tingkatannya dan hanya bisa digunakan untuk klasifikasi kualitatif atau kategorisasi.
Artinya, variabel tersebut hanya dapat diukur dari segi apakah karakteristik suatu objek bisa
dibedakan dari karekateristik lainnya, tetapi kita tidak dapat mengukur atau bahkan
mengurutkan peringkat kategori tersebut. Sebagai contoh, kita dapat mengatakan bahwa jenis
kelamin ke 2 orang tersebut berbeda, satu perempuan dan satunya lagi laki-laki. Di sini kita
bisa membedakan karakteristik keduanya, tetapi kita tidak bisa mengukur dan mengatakan
mana yang lebih atau mana yang kurang dari kualitas yang diwakili oleh variabel
tersebut. Kita hanya bisa memberikan kode/label pada kedua karakteristik tersebut, misalnya
angka 0 untuk perempuan dan angka 1 untuk laki-laki. Kode/label angka tersebut bisa saja di
tukar. Kode di sana hanya berfungsi sebagai pembeda antara kedua objek dan tidak
menunjukkan urutan atau kesinambungan. Angka 1 tidak menunjukkan lebih tinggi atau lebih
baik di banding 0.
Operator aritmetika yang bisa digunakan pada skala nominal hanya tanda = atau .
Contoh-contoh variabel nominal lainnya adalah:
jenis tanah,
varietas,
ras,
warna,
bentuk,
kota,
Golongan darah
Jenis penyakit
Agama
Suku
daripada nilai yang lain, namun kita tidak bisa mengatakan berapa perbedaan jarak (interval)
diantara nilai-nilai tersebut. Contoh umum variabel ordinal adalah status sosial ekonomi
keluarga. Sebagai contoh, kita tahu bahwa kelas menengah ke atas lebih tinggi status sosial
ekonominya dibanding kelas menengah ke bawah, tapi kita tidak bisa mengatakan berapa
lebihnya atau mengatakan bahwa kelas menengah ke atas 18 % lebih tinggi. Pemberian
simbol/kode angka pada skala ordinal, selain berfungsi untuk membedakan karakteristik antar
objek juga sudah menetukan urutan peringkat dari objek tersebut.
Operator aritmetika yang bisa digunakan pada skala ordinal adalah tanda =, , <
dan >. Misal kode angka untuk kelas bawah = 0, menengah = 1, dan atas = 2. Angka 0
berbeda dengan 1 ataupun 2 (operator aritmetk: = dan ), 0 lebih rendah dibanding 1
(operator aritmetk: < dan >),
Contoh:
Tingkat kesembuhan
Contoh:
Sebelum mempelajari Statistika secara mendalam, tentu kita harus mempelajari tentang
Data..
1. Nominal
Data berjenis nominal membedakan data dalam kelompok yang bersifat kualitatif.
Dalam ilmu statistika, data nominal merupakan data dengan level pengukuran yang paling
rendah.
Contohnya :
data jenis kelamin pada sampel penelitian Departemen Pendidikan, data siswa
dikategorikan menjadi laki-laki yang diwaliki angka 1 dan perempuan yang
diwakili angka 2. Konsekuensi dari data nominal adalah tidak mungkin seseorang
memiliki dua kategori sekaligus dan angka yang digunakan di sini hanya sebagai
kode/simbol saja sehingga tidak dapat dilakukan operasi matematika.
Mengelompokan eskul disuatu SMA dari bidang olahraga, data eskul dikategorikan
menjadi basket yang diwakili dengan huruf A, kemudian footsal diwakili dengan
huruf B dan bolavoli diwakili oleh huruf C.
Sebuah gedung bioskop, para penonton diberikan no kursi duduk yang berbeda agar
tidak terjadi perebutan kursi.
Dalam salah pesantren antara santriwan dan santriwati asramanya dipisahkan dengan
diberisimbol untuk santriwan A2 sedangkan untuk santriwati adalah B2.
2. Ordinal
Dalam ilmu statistika, data berjenis ordinal mempunyai level pengukuran yang lebih
tinggi daripada data nominal dan termasuk data kualitatif. Pada data nominal semua data
dianggap bersifat kualitatif dan setara, sedangkan pada data ordinal terdapat klasifikasi data
berdasarkan tingkatannya.
Contohnya:
Suatu peringkat ranking disuatu kelas misalkan Ihsan ranking 1 dan udin ranking 2
berarti ihsan lebih pintar dari pada udin.
Penghitungan suara dalam pemilu, misalkan total suara Demokrat 60%, PDI 30%,
Golkar 20% berarti suara tertinggi di pegang oleh demokrat sebagai peringkat 1,
sehinnga menjadi pemenang dalam pemilu tersebut.
Dalam suatu survei bahwa pelajar di jawa barat 67% mengaku mengalami seks
pranikahsedangkan pelajar di jawa timur hampir 84% mengalami seks pranikah,
dalam hal ini jawatimur memegang angka tertinggi dalam survei ini.
Pada tingkatan Taekwondo memiliki beberapa tahapan sabuk misalkan dari awal
sabuk putih,kuning, hijau, biru, merah dan yang terakhir hitam.
3. Interval
Data berjenis interval termasuk dalam kelompok data kuantitatif. Dalam ilmu
statistika, data Interval mempunyai tingkat pengukuran yang lebih tinggi daripada data
nominal maupun ordinal. Angka yang digunakan dalam data ini, selain menunjukkan urutan
juga dapat dilakukan operasi matematika. Angka nol yang digunakan pada data interval
bukan merupakan nilai nol yang nyata.
Contohnya:
Interval nilai pelajaran matematika siswa SMA 4 Surabaya adalah antara 0 sampai
100. Bila siswa A dan B masing-masing mempunyai nilai 45 dan 90, bukan berarti
tingkat kecerdasan B dua kali A. Nilai 0 sampai 100 hanya merupakan rentang yang
dibuat berdasarkan kategori pelajaran matematika dan mungkin berbeda dengan mata
pelajaran lain.
Kecepatan masing masing orang dalam berkendara di jalan raya, Maharani jika
berkendaraan dengan kecepatan 20 40 km/jam masuk keukuran pelan, untuk Ichsan
dalam berkendaraan memiliki kecepatan 50 60 km/jam maka masuk ke dalam
ukuran sedang dan yang terakhir Valentina Rosi dalam berkendaraannya
selalu berkecepatan 70 80 km/jam maka masuk ke ukuran cepat.
Rata rata tinggi badan berdasarkan usia, untuk anak anak yang berusia 6 12
memiliki rata rata tinggi badan 130 145 cm, untuk remaja yang berusia 13 18
memilikirata rata tinggi badan 146 160 cm, dan untuk dewasa yang berusia 19
26 cm memiliki rata rata tinggi badan 161 199 cm.
mengirimkan dari bandung ke Yogyakarta dengan harga Rp. 20.000,- /kg sedangkan
Santamengirimkan barang dari Bandung ke Surabaya dengan harga Rp. 30.000,- /kg.
4. Rasio
Dalam ilmu statistika, data rasio merupakan tipe data dengan level pengukuran yang
paling tinggi dibandingkan dengan tipe data lain. Data ini termasuk dalam kelompok data
kuantitatif. Angka yang digunakan pada data ini menunjukkan angka yang sesungguhnya,
bukan hanya sebagai symbol dan memiliki nilai nol yang sesungguhnya. Pada data ini, dapat
dilakukan berbagai operasi matematika.
Contohnya :
Nilai raport siswa SMA dimana masing masing siswa memiliki nilaiyang berbeda
yaitu Muiz mendapatkan nilai 100 (A), Cinta 80 (B), dan Putri 60 (C) jika dilihat
dariskala rasio nilai Muiz memiliki nilai lebih 20 dari pada nilai Cinta, Cinta memiliki
nilai lebih 20dari pada nilai Putri, dan nilai putri kurang 40 untuk sama dengan Muiz.
Berat bayi dimana bayi A beratnya adalah 3, B adalah 2, dan C adalah 1, jika dilihat
menggunakan skala rasio berat badan bayi A tiga kalilipat dari berat badan bayi C,
berat badan bayi B dua kalilipat dari C.
Tinggi badan dari masing masing data yang dikumpulkan, jika dilihat dari skala
rasio Ichsan lebih tinggi 10 cm dari pada Muiz, dan Muiz lebih tinggi 10 cm dari pada
Chaby, dan chaby paling pendek diantara Ichsan dengan Muiz.
ordinal tidak memebrikan nilai absolut pada objek, tetapi hanya urutan relatif saja.
Jarak antara peringkat 1 dan 2 tidak harus sama dengan jarak peringkat 2 dan 3 .
dalam skala ordinal, peringkat yang ada tidak memiliki satuan ukur. contoh : status
sosial (tinggi, rendah, sedang) , hasil pengukuran yang mengelompokkan masyaraktmasyarakt masuk pada status sosial tinggi, rendah atau sedang. Dalam hal ini, kita
dapat menegtahui tingkatannya, tetapi perbedaan antar status sosial (tinggi-rendah,
rendah-sedang, tinggi-sedang dst) belum tentu sama. Contoh aplikasi : tingkat
preferensi, jabatan manajemen, jenjang karier
3. Skala Interval, Skala interval memebrikan ciri angka kepada objek yang mempunya
skala nominal dan ordinal, dilengkapi dengan jarak yang sama pada urutan objeknya .
Skala interval bisa dikatakan tingkatan skala ini berada diatas skala ordinal dan
nominal. Ciri penting dari skala ini : datanya bisa ditambahkan , dikurangi,
digandakan, dan dibagi tanpa mempengaruhi jarak relatif skor-skornya. Selanjutnya
skala ini tidak mempunyai nilai nol mutlak sehingga tidak dapat diinterpretasikan
secara penuh besarnya skor dari rasio tertentu. Pada sakal pengukuran interval, rasio
antara dua interval sembarang tidak tergantung pada nilai nol dan unit pengukuran,
Sebagai contoh, pengukuran suhu dalam skala Celcius. Bila bak air berisi penuh
dengan suhu 0 derajat C , 50 derajat C, dan 100 derajat C, maka perbedaan antara 050 dan 50-100 derajat C itu sama, tetapi tidak bisa dikatakanbahwa air bersuhu 100
derajat C dua kali lebih panas daripada air bersuhu 50 derajat C. Contoh aplikasi :
Penilaian kinerja pegawai (dengan skala 0-100)
4. Skala Rasio (Skala Nisbah), Skala rasio mempunyai semua sifat skala interval
ditambah satu sifat yaitu memebrikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang
diukur. Sakala rasio merupakan skala pengukuran yang ditujukan pada hasil
pengukuran yang bisa dibedakan, diurutkan, mempunyai jarak tertentu, dan bisa
dibandingkan (paling lengkap, mencakup semuanya dibanding skala-skala
dibawahanya). Contoh : Bila kita ingin membadingkan berat dua orang . Berat Fulan1
40Kg dan Fulan2 80Kg. Kita dapat tahu bahwa fulan2 dua kali lebih berat daripada
Fulan1, karena nilai variabel numerik berat mengungkapkan rasio dengan nilai nol
sebagai titik bakunya. Contoh aplikasi lain : Umur, nilai uang, tinggi badan , dll.