Oleh Kelompok 3B
Fitrianti : 2006507920
Hellen Sindim : 2006562206
Istiqomah : 1906427906
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmatNya, kelompok dapat menyelesaikan mini proposal ini. Penulisan mini proposal
ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk matakuliah Riset
Kualitatif Fakultas Ilmu Keperawatan Program Pascasarjana Peminatan Kepemimpinan
dan Manajemen Keperawatan Universitas Indonesia. Kelompok menyadari bahwa,
tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa pembelajaran sampai pada
penyusunan mini proposal ini, sangatlah sulit bagi kami untuk menyelesaikan mini
proposal ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dra. Setyowati, SKp, MAppSc., PhD, selaku dosen fasilitator kelompok
yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran sehingga membuat kami
memahami prinsip-prinsip dalam melakukan riset kualitatif sebaik-baiknya
2. Dr. Imami Nur Rachmawati, SKp, MSc., selaku dosen penanggungjawab
matakuliah riset kualitatif yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran
untuk merancang perkuliahan riset kualitatif sebaik-baiknya;
3. Hening Pujasari, SKp, MBiomed., MANP, Ph.D, selaku dosen koordinator mata
ajar yang telah banyak membantu dalam asupan materi perkuliahan dan proses
tanya jawab;
4. Orang tua dan keluarga kami yang telah memberikan bantuan dukungan material
dan moral; dan
Akhir kata, kami berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga tesis ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii
BAB I...........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................6
2.1 Rumah Sakit...............................................................................................................6
2.2 Tujuan Rumah Sakit..................................................................................................6
2.3 Tugas Pokok dan fungsi Rumah Sakit......................................................................6
2.4 Rumah Sakit di Indonesia..........................................................................................7
2.5 Keselamatan Pasien (Patient Safety).........................................................................7
2.6 Tujuan Keselamatan Pasien......................................................................................8
2.7 Sasaran Keselamatan Pasien.....................................................................................8
2.8 Tujuh Langkah Keselamatan Pasien........................................................................9
2.9 Insiden Keselamatan Pasien......................................................................................9
2.12 Jenis Insiden Keselamatan Pasien.............................................................................9
2.13 Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien..................................................................10
2.13 Peran Kepala Ruang dalam Penerapan Keselamatan Pasien (Patient Safety)....11
2.1 Kerangka Pikir.........................................................................................................11
BAB III......................................................................................................................................12
Metotodologi Penelitian...........................................................................................................12
3.1 Jenis Penelitian.........................................................................................................12
3.2 Lokasi dan waktu.....................................................................................................12
3.3 Populasi dan Sampel................................................................................................12
3.4 Metode Pengumpulan Data.....................................................................................12
3.5 Metode Analisis Data...............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................14
i
BAB I
PENDAHULUAN
i
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah mengeluarkan Peraturan Menteri
Kesehatan No. 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien di Rumah Sakit. Peraturan
ini menjadi tonggak utama operasionalisasi keselamatan pasien di rumah sakit seluruh
Indonesia. Kemudian Komisi Akreditasi Rumah Sakit atau KARS telah berkomitmen
menjadi lembaga akreditasi internasional yang menjaga mutu dan keselamatan pasien.
Proses akreditasi rumah sakit harus memenuhi Standar Nasional Akreditasi Rumah
Sakit (SNARS), yang telah diakui di tingkat internasional. Total ada 334 standar dan
1.345 elemen yang harus dinilai. Elemen yang mencakup berbagai hal terkait layanan
dan keselamatan pasien serta tenaga kesehatan di rumah sakit. Berbagai kebijakan
maupun pedoman telah dikeluarkan agar rumah sakit dapat menjaga mutu pelayanan
dengan meminimalisir angka kejadian insiden keselamatan pasien.
Penelitian dari Nurmalia dan Nivalinda (2016) di rumah sakit pemerintah di
Semarang ditemukan implementasi keselamatan pasien masih kurang baik 56,2%,
sedangkan Harus & Sutriningsih (2015) melaporkan bahwa ada 22 insiden praktik
keselamatan pasien di rumah sakit swasta di Malang. Data insiden keselamatan pasien
masih banyak ditemukan di rumah sakit umum dan swasta meski sudah lulus akreditasi,
hal ini dapat menimbulkan efek negatif terhadap pelayanan Kesehatan.
Perilaku perawat dalam penerapan keselamatan pasien dipengaruhi oleh berbagai
faktor yang berkontribusi pada insiden keselamatan pasien. Anderson & Kodate (2015)
menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi keselamatan pasien melibatkan faktor
organisasi, budaya organisasi, dan gaya kepemimpinan. Kemudian WHO (2018)
mengungkapkan berbagai faktor yang mempengaruhi penerapan keselamatan pasien
termasuk faktor eksternal rumah sakit, faktor organisasi dan manajemen, kondisi kerja,
kerja tim, karyawan, beban kerja, pasien, dan komunikasi. Penelitian oleh Tetuan di. al,
(2017) memperoleh hasil bahwa 57,95% keselamatan pasien dipengaruhi oleh kerja tim
dibandingkan dengan faktor lain.
Berbagai penelitian sebelumnya yang mengkaji permasalahan yang berkaitan
dengan patient safety, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Masahuddin dkk (2019)
yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara fungsi manajemen kepala
ruangan dengan penerapan patient safety oleh perawat di RSUD Kota Makassar. Hasil
penelitian menunjukan bahwa semakin baik pelaksanaan fungsi manajemen kepala
i
ruangan maka semakin baik penerapan patient safety oleh perawat di RSUD Kota
Makassar.
Kepala Ruangan merupakan seorang yang bertanggung jawab langsung atas ruang
rawat yang dipimpinnya dalam pelaksanaan peningkatan mutu keperawatan secara
berkelanjutan di ruangan yang dikelolanya. Menurut Laporan Insiden Keselamatan
Pasien Di RS X Kota Bekasi pada tahun 2020, didapatkan data angka kejadian sentinel
sebanyak 0%, KTD sebanyak 4,5%, KTC sebanyak 14,5%, KNC sebanyak 60,4%, KPC
20,5%. Salah satu cara menjaga mutu pelayanan terhadap pasien adalah dengan tidak
terdapat atau kecilnya angka insiden keselamatan pasien yang merupakan salah satu
tugas kepala ruangan untuk itu peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana pengalaman
dan presepsi kepala ruangan dalam menghadapi dan mengatasi masalah insiden
keselamatan pasien diruangan perawatan RS X Kota X?
i
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengalaman
dan persepsi kepala ruangan pada masalah insiden keselamatan pasien di ruang
perawatan Rs. X Kota. X
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Diidentifikasinya pengetahuan dari kepala ruangan tentang keselamatan pasien
1.3.2.2 Diidentifikasinya pelaksanaan keselamatan pasien oleh kepala ruangan
1.3.2.3 Diidentifikasinya masalah-masalah terkait keselamatan pasien yang dialami
kepala ruangan
1.3.2.4 Diidentifikasinya masalah-masalah keselamatan pasien
1.3.2.5 Diidentifikasinya hal yang dilakukan kepala ruangan dalam menangani masalah
1.3.2.6 Diidentifikasinya keberhasilan maupun ketidakberhasilan dalam mengatasi
masalah serta penyebabnya
1.3.2.7 Diidentifikasinya harapan kepala ruangan dalam masalah insiden keselamatan
pasien diruangannya.
i
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
i
2.2 Tujuan Rumah Sakit
Rumah Sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada nilai
kemanusiaan, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti
diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien, serta mempunyai
fungsi sosial. Tujuan rumah sakit dalam Undang-undang Republik Indonesi Nomor 44
Tahun 2009 tentang rumah sakit, yaitu:
i
penyelenggaraannya, pelayanan kesehatan secara berjenjang dan fungsi rujukan, rumah
sakit umum dan rumah sakit khusus diklasifikasikan berdasarkan kemampuan
pelayanan rumah sakit, yaitu tipe A, B, C, dan D. Terkait tentang klasifikasi rumah sakit
secara lebih detail berdasarkan pelayanan, SDM, peralatan, sarana prasarana dan
administrasi manajemen tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 340 Tahun 2010.
i
2.6.2 Identifikasi dan belajar dari kesalahan yang terjadi dengan mengembangkan
sistem pencatatan dan pelaporan pada setiap kejadian yang ada
2.6.3 Meningkatkan standar kerja dan standar harapan untuk meningkatkan
keselamatan melalui pembelajaran dari kesalahan
2.6.4 Mengimplementasikan sistem keselamatan pada organisasi untuk menjamin
praktik yang aman pada setiap tingkatan pelayanan.
i
positif dan tenang tentang pekerjaan, produktivitas kerja meningkat, retensi meningkat
dan membantu staf semakin berprestasi (Haryati, 2019).
2.12.1 Kondisi Potensial Cedera (KPC) Kondisi yang sangat berpotensi untuk
menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden (Kerusakan alat ventilator, DC
shock, tensi meter)
2.12.2 KejadianTidak Cedera (KTC) nsiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak
timbul cedera (Pasien minum parasetamol & tidak ada reaksi apapun tetapi
dokter tidak meresepkan parasetamol)
2.12.3 Kejadian Nyaris Cedera (KNC) Terjadinya insiden yang belum sampai terpapar
ke pasien (Salah identitas pasien namun diketahui sebelum dilakukan tindakan )
2.12.4 Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) Insiden yang mengakibatkan cedera pada
pasien (salah cara pemberian obat , Tertusuk jarum, pasien jatuh)
2.12.5 Kejadian sentinel Suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang
serius
- Apabila terjadi insiden wajib untuk ditangani dan segera ditindaklanjuti untuk
mengurangi dampak atau akibat yang tidak diharapkan
- Segera membuat laporan insidensi paling lambat 2x24 jam
- Menyerahkan ke atasan langsung pelapor
- Atasan langsung akan memeriksa laporan dan melakukan grading risiko
terhadap insiden yang dilaporkan
- Hasil grading akan membantu menentukan bentuk investitgasi dan analisis
- Laporan hasil investigasi dan insiden
i
- Menganalisis kembali hasil insidensi dan investigasi
- Untuk grade kuning atau merah dan Tim KP akan melakukan analisis akar
masalah
- Tim KP di RS membuat laporan dan rekomendasi untuk perbaiakn untuk
mencegah kejadian yang sama terulang Kembali
- Rekomendasi dan rencana kerja dilaporkan kepada direksi
- Rekomendasi diberikan untuk umpan balik
- Unit kerja membuat analisis kejadian di suatu kerjaan masing-masing.
- Monitoring dan evaluasi perbaikan oleh tim KP di RS
2.13 Peran Kepala Ruang dalam Penerapan Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Ada sejumlah standar yang harus dipenuhi berkaitan dengan peran kepemimpinan,
yaitu: Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program keselamatan pasien
secara terintegrasi dalam organisasi melalui penerapan “Tujuh Langkah Menuju
Keselamatan Pasien Rumah Sakit, Pimpinan menjamin berlangsungnya program
proaktif, Pemimpin mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi,
Pimpinan mengalokasikan sumber SDM yang adekuat dan Pimpinan mengukur dan
mengkaji efektifitas kontribusinya.
i
i
BAB III
Metotodologi Penelitian
i
Data sekunder merupakan data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya
oleh peneliti.
i
DAFTAR PUSTAKA
Ayunda. (2020) Analisis Peran Kepala Ruang Terhadap Penerapan Keselamatan Pasien
Di Instalasi Gawat Darurat Rsud H. Abdul Manan Simatupang Kisaran Tahun
2019. (Skripsi, Universitas Sumatera Utara).
James JT. A new, evidence-based estimate of patient harms associated with hospital
care. J Patient Saf. 2013;9(3):122–8.
Cahyono, J. B., & Suhardjo, B. (2012). Membangun budaya keselamatan pasien dalam
praktek kedokteran. Yogyakarta: Kanisius. Nursalam
Harus, B. D., & Sutriningsih, A. (2015). Nurse’s knowledge of patient safety with the
implementation of Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KPRS) at Panti Waluya
Sawahan Malang Hospital. Jurnal Care, Vol. 3, No. 1, 3(July 2013), 1–9.
Iswati. (2016) Persepsi Perawat Tentang Penjaminan Mutu Keselamatan Pasien Oleh
Kepala Ruangan. Adi Husada Nursing Journal Vol. 2, No.1, Juni 2016
Komisi Akreditasi Rumah Sakit. (2012). Instrumen Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi
Versi 2012 (1st ed.). Jakarta
i
Nurmalia, D., & Nivalinda, D. (2016). Management functions in the implementation of
mentoring. Media Medika Muda, 2(2), 77–88. Retrieved from
http://eprints.undip.ac.id/22191/
Marquis, Bessie. L & Huston, C. J. (2015) Leadership roles and management functions
in nursing: theory and application (8th ed.). Canada: Lippincot Williams &
Wilkins.
Najiha (2018). Budaya Keselamatan Pasien Dan Insiden Keselamatan Pasien Di Rumah
Sakit: Literature Review. Journal of Islamic Nursing, 3(1), 1.
LAMPIRAN I
PANDUAN WAWANCARA
i
PENGALAMAN DAN PERSEPSI KEPALA RUANGAN PADA MASALAH
INSIDEN KESELAMATAN PASIEN DI RUANG PERAWATAN RS.X KOTA
BEKASI
LAMPIRAN II
PENJELASAN PENELITIAN
i
Judul Penelitian : Pengalaman Dan Persepsi Kepala Ruangan Pada Masalah
Insiden Keselamatan Pasien Di Ruang Perawatan Rs. X Kota
Bekasi
Peneliti : Kelompok 3B
Fitrianti (2006507920)
Hellen Sindim (2006562206)
Istiqomah (1906427906)
Lampiran III
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN
i
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Umur :
Setelah mendengarkan penjelasan dari peneliti dan membaca penjelasan penelitian, saya
memahami manfaat dan tujuan penelitian, serta jaminan kerahasiaan identitas dan data
yang saya berikan. Saya mempunyai hak untuk ikut atau menolak untuk berpartisipasi
dalam penelitian ini, jika saya merasa tidak nyaman.
Dengan menandatangani lembar persetujuan ini, berarti saya bersedia ikut berpartisipasi
sebagai partisipan dalam penelitian ini denga ikhlas dan tanpa paksaan dari siapapun.
i
No Objektif Pertanyaan Kepala Ruang
1. Keselamatan 1. Apa yang diketahui tentang “Menurut saya insiden keselamatan pasien
Pasien insiden keselatan pasien? situasi yang dapat menyebabkan atau be
yang memang seharusnya tidak terjadi pada
2. Berapa macam insiden “Ada 5 macam, yaitu sentinel, Kejadian
keselamatan pasien yang ibu Tidak Cidera, Kejadian Nyaris Cidera, dan
ketahui?
3. Jelaskan pengertian dari “Yang saya pahami kejadian sentinel adal
insiden yang tadi sudah pada pasien yang menyebabkan kema
disebutkan? permanen, kemudian kejadian tidak diha
cidera yang terjadi pada pasien yang di
kelalaian staff rumah sakit. Berikutnya ke
kejadian dimana terjadi kesalahan kepada
tetapi tidak menimbulkan cidera. Sedangka
suatu kejadian yang hamper terjadi ke pasie
terakhir yaitu kejadian potensial cidera a
berpotensi mengakibatkan cidera pada pasi
Insiden 4. Selama menjadi kepala “Menurut data insiden keselamatan pasien
Keselamatan ruangan, apakah pernah lebih 20% pasien kami mengalami jatuh
Pasien terjadi insiden keselamatan terjadi yaitu pasien jatuh ada yang jatuh
pasien di unit ibu? kamar mandi walaupun sudah di damping o
Pengalaman 5. Bagaimana pengalaman ibu “Dulu waktu itu saya dinas pagi Bersama t
menghadapi Ketika menghadapi insiden muda tapi dia overweight dengan CKD
keselamatan pasien jatuh tersebut? kesadarannya kurang focus, tetap mem
pasien akhirnya kami dampingi kami antar dengan
bantu untuk duduk di toilet, Ketika selesai
sendiri, akhirnya jatuh. Karna BB 130
security mencari bantuan, dengan tetap ten
tidak terjadi benturan dan kesadaran m
bantuan 2 orang security kami mengangka
Alhamdulilah bisa ke angkat dan saya
langsung melapor ke dokter di unit saya un
6. Setelah kejadian itu, apa yang “Pada saat itu perasaan langsung kaget,
ibu lakukan sebagai kepala pasien sudah pada pintar jadi Ketika a
ruangan? khawatir, saya prinsipnya tekankan ke tem
pertama harus di kaji pastikan selamat dan
laporan insiden kepada atasan saya kep
kejadian ini di gali lagi dan hal hal ap
sehingga tidak terjadi kejadian yang sama”
Perasaan 7. Apakah ada rasa khawatir “Saya menanamkan untuk system pelapo
Menghadapi atau ketakutan untuk rumah sakit ini tidak ada budaya bleemin
Insiden melaporkan ke atasan atau teman jika ada insiden pasien safety seger
mutu atas kejadian insiden yang terutama kita layani supaya aman ja
i
keselamatan yang terjadi yang dikhawatirkan”
8. Menurut pengalaman ibu, “Mungkin teman-teman ada pemikiran kha
apakah ada staff perawat yang mereka takut dapat sanksi, itu yang harus
tidak paham dengan Sekarang pelayanan Kesehatan menitik ber
keselamatan pasien atau takut saya selalu evaluasi dan monitoring supaya
untuk melaporkan insiden sakit ini tidak ada bleeming jangan takut m
insiden langsung tangani pasiennya dan
mengkaji yang mana harus di evaluasi. J
akan dikenakan sanksi”
9. Pada saat menganilisa “Kalau insiden yang terjadi ini memang
menggunakan akar masalah, untuk edukasi dan penanganan monitoring
apakah ditemukan perawat dengan baik, setelah dikaji memang ka
yang terlibat dalam insiden memang agak sedikit terganggu, karena p
tersebut melakukan menjaganya Cuma kurang cocok jadi secar
pelanggaran? belum stabil pada saat itu. Dari segi perat
sudah kami lakukan pada saat itu.
Peran Kepala 10. Apakah selama jadi kepala “Terakhir bulan lalu ada insiden terkait pem
Ruangan pada ruangan pernah ada kejadian menerapkan dokumentasi pemberian obat m
masalah insiden insiden yang disebabkan oleh obat di online otomatis dia masuk ke daf
keselamatan perawat? pada saat kejadian staff saya sudah melak
pasien sudah membaca instruksi dokter dengan ba
obat 6 benar sudah dilakukan, hanya saj
yang menjadi data sehingga tidak di chec
selanjutnya memberikan lagi sehingga doub
pasien”
11. Bagaimana sikap ibu terhadap “Waktu itu Ketika saya mendapat i
staff tersebut? menghubungi staf tersebut saya coba gali d
melakukan intimidasi sehingga staf dapat b
sudah ditas jam 10 malam tapi saya t
kesalahannya dimana sehingga terjadi kes
mengaku lupa untuk melakukan dokumenta
12. Apa tindak lanjut yang “Saya panggil stafnya, saya lakukan konsel
dilakukan oleh ibu setelah positif karena murni karena melanggar sud
mendapat hasil investigasi terdokumentasi. saya mengkonseling staf
kepada perawat tersebut? focus bekerja, harus mengikuti SOP ya
peraturan rumah sakit. Intinya lebih focus,
ini tidak akan terjadi kedepan”
13. Bagaimana respon dari staf, “Waktu itu staff respon bagus dan posit
seperti apa? pembelajaran bagi yang lain agar tidak
Rencana tindak lanjut dari kejadian ini ked
ada di system kita akan libatkan dokte
pengobatan hard copynya sehingga tidak te
Harapan dan cara 14. Setelah kejadian ini apa “Saya harus sering melakukan monitoring
i
mengatasinya harapan Ibu untuk mencegah barrier ini tidak di tabrak lagi jadi kons
agar tidak terjadi insiden lagi? staff. Kemudian mensosialisikan SPO
pemberian obat, mengevaluasi system”
15. Terkait mengevaluasi secara “kita ada rapat rutin bulanan setiap bula
berkala, berapa lama dibuat untuk manajemen yang mengeva
waktunya. membahas insiden yang terjadi di setiap u
minggu saya melakukan evaluasi juga kepa
ada pelatihan pelatihan yang harus diikutka