2016
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 3

BAB IV PEBAHASAN .......................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Body of Knowledge keperawatan merupakan suatu landasan ilmiah dalam


praktik keperawatan yang memiliki suatu pola, bentuk dan struktur. Pola dan struktur
ini akan memberikan sudut pandang tertentu kepada perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan dan dalam menilai suatu fenomena. Terbentuknya Body of
Knowledge ini mengikuti suatu pola yang disebut Pattern of Knowing in Nursing.
Pola-pola pengetahuan dalam keperawatan ini telah ada sejak perkembangan
berbagai teori model keperawatan. Penerapan model keperawatan dalam pelayanan
keperawatan tidak hanya berdasarkan pola kebiasaan tetapi diperlukan pemahaman
tentang aspek aspek yang dapat mempengaruhi pelayanan dalam hal ini adalah
asuhan keperawatan. Dengan memahami pola ini akan memberikan pengertian yang
lebih mendalam tentang makna ilmu keperawatan dan hal-hal yang penting dalam
ilmu keperawatan (Carper, 1978).
Perkembangan teori model keperawatan akan sangat mempengaruhi
pelayanan keperawatan, salah satunya adalah teori model Virginia Henderson.
Dengan teori utama nya adalah teori 14 kebutuhan dasar untuk membantu pasien
mendapatkan kesembuhan secepat mungkin "(Henderson, 1991). Konsep
keperawatan Virginia henderson ditujukan untuk membantu pasien menuju
kemandirian dan menjadi kerangka kerja yang dapat membimbing pemberian asuhan
terutama penekanan pada kebutuhan dasar (Basford,L, 2006). Henderson percaya
bahwa fungsi unik dari perawat adalah untuk membantu individu, sakit atau sehat,
dalam kegiatan yang berkontribusi untuk kesehatan atau pemulihan (atau kematian
yang damai), perawat akan memberikan bantuan kepada pasien jika ia memiliki
kekuatan atau pengetahuan dalam menentukan kebutuhan pasien yang sebenarnya.
Dalam praktik keperawatan, pengetahuan mampu memberikan nilai dan
disiplin yang paling penting dalam keperawatan. Berdasarkan hal tersebut maka
kelompok melakukan analisis teori model keperawatan Virginia Henderson
berdasarkan Pattern of Knowing In Nursing.

1.2. Tujuan
a. Mejelaskan patern of knowing secara umum
b. Menjelaskan teori model Keperawatan Virginia Henderson
c. Menganalisis teori Virginia Henderson berdasarkan Pattern Of Knowing

1.3. Manfaat
Mahasiswa dapat memahami teori model keperawatan Virginia Henderson dan
mampu menganalisa pattern of knowing teori Virginia Henderson, yang akan
mendasari dalam aplikasi pelayanan keperawatan.

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1. Identifying Patterns of Knowing


Mengidentifikasi empat pola dasar untuk mengidentifikasi konsep dan
struktur dalam pengetahuan keperawatan (Carper, 1978):
A. Empirics: The Science of Nursing
Ilmu keperawatan masih jarang digunakan dalam literatur sampai
akhir tahun 1950-an. Namun sejak saat itu, telah terjadi peningkatan dan
urgensi untuk mengetahui perkembangan pengetahuan secara empiris
khususnya untuk keperawatan. Terlihat ada kesepakatan umum bahkan ada
kebutuhan penting untuk pengetahuan tentang dunia empiris, pengetahuan
yang sistematik umumnya diatur dalam undang-undang dan teori-teori
untuk tujuan menggambarkan, menjelaskan, dan memprediksi penomena
dari sudut pandang yang khusus untuk sebuah desiplin ilmu dalam
keperawatan. Kebanyakan pengembangan teori dan upaya penelitian
terutama hanya terlibat dalam mencari dan menghasilkan penjelasan yang
sistematik dan terkontrol dengan bukti faktual dan dapat digunakan dalam
organisasi dan klasifikasi pengetahuan.
Pengetahuan empiris adalah objektif, abstrak, umumnya bisa diukur,
teladan, diskursif, dirumuskan, dan dapat diverifikasi melalui pengujian
yang berulang-ulang, maka dapat di generalisasi secara ilmiah, hukum,
teori, dan prinsip-prinsip yang dapat dijelaskan dan diprediksi. Hal ini
mengacu pada ide-ide tradisional yang dapat diverifikasi melalui
pengamatan dan dibuktikan dengan pengujian hipotesis. Pengetahuan
empiris cenderung menjadi cara yang paling ditekankan untuk mengetahui
ilmu keperawatan, karena ada kebutuhan untuk mengetahui bagaimana
pengetahuan dapat diatur dalam undang-undang dan teori.
Sehingga hal pertama yang mendasari pola pengetahuan dalam
keperawatan adalah empiris, fakta, menggambarkan dan akhirnya
bertujuan untuk mengembangkan penjelasan yang abstrak dan teori. Ini
adalah pedoman, dirumusankan, dan pengakuan publik.

B. Ethics: The Moral Component


Tenaga pengajar dan praktisi menjadi semakin sensitif untuk
menetukan sikap yang harus dilakukan dalam sebuah konteks yang
menyeluruh dalam pelayanan kesehatan modern. Pilihan ini menimbulkan
pertanyaan yang mendasar tentang sikap baik dan keselahan tindakan
dalam menghubungkan dengan sebuah pelayanan dan tindakan untuk
penyakit dan promosi kesehatan. Sikap dilema meningkat dalam situasi
yang mempunyai dua pilihan dan ketidaktentuan, ketika konsekuensi
dalam sebuah tindakan yang sulit untuk memprediksi prinsip-prinsip
tradisional dan kode etik tidak memberikan bantuan atau tampak hasil
yang kontradiktif.
Etika mengacu pada kode etik untuk keperawatan dan didasarkan
pada kewajiban dalam pelayanan dan menghormati kehidupan manusia.
Etika terjadi sebagai dilema moral muncul dalam situasi
ambiguitas dan ketidakpastian, dan ketika konsekuensi sulit untuk
memprediksi. Etika memerlukan pemeriksaan rasional yang disengaja
kemudian di evaluasi apa yang baik, yang berharga, dan diinginkan
sebagai tujuan, motif, atau karakteristik (Carper,1992). Etika harus
mengatasi norma yang bertentangan, kepentingan, dan prinsip-prinsip dan
memberikan wawasan daerah yang tidak dapat diuji.
Fawcett, Watson, Neuman, Walkers, dan Fitzpatrick (2001) menekankan
bahwa integrasi dari semua pola mengetahui penting untuk praktek
keperawatan profesional dan bahwa tidak ada satu pola harus digunakan
dalam dari orang lain. Memang, mereka saling terkait dan
saling tergantung karena ada beberapa titik kontak di antara
mereka (Carper, 1992). Dengan demikian, perawat harus melihat praktik
keperawatan secara luas yang menempatkan etika di luar empiris (Silva,
Sorrell, & Sorrell, 1995).

C. Esthetics: The Art of Nursing


Pengetahuan estetika ekspresif, subjektif, unik, dan pengalaman dari
pada formal atau deskriptif. Estetika termasuk yang dirasakan sesaat. Hal
ini terbukti melalui tindakan, perilaku, sikap, dan interaksi perawat dalam
menanggapi suatu hal. Hal ini tidak diungkapkan dalam bahasa (Carper,
1992).
Estetika bergantung pada persepsi, kreatif dan menggabungkan empati
dan pengertian. Ini adalah penafsiran, kontekstual, intuitif, dan subjektif
dan membutuhkan sintesis dari pada analisis. Selanjutnya, estetika
melampaui apa yang dijelaskan oleh prinsip-prinsip dan menciptakan
nilai-nilai dan makna untuk variabel yang tidak dapat dirumuskan secara
kuantitatif (Carper,1992).

D. Personal Knowledge
Pengetahuan pribadi mengacu pada cara di mana perawat melihat diri
mereka sendiri dan klien. Pengetahuan pribadi subjektif dan
mempromosikan keutuhan dan integritas dalam pertemuan pribadi.
Engagement, bukan detasemen, adalah komponen pengetahuan pribadi.
(Carper, 1992).
Pengetahuan pribadi menggabungkan pengalaman, mengetahui,
mengalami, dan aktualisasi diri dalam praktek keperawatan. Kematangan
pribadi dan kebebasan merupakan komponen dari pengetahuan pribadi,
yang mungkin mencakup bentuk spiritual dan pengetahuan metafisik.
Pengetahuan pribadi sulit untuk diungkapkan, karena hal ini sebagian
besar yang dapat mengungkapkannya adalah orang tersebut (Carper,
1992).

2.2. Model Virginia Henderson: Prinsip dan Praktek Keperawatan


Virginia Henderson adalah seorang pendidik keperawatan yang terkenal
dan penulis produktif. Pada tahun 1937, Henderson menciptakan kurikulum
keperawatan nasional untuk keperawatan di mana pendidikan adalah "berpusat
pada pasien berpusat dan dipraktekkan sekitar masalah keperawatan
dibandingkan diagnosa medis "(Henderson, 1991, hal. 19). Pada tahun 1939,
dia telah merevisi buku teks klasik Harmer keperawatan untuk edisi keempat,
dan kemudian menulis edisi kelima, menggabungkan definisi keperawatan
menurut pendapatnya (Henderson, 1991). Meskipun dia pensiun, dia sering
berkunjung ke sekolah-sekolah keperawatan. O'Malley (1996) menyatakan
bahwa Henderson dikenal sebagai ibu modern keperawatan modern. Karyanya
telah mempengaruhi profesi keperawatan di Amerika dan di seluruh dunia.
Henderson dididik selama era empiris dalam bidang kedokteran dan
keperawatan yang difokuskan pada kebutuhan pasien, tapi dia percaya bahwa
ide-ide teoritis dia tumbuh dan matang melalui pengalamannya (Henderson,
1991). Henderson telah diperkenalkan prinsip fisiologis selama pendidikan
pascasarjana, dan pemahaman prinsip-prinsip ini adalah dasar untuk perawatan
pasiennya (Henderson, 1965, 1991). Handerson menyatakan kebutuhan pasien
meliputi biopsikososial, dia juga menyatakan bahwa "kebutuhan dasar manusia
juga meliputi keyakinan.
Meskipun pengalaman klinis utamanya berada di rumah sakit medis-
bedah, dia bekerja sebagai perawat di New York City. Pengalaman ini untuk
mengakui pentingnya meningkatkan kemandirian pasien sehingga kemajuan
setelah rawat inap tidak akan tertunda. Henderson adalah seorang perawat
pendidik, dan dorongan utama dari teorinya berhubungan dengan pendidikan
keperawatan (Henderson, 1991).
Konsep keperawatan Handerson berasal dari praktek dan pendidikannya,
oleh karena itu pekerjaannya adalah induktif. (Henderson, 1991, hlm. 20-21).
Asumsi utama dari teori ini adalah bahwa perawat dalam merawat pasien
sampai pasien bisa merawat dirinya sendiri. Dia mengasumsikan bahwa pasien
menginginkan untuk kembali sehat, tetapi asumsi ini tidak secara langsung
dinyatakan. Dia juga mengasumsikan bahwa perawat bersedia untuk melayani
dan bahwa "perawat akan mengabdikan dirinya untuk pasien baik pada siang
dan malam hari. Asumsi terakhir adalah bahwa perawat harus dididik di
universitas dengan seni dan ilmu pengetahuan (Henderson, 1991).

Konsep utama dari teori Handerson berhubungan dengan paradigma


keperawatan yaitu keperawatan, kesehatan, Manusia, dan lingkungan
(Basford,L, 2006)
1. Keperawatan
Fungsi unik perawat adalah membantu individu, baik dalam konsisi
sakit atau sehat dalam peran tambahan atau peran pendukung. Tujuan
dari keperawatan adalah membantu individu memperoleh kembali
kemandiriannya sesegera mungkin. Tetapi keperawatan hanya untuk
meningkatkan kemandirian dan hanya melakukan sesuatu untuk pasien
jika pasien tidak dapat melakukan nya sendiri hal ini menjadi prinsip
dasar asuhan keperawatan (Basford,L, 2006).
2. K esehatan
Sehat adalah kualitas hidup tertentu yang di hubungkan dengan
kemandirian.Karakteristik utama dari sakit adalah ketergantungan dan
berbagai tingkat inkapasitas individu yang di pandang sebagai
simplikasi (Basford,L, 2006).
3. Manusia
Individu sebagai satu kesatuan yang tidak dapat di pisahkan, jiwa dan
raga adalah satu kesatuan. Individu sebagai unit tunggal yang harus
berupaya untuk mempertahankan keseimbangan fisiologis dan
emosiona (Basford,L, 2006)l.
4. Lingkungan
Henderson mendefinisikan bahwa lingkungan adalah seluruh faktor
eksternal yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia
(Basford,L, 2006).
Henderson percaya bahwa "fungsi yang unik dari perawat adalah untuk
membantu individu, sakit atau sehat, dalam kegiatan yang berkontribusi untuk
kesehatan atau pemulihan (atau kematian yang damai) bahwa dia akan
melakukan tanpa bantuan jika ia memiliki kekuatan atau pengetahuan. Untuk
melakukan hal ini sedemikian rupa untuk membantu pasien mendapatkan
kesembuhan secepat mungkin "(Henderson, 1991, hal. 21). Handerson
mendefinisikan pasien sebagai seseorang yang membutuhkan perawatan, tetapi
tidak membatasi perawat untuk perawatan penyakit. Dia tidak menentukan
lingkungan, tetapi menjaga lingkungan yang mendukung adalah salah satu
elemen dari 14 kebutuhan dasar manusia. Kesehatan tidak secara eksplisit
didefinisikan, tetapi untuk keseimbangan dalam semua bidang kehidupan
manusia. Konsep keperawatan yang terlibat dalam 14 kebutuhan dasar manusia
yang membantu pasien menuju kemandirian (Henderson, 1991).
Empat belas aspek kebutuhan yang telah di identifikasi oleh henderson
adalah aspek- aspek yang di buat berdasarkan kebutuhan dasar manusia yaitu ::
1. Membantu pasien bernafas secara normal
2. Membantu pasien untuk makan dan minum
3. Membantu pasien untuk defekasi
4. Membantu pasien untuk mendapatkan posisi yang diinginkannya untu
berjalan,duduk,berbaring, dan membantunya untuk bergerak dari satu
posisi ke posisi lain.
5. Membantu pasien istirahat dan tidur
6. Membantu pasien untuk memilih pakaian, berpakaian dan melepas
pakaian
7. Membantu pasien untuk menjaga agar suhu tubuh dalam normal
8. Membantu pasien untuk Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat dengan
baik untuk melindungi kulitnya
9. Membantu pasien untuk menghindari bahaya yang datang dari lingkungan,
melindungi orang lain dari bahaya yang ditimbulkan oleh pasien, seperti
infeksi atau kekerasan.
10. Membantu pasien untuk berkomunikasi dengan orang lain
11. Membantu pasien untuk melakukan praktik keagamaan atau hidup
berdasarkan keyakinan.
12. Membantu pasien untuk bekerja atau membantu melakukan aktivitas
produktif lainya
13. Membantu pasien untuk melakukan aktivitas kreatif
14. Membantu pasien untuk belajar atau memuaskan keingintahuan.

Menurut Henderson, keempat belas kebutuhan dasar tersebut harus


menjadi fokus asuhan keperawatan yang sangat di pengaruhi oleh usia, kondisi
emosional, latar belakang sosia dan budaya dan kondisi mental dan fisik
ketidakmampuan sensorik dan lokomotif serta status mental. Henderson
menekankan pada rencana asuhan yang menggambarkan rencana, metode
skematik untuk pengawasan asuhan. Karena perencanaan yang tepat akan
mengklarifikasi urutan aktifitas yang harus dilakukan, aktivitas perawat yang
harus dan tidak boleh dilakukan dan perubahan perubahan yang telah di buat.
Prinsip prinsip dasar model Henderson adalah. fungsi unik dari perawat, upaya
pasien kearah kemandirian, asuhan keperawatan berdasarkan kebutuhan dasar
yang sesuai dengan perencanaan yang akan di berikan. Dimana kerangka kerja
berdasarkan kebutuhan dapt membimbing pemberian asuhan terutama
penekanan pada kebutuhan dasar (Basford,L, 2006)
BAB III
PEMBAHASAN

Body of Knowledge keperawatan merupakan suatu landasan ilmiah dalam


praktik keperawatan yang memiliki suatu pola, bentuk dan struktur. Pola dan struktur
ini akan memberikan sudut pandang tertentu kepada perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan dan dalam menilai suatu fenomena. Terbentuknya Body of
Knowledge ini mengikuti suatu pola yang disebut Pattern of Knowing in Nursing.
Dengan memahami pola ini akan memberikan pengertian yang lebih mendalam
tentang makna ilmu keperawatan dan hal-hal yang penting dalam ilmu keperawatan
(Carper, 1978). Pola-pola pengetahuan dalam keperawatan ini telah ada sejak
perkembangan berbagai teori model keperawatan. Salah satu teori model
keperawatan yang banyak digunakan dalam praktik keperawatan adalah teori Human
Need (Complementary-suplementary model) yang di susun oleh Virginia Henderson.
Pattern of Knowing in Nursing mengikuti empat (4) pola dasar yaitu:
Empirical Knowing , Ethical Knowing, Estethical Knowing dan Personal Knowing.
Empirical knowing berfokus pada bagaimana memperoleh informasi secara objektif,
faktual dan deskriptif yang berbasis riset. Informasi yang diperoleh diolah secara
sistematis dan dapat diverifikasi sehingga menghasilkan suatu pengetahuan (ilmu).
Ilmu keperawatan tersebut harus sesuai dengan etika karena keperawatan
memberikan pelayanan kepada manusia sebagai kliennya. Ethical knowing
memberikan suatu petunjuk kepada perawat dalam membuat keputusan yang tepat
pada saat yang tepat (Carper, 1978)
Keperawatan adalah suatu ilmu dan seni (art). Nursing Art yang dimaksud
disini lebih ditekankan pada perspektif yang mendalam yang diperoleh oleh perawat
melalui pengalaman bekerja selama bertahun-tahun. Perspektif yang mendalam ini
akan melahirkan suatu intuisi yang membuat asuhan keperawatan yang diberikan
tidak kaku tetapi melalui berbagai pendekatan yang berbeda. Inilah makna dari
Estethical Knowing. Praktik keperawatan yang diberikan seorang perawat harus
memperhatikan hubungan interpersonal antara perawat klien. Hubungan
interpersonal maupun tindakan yang dipilih oleh seorang perawat didasarkan pada
pengetahuan personal baik mengenai ilmu, etika, estetika keperawatan serta
pemahaman tentang dirinya sebagai seorang individu. Perawat bekerja menggunakan
dirinya (segala sesuatu dalam dirinya) sebagai terapi. Hal ini tentu memerlukan
pengetahuan personal (personal knowing) yang mendalam (Carper, 1987)
Henderson lulus dari sekolah perawat militer. Dia menggagas suatu model
keperawatan yang bertujuan untuk meningkatkan asuhan keperawatan.. Dasar model
keperawatan yang digagas oleh Virginia Henderson dibentuk oleh empat belas (14)
kebutuhan dasar manusia, yang lebih menekankan pada kebutuhan biologis.
Henderson berpendapat bahwa perawat harus membantu individu dalam memenuhi
kebutuhan dasarnya ketika mereka tidak mampu memenuhinya secara mandiri
dikarenakan perubahan status kesehatannya. Perawat juga harus membantu klien
mencapai tingkat kemandirian yang optimal secepat mungkin.
Pembahasan dalam bab 3 ini akan ditekankan untuk memahami Pattern of
knowing in Nursing dalam Teori Model Virginia Henderson

3.1 Empirical Knowing


Keperawatan adalah profesi yang senantiasa mengalami perkembangan. Pada
awalnya, keperwatan di bangun dari intusisi, tradisi dan pengalaman yang di
dapatkan melalui praktik. Tetapi sejak tahun 1950an, perkembangan ilmu
keperwatan sangat signifikan terutama di Amerika ditunjukkan dengan
perkembangan berbagai teori keperawatan. Ilmu keperawatan berdasar pada konsep-
konsep dan teori-teori keperawatan yang spesifik. Berbagai konsep dan teori ini
membangun suatu paradigma keperawatan yang menjadi sudut pandang keperawatan
(Jarosava, 2014).
Ilmu pengetahuan didefinisikan sebagai pelembagaan aktivitas manusia yang
dengan metode tertentu menemukan hal-hal baru yang berhubungan dengan area
yang spesifik. Fungsi dari ilmu pengetahuan adalah untuk menggambarkan,
menjelaskan dan memprediksi fenomena yang berhubungan dengan area tersebut.
Aktivitas yang didasarkan pada pada proses memperoleh ilmu melalui riset-riset
yang objective, terukur dan dapat di verifikasi akan membentuk pola pengetahuan
yang empiris (Jarosava, 2014).
Teori model yang dikembangkan oleh banyak dipengaruhi oleh latar
belakangnya sebagai seorang perawat Medikal Bedah yang juga sering mengunjungi
(visiting) pasien post hospitalisasi. Henderson berpendapat bahwa perawat harus
dapat membantu klien memenuhi kebutuhan dasarnya sesuai dengan tingkat
kemandiriannya dan harus berusaha memandirikan klien secepat mungkin. Dalam
memenuhi kebutuhan dasar klien, perawat dapat memberikan bantuan penuh
(suplementary), sebagian (complementary) ataupun menjadi partner bagi klien yang
sduah mandiri.
Empat belas komponen kebutuhan dasar manusia dalam teori model Virginia
henderson adalah: 1) Bernafas secara normal 2) Makan dan minum dengan cukup, 3)
eliminasi kotoran tubu, 4)Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan, 5) Tidur dan
istirahat, 6) Memilih pakaian yang sesuai, 7) Menjaga suhu tubuh tetap dalam batas
normal dengan menyesuaikan pakaian dan mengubah lingkungan, 8) Menjaga tubuh
tetap bersih dan terawat serta melindungi integument, 9) Menghindari bahaya
lingkungan yang bisa melukai, 10) Berkomunikasi dengan orang lain dalam
mengungkapkan emosi, kebutuhan, rasa takut atau pendapat, 11) Beribadah sesuai
dengan keyakinan, 12) Bekerja dengan tata cara yang mengandung unsur prestasi,
13) Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi dan 14) Belajar
mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada perkembangan
normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia. Keempat
belas kebutuhan dasar manusia di atas dapat diklasifikasikan menjadi empat
kategori, yaitu komponen komponen kebutuhan biologis, psikologis, sosiologis dan
spiritual. Kebutuhan dasar poin 1 9 termasuk komponen kebutuhan biologis. Poin
10 dan 14 termasuk komponen kebutuhan psikologis. Poin 11 termasuk kebutuhan
spiritual. Sedangkan poin 12 dan 13 termasuk komponen kebutuhan sosiologis. Dari
ke 14 komponen kebutuhan dasar tersebut, 9 komponen merupakan kebutuhan
biologis (fisiologis).
Teori memberikan sudut pandang tertentu terhadap suatu fenomena. Teori
Human Need yang dikembangkan oleh Virginia Henderson tidak berdiri sendiri
tetapi terikait salah satunya dengan teori hirarki kebutuhan dasar yang dicetuskan
oleh Maslow. Definisi Henderson tentang keperawatan dan teori 14 komponen
kebutuhan dasar yang dikembangkannya dapat menjadi landasan bagi perawat untuk
melaksanakan praktik keperawatan terutama memilih tujuan yang ingin dicapai.
Teori yang dikembangkan oleh Henderson selain berkontribusi untuk
mengembangkan body of knowledge keperawatan, juga menjadi landasan dalam
praktik keperawatan. Praktik keperawatan dapat dikembangkan dengan berlandaskan
pada teori kebutuhan dasar manusia.
Terkait dengan hubungan antara Teori Human Need yang dikembangkan oleh
Henderson dengan paradigma keperawatan, Henderson memiliki pandangan yang
spesifik tentang ke 4 konsep dalam paradigma keperawatan. Henderson
mendefinisikan ke 4 konsep dalam paradigma keperawatan sebagai berikut:
a) Manusia: Penerima asuhan keperawatan yang terdiri dari 4 komponen yaitu
biologis, psikologis, sosial dan spiritual
b) Lingkungan : semua kondisi eksternal yang berpengaruh terhadap kehidupan
dan perkembangan manusia. Individu juga terkait dengan keluarga
c) Sehat: kemampuan individu untuk berfungsi secara independen dalam
memenuhi ke 14 komponen kebutuhan dasarnya
d) Perawat : Membantu individu yang kurang kemampuan, kemauan ataupun
pengetahuan untuk memenuhi 1 atau lebih dari ke 14 komponen kebutuhan
dasarnya dan membantu klien untuk mencapai tingkat kemandirian secepat
mungkin.

Henderson sangat mendukung dan berkontribusi dalam penelitian-penelitian


keperawatan. Menurut Henderson, penelitian keperawatan yang dikembangkan
sebaiknya adalah penelitian yang berbasis klinik. Hal ini didasrkan pada kondisi saat
itu dimana penelitian keperawatan lebih banyak berbasis pendidikan. Teori human
need juga dapat menjadi dasar mengembangkan riset-riset yang lain terkait
pemenuhan kebutuhan dasar manusia.

3.2. Ethical Knowing


Pengetahuan itu adalah tentang apa yang benar dan salah dan apa yang baik
dan buruk, diinginkan dan tidak diinginkan. Keputusan tepat pada saat yang tepat
berfokus pada apa yang "seharusnya dilakukan" dalam situasi, menawarkan alternatif
dan bertanggung jawab atas keamanan dan kepentingan terbaik dari pasien. Prinsip
bahwa etika adalah menghargai hak dan martabat manusia, tidak akan pernah
berubah. Prinsip ini juga diterapkan baik dalam bidang pendidikan maupun
pekerjaan. Juga dalam hak-haknya memperoleh pelayanan kesehatan. Ketika
mengambil keputusan klinis, perawat seringkali mengandalkan pertimbangan mereka
dengan menggunakan kedua konsekuensi dan prinsip dan kewajiban moral yang
universal. Hal yang paling fundamental dari prinsip ini adalah penghargaan atas
sesama. Empat prinsip dasar lainnya bermula dari prinsip dasar ini yang menghargai
otonomi kedermawanan maleficience dan keadilan. Etika merupakan kata yang
berasal dari Yunani, yaitu Ethos berarti kebiasaan atau model prilaku, atau standar
yang diharapkan dan kriteria tertentu untuk sesuatu tindakan, dapat diartikan segala
sesuatu yang berhubungan dengan pertimbangan pembuatan keputusan, benar atau
tidaknya suatu perbuatan. Moral adalah suatu kegiatan/prilaku yang mengarahkan
manusia untuk memilih tindakan baik dan buruk, dapat dikatakan etik merupakan
kesadaran yang sistematis terhadap prilaku yang dapat dipertanggung jawabkan.
Etika dan moral merupakan sumber dalam merumuskan standar dan prinsip prinsip
yang menjadi penuntun dalam berprilaku serta membuat keputusan untuk
melindungi hak-hak pasien (Priharjo, 1995)
Ethical knowing berfokus pada komponen moral atau etika praktik
keperawatan. Perawat membuat keputusan berdasarkan apa yang benar atau baik
bagi pasien. Etika dalam praktek keperawatan melibatkan membuat keputusan yang
tepat pada saat yang tepat, berfokus pada apa yang "harus dilakukan" dalam situasi,
menawarkan alternatif dan bertanggung jawab atas keamanan dan kepentingan
terbaik dari pasien (Clements & Averill, 2004). Ini cara untuk mengetahui
melibatkan asuhan keperawatan didasarkan pada persepsi dari apa yang keluarga
atau pasien ingin dan sering nilai-nilai yang mereka rasakan. Pertanyaan penting
untuk cara yang etis untuk mengetahui adalah "Apakah ini benar? Apakah ini
bertanggung jawab "(Chinn & Kramer, 1999, hal. 9)?
Pentingnya adanya pengetahuan tentang nilai-nilai dalam keperawatan akan
membantu saat merawat pasien untuk membangun hubungan saling percaya.
Keyakinan agama dan nilai- nilai dalam masyarakat merupakan kekuatan penting
dalam keperawatan. Pemahaman wajib sebagai seorang yang berpendidikan untuk
memperluas pengetahuan dan keterampilan berpikir kritis dipercaya dalam
membantu memberikan perawatan yang terbaik dengan pasien (Ukessay, 2015).
Seorang perawat mampu untuk menghormati klien dalam memenuhi kebutuhan
spiritualnya dan meyakinkan pasien bahwa kepercayaan, keyakinan dan agama
sangat berpengaruh terhadap upaya penyembuhan, hal ini menjadikan pola
pemikiran mencarikan alternatif pasien dalam kebutuhan spritual yang merupakan
suatu nilai kebenaran dalam penerapan keyakinan pasien.
Pemahaman konsep tersebut dengan didasari kepada keyakinan dan nilai
yang dimilikinya diantaranya, Pertama manusia akan mengalami perkembangan
mulai dari pertumbuhan dan perkembangan dalam rentang kehidupan, kedua dalam
melaksanakan aktivitas sehari-hari individu akan mengalami ketergantungan sejak
lahir hingga menjadi mandiri pada dewasa yang dapat dipengaruhi oleh pola asuh,
lingkungan,dan kesehatan, Ketiga dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari individu
dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok diantaranya terhambat dalam
melakukan aktivitas, belum dapat melaksanakan aktivitas, dan tidak dapat
melakukan aktivitas
Menurut Wurzbach, Mary Ellen (2016) seorang perawat yang idealis adalah
yang memiliki kemampuan untuk memotivator seperti dalam perawatan yang baik
yang merupakan bagian dari etis, bila ini tidak dilakukan merupakan pelanggaran
etis. Perawat yang bekerja dalam tatanan layanan keperawatan akut atau jangka
panjang akan dihadapakan dengan situasi moral, ketidakpastian moral yang sebagai
ketidakmampuan untuk "tahu" apa yang "benar" tindakan adalah ketika berhadapan
dengan masalah etika. Aspek etis lain adalah seperti konflik tugas, perbedaan
pandangan pengambilan keputusan. Kesenjangan nyata seperti perbedaan
pengetahuan atau keunikan situasional akan mempengaruhi menyelesaikan dilema.
Kegiatan yang mengarah dalam tindakan ke kualitas hidup yang buruk pasien,
dimana perawat memiliki sebuah tanggung jawab kepada pasien, keluarga, dokter,
rekan, serta institusi jika tidak mampu diputuskan dapat menyebabkan stres yang
signifikan. perawat kadang-kadang mereka membuat yang "benar" pilihan tetapi
mereka tidak suka hasilnya.
Praktek keperawatan menurut Henderson dalam bukunya tentang teori
keperawatan, yaitu segala sesuatu yang dilakukan perawat dalam mengatasi masalah
keperawatan dengan menggunakan metode ilmiah, bila membicarakan praktek
keperawatan tidak lepas dari fenomena keperawatan dan hubungan pasien dan
perawat. Fenomena keperawatan merupakan penyimpangan/tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia (bio, psiko, social dan spiritual), mulai dari tingkat
individu untuk sampai pada tingkat masyarakat yang juga tercermin pada tingkat
system organ fungsional sampai subseluler (Master, 2015). Asuhan keperawatan
merupakan bentuk dari praktek keperawatan, dimana asuhan keperawatan
merupakan proses atau rangkaian kegiatan praktek keperawatan yang diberikan pada
pasein dengan menggunakan proses keperawatan berpedoman pada standar
keperawatan, dilandasi etika dan etiket keperawatan(Kozier, 1991). Asuhan
keperawatan ditujukan untuk memandirikan pasien (Master, 2015).

3.3 Esthetical Knowing


Keperawatan adalah suatu ilmu dan seni (art). Pada awal perkembangan teori
keperawatan , banyak perawat yang enggan menerima bahwa keperawatan juga
memiliki unsur estetika. Hal ini terkait dengan keinginan untuk lebih menonjolkan
bahwa keperawatan adalah suatu Scientific Knowledge. Pada saat itu, nursing art
lebih didefinisikan sebagai hal yang bersifat tehnikal dalam melaksanakan suatu
tindakan yang diperoleh dengan cara meniru perawat yang lebih senior. Ini juga
disebabkan oleh proses pendidikan yang lebih banyak bersifat magang di rumah
sakit.
Estethical Knowing (Nursing Art) sebenarnya merupakan suatu pengetahuan
yang diperoleh dari pengalaman selama bertahun-tahun yang melahirkan intuisi.
Estethical knowing hanya dapat diperoleh oleh seorang perawat bila memiliki rasa
empati yang melahirkan perspektif yang mendalam terhadap kondisi klien.
Esthetichal knowing yang mendalam dapat dilihat dari kemampuan perawat untuk
melakukan berbagai pendekatan yang unik dalam membantu klien menyelesaikan
masalah kesehatannya.
Terkait dengan esthetical knowing, Virginia henderson memiliki pandangan
yang sangat jelas yang tercermin dalam pernyataannya nurse must get inside the
skin of each of her patients in order to know what he needs. Untuk dapat
memahami secara mendalam mengenai kebutuhan dasar apa yang harus segera
dipenuhi pada seorang pasien, maka perawat membutuhkan kedekatan psikologis
dengan pasien yang akan melahirkan empati.
Untuk memenuhi salah satu kebutuhan dasar klien perawat membutuhkan
empati dan perspektif yang mendalam. Misalnya utnuk memenuhi kebutuhan
berkomunikasi dengan orang lain untuk mengekspresikan emosi, menyatakan
kebutuhan, ketakutan dan pendapat pada pasien yang mengalami afasia motorik,
perawat yang memiliki estethical knowing akan dapat membantu klien dengan
berbagai pendekatan misalnya dengan menggunakan media gambar.
Salah satu fungsi perawat yang sangat penting menurut Henderson adalah
membantu klien mencapai tingkat kemandirian yang optimal secepat mungkin.
Dalam menilai tingkat kemandirian klien dan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar
seperti apa yang diperlukan seorang klien, perawat perlu memiliki Estethical
knowing disamping empirical knowing. Ini akan membuat tindakan keperawatan
yang diberikan tidak kaku dan hanya bersifat tehnikal.
Estethical knowing yang baik tidak akan terlepas dari empirical knowing
tetapi justru saling bersinergi. Pemahaman teoritis yang baik dan diasah oleh
pengalaman serta pemahaman mendalam akan melahirkan sikap yang visible dari
seorang perawat. Hal ini dapat dilihat dari pendekatannya yang unik dalam merawat
pasiennya. Kesadaran, empati dan pemahaman mendalam yang diperoleh dari
pengalaman subjektif juga dapat dikembangkan melalui riset yang objektif sehingga
dapat menjadi empirical knowing.

3.4. Personal Knowing


Berfokus pada kesadaran diri, kesadaran pribadi dan empati. Seorang perawat
Tahu diri sendiri, tahu mengembangkan hubungan antara nurse dengan client do I
know what I do? Do I do what I know?. Keperawatan merupakan Bentuk asuhan
keperawatan kepada individu, keluarga dan masyarakat berdasarkan ilmu dan seni
dan menpunyai hubungan perawat dan pasien sebagai hubungan professional (Kozier
1991). Hubungan professional yang dimaksud adalah hubungan terapeutik antara
perawat pasien yang dilandasi oleh rasa percaya, empati, cinta, otonomi, dan
didahulu adanya kontrak yang jelas dengan tujuan membantu pasien dalam proses
penyembuhan dari sakit(Kozier,1991).
Personal knowing mengacu mengetahui diri, dan pengembangan hubungan
interpersonal antara perawat dan pasien. Pertanyaan penting untuk cara mengetahui
pribadi adalah "Apakah saya tahu apa yang saya lakukan?" Dan "Apakah saya
melakukan apa yang saya ketahui?" (Carper, 1978). Ini cara untuk mengetahui dapat
dilihat sebagai metode melihat apa perawat tahu tentang suatu penyakit seperti luka
gangren dan proses luka gangren. Pada kasus ini perawat tahu cara perawatan luka
gangren, dan perawat melakukan apa yang ia ketahui itu. Perawat akan nyaman
adalah dengan pengetahuan sendiri dan kemampuan, keterampilan, penilaian dan
evaluasi. Personal knowing membutuhkan kedewasaan, rasa percaya diri dan
percaya pada diri sendiri dan muncul lebih lengkap sepanjang hidup (Carper, 1978)
Oleh karena itu, akan dianggap bahwa personal knowing akan meningkat dengan
bertambahnya usia dan pengalaman. Personal knowing juga berasal dari interaksi
perawat dengan keluarga pasien dalam kasus. Perawat mampu melindungi klien dari
trauma dan bahaya yang timbul yang mungkin banyak factor yang membuat klien
tidak merasa nyaman dan aman. Berkomunikasi dengan orang lain dan
mengekspresikan emosi, keinginan, rasa takut dan pendapat. Perawat menjadi
penterjemah dalam hubungan klien dengan tim kesehatan lain dalam memajukan
kesehatannya, dan membuat klien mengerti akan dirinya sendiri, juga mampu
menciptakan lingkungan yang teraupeutik.
Fokus keperawatan pada teori Henderson adalah klien yang memiliki
keterkaitan hidup secara individual selama daur kehidupan, dari fase ketergantungan
hingga kemandirian sesuai dengan usia, keadaan, dan lingkungan. Perawat
merupakan penolong utama klien dalam melaksnakan aktifitas penting guna
memelihara dam memulihkan kesehatan klien atau mencapai kematian yang damai.
Bantuan ini diberikan oleh perawat karena kurangnya pengetahuan, kekuatan, atau
kemauan klien dalam melaksanakan 14 komponen kebutuhan dasar (Master,2015).
Tiga tingkatan hubungan perawat pasien dapat di kenali yaitu perawat
sebagai substitute (pengganti) bagi pasien, perawat sebagai helper (penolong) dan
perawat sebagai partner (rekan) dengan pasien. Pada saat-saat penyakitnya gawat,
perawat kelihatan seperti pengganti apa-apa yang pasien kekurangan untuk
membuatnya menjadi lengkap, utuh, atau bebas karena berkurangnya kekuatan fisik,
kemauan atau pengatahuan. Selama kondisi pemulihan (convalescence), perawat
membantu pasien meraihatau mendapatkan kembali kemandiriannya. Henderson
menyatakan kemandirian adalah yang relatif. Tidak ada satupun dari kata tidak
bergantung dengan yang lain, tetapi kita berusaha keras bagi saling bergantung
meraih kesehatan, bukan bergantung dalam sakit. Perawat harus bisa mencermati
tidak hanya kebutuhan-kebutuhan pasien, tetapi juga kondisi-kondisi tersebut dan
kondisi patologis yang merubahnya.
Perawat dapat mengubah lingkungan dimana dia anggap perlu. Henderson
percaya di setiap situasi para perawat yang mengetahui reaksi-reaksi fisiologis dan
psikologis terhadap suhu badan, cahaya dan warna. Perawat dan pasien selalu
berusaha mencapai satu tujuan, apakah berupa kesembuhan atau kematian yang
damai. Salah satu tujuan perawat harus menjaga hari-hari pasien senormal mungkin.
Menjadikan sehat adalah tujuan penting alinnya oleh si perawat.
Henderson menuntut tugas unik yang di miliki perawat dari para dokter.
Rencana perawatan, yang di rumuskan oleh perawat dan pasien bersama-sama, harus
di jalankan dengan suatu cara untuk mengusulkan rencana pengobatan yang di
tentukan dokter. Perawat sebagai anggota tim medis dimana pekerjaan perawat
saling bergantungan dengan pekerja-pekerja kesehatan lainnya. Perawat dan anggota
tim lainnya saling membantu menjalankan program perawatan penuh, tetapi mereka
sebaiknya tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan milik orang lain. Henderson
mengingatkan kita tidak seorang pun di dalam tim memberi beban kepada anggota
lainnya, dimana siapapun mereka tidak sanggup untuk melakukan tugas khususnya
tersebut (Master,2015).
DAFTAR PUSTAKA

Basford, Lynn dan Slevin, Oliver. 2006. Teori dan Praktik Keperawatan.Jakarta :
Penerbit Buku Kedokterran ECG.

Carper , Barbara A. 1978. Fundamental Pattern of Knowing. Aspen Publishers

Carper, B. A. (1978). Fundamental patterns of knowing in nursing. Advances in


Nursing Science, 1(1), 1324.
Carper, B. A. (1992). Philosophical inquiry in nursing: An application. In J. F.
Kikuchi & H. Simmons (Eds.), Philosophic inquiry in nursing (pp. 7180).
Newbury Park, CA: Sage.
Fawcett, J., Watson, J., Neuman, B., Walkers, P. H., & Fitzpatrick, J. (2001). On
nursing theories and evidence. Journal of Nursing Scholarship, 3(2), 115119.
Henderson, V. (1965). The nature of nursing. International Nursing Review, 12(1).
(Reprinted in E. J. Halloran (Ed.). (1995). A Virginia Henderson reader:
Excellence in nursing (pp. 213223). New York: Springer)
Henderson, V. (1991). The nature of nursing: Reflections after 25 years. New York:
National League for Nursing Press.

Kozier, Barbara. 1991. Fundamentals of Nursing: Concepts, Process, and Practice.


Addison-Wesley Nursing

Master, Kathleen. 2015. Nursing Theories: a Framework for Professional Practice.


Burlington: Jones & Baertlett Learning
Mc Ewen, Melanie dan Will, Evelyn. 2011. Theoretical Basis for NURSING.
Lippincott

OMalley, J. (1996). A nursing legacy: Virginia Henderson. Advanced Practice


Nursing Quarterly, 2 (2), vvii.

Priharjo, Robert. 1995. Pengantar Etika Keperawatan. Yogyakarta: Kanisius

Silva, M. C., Sorrell, J. M., & Sorrell, C. D. (1995). From Carpers patterns of
knowing to ways of being: An ontological philosophical shift in nursing.
Advances in Nursing Science, 18(1), 113.

Tomey, M.A. 1994. Nursing Theorist and Their Work. St. Louis : Msby Company

Ukessay. 2015. Virginia Henderson Theory Of Nursing Nursing Essay. Site:


https://www.ukessays.com/essays/nursing/virginia-henderson-theory-of-
nursing-nursing-essay.php. Diakses Oktober 2016. Pukul. 9:09

Wurzbach, Mary Ellen. 2016. Moral Regret - The Experience of Breaches of a


Nursing Ideal. Site: http://www.nursinglibrary.org/vhl/handle/10755/582633.
Di akses: 21-Oct-2016 09:22:06

Anda mungkin juga menyukai