Anda di halaman 1dari 19

Pengaruh kompetensi, motivasi dan skeptisme profesional terhadap kualitas audit auditor

inspektorat se-provinsi Riau.


By:
Neni Afriyani
Rita Anugerah
Rofika
Email: talklessdomore89@yahoo.com
The influence of competence, motivation and professional skepticism towards on audit quality of
inspectorate auditor in Riau province.

ABSTRACT

The purpose of this research was to asses the influence of competence, motivation and
professional skepticism towards on audit quality of inspectorate auditor in Riau province.
Data for this study was obtained from samples of auditors who work in inspectorate in
Riau Province. A total of 29 responses obtained and used in the analysis. Data was analized
using smartPLS software.
The results showed that (1) the competence and motivation do not have impact on audit
quality, (2) but professional skepticism have a significant impact on audit quality.

Key words: competence, motivation, professional skepticism and audit quality.

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Untuk mencapai pengelolaan menunjang keberhasilan pelaksanaan
keuangan negara yang efektif, efisien, pengendalian adalah efektivitas peran
transparan, dan akuntabel, pimpinan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
lembaga wajib melakukan pengendalian atas (APIP) (PMK No.38/PMK.09/2009).
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan.
Hal ini telah secara tegas dinyatakan dalam Efektivitas peran APIP dalam
pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah menunjang keberhasilan pelaksanaan
Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem pengendalian intern dapat dilihat melalui
Pengendalian Intern Pemerintah (PP SPIP). kualitas audit yang mereka laksanakan
Salah satu faktor utama yang dapat (Diyatama, 2012). Karena dari hasil audit
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

JOM FEKON Vol.1 No. 2 Oktober 2014 1


inilah akan diperoleh informasi-informasi Rp 142 Miliar (RokanHilir) (ICW, 2013).
penting berupa temuan pemeriksaan, Hal ini membuat efektivitas peran dan
simpulan serta rekomendasi untuk kualitas audit Aparat Pengawasan Intern
melakukan tindakan perbaikan. Informasi ini Pemerintah (APIP) pun dipertanyakan.
akan digunakan oleh pihak yang
berkepentingan dalam pengambilan 1.2. Rumusan Masalah
keputusan guna peningkatan kinerja atas
Berdasarkan latar belakang yang telah
bidang yang bermasalah. Ini berarti
diuraikan diatas, ditentukan rumusan
berkualitas atau tidaknya hasil audit akan
masalah sebagai berikut: ³apakah
mempengaruhi kesimpulan akhir auditor dan
kompetensi, motivasi dan skeptisme
secara tidak langsung juga akan
profesional berpengaruh terhadap kualitas
mempengaruhi tepat atau tidaknya
audit auditor inspektorat?´
keputusan yang akan diambil oleh pimpinan
lembaga. 1.3. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
DeAngelo (1981) dalam Deis dan Tujuan penelitian ini adalah untuk
Groux (1992) mendefinisikan kualitas audit mengetahui pengaruh kompetensi, motivasi
sebagai probabilitas nilaian-pasar bahwa dan skeptisme profesional terhadap kualitas
laporan keuangan mengandung kekeliruan audit auditor inspektorat. Sedangkan
material dan auditor akan menemukan dan manfaat penelitian ini adalah sebagai
melaporkan kekeliruan material tersebut. sumbangan ppemikiran yang dapat
Deis dan Groux (1992) menjelaskan bahwa digunakan dalam pengembangan ilmu yang
probabilitas untuk menemukan pelanggaran lebih lanjut tentang kompetensi, motivasi
tergantung pada kemampuan teknis auditor dan skeptisme profesional dalam
dan probabilitas melaporkan pelanggaran mempengaruhi kualitas audit.
tergantung pada independensi auditor.
Namun, beberapa tahun terakhir
kasus korupsi atau kecurangan yang terjadi II. TINJAUAN PUSTAKA
di lingkungan pemerintahan marak terjadi.
Hal ini berdasarkan data Komisi 2.1 Landasan Teori
Pemberantasan Korupsi (KPK) tahun 2012, 2.1.1 Kualitas Audit
Provinsi Riau masuk peringkat 7 besar
provinsi yang banyak dilaporkan dalam Wooten (2003) dalam Prasita dan
kasus korupsi oleh masyarakat. Hingga akhir Adi (2007) mendefinisikan kualitas audit
tahun 2012, sebanyak 1.787 laporan dugaan sebagai adanya jaminan auditor bahwa
korupsi yang terjadi di Provinsi Riau laporan keuangan tidak menyajikan
dilaporkan ke KPK. Bentuk korupsi yang kesalahan yang material atau memuat
terjadi umumnya markup, penggelapan dan kecurangan. Sedangkan De Angelo (1981)
laporan fiktif atas pengugunaan Anggaran dalam Deis dan Giroux (1992)
Pendapatan Dan Belanja (APBD) Provinsi mendefinisikan kualitas audit sebagai
dan Kabupaten Kota. Anggaran yang probabilitas seorang auditor dapat
dikorup terendah tingkatan Kabupaten Kota menemukan dan melaporkan suatu
senilai Rp 200 juta (Dumai) hingga tertinggi penyelewengan dalam sistem akuntansi
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

JOM FEKON Vol.1 No. 2 Oktober 2014 2


kliennya. Dalam sektor publik, kualitas pengauditan, akuntansi dan industri klien.
audit untuk inspektorat, menurut buku Selain itu diperlukan juga pengalaman
Manajemen Fungsi Audit Internal Sektor dalam melakukan audit. Auditor yang
Publik (STAN, 2007:94-96), diukur dari: berpengalaman mempunyai pemahaman
yang lebih baik atas laporan keuangan
1. Temuan material dan rekomendasi yang sehinga keputusan yang diambil bisa lebih
dapat ditindaklanjuti. baik (Libby dan Frederick, 1990). Tubs
2. Tanggapan dan umpan balik dari auditi (1992) dalam penelitiannya melakukan
3. Penerapan profesionalisme auditor pengujian efek pengalaman terhadap
dalam pelaksanaan pekerjaan audit. kesuksesan pelaksanaan audit. Hasilnya
Auditor dituntut untuk selalu menunjukkan semakin banyak pengalaman
menggunakan keahlian dan kecermatan yang dimilki auditor, semakin banyak
professional dalam setiap pekerjaa kesalahan yang dapat ditemukan oleh
4. Kepatuhan terhadap rencana audit. auditor. Dan berdasarkan konstruk yang
5. Tidak adanya kejutan dalam pekerjaan dikemukakan oleh De Angelo (1981),
audit yang dilaksanakan. kompetensi diproksikan dalam dua hal yaitu
6. Penggunaan biaya seefektif mungkin pengetahuan dan pengalaman.
untuk pekerjaan audit. 2.1.2.1 Pengetahuan
7. Pembinaan dan pengembangan staf
audit. Pengetahuan didefinisikan sebagai
8. Evaluasi dari auditor ekternal. segala sesuatu yang diketahui berkenaan
9. Permintaan audit oleh auditi dengan hal tertentu (Elfarini, 2007). Secara
10. Review internal umum ada 5 pengetahuan yang harus
11. Peer review dimiliki oleh seorang auditor (Kusharyanti,
12. Kualitas kertas kerja 2003), yaitu : (1.) Pengetahuan pengauditan
umum, (2.) Pengetahuan area fungsional,
2.1.2 Kompetensi (3.) Pengetahuan mengenai isu-isu akuntansi
Standar umum pertama (SA seksi 210 yang paling baru, (4.) Pengetahuan
dalam SPAP 2011) menyebutkan bahwa mengenai industri khusus, (5.) Pengetahuan
audit harus dilaksanakan oleh seorang atau mengenai bisnis umum serta penyelesaian
lebih yang memliki keahlian dan pelatihan masalah.
teknis yang cukup sebagai auditor. Bedard
(1986) mendefinisikan keahlian atau Pengetahuan yang dimiliki oleh
kompetensi sebagai seorang yang memiliki auditor yang ahli lebih banyak jumlahnya
pengetahuan dan keterampilan prosedural dibandingkan dengan auditor pemula.
yang luas yang ditunjukkan dalam Perbedaan jumlah pengetahuan ini dapat
pengalaman audit. Adapun Trotter (1986) mengakibatkan perbedaan prilaku dalam
mendefinisikan seorang yang berkompeten menyelesaikan masalah. Perbedaan ini dapat
adalah orang yang dengan keterampilannya terlihat dari representasi masalah, strategi
mengerjakan pekerjaan dengan mudah, pemecahan masalah, pencarian informasi
cepat, intuitif dan sangat jarang atau tidak dan kualitas hasil keputusan (Bedard dan
pernah membuat kesalahan. Chi,1993).
Untuk melakukan tugas pengauditan,
auditor memerlukan pengetahuan tentang
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

JOM FEKON Vol.1 No. 2 Oktober 2014 3


Bonner dan Lewis (1990) menjelaskan seseorang baik secara teknis maupun secara
bahwa faktor penentu keahlian adalah psikis (Singgih dan Bawono, 2010).
pengetahuan dan kemampuan. Dalam
penelitiannya, mereka melakukan pengujian Secara teknis, semakin banyak tugas
terhadap pengetahuan umum, pengetahuan yang dia kerjakan, akan semakin mengasah
subspesialisasi dan pengetahuan tentang keahliannya dalam mendeteksi suatu hal
bisnis secara umum. Selain pengetahuan, yang memerlukan treatment atau perlakuan
mereka juga menguji kemampuan auditor khusus yang banyak dijumpai dalam
untuk memecahkan masalah dalam pekerjaannya dan sangat bervariasi
melaksanakan tugas audit. Kesimpulan dari karakteristiknya (Aji, 2009: 5). Jadi dapat
penelitian tersebut, pengetahuan dan dikatakan bahwa jika seseorang melakukan
kemampuan merupakam variabel penting pekerjaan yang sama secara terus menerus,
untuk memprediksi kinerja auditor dalam maka akan menjadi lebih cepat dan lebih
menyelesaikan tugas audit. baik dalam menyelesaikannya. Hal ini
dikarenakan dia telah benar-benar
2.1.2.2 Pengalaman memahami teknik atau cara
Knoers dan Haditono (1999) menyelesaikannya, serta telah banyak
mengatakan bahwa pengalaman merupakan mengalami berbagai hambatan-hambatan
suatu proses pembelajaran dan pertambahan atau kesalahan-kesalahan dalam
perkembangan potensi bertingkah laku, baik pekerjaannya tersebut, sehingga dapat lebih
dari pendidikan formal maupun non formal. cermat dan berhati- hati dalam
Pembelajaran merupakan suatu proses yang menyelesaikannya.
membawa seseorang kepada suatu pola
tingkah laku yang lebih tinggi, karena Auditor yang berpengalaman
pembelajaran mencakup perubahan prilaku memiliki keunggulan dalam hal : (1)
menjadi relatif tepat, yang diakibatkan dari Mendeteksi kesalahan, (2) Memahami
pengalaman, pemahaman dan praktek. kesalahan secara akurat, (3) lebih
Pengalaman auditor dalam melakukan audit memahami kesalahan-kesalahan yang tidak
dapat diukur dari segi lamanya waktu lazim (atypical errors), (4) Mencari
maupun banyaknya jumlah penugasan yang penyebab kesalahan (Tubbs, 1992). Senada
pernah ditangani. dengan Tubbs, Abdolmohammadi dan
Wright (1987) menunjukkan bahwa auditor
Kebanyakan orang memahami bahwa yang tidak berpengalaman mempunyai
semakin banyak jumlah jam terbang seorang tingkat kesalahan yang lebih signifikan
auditor, tentunya dapat memberikan kualitas dibandingkan dengan auditor yang lebih
audit yang lebih baik daripada seorang berpengalaman.
auditor yang baru memulai kariernya. Atau
dengan kata lain auditor yang Dengan demikian pengalaman
berpengalaman diasumsikan dapat merupakan hal yang sangat penting bagi
memberikan kualitas audit yang lebih baik sebuah profesi yang membutuhkan
dibandingkan dengan auditor yang belum profesionalisme yang sangat tinggi seperti
berpengalaman. Hal ini dikarenakan auditor, karena pengalaman akan
pengalaman akan membentuk keahlian meningkatkan kinerja dan kualitas pekerjaan
seorang auditor ( Tirta dan Sholihin, 2004).

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

JOM FEKON Vol.1 No. 2 Oktober 2014 4


2.1.3 Motivasi secara kritis terhadap bukti audit. Karena
bukti audit dikumpulkan dan dinilai selama
Motivasi merupakan dorongan yang proses audit, maka skeptisme profesional
timbul pada diri seseorang secara sadar atau harus digunakan selama peoses tersebut.
tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan Skeptisme profesioanal berarti auditor
dengan tujuan tertentu (Wijayanti, 2008). membuat penaksiran yang kritis (critical
Robbins (2001) menyebutkan bahwa assessment), dengan pikiran yang selalu
dimensi kinerja merupakan fungsi dari mempertanyakan (questioning mind)
interaksi antara kemampuan dan motivasi. terhadap validitas dari bukti audit yang
Semakin tinggi motivasi dan kemampuan diperoleh, waspada terhadap bukti audit
seseorang, maka akan baik pula kinerjanya. yang bersifat kontradiksi atau menimbulkan
pertanyaan sehubungan dengan reliabilitas
Effendi (2010), melakukan penelitian
dari dokumen, dan memberikan tanggapan
tentang pengaruh motivasi dan kualitas
terhadap pertanyaan-pertanyaan dan
audit. Penelitian ini menjadikan inspektorat
informasi lain yang diperoleh dari
kota Gorontalo sebagai respondennya. Hasil
manajemen dan pihak yang terkait (IFAC,
penelitian tersebut menunjukkan bahwa
2004, ISA 200). Selain itu, dengan sikap
motivasi berpengaruh positif terhadap
skeptisme professional auditor ini, auditor
kualitas audit. Anikmah (2008) melakukan
diharapkan dapat melaksanakan tugasnya
penelitian tentang pengaruh kepemimpinan
sesuai standar yang telah ditetapkan,
dan motivasi terhadap kinerja karyawan.
menjunjung tinggi kaidah dan norma agar
Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan
kualitas audit dan citra profesi auditor tetap
bahwa kepemimpinan dan motivasi
terjaga.
berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
Senada dengan peneliti lainnya, Rosnidah 2.2 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
dkk (2011) juga menemukan bahwa 2.2.1 Kompetensi dan Kualitas Audit
motivasi dan profesionalisme berpengaruh
terhadap kualitas audit. Kompetensi auditor adalah auditor
yang dengan pengetahuan dan
2.1.4 Skeptisme Profesional pengalamannya yang cukup dan eksplisit
Standar umum ketiga (SA seksi 230 dapat melakukan audit secara objektif,
dalam SPAP 2011) menyebutkan bahwa cermat dan seksama (Elfarini, 2007).
dalam pelaksanaan audit dan penyusunan Pengetahuan spesifik dan lama pengalaman
laporannya, auditor wajib menggunakan bekerja adalah faktor penting untuk
kemahiran profesionalnya secara cermat dan meningkatkan kompetensi (Ashton, 1991).
seksama (due professional care). Seseorang yang melakukan pekerjaan sesuai
Penggunaan kemahiran profesional dengan dengan penegetahuan yang dimilikinya akan
cermat dan seksama menuntut auditor untuk memberikan hasil yang lebih baik daripada
melaksanakan skeptisme profesional. mereka yang tidak mempunyai pengetahuan
Skeptisme profesional auditor yang cukup dalam menjalankan tugasnya.
merupakan sikap (attitude) auditor dalam Begitu pula dengan pengalaman, kenyataan
melakukan penugasan audit dimana sikap ini menunjukkan semakin lama seseorang
mencakup pikiran yang selalu bekerja dan semakin banyak tugas yang dia
mempertanyakan dan melakukan evaluasi kerjakan, akan semakin mengasah
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

JOM FEKON Vol.1 No. 2 Oktober 2014 5


keahliannya dalam mendeteksi suatu hal Dengan adanya motivasi maka
yang memerlukan treatment atau perlakuan seseorang akan mempunyai semangat juang
khusus yang banyak dijumpai dalam yang tinggi dan akan berusaha untuk meraih
pekerjaannya (Aji, 2009: 5). Hal ini tujuan serta memenuhi standar yang ada.
dikarenakan dia telah benar-benar Dengan kata lain motivasi akan mendorong
memahami teknik atau cara seseorang, termasuk juga auditor dalam
menyelesaikannya. Oleh karena itu dapat berprestasi, komitmen terhadap kelompok
dipahami bahwa seorang auditor yang serta memiliki optimisme yang tinggi,
memiliki kompetensi (pengetahuan dan sehingga menghasilkan audit yang
pengalaman) yang memadai akan lebih berkualitas
mengetahui dan memahami kondisi Berdaasarkan pemikiran di atas
keuangan dan laporan keuangan kliennya. penulis mencoba memprediksikan pengaruh
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh motivasi terhadap kualitas audit dengan
Alim dkk (2007), Elfarini (2007) dan hipotesis sebagai berikut:
Batubara (2008) menunjukkan adanya H2 : Motivasi berpengaruh terhadap
pengaruh antara kompetensi dan kualitas kualitas audit auditor inspektorat.
audit. Mereka menjelaskan apabila terjadi
perbedaan kompetensi seorang auditor, 2.2.3 Skeptisme Profesional dan Kualitas
maka akan mempengaruhi kualitas audit Audit
yang dihasilkannya. Berdasarkan pemikiran Sekptisme profesional auditor
di atas, dapat disusun hipotesis sebagai merupakan sikap auditor yang mencakup
berikut: pikiran yang selalu mempertanyakan dan
melakukan evaluasi secara kritis terhadap
H1: Kompetensi auditor berpengaruh bukti audit. Sebagaimana telah dipaparkan
terhadap kualitas audit auditor sebelumnya bahwa penggunaan kemahiran
inspektorat. profesional dengan cermat dan seksama
menuntut auditor untuk melaksanakan
2.2.2 Motivasi dan Kualitas Audit skeptisisme profesional. Dapat diartikan
Motivasi merupakan dorongan yang bahwa skeptisisme profesional menjadi
timbul pada diri seseorang secara sadar atau salah satu faktor dalam menentukan
tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan kemahiran profesional seorang auditor.
dengan tujuan tertentu (Wijayanti, 2008). Kemahiran profesional akan sangat
Robbins (2001) menyebutkan bahwa mempengaruhi ketepatan pemberian opini
dimensi kinerja merupakan fungsi dari oleh seorang auditor. Dengan demikian
interaksi antara kemampuan dan motivasi, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi
karena motivasi adalah hal yang tingkat skeptisime seorang auditor dalam
menyebabkan, menyalurkan dan mendukung melakukan audit, maka diduga akan
perilaku manusia, supaya mau bekerja giat berpengaruh pada ketepatan pemberian opini
dan antusias untuk mencapai tujuan atau auditor tersebut (Gusti dan Ali, 2009).
hasil yang optimal. Seseorang dianggap Ketepatan pemberian opini auditor dapat
mempunyai motivasi untuk berprestasi jika menunjukan kualitas audit yang baik.
Ia mempunyai keinginan untuk Ketidakmampuan auditor dalam
melaksanakan suatu karya yang berprestasi menerapkan skeptisisme professional selama
lebih baik dari prestasi karya orang lain.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

JOM FEKON Vol.1 No. 2 Oktober 2014 6


proses audit akan menggangu kualitas audit 3.2.1 Kualitas Audit
(Kopp et al. 2003).
Berdasarkan pemikiran di atas Kualitas audit untuk inspektorat
penulis mencoba memprediksikan pengaruh menurut buku Manajemen Fungsi Audit
skeptisisme profesional terhadap kualitas Internal Sektor Publik (STAN, 2007; 94-96)
audit dengan hipotesis sebagai berikut: adalah suatu ukuran mutu pekerjaan audit
H3: Skeptisme profesional berpengaruh yang dihasilkan oleh auditor inspektorat
terhadap kualitas audit auditor dimana temuan material dan rekomendasi
inspektorat. dapat ditindaklanjuti, adanya tanggapan dan
umpan balik dari auditi, penerapan
III. METODE PENELITIAN profesionalisme, kepatuhan terhadap
rencana audit, adanya supervise dan evaluasi
3.1 Populasi, Sampel dan Teknik terhadap hasil audit.
Pengumpulan Data
Indikator yang digunakan untuk
Populasi dalam penelitia ini adalah mengukur kualitas audit inspektorat yaitu
seluruh auditor inspektorat yang ada di temuan material dan rekomendasi dapat
Provinsi Riau . Di Provinsi Riau terdapat 1 ditindaklanjuti, adanya tanggapan dan
Inspektorat Provinsi, 2 Inspektorat kota dan umpan balik dari auditi, penerapan
10 Inspektorat Kabupaten. Setiap profesionalisme, kepatuhan terhadap
Inspektorat mempunyai 4 orang Inspektur rencana audit, adanya supervise dan evaluasi
Pembantu Wilayah dan 12 orang Seksi terhadap hasil audit. Masing-masing
Pengawas (Permendagri No 64 Tahun 2007 pernyataan diukur dengan skala Likert 1-5.
pasal 14 ayat (1) dan (4)). Jadi berdasarkan
peraturan (Permendagri No. 64 Tahun 2007 3.2.2 Kompetensi
pasal 13 dan 15), jumlah seluruh auditor
atau tenaga pemeriksa yang dijadikan Kompetensi auditor adalah auditor
populasi adalah 208 orang. yang dengan pengetahuan dan
Besarnya jumlah sampel dalam pengalamannya yang cukup dan eksplisit
penelitian ini ditentukan dengan metode sehingga dapat melakukan audit secara
purposive sampling, kriteria yang objektif, cermat dan seksama (Elfarini,
digunakan adalah auditor yang memiliki 2007). Penulis menggunakan dua dimensi
latar belakang pendidikan S1 akuntansi dan kompetensi dari DeAngelo (1981) yaitu
pengalaman melakukan audit lebih dari atau pengetahuan dan pengalaman. Pengetahuan
sama dengan 2 tahun. adalah segala sesuatu yang diketahui
Data yang digunakan dalam penelitin berkenaan dengan hal tertentu
ini adalah data primer.Teknik pengumpulan (Elfarini,2007). Adapun pengetahuan yang
data pada penelitian ini menggunakan harus dimilki auditor meliputi pengetahuan
metode survey dengan teknik tentang pengauditan (umum dan khusus),
pendistribusian kuisioner penelitian. pengetahuan bidang auditing dan akuntansi
serta memahami aktivitas objek pemeriksaan
(Elfarini,2007). Sedangkan pengalaman
3.2. Definisi Operasional dan Pengukuran didefinisikan sebagai akumulasi gabungan
Variabel dari semua yang diperoleh melalui
berhadapan dan berinteraksi secara
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

JOM FEKON Vol.1 No. 2 Oktober 2014 7


berulang-ulang dengan sesama, benda alam, Untuk mengukur skeptisme
keadaan, gagasan, dan penginderaan profesional auditor digunakan indikator
(Loeher, 2002 dalam Elfarini, 2007). yang dikembangkan oleh Suraida (2005)
Indikator untuk mengukur pengetahuan yaitu pikiran yang selalu mempertanyakan
auditor adalah : pengetahuan akan prinsip bukti audit, keraguan auditor terhadap bukti
akuntansi dan standar auditing, pengetahuan audit, melakukan audit tambahan dan
akan jenis aktivitas objek pemeriksaan, konfirmasi langsung. Masing-masing
pengetahuan tentang kondisi aktivitas objek pernyataan diukur dengan skala Likert 1-5.
pemeriksaan, pendidikan formal yang sudah
ditempuh, pelatihan, kursus dan keahlian 3.3 Metode Analisis Data
khusus. Sedangkan indikator yang
Dalam penelitian ini analisis data
digunakan untuk mengukur pengalaman
menggunakan pendekatan Partial Least
adalah lama melakukan audit, dan jumlah
Square (PLS) dengan menggunakan
penugasan yang pernah ditangani. Masing-
software SmartPLS. Adapun alasan penulis
masing pernyataan diukur dengan skala
menggunakan analisis pendekatan PLS
Likert 1-5.
adalah karena variabel yang diteliti
3.2.3 Motivasi (independen dan dependen) bersifat laten,
yang mana variabel tersebut tidak dapat
Motivasi merupakan dorongan yang diukur secara langsung. Untuk mengukur
timbul pada diri seseorang secara sadar atau variabel laten dapat dilakukan melalui
tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan indikator-indikatornya. Dan PLS merupakan
dengan tujuan tertentu (Wijayanti, 2008). salah satu teknik Structural Equation
Dengan demikian motivasi dalam Modeling (SEM) yang mampu menganalisis
pengauditan didefinisikan sebagai derajat variabel laten yang dibentuk dengan
seberapa besar dorongan yang dimiliki indikator, baik yang bersifat reflektif
auditor untuk melaksanakan audit secara maupun formatif.
berkualitas.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada variable ini penulis
menggunakan indikator: (1). Tingkat 4.1 Analisis Data
aspirasi yang diwujudkan melalui audit yang
4.1.1 Uji Validitas Data
berkualitas; (2). Ketangguhan; (3). Keuletan
; (4). Konsistensi. Masing-masing Variabel yang terlibat dalam
pernyataan diukur dengan skala Likert 1-5. penelitian ini merupakan unobserved/ latent/
construct yaitu variabel yang tidak dapat
3.2.4 Skeptisisme Profesional diukur secara langsung. Sehingga harus
Skeptisme profesional auditor
diukur melalui indikator, untuk itu terdapat
didefinisikan sebagai suatu sikap yang
risiko data tidak valid dan reliable. Di
mencakup pikiran yang selalu
bawah ini hasil analisis validitas variable.
mempertanyakan dan melakukan evaluasi
secara kritis terhadap bukti audit (SPAP,
2011:230.2).

Tabel 4.1. Outer Loading (Convergent Validity) pada Variabel


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

JOM FEKON Vol.1 No. 2 Oktober 2014 8


Pernyataan X1 X2 X3 Y Status

X11 0.743 Valid

X12 0.795 Valid

X13 0.717 Valid

X14 0.462 Tidak Valid

X15 0.839 Valid

X16 0.867 Valid

X17 0.264 Tidak Valid

X18 0.432 Tidak Valid

X21 0.005 Tidak Valid

X22 0.356 Tidak Valid

X23 0.155 Tidak Valid

X24 0.012 Tidak Valid

X25 0.315 Tidak Valid

X26 0.878 Valid

X27 0.472 Tidak Valid

X28 0.862 Valid

-
X29 0.184 Tidak Valid

X31 0.879 Valid

X32 0.884 Valid

X33 0.706 Valid

X34 0.841 Valid

X35 0.801 Valid

X36 0.627 Valid

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

JOM FEKON Vol.1 No. 2 Oktober 2014 9


X37 0.756 Valid

X38 0.601 Valid

Y1 0.359 Tidak Valid

Y2 0.394 Tidak Valid

Y3 0.477 Tidak Valid

Y4 0.155 Tidak Valid

Y5 0.142 Tidak Valid

Y6 0.505 Tidak Valid

Y7 0.699 Valid

Y8 0.465 Tidak Valid

Y9 0.774 Valid

-
Y10 0.345 Tidak Valid

Y11 0.212 Tidak Valid

Y12 0.254 Tidak Valid

Y13 0.645 Valid

Y14 0.797 Valid

Y15 0.424 Tidak Valid

Y16 0.744 Valid

Y17 0.721 Valid

Y18 0.668 Valid

Sumber:DataOlahan

Tabel 4.2. Cross Loading (Discriminant Validity) pada Variabel

Pernyataan X1 X2 X3 Y Status

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

JOM FEKON Vol.1 No. 2 Oktober 2014 10


X11 0.743 0.451 0.297 0.422 Valid

X12 0.795 0.589 0.562 0.575 Valid

X13 0.717 0.527 0.479 0.543 Valid

X14 0.462 0.181 0.344 0.147 Valid

X15 0.839 0.612 0.371 0.481 Valid

X16 0.867 0.666 0.471 0.544 Valid

X17 0.264 0.245 0.263 0.249 Valid

X18 0.432 0.355 0.336 0.243 Valid

Tidak
X21 0.255 0.005 0.208 0.022 Valid

Tidak
X22 0.039 0.356 0.160 0.367 Valid

Tidak
X23 0.232 0.155 0.103 0.065 Valid

Tidak
X24 -0.286 0.012 -0.124 0.058 Valid

Tidak
X25 0.379 0.315 0.401 0.265 Valid

X26 0.670 0.878 0.644 0.787 Valid

X27 0.355 0.472 0.131 0.467 Valid

X28 0.603 0.862 0.677 0.769 Valid

X29 -0.269 -0.184 -0.374 -0.193 Valid

X31 0.341 0.488 0.879 0.550 Valid

X32 0.729 0.825 0.884 0.794 Valid

X33 0.266 0.569 0.706 0.571 Valid

X34 0.426 0.576 0.841 0.685 Valid

X35 0.547 0.633 0.801 0.676 Valid

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

JOM FEKON Vol.1 No. 2 Oktober 2014 11


X36 0.388 0.335 0.627 0.274 Valid

X37 0.420 0.460 0.756 0.508 Valid

X38 0.417 0.351 0.601 0.379 Valid

Tidak
Y1 0.380 0.402 0.116 0.359 Valid

Tidak
Y2 0.267 0.412 0.297 0.394 Valid

Y3 0.220 0.343 0.173 0.477 Valid

Y4 -0.330 0.068 0.021 0.155 Valid

Y5 -0.256 0.136 -0.061 0.142 Valid

Y6 0.097 0.435 0.145 0.505 Valid

Y7 0.468 0.612 0.453 0.699 Valid

Y8 0.035 0.336 0.166 0.465 Valid

Tidak
Y9 0.532 0.750 0.788 0.774 Valid

Tidak
Y10 -0.379 -0.276 -0.523 -0.345 Valid

Tidak
Y11 0.156 0.243 0.275 0.212 Valid

Y12 -0.169 0.102 -0.019 0.254 Valid

Y13 0.344 0.556 0.447 0.645 Valid

Y14 0.387 0.609 0.697 0.797 Valid

Y15 0.253 0.406 0.176 0.424 Valid

Y16 0.431 0.676 0.574 0.744 Valid

Y17 0.603 0.658 0.691 0.721 Valid

Tidak
Y18 0.766 0.778 0.535 0.668 Valid

Sumber : Data Olahan


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

JOM FEKON Vol.1 No. 2 Oktober 2014 12


Berdasarkan tabel di atas dapat GLQ\DWDNDQ YDOLG ELOD LQGLNDWRU ³OR\DO´
dilihat bahwa dari uji Outer Loading terhadap variabel laten induknya, terlihat
(Convergent Validity) dan Cross Loading pada tabel 4.6 terdapat indikator yang tidak
(Discriminant Validity) terdapat indikator valid yaitu : X21, X22, X23, X24, X25, Y1,
yang tidak valid. Pada uji Outer Loading Y2, Y9, Y10, Y11, dan Y18 dikarenakan
(Convergent Validity) akan dinyatakan valid WLGDN ³OR\DO´ WHUKDGDS YDULDEHO ODWHQ
bila nilai loadingnya berada di atas 0,50, induknya.
terlihat pada tabel 4.5 terdapat indikator
yang tidak valid yaitu : X14, X17, X18, Dengan diketahui indikator yang
X21, X22, X23, X24, X25, X27, X29, Y1, tidak valid pada uji Outer Loading
Y2, Y3, Y4, Y5, Y6, Y8, Y10, Y11, Y12 (Convergent Validity) dan Cross Loading
dan Y15 dikarenakan nilainya berada (Discriminant Validity) untuk selanjutnya
dibawah 0,50. Sedangkan pada uji Cross dianalisis dengan PLS dan seluruh indikator
Loading (Discriminant Validity) akan yang tidak valid dibuang.

4.1.2 Uji Reliabilitas Data Composite Reliability dari blok


Dalam pengujian reliabilitas dengan indikator penelitian ini menunjukkan nilai
Smart PLS digunakan Composite Reliability. yang memuaskan, yaitu diatas 0,7 sehingga
Composite Reliability menggambarkan model dianggap memenuhi criteria
konsistensi pernyataan-pernyataan dalam Composite Reliability.
instrument. Composite Reliability juga dapat
digunakan untuk melihat reliable indicator. 4.1.3 Pengujian Partial Least Square
Composite Reliability dari blok indicator (PLS).
menunjukkan nilai yang memuaskan yaitu Setelah indikator yang tidak valid
diatas 0,7. Hasil Composite Reliability untuk tersebut kita buang dari model, kemudian
penelitian ini disajikan dalam tabel dibawah kita lakukan lagi eksekusi melalui PLS-
ini : Algorithm dan Bootstraping sehingga hasil
model struktural yaitu : Koefisien
Tabel 4.3. Composite Reliability pada Determinasi, Koefisien Parameter, T-
Variabel Statistik, dan Korelasi dalam tabel berikut
ini :
VARIABEL Composite Reliability Tabel 4.4. Koefisien Determinasi, Koefisien
Parameter, dan T-Statistik
Kompetensi 0.902
Pengujian Hasil
Motivasi 0.935
Uji
Skeptisisme
Koefisien Determinasi R2
Profesional 0.916 0,654
Kualitas Audit
Kualitas Audit 0.882
Koefisien Parameter
Sumber : Data Olahan

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

JOM FEKON Vol.1 No. 2 Oktober 2014 13


Kompetensi (X1) Æ Kualitas 0,110 berpengaruh terhadap berkualitas atau
Audit (Y) tidaknya suatu audit yang dihasilkan.
0,243 Menurut penulis, tidak diterimanya
Motivasi (X2) Æ Kualitas Audit hipotesis ini bisa saja disebabkan karena
(Y) 0,545
ketidaktepatan ukuran yang digunakan.
Dalam penelitian ini, kompetensi yang
Skeptisisme Profesional (X3) Æ
diproksikan salah satunya dengan
Kualitas Audit (Y)
pengalaman kemudian diukur dari segi
T ± Statistik lama bekerja sebagai auditor kurang
mencerminkan kompetensi auditor.
Kompetensi (X1) Æ Kualitas 1,087 Karena berdasarkan data sampel 41,4%
Audit (Y) auditor memiliki pengalaman sebagai
1,604 auditor kurang dari 5 tahun dan hal ini
Motivasi (X2) Æ Kualitas Audit membuat nilai pada variabel kurang
(Y) 5,072
signifikan.
Skeptisisme Profesional (X3) Æ Hasil penelitian ini tidak sesuai
Kualitas Audit (Y) dengan penelitian yang dilakukan oleh
Alim dkk (2007), Elfarini (2007) da
Sumber : Data Olahan Effendi (2010) yang menemukan bahwa
semakin tinggi kompetensi auditor, maka
Berdasarkan tabel di atas dapat kualitas audit yang dihasilkan semakin
dilihat bahwa kualitas audit dipengaruhi baik. Namun penelitian ini sesuai dengan
oleh kompetensi, motivasi dan skeptisisme Icuk dan Singgih (2010) dan Badjuri
profesional sebesar 0,654 atau 65,4% dan (2011) yang menemukankan bahwa
sisanya 34,6% dipengaruhi faktor lain yang keahlian yang diukur dengan pengalaman
tidak terdapat dalam model. auditor tidak berpengaruh terhadap
kualitas audit.
4.2 Hasil Pengujian Hipotesis
4.2.1 Pengaruh Kompetensi Terhadap 4.2.2 Pengaruh Motivasi Terhadap
Kualitas Audit Kualitas Audit
Hipotesis pertama yang diajukan dari Hipotesis kedua yang diajukan dari
penelitian ini adalah kompetensi penelitian ini adalah motivasi
berpengaruh terhadap kualitas audit berpengaruh terhadap kualitas audit
auditor inspektorat. Berdasarkan tabel 4.4 auditor inspektorat. Berdasarkan tabel 4.4
dapat dilihat bahwa kompetensi memiliki dapat dilihat bahwa motivasi memiliki t
t hitung sebesar 1,087 lebih kecil dari t hitung sebesar 1,604 lebih kecil dari t
tabel sebesar 1,706 (sig 5% dan df =26). tabel sebesar 1,706 (sig 5% dan df =26).
Dari data tersebut dapat disimpulkan Dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa kompetensi tidak berpengaruh bahwa motivasi tidak berpengaruh
terhadap kualitas audit, sehingga H1 terhadap kualitas audit, sehingga H2
ditolak. Artinya tinggi atau rendahnya ditolak. Artinya tinggi atau rendahnya
kompetensi seorang auditor tidak motivasi seorang auditor tidak
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

JOM FEKON Vol.1 No. 2 Oktober 2014 14


berpengaruh terhadap berkualitas atau dihasilkan. Hasil penelitian ini sejalan
tidaknya suatu audit yang dihasilkan. dengan Singgih dan Bawono (2010), Gusti
Menurut penulis, tidak diterimanya dan Ali (2009)
hipotesis ini bisa saja disebabkan karena
ketidaktepatan ukuran yang digunakan.
Dalam penelitian ini, motivasi yang
V. KESIMPULAN DAN SARAN
diukur dengan 9 pernyataan (berkaitan
dengan tingkat aspirasi auditor, 1. Kesimpulan
ketangguhan, keuletan dan konsistensi)
hanya 2 pernyataan saja yang valid dan Berdasarkan analisis yang dilakukan
mampu mencerminkan motivasi auditor. pada bagian sebelumnya dapat diambil
Sedangkan sisanya tidak valid karena beberapa kesimpulan, yaitu:
memiliki nilai loading factor di bawah
0,50. a.Dari hasil pengolahan data, model
memberikan nilai R-square sebesar 0,654
Hasil ini tidak sejalan dengan artinya kemampuan variasi varibel
penelitian yang dilakukan oleh Effendi independen dalam menjelaskan variabel
(2010) yang menunjukkan bahwa motivasi dependen adalah sebesar 65,4%. Ini
berpengaruh terhadap kualitas audit. Namun menunjukkan bahwa variable kualitas
penelitian ini didukung oleh penelitian Ida audit dipengaruhi oleh variable
Rosnidah dkk (2011) yang menghasilkan kompetensi, motivasi dan skeptisme
bahwa motivasi tidak berpengaruh terhadap professional sebesar 65,4% dan hal ini
kualitas audit. menunjukkan bahwa masih ada variabel-
variabel dan indikator-indikator lainnya
4.2.3 Pengaruh Skeptisme Profesional yang mungkin mempengaruhi kualitas
terhadap Kualitas Audit audit.
b. Hipotesis pertama menunjukkan bahwa
Hipotesis ketiga yang diajukan dari
H1 ditolak, artinya kompetensi tidak
penelitian ini adalah skeptisme profesional
berpengaruh terhadap kualitas audit
berpengaruh terhadap kualitas audit auditor
auditor Inspektorat Se-Provinsi Riau.
inspektorat. Berdasarkan tabel 4.4 dapat
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tinggi
dilihat bahwa skeptisme profesional
atau rendahnya kompetensi seorang
memiliki t hitung sebesar 5,072 lebih besar
auditor tidak berpengaruh terhadap
dari t tabel sebesar 1,706 (sig 5% dan df
berkualitas atau tidaknya suatu audit yang
=26). Dari data tersebut dapat disimpulkan
dihasilkan.
bahwa skeptisme berpengaruh signifikan
c. Hipotesis kedua menunjukkan bahwa H2
terhadap kualitas audit auditor sehingga H3
ditolak, artinya motivasi tidak
diterima. Artinya, tinggi atau rendahnya
berpengaruh terhadap kualitas audit
skeptisme profesional auditor akan
auditor Inspektorat Se-Provinsi Riau.
berpengaruh terhadap berkualitas atau
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tinggi
tidaknya suatu audit yang dihasilkan.
atau rendahnya motivasi seorang auditor
Hubungan positif menunjukkan bahwa
tidak berpengaruh terhadap berkualitas
semakin tinggi skeptisisme profesional maka
atau tidaknya suatu audit yang dihasilkan.
semakin tinggi kualitas audit yang

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

JOM FEKON Vol.1 No. 2 Oktober 2014 15


d. Hipotesis ketiga menunjukkan bahwa H3 lamanya waktu bekerja dan banyaknya
diterima, artinya skeptisisme profesional penugasan yang pernah dilaksanakan,
berpengaruh terhadap kualitas audit melainkan dapat dilihat dari banyaknya
auditor Inspektorat se-Provinsi Riau. pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tinggi oleh auditor.
atau rendahnya skeptisme auditor akan c. Peneliti selanjutnya hendaknya
mempengaruhi berkualitas atau tidaknya menggunakan kuisioner yang dapat
suatu audit yang dihasilkan. Penelitian ini dimengerti oleh responden seluruhnya,
mendukung penelitian Maghfirah Gusti dengan memperhatikan bahasa instrument
dan Syahril Ali (2008) yang yang digunakan. Tujuannya agar apa yang
menghasilkan bahwa skeptisisme dibutuhkan dari kuisioner tersebut dapat
profesional dan situasi audit berpengaruh dipenuhi.
signifikan terhadap ketepatan pemberian
opini auditor. DAFTAR PUSTAKA
2. Keterbatasan
Abdolmohammadi, M. dan A. Wright. 1987.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini
An Examination of The Effects of
masih memiliki beberapa kelemahan atau
Experience and Task Complexity on
keterbatasan, yaitu sebagai berikut:
Audit Judgments. The Accounting
a. Karena keterbatasan waktu, dana dan
Review. Januari. p. 1-13.
tenaga, penelitian ini hanya dilakukan
Alim, M. Nizarul dkk. 2007. Pengaruh
pada Inspektorat se- Provinsi Riau,
Kompetensi dan Independensi
sehingga belum mampu untuk
Terhadap Kualitas Audit Dengan
memperlihatkan kualitas audit di
Etika Auditor Sebagai Variabel
Indonesia secara umum
Moderasi. Symposium Nasional
b. Penelitian ini hanya berbatas pada
Akuntansi X, Makassar.
variable kompetensi, motivasi dan
Anikmah, 2008. Pengaruh Kepemimpinan
skeptisme auditor, sehingga belum
Transformasional Dan Motivasi
mampu mengeksplorasi variable lain
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan.
yang mungkin berpengaruh terhadap
Skripsi: Universitas Muhamadiyah
kualitas audit misalnya independensi,
Ashton, A.H. 1991. Experience and Error
komitmen organisasi, akuntabilitas,
Frequency Knowledge as Potential
kompleksitas tugas dan lainnya.
Determinants of Audit Expertise.
The Accounting Review. April. p.
3. Saran 218-239.
Saran-saran yang dapat diberikan oleh
Badjuri, Achmat. 2011. Faktor-Faktor Yang
peneliti bagi kesempurnaan penelitian
Berpengaruh Terhadap Kualitas
selanjutnya adalah:
Audit Auditor Independen Pada
a. Peneliti selanjutnya dapat memperluas area
Kantor Akuntan Publik (KAP) Di
survey penelitian, tidak hanya wilayah
Jawa Tengah. Jurnal Dinamika
provinsi Riau, tetapi seluruh wilayah
Keuangan dan Perbankan. Hal: 183
Indonesia. Hal ini dapat lebih mewakili
- 197 Vol. 3, No. 2
seluruh populasi auditor.
Batubara, Rizal Iskandar, 2008. Analisis
b. Peneliti selanjutnya yang ingin meneliti
Pengaruh Latar Belakang
pengalaman audit tidak hanya melihat dari
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

JOM FEKON Vol.1 No. 2 Oktober 2014 16


Pendidikan, Kecakapn Professional, Elfarini, Eunike Christina. 2007. Pengaruh
Pendidikan Berkelanjutan dan Kompetensi dan Independensi
Independensi Pemeriksa Terhadap AuditorTerhadap Kualitas Audit.
Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi Skripsi. Universitas Negeri
Empiris Pada Bawasko Medan). Semarang.
Medan.Universitas Sumatera Utara Gusti, Maghfirah dan Ali Syahril, 2008,
Bawono, Icuk Rangga dan Singgih, Elisha Hubungan Skeptisisme Profesional
Muliani.2009.Faktor-Faktor Dalalm Auditor Dan Situasi Audit, Etika,
Diri Auditor Dan Kualitas Audit: Pengalaman Serta Keahlian Audit
Studi Pada KAP Big Four Indonesia. Dengan Ketepatan Pemberian Opini
Purwokerto.Universitas Jenderal Auditor Oleh Akuntan Publik.
Soedirman. Symposium Nasional Akuntansi XI.
Bedard, Jean dan Michelene Chi T.H. 1993. ICW (Indonesian Corruption Watch) release
Expertise in Auditing. Journal of 3 Oktober 2013
Accounting Practice & Theory 12: Institut Akuntan Publik Indonesia. 2011.
21-45. Standar Profesiosnal Akuntan
Bonner,S.E dan B.L Lewis.1990. Publik, Jakarta, Salemba Empat
Determinant of Audit Expertise. Indriantoro, Nur dan Bambang Supeno.
Journal of Accounting Research 1- 2002. Metode Penelitian Bisnis.
20. Edisi 1. Cetakan Kedua.Yogyakarta
Christiawan, Yulius Jogi. 2002. Kompetensi :BPFE
dan Independensi Akuntan Publik: KPK.go.id
Refleksi Hasil Penelitian Empiris. Knoers dan Haditono, 1999 Psikologi
Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Vol Perkembangan: Pengantar Dalam
4 No 2 Berbagai Bagiannya. Cetakan Ke-12.
Deis, D.R. dan G.A. Groux. 1992. Yogyakarta: Gajah Mada University
Determinants of Audit Quality in Press
The Public Sector. The Accounting Kopp, Lori, Lemon W. Morley & Rennie,
Review. Juli. p. 462-479. Morina. 2003. A Model Of Trust And
Diyatama. 2012. Pengaruh Kualitas Audit Professional Skepticism In The
Internal Terhadap Efektivitas Sistem Auditor-Client Relationship.
Pengendalian Internal Satuan Kerja Presentation, School of Accountancy
Perangkat Daerah Di Lingkungan Seminar Series University of
Pemerintah Kabupaten Lumajang. Waterloo. June 2003
Jurnal Ilmu Administrasi .Vol. IX Kusharyanti. 2003. Temuan penelitian
No.1 April: 25-33 mengenai kualitas audit dan kemungkinan
Effendi, Muhammad Taufik, 2010. topik penelitian di masa datang.
Pengaruh Kompetensi, Independensi, Jurnal Akuntansi dan Manajemen
dan Motivasi Terhadap Kualitas (Desember). Hal.25-60
Audit Aparat Inspektorat Dalam Libby. R and D.M Frederick.1990.
Pengawasan Keuangan Daerah Experience And The Ability To
(Studi Empiris Pada Pemerintah Explain Audit Findings. Journal Of
Kota Gorontalo), Tesis. Universitas Accounting Research Vol.28 No.2
Diponegoro. (Auntum)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

JOM FEKON Vol.1 No. 2 Oktober 2014 17


Mardisar, Diani dan Sari, Ria Nelly.2007. &KDUDFWHULVWLFV´ Working paper,
Pengaruh Akuntabilitas dan Xavier University
Pengetahuan Terhadap Kualitas Robbins, Stephen P. 2001. Perilaku
Hasil Kerja Auditor. SNA X. Organisasi: Konsep, Kontroversi,
Makassar Aplikasi. Jilid 1. Edisi 8. Jakarta: PT.
Primadona, Eka.2010. Pengaruh Prenhallindo.
Pengetahuan, Pengalaman, Dan Rosnidah, Ida dan Rawi, Kamarudin. 2011.
Keahlian Terhadap Kualitas Audit Analisis Dampak Motivasi Dan
Auditor Inspektorat Bengkulu. Tesis: Profesionalisme Terhadap Kualitas
Universitas Riau Audit Aparat Inspektorat Dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Pengawasan Keuangan
Tahun 2007, Tentang Pedoman Tata Daerah(Studi Empiris Pada
Cara Pengawasan Atas Pemerintah Kabupaten Cirebon.
Penyelenggaraan Pemerintah Pekbis Jurnal. Vol 3 No 2, Juli:
Peraturan Pemerintah Dalam Negeri Nomor 456-466
64 Tahun 2007, Tentang Pedoman Suraida, Ida.2005.Uji Model Etika,
Teknis Organisasi dan Tata Kerja Kompetensi, Pengalaman Audit
Inspektorat Provinsi dan Dan Risiko Audit Terhadap
Kabupaten/Kota Skeptisme Professional Auditor.
Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Jurnal Akuntansi/IX/20/Mei
Republik Indonesia Nomor. 01 Tong Han dan Alison Kao.1999.
Tahun 2007. Standar Pemeriksa $FFRXQWDELOLW\ (IIHFW RQ $XGLWRU¶V
Keuangan Negara (SPKN) Performance: The Influence of
PP.24 tahun 2005 tentang SAP Knowledge, Problem Solving Ability
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan and Task Complexity: Journal of
Aparatur Negara Nomor Accounting Reseach 2:209-223
05/M.Pan/03/2008 Tentang Standar Tubbs, Richard M.1992. The Effect of
Audit Aparat Pengawasan Intern ([SHULHQFH RQ 7KH $XGLWRU¶V
Pemerintah Organization and Amount of
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun Knowledge:Journal of Accounting
2008 tentang Sistem Pengendalian Review.67(October): 783- 801
Intern Pemerintah Tim Penyusun Modul Program Pendidkan
PMK No.38/PMK.09/2009. Non Gelar Auditor Sektor
Prasita, Andin dan Adi, Priyo Hari. 2007. Public.2007. Manajemen Fungsi
Pengaruh kompleksitas audit dan Audit Internal Sector Publik.
tekanan anggaran waktu terhadap Cetakan Pertama. Sekolah Tinggi
kualitas audit dengan moderasi Akuntansi Negara
pemahaman terhadap sistem Tirta, Rio dan Sholihin, Mahfud. 2004. The
informasi. Jurnal ekonomi dan bisnis Effect of Experience and Task-
fakultas ekonomi universitas Kristen 6SHFLILF .QRZOHGJH RQ $XGLWRUV¶
satya wacana edisi september Performance in Assessing a Fraud
Payne, Elizabeth A. and Robert J. Ramsey Case. Jurnal Akuntansi dan Auditing
³)UDXG 5LVN $VVHVVPHQWV Indonesia, Vol 8 No.1 Juni
Professional Skepticism and Auditor
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

JOM FEKON Vol.1 No. 2 Oktober 2014 18


Titman, S. dan B. Trueman.1986.
Information Quality and the
Valuation of New Issues. Journal of
Accounting & Economics 8:159-62
.
Watkins, Ann L. Hillison William dan
Morecroft, S.E. 2004. Audit Quality:
A Synthesis of Theory and Empirical
Evidence. Journal of Accounting
Literature.Vol 23 :153-193
Winardi. Motivasi dan Pemotivasian Dalam
Manajemen, Rajawali Pers, Jakarta,
2008
Wijayanti, Diah 2008. Pengaruh Komitmen
Terhadap Kepuasan Kerja Auditor
SNA XI
Wiyono, Gendro.2011. Merancang
Penelitian Bisnis dengan Alat
Analisis SPSS 17.0 dan SmartPLs
2.0. Yogyakarta. UPP STIM YKPN.
Edisi pertama

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

JOM FEKON Vol.1 No. 2 Oktober 2014 19

Anda mungkin juga menyukai