Anda di halaman 1dari 18

METODE PENELITIAN

AKUNTANSI

MATERI VI
PENGUKURAN DATA DAN
INSTRUMEN PENELITIAN

Rahman Pura, SE.. M.Si, AK, CA


081342330772
E-Mail : sahman_aslam@yahoo.com
PENGUKURAN DATA : SCALE & MEASUREMENT
 Scale, merupakan alar pengukur data (pengukur)
 Measurement, merupakan ukuran dan unit ukuran data tersebut
(ukuran)

Contoh-Contoh
1. Penelitian yang terkait berat badan seseorang, maka alat untuk
menimbang berat badan disebut dengan scale, sedangkan 10 kg,
20 kg, dst merupakan merupakan measurement.
2. Penelitian terkait dengan kinerja keuangan, maka alat untuk
mengukur kinerja keuangan (berupa rasio keuangan) merupakan
scale, dan nilai rasio (90%, 95%, dst) merupakan measurement
3. Penelitian tentang nama tempat tinggal seseorang, maka alat
untuk mengetahui tempat tinggal (misalnya alamat : Makassar,
Gowa, dll) merupakan scale, kemudian utk kemudahan
pengolahan data maka data tersebut diberikan simbol (misalnya, 1
yang tinggal di Makassar, 2 di Gowa, dst) merupakan
measurement
JENIS SKALA PENGUKURAN
 Skala Nominal, pengukur data yang menghasilkan simbol atau
tanda, sehingga bilangan (angka) yang digunakan untuk
sebagai ukuran data tersebut hanya sebagai simbol untuk
membedakan sebuah karakteristik dengan karakteristik lainnya
(kategorisasi)
 Skala Ordinal, pengukur data didasarkan pada rangking
diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai jenjang
terendah atau sebaliknya. Angka yang diberikan menunjukkan
peringkat dan tingkatan tertentu.
 Skala Interval, pengukur data yang memiliki rentang nilai
yang mempunyai makna, walaupun nilai absolutnya kurang
bermakna (misalnya angka 0)
 Skala Rasio, pengukur data yang menghasilkan data yang
memilii makna nol, di mana hasil pengukuran bernilai nol
menunjukkan tiadanya nilai atau makna
TEKNIK SKALA PENGUKURAN

 Skala Guttman/Binari, teknik yang digunakan untuk jawaban yang


bersifat jelas (tegas) dan konsisten.
 Skala Likert, teknik yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
kejadian atau gejalah sosial.
 Skala Semantik, teknik yang menghasilkan respon terhadap sebuah
stimuli yang dihasilkan dalam bentuk kategori semantik, yang
menyatakan sebuah tingkatan sifat atau keterangan tertentu
 Bipolar Adjective, teknik ini merupakan penyempurnaan dan skala
semantik dengan harapan agar respon yang dihasilkan dapat
merupakan interval data
 Equal With Interval, teknik dengan menanyakan responden
mengenai kedalaman kategori mana pandangan mereka dapat
diletakan. Teknik ini menghasilkan data interval
 Kuantifikasi langsung, Teknik untuk mendapatkan data rasio dengan
menanyakan secara langsung nilai dari sebuah konstruk
CONTOH – CONTOH SKALA PENGUKURAN
1 Model Binari/Gutman
SKALA Apakah anda memilih kosentrasi perpajakan :
NOMINAL a.Ya (1) b Tidak (2)
2. Bentuk Pilihan Ganda
.
Apa rencana kosentrasi kelimuan yang anda pilih :
a. Auditing (1) b. Perpajakan (2) c. ASP (3)
Angka 1,2 , 3 tersebut hanya merupakan simbol dari kategori yang dipilih

SKALA ORDINAL

1. Skala Likert No Pertanyaan SS ST RG TS STS


Apakah bapak/ibu merasa puas 1
atas penggunaan E-Filing?
a.Sangat puas (5) 2
b.Puas (4)
c.Cukup puas (3) Keterangan :
d.Kuran puas (2) SS (5) ST (4) RG (3) TS (2) STS (1)
e.Tidak puas (1)
Angka 1,2 , 3, 4, 5 tersebut hanya merupakan urutan tingkatan
Contoh Lanjutan ..........................
1. Bipolar Adjective
Apakah bapak/ibu merasa puas atas penggunaan
E-Filing?
Tidak Sangat
SKALA
1 2 3 4 Puas
5 6 7
INTERVAL puas
2. Equal With Interval
Sudah berapa lama bapak/ibu bekerja pada perushaan
ini?
a. 0 – 10 b. 11 – 20 c. 21 – 30 d. 31 – 40 e. ≥41

Angka nol tersebut dapat memberikan nilai atau makna

Kuantifikasi Langsung
SKALA
Berapa jumlah pajak tahun 2017 ? Rp. 5 triliun
RASIO
Berapa jumlah utang ? Rp. 0

Angka nol tersebut tidak memberikan nilai atau makna


INSTRUMEN PENELITIAN

 Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan


untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati.
 Penelitian pada dasarnya merupakan kegiatan untuk
melakukan pengukuran maka harus ada alat ukur yang baik
 Dalam ilmu alam sudah banyak instrumen yang telah teruji
validitas dan realibilitasnya, seperti untuk mengukur
variabel suhu digunakan alat thermometer, dalam
mengukur variabel berat instrumennya timbangan berat.
 Instrumen dalam bidang ilmu sosial walaupun sudah teruji
validitas dan relebilitasnya, tetapi belum bila digunakan
pada tempat dan waktu tertentu, belum tentu tepat pada
tenpat dan waktu lainnya, karena gejala sosial itu cepat
berubah dan sulit dicari kesamaannya.
CARA MENYUSUN INSTRUMEN PENELITIAN

Dalam penelitian bidang sosial, seorang peneliti harus membuat


instrumen peneliitannya, karena instrumen yang sudah baku sulit
ditemukan.
Langkah menyusun instrumen penelitian :
1. Menetapkan variabel-variabel penelitian
2. Variabel tersebut diberikan defenisi operasionalnya
Definisi operasional adalah spesifikasi bagaimana suatu
variabel yang akan diteliti didefinisikan secara operasional
dan diukur.
3. Menentukan indikator yang akan diukur.
4. Berdasarkan indikator tersebut, dibuatkan pertanyaan atau
pernyataan untuk mengukur indikator
Catatan
Jika variabelnya sangat luas, maka variabel tersebut
dioperasionalkan menjadi sub-sub variabel dan dimensi, kemudian
ditentukan indikator dari sub variabel atau dimensi
Contoh Menyusun Instrumen ..............

No Variabel Indikator Skala No. Soal


1 Kompetensi 1. Pengetahuan tentang standar
Auditor pemeriksaan dan objek pemeriksaan Ordinal 1 s/d 8
(X) 2. Keterampilan dalam berkomunikasi,
statistik dan TI
(Peraturan BPK RI No. 1 Tahun 2007)
2 Kinerja 1. Kemampuan
Auditor 2. komitmen profesional Ordinal 9 s / d 12
(Y) 3. Motivasi
4. Kepuasan kerja
(Siahaan, 2010)

Contoh pertanyaan no. 1 Indikator (1) variabel Kompetensi Auditor


1. Menunut Bapak/ibu, sebagai seorang auditor apakah pengetahuan tentang
standar pemeriksaan, merupakan suatu hal yang penting dalam melakukan
kegiatan audit :
a. Sangat penting c. Cukup penting e. Sangat tidak penting
b. Penting, d. Tidak penting
UJI INSTRUMEN
Terkait dengan data yang diperoleh pada
umumnya data primer yakni melalui
mengajukan daftar pertanyaan ke responden.
Agar diperoleh jawaban memenuhi kriteria
pengukuran yang baik, maka perlu
dilakukan pengujian validitas dan
reliabilitas
UJI VALIDITAS

 Validasi data adalah ”kebenaran” sebuah data, yaitu sejauhmana


sebuah data secara akurat menggambarkan fenomena sosial yang
dirujuk.
 Validasi data merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
keandalan atau kesahihan alat ukur.
 Uji validasi data dalam suatu penelitian dilakukan dengan teknis
analisis item, yaitu dengan cara mengkorelasikan skor tiap-tiap item
pertanyaan dengan total skor untuk masing-masing variabel.
 Teknik korelasi yang digunakan dalam melakukan uji validasi adalah
Pearson Product Moment
 Kriteria yang digunakan untuk menyatakan suatu instrumen dianggap
valid atau layak digunakan dalam pengujian hipotesis adalah :
1. Jika t hitung > t tabel : berarti valid
Jika t hitung < t tabel : berarti tidak valid
2. Apabila koofisien korelasi lebih besar atau sama dengan 0,30),
maka valid, demikian sebaliknya
Contoh Uji Validitas dengan aplikasi SPSS
Contoh output SPSS untuk uji Validasi data
Correlations
X1
X.1 Pearson Correlation .821(**)
Sig. (2-tailed) .000
N 89
X.2 Pearson Correlation .780(**)
Sig. (2-tailed) .000
N 89
X.3 Pearson Correlation .609(**)
Sig. (2-tailed) .000
N 89 Kriteria Pengujian
X.4 Pearson Correlation .603(**)
Sig. (2-tailed) .000
N 89
X.5 Pearson Correlation .602(**)
Sig. (2-tailed) .000
N 89 Apabila koofisien
X.6 Pearson Correlation .627(**)
Sig. (2-tailed) .000
korelasi lebih besar
N 89 atau sama dengan 0,30,
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
maka valid, demikian
sebaliknya
UJI RELIABILITAS
UJI RELIABILITAS
1. Reliabilitas data adalah sejauh mana konsistensi kategorisasi data jika
dilakukan oleh peneliti yang lain atau oleh peneliti yang sama dalam
kejadian yang berbeda.
2. Uji reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode Alpha
3. Kriteria yang digunakan untuk menyatakan suatu instrumen dikatakan
reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha (α) lebih besar
daripada 0,60

Contoh Uji Reliabilitas dengan aplikasi SPSS

Cronbach's Alpha
Kriteria Pengujian Cronbach's Based on N of
Alpha Standardized Items Items
.769 .846 6
UJI ASUMSI KLASIK
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih
dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang
mendasari penggunaan analisis regresi.
Model regresi yang digunakan dalam pengujian
data harus terhindar dari kemungkinan
terjadinya penyimpangan asumsi klasik
tersebut.
Uji asumsi klasik, terdiri dari asumsi
normalitas,multikolineritas, heteroskedastisitas,
inearitas, dan audtokorelasi
UJI NORMALITAS
 Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
yang dianalisis mempunyai residu atau variabel gangguan
(disturbance error) berdistribusi normal atau tidak.
 Uji normalitas yang digunakan dalam suatu penelitian diantaranya
adalah Kolmogorov-Smirnov Test
 Kriteria pengjujian jika nilai probabilitas (Asym sign) lebih besar dari
tingkat kekeliruan 5 % (0.05) maka dapat disimpulkan bahwa nilai
residual dari model regresi berdistribusi normal.

Kriteria Pengujian
Unstandardized Residual
N 89
Normal Parameters(a,b) Mean .0000000
Std. Deviation 2.57075386
Contoh Uji
Most Extreme Absolute
Normalitas .060
Differences
dengan
aplikasi Positive .060
SPSS Negative -.051
Kolmogorov-Smirnov Z .562
Asymp. Sig. (2-tailed) .910
UJI MULTIKOLINEARITAS
 Multikolinieritas merupakan suatu situasi di mana beberapa atau semua
variabel independen berkorelasi tinggi.
 Jika terdapat korelasi yang sempurna di antara sesama variabel
independen sehingga nilai koefisien korelasi diantara sesama variabel
independen ini sama dengan satu
 Kriteria : ada tidaknya terjadi multikolinearitas dapat dilihat dari nilai
VIF (Variance Inflation Factors)
 Jika nilai VIF-nya kurang dari atau sama dengan 10 maka dalam data
tidak terdapat Multikolinieritas.
Kriteria Pengujian

Model Collinearity Statistics


Tolerance VIF
1 (Constant
Contoh Uji )
Multikolinearitas X1 .915 1.093
dengan aplikasi X2 .850 1.177
SPSS X3 .810 1.235
UJI HETEROSKEDASTISITAS

 Situasi heteroskedastisitas akan menyebabkan penaksiran koefisien-


koefisien regresi menjadi tidak efisien dan hasil taksiran dapat menjadi
kurang atau juga melebihi dari yang semestinya. Untuk menguji ada
tidaknya heteroskedastisitas dapat digunakan melalui uji-Glesjer
 Kriteria : Jika hasil regresi variabel independen terhadap nilai absolut
dari residual (error) signifikan (≤ 0,05), maka dapat disimpulkan
terjadi heteroskedastisitas (varian dari residual tidak homogen).

Kriteria Pengujian

Model Sig.

1 (Constant) .000
Contoh Uji X1 .100
Heteroskedastisitas
X2 .156
dengan aplikasi
SPSS X3 .201
THE END

Anda mungkin juga menyukai