A. Latar Belakang
Pada dasarnya setiap manusia memerlukan bimbingan agar mendapatkan pendidikan
yang baik. Seperti menurut undang-undang RI no 20 tahun 2003 tentang system pendidikan
nasional pada pasal I yaitu pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara. Hal ini diperlukan adanya pendidik professional yaitu guru disekolah-sekolah dasar
dan menengah dan dosen di perguruan tinggi.
Diantara pengetahuan-pengetahuan yang perlu dikuasai guru dan juga calon guru
adalah pengetahuan psikologi terapan dengan pendekatan guru yang erat kaitannya dengan
proses belajar dan mengajar dalam suasana zaman yang berbeda dan penuh tantangan seperti
sekarang ini. Untuk memenuhi kebutuhan akan psikologi terapan dengan pendekatan baru.
Psikologi pendidikan ini disusun dengan harapan dapat member kontribusi yang berarti
dalam memantapkan kualitas potensi calon guru dan guru professional yang bertugas pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah pengertian belajar dan pembelajaran?
2. Apa arti penting belajar dan pembelajaran?
3. Faktor apa saja yang menunjang faktor belajar?
4. Apa saja tipe-tipe belajar?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu belajar dan pembelajaran.
2. Untuk mengetahui arti penting belajar.
3. Untuk mengatehaui faktor yang menunjang belajar.
4. Untuk mengetahui tipe-tipe belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
C. TIPE-TIPE BELAJAR
Dalam pendidikan teori-teori tentang belajar dan pembelajaran merupakan satu
rangkaian yang sangat membantu seseorang pendidik untuk melakukan kegiatan belajar dan
pengembangan pembelajaran itu sendiri. Teori-teori belajar secara ideal mencakup secara
luas mengenai kenapa perubahanbelajar terjadi namun tidak lengkap dalam hal implikasi
praktisnya bagi pendidik.
Dekan memperhatikan aktivitas yang berlangsung dalam belajar serta tahapan-
tahapan perkembangan anak, gagne mengelompokkan belajar atas 8 tipe yaitu :
1. Signal learning (belajar isyarat tanda)
Tipe belajar ini merupakan tahapan pertemuan adalah proses penguasaan pola-
pola tingkah laku yang bersifat involuntery (tidak sengaja dan tidak disadari).
Misalnya anak menolak untuk dibawa kedokter sebagai reaksi atas
pengalaman yang kurang menyenanglkan. Kondisi yang diperlukan bagi
berlangsungnya tipe belajar ini adalah perangsang (stimulus) tertentu yang
diberikan secara berulang-ulang (repetition)
2. stimulus response learning
Tipe belajar ini termasuk clasical condition atau belajar dengan trial and error.
Kondisi yang diperlukan untuk berlangsungnya tipe belajar ini adalah faktor
reinpocerment.
3. chaening (mempertautkan)
Tipe chaening juga belajar membentuk (chaening molore) rangkaian tingkah
laku.Proses belajar ini berlangsung denagan menghubungkan gerakan yang
satu dengan gerakan yang lain.
4. Verbal associateori(chaening verbal)
Tipe ini memberikan reaksi verbal pada stimulus yang datang misalnya buku,
bahasa yang disenangi, blook, makan, catatan no telepon.
5. discomination learning (belajar membedakan)
Dalam tahapan ini siswa mengadakan diskriminasi (seleksi dan pemilihan)
atas perangsang, serta memilih respon yang sesuai.
6. concept learning (belajar konsep)
Kemahiran mengadakan diskriminasi akan membantu siswa dalam
menentukan persamaan-persamaan serta menemukan karakteristik dari
stimulus yang ada. Selanjutnya berdasarkan hal ini akan diperolehnya
pengertian tertentu. Misalnya pensil, buku, bul point dll.
7. rule learning (belajar membuat generalisasi atau hukum-hukumdan disebut juga
menghubungkan beberapa konsep)
Pada tingkat ini siswa mengadakan kombinasi dari berbagai konsep dengan
mengapresiasikan logika, sehingga siswa dapat menemukan kesimpilan
tertentu berupa dalil, aturan, hukum, prinsip, dan sebagainya.
8. problem solving (pemecahan masalah)
Dengan menggunakan hukum, dalil dan prinsip yang ada dan memecahkan
masalah-masalah.
E. SUPLEMEN
Belajar adalah syarat mutlak untuk menjadi pandai dalam semua hal, baik dalam ilmu
pengetahuan maupun dalam hal bidang keterampilan atau bidang kecakapan. Seoarang bayi
misalnya, dia harus belajar berbagai kecakapan terutama sekali kecakapan motorik seperti:
belajar menelungkup, duduk, merangkak, berdiri atau berjalan. Berikut beberapa definisi
belajar menurut para ahli: Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakuakan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Berhasil tidaknya seorang dalam belajar bertanggung jawab pada faktor antara lain:
kondisi kesehatan, kedaan inteligensi dan bakat, keadaan, minat dan motifasi, cara belajar
siswa, keadaan keluarga.
Pengertian belajar menurut james owhittaker sebagaimana dikutip abu ahmad adalah:
belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas ditimbulkan atau diubah melalui
peraktek atau latihan).
Pembelajaran ternyata tidak berdiri sendiri artinya tidak hanya dilakukan oleh anak
tanpa melibatkan orang lain,keadaan lain, benda lain, akan tetapi pembelajaran berinteraksi
dengan berbagai hal. Untuk itu benar bila dikatakan bahwa pembelajaran adalah proses
interaksi antara peserta didik dengan sumber belajar dan lingkunganuntuk mendapatkan
pengetahuan dan keterampilan baru. Tiga kata kunci dalam pembelajaran begitu penting yaitu
proses interaksi, sumber dan lingkungan serta pengetahuan dan keterampilan baru.
Belajar adalah mendapat sesuatu yag baru, dari tidak mengetahui menjadi
mengetahui, dari tidak menyukai menjadi menyukai, dari tidak menyetujui menjadi
menyetujui, dari tidak mampu menjadi mampu, dari tidak bertanggung jawab menjadi
bertanggung jawab.
9.
DAFTAR PUSTAKA