MANAJEMEN STRATEGIS
Oleh:
Pembimbing:
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Manajemen strategis adalah proses penetapan tujuan organisasi,
pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut, serta
mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan
pencapaian tujuan organisasi. Manajemen strategis mengkombinasikan aktivitas-
aktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu bisnis untuk mencapai tujuan
organisasi. Manajemen strategis memberikan arahan menyeluruh untuk perusahaan
dan terkait erat dengan bidang perilaku organisasi.
2. Menurut Husein Umar (1999 :86): Manajemen strategis sebagai suatu seni
dan ilmu dalam hal pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan
evaluasi (evaluating) keputusan-keputusan startegis antara fungsi yang
memungkinkan sebuahorganisasi mencapai tujuannya di masa datang.
5
Manajemen strategi terdiri atas dua suku kata yang dapat dipilah menjadi
kata manajemen dan strategi. Manajemen merupakan serangkaian proses yang
terdiri atas perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pelaksanaan (actuating), pengawasan (controlling) dan penganggaran (budgeting).
(Nawawi, 2003:52).
6
Adapun bentuk perencanaaan operasional terdiri dari
1. Rencana sekali pakai (single-use plans), dikembangkan untuk mencapai tujuan
khusus dan dibubarkan bila rencana ini telah selesai dilaksanakan. Contoh :
program, proyek
2. Rencana tetap (standing plans), merupakan pendekatan yang telah
dibakukan untuk menangani situasi yang berulang kali terjadi dan yang
dapat dengan mudah diantisipasi. Contoh : kebijakan, peraturan
7
kegiatan tersebut, baik antar aktifitas pokok (fungsi utama) dan aktifitas
penunjang (fungsi pelayanan)
Langkah ketiga yaitu mencoba mencari sinergi potensial yang mungkin dapat
ditemukan diantara output yang dihasilkan oleh setiap aktifitas yang dimiliki oleh
organisasi.
8
2.4. Manfaat Manajemen Strategi
1. Pemahaman yang lebih jelas atas visi strategis perusahaan
2. Fokus yang lebih tajam terhadap apa yang secara strategis memang
penting.
3. Pemahaman yang lebih baik terhadap perubahan lingkungan perusahaan
secara lebih cepat.
Visi, misi, pemilihan strategi yang menghasilkan strategi induk, dan tujuan
strategi organisasi untuk jangka panjang merupakan acuan dalam merumuskan
rencana strategi, namun dalam teknik penempatannya sebagai keputusan
manajemen puncak secara tertulis semua acuan tersebut terdapat didalamnya.
9
tingkat penggunaan sumber daya secara efisien, efektif dan optimal pada setiap
fungsi guna mendukung strategi korporasi.
10
Untuk itu dibutuhkan suatu sistem komunikasi yang handal, cepat
dan akurat yang dimulai dari tingkat rendah (lower management)
hingga ke tingkat yang tinggi (top management).
5. Tahap V; Pemantauan, Peninjauan dan Pembaharuan Strategi. Di
tahap ini dibutuhkan indikator internal (kemajuan di bidang tujuan dan
langkah strategis, kemajuan proyek) maupun indikator eksternal
(validitas asumsi dasar yang menjadi penciptaan visi). Umpan balik
(feedback) dari berbagai sumber kegiatan baik untuk jangka pendek,
menengah maupun panjang harus dioptimalkan secara terus menerus.
11
organisasi yang besar, korporasi, divisi atau unit bisnis strategis,
dan fungsional.
12
persaingan sistem pelayanan antar rumah sakit dalam hal memberikan
pelayanan yang paling baik dan memuaskan bagi konsumen.
Dalam bidang manajemen, saat ini dikenal dua sistem atau proses
manajemen yaitu (1) suatu proses manajemen tradisional yang selalu
berorientasi kepada keadaan internal instansi dalam menentukan proses
manajemen, dan (2) Oracle’s strategy, yang dalam penentuan proses
manajemen selalu berorientasi kepada lingkungan stakeholders, pasar dan
keuntungan bisnis. Gambar 1 dan 2 berikut mengambarkan prose
penyusunsan pola manajemen tradisional dan Oracle’s strategy.
13
Gambar 2. Oracle’s Strategy to Success Framework
14
2.9. Konsep manajemen strategi dalam pengembangan pelayanan kesehatan
Manajemen strategis merupakan suatu filosofi, cara berpikir, dan cara
mengelola organisasi. Manajemen strategis tidak terbatas pada bagaimana
mengelola pelaksanaan kegiatan di dalam organisasi, tetapi juga bagaimana
mengembangkan sikap baru berkaitan dengan perubahan eksternal. Pemahaman
mengenai makna manajemen strategis tidak hanya terbatas pada aspek
pelaksanaan rencana, tetapi lebih jauh lagi ke aspek visi, misi, dan tujuan
kelembagaan.
Secara singkat, beberapa penulis seperti Duncan dkk (1995), Truitt
(2002), dan pemimpin organisasi melakukan berbagai kegiatan secara sistematis.
Langkah-langkah tersebut antara lain melakukan analisis lingkungan organisasi
yang memberi gambaran mengenai peluang dan ancaman. Kemudian langkah
berikutnya melakukan analisis kekuatan dan kelemahan organisasi dalam
konteks lingkungan internal. Kedua langkah ini dilakukan dalam usaha
menetapkan visi, misi dan tujuan organisasi.
Pernyataan misi merupakan hal utama dalam lembaga yang bersifat
mission driven sehingga analisis lingkungan luar dan dalam lebih dipergunakan
untuk menyusun strategi. Langkah berikutnya adalah merumuskan strategi
sesuai dengan kekuatan dan kelemahan organisasi yang berada pada lingkungan
yang mempunyai peluang atau ancaman. Melaksanakan strategi merupakan
bagian dari manajemen strategis. Pelaksanaan strategi tersebut akan
dilaksanakan bersama dalam sistem pengendalian strategis untuk menjamin
tercapainya analisis perubahan dan persiapan penyusunan, diagnosis
kelembagaan dan analisis situasi, formulasi strategi, pelaksanaan strategi, dan
pengendalian strategi.
15
Gambar 3. Skema konsep manajemen strategis (Trisnantoro, 2005)
16
strategis suatu lembaga, sebagai berikut:
1. Sistem Nilai: memenuhi anggaran
Pada perekembangan di sistem ini, manajemen hanya diartikan sebagai
penyusunan anggaran belanja tahuan, dan perencanaan lebih ke arah masalah
mencari dana. Prosedur dirancang untuk menangani anggaran pembelajaan.
Sistem informasi disusun untuk mencocokkan hasil atau pencapian dengn
sasaran mata anggaran. Sistem ini dapat cenderung menjadi tidak transparan.
Biasanya banyak dijumpai pada rumah sakit atau lembaga pelayanan kesehatan
yang mengandalkan pada anggaran pemrintah atau kemanusiaan.
2. Sistem Nilai yang memperkirakan masa depan
Fase ini merupakan suatu perencanaan yang berbasis pada fore casting
atau perkiraan. Kerangka waktu untuk perencanaan adalah 5 sampai 25 tahun ke
depan. Pada awalnya sistem perencanaan ini dilakukan berbasis pada
extrapolasi-ekstrapolasi data masa lalu. Akan tetapi ternyata keadaan lingkungan
luar membuat berbagai ekstrapolasi ini dapat meleset jauh.
3. Sitem nilai yang berfikir secara abstrak
Pada fase dengan sistem nilai ini, terjadi suatu keadaan dimana para
manajer mulai tidak percaya pada prediksi akibat kegagalan-kegagalan yang ada.
para manajer mulai mempelajari fenomena-fenomena ataupun keadaan-keadaan
yang menyebabkan suatu lembaga sukses atau gagal. Mereka kahirnya
mempunyai suatu pemahaman mengenai kunci-kunci sukses suatu lembaga.
Dengan suatu kombinasi keahlian analisis kekautan dan kelemahan internal, dan
komposisi produk dibandingkan dengan pesaing, para manajer mulai dirangsang
untuk berfikir secara inovatif, dan bahkan cenderung bersifat abstrak pada
masanya, atau sulit diterapkan menjadi suatu rencana operasional. Keadaan ini
yang menjadi cikal bakal suatu sistem manajemen yang mengarah pada
penciptaan masa depan.
4. Sistem Nilai yang menciptakan masa depan
Dalam sistem manajemen, para manajer mulai merencakan dengan
berbasis pada visi masa mendatang. Gambaran masa depan yang dicita-citakan
akan diusahakantercapai dengan berbagai program yang oprasional. Di suatu
lembaga pelayanan kesehatan yang maju, cita-cita ini sudah dapat dilaksanakan
17
dengan baik dan sangat profesional.
18
baik, evaluasi strategi berarti usaha untuk memperoleh informasi ini. Semua
strategi dapat dimodifikasi di masa depan karena faktor-faktor eksteral dan
internal selalu berubah. Tiga macam aktivitas mendasar untuk mengevaluasi
strategi adalah 1) meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi
dasar strategi yang sekarang, 2) mengukur prestasi, 3) mengambil tindakan
korektif.
Aktivitas perumusan strategi, implementasi dan evaluasi terjadi di tiga
tingkat hirarki dalam organisasi yang besar, korporasi, divisi atau unit bisnis
strategis, dan fungsional.
1. Analisis IFAS
19
Tabel 1. Faktor Anaisis Internal Summary (IFAS)
20
2. Analisis EFAS
21
kesehatan
Baru
4. Pelayanan di luar wilayah 0,15 2 0,3 Kurang penting
Jumlah 1,00 3,35
Berdasarkan uraian pada tabel IFAS dan EFAS, maka dapat disusun
matrik SWOT sebagai berikut :
Tabel 3. Matrik SWOT Peningkatan Status Puskesmas Induk menjadi Rawat
Inap
IFAS STRENGHTS (S) WEAKNESSES (W)
1. SDM medis sudah ada 1. Belum ada SDM
2. Adanya tenaga spesialis
keperwatan dan kebidanan 2. Belum ada dokter gigi
cukup 3. Belum ada laboratorium
3. Adanya tenaga kepemim yang memadahi
pinan cukup 4. Belum ada petugas
EFAS 4. Adanya sarana gedung lulusan analis
OPPORTUNIES (0)
1. Jumlah penduduk · Meningkatkan · Mengadakan dokter gigi
besar status puskesmas induk baru untuk menambah
22
2. Wilayah kerja luas menjadi puskesmas rawat kekurangan dokter tersebut.
3. Belum ada sarana inap. · Menambah sarana BP gigi.
pelayanan rawat inap · Meningkatkan mutu
4. Adanya kebijakan pelayanan untuk meraih pasar
otonomi daerah
THREAT (T)
1. Adanya praktek · Melakukan kerja sama Mengoptimalkan tenaga
dokter umum dengan praktek dokter untuk medis dan keperawatan untuk
2. Adanya Balai meningkatkan pangsa pasar mempertahankan mutu untuk
Pengobatan rujukan meraih pangsa pasar.
3. Adanya pelayanan · Meningkatkan mutu
kesehatan baru pelayanan untuk meraih pasar
4. Pelayanan di luar
wilayah
INDIKATOR KEBERHASILAN
a. Dibuat pada saat menyusun perencanaan Stratejik.
b. Merupakan ukuran keberhasilan dari suatu kegiatan.
23
c. Harus terukur obyektif, kecuali untuk yang bersifat ukuran baku ( warna,
Cuaca dsb )
d. Tidak dapat berubah dalam satu siklus perencanaan.
e. Merupakan ukuran pembanding pada saat evaluasi.
MACAM-MACAM INDIKATOR:
INPUT : Masukan yang dipergunakan untuk kegiatan
OUTPUT : Hasil langsung dari kegiatan dalam bentuk uang, orang,
gedung/material (jangka pendek) < 1 th
OUT COME : Peningkatan kapasitas yang diperoleh dari kegiatan (jangka
pendek) 1–3 th
BENEFIT : Manfaat yang dihasilkan dari kegiatan terhadap tujuan
(jangka menengah) 1 – 5 th
IMPACT : Hasil akhir terhadap derajat Kesehatan (Dampak)
Jangka menengah/panjang > 5 th
24
BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian berbagai aspek pada manajemen pelayanan kesehatan pada suatu
rumah sakit atau puskesmas dapat diberikan rangkuman sebagai berikut:
1. Manajemen merupakan suatu pola mengelola dan menggerakkan suatu lembaga /
instansi agar dicapai suatu sistem pengelolaan yang efisien untuk mencapai suatu
tujuan lembaga.
2. Terjadi suatu pergeseran paradigma sistem manajemen suatu lembaga dari yang
lebih mementingkan kepentingan internal menjudu berorientasi kepada terpenuhinya
kebutuhan konsumen.
3. Pelayanan kesehatan memerlukan penerapan manajemen yang bagus dengan
menerapkan prinsip-prinsip manajemen secara sinergis dan efisien.
4. Dalam penerapan manajemen pelayanan kesehatan diperlukan perencanaan dan
langkah-langkah strategis agar dicapai tujuan lembaga secara efektif.
5. Manajemen strategi merupakan sebuah proses yang terdiri dari tiga kegiatan antara
lain perumusan strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi.
25
DAFTAR PUSTAKA
26