Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN PENGALAMAN KERJA

TERHADAP KUALITAS AUDIT


DENGAN TEKANAN ANGGARAN WAKTU SEBAGAI VARIABEL MODERASI
(Studi Empiris pada Kantor Perwakilan BPK Provinsi Bengkulu)

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH :

Muhammad Robby Juliansyah

C1C018153

UNIVERSITAS BENGKULU

FAKULTAS EKONOMI DAN BISMIS

S1 AKUNTANSI

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Audit adalah suatu proses untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif

tentang kegiatan dan kebijakan ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian

antara pernyataan dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasilnya menjadi

perhatian bagi pihak yang berkepentingan (Susanto, 2020). Kinerja yang dihasilkan oleh seorang

auditor merupakan dasar penting untuk memberikan penilaian terhadap hasil audit, oleh sebab itu

jaminan atas hasil audit berkualitas sangat ditentukan oleh kinerja auditornya. Goldwaser (1993)

menyampaikan kinerja auditor yang baik ditentukan oleh beberapa kriteria, yaitu mampu

memenuhi mutu pekerjaan, kuantitas pekerjaan, dan ketepatan waktu.

DeAngelo (1981) mendefinisikan kualitas audit sebagai suatu penilaian terhadap kondisi

dimana seorang auditor akan menemukan dan melaporkan ketidaksesuaian dengan prinsip-

prinsip yang terjadi dalam laporan akuntansi kliennya (Aswar et al., 2021). Kualitas audit yang

tinggi menurut Titman dan Trueman (1986) akan meningkatkan keakuratan data laporan

keuangan dan memungkinkan pemangku kepentingan untuk membuat estimasi penilaian yang

lebih andal. Laporan keuangan dibuat dengan ba]ik akan mencerminkan situasi keuangan dan

kinerja operasi yang diaudit menjadi berkualitas. Dengan kata lain menurut Clinch et al (2011)

kualitas audit terkait dengan kualitas informasi akuntansi yang dilaporkan dan kualitas

pengungkapan yang lebih tinggi menghasilkan asimetri informasi yang lebih sedikit. Sehingga

Laporan keuangan yang telah diaudit bebas dari salah saji material dan kebenarannya dapat

dipercaya sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dan sesuai dengan

prinsip keuangan yang berlaku di Indonesia (Taman et al., 2018).


Perubahan yang terjadi saat ini terkait dengan kualitas audit dapat memberikan pengaruh

terhadap profesi auditor. Menurut UU No 15 Tahun 2004, audit sektor pemerintah terdiri atas

pemeriksaan pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara. Pengelolaan keuangan Negara

adalah keseluruhan kegiatan pejabat pengelola keuangan negara sesuai dengan kedudukan dan

kewenangannya yang meliputi perencana, pelaksana, pengawasan dan pertanggungjawaban.

Auditor pemerintah termasuk aparatur negara yang memegang peran yang sangat penting untuk

kelangsungan jalannya pemerintahan di Indonesia. Kinerja audior pemerintah yang baik maka

akan membantu pemerintahan Indonesia menjadi lebih baik lagi. Sebaliknya apabila kinerja

auditor pemerintah menurun maka akan berdampak buruk terhadap kinerja pemerintahan.

Terdapat tiga aspek utama yang mendorong terwujudnya suatu pemerintahan yang baik (good

governance) yaitu pengawasan, pengendalian dan pemeriksaan.

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia merupakan lembaga negara dalam

sistem ketatanegaraan Indonesia yang memiliki wewenang memeriksa pengelolaan dan

tanggungjawab keuangan negara. Menurut UUD 1945, BPK merupakan lembaga yang bebas dan

mandiri. Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan

diresmikan oleh Presiden. BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggungjawab keuangan

negara yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya,

Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, BLU, Badan Usaha Milik Daerah dan lembaga atau

badan lain yang mengelola keuangan Negara (Badan Pemeriksan Keuangan, 2021).

Sebagaimana karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut Statement of Financial

Accounting Concept (SFAC), informasi keuangan harus bersifat relevan dan dapat diandalkan

yang merupakan syarat wajib dipenuhi agar informasi yang ada dilaporan keuangan bermanfaat

bagi penggunanya. Berbagai tuntutan itulah yang mengharuskan seorang auditor harus memiliki
profesionalitas, integritas, serta independensi yang tinggi. Karena semakin maraknya isu

mengenai manipulasi pada laporan keuangan, maka seorang auditor memiliki tugas tidak hanya

sekedar memberikan opini atas laporan keuangan perusahaan, tetapi harus

mempertanggungjawabkan opini audit yang tercantum di laporan auditor independen yang

dibuatnya.

Fokus di dalam penelitian ini adalah kualitas audit yang dihasilkan auditor, tentunya

untuk mewujudkan hasil audit yang berkualitas serta tata pemerintahan yang bersih dan baik,

maka auditor BPK harus melakukan pemeriksaan berdasarkan kode etik dan standar audit. Kode

etik dimaksudkan untuk menjaga perilaku auditor dalam melaksanakan tugasnya, sedangkan

standar audit untuk menjaga mutu hasil audit yang dilaksanakan auditor. Kualitas audit yang

dihasilkan auditor dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berasal dari dalam (internal) dan

juga yang berasal dari luar (eksternal). Faktor internal ini berasal dari dalam diri pribadi auditor,

serta faktor eksternal berasal dari luar diri pribadi auditor atau berasal dari lingkungan hidup

auditor. Berdasarkan beberapa riset sebelumnya, khususnya yang memposisikan kualitas audit

sebagai variabel terikat memunculkan berbagai determinan.

Menurut pernyataan dari Aulia & Handayani (2019) ada dua faktor yang mempengaruhi

kualitas audit yaitu konflik peran dan kepribadian locus of control internal. Penelitian ini juga

berusaha untuk memperluas kajian mengenai moderasi tekanan anggaran waktu pada pengaruh

konflik peran dan kepribadian locus of control internal terhadap kualitas audit yang dihasilkan

auditor.

Octaviani & Puspitasari (2018) mengungkapan bahwa kualitas audit yang baik dapat

dipengaruhi oleh faktor kemandirian, pengalaman kerja, profesional, akuntabilitas, tekanan

anggaran waktu dan kompleksitas audit. Dalam penelitian Said & Munandar (2018) ada dua
faktor yang mempengaruhi kualitas audit meliputi skeptisisme profesional dan kompetensi.

Selain itu, Gasperz (2014) menyatakan bahwa faktor yang memberikan pengaruh terhadap

kualitas audit diantaranya akuntabilitas, kesadaran etis, independensi auditor dan tekanan

anggaran waktu. Selanjutnya penelitian Sari et al (2021) menghasilkan penelitian bahwa

kompetensi dan penalaran moral mempengaruhi kualitas audit. Halim dkk. (2014) menyatakan

bahwa independensi, kompetensi dan motivasi merupakan faktor yang meningkatkan

keberhasilan auditor dalam melakukan tugas audit.

Basuki dan Krisna (2006) menyatakan bahwa kualitas audit merupakan suatu isu yang

sangat kompleks. Dinyatakan kompleks karena banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi

kualitas audit yang tergantung pada sudut pandang masing-masing pihak. Adanya perbedaan

pengukuran dari kualitas audit tersebut yang menyebabkan sulitnya penetapan kualitas audit,

sehingga akan menjadi suatu hal yang sensitif bagi perilaku individual yang melakukan audit.

Secara teoritis kualitas audit dihubungkan dengan kualifikasi keahlian, ketepatan waktu

penyelesaian pekerjaan, kecukupan bukti pemeriksaan yang kompeten dengan biaya yang rendah

disertai dengan mempertahankan sikap independensinya (Darmawan, 2018). Penelitian ini

mencoba mengkaji mengenai kompetensi, independensi dan pengalaman kerja sebagai faktor

yang mempengaruhi kualitas audit yang di moderasi oleh tekanan anggaran waktu.

Kualitas audit yang dihasilkan oleh seorang auditor, tidak terlepas dari peranan auditor

yang berkompeten. Auditor yang kompeten adalah seseorang yang memiliki pengetahuan dan

sikap serta perilaku etis dalam bekerja secara efektif. Pengetahuan dapat diperoleh dari

pendidikan yang memadai, keahlian, keterampilan, kemampuan dan pengalaman di tempat kerja.

Tanpa pengetahuan yang memadai, auditor mungkin tidak dapat memberikan pelayanan yang

baik dan berkualitas (Bedard & Chi, 1993). Libby dan Frederick (1990) menyatakan bahwa
kompetensi auditor diperoleh dari pengalaman dan pengetahuan yang memberikan kontribusi

signifikan terhadap peningkatan kualitas audit (Aswar et al., 2021).

Dengan kata lain, kompetensi dapat mempengaruhi kualitas audit. Dinata (2006)

mengemukakan bahwa auditor yang tidak kompeten cenderung bergantung pada pendapat orang

lain dalam menyelesaikan tugas auditnya, karena mereka memiliki pengetahuan yang sangat

terbatas. Sedangkan kompetensi dalam standar auditing yang berlaku harus dimiliki oleh auditor.

Semakin kompeten auditor maka semakin tinggi kualitas audit yang mereka berikan. Hal ini

menunjukkan adanya hubungan positif antara kompetensi dengan kualitas audit yang dilakukan

oleh auditor (Kertarajasa et al., 2019). Penelitian pengaruh kompetensi terhadap kualitas audit

yang dimoderasi tekanan anggaran waktu telah diteliti oleh Kertarajasa et al (2019), Taman et al

(2018), Sari et al (2021), Said & Munandar (2018), Aswar et al (2021) hasil penelitian

menunjukkan bahwa kompetensi memiliki pengaruh positif terhadap kualitas audit. Hidayah

(2021) menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. Tidak selalu

menjadi jaminan kompetensi yang dimiliki oleh seorang auditor akan menghasilkan kualitas

audit yang baik. Said & Munandar (2018), Aswar et al (2021) tekanan anggaran waktu audit

tidak dapat memoderasi pengaruh kompetensi terhadap kualitas audit.

Sesuai dengan tanggungjawabnya untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan

maka auditor tidak hanya perlu memiliki kompetensi atau keahlian saja tetapi juga harus

independen dalam pengauditan. BPK menggunakan standar pemeriksaan negara sebagai

pedoman dalam melakukan pemeriksaan atas pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan

negara. Baik dalam pikiran maupun penampilan, seorang akuntan publik harus menjaga

independensinya. Audit berkualitas tinggi diselesaikan sesuai dengan standar auditing yang

diterima secara luas di sektor publik untuk memberikan keyakinan yang wajar bahwa laporan
keuangan yang diaudit dan pengungkapan yang disajikan mengikuti prinsip akuntansi yang

diakui (Arens et al., 2012).

DeAngelo (1981) dalam Aswar et al (2021) mengungkapkan bahwa independensi auditor

mempengaruhi kemungkinan auditor tidak melaporkan salah saji material. Selain harus

menerapkan kompetensi auditor dituntut juga untuk memiliki sikap independensi yang tinggi dan

memelihara objektivitas profesionalnya. Independensi auditor merupakan dasar utama

kepercayaan masyarakat terhadap profesi auditor eksternal dan merupakan salah satu faktor

terpenting untuk menilai kualitas audit (Kertarajasa et al., 2019). Oleh karena itu, wajar jika

untuk menghasilkan audit yang berkualitas diperlukan sikap independen dari auditor, karena

dampak dari seorang auditor jika tidak melakukan atau menjaga independensinya, maka akan

menghasilkan laporan audit yang tidak sesuai kenyataan atau tidak objektif sehingga tidak dapat

digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan (Hartan & Waluyo, 2016). Penelitian pengaruh

independensi terhadap kualitas audit yang dimoderasi tekanan anggaran waktu telah diteliti oleh

Novlesyah (2021), Taman et al (2018), Darmawan (2018), Pasamba et al (2019), Hidayah (2021),

Rustini et al (2021), Independensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit, taw tidak mampu

memoderasi independensi terhadap kualitas audit

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel time budget pressure memperlemah hubungan antara
independensi auditor dengan kualitas audit

Positif. Aswar et al (2021) bahwa kompetensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit, auditor
lebih memperhatikan pentingnya faktor kualitas pemahaman atau kompetensi auditor dalam
melaksanakan tugas audit daripada independensi

Aswar et al (2021)

Faktor lain yang mempengaruhi kualitas audit yaitu pengalaman kerja. Kertarajasa et al (2019)
mengungkapkan bahwa auditor yang memiliki banyak pengalaman dalam bidang audit dan
akuntansi mereka cenderung dapat menemukan kelainan, sehingga mereka dapat meningkatkan
kualitas audit yang mereka berikan. Menurut Tubbs (1990) semakin berpengalaman auditor,
mereka semakin peka dengan kesalahan penyajian laporan keuangan dan semakin memahami
hal-hal yang terkait dengan kesalahan yang ditemukan. Pengalaman auditor dalam melakukan
tugasnya sebagai pemeriksa laporan keuangan juga menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi kualitas audit. Pengetahuan seorang auditor semakin meningkat seiring dengan
bertambahnya pengalamannya dalam melakukan tugas audit. Hal ini sesuai dengan pendapat
Singgih dan Bawono (2010) dalam Octaviani & Puspitasari (2018) yang mengatakan bahwa
auditor yang berpengalaman memiliki keunggulan dalam hal mendeteksi kesalahan, memahami
kesalahan secara akurat dan mencari penyebab kesalahan. Penelitian pengaruh pengalaman kerja
terhadap kualitas audit yang dimoderasi tekanan anggaran waktu telah diteliti oleh Darmawan,
2018), Rustini et al (2021), Noviani & Yani (2021) hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman
kerja memiliki pengaruh positif terhadap kualitas audit. Negatifnya?

Noviani & Yani (2021) Tidak ada moderasi time budget of pressure pada pengaruh pengalaman
terhadap kualitas audi

Kompetensi, independensi dan pengalaman kerja merupakan komponen penting dari

tugas audit, sehingga tidak mengherankan jika cara auditor pemula dan auditor berpengalaman

akan berbeda dalam menanggapi informasi yang akan digunakan atau untuk analisis penilaian.

Idealnya, jika auditor sudah memiliki semua kriteria tersebut di atas, maka kemungkinan audit

yang dihasilkan akan berkualitas tinggi. Namun kualitas audit akan memiliki beberapa hambatan

jika auditor memiliki tekanan anggaran waktu dalam perikatan audit mereka. Tekanan anggaran

waktu adalah kondisi dimana auditor dituntut untuk menyelesaikan audit tepat waktu dan

menuntut agar auditor melakukan efisiensi waktu terhadap anggaran waktu yang telah disusun.

Masalah akan muncul ketika objek yang akan diaudit menjadi lebih kompleks sedangkan waktu

yang dianggarkan tidak sesuai dengan kondisi. Dengan demikian, auditor hanya akan melakukan

prosedur audit terbatas pada akun tertentu untuk mengejar waktu yang dianggarkan sehingga

kemungkinan pendeteksian salah saji oleh auditor akan lebih kecil jika auditor tidak melakukan

audit secara keseluruhan (Said & Munandar, 2018).

Tekanan anggaran waktu memiliki kemungkinan pengaruh dalam menciptakan tekanan,

ketika waktu terlalu terbatas serangkaian target akan menjadi sulit. Karena auditor menganggap

waktu sebagai metrik kinerja, beban auditor dapat meningkat (Zakaria et al., 2013). Hal ini
karena tekanan anggaran waktu adalah metode penilaian kinerja untuk auditor publik serta

mekanisme organisasi dan pemantauan. Dalam kondisi ini, auditor akan dihadapkan pada pilihan

perilaku disfungsional (Mcnamara & Liyanarachchi, 2008). Coram dkk (2004) menjelaskan

bahwa auditor akan menerima bukti audit yang meragukan dan mengabaikan risiko jika ada

tekanan yang tinggi pada anggaran waktu. Dengan demikian, salah saji material tidak dapat

dideteksi yang dapat menyebabkan penurunan kualitas audit. Anggaran waktu yang lebih lama

dapat membuat auditor tidak termotivasi untuk bekerja lebih keras. Sebaliknya, anggaran waktu

yang terlalu terbatas dapat menyebabkan perilaku kontra produktif (Novlesyah, 2021).

Dalam praktiknya, adanya tekanan anggaran waktu dapat menimbulkan dampak yang

buruk bagi kinerja auditor karena dengan adanya tekanan anggaran waktu terkadang auditor akan

menyikapinya dengan melakukan disfungsional audit yang menyebabkan kinerja auditor dalam

menghasilkan audit menurun karena melanggar standar audit dan prinsip etika auditor. Namun

sebaliknya, adanya tekanan anggaran waktu terkadang juga menimbulkan motivasi tersendiri

bagi auditor untuk menyelesaikan pekerjaannya secara efektif dan efisien dengan melaksanakan

audit secara fungsional sesuai prosedur, sehingga pelaksanaan perikatan audit akan lebih

terorganisir. Maka dari itu, masih terdapat hasil penelitian yang belum pasti mengenai dampak

tekanan anggaran waktu secara langsung yang akan mempengaruhi profesionalisme,

independensi dan pemahaman atas good governance sebagai kinerja auditor (Novlesyah, 2021).

Berdasarkan penjelasan mengenai faktor-faktor dari penelitian terdahulu yang

mengungkapkan bahwasannya terdapat dua faktor yang mempengaruhi kinerja auditor yaitu

faktor internal dan faktor eksternal. Maka dari itu pada penelitian ini penulis bermaksud

menggali faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit pemerintah di Perwakilan BPK


Provinsi Bengkulu dengan pertimbangan adanya perbedaan hasil beberapa penelitian terdahulu

yang telah disebutkan di atas.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan teori atribusi, menurut Fritz Heider (1958)

pencetus teori atribusi, teori atribusi merupakan teori yang menjelaskan tentang prilaku

seseorang. Teori ini mengacu tentang bagaimana seseorang menjelaskan penyebab perilaku

orang lain atau dirinya sendiri yang akan ditentukan oleh faktor internal misalnya sifat, karakter,

sikap, kepribadian, kemampuan, motivasi ataupun faktor eksternal misalnya kondisi pengaruh

sosial, nilai-nilai sosial, pandangan masyarakat, serta tekanan situasi atau keadaan tertentu yang

akan memberikan pengaruh terhadap perilaku individu. Bahwasannya teori atribusi dapat

menaungi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja auditor. Faktor karakteristik personal

dikonfirmasi dalam teori atribusi bahwa konsep perilaku yang diterapkan oleh auditor akan

memberikan pengaruh terhadap kinerja yang mereka laksanakan karena mengaitkan karakter

personal individu yang meliputi kompetensi, independensi dan pengalaman kerja dalam profesi

yang mereka lakukan.

Selain karakteristik personal, kinerja seseorang dapat juga di atribusikan melalui tekanan

yang diberikan meliputi tekanan anggaran waktu, mengkonfirmasi teori atribusi bahwa konsep

perilaku individu yang disebabkan oleh pengaruh dari orang lain maupun lingkungan tempatnya

bekerja akan memberikan pengaruh terhadap kinerja yang dilaksanakan karena mengaitkan diri

individu terhadap karakteristik situational atau karakteristik lingkungan dalam profesi yang

mereka lakukan. Pentingnya penelitian ini adalah untuk menguji kinerja auditor pemerintah yang

meliputi kompetensi, independensi dan pengalaman kerja terhadap kualitas audit yang

dimoderasi tekanan anggaran waktu. Agar tidak terjadi keraguan hasil audit yang dihasilkan oleh

Auditor Pemerintah Perwakilan BPK Provinsi Bengkulu. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya terletak pada objek penelitiannya, karena penelitian sebelumnya

mengambil data auditor BPK RI, sedangkan penelitian ini mengambil data auditor Perwakilan

BPK Provinsi Bengkulu dengan tujuan untuk melihat apakah hasil penelitian selanjutnya akan

sama atau berbeda dengan beberapa penelitian terdahulu apabila dilakukan penelitian dengan

lokasi yang berbeda. Alasan memilih auditor BPK sebagai responden penelitian adalah karena

BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara. Meskipun BPK

telah melakukan audit, masih saja ditemukan masalah dan hambatan dalam pemeriksaan

keuangan negara seperti yang dilansir dalam …

Reformasi birokrasi merupakan salah satu upaya pemerintah dalam membangun aparatur

negara untuk meningkatkan profesionalitas aparatur negara dan untuk mewujudkan tata

pemerintahan yang baik, di pusat maupun daerah.

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan dan adanya perbedaan hasil penelitian

dari beberapa penelitian terdahulu, oleh karena itu peneliti tertarik mengambil judul “Pengaruh

kompetensi, independensi dan pengalaman kerja terhadap kualitas audit dengan tekanan

anggaran waktu sebagai variabel moderasi”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, maka perumusan

masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah Kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit?

2. Apakah independensi berpengaruh terhadap kualitas audit?

3. Apakah pengalaman kerja berpengaruh terhadap kualitas audit?

4. Apakah tekanan anggaran waktu memoderasi pengaruh kompetensi terhadap kualitas

audit?
5. Apakah tekanan anggaran waktu memoderasi pengaruh independensi terhadap kualitas

audit?

6. Apakah tekanan anggaran waktu memoderasi pengaruh pengalaman kerja terhadap

kualitas audit?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah:

1) Untuk menguji dan membuktikan pengaruh kompetensi terhadap kualitas audit.

2) Untuk menguji dan membuktikan pengaruh independensi terhadap kualitas audit.

3) Untuk menguji dan membuktikan pengaruh pengalaman kerjai terhadap kualitas audit.

4) Untuk menguji dan membuktikan tekanan anggaran waktu dalam memoderasi pengaruh

kompetensi terhadap kualitas audit.

5) Untuk menguji dan membuktikan tekanan anggaran waktu dalam memoderasi pengaruh

independensi terhadap kualitas audit.

6) Untuk menguji dan membuktikan tekanan anggaran waktu dalam memoderasi pengaruh

pengalaman kerja terhadap kualitas audit.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat untuk beberapa hal seperti yang akan dijabarkan

dibawah ini:

1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada

pengembangan teori atribusi dibidang auditing, sebuah teori yang menggambarkan penyebab dan

perilaku auditor. Bagaimana auditor dalam menghasilkan kinerja berupa informasi hasil audit

untuk ditujukan kepada pihak pengguna laporan audit yang dipengaruhi oleh faktor internal dan
faktor eksternal. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan

ilmu pengetahuan dan referensi serta menjadi rujukan dalam bidang pengauditan yang berkaitan

dengan kompetensi, independensi pengalaman kerja terhadap kualitas audit dengan tekanan

anggaran waktu sebagai variabel moderasi. Serta sebagai media informasi dalam melakukan

penelitian lanjutan mengenai kualitas audit.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Auditor

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan motivasi diri dalam rangka

meningkatkan kualitas diri sebagai seorang auditor yang sesuai dengan kode etik

profesinya untuk pemerintah maupun untuk dirinya sendiri.

2. Bagi BPK

Hasil penelitian diharapkan sebagai referensi dan bahan pertimbangan dalam rangka

meningkatkan kinerja, mutu dan kualitas audit para auditor pada Perwakilan BPK

Provinsi Bengkulu.

3. Bagi pihak lain

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah referensi bagi peneliti selanjutnya yang

akan melakukan penelitian serupa dimasa akan datang yang menaruh minat dalam

penelitian sejenis yang berkaitan dengan kinerja auditor.

1.5 Ruang lingkup Penelitian

Agar penelitian ini terarah maka perlu adanya pembatasan dan ruang lingkup dalam

penelitian. Peneliti memfokuskan membahas mengenai variabel dependen yaitu kualitas audit,

yang dipengaruhi oleh variabel independennya yaitu kompetensi, independensi, pengalaman


kerja dan tekanan anggaran waktu sebagai variabel moderasi. Populasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah auditor Perwakilan BPK Provinsi Bengkulu.

Anda mungkin juga menyukai