PROPOSAL
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pada
Universitas Negeri Gorontalo
Oleh
921418162
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merupakan salah satu lembaga yang tidak
seorang auditor dapat bersikap objektif terhadap semua kegiatan yang diperiksa
dan bertindak secara indpenden. Seorang auditor dituntut untuk dapat melakukan
pemeriksaan sesua dengan ketentuan dan standar audit yang berlaku. Hal tersebut
oleh pihak diluar eksekutif, yaitu masyarakat dan Dewan Perwakilan Rakyat
adalah mekanisme yang dilakukan oleh eksekutif untuk menjamin bahwa sistem
professional untuk memeriksa apakah hasil kinerja pemerintah telah sesuai dengan
good government. Namun demikian, hasilnya sering tidak sesuai dengan yang
hasil audit investigasi. IAW menganggap, hasil audit investigasi BPK terhadap
kasus Century tidak valid dan justru lebih terlihat sebagai audit dengan
hasil audit sangat meragukan karena di dalamnya BPK tidak dapat menyimpulkan
siapa saja orang yang bersalah dalam kasus Century, bahkan tidak menyebutkan
rincian angka yang jelas sama sekali (Puri, kompas.com, 2009). Kemudian dalam
harian detik news Menteri keuangan Agus Martowardojo mengkritik hasil audit
investigatif Hambalang. yang ternyata hasil audit tidak sebagus yang dia
lebih baik, namun laporan audit hasil pekerjaan Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) itu tidak sesuai dengan yang ia harapkan. Beliau juga mengungkapkan
bahwa laporan audit tersebut tidak memberi keyakinan sebagai laporan hasil audit
sebagai salah satu lembaga tinggi negara, memegang peran yang strategis
dari standar umum, standar pelaksanaan, dan standar pelaporan pemeriksaan yang
pemeriksaan, BPK telah menyusun standar pemeriksaan pertama kali pada tahun
1995 yang disebut Standar Audit Pemerintahan (SAP). Seiring dengan perubahan
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) 2007 dinilai tidak sesuai lagi
kebutuhan saat ini. Oleh karena itu, SPKN 2007 selanjutnya ditetapkan menjadi
Peraturan BPK Nomor 1 Tahun 2017. Sejak Peraturan BPK ini, SPKN mengikat
BPK maupun pihak lain yang melakukan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung
keuangan negara yang lebih baik, akuntabel, transparan, ekonomis, efisien, dan
efektif.
tingkat temuan adanya pelanggaran sistem akuntansi yang dijalankan oleh klien
dan penyampaian hasil temuannya dalam laporan audit yang dijadikan dasar
Salah satu faktor yang dapat mendukung untuk meningkatkan kualitas audit
berarti bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan dan tidak tergantung oleh lain,
meningkatkan kualitas audit sebagai hasil dari pekerjaannya. Standar umum kedua
(SA seksi 220 dalam SPAP, 2011) menyebutkan bahwa “Dalam semua hal yang
atau memihak kepada kepentingan orang lain. Auditor yang bersikap independen
akan memberikan penilaian yang nyata terhadap laporan keuangan dan mengakui
Hal itu didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Kharismatuti (2012) dan
terhadap kualitas audit. Namun, penelitian yang dilakukan oleh Efendy (2010) dan
Kisnawati (2012) menunjukan bahwa independensi tidak berpengaruh terhadap
kualitas audit.
kualitas audit yang dilakukan akuntan publik semakin menurun setelah terjadi
beberapa kasus yang berkaitan dengan hasil audit para akuntan publik yang telah
dibahas diatas. Untuk itu ada tiga indikator yang dapat mengukur akuntabilitas
tesebut. Kedua, seberapa besar usaha atau daya pikir yang diberikan untuk
seseorang diberi sebuah tugas maka orang tersebut akan berusaha sebaik mungkin
itu didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Bustami (2012) dan
Untuk itu dengan adanya perbedaan hasil dari berbagai penelitian terdahulu