PROPOSAL SKRIPSI
OLEH :
C1C018153
UNIVERSITAS BENGKULU
S1 AKUNTANSI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Audit adalah suatu proses untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif
tentang kegiatan dan kebijakan ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian
antara pernyataan dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasilnya menjadi
perhatian bagi pihak yang berkepentingan (Susanto, 2020). Kinerja yang dihasilkan oleh seorang
auditor merupakan dasar penting untuk memberikan penilaian terhadap hasil audit, oleh sebab itu
jaminan atas hasil audit berkualitas sangat ditentukan oleh kinerja auditornya. Goldwaser (1993)
menyampaikan kinerja auditor yang baik ditentukan oleh beberapa kriteria, yaitu mampu
DeAngelo (1981) mendefinisikan kualitas audit sebagai suatu penilaian terhadap kondisi
dimana seorang auditor akan menemukan dan melaporkan ketidaksesuaian dengan prinsip-
prinsip yang terjadi dalam laporan akuntansi kliennya (Aswar et al., 2021). Kualitas audit yang
tinggi menurut Titman dan Trueman (1986) akan meningkatkan keakuratan data laporan
keuangan dan memungkinkan pemangku kepentingan untuk membuat estimasi penilaian yang
lebih andal. Laporan keuangan dibuat dengan ba]ik akan mencerminkan situasi keuangan dan
kinerja operasi yang diaudit menjadi berkualitas. Dengan kata lain menurut Clinch et al (2011)
kualitas audit terkait dengan kualitas informasi akuntansi yang dilaporkan dan kualitas
pengungkapan yang lebih tinggi menghasilkan asimetri informasi yang lebih sedikit. Sehingga
Laporan keuangan yang telah diaudit bebas dari salah saji material dan kebenarannya dapat
dipercaya sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dan sesuai dengan
terhadap profesi auditor. Menurut UU No 15 Tahun 2004, audit sektor pemerintah terdiri atas
adalah keseluruhan kegiatan pejabat pengelola keuangan negara sesuai dengan kedudukan dan
Auditor pemerintah termasuk aparatur negara yang memegang peran yang sangat penting untuk
kelangsungan jalannya pemerintahan di Indonesia. Kinerja audior pemerintah yang baik maka
akan membantu pemerintahan Indonesia menjadi lebih baik lagi. Sebaliknya apabila kinerja
auditor pemerintah menurun maka akan berdampak buruk terhadap kinerja pemerintahan.
Terdapat tiga aspek utama yang mendorong terwujudnya suatu pemerintahan yang baik (good
tanggungjawab keuangan negara. Menurut UUD 1945, BPK merupakan lembaga yang bebas dan
mandiri. Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan
diresmikan oleh Presiden. BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggungjawab keuangan
negara yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya,
Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, BLU, Badan Usaha Milik Daerah dan lembaga atau
badan lain yang mengelola keuangan Negara (Badan Pemeriksan Keuangan, 2021).
Accounting Concept (SFAC), informasi keuangan harus bersifat relevan dan dapat diandalkan
yang merupakan syarat wajib dipenuhi agar informasi yang ada dilaporan keuangan bermanfaat
bagi penggunanya. Berbagai tuntutan itulah yang mengharuskan seorang auditor harus memiliki
profesionalitas, integritas, serta independensi yang tinggi. Karena semakin maraknya isu
mengenai manipulasi pada laporan keuangan, maka seorang auditor memiliki tugas tidak hanya
dibuatnya.
Fokus di dalam penelitian ini adalah kualitas audit yang dihasilkan auditor, tentunya
untuk mewujudkan hasil audit yang berkualitas serta tata pemerintahan yang bersih dan baik,
maka auditor BPK harus melakukan pemeriksaan berdasarkan kode etik dan standar audit. Kode
etik dimaksudkan untuk menjaga perilaku auditor dalam melaksanakan tugasnya, sedangkan
standar audit untuk menjaga mutu hasil audit yang dilaksanakan auditor. Kualitas audit yang
dihasilkan auditor dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berasal dari dalam (internal) dan
juga yang berasal dari luar (eksternal). Faktor internal ini berasal dari dalam diri pribadi auditor,
serta faktor eksternal berasal dari luar diri pribadi auditor atau berasal dari lingkungan hidup
auditor. Berdasarkan beberapa riset sebelumnya, khususnya yang memposisikan kualitas audit
Menurut pernyataan dari Aulia & Handayani (2019) ada dua faktor yang mempengaruhi
kualitas audit yaitu konflik peran dan kepribadian locus of control internal. Penelitian ini juga
berusaha untuk memperluas kajian mengenai moderasi tekanan anggaran waktu pada pengaruh
konflik peran dan kepribadian locus of control internal terhadap kualitas audit yang dihasilkan
auditor.
Octaviani & Puspitasari (2018) mengungkapan bahwa kualitas audit yang baik dapat
anggaran waktu dan kompleksitas audit. Dalam penelitian Said & Munandar (2018) ada dua
faktor yang mempengaruhi kualitas audit meliputi skeptisisme profesional dan kompetensi.
Selain itu, Gasperz (2014) menyatakan bahwa faktor yang memberikan pengaruh terhadap
kualitas audit diantaranya akuntabilitas, kesadaran etis, independensi auditor dan tekanan
kompetensi dan penalaran moral mempengaruhi kualitas audit. Halim dkk. (2014) menyatakan
Basuki dan Krisna (2006) menyatakan bahwa kualitas audit merupakan suatu isu yang
sangat kompleks. Dinyatakan kompleks karena banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi
kualitas audit yang tergantung pada sudut pandang masing-masing pihak. Adanya perbedaan
pengukuran dari kualitas audit tersebut yang menyebabkan sulitnya penetapan kualitas audit,
sehingga akan menjadi suatu hal yang sensitif bagi perilaku individual yang melakukan audit.
Secara teoritis kualitas audit dihubungkan dengan kualifikasi keahlian, ketepatan waktu
penyelesaian pekerjaan, kecukupan bukti pemeriksaan yang kompeten dengan biaya yang rendah
mencoba mengkaji mengenai kompetensi, independensi dan pengalaman kerja sebagai faktor
yang mempengaruhi kualitas audit yang di moderasi oleh tekanan anggaran waktu.
Kualitas audit yang dihasilkan oleh seorang auditor, tidak terlepas dari peranan auditor
yang berkompeten. Auditor yang kompeten adalah seseorang yang memiliki pengetahuan dan
sikap serta perilaku etis dalam bekerja secara efektif. Pengetahuan dapat diperoleh dari
pendidikan yang memadai, keahlian, keterampilan, kemampuan dan pengalaman di tempat kerja.
Tanpa pengetahuan yang memadai, auditor mungkin tidak dapat memberikan pelayanan yang
baik dan berkualitas (Bedard & Chi, 1993). Libby dan Frederick (1990) menyatakan bahwa
kompetensi auditor diperoleh dari pengalaman dan pengetahuan yang memberikan kontribusi
Dengan kata lain, kompetensi dapat mempengaruhi kualitas audit. Dinata (2006)
mengemukakan bahwa auditor yang tidak kompeten cenderung bergantung pada pendapat orang
lain dalam menyelesaikan tugas auditnya, karena mereka memiliki pengetahuan yang sangat
terbatas. Sedangkan kompetensi dalam standar auditing yang berlaku harus dimiliki oleh auditor.
Semakin kompeten auditor maka semakin tinggi kualitas audit yang mereka berikan. Hal ini
menunjukkan adanya hubungan positif antara kompetensi dengan kualitas audit yang dilakukan
oleh auditor (Kertarajasa et al., 2019). Penelitian pengaruh kompetensi terhadap kualitas audit
yang dimoderasi tekanan anggaran waktu telah diteliti oleh Kertarajasa et al (2019), Taman et al
(2018), Sari et al (2021), Said & Munandar (2018), Aswar et al (2021) hasil penelitian
menunjukkan bahwa kompetensi memiliki pengaruh positif terhadap kualitas audit. Hidayah
(2021) menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. Tidak selalu
menjadi jaminan kompetensi yang dimiliki oleh seorang auditor akan menghasilkan kualitas
audit yang baik. Said & Munandar (2018), Aswar et al (2021) tekanan anggaran waktu audit
maka auditor tidak hanya perlu memiliki kompetensi atau keahlian saja tetapi juga harus
negara. Baik dalam pikiran maupun penampilan, seorang akuntan publik harus menjaga
independensinya. Audit berkualitas tinggi diselesaikan sesuai dengan standar auditing yang
diterima secara luas di sektor publik untuk memberikan keyakinan yang wajar bahwa laporan
keuangan yang diaudit dan pengungkapan yang disajikan mengikuti prinsip akuntansi yang
mempengaruhi kemungkinan auditor tidak melaporkan salah saji material. Selain harus
menerapkan kompetensi auditor dituntut juga untuk memiliki sikap independensi yang tinggi dan
kepercayaan masyarakat terhadap profesi auditor eksternal dan merupakan salah satu faktor
terpenting untuk menilai kualitas audit (Kertarajasa et al., 2019). Oleh karena itu, wajar jika
untuk menghasilkan audit yang berkualitas diperlukan sikap independen dari auditor, karena
dampak dari seorang auditor jika tidak melakukan atau menjaga independensinya, maka akan
menghasilkan laporan audit yang tidak sesuai kenyataan atau tidak objektif sehingga tidak dapat
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan (Hartan & Waluyo, 2016). Penelitian pengaruh
independensi terhadap kualitas audit yang dimoderasi tekanan anggaran waktu telah diteliti oleh
Novlesyah (2021), Taman et al (2018), Darmawan (2018), Pasamba et al (2019), Hidayah (2021),
Rustini et al (2021), Independensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit, taw tidak mampu
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel time budget pressure memperlemah hubungan antara
independensi auditor dengan kualitas audit
Positif. Aswar et al (2021) bahwa kompetensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit, auditor
lebih memperhatikan pentingnya faktor kualitas pemahaman atau kompetensi auditor dalam
melaksanakan tugas audit daripada independensi
Aswar et al (2021)
Faktor lain yang mempengaruhi kualitas audit yaitu pengalaman kerja. Kertarajasa et al (2019)
mengungkapkan bahwa auditor yang memiliki banyak pengalaman dalam bidang audit dan
akuntansi mereka cenderung dapat menemukan kelainan, sehingga mereka dapat meningkatkan
kualitas audit yang mereka berikan. Menurut Tubbs (1990) semakin berpengalaman auditor,
mereka semakin peka dengan kesalahan penyajian laporan keuangan dan semakin memahami
hal-hal yang terkait dengan kesalahan yang ditemukan. Pengalaman auditor dalam melakukan
tugasnya sebagai pemeriksa laporan keuangan juga menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi kualitas audit. Pengetahuan seorang auditor semakin meningkat seiring dengan
bertambahnya pengalamannya dalam melakukan tugas audit. Hal ini sesuai dengan pendapat
Singgih dan Bawono (2010) dalam Octaviani & Puspitasari (2018) yang mengatakan bahwa
auditor yang berpengalaman memiliki keunggulan dalam hal mendeteksi kesalahan, memahami
kesalahan secara akurat dan mencari penyebab kesalahan. Penelitian pengaruh pengalaman kerja
terhadap kualitas audit yang dimoderasi tekanan anggaran waktu telah diteliti oleh Darmawan,
2018), Rustini et al (2021), Noviani & Yani (2021) hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman
kerja memiliki pengaruh positif terhadap kualitas audit. Negatifnya?
Noviani & Yani (2021) Tidak ada moderasi time budget of pressure pada pengaruh pengalaman
terhadap kualitas audi
tugas audit, sehingga tidak mengherankan jika cara auditor pemula dan auditor berpengalaman
akan berbeda dalam menanggapi informasi yang akan digunakan atau untuk analisis penilaian.
Idealnya, jika auditor sudah memiliki semua kriteria tersebut di atas, maka kemungkinan audit
yang dihasilkan akan berkualitas tinggi. Namun kualitas audit akan memiliki beberapa hambatan
jika auditor memiliki tekanan anggaran waktu dalam perikatan audit mereka. Tekanan anggaran
waktu adalah kondisi dimana auditor dituntut untuk menyelesaikan audit tepat waktu dan
menuntut agar auditor melakukan efisiensi waktu terhadap anggaran waktu yang telah disusun.
Masalah akan muncul ketika objek yang akan diaudit menjadi lebih kompleks sedangkan waktu
yang dianggarkan tidak sesuai dengan kondisi. Dengan demikian, auditor hanya akan melakukan
prosedur audit terbatas pada akun tertentu untuk mengejar waktu yang dianggarkan sehingga
kemungkinan pendeteksian salah saji oleh auditor akan lebih kecil jika auditor tidak melakukan
ketika waktu terlalu terbatas serangkaian target akan menjadi sulit. Karena auditor menganggap
waktu sebagai metrik kinerja, beban auditor dapat meningkat (Zakaria et al., 2013). Hal ini
karena tekanan anggaran waktu adalah metode penilaian kinerja untuk auditor publik serta
mekanisme organisasi dan pemantauan. Dalam kondisi ini, auditor akan dihadapkan pada pilihan
perilaku disfungsional (Mcnamara & Liyanarachchi, 2008). Coram dkk (2004) menjelaskan
bahwa auditor akan menerima bukti audit yang meragukan dan mengabaikan risiko jika ada
tekanan yang tinggi pada anggaran waktu. Dengan demikian, salah saji material tidak dapat
dideteksi yang dapat menyebabkan penurunan kualitas audit. Anggaran waktu yang lebih lama
dapat membuat auditor tidak termotivasi untuk bekerja lebih keras. Sebaliknya, anggaran waktu
yang terlalu terbatas dapat menyebabkan perilaku kontra produktif (Novlesyah, 2021).
Dalam praktiknya, adanya tekanan anggaran waktu dapat menimbulkan dampak yang
buruk bagi kinerja auditor karena dengan adanya tekanan anggaran waktu terkadang auditor akan
menyikapinya dengan melakukan disfungsional audit yang menyebabkan kinerja auditor dalam
menghasilkan audit menurun karena melanggar standar audit dan prinsip etika auditor. Namun
sebaliknya, adanya tekanan anggaran waktu terkadang juga menimbulkan motivasi tersendiri
bagi auditor untuk menyelesaikan pekerjaannya secara efektif dan efisien dengan melaksanakan
audit secara fungsional sesuai prosedur, sehingga pelaksanaan perikatan audit akan lebih
terorganisir. Maka dari itu, masih terdapat hasil penelitian yang belum pasti mengenai dampak
independensi dan pemahaman atas good governance sebagai kinerja auditor (Novlesyah, 2021).
mengungkapkan bahwasannya terdapat dua faktor yang mempengaruhi kinerja auditor yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Maka dari itu pada penelitian ini penulis bermaksud
Pada penelitian ini peneliti menggunakan teori atribusi, menurut Fritz Heider (1958)
pencetus teori atribusi, teori atribusi merupakan teori yang menjelaskan tentang prilaku
seseorang. Teori ini mengacu tentang bagaimana seseorang menjelaskan penyebab perilaku
orang lain atau dirinya sendiri yang akan ditentukan oleh faktor internal misalnya sifat, karakter,
sikap, kepribadian, kemampuan, motivasi ataupun faktor eksternal misalnya kondisi pengaruh
sosial, nilai-nilai sosial, pandangan masyarakat, serta tekanan situasi atau keadaan tertentu yang
akan memberikan pengaruh terhadap perilaku individu. Bahwasannya teori atribusi dapat
menaungi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja auditor. Faktor karakteristik personal
dikonfirmasi dalam teori atribusi bahwa konsep perilaku yang diterapkan oleh auditor akan
memberikan pengaruh terhadap kinerja yang mereka laksanakan karena mengaitkan karakter
personal individu yang meliputi kompetensi, independensi dan pengalaman kerja dalam profesi
Selain karakteristik personal, kinerja seseorang dapat juga di atribusikan melalui tekanan
yang diberikan meliputi tekanan anggaran waktu, mengkonfirmasi teori atribusi bahwa konsep
perilaku individu yang disebabkan oleh pengaruh dari orang lain maupun lingkungan tempatnya
bekerja akan memberikan pengaruh terhadap kinerja yang dilaksanakan karena mengaitkan diri
individu terhadap karakteristik situational atau karakteristik lingkungan dalam profesi yang
mereka lakukan. Pentingnya penelitian ini adalah untuk menguji kinerja auditor pemerintah yang
meliputi kompetensi, independensi dan pengalaman kerja terhadap kualitas audit yang
dimoderasi tekanan anggaran waktu. Agar tidak terjadi keraguan hasil audit yang dihasilkan oleh
Auditor Pemerintah Perwakilan BPK Provinsi Bengkulu. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya terletak pada objek penelitiannya, karena penelitian sebelumnya
mengambil data auditor BPK RI, sedangkan penelitian ini mengambil data auditor Perwakilan
BPK Provinsi Bengkulu dengan tujuan untuk melihat apakah hasil penelitian selanjutnya akan
sama atau berbeda dengan beberapa penelitian terdahulu apabila dilakukan penelitian dengan
lokasi yang berbeda. Alasan memilih auditor BPK sebagai responden penelitian adalah karena
BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara. Meskipun BPK
telah melakukan audit, masih saja ditemukan masalah dan hambatan dalam pemeriksaan
Reformasi birokrasi merupakan salah satu upaya pemerintah dalam membangun aparatur
negara untuk meningkatkan profesionalitas aparatur negara dan untuk mewujudkan tata
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan dan adanya perbedaan hasil penelitian
dari beberapa penelitian terdahulu, oleh karena itu peneliti tertarik mengambil judul “Pengaruh
kompetensi, independensi dan pengalaman kerja terhadap kualitas audit dengan tekanan
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, maka perumusan
audit?
5. Apakah tekanan anggaran waktu memoderasi pengaruh independensi terhadap kualitas
audit?
kualitas audit?
3) Untuk menguji dan membuktikan pengaruh pengalaman kerjai terhadap kualitas audit.
4) Untuk menguji dan membuktikan tekanan anggaran waktu dalam memoderasi pengaruh
5) Untuk menguji dan membuktikan tekanan anggaran waktu dalam memoderasi pengaruh
6) Untuk menguji dan membuktikan tekanan anggaran waktu dalam memoderasi pengaruh
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat untuk beberapa hal seperti yang akan dijabarkan
dibawah ini:
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
pengembangan teori atribusi dibidang auditing, sebuah teori yang menggambarkan penyebab dan
perilaku auditor. Bagaimana auditor dalam menghasilkan kinerja berupa informasi hasil audit
untuk ditujukan kepada pihak pengguna laporan audit yang dipengaruhi oleh faktor internal dan
faktor eksternal. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan
ilmu pengetahuan dan referensi serta menjadi rujukan dalam bidang pengauditan yang berkaitan
dengan kompetensi, independensi pengalaman kerja terhadap kualitas audit dengan tekanan
anggaran waktu sebagai variabel moderasi. Serta sebagai media informasi dalam melakukan
1. Bagi Auditor
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan motivasi diri dalam rangka
meningkatkan kualitas diri sebagai seorang auditor yang sesuai dengan kode etik
2. Bagi BPK
Hasil penelitian diharapkan sebagai referensi dan bahan pertimbangan dalam rangka
meningkatkan kinerja, mutu dan kualitas audit para auditor pada Perwakilan BPK
Provinsi Bengkulu.
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah referensi bagi peneliti selanjutnya yang
akan melakukan penelitian serupa dimasa akan datang yang menaruh minat dalam
Agar penelitian ini terarah maka perlu adanya pembatasan dan ruang lingkup dalam
penelitian. Peneliti memfokuskan membahas mengenai variabel dependen yaitu kualitas audit,