Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS, TEKANAN KETAATAN, TINGKAT

SENIORITAS AUDITOR, KEAHLIAN AUDITOR, DAN HUBUNGAN DENGAN


KLIEN TERHADAP AUDIT JUDGEMENT

(Studi Pada Akuntan Publik di KAP Wilayah Sumatera)

RAHAYU FITRIANA
e-mail: rahayufitriana92@yahoo.com
HP: 082173278884

Anggota:
KAMALIAH
SUSILATRI
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Riau

ABSTRACT

The purpose of this research is to know the influence of the complexity of the task, the
pressure of obedience, the level of seniority of the auditor, the auditor's expertise, and the
relationship with the clients of audit judgement.
This study population is auditor working in public accounting in the area of Sumatra.
These studies use SPSS software to manipulate data. Sampling method in this research is the
random sampling and the total number of respondents who made a sample on this research is
as much as 48% (106 people)
Results of the study prove that the complexity of the task, the pressure of obedience,
expertise, and relationships with influential clients of audit judgement. While the level of
seniority of the auditors audit against the judgement has no effect.

Keywords: the complexity of the task, the pressure of obedience, the level of seniority of the
Auditor, Auditor, Expertise and relationships with clients.

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Andersen sebagai kantor akuntan publik
yang sudah termasuk dalam jajaran
Seorang auditor dalam proses Bigfour dan sangat bisa diandalkan masih
audit memberikan opini dengan judgement dapat melakukan kesalahan besar, maka
yang didasarkan pada kejadian masa lalu, kondisi ini akan berdampak buruk
sekarang dan akan datang. Terjadinya terhadap citra profesi akuntan publik di
kasus kegagalan audit berskala besar di mata masyarakat dan pihak-pihak lainnya.
USA seperti Enron, telah menimbulkan Untuk itu auditor senantiasa dipacu untuk
skeptisme masyarakat mengenai bertindak dengan kemampuan
ketidakmampuan profesi akuntansi dalam profesionalisme yang tinggi (Jamilah,
menjaga independensi. Sorotan tajam 2007).
diarahkan pada perilaku auditor dalam
berhadapan dengan klien yang Standar Akuntansi Seksi 230
dipersepsikan gagal menjalankan perannya paragraf 12 menyebutkan bahwa oleh
sebagai auditor independen. Apabila Athur karena pendapat auditor atas laporan

JOM FEKON Vol.1 No.2 Oktober 2014 1


keuangan didasarkan konsep pemerolehan atau tidaknya judgement seorang auditor
keyakinan memadai, auditor bukanlah akan menentukan kualitas dari hasil audit
penjamin dan laporannya tidak merupakan yang dikeluarkan oleh auditor. Oleh sebab
suatu jaminan. Oleh karena itu, penemuan itu, judgement didalam auditing
kemudian salah saji yang material, yang merupakan suatu proses yang penting dan
disebabkan oleh kekeliruan atau tidak dapat dipisahkan didalam auditing.
kecurangan, yang ada dalam laporan
keuangan, tidak berarti bahwa dengan Standar Profesional Akuntan
sendirinya merupakan bukti kegagalan Publik (SPAP) pada seksi 341
untuk memeperoleh keyakinan memadai, menyebutkan bahwa audit judgement atas
tidak memadainya perencanaan, kemampuan kesatuan usaha dalam
pelaksanaan atau pertimbangan, tidak mempertahankan kelangsungan hidupnya
menggunakan kemahiran profesional harus berdasarkan pada ada tidaknya
dengan cermat dan seksama, atau sanksi dalam diri auditor itu sendiri
kegagalan untuk mematuhi standar terhadap kemampuan suatu kesatuan usaha
auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan dalam mempertahankan kelangsungan
Indonesia. hidupnya dalam periode satu tahun sejak
tangga laporan keuanan auditan. Audit
Untuk mencegah terjadinya kasus judgement merupakan suatu pertimbangan
kegagalan audit, maka auditor harus yang mempengaruhi dokumentasi bukti
dituntut untuk bersikap profesional. Sikap dan keputusan pendapat yang dibuat oleh
profesionalisme telah menjadi isu yang auditor. Kualitas judgement menunjukkan
kritis untuk profesi akuntan karena dapat seberapa baik kinerja auditor dalam
menggambarkan kinerja akuntan tersebut. melaksanakan tugasnya.
Sikap profesionalisme auditor dapat
dicerminkan oleh ketepatan auditor dalam Salah satu tugas auditor adalah
membuat audit judgement dalam melakukan pemeriksaan atau mengaudit
penugasan auditnya (Idris,2012). laporan keuangan klien berdasarkan
penugasan atau perikatan antara klien
Audit judgement merupakan suatu dengan KAP. Dalam penugasan audit
pertimbangan yang mempengaruhi sering terjadi benturan-benturan yang
dokumentasi bukti dan keputusan pendapat dapat mempengaruhi independensi
yang dibuat oleh auditor. dalam pembuatan akuntan publik dimana klien sebagai
judgement ini auditor mempunyai pemberi kerja berusaha untuk
kesadaran bahwa suatu mengkondisikan agar laporan keuangan
pertanggungjawaban merupakan faktor yang dibuat mempunyai opini yang baik,
yang cukup penting karena penilaiannya sedangkan disisi lain akuntan publik harus
akan ditijau dan dimintai keterangan. Audit dapat menjalankan tugasnya secara
judgement diperlukan karena audit tidak profesional yaitu auditor harus dapat
hanya dilakukan terhadap seluruh bukti mempertahankan sikap independen dan
dimana salah satu faktor yang menentukan objektif.
audit judgement adalah kemampuan untuk
membenarkan penilaian auditor. bukti Jika seorang auditor melakukan
inilah yang digunakan untuk menyatakan judgement yang kurang tepat, dan
pendapat atas laporan keuangan auditor. berpengaruh terhadap ketepatan opini
sehingga dapat dikatakan bahwa audit akhir mengenai kewajaran laporan
judgement ikut menentukan hasil keuangan. Dampak merugikan yang
pelaksanaan audit (Puspitasari, 2010). menyangkut harga diri, moral organisasi,
Dalam pekerjaan auditor, judgement hubungan bisnis, dan reputasi dalam
merupakan kegiatan yang selalu digunakan masyarakat jauh lebih besar dibanding
auditor dalam setiap proses audit, tepat nilai uang yang dikeluarkan dalam

JOM FEKON Vol.1 No.2 Oktober 2014 2


pembelaan atas tuntutan tersebut terhadap pertimbangan auditor. Hal
(Puspitasari, 2011). Judgement akuntan demikian bisa saja terjadi karena
profesional dapat dirusak oleh perbedaan sampel atau perbedaan waktu
kepentingan, hal yang sering terjadi adalah dan periode penelitian.
para auditor yang penghasilannya
didominasi oleh satu klien yang besar. Dengan kata lain, kompleksitas
tugas yang dihadapi oleh seorang auditor
Audit judgement menentukan akan menambah pengalaman dan
prinsip-prinsip akuntansi mana yang harus pengetahuannya. Auditor yang tidak
ditetapkan pada suatu situasi tertentu. Saat berpengalaman mempunyai tingkat
melakukan pertimbangan audit, auditor kesalahan yang lebih signifikan
harus merasa puas pada prinsip-prinsip dibandingkan yang memiliki pengalaman.
bahwa prinsip tersebut tepat dalam situasi Perbedaan tingkat kompleksitas tugas
saat itu, dan auditor membuat judgement mampu mempengaruhi seorang auditor
dengan kesadaran bahwa penilaiannya dalam menyelesaikan tugas-tugas audit.
akan ditinjau dan akan dimintai Perbedaan kompleksitas tugas, ketika
keterangan. kompleksitas tugas tinggi maupun ketika
kompleksitas tugas rendah bisa
Dalam melaksanakan audit memberikan pengaruh yang berbeda pada
terhadap laporan keuangan pemerintah kinerja audit judgement. Hal ini berarti
daerah dan memberikan opini atas bahwa seorang auditor mendapatkan
kewajaran sering dibutuhkan judgement kesulitan dalam penetapan judgement
(Zulaikha, 2006). Dalam membuat suatu untuk variasi tugas audit dengan berbagai
judgement, auditor akan mengumpulkan tipe informasi dan prosedur yang memadai
berbagai bukti relevan dalam waktu yang untuk dilaksanakan.
berbeda dan kemudian mengintregrasikan
informasi dari bukti-bukti tersebut. Seorang auditor secara terus
(Praditaningrum, 2012). menerus berhadapan dengan dilema etika
yang melibatkan pilihan antara nilai-nilai
Akuntan selalu dihadapkan dengan yang bertentangan. Tekanan ketaatan dari
tugas-tugas yang kompleks, banyak, atasan untuk memeriksa laporan keuangan
berbeda-beda dan saling berkaitan antara dan segera harus di audit. Dalam keadaan
satu dengan lainnya. Kompleksitas tugas ini, klien bisa mempengaruhi proses
biasanya didefenisikan sebagai fungsi dari pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor.
tugas itu sendiri, merupakan tugas yang Profesi auditor melaksanakan tugasnya
sulit dan rumit (Wood, 1986 dalam harus mematuhi pada kode etik standar
Nadiroh, 2010). Temuan Zulaikha (2006) audit. Didalam penelitian Jamilah (2007),
menyatakan bahwa kompleksitas tugas tekanan ketaatan berpengaruh secara
tidak berpengaruh signifikan terhadap signifikan terhadap audit judgement. Ini
judgement. Pernyataan ini dipertegas oleh diperjelas oleh Puspitasari (2011)
hasil penelitian Jamilah (2006) bahwa menyatakan bahwa tekanan ketaatan
kompleksitas tugas tidak berpegaruh berpengaruh signifikan terhadap kinerja
secara signifikan terhadap audit auditor dalam pembuatan audit judgement.
judgement. Namun, pada penelitian Namun, ada pendapat berbeda tentang
Puspitasari (2011) ditemukan bahwa tekanan ketaatan terhadap audit judgement
kompleksitas tugas berpengaruh secara didalam penelitian Tielman (2012) yang
signifikan terhadap audit judgement. menyatakan didalam penelitiannya bahwa
Persepsi lain berbeda juga diungkapkan tekanan ketaatan tidak berpengaruh secara
oleh temuan dari Tielman (2012) signifikan terhadap audit judgement.
ditemukan bahwa variabel kompleksitas Tetapi, didalam penelitian Praditaningrum
tugas tidak berpengaruh secara signifikan (2012) tekanan ketaatan berpengaruh

JOM FEKON Vol.1 No.2 Oktober 2014 3


negatif dan signifikan terhadap audit pertimbangan audit, auditor harus merasa
judgement. Tekanan dari atasan atau klien yakin bahwa prinsip-prinsip yang dipakai
juga dapat memberikan pengaruh yang itu tepat dalam situasi yang ada dan
buruk seperti hilangnya profesionalisme, semuanya digolongkan secara benar.
hilangnya kepercayaan publik dan Auditor membuat judgement dengan
kredibilitas sosial (Praditaningrum, 2012). kesadaran penuh bahwa penilaiannya akan
ditinjau dan akan dimintai keterangan. Jika
Tingkat senioritas auditor audit judgement yang disampaikan oleh
memberikan gambaran tentang auditor itu tidak tepat, maka hasil opini
pengalaman auditor (Mulyana, 2012). yang diberikan oleh auditor dianggap bias.
Semakin lama auditor bekerja maka Penelitian mengenai audit judgement telah
semakin banyak pula pengalaman yang dilakukan oleh beberapa peneliti.
dimiliki oleh seorang auditor. Senioritas Penelitian Jamilah (2007) yang menguji
merupakan perferensi dalam posisi dimana Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan dan
seseorang yang sudah lebih berpengalaman Kompleksitas Tugas Terhadap Audit
pada bidang yang ditekuninya. Penelitian Judgement memberikan kesimpulan bahwa
Iyer dan Rama (2004) dalam Mulyana gender dan kompleksitas tugas tidak
(2012), menyatakan bahwa ika tingkat berpengaruh secara signifikan terhadap
senioritas auditor lebih tinggi daripada audit judgement sedangkan tekanan
klien, maka akan memberikan pengaruh ketaatan berpengaruh secara signifikan
negatif dan signifikan terhadap klien untuk terhadap audit judgement. Hasil penelitian
mempengaruhi kebijakan audit yang dibuat tersebut didukung oleh peneitian
oleh auditor. ini berarti jika auditor yang Praditanigrum (2012) yang juga
melakukan audit terhadap klien lebih membuktikan bahwa kompleksitas tugas
senior, maka klien tersebut akan merasa berpengaruh tidak signifikan terhadap
tidak yakin dapat mempengaruhi kebijakan audit judgement. Selain kompleksitas
audit. Sehingga judgement yang dibuat tugas, Praditaningrum juga menguji
auditor lebih independen. variabel gender, pengalaman, keahlian,
tekanan ketaatan. Dalam penelitian
Selain tingkat senioritas auditor
Praditaningrum, gender berpegaruh secara
yang dapat mempengaruhi audit
signifikan terhadap audit judgement.
judgement, keahlian juga dapat
mempengaruhi audit judgement. Dalam Namun demikian, masih ada
melaksanakan tugas yang sangat ketidaksesuaian dari hasil penelitian tetang
kompleks, auditor juga harus audit judgement di Indonesia hal ini
meningkatkan keahlian dalam disebabkan karena judgement merupakan
pengauditan. Auditor harus memiliki sebuah pertimbangan yang sesuai dari
pengetahuan pengauditan (umum dan seorang auditor dan sangat tergantung dari
khusus), pengetahuan mengenai bidang pemahaman individu mengenai suatu
auditing dan akuntansi serta memahami instansi. Selain itu, hasil penelitian
industri entitas yang diperiksa (Indah, terdahulu juga belum dapat
2010 dalam Praditaningrum, 2012). digeneralisasikan untuk seluruh Indonesia,
sehingga membutuhkan tambahan bukti
Audit judgement merupakan opini
empiris mengenai faktor-faktor yang
seorang akuntan yang berhubungan dengan
mempengaruhi auditor dalam membuat
fakta dan bukti auditan. Selain
suatu pertimbangan audit. Hal tersebut
menginterpretasikan situasi dan keadaan,
mendorong peneliti untuk mengkaji lebih
akuntan juga harus menentukan apa yang
lanjut mengenai faktor-faktor yang dapat
harus dilaksanakan seperti pengujian
mempengaruhi audit judgement,
pemeriksaan yang dibutuhkan dalam
situasi tertentu. Pada saat melakukan

JOM FEKON Vol.1 No.2 Oktober 2014 4


khususnya di lingkungan auditor Clelland (1953) disebut untuk kebutuhan
pemerintah. untuk berprestasi (need for achievement).
Hal ini disadari bahwa sebagian orang
II. TELAAH PUSTAKA DAN mempunyai kualitas tingkatan motivasi
PENGEMBANGAN berprestasi tinggi, sebagian yang lain
HIPOTESIS. tidak, dengan demikian setiap manusia
berbeda dalam motivasi berprestasi. Teori
2.1 Teori Motivasi Berprestasi motivasi berprestasi dar Mc Clelland
mengidentifikasikan tiga jenis kebutuhan
Motivasi dalam bahasa inggris disebut
dasar yaitu kebutuhan berprestasi (n Ach),
motivation yang berasal dari bahasa latin
kebutuhan berafiliasi (n-Aff) dan
movere yang dimaksud ”menggerakkan”.
kebutuhan berkuasa (n Pow).
Secara umum ada tiga kelompok teori
Auditor dinilai melakukan
motivasi yang dihubungkan dengan
penilaian rasional terhadap situasi
tindakan kerja, yaitu teori-teori;
kinerjanya dengan mengumpulkan
kebutuhan, harapan, dan keadilan
informasi untuk diolah, kemudian
(Wijono,2010).
membuat keputusan yang optimal
Menurut Robbins dan Judge (2007)
berdasarkan lingkungan kerja, kebutuhan
mendefinisikan motivasi sebagai proses
hanya digunakan untuk membantu dalam
yang menjelaskan intensitas, arah dan
memahami bagamana seseorang auditor
ketekunan usaha untuk mencapai suatu
untuk membuat pilihan berdasarkan pada
tujuan. Motivasi dapat diartikan sebagai
keyakinan persepsi dan nilai yang ada pada
kekuatan (energi) seseorang yang dapat
kode etik.
menimbulkan tingkat persistensi dan
Motivasi adalah konsep penting
antusiasmenya dalam melaksanakan suatu
bagi auditor, terutama dalam melakukan
kegiatan, baik yang bersumber dari dalam
tugas audit. Auditor harus memiliki
diri individu itu sendiri (motivasi
motivasi yang tinggi untuk mencapai
instrinsik) maupun dari luar individu
tujuan organisasi dan tujuan audit dengan
(motivasi ekstrinsik).
baik. Auditor yang memiliki motivasi yang
Motivasi dapat diartikan sebagai
kuat dalam dirinya tidak akan dipengaruhi
faktor pendorong yang berada dalam diri
oleh tekanan ketaatan dari atasan mauoun
manusia yang akan mempengaruhi cara
entitas yang diperiksa, dan kompleksitas
bertindak, dengan demikian movasi pada
tugas audit yang mereka emban dalam
kinerja diri auditor akan berpengaruh
menghasilkan suatu judgement ysng
terhadao hasil kerjanya. Dalam arti lain
relevan atas hasil auditnya. Auditor yang
bahwa insentif kinerja yang dilakukan oleh
memiliki motivasi kuat juga akan terus
auditor mampu memberikan pengaruh atau
berusaha menambah pengetahuan baik
mampu memperbaiki kinerja audit
yang diperoleh dari pendidikan formal,
judgement. Kekuatan dari motivasi yang
kursus dan peliatihan untuk mendukung
mendasari bukanlah suatu kebutuhan,
kinerjanya (Idris, 2012).
namun adalah suatu keharusan.
Teori motivasi berprestasi 2.2 Teori Penetapan Tujuan
pertamakali diperkenalkan oleh Murray
yang diistilahkan dengan need for Teori penetapan tujuan atau goal
achievement dan dipopulerkan oleh Mc setting theory merupakan bagian dari teori
Clelland (1961) dengansebutan “n-ach”. motivasi yang dikemukakan oleh Edwin
Pada dasarnya dalam diri setiap orang Locke (1968). teori ini menegaskan bahwa
terdapat kebutuhan untuk melakukan niat individu untuk mencapai sebuah
perbuatan yang bertujuan memperoleh tujuan merupakan sumber motivasi kerja
hasil yang sebaik-baiknya. Kebutuhan yang utama. Seorang individu dengan
untuk mencapai hasil terbaik oleh Mc tujuan yang sulit, lebih spesifik dan

JOM FEKON Vol.1 No.2 Oktober 2014 5


menantang akan menghasilkan kinerja auditor dalam melaksanakan audit
yang lebih tinggi dibandingkan dengan keuangan dari suatu entitas. Jugdment
tinjauan yang tidak jelas dan mudah. dalam audit tergantung pada kualitas dari
Locke mengusulkan model kognitif, yang keyakinan yang diperoleh melalui
dinamakan teori tujuan, yang mencoba pengumpulan dan pengembangan bukti-
menjelaskan hubungan-hubungan antara bukti. Sementara itu, pengumpulan dan
niat atau tujuan-tujuan dengan perilaku. pemngembangan bukti-bukti memerlukan
upaya analisis atas fakta-fakta yang terjadi
2.3 Audit Judgement yang melatarbelakangi asersi yang sedang
terjadi ( Idris, 2012). Objektifitas auditor
Auditor membuat judgement dengan
dalam melakukan review pada setiap
kesadaran bahwa penilaiannya akan
kegiatan yang dilakukan oleh auditor dapat
ditinjau dan akan dimintai keterangan
terganggu karena tanggungjawab dalam
pertanggungjawaban. Salah satu kualitas
satu periode yang mereka audit dapat
terpenting dalam membuat judgement
mempengaruhi penilaian dan judgement
profesional adalah kemampuan untuk
yang diberikan.
membenarkan penilaian tersebut. Menurut
Jamilah, dkk 2007 audit judgement adalah 2.4 Kompleksitas Tugas
kebijakan auditor dalam menentukan
pendapat mengenai hasil auditnya yang Dilingkungan pekerjaan, atasan akan
mengacu pada penentuan suatu gagasan, melakukan perencanaan bersama para
pendapat atau perkiraan tentang suatu bawahan untuk menentukan tugas-tugass
objek, status atau peristiwa lainnya. yang harus dilaksanakan oleh setiap
Judgement merupakan cara pandang bawahan, dan juga waktu yang diperlukan
auditor dalam menanggapi semua untuk menyelesaikan tugas tersebut. dalam
informasi yang berhubungan dengan menentukan tugas yang diberikan dan
tanggungjawab dan risiko audit yang waktu yang diperlukan untuk
dihadapi oleh auditor. menyelesaikan suatu tugas yang diberikan
dan waktu yang diperlukan untuk
Pengalaman seorang auditor menyelesaikan suatu tugas tersebut,
profesional dalam menghadapi suatu ditentukan berdasarkan persepsi atasan
situasi serupa secara berulang baik secara terhadap tingkat kompleksitas tugas dan
langsung maupun tidak langsung akan pengalaman bawahan. Dengan
mempengaruhi judgement yang dipilihnya. beragamnya tingkat kompleksitas tugas
Informasi yang datang secara berulang yang didapat oleh auditor pada setiap
akan menciptakan judgement yang baru tugas-tugas auditnya yang berbeda-beda,
dan pada akhirnya menimbulkan maka dapat mempengaruhi judgement.
keputusan yang baru. Judgement dari
auditor yang lebih berpengalaman akan Kompleksitas tugas adalah persepsi
lebih intuitif daripada auditor yang kurang individu tentang kesulitasn suatu tugas
berpengalaman karena pengaruh kebiasaan yang disebabkan oleh terbatasnya
dan kurang melalui proses pemikiran dari kapasitas dan daya ingat serta kemampuan
judgement itu sendiri. (Mermod dan untuk mengintegrasikan masalah yang
Sungun 2013) Auditor yang independen dimiliki oleh seorang pembuat keputusan
ketika membuat judgement mereka (Irwanti, 2011).
membuat keputusan yang berimbang dan
tidak bias dalam pelaksanaan tugas Pengertian kompleksitas tugas itu
mereka. sendiri dalam penelitian ini menunjukkan
tingkat inovasi dan pertimbangan audit
Judgement merupakan suatu yang diperlukan oleh staf pemeriksa dalam
kegiatan yang selalu dibutuhkan oleh menyelesaikan tugas yang dibebankan.

JOM FEKON Vol.1 No.2 Oktober 2014 6


Tugas yang tingkat kompleksitasnya tinggi konsekuensi tidak adanya independen lagi
memerlukan inovasi dan pertimbangan dan melangar standar yang ada atau
audit yang relatif banyak, sedangkan tugas auditor dapat tidak menjalankan tugas
yang tingkat kompleksitasnya rendah dengan konsekuensi akan mendapatkan
memerlukan tingkat inovasi dan sanksi berupa pemberhentian penuasan
pertimbangan audit yang relatif sedikit dari klien. Akibatnya, standar akuntansi
(Prasojo, 2011) memiliki pilihan alternatif yang berkaitan
dengan masalah kecurigaan dalam
Semakin kompleks suatu tugas pemilihan perusahaan dan juga tekanan
maka auditor harus semakin memikirkan pada sikap auditor menghadapi klien
banyak hal. Kompleksitas tugas sangat tertentu.
dekat dengan kinerja auditor dan dapat
mempengaruhi kebijakan audit yang dibuat Auditor yang independen dapat
oleh auditor. ada berbagai pemahaman dari didefenisikan sebagai auditor yang
kompleksitas tugas, yakni sekumpulan memiliki kemampuan untuk menahan
tugas dan informasi yang berubah-ubah tekanan dari klien ataupun dari atasa untuk
diperoleh auditor dalam satu waktu melakukan hal yang menyimpang dari
pekerjaan. Banyaknya jumlah informasi kode etik yang telah ditetapkan
yang harus diproses dan tahapan pekerjaan (Meuwissen et al, 2003).
yang harus dilakukan untuk menyelesaikan
sebuah pekerjaan mengindikasikan tingkat 2.6 Tingkat Senioritas Auditor
kompleksitas tugas yang akan dihadapi
Tingkat senioritas auditor selain
oleh auditor.
menunjukkan lamanya masa tugas dari
auditor tersebut, juga memberikan
2. 5 Tekanan Ketaatan gambaran tentang pengalaman dan
pengetahuan yang dimiliki auditor
Tekanan ketaatan diartikan sebagai (Mulyana, 2012).
tekanan yang diterima oleh auditor junior
atau bawahan dari auditor yang lebih Asumsinya yaitu semakin senior
senior atau atasannya dan kliennya untuk auditor tersebut, maka semakin banyak
melakukan tindakan yang menyimpang pula pengalaman dan pengetahuan yang
dari standar etika dan profesionalisme dimiliki tentang proses audit, sehingga
(Irwanti, 2011). Hal ini pasti akan judgement yang dihasilkan akan relatif
menimbulkan tekanan pada diri auditor itu lebih baik dibanding dengan auditor yang
sendiri untuk menuruti atau tidak menuruti baru dalam melaksanakan audit.
keinginan klien ataupun atasannya. Oleh Contohnya, saat auditor tersebut
sebab itu, seorang auditor seringkali dihadapkan dengan permasalahan pada
dihadapkan pada dilemma penerapan prosedur audit. Jika ada kendala, maka
standar profesi auditor dalam pengambilan auditor senior dapat mengatasi dan
keputusannya (Jamilah dkk, 2007) mencari solusi yang lebih cepat dan baik
dibanding auditor yang baru karena
Tekanan-tekanan dalam penugasan pengalaman yang dimiliki oleh auditor
audit ini bisa dalam bentuk budget waktu, yang lebih senior.
deadline, justifikasi ataupun akuntabilitas
atau dari pihak-pihak yang memiliki Tingkat senioritas merupakan suatu
kekuasaan dan kepentingan seperti partner jenjang dan potensi dalam suatu
ataupun klien. Sehingga terkadang tekanan organisasi. Semakin luas pengalaman
ini dapat membuat auditor mengambil seseorang, semakin terampil melakukan
tindakan yang melangar standar pekerjaan dan semakin sempurna pola
pemeriksaan. Dari tekanan tersebut,
auditor dapat melaksanakan tugas dengan

JOM FEKON Vol.1 No.2 Oktober 2014 7


berpikir dan sikap dalam bertindak untuk Sementara itu, (Agoes 2007 dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Carolina 2013) berpendapat bahwa
keahlian dimulai dengan pendidikan yang
Semakin tinggi tingkat senioritas formal, yang memerlukan pengalaman
auditor maka dia akan semakin mampu dalam praktek audit dan auditor harus
menghasilkan kinerja yang lebih baik menjalani pelatihan teknis yang memadai,
dalam melakukan pemeriksaan. Auditor meliputi aspek teknis serta pendidikan
yang lebih senior akan membuat umum.
judgement yang relatif lebih baik dalam
tugas-tugas profesional dibanding auditor Dalam paragraf 3 SPAP SA Seksi
yang belum senior. Suatu tingkat senioritas 210 dinyatakan antara lain bahwa dalam
merupakan pengalaman yang didasarkan melaksanakan audit untuk sampai pada
pada lamanya pengalaman kerja auditor. suatu pernyataan pendapat, auditor harus
senantiasa bertindak sebagai seorang ahli
2.7 Keahlian Auditor dalam bidang akuntansi dan bidang
auditing. Pencapaian keahlian tersebut
Keahlian auditor yaitu mengetahui
dimulai dengan pendidikan formalnya,
sesuatu karena kematangannya dan
yang diperluas melalui pengalaman-
pemahamannya terhadap praktek yang ada.
pengalaman selanjutnya dalam praktik
Auditor sudah dapat membuat keputusan
audit.
atau menyelesaikan suatu permasalahan.
Dengan demikian segala tindakan auditor SPAP SA Seksi 210 menjelaskan
dianggap rasional dan mereka bergantung bahwa pendidikan formal auditor
pada institusi bukan pada peraturan yang independen dan pengalaman
ada (Putri, 2013). profesionalnya saling melengkapi satu
sama lain. Setiap auditor independen yang
Agar dapat mempertanggung
menjadi penanggung jawab suatu perikatan
jawabkan dengan benar, seorang auditor
harus menilai dengan baik kedua
harus memiliki kemampuan teknik yang
persyaratan profesional ini dalam
tinggi. Keahlian merupakan unsur penting
menentukan luasnya supervisi dan review
yang harus dimiliki oleh seorang auditor
terhadap hasil kerja para asistennya.
independen untuk bekerja sebagai tenaga
profesional. Keahlian dapat dilihat dari Auditor yang berpengalaman dan
jenis informasi yang digunakan. Keahlian didukung keahlian yang kompeten dalam
audit harus diukur atas dasar lamanya mengaudit dapat menghasilkan judgement
pengalaman kerja, jenjang jabatan serta yang lebih berkualitas dibandingkan
jenis informasi yang digunakan dengan auditor yang tidak berpengalaman
(Praditaningrum, 2012). dan tidak memiliki keahlian audit
(Praditaningrum, 2012).
Keahlian audit yang dilaksanakan
oleh audit internal yang dilakukan dengan 2.8 Hubungan dengan Klien
ketelitian dan profesional. (Hery, 2009)
Kemampuan profesional wajib dimiliki Menurut Boynton, Raymond, dan
oleh setiap auditor. auditor harus Kell (2005) terdapat hubungan antara klien
meningkatkan kemampuan teknisnya (manajemen perusahaan) dan auditor. hal
melalui pendidikan yang berkelanjutan. ini ditegaskan dari pernyataan audit,
Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk terdapat interaksi antara auditor dan
meningkatkan keahliannya. Mereka harus manajemen. Untuk kepentingan audit,
berusaha memperoleh informasi tentang maka auditor berusaha mengumpulkan
kemajuan dan perkembangan baru dalam bukti-bukti yang melibatkan klien, dan hal
standar, prosedur, dan teknik-teknik audit.

JOM FEKON Vol.1 No.2 Oktober 2014 8


tersebut berarti terdapat interaksi antara sehingga peneliti menyebarkan sebanyak
klien dan auditor. 220 kuesioner. Alasan peneliti
menyebarkan 4 (empat) kuesioner pada
Klien dengan auditor yang sudah setiap KAP yang menjadi populasi karena
lama menjalin kerjasama dibidang auditing peneliti mengharapkan tingkat
mungkin merasa sulit untuk berpindah pengembalian kuesioner yang tinggi.
KAP karena klien telah membangun
hubungan baik dan kepercayaan terhadap 3.2 Jenis dan Sumber Data
KAP yang ditunjuknya. Di sisi lain, klien
dengan kepemilikan auditor yang masa Jenis data yang digunakan dalam
kerjasamanya lebih pendek juga sedikit penelitian ini adalah data primer, yang
kemungkinan untuk beralih auditor diperoleh langsung dari responden. Data
ataupun KAP mungkin klien memandang primer yang digunakan berupa data subjek
ini dari segi cost. yang berupa opini dan karakteristik dari
responden. Data penelitian ini merupakan
Kualitas dari suatu laporan audit cross sectional data yaitu tipe data yang
tergantung kepada auditornya. Jika auditor dikumpulkan pada satu waktu tertentu.
tersebut merupakan orang yang profesional
terhadap pekerjaannya, maka publik akan 3.3 Teknik Pengumpulan Data
mempercayai laporan audit yang Dalam penelitian ini, metode
dihasilkannya. Asumsinya apabila dalam pengumpulan data yang digunakan adalah
relasi klien terhadap KAP itu memiliki data primer berupa kuesioner. Kuesioner
hubungan kekerabatan maka hasil audit merupakan teknik pengumpulan data yang
kurang dipercaya dan membuat KAP dilakukan dengan cara memberi
menjadi kurang tegas. Molornya seperangkat pertanyaan atau pernyataan
penggodokan Rancangan Peraturan tertulis kepada responden untuk
Pemerintah (RPP) tentang Praktek dijawabnya (Sugiyono, 2012). Dalam
Akuntan Publik tampaknya disebabkan penelitian ini peneliti akan mengumpulkan
salah satu pasal yang mengatur soal rotasi data primer yang diperoleh dengan
atau pembatasan jasa audit akuntan publik membagikan kuesioner kepada responden
(AP) dan kantor akuntan publik (KAP), baik secara personally administred
padahal UU no 5 tahun 2011 tentang questionnairies maupun mail
Akuntan Publik mengamanatkan satu questionnairies.
tahun setelah UU itu disahkan harus sudah
3.4 Defenisi Operasional dan
diterbitkan peraturan pemerintah
Pengukuran Variabel
(http://akuntanonline.com).
Pada penelitian ini adalah audit
judgement, yang sering diartikan sebagai
III. METODE PENELITIAN kebijakan auditor dalam menentukan
3.1 Populasi dan Sampel pendapat mengenai hasil auditnya yang
mengacu pada pembentukan suatu
Populasi penelitian ini adalah gagasan, pendapat atau perkiraan tentang
seluruh auditor yang bekerja di KAP se- suatu objek, peristiwa, status atau jenis
Sumatera baik KAP yang kecil, menengah peristiwa lain. Untuk mengukur audit
maupun KAP yang bekerjasama dengan judgement, maka peneliti menggunakan
pihak asing. Peneliti menyebarkan 4 instrumen yang dikembangkan oleh
(empat) kuesioner untuk 1) auditor pria Jamilah 2007 dengan menggunakan skala
dan auditor wanita serta 2) auditor junior Likert, skala 1 (sangat tidak mungkin),
dan senior yang terdapat pada setiap KAP skala 2 (tidak mungkin), skala 3 (tidak
yang termasuk dalam populasi penelitian, tahu), skala 4 (mungkin), dan skala 5

JOM FEKON Vol.1 No.2 Oktober 2014 9


(sangat mungkin). Skala tinggi tempat dimana auditor tersebut bertugas.
menunjukkan tingkat judgement yang Untuk mengukur tentang pengaruh tingkat
dilakukan oleh auditor tinggi dan skala senioritas auditor terhadap judgement,
rendah menunjukkan tingkat judgement maka penulis menggunakan instrumen
rendah yang dilakukan oleh auditor. penelitian yang dikembangkan (Iyer dan
Rama, 2004) , yaitu menggunakan skala
Kompleksitas Tugas Likert lima poin yaitu 1 = sangat tidak
setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 =
Kompleksitas tugas dalam
setuju, 5 = sangat setuju.
penelitian ini adalah persepsi individu
tentang kesu;itan suatu tugas yang Keahlian Auditor
disebabkan oleh terbatasnya informasi dan
kejelasan informasi tentang tugas tersebut, Keahlian audit dalam penelitian ini
terbatasnya daya ingat serta kemampuan mengacu pada keahlian dalam melakukan
untuk mengintegrasikan masalah yang audit yang dimiliki oleh seorang auditor
dimiliki oleh pembuat keputusan (Jamilah, yang dapat menunjang kinerja sebagai
dkk., 2007). Pengukuran ini mengacu pada auditor pemerintah, baik yang didapat dari
penelitian yang dilakukan oleh pendidikan formal maupun pelatihan
(Jamilah,dkk.,2007) dengan menggunakan dibidang yang digeluti (Effendi 2010
6 item pertanyaan. Setiap item pertanyaan dalam Praditaningrum 2012). Untuk
berisi tentang pemahaman dan kejelasan mengukur tentang keahlian audit terhadap
auditor terhadap tugas yang audit judgement, maka penulis
dilaksanakannya. Pengukuran menggunakan instrumen penelitian yang
kompleksitas tugas diadopsi dari penelitian Praditaningrum,
2012 yang menggunakan skala Likert lima
poin yaitu 1 = sangat tidak setuju, 2 =
tidak setuju, 3 = netral, 4 = setuju, 5 =
sangat setuju). sangat setuju.
Semakin rendah nilai skala menujukkan
semakin tinggi kompleksitas dalam suatu Hubungan dengan Klien
tugas (Puspitasari, 2011).
Hubungan auditor dan klien yang
Tekanan Ketaatan dimaksudkan yaitu untuk penugasan-
penugasan yang diberikan oleh perusahaan
Tekanan ketaatan dalam kepada satu KAP. Lamanya KAP yang
penelitian ini mengacu pada situasi konflik mengaudit perusahaan diukur dalam tahun.
dimana auditor mendapat tekanan dari Untuk mengukur variabel hubunan klien
atasan maupun entitas yang diperiksa dengan KAP digunakan instrumen yang
untuk melakukan suatu tindakan yang dikembangkan oleh (Iyer dan Rama, 2004)
menyimpang dari standar etika. Tekanan yaitu skala Likert dengan pemeringkatan
ketaatan diukur dengan instrumen yang skala 1 = sangat tidak setuju, skala 2 =
terdiri dari sembilan (9) item pertanyaan tidak setuju, skala 3 = netral, skala 4 =
yang diadopsi dari penelitian Jamilai, dkk., setuju, skala 5 = sangat setuju.
(2007). Skala pengukuran yang digunakan
adalah skala likert lima poin yaitu 1 = 3.5 Analisis Data
sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = Hipotesis yang diajukan dalam
netral, 4 = setuju, 5 = sangat setuju. penelitian ini diuji dengan teknik analisis
regresi linear berganda (Multiple
Tingkat Senioritas Auditor Regression Analysis) versi 21. Analisis ini
bertujuan untuk menguji hubungan antar
Pembagian tingkatan senioritas variabel penelitian dan mengetahui
auditor berdasarkan struktur pada KAP

JOM FEKON Vol.1 No.2 Oktober 2014 10


besarnya pengaruh masing-masing Responden yang dimaksud adalah auditor
variabel bebas terhadap variabel terikat. yang berada di wilayah Sumatera yang
Model yang digunakan dalam regresi termasuk dalam sampel penelitian.
berganda untuk melihat pengaruh Kuesioner ini kemudian diteliti
pengetahuan terhadap audit judgement menggunakan perhitungan SPSS21 for
dengan kompleksitas tugas, tekanan windows. Untuk kuesioner ini
ketaatan, keahlian auditor, dan hubungan menggunakan skala likert, dari masing-
dengan klien dalam penelitian ini adalah: masing pernyataan yang mempunyaiskala
1,2,3,4, dan 5 untuk setiap item. Skor
tertinggi adalah 5, dan skor terendah
adalah 1.
Hasil pengolahan SPSS mengenai
deskriptif variabel sebagai berikut:
Keterangan : Descriptive Statistics
Y : audit judgement N Minim Maxi Mean Std.
α : nilai intersep (konstan) um mum Deviatio
β1-β4 : koefisien arah regresi n
X1 : kompleksitas tugas Kompleksitas 100 17.00 24.00 19.66 2.379
X2 : tekanan ketaatan TekananKeta
100 20.00 27.00 22.83 1.8912
X3 : tingkat senioritas auditor atan

X4 : keahlian audit Senioritas 100 7.00 14.00 12.29 .8077

X5 : hubungan dengan klien Keahlian 100 28.00 32.00 29.41 1.3491

ε : error Hubungan 100 10.00 13.00 11.71 1.1218

Penelitian ini telah melalui Audit


100 26.00 33.00 31.84 1.4751
serangkaian uji normalitas dan uji asumsi Judgement
klasik, yaitu autokorelasi, multikolinearitas Valid N
dan heterokedastisitas. Berdasarkan hasil (listwise)
100

uji tersebut, dapat dinyatakan bahwa setiap


variabel kompleksitas tugas
variabel telah terdistribusi dengan normal
jawaban responden minimum sebesar
dan bebas dari multikolinearitas,
17,00 dan maksimum sebesar 24,00
heterokedastisitas dan autokorelasi.
dengan rata-rata total jawaban sebesar
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 19,66 dan standar deviasi sebesar 2,379.
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Variabel tekanan ketaatan memiliki
Penelitian ini dilakukan terhadap jawaban minimal sebesar 20,00 dan
akuntan publik (auditor) yang bekerja di maksimal sebesar 27,00 dengan rata-rata
Kantor Akuntan Publik (KAP) yang total jawaban sebesar 22,83 dan standar
berada di wilayah Sumatera baik KAP deviasi 1,8912. Variabel tingkat senioritas
yang kecil, menengah maupun KAP yang auditor memiliki jawaban minimal sebesar
bekerjasama dengan pihak asing. Auditor 7,00 dan maksimal sebesar 14,00 dengan
yang berpartisipasi dalam penelitian ini rata-rata total jawaban sebesar 12,29 dan
meliputi partner, manajer, supervisor, standar deviasi sebesar 0,8077. Variabel
auditor senior maupun junior yang keahlian auditor memiliki jawaban
melaksanakan pekerjaan di bidang minimal sebesar 28,00 dan maksimal
auditing. sebesar 32,00 dengan rata-rata jawaban
Pada bagian ini akan disajikan data sebesar 29,41 dan standar deviasi sebesar
yang diperoleh dari 100 orang responden 1,3491. Variabel hubungan dengan klien
dengan menggunakan kuesioner. memiliki jawaban minimal sebesar 10,00

JOM FEKON Vol.1 No.2 Oktober 2014 11


dan maksimal sebesar 13,00 dengan rata- 3. Variabel tekanan ketaatan sebesar 0,187
rata total jawaban sebesar 11,71 dan menunjukkan bahwa peningkatan
standar deviasi sebesar 1,1218. Dan tekanan ketaatan sebesar 1% akan
variabel terakhir yaitu variabel audit menyebabkan audit judgement
judgement memiliki jawaban minimal mengalami peningkatan sebesar 18,7%
sebesar 26,00 dan maksimal sebesar 33,00 apabila faktor-faktor lainnya dianggap
dengan rata-rata total jawaban 31,84 dan konstan.
standar deviasi sebesar 1,4751. 4. Variabel tingkat senioritas auditor
sebesar- 0,073 menunjukkan bahwa
4.3 Hasil Uji Regresi peningkatan 1% pada tingkat senioritas
a
auditor akan menyebabkan penurunan
Coefficients audit judgement sebesar 7,3% apabila
Model Unstandardize Standar t Sig. faktor-faktor lainnya tetap.
d Coefficients dized 5. Variabel keahlian auditor sebesar 0,066
Coeffici
menunjukkan bahwa peningkatan
keahlian auditor sebesar 1% akan
ents
menyebabkan audit judgement
B Std. Beta mengalami peningkatan sebesar 6,6%
Error apabila faktor-faktor lainnya dianggap
(Constant) 2.755 .357 7.722 .000 konstan.
6. Variabel hubungan dengan klien
Kompleksit
.094 .044 .254 2.146 .034 sebesar 0,057 menunjukkan bahwa
as peningkatan hubungan dengan klien
1Tekanan .187 .070 .269 2.661 .009 sebesar 1% akan menyebabkan audit
Senioritas -.073 .055 -.133 -1.336 .185
judgement mengalami peningkatan
sebesar 5,7% apabila faktor-faktor
Keahlian .066 .076 .287 2.874 .048
lainnya dianggap konstan.
Hubungan .057 .049 .261 2.173 .044
4.4 Pengujian Hiposetis dan
a. Dependent Variable: Audit Judgement
Pembahasan
persamaan regresi untuk model penelitian
sebagai berikut : Model t t Sig α Hasil
Y = 2,755 + 0,094 X1 + 0,187 X2 + - hitun tabel
g
0,073 X3 + 0,066 X4 + 0,057X5 + e Kompleksita 2,146 1,98 0,0 0,03 Berpengaru
Dari model regresi linear berganda s Tugas 6 5 4 h
diatas, dapat disimpulkan :
1. Konstanta bernilai 2,755. Hal ini Variabel kompleksitas tugas
menyatakan bahwa jika tidak ada memiliki t hitung sebesar 2,146 dan nilai
pengaruh variabel independen yaitu signifikansi sebesar 0,034. T hitung
kompleksitas tugas, tekanan ketaatan, sebesar 2,146 > t table senilai 1,986 dan
tingkat senioritas auditor, keahlian nilai sig 0,034< 0,05, ini berarti bahwa
auditor dan hubungan dengan klien variabel kompleksitas tugas signifikan
maka nilai audit judgement akan tetap pada level 5%. Sehingga dapat
sebesar 27,55%. disimpulkan bahwa variabel kompleksitas
2. Variabel kompleksitas tugas sebesar tugas berpengaruh terhadap audit
0,094 berarti peningkatan 1% pada judgement, oleh karena itu, hipotesis satu
kompleksitas tugas akan menyebabkan (H1) diterima.
audit judgement meningkat sebesar
Model t t Sig α Hasil
9,4% apabila faktor-faktor lainnya hitung tabel
dianggap konstan. Tekanan 2,661 1,986 0,05 0,009 Berpengaruh
Ketaatan

JOM FEKON Vol.1 No.2 Oktober 2014 12


Variabel tekanan ketaatan memiliki signifikansi sebesar 0,044. T hitung
t hitung sebesar 2,661 dan nilai sebesar 2,173> t table senilai 1,986 dan
signifikansi sebesar 0,009. T hitung nilai sig 0,044<0,05, ini berarti bahwa
sebesar 2,661 > t table senilai 1,986 dan variabel hubungan dengan klien signifikan
nilai sig 0,009< 0,05, ini berarti bahwa pada level 5%. Sehingga dapat
variabel tekanan ketaatan signifikan pada disimpulkan bahwa variabel hubungan
level 5%. Sehingga dapat disimpulkan dengan klien berpengaruh terhadap audit
bahwa variabel tekanan ketaatan judgement, oleh karena itu, hipotesis lima
berpengaruh terhadap audit judgement, (H5) diterima.
oleh karena itu, hipotesis dua (H2)
diterima. V. PENUTUP
Model t t Sig α Hasil Berdasarkan hasil uji statistik yang
hitung tabel dilakukan yaitu uji beda dengan t-test dan
Tingkat -1,336 1,986 0,05 0,185 Tidak uji hubungan dengan regresi berganda
Senioritas Berpengaruh
Auditor dengan SPSS 21, maka dapat disimpulkan
Variabel tingkat senioritas auditor sebagai berikut :
memiliki t hitung sebesar -1,336 dan nilai 1. Pengujian hipotesis pertama
signifikansi sebesar 0,185. T hitung memberikan hasil bahwa variabel
sebesar -1,336< t table senilai 1,986 dan kompleksitas tugas berpengaruh
nilai sig 0,185> 0,05, ini berarti bahwa terhadap audit judgement yang
variabel tingkat senioritas auditor dapat dilihat dari nilai thitung 2,146
signifikan pada level 5%. Sehingga dapat > ttable 1,986 dan nilai signifikan
disimpulkan bahwa variabel tingkat yaitu sebesar 0,034 < 0,05.
senioritas auditor tidak berpengaruh 2. Pengujian hipotesis kedua
terhadap audit judgement, oleh karena itu, memberikan hasil bahwa variabel
hipotesis tiga (H3) ditolak. tekanan ketaatan berpengaruh
terhadap audit judgement yang
Model t t Sig α Hasil dapat dilihat dari thitung sebesar
hitung tabel
2,661 > ttable senilai 1,986 dan nilai
Keahlian 2,874 1,986 0,05 0,048 Berpengaruh signifikan yaitu sebesar 0,009<
Auditor 0,05.
3. Pengujian hipotesis ketiga
Variabel keahlian auditor memiliki
memberikan hasil bahwa variabel
t hitung sebesar 2,874 dan nilai
tingkat senioritas auditor tidak
signifikansi sebesar 0,048. T hitung
berpengaruh terhadap audit
sebesar 2,874> t table senilai 1,986 dan
judgement yang dapat dilihat dari
nilai sig 0,048< 0,05, ini berarti bahwa
thitung sebesar -1,336< ttable senilai
variabel keahlian auditor signifikan pada
1,986 dan nilai signifikan yaitu
level 5%. Sehingga dapat disimpulkan
sebesar 0,185> 0,05.
bahwa variabel keahlian auditor
4. Pengujian hipotesis keempat
berpengaruh terhadap audit judgement,
memberikan hasil bahwa variabel
oleh karena itu, hipotesis empat (H4)
keahlian auditor berpengaruh
diterima.
terhadap audit judgement yang
Model t t Sig α Hasil dapat dilihat dari thitung sebesar
hitung tabel 2,874> ttable senilai 1,986 dan nilai
Hubungan 2,173 1,986 0,05 0,044 Berpengaruh
dengan signifikan yaitu sebesar 0,048<
Klien 0,05.
variabel hubungan dengan klien 5. Pengujian hipotesis kelima
memiliki t hitung sebesar 2,173 dan nilai memberikan hasil bahwa variabel
hubungan dengan klien
JOM FEKON Vol.1 No.2 Oktober 2014 13
berpengaruh terhadap audit DAFTAR PUSTAKA
judgement yang dapat dilihat dari
thitung sebesar 2,173 > ttable senilai Arens A., Randal J. Elder, dan Mark S.
1,986 dan nilai signifikan yaitu Beaskey, 2006. Auditing dan Jasa
sebesar 0,044<0,05. Assurance: Pendekatan Integrasi
6. Hasil pengujian koefisien (Alih Bahasa: Herman Wibowo).
determinasi menunjukkan Jilid 1, Edisi Keduabelas, Penerbit
variabilitas variabel dependen Erlangga, Jakarta.
dijelaskan oleh variabel
Abdolmohammadi, M dan A. Wright.
independen hanya sebesar 14,6%
1987. ”An Examination of Effect
dimana sisanya dijelaskan oleh
of Experience and Task
variabel lain diluar penelitian ini.
Complexcity on Audit Judgment”.
Journal of The Accounting
5.2 Keterbatasan
Review.
Adapun keterbatasan dari penelitian ini
diantaranya : Alim, M. Nizarul, Trisni Hapsari, dan
1. Response rate yang masih cukup Lilik Purwanti. “Pengaruh
rendah yaitu hanya 48%. Kompetensi dan Independensi
2. Variabel yang diteliti hanya terhadap Kualitas Audit dengan
berpengaruh sebesar 14,6% yang Etika Auditor sebagai Variabel
berarti bahwa ada variable-variabel Moderasi”. Simposium Nasional
lain sebesar 85,4% yang tidak Akuntansi (SNA) X Makassar,
termasuk dalam model regresi pada 2007.
penelitian ini.
Budiyanto, E.T., M. Nasir dan I. Januarti,
5.3 Saran 2005. Pengujian variabel-variabel
Penelitian mendatang disarankan yang berpengaruh terhadap
untuk meneliti pengaruh variabel-variabel ekspetasi klien dalam audit
lainnya yang belum termasuk dalam judgement , Simposium Nasional
penelitian ini diantaranya jenjang Akuntansi VIII, Solo, September.
pendidikan auditor, pengalaman dan
pengetahuan serta memperluas sampel Boynton, William. C, Johnson, Raymond.
penelitian sehingga hasil penelitian akan N dan Kell, Walter. G. 2005,
lebih akurat. Peneliti menyarankan Modern Auditing. Jakarta:
penambahan variabel pengalaman dan Erlangga
pengetahuan dikarenakan pengalaman dan Brody, R.G., and S.A. Moscove. 1998.
pengetahuan merupakan faktor penting Mandatory Auditor Rotation.
yang berkaitan dengan pemberian National Public Accountant
pendapat audit dan pengalaman dan (March).
pengetahuan dapat mempengaruhi
kemampuan prediksi dan deteksi auditor Carolina, Yenni. 2013. “An Empirical
terhadap kecurangan sehingga dapat Study Of Auditor Independence,
mempengaruhi judgment yang diambil Competence and Audit Tenure on
oleh auditor. Untuk mengatisipasi Audit Quality – Evidence From
penyebaran kuesioner yang tidak kembali North Jakarta, Indonesia.”
sebaiknya menelepon terlebih dahulu KAP Maranatha Christian University
yang dituju, sehingga penyebaran Bandung: The 2nd IBSM,
kuesioner dapat lebih efekif dan efisien. International Conference on
Business and Management” 2-4

JOM FEKON Vol.1 No.2 Oktober 2014 14


October 2013, Chiang Mai- Terhadap Audit Judgement,
Bangkok Kompleksitas Tugas Sebagai
Variabel Moderating. Skripsi
Copley, P.A., and M.S. Doucet. 1993. Fakultas Ekonomi Universitas
Auditor Tenure, Fixed fee Diponegro. Semarang.
Contracts, and The Supply of
Substandard Single Audits. Public Iyer, Venkataraman M. and Dasaratha
Budgeting & Finance. V. Rama. 2004. Clients’
Expectations on Audit
DeAngelo, L.E. 1981. Auditor Judgments: A Note. Behavioral
Independence, ”Low Balling,” Research In Accounting.
and Disclosure Regulation.
Journal of Accounting and Jamilah, Siti, Zaenal Fanani, dan Grahita
Economics. Chandrarin. 2007. Pengaruh
Gender , Tekanan Ketaatan, dan
Dye, R. 1991. Informationally Kompleksitas Tugas Terhadap
Motivated Auditor Replacement. Audit Judgement. Simposium
Journal of Accounting and Nasional Akuntansi 10. Unhas
Economics. Makassar.
Ghozali, Imam, 2006. “Aplikasi Analisis Locke, E. A. 1968. Toward a Theory of
Multivariate dengan Program Task Motivation and Incentive,
SPSS”, Badan Penerbit Organizational Behavior and
Universitas Diponegoro, Human Performance.
Semarang.
Hair, J.F. Jr, R.E. Anderson, Black, W.C. Locke, E. A. 2013. New Developments in
Goal Setting and Task Performance.
and Babin, B.J. (2010),
Multivariate Data analysis, 7th
ed, engelwood Cliffs,NJ: Mayangsari, Sekar. 2003. Pengaruh
Prentice-hall, Inc. Keahlian Audit dan Indepedensi
Terhadap Pendapat Audit, Sebuah
Hartanto, Hansiadi Yuli dan Indra Wijaya Kuasieksperimen. Skripsi
Kusuma. 2001. “Analisis Universitas Trisakti. JRAI
Pengaruh Tekanan Ketaatan Januari. Jakarta.
Terhadap Judgment Auditor”.
Jurnal Akuntansi dan Mc. Clelland, David C, et al. 1953, The
Achievement Motive, Appleton-
Manajemen. Ed. Desember.
Century-Crofts Inc, New York
Hery, S.E., M.Si. , 2009. “Fenomena Audit
Internal”, Penerbit Universitas Mc. Clelland, David C. 1961. The
Atmajaya (PUAJ), Jakarta. Achieving Society. NY: Van Nostrand

Idris, Fitriani Seni. 2012. “Pengaruh Meuwissen, Roger, Moers, Frank, Peek,
Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Erik, Vanstraelen, Ann. 2003.
Tugas, Pengetahuan dan Persepsi “The Influence of Auditor
Etis Terhadap Audit Judgement”. Independence Regulation on
Skripsi Fakultas Ekonomika dan Earnings Quality: An Empirical
Bisnis Universitas Diponegoro. Analysis of Firms Cross-Listed in
Semarang. the US. Universiteit Antwerpen
and Universiteit Maastricht.
Irwanti, Nurdiyani Ajeng. 2011. Pengaruh
Gender Tekanan Ketaatan
JOM FEKON Vol.1 No.2 Oktober 2014 15
Mermod, Yuskel Asli, Sungun, Gokhan. Puspitasari, Ayu Rahmi. 2011. Analisis
2013. Internal audit positioning- Pengaruh Gender, Tekanan
four stage model. Journal of Ketaatan, Kompleksitas Tugas
business economics & finance dan Pengalaman Terhadap
volume 2. Marmara University, Kinerja Auditor Dalam
Turkey. Pembuatan Audit Judgement.
Skripsi Fakultas Ekonomi
Mulyana, Refni. 2012. Pengaruh Universitas Diponegoro.
Kompleksitas Tugas, Tekanan Semarang.
Ketaatan, Tingkat Senioritas
Auditor, dan Hubungan dengan Praditaningrum, Suci Anugrah. 2012.
Klien Terhadap Audit Judgement. Analisis Faktor-Faktor Yang
Skripsi Universitas Riau. Berpengaruh Terhadap Audit
Pekanbaru. Judgement. Skripsi Fakultas
Ekonomika dan Bisnis
Mulyaningsing, Nining dan Enjang Universitas Diponegoro.
Tachyan Budiyanto. 2006. Semarang.
“Pengujian Variabel-Variabel
yang Berpengaruh terhadap Prasojo, Dwi Hendri. 2011. Pengaruh
Keinginan Klien Untuk Kompleksitas Tugas dan Stress
Mempengaruhi Kebijakan Audit.” Kerja Terhadap Hubungan Antara
Simposium Nasional Akuntansi Gaya Kepemimpinan dan
(SNA) IX, Padang. Kepuasan Kerja. Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas
Nadiroh, Siti. 2010. “Pengaruh Pembangunan Nasional Veteran.
Kompleksitas tugas, Orientasi
Tujuan, dan self-efficacy terhadap Rahmawi dan Setyaningtyas Honggowati.
kinerja auditor dalam pembuatan 2004. “Pengaruh Tekanan
audit judgement”. Skripsi Kepatuhan, Gender, Autotarian
Universitas Diponegoro. dan Pertimbangan Moral
Semarang. Terhadap Audit Judgment”.
Jurnal Bisnis dan Manajemen,
Neuman W.L. (2011), Social Research Vol 4, No.1..
Methot:Qualitative and
th
Quantitative Approach,7 ed, Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A.
Boston,Pearson (2008). Perilaku Organisasi,
Jakarta: Salemba Empat.
Putri, Amina, Pritta. 2013. “Pengaruh
Lingkungan Etika, Pengalaman Roen, Ferry. 2012. Teori dan Perilaku
Auditor dan Tekanan Ketaatan Organisasi. Perilaku
Terhadap Kualitas Audit organisasi.com.
Judgement”. Skripsi Fakultas http://perilakuorganisasi.com/teo
Ekonomika dan Bisnis ri-penetapan-tujuan.html. Diakses
Universitas Diponegoro. pada 10 januari 2013. Tentang
Semarang. artikel yang membahas Teori
Penetapan Tujuan.
Puspitasari, Novi. 2010. “Penilaian
Hubungan Insentif Kinerja, Rosyada, Amrina. 2009. Pengaruh Gender,
Usaha, dan Kompleksitas Tugas Tekanan Ketaatan, Kompleksitas
Terhadap Kinerja Audit Tugas dan Pengalaman Auditor
Judgement”. Skripsi Universitas Terhadap Audit Judgement.
Diponegoro. Semarang.

JOM FEKON Vol.1 No.2 Oktober 2014 16


Skripsi Universitas Riau. U.S. Senate. 1976. The Accounting
Pekanbaru. Establishment. Prepared by the
Subcommittee on Report,
Sari Kartika. A, 2012. Ekspetasi Klien Accounting and Management of
dalam Kebijakan Audit. Berkala the Committee on Governmental
Ilmiah Mahasiswa Akuntansi Affairs. Washington, D.C.:
Vol.1. Fakultas Bisnis, Unika Government Printing Office.(US
Widya Mandala Surabaya, Senate1976; Business Week,
Surabaya. 2002).
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods Waspodo, Lego. 2007. “Pengaruh
For Business. Jakarta: Salemba Independensi Auditor Eksternal
Empat. Dan Kualitas Audit Terhadap
Hasil Negosiasi Antara Auditor
Siregar, Veronica, Sylvia., Fitriany.,
Dengan Manajemen Klien
Wibowo, Arie., Anggraita, Viska.
Mengenai Permasalahaan
2011. “Rotasi dan Kualitas Audit:
Laporan Keuangan”. Tesis,
Evaluasi Atas Kebijakan Menteri
Magister Sains Akuntansi
Keuangan KMK No.
Universitas Diponegoro
432/KMK.6/2002 Tentang Jasa
Semarang
Akuntan Publik., Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Wijono, Sutarto. 2010. “Psikologi Industri
Indonesia., Volume 8 No 1, Juni dan Organisasi”. Kencana Media
2011. Group. Rawamangun, Jakarta.
Penerbit Kencana.
Sugiyono, 2012.”Metode Penelitian
Bisnis(pendekatan kuantitati, Zulaikha, 2006. Pengaruh Interaksi
kualitatif, dan R&D” Penerbit Gender, Kompleksitas Tugas dan
Alfabeta. Pengalaman Auditor Terhadap
Audit Judgement. Simposium
Suharyadi dan Purwanto, 2008. Statistika
Nasional Akuntansi 9 Padang.
Untuk Ekonomi dan Keuangan
23-26 Agustus.
Modern Edisi 2. Salemba Empat,
Jakarta. Insititut Akuntan Publik Indonesia, 2011,
Standar Profesional Akuntan
Tielman, Andita M Elisabeth. 2012.
Publik, Salemba Empat, Jakarta.
Pengaruh Tekanan Ketaatan,
Tekanan Anggaran Waktu, http://akuntanonline.com/showdetail.php?
Kompleksitas Tugas, mod=art&id=402&t=Rotasi%20A
Pengetahuan dan Pengalaman P%20&%20KAP%20Belum%20
Auditor Terhadap Audit Temukan%20Tititk%20Temu&ka
Judgement. Skripsi Fakultas t=Akuntansi diakses pada 09
Ekonomika dan Bisnis oktober 2013. Tentang Rotasi
Universitas Diponegoro. KAP.
Semarang.
UU No.5 tahun 2011 Tentang Akuntan
Tuanakotta, Theodorus M. 2007. Publik.
Akuntansi Forensik dan Audit
Investigatif. Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.

JOM FEKON Vol.1 No.2 Oktober 2014 17

Anda mungkin juga menyukai