Anda di halaman 1dari 13

Pengaruh Kompetensi, Objektivitas dan Independensi Auditor Internal

terhadap Kualitas Audit Pada Perbankan di Kota Padang


Suriati Nasra

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis : 1) kompetensi auditor internal berpengaruh
terhadap kualitas audit; 2) Objektivitas auditor internal berpengaruh terhadap kualitas
audit; 3) independensi auditor internal berpengaruh terhadap kualitas audit; dan 4)
kompetensi, objektivitas, dan independensi auditor internal berpengaruh terhadap
kualitas audit pada perusahaan perbankan di Kota Padang. Jenis penelitian ini adalah
penelitian causative untuk menguji hipotesis dengan menggunakan metode survei.
Populasi dalam penelitian ini adalah auditor internal pada perusahaan perbankan di Kota
Padang. Metode pemilihan sampel yaitu Non-probability dengan teknik sampling
berupa purposive Sampling, yaitu dengan pertimbangan bahwa yang akan menjadi
sampel adalah karyawan bank bekerja pada bagian auditor internal pada saat kuesioner
dibagikan dengan jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 43 responden. Teknik analisis
data yang digunakan adalah regresi berganda dengan menggunakan pengujian uji t dan
koefisien determinasi (R²) dengan program SPSS versi 17.0 Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa : 1) kompetensi berpengaruh tidak signifikan terhadap kualitas
audit ; 2) objektivitas berpengaruh tidak signifikan terhadap kualitas audit; 3)
independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit; dan 4) kompetensi,
objektivitas, dan independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Nilai
adjusted R square adalah sebesar 0.577, hal ini mengindikasikan bahwa kontribusi
variabel independent terhadap variabel dependen adalah sebesar 57.7 % sedangkan
42.3% ditentukan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Keyword: Kompetensi, Objektivitas, Independensi, Kualitas Audit, Auditor Internal

PENDAHULUAN
Dengan semakin berkembangnya perbankan, yang diiringi dengan semakin
banyaknya departemen, bagian-bagian, atau unit-unit untuk menjalankan masing-masing
fungsi sesuai prosedur, maka diperlukan sistem manajemen yang lebih baik. Melihat
kondisi seperti ini manajemen perusahaan dihadapkan pada keterbatasan kemampuan
untuk mengawasi dan mengendalikan operasi perusahaan. Dalam rangka mencapai
sistem manajemen yang lebih baik diperlukan Satuan Pengawasan Internal dalam
bentuk pemeriksaan (audit) internal, sehingga manajemen mengandalkan peran auditor
internal dalam mengatasi keterbatasan tersebut. (Suroso, 2009:1).
Audit internal merupakan suatu aktivitas konsultasi yang dikelola secara
independen dan objektif, yang dirancang sebagai penambah nilai untuk meningkatkan
kegiatan operasional perusahaan. Secara efektif, auditor internal menyediakan informasi
yang dibutuhkan manajer dalam melaksanakan tanggung jawab. Penilaian secara
independen dilakukan auditor internal pada suatu perusahaan untuk menilai kegiatan
operasional dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta efektivitas dan
efisiensi dari kinerja perusahaan. (Sawyer, 2005: 7). Oleh karena itu, auditor internal
diharapkan mampu menghasilkan kualitas audit yang baik guna memenuhi kebutuhan

1
manajemen dalam proses pengambilan keputusan sehingga dapat meningkatan kinerja
perusahaan.
Government Accountability Office (GAO) dalam Lowenshon et al. (2005)
mendefinisikan kualitas audit sebagai pemenuhan terhadap standar profesional dan
terhadap syarat-syarat sesuai perjanjian, yang harus dipertimbangankan. Di Indonesia,
Konsorsium Organisasi Profesi Auditor Internal yang pada tanggal 12 Mei 2004 telah
mengeluarkan Buku Standar Profesi Audit Internal (SPAI), mengatur standar atribut
yang menjelaskan bagaimana seharusnya bentuk audit internal yang baik (Amin,2009:7).
Didalam buku tersebut dinyatakan seorang auditor internal haruslah memiliki
independensi (standar atribut 1100) dan Objektivitas (standar atribut 1120). Christiawan
(2005) mengungkapkan bahwa kualitas audit ditentukan oleh dua hal yaitu independensi
dan kompetensi. Berdasarkan kedua pendapat dari para ahli tersebut, maka dalam
penelitian ini peneliti mencoba mengakomodir pendapat kedua ahli dengan melihat
bagaimana kompetensi, objektivitas dan independensi mempengaruhi kualitas audit
dalam auditor internal.
Kompetensi adalah kemampuan auditor untuk mengaplikasikan pengetahuan dan
pengalaman yang dimilikinya dalam melakukan audit sehingga auditor dapat melakukan
audit dengan teliti, cermat dan obyektif. Terkait dengan objektivitas, Auditor internal
haruslah memiliki sikap mental yang objektf, tidak memihak dan mengihindari
kemungkinan timbulnya pertentangan konfilik kepentinga (Conflict on interset).
Independensi menurut Mulyadi (2002: 26-27) dapat diartikan sikap mental yang bebas
dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain.
Penerapan peranan auditor internal ini, perusahaan perbankan merupakan salah
satu jenis usaha yang menerapkan adanya bagian auditor internal dalam susunan
organisasi mereka, karena perbankan merupakan perusahaan yang dalam menjalankan
usahanya berdasarkan trust dari nasabah dalam pengelolaan uang nasabah, sehingga
bank perlu memastikan bahwa setiap bagian dalam perusahaan berjalan sesuai dengan
prosedurnya..
Berdasarkan latar belakang di atas dan untuk melihat pengaruh,
independensi, kompetensi, dan objektivitas auditor internal terhadap kualitas audit,
maka judul yang diambil dalam penelitian ini yaitu “Pengaruh Kompetensi,
Objektivitas dan Independensi Auditor Internal terhadap Kualitas Audit Pada
Perbankan di Kota Padang”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang dan merujuk pada penelitian- penelitian
sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah kompetensi auditor internal berpengaruh terhadap kualitas audit pada
perbankan di Kota Padang?
2. Apakah Objektivitas auditor internal berpengaruh terhadap kualitas audit pada
perbankan di Kota Padang?
3. Apakah independensi auditor internal berpengaruh terhadap kualitas audit pada
perusahaan perbankan di Kota Padang?

KAJIAN TEORI
Audit Internal
Pengertian audit menurut Arens et al. (2008:4) adalah sebagai berikut, “Auditing is
accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on
the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing
should be done by a competent, independent person”, yang berarti audit adalah
akumulasi dan evaluasi dari bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan

2
tingkat korespondensi antara informasi dan kriteria yang ditetapkan. Audit harus
dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.
Menurut Mulyadi (2002:9) audit adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh
dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang
kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian
antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta
penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.
Berdasarkan definisi tersebut terlihat bahwa audit harus dilakukan oleh orang yang
independen dan kompeten. Auditor harus memiliki kualifikasi untuk memahami kriteria
yang digunakan dan harus kompeten untuk mengetahui jenis serta jumlah bukti yang
akan dikumpulkan guna mencapai kesimpulan yang tepat setelah memeriksa bukti itu.
Auditor juga harus memiliki sikap mental independen. Kompetensi orang-orang yang
melaksanakan audit akan tidak ada nilainya jika mereka tidak independen dalam
mengumpulkan dan mengevaluasi bukti (Arens dkk, 2008 : 5).
Dari uraian definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa audit internal adalah
aktivitas pemeriksaan dan pemberian jasa konsultasi yang dikelola secara independen
dan efektif sehingga dapat membantu memberikan nilai tambah untuk aktivitas
operasional perusahaan dan membatu dalam pencapaian tujuan perusahaan yang telah
ditetapkan.
Kualitas Audit
Kualitas audit merupakan hal yang sangat penting di dalam suatu perusahaan
karena memberikan pengaruh besar dalam kegiatan perusahaan. Menurut Halim
(2008:59) laporan keuangan yang berguna bagi pembuatan keputusan adalah laporan
keuangan yang berkualitas. Oleh sebab itu, kualitas audit merupakan hal yang sangat
penting untuk dihasilkan oleh auditor dalam melakukan pengauditan. De Angelo (1981)
yang dikutip Alim dkk (2007) mendefinisikan bahwa kualitas audit sebagai probabilitas
dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran
dalam sistem akuntansi kliennya.
Rosnidah (2010) mengemukakan kualitas audit adalah pelaksanaan audit yang
dilakukan sesuai dengan standar sehingga mampu mengungkapkan dan melaporkan apabila
terjadi pelanggaran yang dilakukan klien. Dapat disimpulkan bahwa kualitas hasil audit
internal merupakan kemungkinan yang dilakukan auditor pada saat mengaudit laporan
keuangan dapat menemukan pelanggaran dalam sistem akuntansi serta melaporkan ke dalam
laporan keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan
Kualitas audit menurut sukriah et al. (2009) yaitu kemungkinan (joint probability)
bagi seorang auditor untuk menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam
sistem akuntansi kliennya. Kemungkinan bagi seorang auditor untuk menemukan salah
saji tergantung pada kualitas pemahaman auditor (kompetensi), sementara tindakan
melaporkan salah saji tergantung pada independensi auditor. Kualitas audit ini sangat
penting karena kualitas audit yang tinggi akan menghasilkan laporan audit yang dapat
dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan.
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas audit adalah
kemampuan seorang auditor dalam menemukan pelanggaran atau salah saji, sehingga
auditor harus memiliki kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional.
Seorang auditor harus mempunyai kemampuan pemahaman dan keahlian teknis.
Sementara itu, melaporkan pelanggaran klien merupakan sikap independensi yang harus
dimiliki oleh auditor.
Kompetensi
Standar umum pertama menyebutkan bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang
atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor,
sedangkan standar umum ketiga menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan audit dan

3
penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan
cermat dan seksama (SPAP, 2011;150:1). Kompetensi auditor adalah kualifikasi yang
dibutuhkan oleh auditor untuk melaksanakan audit dengan benar. Dalam melaksanakan
audit, seorang auditor harus memiliki mutu personal yang baik, pengetahuan yang
memadai, serta keahlian khusus dibidangnya. Menurut Tubbs (1992) dalam Mabruri dan
Winarna (2010) menyatakan bahwa dalam mendeteksi sebuah kesalahan, seorang
auditor harus didukung dengan pengetahuan tentang apa dan bagaimana kesalahan
tersebut terjadi.
Kompetensi auditor internal dapat tercapai apabila dalam melaksanakan
pemeriksaan, auditor internal memiliki keahlian, menerapkan kecermatan professional,
serta meningkatkan kemampuan teknisnya melalui pendidikan yang berkelanjutan.
Dengan demikian auditor akan mempunyai semakin banyak pengetahuan mengenai
bidang yang digelutinya sehingga dapat mengetahui berbagai masalah secara
mendalam. Auditor internal juga dituntut untk menguasai disiplin ilmu lain yang
mendukung pekerjaannya dan mempunyai keterampilan dalam berhubungan dengan
orang lain dan berkomunikasi secara efektif.
Menurut De Angelo (1981) kompetensi memiliki 2 (dua) kompnen yaitu
pengetahuan dan pengalaman. Menurut Kusharyanti (2003) secara umum ada lima jenis
pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang auditor, yaitu: (1) Pengetahuan
pengauditan umum, (2) Pengetahuan area fungsional, (3) Pengetahuan mengenai isu-isu
akuntansi yang paling baru, (4) Pengetahuan mengenai industri khusus, dan (5)
Pengetahuan mengenai bisnis umum serta penyelesaian masalah. Tubbs (1992) dalam
Mayangsari (2003) auditor yang berpengalaman memiliki keunggulan dalam hal: (1)
Mendeteksi kesalahan, (2) Memahami kesalahan secara akurat, (3) Mencari penyebab
kesalahan. Pengalaman merupakan akumulasi gabungan dari semua yang diperoleh
melalui berhadapan dan berinteraksi secara berulang-ulang dengan sesama benda alam,
keadaan, gagasan, dan penginderaan (Elfarini, 2007). Nirmala dan Cahyonowati (2013)
menemukan bahwa auditor berpengalaman mempunyai pemahaman yang lebih baik.
Objektivitas
Obyektifitas adalah suatu keyakinan, kualitas yang memberikan nilai bagi jasa atau
pelayanan auditor. Pusdiklatwas BPKP (2005), menyatakan obyektifitas sebagai
bebasnya seseorang dari pengaruh pandangan subyektif pihak-pihak lain yang
berkepentingan, sehingga dapat mengemukaan pendapat menurut apa adanya. Unsur
perilaku yang dapat menunjang obyektifitas antara lain (1) dapat diandalkan dan
dipercaya, (2) tidak merangkap sebagai panitia tender, kepanitiaan lain dan atau
pekerjaan-pekerjaan lain yang merupakan tugas operasional obyek yang diperiksa, (3)
Tidak berangkat tugas dengan niat untuk mencari-cari kesalahan orang lain, (4) dapat
mempertahankan kriteria dan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang resmi, serta (5) dalam
bertindak maupun mengambil keputusan didasarkan atas pemikiran yang logis.
Objektivitas menurut Muljono (1987:14) merupakan suatu sikap yang perlu
dikembangkan oleh seorang auditor internal dalam melaksanakan tugasnya. Seorang
auditor harus selalu bertindak secara objektif berdasarkan bukti-bukti otentik yang
diperolehnya selama melakukan pemeriksaan dan sebelum melaporkan hasil auditnya
perlu mengadakan review dan pengujian kembali atas data/fakta/informasi yang
diperolehnya.
Penelitian Sukriah, dkk (2009) dan Mabruri dan Winarna (2010) membuktikan
bahwa pengaruh obyektivitas terhadap kualitas hasil pemeriksaan dan hasilnya positif.
Semakin tinggi tingkat obyektivitas auditor, maka semakin baik kualitas hasil auditnya.
Oleh karena itu, independensi dan obyektivitas tidak dapat dipisahkan dari seorang
auditor karena mempengaruhi kualitas auditnya dalam penyampaian temuan, opini dan
rekomendasi suatu laporan hasil pemeriksaan.
4
Independensi
Auditor internal dikatakan profesional dalam melaksanakan tugasnya jika
memiliki independensi. Independensi menurut Hery (2010:74) adalah suatu kemandirian
yang dapat memberikan penilaian yang tidak memihak dan tanpa prasangka.
Independensi menurut Sawyer’s et al. (2005:7) merupakan suatu sikap yang harus bebas
dari hambatan, memberikan opini yang objektif, tidak bias, tidak dibatasi, dan
melaporkan masalah yang sebenarnya, bukan berdasarkan keinginan eksekutif atau
lembaga. Sedangkan Arens, dkk (208:111) mengemukakan yang dimaksud dengan
independensi adalah mengambil sudut pandang yang tidak bias.
Menurut Ahson dan Asokan (2004) keputusan independensi adalah kemampuan
auditor untuk melawan tekanan dan mempertahankan sikap yang tidak memihak ketika
ia dihadapkan dengan tekanan pada pekerjaan. Higson (2003) menemukan bahwa jika
auditor tidak independen, orang akan menganggap bahwa audit adalah buang-buang
waktu dan bahwa angka-angka dalam laporan keuangan mungkin menjadi tidak berarti.
Mulyadi (1998:25) Independensi diartikan sebagai sikap mental yang bebas dari
pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain.
Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan
fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam
merumuskan dan menyatakan pendapatnya.
Independen berarti auditor tidak mudah dipengaruhi. Auditor harus mandiri dalam
melaksanakan pekerjaannya secara obyektif dan bebas. Hal tersebut dimaksudkan bahwa
auditor tidak dibenarkan memihak kepentingan siapapun dalam memberikan pendapat,
simpulan dan rekomendasi. Menurut Pusdiklatwas BPKP (2008) menjelaskan seorang
auditor memiliki independensi dalam melakukan audit agar dapat memberikan pendapat
atau kesimpulan yang apa adanya tanpa ada pengaruh pihak berkepentingan.
Ada tiga aspek independensi seorang auditor menurut Mulyadi (1998:49) yaitu
independensi dalam fakta, independensi dalam penampilan, dan independensi dalam
kompetensi:
1. Independensi dalam fakta (Independence in fact)
Auditor harus mempunyai kejujuran yang tinggi dan benar-benar mampu
mempertahankan sikap yang tidak bias sepanjang audit.
2. Independensi dalam penampilan (Independence in appearance)
Aspek ini menyangkut pandangan pihak lain terhadap diri auditor sehubungan
dengan pelaksanaan audit. Auditor harus menjaga kedudukannya sedemikian rupa
sehingga pihak lain akan mempercayai sikap independensi dan objektivitasnya.
3. Independensi dalam kompetensi (Independence in competence)
Aspek ini berbicara mengenai hubungan erat kompetensi atau kemampuan auditor
dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian causative tujuan untuk menguji
hipotesis dengan menggunakan metode survei. Populasi dalam penelitian ini adalah
semua auditor internal pada perusahaan perbankan di Kota Padang yang jumlahnya tidak
diketahui. Penelitian ini merupakan penelitian survei yang salah satu keunggulannya
terletak pada generalisasi, maka semakin banyak responden yang digunakan akan
semakin baik (Kerlinger & Lee, 2000). Akan tetapi, karena keterbatasan jumlah auditor
internal yang tersedia pada bank-bank yang terdapat di Kota Padang, maka jumlah
responden yang diperoleh pada penelitian ini berjumlah 43 orang. Keterbatasan ini
disebabkan, beberapa bank nasional, bagian auditor internalnya hanya terdapat pada
kantor pusat di Jakarta.
5
Metode pemilihan sampel yaitu Non-probability dengan teknik sampling berupa
purposive Sampling, yaitu dengan pertimbangan bahwa yang akan menjadi sampel
adalah karyawan bank bekerja pada bagian auditor internal pada saat kuesioner
dibagikan.

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional


Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel yaitu variabel bebas dan variabel
terikat, yang menjadi variabel bebas yaitu independensi, kompetensi, dan objektivitas.
Sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah kualitas audit. Agar terdapat persamaan
pengertian terhadap variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis
memberikan definisi operasional sebagai berikut:
Tabel 1.
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel Definisi variabel Indikator Sumber
Kualitas Audit (Y) pelaksanaan audit yang 1. Kualitas proses Al Matarneh
dilakukan sesuai dengan standar audit (2011)
sehingga mampu 2. Kualitas hasil
mengungkapkan dan melaporkan audit
apabila terjadi pelanggaran yang 3. Tindak lanjut
dilakukan klien. hasil audit.
Kompetensi (X1) kemampuan auditor untuk 1. Pengetahuan Al Matarneh
mengaplikasikan kapabilitas, Auditor (2011)
keahlian, pengalaman, 2. Pengalaman
keterampilan, sikap, kecakapan, Auditor
dan pengetahuan yang dimiliki
dalam melakukan tugasnya
dengan teliti, cermat, dan
objektif.
Objektivitas (X2) sikap objektif auditor internal 1. Status organisasi Al Matarneh
dalam melaksanakan audit 2. Kebebasan (2011)
ruang lingkup
pekerjaan audit.
Independensi (X3) sikap tidak terikat atau 1. Hubungan Al Matarneh
memihak untuk kepentingan dengan klien (2011)
pribadi yang bertentangan 2. Tekanan dari
dengan integritas dan berbagai
objektifitas pihak.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Untuk mengetahui seberapa besar koefisien regresi dari masing-msing variabel
independent dan bagaimana arah pengaruhnya terhadap variabel dependent, dapat dilihat
dari analisis data regresi berganda yang diperoleh dengan menggunakan program SPSS
Versi 17 seperti pada tabel berikut ini:

6
Tabel 2.
Analisis Regresi Linear Berganda
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .457 .522 .875 .387
KOMP .247 .138 .221 1.791 .081
OBJV .193 .164 .199 1.179 .246
INDP .441 .154 .460 2.857 .007
a. Dependent Variable: KUA
Sumber : Data Primer yang diolah, 2017
Berdasarkan hasil regresi dari tabel 2 diatas, maka dapat ditentukan persamaan
regresi linear berganda dalam penelitian ini sebagai berikut:
Y= 0.457 + 0.247X1 + 0.193X2 + 0.441X3
Keterangan:
Y : Kualitas Audit
X1: Kompetensi
X2: Objektivitas
X3: Independensi
Uji F
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah kompetensi, objektivitas, dan
independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Untuk melakukan uji F
tersebuat digunakan analisis Anova dengan menggunakan program SPSS versi 17 yang
disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 3.
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 9.726 3 3.242 17.701 .000a
Residual 7.143 39 .183
Total 16.869 42
a. Predictors: (Constant), INDP, KOMP, OBJV
b. Dependent Variable: KUA
Sumber : Data Primer yang diolah, 2017
Dari hasil uji F tabel diatas didapat nilai F sebesar 17.701 dengan nilai sig 0,000
< 0,05, berarti uji F yang dilakukan untuk membuktikan bahwa secara bersama-sama
variabel independent (kompetensi, objektivitas, dan independensi) mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap variabel dependent (kualitas audit).
Uji t
Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang dibuat oleh penulis dapat
diterima atau tidak dengan melihat nilai sig. pada tabel regresi linear berganda yang
dapat dilihat pada tabel 2 diatas. dapat dilihat hasil uji t dari masing-masing variabel
independent terhadap variabel dependen sebagai berikut:
1. Dari olahan data diperoleh kompetensi (X1) berpengaruh tidak signifikan terhadap
kualitas audit (Y) pada auditor internal perbankan di Kota Padang. Berdasarkan
pada tabel 2 diperoleh nilai sig. 0.081 > 0.05. Hal ini berarti Ha ditolak dan Ho

7
diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa kompetensi berpengaruh tidak signifikan
terhadap kualitas audit.
2. Dari olahan data diperoleh objektivitas (X2) berpengaruh tidak signifikan terhadap
kualitas audit (Y) pada auditor internal perbankan di Kota Padang. Berdasarkan
pada tabel 2 diperoleh sig 0.246 > 0.05. Hal ini berarti Ha ditolak Ho diterima.
Dengan demikian objektivitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit
3. Dari olahan data diperoleh independensi (X3) berpengaruh signifikan terhadap
kualitas audit (Y) pada auditor internal perbankan di Kota Padang. Berdasarkan
pada tabel 2 diperoleh nilai sig. 0.007 < 0.05. Hal ini berarti Ha diterima dan Ho
ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa independensi berpengaruh secara signifikan
terhadap kualitas audit.
Koefisien Deteminasi
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independent yang terdiri dari
kompetensi, objektivitas, dan independensi terhadap kualitas audit auditor internal pada
perbankan di Kota Padang dapat dilihat dari besarnya nilai R square pada tabel dibawah
ini.
Tabel 4.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 .759 .577 .544 .42797
a. Predictors: (Constant), INDP, KOMP, OBJV
b. Dependent Variable: KUA
Sumber : Data Primer yang diolah, 2017
Dari tabel 4 diatas, nilai R square menunjukkan 0.577, hal ini mengindikasikan
bahwa kontribusi variabel independent terhadap variabel dependen adalah sebesar 57.7
% sedangkan 42.3% ditentukan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
PEMBAHASAN
Hipotesis Pertama (kompetensi memiliki pengaruh positif terhadap kualitas audit)
Lee dan Stone (1995) mendefinisikan kompetensi sebagai suatu keahlian
yang cukup secara eksplisit dapat digunakan untuk melakukan audit secara objektif.
Auditor dalam melaksanakan tugas dapat mengerjakan pekerjaannya dengan mudah,
cepat, dan sangat jarang atau tidak pernah membuat kesalahan, serta didukung
dengan pengetahuan dan keahlian yang memadai, maka bukan tidak mungkin kualitas
hasil audit yang dihasilkan akan meningkat.
Berdasarkan hasil uji t pada tabel 2, didapatkan bahwa nilai signifikansinya
untuk variabel kompetensi sebesar 0.081 yang berarti lebih besar dari tingkat
signifikansi 0.05 dengan koefisien regresi 0.247. Dengan demikian, hipotesis pertama
dalam penelitian ini yaitu kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit
ditolak, namun mempunyai hubungan yang positif atau searah. Hal ini menandakan
bahwa meskipun secara teori kompetensi akan meningkatkan kualitas audit, akan tetapi
bagi para auditor internal perbankan kompetensi yang dimiliki tidak mempengaruhi
kualitas kerja mereka, hal ini disebabkan untuk masuk sebagai auditor internal, para
karyawan yang dipilih memang telah memiliki kompetensi yang diisyaratkan untuk
seorang auditor. Selain itu, dalam melaksanakan pekerjaan audit, auditor melaksanakan
pekerjaan telah berdasarkan dengan SOP audit yang ditetapkan oleh perusahaan,
sehingga apa yang menjadi standar dari hasl pekerjaan audit dapat tercapai.
Hasil pengujian hipotesis ini tidak sejalan dengan yang dilakukan oleh Mansur
(2007), Alim, dkk (2007), dan Efendy (2010) yang menyatakan bahwa kompetensi
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit, tetapi sejalan dengan
8
penelitian yang dilakukan Fahdi (2012) yang menyatakan bahwa kompetensi tidak
berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan, alasannya karena masih
kurangnya pengetahuan auditor dalam memahami entitas yang diaudit, kemudian
kurangnya kemampuan auditor dalam menganalisa permasalahan.
Hipotesis Kedua (objektivitas memiliki pengaruh positif terhadap kualitas audit)
Objektivitas adalah suatu sikap mental independen yang harus dijaga oleh
auditor internal dalam melaksanakan tugasnya. Objektivitas mengharuskan auditor
internal untuk melaksanakan penugasan sedemikian rupa sehingga para auditor
menyakini hasil pekerjaannya dan tidak melakukan kompromi terhadap kualitas
pekerjaan yang signifikan (KOPAI, 2004:47).
Berdasarkan hasil pengolahan data, diketahui bahwa nilai sig. objektivitas terhadap
kualitas audit menunjukkan nilai 0.246. Oleh karena nilai sig. 0.246 > 0.05, dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua dalam penelitian ini ditolak. Hal ini
disebabkan auditor internal belum cukup memiliki sikap objektivitas dalam
menjalankan tanggung jawab profesionalnya. Hasil ini juga mengindikasikan bahwa
objektivitas seorang auditor dalam menjalankan tugasnya masih tidak memiliki
pengaruh, mungkin saja seorang auditor masih terpengaruh terhadap kepentingan, atau
pengaruh tekanan oleh klien dalam menjalankan perananya dalam bertugas sehingga
tidak membantu seorang auditor dalam mencapai kualitas audit. Auditor internal masih
ragu-ragu (netral) dalam memastikan kedudukan audit internal harus terpisah dari
departemen lain dalam perusahaan serta memastikan tidak adanya campur tangan pihak
manajemen dalam menjalankan kegiatan audit. Selain itu, meskipun auditor internal
memiliki objektivitas yang tinggi maupun tidak, tidak berpengaruh terhadap kualitas
audit kerja mereka. Karena dalam melakukan audit internal, auditor telah memiliki SOP
yang mengatur dan mengarahkan kegiatan audit yang mereka lakukan. Hasil dalam
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh penelitian Pria dan Tri
(2015) yang menunjukan bahwa objektivitas tidak berpengaruh signifikan terhadap
kualitas audit.
Hipotesis Ketiga (independensi memiliki pengaruh positif terhadap kualitas audit)
Dalam Standar Umum yang kedua (SA Seksi 220 SPAP, 2011) menyatakan bahwa
“Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap
mental harus dipertahankan oleh auditor”. Standar ini mengharuskan auditor bersikap
independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena auditor melaksanakan
pekerjaannya untuk kepentingan umum. Seorang auditor harus selalu menjaga
independensinya dalam melakukan pekerjaan udit karena profesi auditor merupakan
suatu profesi kepercayaan masyarakat.
Berdasarkan hasil pengolahan data, diketahui bahwa nilai sig. independensi
terhadap kualitas audit menunjukkan nilai 0.007. Oleh karena nilai sig. 0.007 < 0.05,
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga dalam penelitian ini
diterima, yang berarti independensi auditor internal akan mempengaruhi kualitas audit.
Oleh karena tu, apabila seorang auditor tidak dapat menjaga independensinya maka
laporan keuangan yang diauditnya memiliki kualitas audit yang rendah. Namun
sebaliknya, apabila seorang auditor dapat menjaga independensinyaa maka laporan
keuangan yang diauditnya memiliki kualitas audit yang tinggi. Sikap mental
independen Independensi dalam kenyataan akan ada apabila pada kenyataannya auditor
mampu mempertahankan sikap yang tidak memihak sepanjang pelaksanaan auditnya.
Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh dengan Marietta et.al
(2013) dan Alim et.al (2007), yang menyatakan terdapat pengaruh antara independensi
terhadap kualitas audit.

9
Berdasarkan hasil pengolahan data, diketahui bahwa nilai sig. Uji simultan
variabel independent terhadap kualitas audit menunjukkan nilai 0.000. Oleh karena nilai
sig. 0.000 < 0.05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat dalam
penelitian ini diterima, yang berarti secara bersama-sama, variabel independent yang
terdiri dari kompetensi, objeivitas, dan independensi berpengaruh secara signifikan
terhadap kualitas audit auditor internal. Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil audit
yang berkualitas, seorang auditor harus kompeten dibidangnya agar ia tahu apa yang
harus dilakukannya terhadap pekerjaannya dan bagaimana cara mengumpulkan data
yang relevan sehingga objektivitas dalam penilaian dapat diperoleh. Akan tetapi,
kesemua itu tidak akan dapat dicapai jika auditor internal tidak memiliki independensi
dalam melaksanakan tugasnya.

KESIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi, objektivitas
dan independensi terhadap kualitas audit pada perbankan di Kota Padang. Responden
penelitian ini berjumlah 43 auditor internal. Berdasarkan pada data yang telah
dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan
dengan menggunakan model regresi linear berganda, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai signifikansi kompetensi sebesar 0.081
yang berarti lebih besar dari 0.05 dengan nilai koefisien regresi sebesar 0.247. Hal
ini berarati hipotesis pertama ditolak dimana kompetensi berpengaruh secara
positif dan tidak signifikan terhadap kualitas audit pada perbankan di Kota Padang.
2. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai signifikansi objektivitas sebesar 0.246
yang berarti lebih besar dari 0.05 dengan nilai koefisien regresi sebesar 0.193. Hal
ini berarati hipotesis kedua ditolak dimana objektivitas berpengaruh secara positif
dan tidak signifikan terhadap kualitas audit pada perbankan di Kota Padang.
3. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai signifikansi independensi sebesar
0.007 yang berarti lebih kecil dari 0.05 dengan nilai koefisien regresi sebesar
0.441. Hal ini berarati hipotesis ketiga diterima dimana independensi berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap kualitas audit pada perbankan di Kota
Padang.
4. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai signifikansi uji F sebesar 0.000 yang
berarti lebih kecil dari 0.05. Hal ini berarati hipotesis keempat diterima dimana
variabel ndependensi secara berama-sama (simultan) berpengaruh secara positif
dan signifikan terhadap kualitas audit pada perbankan di Kota Padang.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan mengenai pengaruh
kompetensi, objektivitas dan independensi terhadap kualitas audit pada perusahaan
perbankan di Kota Padang, maka peneliti memberikan saran sebagai bahan
pertimbangan dan dapat dijadikan masukan kepada perbankan dan auditor pada sebagai
berikut:
1. Berdasarkan data responden skor terendah pada variabel kompetensi adalah;
perlunya kebijakan tentang persyaratan minimal untuk menjadi auditor internal dan
meningkatkan kegiatan pelatihan dan memiliki sertifikasi yang diakui sehingga
auditor memiliki sikap mental yang objektif, professional, mampu berkomunikasi
dan menyusun laporan dengan jelas.
2. Berdasarkan data responden skor terendah pada variabel objektivitas adalah variabel
Keberadaan komite audit dan kemudahan dalam menilai oleh auditor internal tanpa
adanya campur tangan manajemen.
10
Disarankan kepada perbankan untuk (i) tidak adanya intervensi terhadap auditor
internal, karena auditor haruslah menggunakan pemikiran yang logis dalam
melakukan tindakan maupun mengambil keputusannya dengan tidak memihak
kepada siapapun sehingga auditor dapat mengemukakan pendapat apa adanya sesuai
dengan fakta dan kualitas audit yang dihasilkannya pun dapat
dipertanggungjawabkan dan (ii) adanya program rekuitment dan pengembangan
SDM yang memuat uraian tugas, wewenang yang jelas dari auditor, metode
penilaian auditor dan pengembangan karir auditor.
3. Berdasarkan data responden skor terendah pada variabel independensi adalah
Auditor internal tidak mempunyai hubungan kekerabatan dengan seorang
manager atau staf dari objek yang sedang di audit, hal ini dapat diwujudkan melalui;
(i) mencantumkan pernyataan bebas dari campur tangan pihak lain dalam kode etik,
(ii) melakukan rotasi personil dalam setiap penugasan audit, mendokumentasikan
seluruh aktivitas supervisi berjenjang terhadap kertas kerja pemeriksaan dengan
mencantumkan nama/initial, paraf dan tanggal pelaksanaan supervisi, (iii)
menghindari penugasan personil yang memiliki hubungan istimewa antara auditor
dengan auditee, (iv) membuat pernyataan bebas dari kepentingan pribadi secara
berkala dan (v) menjamin tidak terdapat potensi konfilk kepentingan dalam
penugasan personil.
4. Penelitian selanjutnya agar lebih memperhatikan waktu penelitian. Waktu
penelitian diharapkan tidak dilakukan pada waktu sibuk auditor. Sehingga tingkat
pengembalian (respon rate) kuesioner dapat lebih tinggi dan mendapatkan hasil
yang lebih akurat.
5. peneliti dalam melakukan pengumpulan data tidak hanya menggunakan metode
kuesioner karena akan dikhawatirkan kuesioner akan sulit dan lama untuk
kembali dan tentunya biaya yang akan dikeluarkan pun tidak sedikit, sehingga
disarankan dalam pengumpulan data diterapkan sistem wawancara, dimana
wawancara akan terlihat lebih efektif dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA
Yudistira, D. S., & Susanti, F. (2019). Pengaruh Motivasi Kerja Dan Budaya Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa,
Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana Kabupaten Pesisir Selatan.
https://doi.org/10.31227/osf.io/jk54m
Ridho, M., & Susanti, F. (2019). Pengaruh Stres Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap
Kepuasan Kerja Pada Karyawan Bank Mandiri Syariah Cabang Padang.
https://doi.org/10.31227/osf.io/pa2cg
Lubis, A. Y. O., & Susanti, F. (2019). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Kompensasi
Terhadap Prestasi Kerja Karyawan (Studi pada PT Japfa Comfeed Indonesia (JCI)
Tbk Devisi Fam 1. https://doi.org/10.31227/osf.io/7tbrg
Aldi, Y., & Susanti, F. (2019). Pengaruh Stress Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap
Prestasi Kerja Karyawan Pada PT. Frisian Flag Indonesia Wilayah Padang.
https://doi.org/10.31227/osf.io/et4rn
Widodo, B. H., & Susanti, F. (2019). Pengaruh Human Relation (Hubungan Antar
Manusia), Lingkungan kerja Terhadap Etos Kerja karyawan (Studi Kasus Pada PT.
Pelindo Teluk Bayur Padang ). https://doi.org/10.31227/osf.io/dxm8a
Junaidi, R., & Susanti, F. (2019). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Budaya
Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada UPTD Baltekkomdik Dinas
Pendidikan Provinsi Sumatera Barat. https://doi.org/10.31227/osf.io/bzq75
Selamat, S. Heryanto, H. (2019). Affecting Factors In Employee Performance Koto Baru
Sub-District, Dharmasraya District. Archives of Business Research 7 (7), 142-154
11
Ermayenti, E. Heryanto, H. (2019). The Effect Of Competence And Discipline Of Work
On Public Satisfaction In The Regional Office Of The Ministry Of Religion In
West Sumatera Province With Quality Of Service As An Intervening Variable.
Archives of Business Research 7 (7), 69-87
Kurniawan, H. Heryanto, H. (2019). Effect of Work Discipline and Work Environment
on Employee Performance with Work Motivation as an Intervening Variable in
Department of Tourism, Youth and Sport of Padang District. Archives of Business
Research 7 (7), 88-101
Sari, N. Heryanto, H. (2019). The Effect Of Training And Utilization Of SIPKD On
Competency And Its Impact On The Quality Of Financial Statements In
Dharmasraya Regency SKPD. Archives of Business Research 7 (7), 112-121
Fatra, A. Heryanto, A. (2019). The Effect Of Implementation Of Population
Administration Policy And Employee Motivation On Quality Of Service And Its
Impact On Community Satisfaction In Issuance Of Birth ACCESS (Case in: The
Department of Population and Civil Registration of the Dharmasraya Regency).
Archives of Business Research 7 (7), 155-165
Yusrisal, Y. Heryanto, H.( 2019). The Influence of Leadership and Competence on
Work Motivation and its impact on Employee Performance at the Koto Besar Sub-
District Office, Dharmasraya Regency. Archives of Business Research 7 (7), 122-
131
Syukri, M. Heryanto, H. (2019). The Influence Of Leadership Style, And Organizational
Commitment, On Employee Discipline And Also Its Impact On Employee
Performance Of The Dharmasraya District Community And Village
Empowerment Office. Archives of Business Research 7 (7), 102-111
Septria, D. Heryanto, H. (2019). Performance Capability Analysis and Regional Budget
Evaluation in Implementing Regional Autonomy in Dharmasraya District.
Archives of Business Research 7 (7), 180-187
Meldi, M. Heryanto, H. (2019). The Influence Of Quality Of Human Resources And
Communication On The Performance Of Civil Servants In The Regional
Secretariat Of Dharmasraya Regency With Organizational Commitment As
Intervening Variables. Archives of Business Research 7 (7), 132-141
Wahyuni, N. Heryanto, H. (2019). The Effect of Environment and Motivation on
Employee Performance with Organizational Culture as an intervening variable on
Bank Perkreditan Rakyat Jorong Kampung Tangah Pariaman PT. Archives of
Business Research 7 (5)
Khamri, A. Heryanto, H. (2019). The Influence of the Work Environment, Work
Discipline on the Spirit of Work and Its Impact on Employee Performance at the
Dharmasraya District Health Office. Archives of Business Research 7 (5)
Irvan, RM. Heryanto, H. (2019). The Effect of Competence and Workload on
Motivation and Its Impact on the Performance of Civil Servants at the Regional
Secretariat of the Regency of Dharmasraya. Archives of Business Research 7 (5)
Jamilus, J. Heryanto, H. (2019). The Effect of Competence, Communication &
Motivation on Employee Performance in People’s Welfare Regional Secretariat of
Padang City, Indonesia. Archives of Business Research 7 (5)
Zukriah, A. Heryanto, H. (2019). The Effect Of Work Motivation And Discipline On
Employee Performance In Human Resources Development Agency, West
Sumatera With Education And Training As Variable Intervening. Archives of
Business Research 7 (5)
Marunduri, P. Heryanto, H. (2019). Analysis of the Effect of Training and Motivation on
Organizational Commitments and Its Impact on Employee Performance (Study on

12
Insurance Marketing Agents on Prudential Agency Pru-Aini Gunung Sitoli PT).
Archives of Business
Syamsudirman, S. Yurmain, H. Heryanto, H. (2019). Compensation and Work Culture
on Organizational Performance with in mediation by Work Satisfaction in Fire
Department Service of Sungai Penuh City. Archives of Business Research 7 (2)
Heryanto, H. (2019). The Effect of Work Motivation and Work Environment on
Performance With Satisfaction as Intervening Variables Education Personnel
Rektorate Andalas University. Archives of Business Research 7 (2)
Heryanto, H. Sumarni, S. (2019). The Effect of Certification, Competence, and
Motivation on Teachers Performance of Country Civil Apparatus in Sawahlunto
City. Archives of Business Research 7 (1)
Eliza, Y. (2015). Pengaruh moralitas individu dan pengendalian internal terhadap
kecenderungan kecurangan akuntansi (Studi Empiris Pada SKPD di Kota Padang).
Jurnal Akuntansi (Media Riset Akuntansi & Keuangan) 4 (1), 86-100
Eliza, Y. (2015). Pengaruh Investasi, Angkatan Kerja dan Pengeluaran Pemerintah
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Sumatera Barat. PEKBIS (Jurnal Pendidikan
Ekonomi Dan Bisnis) 7 (3), 198-208
Eliza, Y. Adriani, E. Maryanti, S. (2019). The Analysis Return on Investment Education
of Married Woman in Indonesia. KnE Social Sciences, 667–688-667–688
Maryanti, S. Eliza, Y. Wiyati, R. Thamrin, M. (2018). The Growth of the Population:
Labor Potential Mapping in Pekanbaru Indonesia. IOP Conference Series: Earth
and Environmental Science 175 (1), 012092
Eliza, Y. (2015). Analisis Kepuasan Masyarakat Atas Kualitas Pelayanan Kantor
Kecamatan Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Jurnal Pendidikan
Ekonomi dan Bisnis 7 (1), 65-75
Yuharmain, H. Suryana, Y. Novianty, R, Joeliaty. (2016). An Impact Study Of Rural
Credit Bank Existence Towards Micro And Small Businesses In Padang City.
International Journal Of Scientific & Technology Research 5 (7), 145-150
Edasa, D. Putra, EE. (2015). Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai LPP-RRI Bukittinggi. Jurnal Riset
Manajemen Bisnis dan Publik 3 (2)
Putra, EE. (2015). Keadilan Dalam Organisasi. Buletin Organisasi dan Aparatur
Putra, EE. (2015). Pentingnya ISO Bagi Lembaga Pendidikan Dan Latihan. Buletin
Badan Diklat Prov. Sumatera Barat
Putra, EE. (2015). Urgensi Pengembangan Potensi Aparatur Sipil Negara (ASN). Buletin
Badan Diklat Prov. Sumatera Barat
Putra, EE. (2014). The Effect of Human Capital, Structural and Customer Capital to
Performance of Small Medium Enterprises at West Sumatera Province. Business
Administration at Jose Rizal University
Putra, RY. Marlius, D. (2019). Pengaruh Pendidikan, Pengalaman Kerja dan Etos Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai Di KPN Batur. Academic Conference For Management
2.
Marlius, D. RD Putra. (2018). Strategi Pengembangan Sulam Bayang. Jurnal Benefita:
Ekonomi Pembangunan Manajemen Bisnis Dan Akuntansi. Volume 3. No. 2. Hal.
204-218.

13

Anda mungkin juga menyukai