Anda di halaman 1dari 10

Berdasarkan penelusuran terhadap judul penelitian tesis yang ada pada Program Megister Ilmu

Hukum Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera ditemukan sedikitnya 2 (dua) judul tesis
terkait tentang tanggungjawab sosial dan lingkungan perusahaan atau CSR yakni: (1). Tesis atas
nama Ika Safithri dengan judul Analisis Hukum terhadap Pengaturan Corporate Social
Responbility (CSR) pada UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan (2).
Implementasi Corporate Social Responbility (CSR) pada Masyarakat Lingkungan PTPN IV atas
nama Edi Syahputra.
Tesis ini berbeda dengan kedua tesis tersebut diatas. Tesis yang pertama fokus pada penerapan
CSR berdasarkan UUPT, tetapi tidak membahas tentang keadilan penerapan CSR dan mengenai
peran dan tanggungjawab masyarakat dalam pelaksanaan konsep CSR. Sementara tesis yang
kedua lebih mengarah pada penerapan konsep CSR terhadap BUMN dalam bentuk Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan di lingkungan PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero).
Oleh karena itu, keaslian tesis ini dapat dipertanggungjawabkan dan sesuai dengan asas-asas
keilmuan yang harus dijunjung tinggi yaitu kejujuran, rasional, objektif serta terbuka. Hal ini
merupakan implikasi etis dari proses menemukan kebenaran ilmiah sehingga dengan demikian
penelitian ini dapat dipertanggung-jawabkan kebenarannya secara ilmiah, keilmuan dan terbuka
untuk kritisi yang sifatnya konstruktif (membangun).

2.2 Kerangka Pemikiran


Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Penulis dan
No. Judul Penelitian Hasil
Tahun
1. Edge and Farley “External Auditor Penelitian ini di
(1991) Evaluation of The Internal Australia, yang menjadi
Audit Function”. subjek
adalahorganizational
status, scope of function,
technical competence,
due professional care and
previous audit work.
2. Richard A Fraud Detection ; The Auditor viewed the
Bernadi Effect of Client Integrity & evaluation of client
(1994) Competence and Auditor integrity and competence
Cognitive Style. as one of the most
difficult steps in audit
process.
3. Dedy Supardi Pengaruh Independensi Menunjukkan besarnya
(1997) dan Keahlian Profesional pengaruh dukungan
Auditor Internal terhadap pimpinan puncak
Pelaksanaan Audit terhadap independensi
Internal. dan keahlian profesional
auditor internal terhadap
pelaksanaan audit
internal.

Lanjutan
Penulis dan
No. Judul Penelitian Hasil
Tahun
4. Hiro Tugiman Pengaruh Peran Auditor Masih banyak auditor
(2000) Internal serta Faktor-faktor internal belum
Pendukungnya terhadap mengetahui secara
Peningkatan Pengendalian mendalam tentang audit
Internal dan Kinerja internal. Jasa auditor
Perusahaan. internal yang berkualitas
berkorelasi secara nyata
terhadap pengendalian
intern.

Mengutip definisi di atas bahwa “Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan
bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai entitas ekonomi yang dilakukan oleh seorang
yang kompeten dan independen…” (Arens dan Loebbecke, 2000:4). Definisi tersebut
merupakan grand theory untuk bidang auditing secara umum. Penekanan makna kompetensi dan
independensi dalam grand theory tersebut menyiratkan pemahaman bahwa profesi auditor adalah
profesi yang rumit, jika dibandingkan dengan beberapa profesi lainnya. Kompetensi dan
Independensi merupakan dua hal yang berkaitan dalam profesi ini.
Begitu juga menurut Standard Praktek Profesi Audit Internal (Sawyer:540), Standard penugasan
auditor adalah:
“Auditor telah memiliki tanggung jawab sebelumnya dengan adanya independensi dan
kompetensi”.
Seorang auditor, sekalipun ia ahli, apabila tidak mempunyai sikap independen dalam
mengumpulkan informasi akan menjadi tidak berguna, sebab informasi yang digunakan untuk
mengambil keputusan haruslah tidak bias (Arens dan Loebbecke, 2000:4). Independen adalah
sesuatu yang sangat mendasar bagi efektifitas audit internal.
Standard for the Profesional Practice of Internal Auditing tahun 2000 yang dikutip oleh Sawyer,
buku Internal Auditing (2003:1149), menyatakan bahwa:
“Independence, internal auditor should be independent of the activities they audit. Organizational
status, internal auditing department should be sufficient to permit the accomplishment of its audit
responsibilities. Objectivity, internal auditor should be objective in performing audits”.
Independensi berkaitan dengan objektivitas terutama dengan kecenderungan
emosional. Pemisahan organisasi dan status yang memadai bagi auditor internal membebaskan
auditor internal dari suatu kecenderungan emosional terhadap pihak yang diaudit.
Dengan independensi maka auditor internal akan bekerja secara objektif, tidak memihak, terhindar
dari rasa ketakutan tidak loyalitas, serta mempunyai keleluasaan untuk menyelesaikan tanggung
jawabnya. Segala analisa, penilaian, informasi, konsultasi dan rekomendasi dari auditor internal
terlepas dari keberpihakan dan tidak bias sehingga menjadi bahan pertimbangan yang penting bagi
dasar pengambilan keputusan. Dengan demikian pihak manajemen, dan pimpinan organisasi
mendapat masukan yang benar-benar jujur dan objektif.
Agar mendapat kepercayaan yang lebih banyak, selain independen, auditor internal juga dituntut
untuk terus meningkatkan kemampuannya. The department should assign to each audit those
persons who collectively prossess the necessary knowledge, skill and disciplines to conduct the
audit properly” (Courtemanche, 1986:321). Kemampuan profesional yang dimiliki auditor
internal secara individual ataupun secara kolektif harus sesuai dengan bidang audit yang akan
dilaksanakannya.
Auditor internal dituntut mampu menerapkan standard pemeriksaan, prosedur pemeriksaan, dan
teknik-teknik pemeriksaan yang baik dan tepat. Penerapannya juga harus dapat mengikuti
perkembangan yang terjadi yang berkaitan dengan aktivitas yang diaudit. Auditor internal yang
baik harus mampu mengikuti dinamika bidang yang akan diauditnya dengan baik, berkaitan
dengan perubahan peraturan perundangan, perubahan keadaan ekonomi, perubahan situasi dan
kondisi, yang memungkinkan mempengaruhi proses auditnya.
Auditor internal makin terlihat dengan masalah-masalah manajerial di perusahaan, sehingga dia
juga harus pula memahami konsep-konsep manajerial sehingga tidak mengganggu prinsip-prinsip
kepemimpinan yang ditegakkan oleh manajemen. Auditor internal harus mampu menjaga
keselarasan kerja seluruh pihak auditan. Auditor internal harus menjaga dan terus memperbaiki
hubungannya dengan pihak manajemen auditan, sebagaimana prinsip kemitraan sebagai jalan
mendapat kepercayaan yang lebih besar dari manajemen sehingga rekomendasi mendapat
tanggapan yang positif dari mereka. Auditor internal harus banyak bersosialisasi dengan
lingkungan dalam perusahaan, sehingga dapat memahami dengan baik segala fenomena atau
permasalahan yang berkaitan dengan bidang yang diperiksanya. Auditor internal harus
menghilangkan “kaca mata kuda” yang sering mengganggu hubungannya dengan pihak
manajemen auditan.
Pengertian persoalan menurut manajemen mungkin saja berbeda dengan pengertian menurut
auditor internal. Auditor internal akan mendapat manfaat seandainya ia memahami perbedaan
tersebut (Courtemanche, 1986:97). Auditor internal juga harus memahami posisi dan tekanan yang
dihadapi pihak manajemen, dengan demikian auditor internal bisa menetapkan skala prioritas
terhadap hal-hal yang menjadi perhatian manajemen. Bila auditor internal telah mempunyai
kemampuan yang memadai maka analisa, penilaian, informasi dan rekomendasi yang akan
diberikan kepada pihak manajemen akan mempunyai nilai tambah dan bersifat konstruktif bagi
pengembangan operasional secara berkesinambungan.
Kedua unsur tersebut, yaitu independensi dan kompetensi auditor internal secara jelas saling
berkaitan sesuai dengan definisi auditing secara umum. Namun demikian, ada perbedaan dimensi
terhadap keduanya bila ditinjau dari sudut pandang auditor eksternal dan auditor internal.
Auditor internal merupakan bagian dari organisasi dalam suatu entitas bisnis secara keseluruhan,
yang mempunyai tugas untuk membantu manajemen dan pimpinan organisasi untuk
menyelesaikan tanggung jawab mereka agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Sehingga jelas
bahwa independensi dan kompetensi auditor internal diperlukan oleh unit auditor internal dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Dalam pelaksanaan kegiatan audit, maka auditor internal bertanggung jawab untuk merencanakan
dan melaksanakan tugas audit yang harus disetujui dan ditinjau (reviu) oleh atasan auditor.
Menurut Hiro (2006:53), bahwa:
“Kegiatan auditor internal harus meliputi perencanaan pemeriksaan, pengujian dan pengevaluasian
hasil dan menindaklanjuti”.
Tujuan dan prosedur audit haruslah ditujukan pada berbagai risiko yang berhubungan dengan
kegiatan yang diaudit. Audit internal harus mengumpulkan, menganalisis, menginterprestasikan
dan membuktikan kebenaran informasi untuk mendukung hasil audit. Selanjutnya auditor internal
harus melaporkan hasil auditnya dan auditor internal harus terus menerus meninjau dan melakukan
tindak lanjuti (follow up) untuk memastikan bahwa terhadap temuan audit yang dilaporkan telah
dilakukan tindakan yang tepat.
Informasi hasil audit internal dan saran-saran mengenai hal-hal tertentu dapat disampaikan
langsung kepada semua tingkatan manajemen untuk digunakan sebagaimana mestinya. Hal ini
penting agar hasil audit dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi pihak manajemen secara
keeluruhan.
Apabila pelaksanaan audit dilaksanakan oleh seorang auditor internal yang independen dan
kompeten maka akan berpengaruh terhadap kualitas pelaksanaan audit dalam menghasilkan suatu
rekomendasi yang baik dan bila rekomendasi tersebut ditindaklanjuti oleh pihak manajemen maka
akan menghasilkan suatu kinerja yang baik.
2.3 Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas yang mengacu kepada kerangka pemikiran dan rumusan masalah, maka
hipotesis dalam penelitian ini adalah: Independensi dan Kompetensi Auditor Internal terhadap
Kualitas Pelaksanaan
Langkah dalam membuat orisinalitas penelitian atau originalitas penelitian dan bahasa lokalnya
adalah keaslian penelitian, dalam point orisinalitas penelitian ini kita akan membandingkan
skripsi/tesis kita dengan skripsi yang judulnya agak mirip dengan yang kita punyai, entah itu sama
dalam subjeknya maupun objeknya, yang jelas mirip-mirip, selain itu dengan adanya orisinalitas
penelitian ini, kita akan menggambarkan apa yang berbeda dari penelitian kita dengan penelitian
orang lain tersebut meskipun judulnya hampir sama.

Berikut contoh orisinalitas penelitian tesis dengan judul pembentukan karakter gemar membaca
Al-Qur'an, ada beberapa tema yang bisa diambil kesimpulan menjadi sehingga terlihat mirip, yaitu
tentang karakter dan tentang membaca Al-Qur'an.

Untuk mengetahui sub-kajian yang sudah ataupun belum diteliti pada penelitian sebelumnya, maka
perlu adanya upaya komparasi (perbandingan), apakah terdapat unsur-unsur perbedaan ataupun
persamaan dengan konteks penelitian ini. Di antara hasil penelitian terdahulu yang menurut
peneliti terdapat kemiripan, yaitu;

Hafiz Mubarak, tesis dengan judul Upaya Guru Al-Quran dalam mengatasi kesulitan belajar
membaca Al-Quran di Sekolah dasar islam terpadu Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan
pendekatak kualitatif. Sumber data tidak ditentukan jumlahnya melainkan berdasarkan pada
snowball sampling. Kegiatan pengumpulan data menggunakan data menggunakan metode
observasi partisipan, indepth interview, dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan pola deskriptvie analyzis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesulitan belajar
yang dialami siswa kelas III dalam belajar membaca Al-Quran adalah (1) murid sulit konsentrasi
atau memusatkan perhatian; (2) murid sangat akktif secara verbal; (3) murid lambat belajar; (4)
murid dengan suara pelan; (5) murid susah melihat; (6) murid aktif bergerak; (7) murid pasif; (8)
murid sulit belajar bersama dengan anak yang kemampuannya standar; (9) jumlah anak yang
terlalu banyak dalam kelompok.[1]

Miftahul Husni, tesis dengan judul Implementasi pendidikan karakter pada pendidikan dasar
(Studi di madrasah ibtidaiyah negeri tempel kecamatan ngaglik dan madrasah ibtidaiyah ma’arif
bego maguwoharjo kabupaten sleman yogyakarta). Penelitian ini menggunakan pendekatan
deskriptif kualitatif, dan pengumpulan datanya dilakukan dengan metode observasi mutlak,
wawancara semi terstruktur dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai
karakter yang dikembangkan di MIN tempel dan MI Ma’arif Bego adalah 18 nilai karakter,
sebagaimana yang telah dirumuskan pemerintah. Kemudian hasil penelitian dari fokus penelitian
selanjutnya adalah 1. Implementasi pendidikan karakter di MIN Tempel dilakukan dengan 4
proses, antara lain : a). implementasi melalui proses pembiasaan dalam kegiatan belajar mengajar,
b). implementasi melalui proses pembiasaan pada kegiatan, budaya dan lingkungan
sekolah/madrasah, c). implementasi melalui proses pembiasaan pada kegiatan ektrakurikuler, d).
implementasi pendidikan karakter melalui karya wisata. Kemudian 2). Implementasi pendidikan
karakter di MI Ma’arif Bego dilakukan melalui 4 proses antara lain : a). implementasi/penanaman
nilai melalui pembelajaran, b). implementasi melalui kegiatan madrasah, c) implementasi melalui
kegiatan ekstrakurikuler, d). implementasi melalui budaya dan lingkungan madrasah.[2]

Saprun, Tesis yang berjudul Pengembangan modul pembelajaran baca Al-Qur’an berbasis otak
kiri untuk orang dewasa di Universitas Muhammadiyah Mataram. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan pengembangan modul pembelajaran baca Al-Quran berbasis otak kiri untuk
orang dewasa. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan
menggunakan metode R&D dengan model desain kelompok pembanding prates-pascates
berpasangan. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi mutlak, wawancara yang mendalam
dan dokumentasi dengan teknik analisis data yaitu editing data, reduksi data, deskripsi data, dan
penarikan kesimpulan. Sedangkan analisa data kuantitatif adalah dengan menggunakan program
SPSS 16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) penerapan metode pembelajaran untuk orang
dewasa relevan serta efektif digunakan untuk memecahkan persoalan yang terdapat di Universitas
Muhammadiyah Mataram dalam pembelajaran Al-Qur’an. Hal ini dibuktikan pada saat kegiatan
pembelajaran berlangsung, mahasiswa semakin aktif, kritik dan antusias serta mampu
meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam belajar membaca Al-Quran. berdasarkan uji
hipotesis yang dilakukan bahwa nilai probabilitas (sig) uji regresi di Universitas Muhammadiyah
Mataram adalah (0.000) < (0.025), sehingga Ho ditolak, ini artinya metode pembelajaran untuk
orang dewasa berpengaruh positif terhadap kemampuan mahasiswa dalam membaca Al-Qur’an.
Adapun kemampuan mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Mataram dipengaruhi metode
tsabita adalah sebesar 32% (kategori sedang) dan sisanya dipengaruhi oleh metode pembelajaran
Al-Qur’an untuk orang dewasa yaitu sebesar 88%. Sedangkan uji independent sampel t-tes yang
dilakukan menunjukkan bahwa nilai probabilitas (sig) adalah (0.000) < antara kemampuan
mahasiswa dalam membaca Al-Qur’an dalam menggunakan metode tsabita dan metode
pembelajaran baca Al-Quran berbasis otak kiri.[3]

Secara rinci, letak persamaan, perbedaan dan orisinalitas penelitian ini dijelaskan sebagaimana
tabel berikut;

Tabel 1.1
Orisinalitas Penelitian diantara Penelitian Sebelumnya
Nama Peneliti, Judul dan Orisinalitas
No Persamaan Perbedaan
Tahun penelitian Penelitian
Pada kajian Substansi kajian
penelitiannya, substansi yang
Hafiz Mubarak, Upaya Guru
Pada objek kajian, materi dan obyek mendeskripsikan
Al-Quran dalam mengatasi
penelitian penelitian yaitu tentang pola pembentukan
1 kesulitan belajar membaca
tentang Al- pembentukan karakter karakter gemar
Al-Quran di Sekolah dasar
Quran gemar membaca Al- membaca Al-
islam terpadu Banjarmasin.
Qur’an dalam Qur’an, Obyek
pembelajaran SKI penelitian di SDI
Miftahul Husni, As-Salam Kota
Implementasi pendidikan Malang Malang
Pada obyek
karakter pada pendidikan
penelitiannya, dan isi
dasar (Studi di madrasah Pada kajian
2 kajian, yaitu terfokus
ibtidaiyah negeri tempel karakter anak
pada karakter gemar
kecamatan ngaglik dan
membaca Al-Qur’an.
madrasah ibtidaiyah ma’arif
bego maguwoharjo Kajian yang
kabupaten sleman diangkat terfokus
yogyakarta). 2013 pada karakter gemar
membaca Al-Qur’an
siswa.

Saprun. Pengembangan Pada objek penelitian


modul pembelajaran baca dan kajian penelitian
Al-Qur’an berbasis otak kiri Pada subjek yaitu tentang karakter
3
untuk orang dewasa di penelitian dan pembentukan
Universitas Muhammadiyah karakter gemar
Mataram. membaca Al-Qur’an.

Dari beberapa hasil penelitian di atas, terdapat beberapa titik perbedaan yang sangat mendasar
dengan penelitian ini, yaitu;
1. Kajian pada penelitian ini ingin mendeskripsikan secara mendalam tentang pembentukan
karakter gemar membaca Al-Quran.
2. Penelitian ini khusus membahas karakter gemar membaca Al-Quran.

[1] Hafiz Mubarak, Upaya Guru Al-Quran dalam mengatasi kesulitan belajar membaca Al-Quran
di Sekolah dasar islam terpadu Banjarmasin. UIN Maulana Malik Ibrahim. Tesis tidak diterbitkan.

[2] Miftahul Husni, Implementasi pendidikan karakter pada pendidikan dasar (Studi di madrasah
ibtidaiyah negeri tempel kecamatan ngaglik dan madrasah ibtidaiyah ma’arif bego maguwoharjo
kabupaten sleman yogyakarta). Tesis, PPS Universitas islam negeri mauana malik ibrahim
Malang. 2013

[3] Saprun, Pengembangan modul pembelajaran baca Al-Qur’an berbasis otak kiri untuk orang
dewasa di Universitas Muhammadiyah Mataram.Tesis PPS UIN Maulana Malik Ibrahim. Tesis
tidak diterbitkan.orisinalitas penelitian diatas bisa kita analisis bentuknya, yaitu
1. yang membedakan nama, tahun, judul tesis, dan kampusnya.
2. metodologi penelitiannya
3. hasil penelitiannya
4. objek penelitiannya.
5. jadi yang dikaji dalam orisinalitas penelitian adalah bentuk persamaannya dimana,
kemudian perbedaannya, dan orisinalitasnya dimana.
dengan adanya orisinalitas penelitian ini, maka hal-hal yang menjadikan plagiat dalam sebuah
skripsi ataupun tesis terdahulu bisa dihindari, karena meskipun mirip ataupun banyak persamaan
dengan hasil penelitian yang lain, tetapi skripsi ataupun tesis yang kita punyai ada sisi
perbedaannya.

Anda mungkin juga menyukai