Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Suatu organisasi yang mampu bekerja efektif dan efisien tidak hanya

bergantung pada modal finansial yang besar, peralatan berteknologi tinggi,

fasilitas yang lengkap maupun tersedianya bahan baku yang baik, tetapi perlu

mendapatkan dukungan sumber daya manusia yang bermutu dan cukup

jumlahnya. Upaya tersebut akan berhasil baik apabila didukung oleh sumber daya

manusia yang bermutu tinggi, berpengatahuan luas, terampil dan bersikap

mental/berperilaku yang dapat dihandalkan. Pengelolaan sumber daya manusia

dalam suatu organisasi adalah penting, manusialah yang membuat sumber daya

yang lainnya seperti finansial, fisik dan teknologi dalam organisasi tersebut

bermanfaat, maka organisasi haruslah didukung oleh sumber daya yang

berkualitas, jika tidak cita-cita ataupun tujuan organisasi yang telah dirumuskan

dengan baik hanya tetap menjadi impian indah yang tidak pernah terwujud.

Kinerja yang baik adalah pekerjaan yang dilakukan secara maksimal sesuai

dengan standart kinerja yang mendukung tujuan organisasi. Organisasi yang baik

adalah organisasi yang mampu meningkatkan kemampuan pegawainya karena

dengan meningkatkan kemampuan yang baik maka secara tidak langsung kinerja

pegawai akan baik pula. Pentingnya meningkatkan kinerja pegawai akan

membawa dampak positif dan kemajuan bagi perusahaan serta membawa

kemajuan bagi perusahaan atau organisasi.

1
2

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seseorang karyawan dalam kemampuan melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan oleh atasan kepadanya (Sudaryo, 2018 hal.92).

Penulis menggunakan kuesioner untuk mengukur dan mengetahui

bagaimana kinerja karyawan di Kantor Pusat PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera

Utara, penilaian kinerja karyawan dilakukan pada 50 pegawai Kantor Pusat

PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera yang diberikan secara acak dengan sistem

kebetulan yang berarti siapa saja pegawai yang bertemu dengan penulis akan

dijadikan sumber penelitian. Indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja

karyawan adalah kualitas kerja, kuantitas kerja, dapat tidaknya diandalkan dan

sikap (Mangkunegara, 2013 hal 75). Adapun data yang diperoleh penulis

mengenai kinerja karyawan adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1
Kinerja Karyawan Pada Kantor Pusat PDAM Tirtanadi Provsu
Frekuensi
Jumlah Jumlah Realisasi Target
No Indikator
SS S KS TS STS Karyawan Skor (%) (%)
(5) (4) (3) (2) (1)
1 Kualitas Kerja 5 29 6 10 0 50 179 72 100
2 Kuantitas Kerja 5 19 7 12 7 50 153 61 100
3 Dapat Tidaknya
5 21 21 3 0 50 178 71 100
Diandalkan
4 Sikap 6 23 11 6 4 50 171 68 100
Jumlah Skor = Nilai X F
Realisasi = Jumlah Skor : (F Tertinggi x Jumlah Karyawan) x 100
Sumber : Hasil olah data kuesioner pra-survei (2019)

Keterangan:

Sangat baik : 90 - 100%


Baik : 80 - 89%
Kurang Baik : 60 - 79%
Buruk : 40 - 59%
Sangat Buruk : <39%
3

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa kondisi kinerja karyawan pada

Kantor Pusat PDAM Tirtanadi Provsu yang secara keseluruhan dapat dikatakan

masih kurang baik dilihat dari angka realisasi tertinggi yaitu 72 % dan realisasi

terendah yaitu 61% yang mana angka tersebut berada pada antara angka 60 – 79%

yang berarti kinerja karyawan masih kurang baik.

Berikut ini adalah hasil kuesioner yang telah penulis lakukan dengan

karyawan PDAM Tirtanadi mengenai permasalahan kinerja karyawan yaitu :

1. Berdasarkan indikator kualitas kerja dengan pernyataan “Karyawan

mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar yang telah

ditentukan perusahaan” dengan nilai realisasi yaitu 72%.

2. Berdasarkan indikator kuantitas kerja dengan pernyataan “karyawan

dapat mencapai target kerja yang ditetapkan perusahaan” dengan nilai

realisasi yaitu 61%.

3. Berdasarkan indikator dapat tidaknya diandalkan dengan pernyataan

“Karyawan dapat bertanggung jawab atas pekerjaannya dan mampu

bekerja sendiri maupun bekerja dengan team” dengan nilai realisasi

yaitu 71%.

4. Berdasarkan indikator sikap dengan pernyataan “karyawan mampu

memberikan motivasi rekan kerja dan dapat menciptakan hubungan

yang harmonis untuk bekerja sama dengan rekan kerja” dengan nilai

realisasi yaitu 68%.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah harapan

mengenai imbalan, dorongan, kemampuan, pelatihan, kebutuhan dan sifat,

persepsi, pengawasan kerja, imbalan internal dan eksternal, dan lingkungan


4

(Rivai, 2014, hal.16). Sedangkan faktor yang ingin diteliti pada penelitian ini yang

dapat mempengaruhi kinerja adalah pelatihan dan pengawasan.

Pelatihan (trainning) adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang

mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir dimana pegawai

nonmanajerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis dalam tujuan

terbatas (Mangkunegara, 2013, hal. 44). Indikator yang digunakan untuk

mengukur pelatihan adalah materi yang dibutuhkan, metode yang digunakan,

kemampuan Instruktur Pelatihan, sarana pembelajaran dan peserta pelatihan

(Rivai, 2011 hal 240).

Berikut data hasil kuesioner yang diperoleh penulis mengenai pelatihan

adalah sebagai berikut:

Tabel 1.2
Pelatihan Pada Kantor Pusat PDAM Tirtanadi Provsu
Frekuensi
Jumlah Jumlah Realisasi Target
No Indikator
SS S KS TS STS Karyawan Skor (%) (%)
(5) (4) (3) (2) (1)
Materi Yang
1 11 23 5 6 5 50 179 72 100
Dibutuhkan
Metode Yang
2 11 20 11 6 2 50 182 73 100
Digunakan
Kemampuan
3 Instruktur 10 20 7 8 5 50 180 72 100
Pelatihan
Sarana
4 5 21 11 10 3 50 165 66 100
Pembelajaran
Peserta
5 8 21 12 7 2 50 176 70 100
Pelatihan
Jumlah Skor = Nilai X F
Realisasi = Jumlah Skor : (F Tertinggi x Jumlah Karyawan) x 100
Sumber : Hasil olah data kuesioner pra-survei (2019)
5

Keterangan:

Sangat baik : 90 - 100%


Baik : 80 - 89%
Kurang Baik : 60 - 79%
Buruk : 40 - 59%
Sangat Buruk : <39%

Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa pelatihan yang diberikan

Kantor Pusat PDAM Tirtanadi Provsu kepada karyawan masih terbilang kurang

baik dilihat dari angka realisasi tertinggi yaitu 73 % dan realisasi terendah yaitu

66% yang mana angka tersebut berada pada antara angka 60 – 79% yang berarti

pelatihan masih kurang baik.

Berikut ini adalah hasil kuesioner yang telah penulis lakukan dengan

karyawan PDAM Tirtanadi mengenai permasalahan pelatihan yaitu :

1. Berdasarkan indikator materi yang dibutuhkan dengan pernyataan

“Materi, kurikulum dan pengajar dari pelatihan yag saya ikuti sesuai

dengan kebutuhan” dengan nilai realisasi yaitu 72%.

2. Berdasarkan indikator metode yang digunakan dengan pernyataan

“Jenis pelatihan yang saya ikuti Sesuai dengan kebutuhan kompetensi

jabatan saya” dengan nilai realisasi yaitu 73%.

3. Berdasarkan indikator kemampuan instruktur pelatihan dengan

pernyataan “Ilmu dan pelatihan yang diberikan dapat meningkatkan

produktivitas saya” dengan nilai realisasi yaitu 72%.

4. Berdasarkan indikator sarana pelatihan dengan pernyataan “Saya

merasa nyaman dengan tempat dan suasana pelatihan” dengan nilai

realisasi yaitu 66%.


6

5. Berdasarkan indikator peserta pelatihan dengan pernyataan “Karyawan

dengan senang hati mengikuti pelatihan yang diberikan oleh

perusahaan” dengan nilai realisasi yaitu 70%.

Disamping faktor pelatihan, faktor pengawasan juga mempengaruhi

kinerja karyawan. Pengawasan sangat penting disetiap pekerjaan dalam

organisasi, karena melalui pengawasan bisa dipantau berbagai hal yang dapat

merugikan organisasi, seperti kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan pekerjaan,

kekurangan dan kelemahan pelaksanaan kerja, serta kendala yang akan dialami..

Menurut Nahrowi (2011, hal.5) dengan melaksanakan pengawasan yang intensif

diharapkan dapat mengurangi penyalagunaan wewenang, penyimpangan, dan

berbagai bentuk penyelewengan lainnya yang merusak citra dan kewibawaan

perusahaan. Indikator yang digunakan untuk mengukur pengawasan adalah

pengawasan langsung dan pengawasan tidak langsung (Siagian, 2008, hal. 115-

116)

Berikut data hasil kuesioner yang diperoleh penulis mengenai pengawasan

adalah sebagai berikut:

Tabel 1.3
Pelatihan Pada Kantor Pusat PDAM Tirtanadi Provsu
Frekuensi Jumlah
Perny Jumlah Realisasi Target
No Indikator Karyaw
ataan SS S KS TS STS Skor (%) (%)
an
(5) (4) (3) (2) (1)
Pengawasan 1 8 17 16 9 0 50 174 70 100
1
Langsung 2 11 23 5 6 5 50 179 72 100
Pengawasan 3 11 20 11 6 2 50 182 73 100
2 Tidak
4 8 21 12 7 2 50 176 70 100
Langsung
Jumlah Skor = Nilai X F
Realisasi = Jumlah Skor : (F Tertinggi x Jumlah Karyawan) x 100
Sumber : Hasil olah data kuesioner pra-survei (2019)
7

Keterangan:

Sangat baik : 90 - 100%


Baik : 80 - 89%
Kurang Baik : 60 - 79%
Buruk : 40 - 59%
Sangat Buruk : <39%

Berdasarkan Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa pengawasan yang diberikan

Kantor Pusat PDAM Tirtanadi Provsu kepada karyawan masih terbilang kurang

baik dilihat dari angka realisasi tertinggi yaitu 73 % dan realisasi terendah yaitu

70% yang mana angka tersebut berada pada antara angka 60 – 79% yang berarti

pengawasan masih kurang baik.

Berikut ini adalah hasil kuesioner yang telah penulis lakukan dengan

karyawan PDAM Tirtanadi mengenai permasalahan pengawasan yaitu :

1. Berdasarkan indikator pengawasan langsung dengan pernyataan

“Pimpinan selalu melakukan inspeksi tempat (pengawasan langsung)

kepada karyawan” dengan nilai realisasi yaitu 70%.

2. Berdasarkan indikator pengawasan langsung dengan pernyataan

“Pimpinan langsung melihat ditempat karyawan bekerja bagaimana

kinerja karyawan” dengan nilai realisasi yaitu 72%.

3. Berdasarkan indikator pengawasan tidak langsung dengan pernyataan

“Pimpinan memberikan sangsi tegas atas pelanggaran yang dilakukan

karyawan” dengan nilai realisasi yaitu 73%.

4. Berdasarkan indikator pengawasan tidak langsung dengan pernyataan

“Pimpinan memberikan tanggapan terhadap hasil laporan pekerjaan”

dengan nilai realisasi yaitu 70%.


8

Penulis mengambil judul ini dikarenakan setelah melakukan pra-survei

dengan melakukan wawancara dan menyebar kuesioner kepada karyawan Kantor

Pusat PDAM Tirtanadi maka terlihat beberapa masalah yang menarik perhatian

penulis salah satunya kinerja karyawan yang rendah yang dipengaruhi oleh

pelatihan yang dinilai masih kurang dan pengawasan yang masih rendah dari

pimpinan. Kinerja karyawan rendah akan menyebabkan turunnya kinerja

organisasi dan tujuan dari perusahaan pun tidak tercapai. Oleh karena itu penulis

tertarik untuk melakukan penelitian di Kantor Pusat PDAM Tirtanadi Provinsi

Sumatera Utara.

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Pengaruh Pelatihan dan

Pengawasan terhadap Kinerja Karyawan Pada Kantor Pusat PDAM

Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dalam penelitian

mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Masih terdapat karyawan yang lamban dan terkesan memperlambat

pekerjaannya dikarenakan atasan jarang melakukan pengawasan langsung

ke setiap divisi perusahaan.

2. Kurang optimalnya pelatihan yang diberikan perusahaan dilihat dari belum

berubahnya kinerja pegawai menjadi lebih baik setelah diadakannya

pelatihan
9

3. Masih ada beberapa karyawan yang memiliki kinerja kurang efektif dilihat

dari adanya karyawan yang menyelesaikan pekerjaan lebih dari waktu

yang sudah ditentukan perusahaan.

C. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Melihat identifikasi masalah diatas terlihat bahwa pelatihan dan

pengawasan adalah masalah utama yang mempengaruuhi kinerja karyawan, maka

penelitian ini dibatasi hanya pada masalah pelatihan, pengawasan, dan

pengaruhnya terhadap kinerja karyawan pada Kantor Pusat PDAM Tirtanadi

Provinsi Sumatera Utara.

2. Rumusan Masalah

a. Apakah ada Pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja Karyawan pada

Kantor Pusat PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara?

b. Apakah ada Pengaruh Pengawasan terhadap Kinerja Karyawan pada

Kantor Pusat PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara?

c. Apakah ada Pengaruh Pelatihan dan Pengawasan terhadap Kinerja

karyawan pada Kantor Pusat PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera

Utara?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Pelatihan terhadap

Kinerja Karyawan pada Kantor Pusat PDAM Tirtanadi Provinsi

Sumatera Utara.
10

b. Untuk mengetahui dan menganalisis Pengawasan terhadap Kinerja

Karyawan pada Kantor Pusat PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara

c. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Pelatihan dan

Pengawasan terhadap Kinerja Karyawan pada Kantor Pusat PDAM

Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.

2. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai

pihak diantaranya :

a. Manfaat Teoritis

Penelitian bermanfaat untuk mengeksplorasi penelitian terdahulu

tentang pelatihan dan pengaruhnya terhadap kinetrja karyawan dan

penelitian terdahulu tentang pengawasan dan pengaruhnya terhadap

kinerja karyawan.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan masukkan bagi perusahaan

dalam hal meningkatkan kinerja karyawan melalui pelatihan dan

pengawasan.

c. Manfaat yang akan datang

Penelitian ini bermanfaat sebagai rekomendasi penelitian yang akan

datang dalam memeriksa kinerja karyawan.

Anda mungkin juga menyukai