DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1B
Tiarmaida Sitio 215119056
Lala Nurlaela 215120011
Milka Novia Landa 215120014
M. Iqbal Angga Kusuma 215120019
Osep Yasie Almunsiri 215120023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan Kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul esensi pemberdayaan dalam
kepemimpinan klinis Makalah ini disusun sebagai tugas dari mata kuliah Sains Keperawatan
Program Magister Ilmu Keperawatan. Terima kasih penulis ucapkan kepada ibu Dr. Iin
Inayah, S.Kp., M.Kep. yang telah membimbing dan memotivasi kami dalam menyelesaikan
makalah ini.
Penulis juga berterima kasih kepada semua rekan kelompok Program Magister
Keperawatan yang telah bersemangat sehingga tugas ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Besar harapan semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis menyadari dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu penulis mohon saran yang bisa membangun demi perbaikan dalam pembuatan makalah.
DAFTAR ISI
Halaman Judul..................................................................................................................... 1
Kata Pengantar..................................................................................................................... 2
Daftar Isi............................................................................................................................... 3
Bab I. Pendahuluan.............................................................................................................. 4
Bab II. Tinjauan Pustaka....................................................................................................7
Bab III. Fenomena Pelayanan Keperawatan................................................................... 24
Bab IV. Pembahasan......................................................................................................... 27
Bab V. Kesimpulan dan Saran.......................................................................................... 30
Daftar Pustaka.................................................................................................................... 31
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial. Dalam hidupnya manusia tidak
dapat hidup sendiri, antara individu satu dengan individu lainnya saling membutuhkan
dan saling berinteraksi. Maka dari itu, manusia disebut dengan makhluk sosial.
Makhluk sosial yang berinteraksi, berkembang mulai dari kelompok kecil hingga
kelompok besar.
Hidup secara berkelompok bukanlah hal yang mudah karena dalam sebuah
tercipta kondisi yang harmonis, tiap anggotanya harus saling menghargai dan
menghormati.
Tanpa disadari, dalam sebuah kelompok sudah terbentuk sebuah organisasi. Agar
dalam kelompok dapat berjalan dengan baik maka diperlukan untuk menata
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok &
lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik
& sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan
Ada dua faktor yang menyebabkan seseorang memiliki jiwa pemimpin yakni ia
ditakdirkan lahir untuk menjadi pemimpin, lalu dibekali dengan persiapan, pendidikan
serta didorong oleh kemauan sendiri. Bisa juga karena sejak lahir
5
pengalaman.
kesehatan (rumah sakit) sebagai salah satu penetu keberhasilan pencapaian visi, misi
dan tujuan. Maka dari itu tantangan dalam pengembangan strategi pelayanan yang jelas
terutama terletak pada pelayanan disatu sisi dan bergantung pada kepemimpinan.
(porter 1996: dalam sunarsih, 2001). Secara struktural, pimpinan rumah sakit adalah
penentu kebijakan tertinggi dalam operasional suatu rumah sakit. Dalam pelaksanaan
tugasnya tersebut, pimpinan rumah sakit dibantu oleh kepala-kepala bagian dan bidang
satu model pelayanan kesehatan yang professional yaitu dengan menerapkan model
Hasil penelitian yang dilakukan oleh siang taringan (2009) menemukan bahwa
Menurut mathias dan jackson (2001), kinerja dari individu tenaga kerja
dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya kemampuan tenaga kerja, motivasi kerja,
dan hubungan mereka dengan organisasi kinerja pada dasarnya adalah apa yang
B. Tujuan
C. Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Beberapa ahli manajemen mengemukan pengertian manajemen dari sudut pandang yang
Manajemen dan Kepemimpinan dalam Keperawatan melalui orang lain. Definisi ini
berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai
B. Esensi Kepemimpinan
yang ideal dan dapat mendorong masyarakat untuk turut dalam upaya menghadirkan
1. Pengaruh
8
yang kuat dari seorang pemimpin. Pengaruh positif yang kuat ini akan
yang pemimpin ibarat air kehidupan bagi mereka yang dipimpinnya. Pengaruh
positif yang kuat ini lahir dari integritas. Pemimpin yang berintegritas akan
wibawa. Seperti yang Sun Tzu nyatakan, “Pemimpin memimpin dengan teladan
bukan dengan kekerasan”. Pemerintahan yang bersih dan berwibawa lahir dari
memimpin.
2. Pemberdayaan
9
baik adalah pemipin yang akan mampu menggali seluruh potensi yang ada dalam
segala potensi yang ada demi kemajuan dan kesejahteraan bersama. Diperlukan
ketajaman dan kejelian dalam melihat segala potensi yang dimiliki yang ada
Kepentingan diri sendiri akan terkubur di sini demi kepentingan yang lebih besar
Maxwell dengan sangat baik mengungkapkan hal ini, “The best leaders are
humble enough to realize their victories depend upon their people”, (Para
pemimpin yang terbaik cukup rendah hati untuk menyadari bahwa kemenangan-
terungkap prinsip pemberdayaan. Pemimpin yang baik akan dengan senang hati
3. Pelayanan/Pengabdian
adalah mereka yang justru melayani bukan dengan tujuan untuk dilayani, yang
memimpin dari hati seorang “hamba” yang penuh pengabdian bukan dari hati
10
pemimpin yang memiliki jiwa besar untuk bersedia merendahkan diri melayani
secara aktual meningkatkan jumlah total dari kekuasaan yang ada di organisasi,
sehingga organisasi menjadi kuat. Pemimpin dapat memperoleh manfaat dari tambahan
dapat berkonsentrasi pada pencapaian visi organisasi, pemimpin tidak perlu selalu
mengawasi).
keperawatan.
7. Manajemen keperawatan adalah suatu fungsi, posisi atau tingkat sosial, disiplin
8. Manajemen keperawatan bagian aktif dari divisi keperawatan, dari lembaga, dan
manajemen (Suarli dan bahtiar, 2009). fungsi manajemen pertama sekali diidentifikasi
oleh Henri Fayol (1925) yaitu perencanaan, organisasi, perintah, koordinasi, dan
manajemen ini merujuk pada fungsi sebagai proses manajemen yang terdiri dari
Huston, 2010). fungsi manajemen menurut G.R. Terry adalah planning, organizing,
actuating, dan controling, sedangkan menurut S.P. Siagian fungsi manajemen terdiri
dari planning, organizing, motivating, dan controlling (Suarli dan Bahtiar, 2009).
(Huber, 2000).
diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan
datang oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Siagian,
1992).
dimasa yang akan datang tentang apa, siapa, kapan, dimana, berapa, dan bagaimana
yang kan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentuyang dapat ditinjau dari proses,
pekerjaan secara akurat dan efektif (Swanburg,2000). perencanaan yang adekuat dan
13
efektif akan mendorong pengelolaan sumber yang ada dimana kepala ruangan harus
mengidentifikasi tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek serta melakukan
perubahan (marquis dan Huston,2010). Suarli dan bahtiar (2009) menyatakan bahwa
perencanaan sangat penting karena mengurangi ketik pastian dimasa yang akan datang,
memusatkan perhatian pada setiap unit yang terlibat, membuat kegiatan yang lebih
membantu unutk menjamin bahwa klien akan menerima pelayanan keperawatan yang
mereka inginkan. Perencanaan kegiatan keperawatan diruang rawat inap akan memberi
melibatkan seluruh personilmulai dari perawat pelaksana, ketua tim dan kepela ruang.
menetapkan tugas pokok dan wewenang serta pendelegasian wewenang oleh pimpinan
sumber daya manusia dan material dari lembaga unutk mencapai tujuan organisasi,
14
dapat juga untuk mengidentifikasi antara hubungan yang satu dengan yang lain.
Pengorganisasian dapat dilihat secara statis dan dinamis. Secara statis merupakan
wadah kegiatan kelompok orang untuk mencapai tujuan, sedangkan secara dinamis
merupakan suatu aktivitas dari tata hubungan kerja yang teratur dan sietematis
mencapai tujuan tertentu (Suarli & Bahtiar, 2009). manfaat pengorganisasian untuk
penjabaran secara terinci semua pekerjaan yang diharuskan dilakukan untuk mencapai
keperawatan.
rantai komando menyatakan bahwa untuk memuaskan anggota efektif secara ekonomi
dan berhasil dalam mencapai tujuan. Komunikasi cenderung kebawah dan satu arah.
Pada organisasi keperawatan, rantaiu komando ini datar dengan garis menejer dan staf
dan satu rencana keperawatan primer dan manajemen kasus mendukung prinsip-prinsip
kesatuan komando ini. 3 prinsip rentang kontrol, prinsip ini menyatakan bahwa setiap
perawat harus dapat mengawasi secara efektif dalam hal jumlah, fungsi, dan geografi.
Pada prinsip ini, makin kurang pengawasan yang diperlukan untuk perawat. Perawat
15
tunggal, sehingga ada defisi kerja atau pembagian tugas yang membentuk departemen.
jumlah dan jenis personil keperawatan yang dibutuhkan untuk memberi asuhan
cukup atau tidaknya tenaga keperawatan yang terdiri dari perawat yang profesional,
terampil, dan kompeten.kebutuhan ketenagaan dimasa yang akan datang harus dapat
diprediksi dan suatu rencana harus disusun secara proaktif untuk memenuhi kebutuhan.
kebutuhan asupan pasien. Upaya harus dilakukan untuk menghindari kekurangan dan
kelebihan personalia saat ada fluktuasi jumlah dan akuitas pasien. Kebijakan prosedur
ketenagaan dan penjadwalan harus tertulis dan dikomunikasikan kepada semua staf.
16
Kebijakan ketenagaan harus yang ada harus diteliti secara berkala untuk
menentukan apakah ,memenuhi kebutuhan staf dan organisasi. Upaya harus terus
dilakukan agar dapat menggunakan metode ketenagaan dengan inovatif dan kreatif
menyesauikan perencanaan, proses, dan sumber yang efektif dan efisien mencapai
Pengendalian adalah fungsi yang terus menerus dari manajemen keperawatan yang
dan sumber daya yang secara efektif mencapai tujuan yang telah ditetapkan
telah ditentukan dan tindakan diambil untuk mengoreksi ketidakcocokan antar standar
Fungsi pengawasan bertujuan agar penggunaan sumber daya lebih efisien dan staf
dimengerti oleh staf dan hasilnya mudah diukur. 2 pengawasan merupakan kegiatan
penting dalam upaya mencapai tujuan organisasi. 3 standar untuk kerja harus
K. Pembahasan Jurnal
1. Jurnal Indonesia 1
Judul Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruang Dengan
Kepuasan Perawat Di Rumah Sakit Swasta Di Demak
Peneliti Maryanto*), Tri Ismu Pujiyanto **), Singgih Setyono***)
Tahun 2013
Latar Belakang Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan
mencintai pekerjaannya. Kepuasan kerja perawat merupakan sasaran
penting dalam manajemen sumber daya manusia. Kepuasan kerja
karyawan banyak dipengaruhi sikap pimpinan dalam
kepemimpinannya.
Tujuan Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan gaya
kepemimpinan kepala ruang dengan kepuasan kerja perawat di Rumah
Sakit Swasta di Demak.
Metode Metode penelitian adalah jenis penelitian ini adalah analitik korelasional
dengan desain cross sectional, teknik sampling yang digunakan pada
penelitian ini adalah purposive sampling dengan jumlah sampel 43
responden.
Hasil Penelitian Uji statistik yang digunakan adalah chi square dengan taraf signifikan
5%. Hasil penelitian adalah menunjukkan ada hubungan yang signifikan
gaya kepemimpinan kepala ruang dengan kepuasan kerja perawat
dengan p - value 0,005.
Pembahasan Hasil penelitian) menjelaskan bahwa secara simultan (serempak) gaya
kepemimpinan otokratis, gaya kepemimpinan demokratis dan gaya
kepemimpinan liberal berpengaruh positif terhadap motivasi kerja
karyawan.
2. Jurnal Indonesia 2
Judul Analisis Pengaruh Persepsi Perawat Pelaksana Tentang Fungsi
Manajerial Kepala Ruang Terhadap Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Swasta Di Semarang
Peneliti Tri Haryanti*Tri Ismu Pujianto** Ni Nyoman Adinatha
Tahun 2013
Latar Belakang Rumah Sakit Swasta di Semarang fungsi manajerial kepala ruang belum
sepenuhnya dilaksanakan, terutama fungsi pengarahan, pengawasan dan
19
3. Jurnal Indonesia 3
Judul Pengaruh Kepemimpinan yang Berintegrasi Terhadap Kinerja Perawat
Peneliti Sri Temu
Tahun 2018
Latar Belakang Peranan pemimpin dalam rangka meningkatkan kualitas suatu lembaga
sangat besar pengaruhnya. Wujud kepemilikan integritas diri itu muncul
dalam bentuk kinerja atau hasil kerja baik. Integritas berperan
mengarahkan kompetensi untuk menghasilkan kinerja baik dan
berkualitas.
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
kepemimpinan yang berintegritas terhadap kinerja perawat.
Metode Penelitian menggunakan metode Library Research, melalui wawancara
kepada perawat di ruangan rawat inap di RSJD dr Amino
Gondohutomo. Sampel dalam penelitian ini adalah kepala ruang rawat
inap dengan kepemimpinan terintergrasi yang berjumlah I5 kepala
ruang.
Hasil Penelitian Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pemimpin di ruang rawat inap
masih kurang konsisten dalam contoh kedisiplinan, kurang memahami
kesulitan stafnya, pemimpin masih banyak berorientasi pada tugas saja,
kurang berkomunikasi yang membangun saat menegur dan membina
staf yang melakukan pelanggaran, cenderung permisif saat staf beberapa
kali melakukan pelanggaran. Kepala ruang rawat inap diharapkan
mampu melakukan supervisi secara berkala untuk meningkatkan kinerja
perawat dalam pelayanan.
Pembahasan Kepala ruang sebagai ujung tombak tercapainya tujuan pelayanan
keperawatan di rumah sakit harus mempunyai kemampuan melakukan
supervisi untuk mengelola asuhan keperawatan sehingga meningkatkan
kinerja perawat dalam pelayanan. Supervisi yang dilakukan kepala
ruang berperan untuk mempertahankan segala kegiatan yang telah
direncanakan dapat dilaksanakan sesuai standar. Kepemimpinanyang
baik akan menghasilkan pengikut yang cerdas yang akan berdampak
21
4. Jurnal Internasional 1
Judul Linking Nurses' Clinical Leadership to Patient Care Quality: The Role
of Transformational Leadership and Workplace Empowerment
Peneliti Sheila Boamah I
Tahun 2018
Latar Belakang Dalam melakukan upaya untuk meningkatkan keselamatan pasien
membutuhkan kepemimpinan keperawatan yang kuat, terdapat
penelitian empiris yang telah memeriksa mekanisme dimana
kepemimpinan mempengaruhi hasil keselamatan pasien.
Tujuan Untuk menguji sampel dan mengetahui hubungan antara kepemimpinan
transformasional, pemberdayaan struktural, perawat staf kepemimpinan
klinis dan peningkatan keselamatan pasien.
Metode Survei cross-sectional yang dilakukan dengan sampel yang dipilih
secara acak dari 378 perawat terdaftar yang bekerja di perawatan pasien
langsung di rumah sakit perawatan akut di Ontario, Kanada.
Hasil Penelitian Terdapat hubungan yang signifikan antara kepemimpinan perawat
dengan peningkatan upaya keselamatan pasien melalui pemberdayaan
struktural dan staf perawat kepemimpinan klinis.
Pembahasan Studi ini menyoroti pentingnya kepemimpinan tran sformasional dalam
menciptakan lingkungan praktik yang memberdayakan yang
menumbuhkan perawatan berkualitas tinggi. Temuan menunjukkan
bahwa pemahaman yang lebih lengkap tentang apa yang mendorong
pasien yang diinginkan.
5. Jurnal Internasional 3
Judul Relationship between leadership styles of nurses managers and nurses
job statisfaction in jimma university specialized hospital
Peneliti Nebiat Negussie and Asresash Demissie
Tahun 2013
Latar belakang Gaya kepemimpinan manajer perawat berperan penting dalam kepuasan
kerja perawat. Namun, ada literatur terbatas di bidang yang terkait
dengan gaya kepemimpinan manajer perawat. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan antara gaya kepemimpinan manajer
22
BAB III
Era globalisasi dan era informasi yang akhir ini mulai masuk ke Indonesia telah
membuat tuntutan baru disegala sektor dalam negara kita. Tidak terkecuali dalam sektor
pelayanan kesehatan, era globalisasi dan informasi seakan telah membuat standar baru yang
harus dipenuhi oleh seluruh pemain di sektor ini. Hal tersebut telah membuat dunia
pelayanan keperawatan yang berbasis teknologi informasi. Namun memang kita tidak bisa
diantaranya adalah keterbatasan SDM yang menguasai bidang keperawatan dan teknologi
informasi sevara terpadu, masih minim nya infrastruktur untuk menerapkan sistem informasi
di dunia pelayanan, dan masih rendahnya minat para perawat dibidang teknologi informasi
keperawatan.
dimulai dari pemasukan data secara digital kedalam komputer yang dapat memudahkan
pengkajian selanjutnya, intervensi apa yang sesuai dengan diagnosis yang sudah ditegakkan
sebelumnya, hingga hasil keluaran apa yang diharapkan oleh perawat setelah klien menerima
asuhan keperawatan, dan semua proses tersebut tentunya harus sesuai dengan NANDA, NIC,
dan NOC yang sebelumnya telah dimasukan ke dalam database program aplikasi yang
digunakan. Namun ada hal yang perlu kembali dipahami oleh semua telknologi yang
berkembang pesat ini hanyalah sebuah alat bantu tidak ada gunanya tanpa intelektualitas dari
25
penggunanya dalam hal ini adalah perawat dengan segala pengetahuannya tentang ilmu
keperawatan.
komunikasi dalam keperawatan untuk memenuhi asuhan keperawatan kepada klien. Yang
menstransmisikan signal komunikasi suara, data dan video. Atau dapat pula didefinisikan
sebagai komunikasi jarak jauh, menggunakan transmisi elektrik dan optik, antar manusia dan
atau computer.
kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara pesawat dan pasien, atau antara
beberapa perawat. Sebagai bagian dari telehealth, dan beberapa bagian terkait dengan
aplikasi bidang medis dan non medis seperti telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring.
untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai
Manfaat Telenursing :
peningkatan jumlah cakupan pelayanan keperawatan dalam jumlah yang lebih luas merata.
1. Efektif dan edisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan kurang dapat mengurangi
nursing home).
2. Dengan sumber daya minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkuan pelayanan
3. Telenursing dapat mengurangi jumlah kunjungan dan masa hari rawat di RS.
4. Dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis, tanpa memerlukan biaya dan
BAB IV
PEMBAHASAN
yang harus direspon oleh perawat. Oleh karena itu pelayanan keperawatan perlu mendapat
prioritas utama dalam pengembangan ke masa depan. Perawat harus mau mengembangkan
ilmu pengetahuannya dan berubah sesuai tuntutan masyarakat dan menjadi tenaga perawat
karena itu, inovasi dalam pendidikan keperawatan, praktik keperawatan, ilmu keperawatan
yang dirasakan, dinilai dan diterima secara spontan oleh masyarakat, maka dituntut untuk
Keperawatan Indonesia sampai saat ini masih berada dalam proses mewujudkan
keperawatan sebagai profesi, maka akan terjadi beberapa perubahan dalam aspek
suatu pelayanan yang sangat penting dan berorientasi pada tujuan yang berfokus pada
sangat tergantung pada bagaimana kinerja perawat rumah sakit dalam menerapkan standar
Tenaga keperawatan diharapkan mampu melaksanakan fungsi pada pasien yang dirawat
sebagai berikut:
a. Menentukan kebutuhan kesehatan pasien dan mendorong pasien untuk berperan serta
lingkungan, kesehatan mental, gizi, kesehatan ibu dan anak, pencegahan penyakit dan
kecelakaan.
Tugas perawat sebagai penjabaran dari fungsi maka tugas tenaga keperawatan adalah:
g. Mengelola peralatan medik dan keperawatan, bahan habis pakai dan obat
h. Mengelola admnistrasi
29
Indikator yang dijadikan alat ukur yaitu memiliki motivasi, memiliki minat untuk
ilmiah, wajah cerah, senyum dan bersahabat, berjalan tegak, cepat dan pandangan kedepan
Kualitas atau mutu pelayanan kperawatan di rumah sakit bergantung kepada kecepatan,
kemudahan dan ketepatan dalam melakukan tindakan keperawatan yang berarti juga
pelayanan keperawatan bergantung kepada efisiensi dan efektifitas struktural yang ada dalam
keseluruhan sistem suatu rumah sakit. Pelayanan rumah sakit setidaknya terbagi menjadi dua
bagian besar yaitu pelayanan medis dan pelayanan yang bersifat non medis.
Beberapa hal yang terkait dengan isu dalam penerapan teknologi dalam bidang
1. Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang diberikan
tetap terjaga.
3. Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat dikontrol
BAB V
A. Kesimpulan
bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan
pasien, atau antara perawat dan perawat. Sehingga memudahkan dalam berkoordinasi
B. Saran
teknologi pelayanan keperawatan yang sesuai dengan tren dan issue terkini di
lapangan.
31
DAFTAR PUSTAKA
Kelly & Heidental. (2004). Essential of Nursing Leadership and Management. New York:
Thomson Delmar Learning.
Maryanto, Tri Ismu Pujianto, Singgih Setyono. “Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala
Ruang dengan Kepuasan Kerja Perawat di Rumah Sakit Swasta di Demak”. Jurnal
Manajemen Keperawatan. Volume 1, No.2, November 2013; 146-153.
Mathis L. Robert dan Jackson H. Jhon. 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta:
Buku Kedua.
Suarli & Bahtiar. (2009). Manajemen Keperawatan, Dengan Pendekatan Praktis. Jakarta:
Erlangga.
Tri Haryanti, Tri Ismu Pujianto, Ini Nyoman Adinatha. “Analisis Pengaruh Persepsi
Perawat Pelaksana Tentang Fungsi Manajerial Kepala Ruangan Terhadap
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Swasta
di Semarang. Jurnal Managemen Keperawatan. 2013.