Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH AKUNTABILITAS

DAN KOMPETENSI AUDITOR


TERHADAP KUALITAS AUDIT
KELOMPOK 3
NAMA : 1. NUR INDAH WULANDARI (201730047)
2. BELLA SANIA PUTRI (201730003)
3. FAIZAH SALMA KALIKY (201730077)
4. NURUL HIKMAH HERLINA S. (201730115)
ABSTRAK : Profesi akuntan publik (auditor) berada dalam situasi yang
dilematis, disatu sisi auditor harus bersikap independen dalam
memberikan opini mengenai kewajaran laporan keuangan yang
berkaitan dengan kepentingan banyak pihak, namun disisi lain dia juga
harus bisa memenuhi tuntutan yang diinginkan oleh klien yang
membayar fee atas jasanya agar klien puas dengan pekerjaannya dan
tetap menggunakan jasanya diwaktu mendatang.
Kata Kunci : Akuntabilitas, Kompetensi, Kualitas Audit.
PENDAHULUAN
Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai
sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak
eksternal perusahaan. Menurut FASB, dua karakteristik yang terpenting
yang harus ada dalam laporan keuangan adalah (relevance) dan dapat
diandalkan (reliable), kedua karakteristik tersebut sangatlah sulit untuk
diukur.
Profesi auditor telah menjadi sorotan masyarakat dalam beberapa tahun
terakhir . Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan
informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham.
Akuntan publik adalah akuntan professional yang menjual jasanya kepada
masyarakat terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan
keuangan yang dibuat oleh kliennya dan juga menjual jasa sebagai
konsultasi pajak, konsultasi dibidang manajemen, penyusun system
akuntansi, serta penyusunan laporan keuangan.
Kerangka Teoritis dan Pengembangan Hipotesis

A. Auditing
Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan
informasi yang terdapat antara manajer dan para pemegang saham
dengan menggunakan pihak luar untuk memberikan pengesahan
terhadap laporan keuangan.
Tujuan auditing pada umumnya adalah memberikan suatu pernyataan
pendapat mengenai apakah laporan keuangan klien telah disajikan
secara wajar, dalam segala hal yang material, sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
B. Akuntabilitas
Istilah akuntabilitas berasal dari sitilah dalam bahasa inggris
Accountability yang berarti pertanggungjawaban atau keadaan untuk
dipertanggungjawabkan atau keadaan untuk diminta
pertanggungjawaban.
Tetclock dalam Diani dan Ria 2007, mendefinisikan akuntabilitas
sebagai bentuk dorongan psikologi yang membuat seseorang berusaha
mempertanggungjawabkan semua tindakan dan keputusan yang
diambil kepada lingkungannya.
Akuntabilitas pada penelitian Elisha dan Ichuk (2010) menggunakan tiga
indicator yaitu meliput : Motivasi, pengabdian pada profesi, dan
kewajiban social.
a. Motivasi
Motivasi merupakan suatu pergerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan
atau mencapai suatu tujuan.
b. Kewajiban social
Rendy dalam M. Taufik Hidayat (2011) menyatakan bahwa kewajiban social
merupakan pandangan tentang pentingnya peranan profesi dan manfaat yang
diperoleh baik oleh masyarakat maupun professional karena adanya pekerjaan
tersebut.
c. Kompetensi
Dalam melakukan audit seorang auditor harus memiliki mutu personal yang baik,
pengetahuan yang memadai, serta keahlian khusus dibidangnya. Kompetensi
berkaitan denan keahlian professional yang dimiliki oleh auditor sebagai hasil dari
pendidikan formal, ujian professional maupun keikutsertaan dalam pelatihan,
seminar, symposium.
• Kualitas audit
De Angelo dalam St. Nurmawar (2011) mendefinisikan kualitas audit
sebagai kemungkinan bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan
pelanggaran dalam system akuntansi dengan pengetahuan dan keahlian
auditor. Sedangkan pelaporan penganggaran tergantung kepada dorongan
auditor untuk mengungkapkan pelanggaran tersebut.
• Pengaruh akuntabilitas terhadap kualitas audit
Motivasi secara umum merupakan keadaan dalam diri seseorang yang
mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu
untuk mencapai tujuan. Dalam profesi auditor dapat ditunjukan dengan
seberapa besar seorang auditor memiliki motivasi dalam tugasnya
memeriksa laporan keuangan sehingga auditor dapat mengerjakannya
dengan sungguh-sungguh.
Berdasarkan penjelasan diatas maka hipotesis diajukan adalah :
X1a : motivasi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit
Kewajiban sosial merupakan pandangan tentang pentingnya peranan profesi dan
manfaat yang diperoleh baik oleh masyarakat maupun professional karena adanya
pekerjaan tersebut.
Berdasarkan penjelasan maka hipotesis diajukan adalah :
X1b : kewajiban sosial berpengaruh positif terhadap kualitas auditor
Penelitian M. Nizarul dkk. Menyatakan bahwa kompetensi auditor yang berdimensi
pengetahuan dan pengalaman kerja auditor memiliki hubungan positif terhadap
kualitas hasil industry. Pada penelitian ini variable kompetensi akan diproksikan dengan
variabel pengalaman dan pengetahuan terhadap kualitas audit adalah sebagai berikut :
a. Pengetahuan
Dalam mendeteksi sebuah kesalahan seorang auditor harus didukung dengan
pengetahuan tentang apa dan bagaimana kesalahan tersebut terjadi. Perbedaan
pengetahuan diantara auditor akan berpengaruh terhadap cara auditor menyelesaikan
pekerjaan. Penelitian Cloyd dalam Diani dan Ria (2007) membuktikan bahwa
akuntabilitas dapat meningkatkan kualitas hasil kerja auditor jika didukung oleh
pengetahuan yang tinggi. Berdasarkan penjelasan dibuat hipotesis :
X2a : pengetahuan audit berpengaruh positif terhadapa kualitas audit
b. Pengalaman kerja
Pengalaman kerja seseorang menunjukkan jenis-jenis pekerjaan yang
pernah dilakukan seseorang dan memberikan peluang yang besar bagi
seseorang untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik.
Hal tersebut mengidentifikasikan bahwa semakin lama masa kerja dan
pengalaman yang dimiliki auditor maka akan semakin baik dan
meningkatkan kualitas audit yang dihasilkannya.penelitian Budi dkk.
dalam Sukriah (2009) menyatakan bahwa pengalaman kerja tidak
mempunyai pengaruh terhadap komitmen profesional maupun
pengambilan keputusan etis. Berdasarkan penjelasan maka hipotesis
diajukan sebagai berikut :
X2b : pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap kualitas audit
METODE PENELITIAN
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau suatu sifat atau nilai dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini
menggunakan 2 variable, yaitu variable independen dan variable dependen.
Variabel terikat merupakan variable yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh
variable bebas dan dapat disebut sebagai variable konsekuensi, Indriantoro dan
Supomo (1999:78)
Populasi merupakan batas objek penelitian dan sekaligus merupakan batas bagi
proses induksi (generalisasi) hasil penelitian yang bersangkutan, populasi dalam
penelitian adalah seluruh auditor independen yang bekerja pada KAP di
semarang karena merupakan kota Atlas yang strategis untuk bernisnis dan hal
tersebut menuntut para auditor yang independen dalam melakukan tugasnya
yaitu melakukan pemeriksaan terhadap lapiran keuangan, sedangkan sampel
adalah bagian dari populasi yang memenuhi syarat untuk dijadikan penelitian
sebagai objek penelitian. Dalam penelitian ini sampelnya adalah auditor yang
bekerja di KAP kota semarang.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan data
primer sebagai sumber datanya. Oleh karena itu, pengumpulan data
dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner sebagai
insturmennya yang kemudian disebarkan kepada para responden yaitu
para auditor yang bekerja pada kantor akuntan publik di kota Semarang.
a. Uji asumsi klasik
Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan PP plot dan
diperkuat dengan uji Kolmogrov Smirnov terhdapa nila residual model
regresi. Berdasarkan hasil pengujian nilai Kolmogrov Smirnov
menunjukan hasil yang lebih besar dari 0,05 pengujian multikolinieritas
dilakukan dengan menggunakan nilai VIF, pengujian multikolinieritas
dilakukan pada model regresi.
b. Pengujian hipotesis
Arah koefisien regresi variabel motivasi terhadap kualitas audit diperoleh
sebesar 0,229 dengan arah positif. Hasil pengujian pengaruh motivasi
terhadap kualitas audit menunjukkan nilai 1 sebesar 2.129 dengan
signifikasikan sebesar 0,038. nilai siginifikasikan pengujian tersebut lebih
kecil dari tarif signifikasi α=0,05 dengan demikian maka ditunjukkan
bahwa pada α=5% motivasi pengaruh positif dan signifikan terhadap
kualitas audit. Hal ini berarti hipotesis 1 diterima.
Arah koefisien regresi variabel kewajiban sosial terhadap kualitas audit
diperoleh sebesar 0,279 dengan arah positif. Hasil pengujian pengaruh
kewajiban sosial terhadap kualitas audit menunjukkan nilai 1 sebesar
2.576 dengan signifikasi sebesar 0,013. nilai signifikasi pengujian tersebut
lebih kecil dari tarif signifikasi α=0,05 dengan demikian maka ditunjukkan
bahwa pada α=5% kewajiban sosial berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kualitas audit. Hal ini berarti hipotesis 2 diterima.
Arah koefisien regresi variable pengalaman terhadap kualitas audit
diperoleh sebesar 0,259 dengan arah positif. Hasil pengujian pengaruh
pengalaman terhdapa kualitas audit menunjukkan nilai t sebesar 2.301
dengan signifikan sebesar 0,026. nilai signifikan pengujian tersebut
lebih kecil dari taraf signifikan α=0,05. dengan demikian maka
ditunjukkan bahwa pada α=5%, pengalaman berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini berarti hipotesis 3 diterima.
Arah koefisien regresi variable pengetahuan terhadap kualitas audit
diperoleh sebesar 0,298 dengan arah positif. Hasil pengujian pengaruh
pengetahuan audit terhadap kualitas audit menunjukkan nilai t sebesar
2.653 dengan signifikansi sebesar 0,011. nilai signifikasi pengujian
tersebut lebih kecil dari taraf signifikansi α=0,05 dengan demikian maka
ditunjukkan bahwa pada α=5% pengetahuan berpengaruh positif dan
signifikansi terhadap kualitas audit. Hal ini berarti hipotesis 4 diterima.
c. Pembahasan
Hipotesis H1 didesain untuk menguji pengaruh motifasi akuntan
terhadap kualitas audit. Hal ini merupakan harapan bahwa akuntan
publik memiliki motivasi yang kuantutuk menjaga standar kerja profesi
yang akan menggambar tingginya tingkat kualitas auditnya. Hasil
pengujian mendapatkan bahwa motivasi merupakan pengaruh yang
signifikan terhadap kualitas audit dengan arah positif. Hal ini berarti
bahwa motivasi yang lebih besar dapat memberikan hasil audit yang
lebih berkualitas.
PENUTUP
Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan bertujuan mencari bukti empiris tentang
hubungan antar akuntabilitas dan kompetensi auditor terhadap kualitas audit pada KAP di
Semarang. Dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Motivasi seorang auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, sehingga
semakin tinggi motivasi yang dimiliki auditor maka akan semakin baik kualitas yang
dihasilkannya
2. Kewajiban social dalam melaksanakan audit berpengaruh positif terhadap kualitas
audit
3. Pengalaman dalam melaksanakan audit berpengaruh positif terhadap kualitas audit,
sehingga semakin berpengalaman seorang auditor maka akan semakin baik kualitas
audit yang dihasilkannya
4. Pengetahuan seorang auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit, sehingga
semakin dalam dan luas pengetahuan seorang auditor maka akan semakin baik kualitas
audit yang dihasilkan.

Anda mungkin juga menyukai