Anda di halaman 1dari 10

BAB 5

ASPEK TEKNIK PRODUKSI

5.1 Lokasi
Jl. Banyu Urip
5.2 Kapasitas Produksi
Jumlah barang yang diprosuksi tiap hari adalah sejumlah 6 dus dengan
isi per dusnya 20 sachet tiap sachet berisi 5gr.
5.3 Proses Produksi Foot Care Centre with Herb
1. Edukasi
Edukasi pada pasien luka kaki diabetik sangat penting untuk
meminimalkan faktor-faktor penghambat dalam proses penyembuhan
luka. Salah satu bentuk edukasinya adalah melalui penyuluhan. Tujuan
penyuluhan yaitu meningkatkan pengetahuan diabetisi tentang penyakit
dan pengelolaannya dengan tujuan dapat merawat sendiri sehingga mampu
mempertahankan hidup dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Penyuluhan meliputi :
a. Penyuluhan untuk pencegahan primer
Ditujukan untuk kelompok risiko tinggi.
b. Penyuluhan untuk pencegahan sekunder
Ditujukan pada diabetisi terutama pasien yang baru. Materi yang
diberikan meliputi: pengertian Diabetes, gejala, penatalaksanaan
Diabetes mellitus, mengenal dan mencegah komplikasi akut dan
kronik, perawatan pemeliharaan kaki, dll.
c. Penyuluhan untuk pencegahan tersier
Ditujukan pada diabetisi lanjut, dan materi yang diberikan meliputi:
cara perawatan dan pencegahan komplikasi, upaya untuk rehabilitasi,
dll.
Sumber: Tri, Rini Hastuti. 2008. Tesis: Faktor-faktor Risiko Ulkus
Diabetika pada Penderita Diabetes Melitus. Surakarta: Undip
2. Perawatan kulit dan kaki
Tindakan yang tidak boleh dilakukan:
a. Jangan merendam kaki terlalu lama
b. Jangan pergunakan botol panas atau peralatan listrik untuk
memanaskan kaki
c. Jangan gunakan batu / silet untuk mengurangi kapalan (callus)
d. Jangan merokok
e. Jangan pakai sepatu atau kaos kaki sempit
f. Jangan menggunakan obat-obatan tanpa anjuran dokter untuk
menghilangkan ‘mata ikan’
g. Jangan gunakan sikat yang kaku atau pisau untuk kaki
h. Jangan membiarkan luka kecil di kaki, sekecil apapun luka tersebut
Perawatan kaki merupakan upaya pencegahan primer terjadinya
luka pada kaki diabetes. Tindakan yang harus dilakukan dalam perawatan
kaki untuk mengetahui adanya kelainan kaki secara dini, memotong kuku
yang benar, pemakaian alas kaki yang baik, menjaga kebersihan kaki dan
senam kaki. Hal yang tidak boleh dilakukan mengatasi sendiri bila ada
masalah pada kaki atau penggunaan alat-alat / benda. Pasien perlu
mengetahui perawatan kaki diabetik dengan baik, dengan demikian
kejadian ulkus gangrene dan amputasi dapat dihindari.
Perawatan kaki diabetes mellitus adalah suatu tindakan
pengelolaan kesehatan kaki klien yang mencakup pengkajian rutin dan
perawatan kaki. Tujuannya adalah untuk mengajarkan perawatan kaki
yang diperlukan, menjaga kebersihan dan kesehatan kaki, mencegah
infeksi, memberikan kenyamanan dan keamanan, dan mengurangi luka.
Prosedur tindakannya yaitu:
a. Jelaskan tujuan tindakan
b. Pertahankan universal precaution
c. Lakukan tindakan sebagai berikut:
1) Pertahankan kebersihan kaki dan kuku
2) Masase dengan lotion pelembab
3) Gunting kuku
4) Latihan senam kaki secara rutin
5) Edukasi kesehatan
Kebersihan kaki dan menjaga kelembaban kaki, gunakan alas kaki
yang sesuai, hindari duduk berdiri, menyilangkan kaki terlalu lama.
Hindari telanjang kaki.
6) Monitor:
a) Tanda iritasi, kelembaban, adanya luka, kalus, bengkak,
deformitas
b) Gaya berjalan dan titik tumpu
c) Kekuatan otot, reflex tendon, dan sensori kaki pasien
d) Personal hygiene pasien khususnya area kaki
d. Lakukan dokumentasi
3. Perawatan luka
4. Senam kaki diabetes
Kaki diabetes mengalami gangguan sirkulasi darah dan neuropati
dianjurkan untuk melakukan latihan jasmani atau senam kaki sesuai
dengan kondisi dan kemampuan tubuh. Senam kaki dapat membantu
memperbaiki sirkulasi darah dan memperkuat otot-otot kecil kaki dan
mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki (deformitas). Selain itu dapat
meningkatkan kekuaran otot betis dan otot paha (gastrocnemius,
Hamstring, Quadriceps) dan juga mengatasi keterbatasan gerak sendi
(limitation of joint mobility)
Latihan senam kaki dapat dilakukan dengan posisi berdiri, duduk
dan tidur, dengan cara menggerakkan kaki dan sendi-sendi kaki misalnya
berdiri dengan kedua tumit diangkat, mengangkat kaki dan menurunkan
kaki. Gerakan dapat berupa gerakan menekuk, meluruskan, mengangkat,
memutar ke luar atau ke dalam dan mencengkram. Latihan senam kaki
diabetes dapat dilakukan setiap hari secara teratur, sambil santai di rumah
bersama keluarga, juga pada waktu kaki terasa dingin, lakukan senam
ulang.
Prosedur latihan senam kaki pada Diabetes Melitus
Pengertian: latihan pergerakan otot dan sendi oleh individu secara aktif
dan mandiri yang dilakukan semaksimal mungkin tanpa menimbulkan
nyeri
Tujuan: mempertahankan kemampuan gerak dan kelenturan fungsi sendi,
mengembalikan fungsi sendiri yang mengalami kerusakan akibat penyakit
trauma, dan kurangnya penggunaan sendi
Langkah-langkah:
a. Bisa dilakukan dalam posisi duduk tegak di atas bangku dan kaki
menyentuh ke lantai
b. Letakkan tumit kaki di lantai, jari-jari dari kedua belah kaki diluruskan
ke atas kemudian dibengkokkan kembali ke bawah seperti halnya
cakar ayam, minimal 10 kali gerakan
c. Letakkan salah satu tumit kaki di lantai, angkatlah telapak kaki ke atas
lalu pada kaki lainnya, jari-jari pada kaki diletakkan ke lantai dengan
tumit kaki yang diangkatkan ke atas, cara seperti ini dilakukan secara
bersamaan yakni pada kaki kiri dan juga kanan secara bergantian serta
diulangi sebanyak 10 kali
d. Letakkan tumit kaki ke lantai, yang di mana bagian ujung kaki
diangkat ke atas serta buat gerakan-gerakan memutar dengan
pergerakan di pergelangan kaki, 10 kali putaran
e. Letakkan jari-jari ke lantai, lalu tumit diangkat dan buatlah gerakan
memutar dengan pergelangan kaki, 10 kali putaran
f. Angkatlah salah satu lutut kaki lalu luruskan, kemudian gerakkan jari-
jari ke depan lalu turunkan kembali secara bergantian ke kiri dan ke
kanan, lakukan sebanyak 10 kali
g. Luruskanlah salah satu kaki ke lantai lalu angkat kaki dan gerakkan
ujung jari kaki kea rah wajah lalu turunkan kembali
h. Angkatlah kedua kaki, luruskan ulangi, lakukan sebanyak 10 kali.
Angkatlah kedua kaki, luruskan, gerakkan pergelangan kaki ke bagian
depan dan juga belakang
i. Luruskanlah salah satu kaki dan angkat, lalu putar pergelangan kaki,
kemudian anda lakukan seperti menulis di udara pada kaki anda
gerakan angka 0–9 secara bergantian
j. Letakkan koran di lantai, lalu anda bisa membentuk koran tersebut
seperti bola dengan kedua kaki, lalu buka kembali bentukkan koran
tersebut, kemudian robek koran menjadi dua bagian dan satu bagian
yang utuh simpan dahulu, satu bagiannya lagi robek kecil-kecil dengan
kedua kaki, setelah itu kumpulkan kembali sobekan koran tersebut dan
letakkan pada koran yang masih utuh, bungkus kembali dengan kedua
kaki, bentuk menjadi bola kembali
5. Diet makanan
Tujuan Diet pada Diabetes mellitus adalah mempertahankan atau
mencapai berat badan ideal, mempertahankan kadar glukosa darah
mendekati normal, mencegah komplikasi akut dan kronik serta
meningkatkan kualitas hidup
Penderita Diabetes mellitus didalam melaksanakan diet harus
memperhatikan 3 J, yaitu : jumlah kalori yang dibutuhkan, jadwal makan
yang harus diikuti, dan jenis makanan yang harus diperhatikan.
Komposisi makanan yang dianjurkan adalah makanan dengan
komposisi seimbang yaitu yang mengandung karbohidrat (45-60%),
Protein (10-15%), lemak (20-25%), garam (≤ 3000 mg atau 6-7 gr
perhari), dan serat (± 25 g/hr). Jenis buah-buahan yang dianjurkan adalah
buah golongan B (salak, tomat, dll) dan yang tidak dianjurkan golongan A
(nangka, durian, dll), sedangkan sayuran yang dianjurkan golongan A
(wortel, nangka muda, dll) dan tidak dianjurkan golongan B (taoge, terong,
dll).
Beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan
tubuh, diantaranya dengan memperhitungkan berdasarkan kebutuhan
kalori basal yang besarnya 25-30 kalori/kg BB ideal, ditambah atau
dikurangi (± 25-30%), tergantung beberapa faktor misalnya jenis kelamin,
umur, aktivitas dan berat badan
Perhitungan berat badan ideal (BBI) dengan rumus Brocca yang
dimodifikasi sebagai berikut : BBI = 90% X (TB dalam cm – 100) X 1 kg.
Bagi pria tinggi dibawah 160 cm dan wanita dibawah 150 cm, rumus
dimodifikasi sebagai berikut : BBI = (TB dalam cm – 100) X 1 kg.
Kriteria:
BB Normal : BBI ± 10%
BB Kurus : < BBI – 10%
BB Gemuk : >BBI + 10%
Perhitungan berat badan ideal menurut Indeks Massa Tubuh dapat
dihitung dengan rumus : IMT = BB(kg) / TB(m2)
Kriteria :
BB Kurang : < 18,5
BB Normal : 18,5 – 22,9
BB Lebih : ≥23
- Dengan risiko : 23 – 24,9
- Obesitas I : 25-29,9
- Obesitas II : ≥ 30.
Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan kalori antara lain :
a. Jenis Kelamin
Kebutuhan kalori pria sebesar 30 kal/kg BB dan wanita sebesar 25
kal/kg BB.
b. Umur
Diabetisi di atas 40 tahun kebutuhan kalori dikurangi yaitu usia 40-59
tahun dikurangi 5%, usia 60-69 tahun dikurangi 10%, dan lebih 70
tahun dikurang 20%.
c. Aktifitas Fisik
Kebutuhan kalori dapat ditambah sesuai dengan intensitas aktivitas
fisik. Aktivitas ringan ditambahkan 20%, aktivitas sedang
ditambahkan 30%, dan aktivitas berat dapat ditambahkan 50%.
d. Berat badan
Bila kegemukan dikurangi 20-30% tergantung tingkat kegemukan.
Bila kurus ditambah 20-30% sesuai dengan kebutuhan untuk
meningkatkan BB.
e. Kondisi Khusus
Penderita kondisi khusus, misal dengan ulkus diabetika atau infeksi,
dapat ditambahkan 10-20%.
6. Pemberian obat herbal meliputi obat luar (kombinasi jahe, daun jambu dan
daun salam) dan obat dalam (teh pare)
a. Cara pembuatan Teh Pare sebagai obat dalam yaitu
Pare yang dikenal memiliki rasa pahit menjadi ekstrak the
menyerupai teh celup. Pare dengan nama latian Mommordica Charantia L
mengandung karantin yang bisa membuat sebagai stimulant bagi sel beta
di pankreas agar bisa menghasilkan insulin lebih banyak.
Penderita diabetes sel beta pada tubuhnya tidak bisa menghasilkan
insulin secara normal. Bahkan untuk diabetes yang sangat parah, tidak bisa
meghasilkan sama sekali. Jika pare hanya dibuat sayur atau lalapan,
terkadang banyak yang tidak suka karena rasa pahitnya. Maka dari itu
kami membuat ekstraknya.
1) Sebelum dijadikan ekstrak Teh Pare, kami memilih pare yang
masih segar. Pare yang masih segar bisa ditandai dari warnanya
yang masih hijau dan bentuknya masih utuh.
2) Selanjutnya pare dicuci bersih lalu dipotong dalam bentuk kecil-
kecil.
3) Setelah itu, dijemur sampai kering. Penjemuran bisa di bawah terik
matahari atau dengan cara dimasukkan ke dalam oven.
4) Setelah kering, buah pare kemudian ditumbuk atau diblender
sampai halus.
5) Untuk menetralkan rasa pahitnya, ditambahkan daun jambu biji
sebagai campuran.
6) Akhirnya, serbuk halus pare dicampur daun jambu biji dimasukkan
ke kantong seperti pada teh celup.
7) Nantinya teh ini tinggal dicelupkan ke air panas lalu diminum.
Tidak usah pakai gula karena teh ini juga berfungsi sebagai obat.
Teh ini berpotensi disukai oleh masyarakat karena penyakit
diabetes saat ini sudah banyak diderita masyarakat tanpa memandang usia
dan jenis kelamin
Sumber: www.mahasiswanews.com
b. Cara pembuatan olesan dari bahan campuran jahe, daun salam
dan daun jambu sebagai obat luar yaitu:
Menggunakan jahe (Amomum zingiber L.) juga cukup mudah yaitu
anda hanya memerlukan jahe yang telah diparut kemudian balurkan pada
bagian luka diabetes. Akan tetapi sebelum membalurkan luka ini anda
harus membersihkan terlebih dahulu luka anda demi mendapatkan hasil
yang maksimal.
5.4 Alat dan Bahan

Jika luka yang dialami menyebabkan robeknya kulit, hal pertama yang harus
dilakukan adalah segera menghentikan perdarahan secepat mungkin dengan cara
menaburkan gula pada luka atau menggosokkan es batu pada luka.

Kunyit untuk mencegah infeksi dan menghentikan perdarahan sebagai bagian dari
cara penyembuhan luka diabetes. Luka harus dijaga tetap bersih dengan
menggunakan air hangat selama 2-3 menit kemudian bisa membalut luka dengan
perban yang sudah diolesi madu yang berperan sebagai antiseptic alami yang akan
membunuh bakteri pada luka dan mencegah luka kering bisa menambahkan
bawang Bombay halus yang mengandunng zat alisin yang merupakan agen anti
mikrobakteri.
Sumber:

Pengembangan Foot Care Corner sebagai upaya untuk pencegahan komplikasi


Foot Ulcer pada pasien Diabetes Mellitus

• Jumlah penderita DM  peningkatan setiap tahunnya

• DM  salah satu penyakit serius yang dapat menimbulkan berbagai


komplikasi, salah satunya Diabetic Foot Ulcer

• Lima belas persen penderita DM akan mengalami foot ulcer dan 85% dari
penderita foot ulcer tersebut berisiko menjalani amputasi (Edmonds, 2006;
Frykberg, 2006)

Anda mungkin juga menyukai