Anda di halaman 1dari 8

I.

PENDAHULUAN

Perhimpunan/organisasi profesi keperawatan merupakan fihak yang seharusnya


paling bertanggung jawab, secara aktif turut dalam pengembangan keperawatan sebagai
profesi. Organisasi profesi (PPNI) seyogyanya berada pada baris terdepan dalam proses
inovasi keperawatan di Indonesia, bahkan harus memegang kendali utama dalam proses
perubahan.
Untuk mewujudkan keperawatan sebagai profesi, berbagai langkah nyata telah
dilaksanakan, mencakup : pengembangan pelayanan/asuhan keperawatan, pendidikan
tinggi keperawatan maupun kehidupan organisasi profesi. Langkah ini dilaksanakan
secara terarah, berencana dan terkendalikan sebagai gerakan profesionalisasi
keperawatan.
Didasarkan pada keinginan para perawat agar keperawatan mendapat pengakuan
sebagai profesi dan lebih dari itu yaitu agar keperawatan sebagai profesi dapat berperan
aktif dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Keperawatan sebagai profesi
berupaya memenuhi hak masyarakat untuk mendapat pelayanan/asuhan keperawatan
professional yang benar dan baik.
Langkah yang terlihat nyata adalah terbentuknya Sistem Pendidikan Tinggi
Keperawatan, diharapkan dengan lulusan perawat dari pendidikan tinggi keperawatan
maupun memberikan pelayanan/asuhan keperawatan professional.
Pengembangan pada sistem pelayanan/asuhan keperawatan belum dirasakan optimal,
karena memerlukan upaya upaya perubahan yang mendasar yaitu membentuk model
praktek professional baik di RS maupun unit pelayanan kesehatan masyarakat.
PPNI mempunyai tanggung jawab besar terhadap pengembangan profesi, terutama saat
ini dalam menghadapi persaingan ketat untuk dapat merebut kesempatan memperoleh
pasar jasa pelayanan keperawatan baik pada tingkat Nasional dan Global : Asia
Tenggara (Pasar bebas asean), Asia Pasifik, Erofah, Amerika
Jaminan pelayanan keperawatan kepada masyarakat melalui legislasi keperawatan
adalah proses pemberlakuan Undang-undang atau perangkat hukum yang sudah
disempurnakan yang mempengaruhi pengembangan ilmu dan kiat dalam praktek
keperawatan. UU Keperawatan No.38 Tahun 2014 beserta peraturan turunannya akan
memberikan Kepastian Hukum tentan pelayanan jasa profesi keperawatan dan memaksa
organisasi keperawatan dan unsure terkait untuk membenahi: Standar Pengelenggaraan
Pendidikan Tinggi Keperawatan, Standar Pendidikan Profesi Keperawatan, Standar Praktik
Keperawatan, Standar Kesejahteraan Perawat )

1
II. ORGANISASI PROFESI

Merton mendefinisikan bahwa organisasi profesi adalah organisasi dari praktisi


yang menilai/ mempertimbangkan seseorang atau yang lain mempunyai kompetensi
professional dan mempunyai ikatan bersama untuk menyelenggarakan fungsi sosial yang
mana tidak dapat dilaksanakan secara terpisah sebagai individu
Organisasi profesi mempunyai 2 perhatian utama : (1) Kebutuhan hukum untuk melindungi
masyarakat dari perawat yang tidak dipersiapkan dengan baik dan (2) kurangnya standar
dalam keperawatan.
Organisasi profesi menyediakan kendaraan untuk perawat dalam menghadapi
tantangan yang ada saat ini dan akan datang serta bekerja kearah positif terhadap
perubahan-perubahan profesi sesuai dengan perubahan sosial.
Ciri-ciri organisasi profesi adalah :
1. Hanya ada satu organisasi untuk setiap profesi
2. Ikatan utama para anggota adalah kebanggan dan kehormatan
3. Tujuan utama adalah menjaga martabat dan kehormatan profesi.
4. Kedudukan dan hubungan antar anggota bersifat persaudaraan
5. Memiliki sifat kepemimpinan kolektif
6. Mekanisme pengambilan keputusan atas dasar kesepakatan
Dalam pengembangan keperawatan, organisasi profesi PPNI berfungsi :
1. Secara aktif turut dalam merumuskan dan menetapkan standar profesi untuk
pendidikan tinggi keperawatan dan untuk pelayanan/asuhan keperawatan, mencakup
ukuran keberhasilan pelaksanaan pelayanan /asuhan keperwatan dan kompetensi
lulusan pendidikan tinggi keperawatan
2. Turut mengidentifikasi berbagai jenis ketenagaan keperawatan dengan berbagai
jenjang kemampuan yang diperlukan dalam pengembangan keperawatan dimasa
depan.
3. Ikut menyususn kriteria dan mekanisme penapisan serta penerapan teknologi
keperawatan maju serta penerapan teknologi keperawatan maju secara tepat guna dan
demi kemaslahatan masyarakat secara keseluruhan.
4. Bertanggung jawab dalam pengendalian dan pemanfaatan lulusan pendidikan tinggi
keperawatan khususnya dalam hal legislasi keperawatan professional.
Setelah memahami pengertian-pengertian tersebut diatas tentunya kita sepakat bahwa
Organisasi Profesi Keperawatan : PPNI mempunyai tanggung jawab besar terhadap
pengembangan profesi, terutama saat ini dalam menghadapi persaingan ketat untuk dapat
merebut kesempatan memperoleh pasar jasa pelayanan keperawatan (Pasar Bebas
Asean).

2
UU Keperawatan No.38 Tahun 2014 beserta peraturan turunannya akan
memberikan Kepastian Hukum tentan pelayanan jasa profesi keperawatan dan memaksa
organisasi keperawatan dan unsure terkait untuk membenahi: Standar Pengelenggaraan
Pendidikan Tinggi Keperawatan, Standar Pendidikan Profesi Keperawatan, Standar Praktik
Keperawatan, Standar Kesejahteraan Perawat )Kunci utamanya adalah Pengelolaan
sumber daya tenaga keperawatan yang handal dalam bidangnya.
Bagaimana peran organisasi profesi, akan diuraikan berikut ini.

III. PERAN PPNI

A. Sosialisasi Profesionalisasi Profesi Perawat


1. Sosialiasasi professional sejak dini dimulai pada saat pendidikan dilanjutkan
setelah lulus masuk pada lingkungan kerja
2. Sosialisasi professional adalah : suatu proses dimana peserta didik pendidikan
tinggi keperawatan mendapat pengalaman melaksanakan praktek keperawatan
professional, menumbuhkan dan membina sikap, tingkah laku dan keterampilan
professional yang diperlukan untuk siap melaksanakan praktek keperawatan ilmiah.
3. Suatu proses transformasi perilaku dari peserta didik pendidikan tinggi keperawatan
menjadi seorang perawat profesional
4. Sosialisasi praktek keperawatan profesional adalah proses dimana nilai-nilai dan
norma-norma dari profesi keperawatan diinternalisasi kedalam perilaku perawat itu
sendiri dan konsep-konsep dirinya. Sehingga perawat belajar dari menerima
pengetahuan keterampilan dan sikap sebagai karakteristik profesi.
5. Hinshaws mengemukakan tahap-tahap sosialisasi professional mencakup : awal
belum merasakan, keganjilan, identifikasi, simulasi peran, kebimbangan dan
akhirnya internalisasi yaitu : menerima dan nyaman dengan peran perawat.
6. Sosialisasi professional menjadi bagian penting untuk membentuk perawat
professional.

B. Mengusulkan Pola Jenjang Karir tenaga perawat sebagai sistem


pengembangan karir
Perawat professional adalah : seseorang yang mempunyai alasan-alasan
rasional, dapat mengakomodasi realita, menerima dirinya, diminati oleh orang lain,
belajar dari pengalaman serta percaya diri sebagai profesi. Agar perawat professional
ini tetap terus berkembang menigkatkan kinerjanya, diperlukan suatu sistem
pengembangan karir yang jelas. Dimana saat ini belum mendapat perhatian yang baik.
Akibatnya perawat perawat merasa resah, lelah dan jenuh dalam pekerjaannya,
kualitas asuhan keperawatan menurun dan sistem imbalan jasa tidak jelas. Jika sistem
pengembangan karir telah diterima maka masalah-masalah tersebut diatas dapat

3
diatasi dan masyarakat akan memperoleh haknya terhadap pelayanan keperawatan
berkualitas.
Prinsip-Prinsip dalam Sistem Pengembangan Karir
1. Kualifikasi tenaga keperawatan dimulai dari D III keperawatan atau S1 Keperawatan
2. Jenjang mempunyai makan kompetensi yang dimiliki untuk melaksanakan asuhan
keperawatan sesuai lingkupnya dan bertingkat sifatnya sesuai dengan kompleksitas
masalah klien.
3. Fungsi utama yang menjadi pegangan adalah fungsi memberikan asuhan
keperawatan
4. Setiap perawat pelaksana mempunyai kesempatan sama untuk meningkatkan
karirnya sampai pada jenjang paling atas
5. Jenjang karir mempunyai dampak terhadap tanggung jawab dan akontabel terhadap
tugas serta sistem penghargaan
6. Pimpinan organisasi RS mempunyai komitmen yang tinggi terhadap sistem
pengembangan karir tenaga perawat pelaksana sehingga dapat dijamin kepuasan
pasien terhadap pelayanan keperawatan.
7. Lingkup jenjang pengembangan karir mencakup : keperawatan medikal bedah,
maternitas, pediatri, jiwa, komunitas dan gawat darurat.
Bentuk, Jenjang Pengembangan Karir Perawat (Permen PANRB RI No.25 Tahun
2014)
Kategori Jabatan fungsional perawat :
1. Perawat Keterampilan (Jenjang; Perawat Terampil; Perawat Mahir; Perawat
Penyelia)
2. Perawat Ahli (Jenjang ; Perawat Ahli Pertama; Perawat Ahli Muda; Perawat Ahli
Madya; Perawat Ahli Utama).

C. Agar sistem pengembangan karir dapat terlaksana PPNI bertanggung


jawab terhadap terlaksananya Program Pendidikan Berkelanjutan Perawat
Pendidikan Berkelanjutan bagi Perawat adalah proses yang meliputi berbagai
pengalaman/pelatihan setelah pendidikan formal dasar keperawatan, yang dapat
meningkatkan kemampuan keprofesian.
Dalam program PBP ini akan ditentukan : kurikulum pelatihan, modul bentuk
penghargaan, criteria pelatih dan institusi yang boleh melaksanakan pelatihan.
Diharapkan bentuk-bentuk pelatihan dapat dilaksanakan dengan professional
memberikan dampak terhadap peningkatan kemampuan perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan. (Sesuai Perpes No.8 tahun 2012 Tentang Kualifikasi
Kompetensi Nasional Indonesia).

4
D. Menciptakan Komunitas Perawat Professional yaitu komunitas perawat yang
ada diinstitusi pelayanan kesehatan dan pendidikan dan melaksanakan
pelayanan/asuhan keperawatan professional. Mempunyai sistem nilai dan
tanggung jawab sama. Merupakan bagian dari masyarakat keperawatan
profesional.
Komunitas Perawat Profesional diperlukan karena :
1. Adanya pengembangan sistem pemikiran asuhan keperawatan di institusi
pelayanan kesehatan
2. Dalam rangka menetapkan standard asuhan keperawatan
3. Untuk mengelola ketenagaan keperwatan
4. Mengelola pelaksanaan praktek keperawatan
5. Bertanggung jawab terhadap hasil/dampak asuhan keperawatan pada klien dan
sistem.
Komunitas keperawatan merupakan Agents Of Formal Knowledge dalam
keperawatan yaitu orang-orang yang menciptakan, transmisi dan menerapkan
pengetahuan formal (Eliot Freidson, 1986)
Berada pada baris terdepan dalam proses profesionalisasi keperawatan,
membangun citra keperawatan sebagai profesi serta merupakan kekuatan dalam
proses membudayakan keperawatan.
Upaya membangun komunitas professional keperawatan :
1. Membangun dan membina pelayanan/asuhan keperawatan rumah sakit dan
masyarakat sebagai bagian integral dari dari pelayanan rumah sakit/masyarakat
sehingga diterima sebagai pelayanan professional.
2. Mengidentifikasi dan membina perawat professional yang diakui dan diberi
kewenangan serta tanggung jawab melaksanakan pelayanan/asuhan
keperawatan professional.
Langkahnya membangun komunitas professional keperawatan adalah
1. Merumuskan kriteria kualifikasi perawat professional;
2. Mendaftar para perawat yang memenuhi kualifikasi,
3. Mengakui dan memberi kewenangan serta tanggung jawab.
Membangun komisi etika keperawatan yang memberikan tuntutan dalam
pelaksanaan praktek keperawatan
Membina para perawat professional sebagai komunitas dengan tradisi/budaya
keperawatan sebagai komunitas professional yang sarat dengan perannya sebagai
model.

5
E. Jaminan kualitas pelayanan keperawatan ;
1. Undang Undang No.38 tahun 2014 Tentang Keperawatan
2. Permenkes RI No. 161 tahun 2010 dan Permenkes 1796 tahun 2011 tentang
Registrasi Tenaga kesehatan
Jaminan pelayanan keperawatan kepada masyarakat adalah melalui
legislasi keperawatan adalah : proses pemberlakuan Undang-undang atau perangkat
hukum yang sudah disempurnakan yang mempengaruhi pengembangan ilmu dan
kiat dalam praktek keperawatan.
UU Keperawatan No.38 Tahun 2014 beserta peraturan turunannya akan
memberikan Kepastian Hukum tentan pelayanan jasa profesi keperawatan dan
memaksa organisasi keperawatan dan unsur terkait untuk membenahi: Standar
Pengelenggaraan Pendidikan Tinggi Keperawatan, Standar Pendidikan Profesi
Keperawatan, Standar Praktik Keperawatan, Standar Kesejahteraan Perawat )
Tujuan Legislasi keperawatan meliputi :
1. Memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap pelayanan keperawatan
yang diberikan
2. Menginformasikan kepada masyarakat tentang pelayanan keperawatan yang
diberikan dan tanggung jawab para praktisi profesional
3. Memelihara kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan
4. Memberi kejelasan batas kewenangan setiap kategori tenaga keperawatan
5. Menjamin adanya perlindungan hukum bagi perawat
6. Memotivasi pengembangan profesi keperawatan
7. Meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan
Dengan adanya pengelolaan sumber daya tenaga keperawatan harus dibenahi
secara professional sesuai dengan perkembangan profesi.

IV. PENUTUP

Organisasi profesi PPNI bertanggung jawab dan mempunyai peran utama dalam
pengembangan keperawatan sebagai profesi.
Sudah saatnya PPNI mulai melaksanakan peran-perannya secara aktif, sehingga
terlihat kegiatan nyata dalam berjuang memenuhi hak masyarakat memperoleh
pelayanan keperawatan profesional. Sumber daya tenaga keperawatan merupakan
kunci utama untuk keberhasilan keperawatan, sehingga pengelolaannya perlu
mendapat perhatian.
Dengan demikian diharapkan tenaga keperawatan mempunyai kemampuan
yang handal dalam memberikan pelayanan/asuhan keperawatan serta mampu merebut
pasar jasa pelayanan keperawatan.

6
Kepustakaan
1. Undang Undang No. 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan
2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Repormasi Birokrasi RI No.25
Tahun 2014
3. Peraturan Presiden No.8 tahun 2012 Tentang Kualifikasi Kompetensi Nasional Indonesia
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 161 tahun 2010 dan No. 1796 tahun 2011 tentang
Registrasi Tenaga kesehatan
5. Chitty RT (1997), Profesional Nursing : Concept and Challenges. WB Sounders
Company Philadelphia
6. Husin Marifin (1999), Pendidikan Tinggi Keperawatan dan Rumah Sakit Pendidikan
7. Marqius Bessi L & Huston JC (2000), Leadership Roles and Management Functions in
Nursing. Theory and Application, Lippincott Philadelphia
8. Rully DE & Oermann MH (1985), The clinical Field its use in Nursing Education.
Appleton century Crufts. Norwalk, Connecticut
9. Swansburg RJ & Swansburg RC (1998): Introductory management and Leaderhip for
Nurses : an Intercative text, Jones and Barlett Publisher.

7
BIODATA

1. Sirajudin Noor,SKp.M.Kes, Lahir ; Marabahan,21 Maret 1968,


2. Berkeluarga;
a. Istri Agustine Ramie.S.Kep.Ns.M.Kep (Dosen Poltekes Kemenkes RI
Banjamrasin di banjarbaru
b. Anak I : Anawari Delmi : Mahasiswa FK. Unlam Banjarmasin
c. Anak II: Hawariul Kamil : Siswa SMP I Banjarbaru
3. Aalamat Rumah: Komp.Kelapa Sawit 8: Jl, Bumi Berkat VII. No.2.A. RT.02 RW.01
Kel. Banjarbaru Selatan Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan

KURIKULUM VITAE

1. Sarjana Profesi Keperawatan, FIK-UI Jakarta, 1998-2000


2. Magester Kesehatan, IKM, FK UGM, Yugyakarta, 2002-2004

RIWAYAT ORGANISASI

1. Ketua PPNI Prov.Kalimantan Selatan, 2011-2015 (Pergantian Antar Waktu)


2. Ketua Asosiasi Pendidikan Diploma III Keperawatan Regional Kalimantan Periode
2013-2016
3. Mandat Ketua Himpunan Perguruan Tinggi Kesehatan Swasta Regional Kalimantan
2014-2015
4. Ketua Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Kabupaten Banjar, 2011-2015
5. Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Kabupaten Banjar, 2012-2015
6. Pengurus Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia Bidang Pendidikan, Organisasi
Wilayah Prov Kalimantan Selatan
7. Direktur Akademi keperawatan Intan Martapura Prov Kalimantan Selatan Periode
2014-2018
8. dll

Anda mungkin juga menyukai