Anda di halaman 1dari 30

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Puskesmas Karangayu


1. Kondisi Geografis Puskesmas Karangayu
Puskesmas Karangayu merupakan puskesmas dengan akreditasi Madya
yang merupakan suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional dengan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga berfungsi memberikan
pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah
kerjanya dalam bentuk beberapa kegiatan pokok. Puskesmas Karangayu
merupakan salah satu Puskesmas Induk non perawatan di Kecamatan
Semarang Barat dengan luas tanah 427 m2 dan luas bangunan 225 m2dengan
luas wilayah kerja 2.06 km2.
Pada awal berdirinya Puskesmas Karangayu dulunya Puskesmas
Karangbalong, pada tahun 1987 menjadi Puskesmas Karangayu ,mempunyai
1 Puskesmas Pembantu Panggung, seiring perkembangan Kota semarang
maka pada tahun 1993 Puskesmas Pembantu Panggung ikut wilayah
Puskesmas Bulu Lor. Batas wilayah administratif Puskesmas Karangayu
adalah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Kelurahan Tawang Mas dan Kelurahan
Krobokan
b. Sebelah Selatan : Kelurahan Bongsari
c. Sebelah Barat : Kelurahan Gisikdrono
d. Sebelah Timur : Sungai Banjir Kanal Barat

42
Gambar 4.1. Peta wilayah kerja Puskesmas Karangayu

Tabel 4.1. Data Monografi Wilayah Kerja Puskesmas Karangayu Tahun 2018
Luas JUMLAH PENDUDUK
N Kepadatan Jmlh R
Kelurahan Wilayah Laki- RT
O 2 (km2/ Jw) KK Wanita Total W
(km ) laki
1 Karangayu 0,6611 14,096 1.856 2.914 3.013 5.927 6 44
Salaman
2 0,507 8,787 915 1.899 2.070 3.969 6 33
Mloyo
3 Cabean 0,387 14,791 746 1.529 1.687 3.216 3 25
Bojong
4 0,5 18,278 2.211 4.380 4.582 8.962 9 59
Salaman
TOTAL 2,055 17.828 5.728 10.722 11.352 22.074 24 160
Sumber data : BPS Kota Semarang

2. Kondisi Demografi Puskesmas Karangayu


Puskesmas Karangayu berpenduduk laki- laki sejumlah 10.722 jiwa
dan perempuan sejumlah 11.352 dengan total keseluruhan 22.074 jiwa dengan
luas wilayah 2,055 Km2 yang terdiri dari 4 kelurahan binaan. Penduduk yang
tinggal di wilayah Puskesmas Karangayu memiliki aktivitas penduduk 100%

43
non agraris. Sebagian penduduk bekerja sebagai pengusaha, pedagang, buruh,
PNS, ABRI/Polisi, pensiunan, dan lain-lain.
Tabel 4.2. Jumlah Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Karangayu
Tahun 2018
No Kelurahan Penduduk 2018 Jml
Laki-laki Wanita
1 Karangayu 2.914 3.013 5.927
2 Salaman Mloyo 1.899 2.070 3.969
3 Cabean 1.529 1.687 3.216
4 Bojong Salaman 4.380 4.582 8.962
Jumlah 10.722 11.352 22.074
Sumber data : Kecamatan Dalam Angka 2018

Tabel 4.3. Jumlah KK Wilayah Kerja Puskesmas Karangayu Tahun 2018


No Kelurahan Jumlah KK
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
1 Karangayu 1.894 1.894 1.856
2 Salaman Mloyo 1.334 915 915
3 Cabean 1.103 746 746
4 Bojong Salaman 2.270 2.267 4.763
Jumlah 6.601 5.822 8.280
Sumber data : Kecamatan Dalam Angka 2018

Jumlah Kepala Keluarga pada tahun 2018 sebanyak 5.728 KK, dengan
rerata jumlah anggota keluarga adalah 4 jiwa per KK. Kepadatan penduduk di
Wilayah kerja Puskesmas Karangayu rerata 3.300 per km2.
Akses transportasi untuk menuju Puskesmas Karangayu dapat
menggunakan angkutan umum antara lain : Angkot, Taksi, becak, ojek.

B. Gambaran Khusus Puskesmas Karangayu


1. Visi dan Misi Puskesmas6
a. Visi
“ Menjadi Pusat Kesehatan Masyarakat yang berkualitas menuju
masyarakat sehat dan mandiri untuk hidup sehat “

b. Misi
1) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.

44
2) Memberdayakan masyarakat untuk memiliki kemauan dan
kemampuan untuk hidup sehat.
c. Tata Nilai:
1) Mengadakan Pelayanan Kesehatan Dasar.
2) Melaksanakan Pelayanan Kesehatan Pengembangan
3) Mewujudkan penerapan Menejemen mutu
d. Moto
Selalu Siaga
“Senantiasa Melayani Setulus Hati, Kesehatan Anda Kebahagiaan bagi
Kami ”

2. Sumber Daya Manusia


Informasi ketenagaan atau sumber daya manusia (SDM) diperlukan
bagi perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan serta pengelolaan
kepegawaian. Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Karangayu
Tahun 2018 sebanyak 27 orang. Jumlah sumber daya manusia
berdasarkan kualifikasinya adalah sebagai berikut (bagan struktur
organisasi terlampir):6
Tabel 4.4. Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Karangayu

45
No N ama Tugas Pokok Koordinator
3. 1 Wahyoto, SKM Ka.Puskesmas Semua Program
2 Rumiyatun,Amd.Pk Kepegawaian Keuangan,
Kepegawaian,Umum dan
Rumah Tangga
3 dr.Erly Desiyanti BP umum HIV Aids
4 dr.Okie Ayu A BP Umum PTM
5 drg Rhina Yuningtyas A Bp Gigi. BP Gigi , Koordinator UKS
6 Setiyaningtyas,AM Kg BP Gigi BP Gigi, Koordinator P3k
7 Tri Ruswati,S Kep BP Umum Kes Jiwa,Haji,TB Paru
8 Lastri Setiyorini, AMk. BP Umum DBD, Prolanis
9 Fitri Pratiwi, AMk. BP Umum ISPA,Diare,Prolanis
10 Endang P .S.S.T. Keb KIA, KB KIA-KB
11 Rita Nurwahyuni,Amd Keb KIA- KB KIA-KB,Imunisasi
12 Agnes Setiya Rini. Amd Keb KIA- KB KIA-KB,Prolanis
13 Heti Herawati Sanitarian Sanitasi
14 Dwiana Lestari, SKM Administrasi Bandahara
15 Rini Setyaningrum, Amd.F AA Farmasi,Batra
16 Indriyani, AM.Ak Analis Analis,Bendahara Penerima
17 Desy Wijayanti Nutrisionis Nutrisionis, Bendahara BOK
18 Alifia Ardyara, S.KM Promkes Promkes
19 Nanik Andayani Loket Simpus,Koordinator Loket
20 Songeb Loket Pendaftaran
21 Ari Cahyo Harjanto Loket Loket
22 Erna Setiyowati Akuntan Akuntan
23 Nugraheni Saptyaningtiyas Administrasi Administrasi
24 Annas Shouma Kebersihan Kebersihan
25 Hartati Kebersihan Kebersihan
26 Tri Ranggajoni Sopir Sopir
27 Rinanda Widyatama Penjaga Malam Penjaga Malam
Anggaran Puskesmas Karangayu
Sumber anggaran yang diperoleh Puskesmas Karangayu berasal dari
BOK, JKN dan BLUD, untuk lebih jelasnya disajikan pada tabel berikut:6
Tabel 4.5. Sumber anggaran Puskesmas Karangayu Tahun 2018
No Anggaran Target Realisasi
1. APBD Rp. 344.470.000,00 Rp. 323.184.950,00
2. BLUD Rp.1.113.861.000,00 Rp. 1.034.010.982,00
3. BOK Rp.324.000.000,00 Rp. 324.000.000,00
Total Rp. 1.782.331.000,00 Rp. 1.681.195.932,00

1) BOK
Anggaran APBN yaitu dana bersumber dari pusat
(Pemerintah), meliputi BOK. BOK adalah dana bantuan operasional

46
kesehatan yang berasal dari Kementrian Kesehatan RI yang
disalurkan melalui Dinas Kesehatan Kota. Tujuannya yaitu untuk:
a) Menunjang penyelenggaraan manajemen puskesmas
b) Menunjang pelaksanaan upaya kesehatan dan mendukung
keberhasilan upaya kesehatan. Upaya kesehatan meliputi upaya
kesehatan yang bersifat promotif dan preventif bagi masyarakat,
meliputi:
 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
 Pelayanan KB
 Pelayananan Imunisasi
 Pelayanan Gizi
 Promosi Kesehatan
 P2M
 Kesehatan lingkungan
2) APBD
APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah
dalam satu tahun anggaran. Anggaran APBD bersumber dari
keuangan daerah yang di manfaatkan untuk gaji honor dan
langganan seperti: air, telepon dan jaringan internet
3) BLUD
BLUD adalah gabungan dari retribusi, giro, jasa pelayanan
yang tidak ditanggung BPJS, kapitasi dan JKN. Penerimaan
kunjungan pasien yaitu pasien umum, yang mana pendapatan dari
pasien umum setiap bulan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota
( DKK ) tetapi uangnya dikelola puskesmas untuk kepentingan
manajemen puskesmas. Pasien umum dikenakan biaya berdasarkan
PERDA No 133 tahun 2016.

4. Sarana dan Prasarana


Peran serta masyarakat adalah proses untuk menumbuhkan dan
meningkatkan tanggung jawab individu, keluarga terhadap kesehatan /
kesejahteraan dirinya, keluarga dan masyarakat serta mengembangkan
kemampuan untuk berkontribusi dalam pembangunan kesehatan sehingga

47
individu/keluarga tumbuh menjadi tokoh atau kader pembangunan kesehatan.
Kegiatan peran serta masyarakat diwilayah kerja puskesmas Karangayu
diwujudkan dalam bentuk posyandu. Puskesmas Karangayu memiliki 24
posyandu balita dan 13 posyandu lansia.
Tabel 4.6. Strata Posyandu Balita Puskesmas Karangayu Tahun 2018
Kelurahan STRATA JUMLAH
Pratama Madya Purnama Mandiri
Karangayu 0 0 3 3 6
Salaman 0 1 5 0 6
Mloyo
Cabean 0 0 2 1 3
Bojong 0 0 4 5 9
Salaman
Jumlah 0 1 14 9 24

Tabel 4.7. Posyandu Lansia Puskesmas Karangayu Tahun 2018


No Kelurahan Jml Kader
Posyandu Total Aktif Terlatih
Lansia
1 Karangayu 3 16 16 3
2 Salaman Mloyo 1 2 2 -
3 Cabean 2 12 12 -
4 Bojong Salaman 7 27 27 1
Jumlah 13 57 57 4

Posyandu dilaksanakan sesuai tanggal yang telah disepakati dari pos


masing-masing.

48
Sarana transportasi untuk menunjang kegiatan operasional di
Puskesmas Karangayu adalah kendaraan roda empat (1 buah) dan
kendaraan roda dua (3 buah)
Fasilitas pendidikan yang ada di Puskesmas Karangayu meliputi
Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar termasuk Sekolah Luar Biasa dan
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, sedangkan jumlah TK 18 dengan jumlah
murid 680 anak, jumlah guru orang 95. Ration guru : murid 1: 7.

5. Keadaan Sosial Ekonomi


a. Pendidikan
Fasilitas pendidikan yang ada di Puskesmas Karangayu meliputi
Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar termasuk Sekolah Luar Biasa dan
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, sedangkan jumlah TK 18 dengan
jumlah murid 680 anak, jumlah guru orang 95. Ration guru : murid 1: 7
Jumlah SD/MI 12 yang terdiri 6 SD Negeri dan 6 SD/MI Swasta
dengan Jumlah murid 3.407 orang, jumah guru 181 orang. Ratio guru :
murid 1: 19.
Jumlah SLTP ada 4 yang terdiri dari 0 SLTP Negeri dan 4 SLTP
Swasta dengan jumlah murid, 884 orang, jumlah guru 47 orang. Ratio
guru : murid 1: 19.
b. Kesehatan
Kesehatan adalah salah satu kebutuhan mendasar manusia. Oleh
karena itu ketersediaan sarana dan prasarana penunjang kesehatan
sangatlah penting. Fasilitas kesehatan yang terdapat di Puskesmas
Karangayu:

Tabel 4.8. Sarana Kesehatan di Puskesmas Karangayu Tahun 2018


No Jenis Fasilitas Jumlah Keterangan/Alamat di

49
1 Dokter Praktek Swasta 8 Dokter:5 , drg: 2, dr spesialis: 1
2 Bidan Praktek Swasta 1 BPM Slamet Riyanti
3 Klinik 6 Klinik Mitra Kita, Klinik Nayaka Era Husada,
Klinik Ibnu Sina, Klinik Pratama
Soegijopranoto, Klinik Ultra Medica, Klinik
Daya Prima
4 Apotek 8 Apotek Mitra Kita, Apotek Sinar Medica,
Apotek Babadan, Apotek Mekar Medika,
Apotek Viva Generik, Apotek Kali Banteng,
Apotek Permata, Apotek Gambiran
5 Laboratorium 2 Laboratorium Klinik Centrum, Laboratorium
Klinik Medika
Jumlah 25

6. Morbiditas
Morbiditas adalah angka kesakitan, dapat berupa angka insidensi
maupun angka prevalensi dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan
kejadian penyakit dalam suatu populasi dan pada kurun waktu tertentu.
Morbiditas juga berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan
masyarakat di suatu wilayah. 6
Tabel 4.9. Peringkat 10 Besar Penyakit di Puskesmas Karangayu tahun
2018
KODE
NO JENIS PENYAKIT TOTAL
ICD X
1 J02 Faringitis akut 214
2 I10 Hipertensi esensial (primer) 178
3 M79 Gangguan jaringan lunak lainnya, NOS 145
Kebutuhan akan vaksinasi terhadap sejenis
4 Z23 87
penyakit bakteri
5 L30 Dermatitis lainnya 56
Infeksi saluran nafas atas akut pada banyak
6 J06 54
tempat tidak dapat dispesifikasi
Penyakit pulpa dan periapikal (jaringan
7 K04 46
sekitar akar gigi)
Diare dan gastroenteritis oleh penyebab
8 A09 40
infeksi tertentu
9 R50 Demam yang sebabnya tidak diketahui 40
10 E11 Diabetes melitus tidak tergantung insulin 39

50
Gambar 4.2 Grafik Sepuluh Besar Penyakit Puskesmas Karangayu

C. Gambaran Mutu Pelayanan ANC Terpadu di Puskesmas Karangayu


1. Input
a. Man (Sumber Daya Manusia)
Jumlah tenaga KIA-KB di Puskesmas Karangayu adalah 4 orang
Bidan A yang merupakan pegawai non ASN, Bidan E dan R merupakan
pegawai ASN, Bidan EK merupakan pegawai CPNS.bidan. Pelayanan
dilakukan setiap hari Senin s/d Sabtu. Petugas Bidan yang melaksanakan
pelayanan MTBS dan bertanggung jawab di MTBS sejumah 1 orang.
Bidan yang melaksanakan dan bertanggung jawab pada pelayanan KIA-
KB berjumlah 3 orang :
1) Bidan A dengan pendidikan terakhir Amd,Keb memiliki tugas
melakukan pelaksanaan program KIA-KB.
a) Bidan tersebut memiliki tugas pokok seperti:
 Pelayanan di Ruangan KIA-KB di Puskesmas
 Memeriksa ibu hamil
 Imunisasi
 Pelayanan KB (Keluarga Berencana)
 MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit)
b) Bidan tersebut memiliki tugas integrasi seperti:

51
 Koordinator upaya kesehatan kerja
2) Bidan E dengan pendidikan terakhir S.S.T Keb memiliki tugas
melakukan pelaksanaan program KIA-KB.
a) Bidan tersebut memiliki tugas pokok seperti:
 Bidan koordinator
 Pelayanan KIA-KB patologis
 Membuat laporan asuhan individu pada kelompok
 Melaksanakan AMP ( Audit Maternal Perinatal)
 Melakukan pembinaan keluarga resti
 Penyuluhan program KIA (Kesehatan Ibu Aank)
 Puskesmas, KIA
 Membuat kohort ibu hamil
 Pelayanan KIA KB
 Pemeriksaan Ibu hamil
 Imunisasi bayi, ibu hamil
 Membuat kohort bayi
b) Bidan tersebut memiliki tugas integrasi seperti:
 Menejer pelayanan
 Memantau bumil risti
 Mencari data kelahiran
 Posyandu lansia
 Membuat laporan lansia

3) Bidan R dengan pendidikan terakhir Am,Keb memiliki tugas


melakukan pelaksanaan program KIA-KB.
a) Bidan tersebut memiliki tugas pokok seperti:
 Koordinator Imunisasi dan program campak/PD3I
 Pelayanan KIA-KB
 Pemeriksaan ibu hamil
 Imunisasi bayi, ibu hamil, capeng
 Pendataan bayi dan ibu hamil
 DDTK (Deteksi Dini Tumbuh Kembang)
 Membuat kohort anak
b) Bidan tersebut memiliki tugas integrasi seperti:
 PJ Jejaring
 Pencegahan dan pengendalian penyakit HIV AIDS
Bidan E, A, R, dan EK memiliki tugas sebagai pelaksana untuk
kegiatan program KIA-KB. Pada saat penelitian, yang kami pilih sebagai

52
responden tentang kepatuhan petugas pelayanan ANC Terpadu terhadap
SOP pelayanan ANC Terpadu adalah 2 orang bidan diruang KIA.
Bedasarkan wawancara dengan petugas (bidan) di ruang KIA-KB,
peneliti mendapatkan informasi yang menunjukkan bahwa bidan merasa
menduga pasien baru puskesmas telah mendapatkan edukasi tentang
imuniasi TT dan menjadi akseptor KB setelah melahirkan dari petugas
kesehatan yang memeriksa sebelumnya karena telah tertulis di buku KIA
pasien tetapi petugas tidak melakukan konfirmasi kepada pasien tersebut
tentang pentingnya imunisasi TT dan pemilihan KB setelah melahirkan.
Selain itu petugas (bidan) juga belum terlalu hapal dengan SOP revisi.
b. Money (Pendanaan)
Biaya operasional pelayanan ANC Terpadu di ruang Pelayanan
KIA-KB di Puskesmas Karangayu mencangkup prasarana alat kesehatan
dan bahan habis pakai menggunakan dana yang berasal dari Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD). Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD) berasal dari retribusi, giro, penerimaan kunjungan pasien umum
serta tindakan umum yang tidak ditanggung oleh BPJS, kapitasi dan JKN.
tindakan umum yang tidak ditanggung oleh BPJS. Pengadaan barang
seperti meja, kursi, dan lemari berasal dari DKK ( Dinas Kesehatan
Kota).
c. Method (Cara Kerja)
Pelayanan ANC Terpadu di ruang KIA menggunakan SOP
pelayanan ANC Terpadu Puskesmas Karangayu. Penelitian ini
menggunakan SOP Pelayanan ANC Terpadu yang telah di revisi dengan
menyesuaikan referensi untuk digunakan sebagai penelitian tentang
kepatuhan bidan. Langkah-langkah pelayanan ANC Terpadu yang
dilakukan di ruang KIA belum dilakukan secara sistematis.
Waktu pelayanan di Puskesmas Karangayu dilaksanakan setiap hari
Senin s/d Kamis pukul 07.00-12.00 WIB, hari Jumat 07.00-10.00 WIB dan

53
hari Sabtu pukul 10.30 WIB. Saat pelayanan petugas memanggil pasien
sesuai dengan nomor urut antrian. Satu orang petugas memeriksa satu
pasien mulai dari anamnesis, pemeriksaan, edukasi, dan pelaporan.
Setelah itu petugas mengkonfirmasi identitas pasien sesuai rekam medis.
Petugas melakukan anamnesis lalu petugas memeriksa tanda vital dan
mengukur TB, BB, dan LILA. Kemudian petugas mempersilahkan pasien
untuk berbaring di bed. Petugas melakukan pemeriksaan menyeluruh
(dari kepala sampai ekstremitas), pemeriksaan khusus, pemeriksaan
leopold I-IV dan melakukan auskultasi DJJ. Untuk pasien baru petugas
juga melakukan kolaborasi pemeriksaan laboratorium, dokter gigi, doter
umum dan konseling gizi. Kemudian petugas melakukan edukasi kepada
pasien. Saat selesai pemeriksaan petugas mencatat pelaporan pada buku
registrasi, buku kohort ibu hamil dan SIMPUS.
d. Material
Fasilitas di ruang pelayanan KIA Puskesmas Karangayu dengan
ruang berbentuk L dengan ukuran 4 m x 6 m x 2 m x 8 m. Sarana yang
digunakan :
1) Sarana Non medis terdiri dari :
 Empat buah meja tulis
 Dua buah meja komputer
 Dua komputer registrasi
 Tujuh buah kursi
 Lemari arsip
 Tempat sampah non infeksius
 Tempat sampah benda tajam (Hazard)
 Buku register pelayanan harian
 Wastafel dengan air mengalir
2) Sarana Medis terdiri dari :
 Timbangan dewasa dan timbangan anak
 Pengukur tinggi badan
 Termometer digital
 Midline
 Stetoskop
 Pita LILA

54
 Laenec dan doppler
 Tensi
 Pengukur panggul
 Spuit disposibel 0,5cc
 Sarung tangan
 Handsrub
 Kapas DTT
 Sabun antiseptik
 Vaksin
3) Prasarana terdiri dari :
 Buku KIA
 Lembar informed consent tindakan medis
 Formulir rujukan
 Lembar balik konseling
 Buku kohort ibu hamil
 Peta wilayah ibu hamil
 Kantung persalinan
 Poster penapisan awal
 Poster pemberian MgSO4
e. Market
Sasarannya yaitu ibu hamil.
f. Marketing
SOP pelayanan ANC Terpadu yang telah di revisi dengan
menyesuaikan referensi telah diadvokasikan kepada Kepala Puskesmas
dan disetujui, serta disosialisasikan kepada pemegang program pelayanan
ANC Terpadu dan pelaksana pelayanan ANC Terpadu, sebanyak 1x.
g. Environment
Pelayanan ANC Terpadu dilakukan di ruang KIA di Puskesmas
Karangayu. Selama pengamatan selama 6 hari yaitu tanggal 18 Maret
2019 – 23 Maret 2019 rata-rata kunjungan pelayanan ANC Terpadu dalam
satu hari yaitu 8-10 pasien. Pada ruang KIA terdapat tempat pembuangan
sampah medis dan sampah non medis. Ruang KIA terasa sempit dan
kurang nyaman karena ruangan berbentuk L dengan ukuran 4 m x 6 m x 2
mx8m.

2. Process
a. P1 (Perencanaan)

55
Terdapat SOP pelayanan ANC Terpadu wilayah kerja Puskesmas
Karangayu, pada penelitian ini yang digunakan SOP pelayanan ANC
Terpadu yang telah di revisi dengan menyesuaikan referensi dan disetujui
oleh kepala puskesmas. Petugas menyiapkan peralatan seperti timbangan,
midline, microtoise, stetoskop, penlight/senter, handscoon, termometer,
leanec/doppler, selimut, tensi, pita LILA.. Petugas sudah siap melayani
sejak pukul 07.00 WIB.
b. P2 (Penggerakan dan Pelaksanaan)
1) Petugas memanggil pasien sesuai dengan nomor urut antrian
2) Petugas pelaksana memberikan pelayanan ANC Terpadu sesuai dengan
SOP yang disepakati.
3) Kegiatan pelayanan ANC Terpadu dilaksanakan setiap hari Senin s/d
Kamis pukul 07.00-12.00 WIB, hari Jumat 07.00-10.00 WIB dan hari
Sabtu pukul 10.30 WIB.
c. P3 (Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian)
Pelaporan yang dilaksanakan di Puskesmas Karangayu terdiri atas
pelaporan harian dan dimasukkan ke buku register harian, buku kohort ibu
hamil, SIMPUS dan pelaporan bulanan pelayanan ANC Terpadu yang di
masukkan ke dalam Laporan Bulanan Sistem Informasi Kesehatan (SIK)
Ibu. Lokmin dilaksanakan setiap 1 bulan sekali dan penilaian mutu kinerja
dilaksanakan setiap 3 bulan sekali. Petugas menuliskan hasil pelayanan
ANC Terpadu di rekam medik dan juga menuliskan di buku KIA. Apabila
pasien mempunyai keluhan, pasien langsung berbicara dengan petugas dan
petugas langsung menanggapi keluhan dengan cara menjelaskan dengan
baik kepada pasien.

3. Output
Jumlah kunjungan pelayanan ANC Terpadu di Puskesmas Karangayu
selama tahun 2018 yaitu 542 pasien. Selama pengamatan 6 hari tanggal 18

56
Maret 2019 - 23 Maret 2019 yang dilakukan hari Senin sampai Sabtu
memiliki jumlah kunjungan pelayanan ANC Terpadu sebesar 20 pasien.
4. Outcome
a. Diharapkan terjadi peningkatan kepuasan pasien terhadap pelayanan ANC
Terpadu.
b. Diharapkan terjadi peningkatan kepatuhan petugas terhadap SOP
Pelayanan ANC Terpadu.
c. Diharapkan terjadi peningkatan mutu pelayanan ANC Terpadu
5. Impact
Peningkatan derajat kesehatan dapat dilihat dari indikator berupa
rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian bayi baru lahir.

D. Simple Problem
1. Identifikasi Masalah Mutu Pelayanan ANC Terpadu Wilayah Kerja
Puskesmas Karangayu
Pengamatan mengenai kepatuhan petugas pelaksana terhadap SOP
pelayanan ANC Terpadu di Ruang KIA-KB. Observasi kepatuhan ini
dilakukan 20 kali. Observasi bidan pelaksana dilakukan pada tanggal 18
Maret 2019 s/d 23 Maret 2019 menggunakan daftar tilik kepatuhan petugas.
Observasi di ruang KIA-KB dilakukan setiap hari Senin, sampai Sabtu. Data
yang diamati ditabulasi selanjutnya dinilai tingkat kepatuhan / compliance
rate (CR). CR dinilai baik, bila lebih dari 80% dan dinilai kurang baik jika
kurang dari 80%. Hasil perhitungan CR petugas pelaksana pelayanan ANC
Terpadu adalah sebagai berikut:

CR Total kepatuhan bidan (E) terhadap SOP Pelayanan ANC Terpadu:

CR kepatuhan bidan E dibawah 80% :


a. Petugas Bidan E melakukan pemeriksaan umum pengukuran suhu badan
pada pasien baru (75%) dan pada pasien kunjungan ulang (75%)

57
b. Petugas bidan menjelaskan hasil perhitungan tafsiran hari persalinan
62,5% (Masalah B)
c. Petugas bidan memberikan edukasi kepada pasien baru mengenai
pentingnya imunisasi TT (50%) dan menjadi akseptor KB setelah
melahirkan (50%)

CR Total kepatuhan bidan (A) terhadap SOP Pelayanan ANC Terpadu:

CR kepatuhan bidan A dibawah 80% :


a. Petugas Bidan melakukan pemeriksaan umum pengukuran suhu badan
pada pasien baru (50%) dan pada pasien kunjungan ulang (50%)
b. Petugas bidan menjelaskan hasil perhitungan tafsiran hari persalinan
(50%)
c. Petugas bidan memberikan edukasi kepada pasien baru mengenai
pentingnya imunisasi TT (0%) dan menjadi akseptor KB setelah
melahirkan (0%)
d. Petugas bidan A melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh (kepala
sampai ekstremitas) 75%

CR Total gabungan kepatuhan petugas bidan E dan A pelayanan ANC


Terpadu adalah:

Dari data diatas menunjukkan angka kepatuhan setiap petugas terhadap


pelayanan ANC Terpadu adalah 97,80% baik. CR yang kurang dari 80%
ditemukan pada beberapa item SOP pelayanan ANC Terpadu diruang KIA:
a. Petugas Bidan E dan A melakukan pemeriksaan umum pengukuran
suhu badan pada pasien baru (66%) dan pada pasien kunjungan ulang
71% (Masalah A)

58
b. Petugas bidan E dan A menjelaskan hasil perhitungan tafsiran hari
persalinan 60% (Masalah B)
c. Petugas bidan E dan A memberikan edukasi kepada pasien baru
mengenai pentingnya imunisasi TT (33%) dan menjadi akseptor KB
setelah melahirkan 33% (Masalah C)
d. Petugas bidan A melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh (kepala
sampai ekstremitas) 75% (Masalah D)

2. Prioritas Masalah
Dari empat masalah tersebut peneliti menentukan prioritas masalah.
Peneliti menentukan prioritas masalah dengan menggunakan matrix problem
priority.
Matriks prioritas masalah atau problem priority matriks merupakan
salah satu alat dalam menyusun urutan prioritas dari sejumlah masalah.
Setiap masalah ditentukan rangking manfaat dan rangking usahanya untuk
menyelesaikan masalah. Rangking dimulai dari yang terbaik dengan urutan
1-5. Rangking manfaat kemudian dikalikan dengan nilai rangking usaha
sebagai extended value. Nilai extended value terkecil dapat dipilih sebagai
prioritas masalah.
Penilaian dengan skala 1-5 :
a. Penilaian dengan manfaat dengan skala 1-5 :
1) Angka 5 melambangkan manfaat besar
2) Angka 4 melambangkan manfaat cukup
3) Angka 3 melambangkan manfaat sedang
4) Angka 2 melambangkan manfaat kurang
5) Angka 1 melambangkan manfaat kecil
b. Penlaian dengan usaha dengan skala 1-5 :
1) Angka 5 melambangkan usaha besar
2) Angka 4 melambangkan usaha cukup
3) Angka 3 melambangkan usaha sedang
4) Angka 2 melambangkan usaha kurang
5) Angka 1 melambangkan usaha kecil
Kemudian rangking manfaat dikali nilai rangking usaha sebagai
extended value. Berdasarkan nilai extended value yang terkecil dapat dipilih

59
prioritas masalah. Berikut adalah matriks prioritas masalah dari beberapa
masalah dalam penelitian ini:

Tabel 4.10. Matriks Prioritas Pelayanan ANC Terpadu


Masalah Rangking Rangking usaha Extended value Urutan prioritas
manfaat
Masalah A 3 3 9 II
Masalah B 5 3 15 IV
Masalah C 4 2 8 I
Masalah D 4 3 12 III

Berdasarkan tabel diatas urutan proritas berdasarkan matriks prioritas


masalah adalah
I. Petugas bidan E dan A memberikan edukasi kepada pasien baru
mengenai pentingnya imunisasi TT dan menjadi akseptor KB
setelah melahirkan (Masalah C)
II. Petugas bidan A melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh (kepala
sampai ekstremitas) (Masalah D)
III. Petugas bidan E dan A melakukan pemeriksaan umum pengukuran
suhu badan pada pasien baru dan pada pasien kunjungan ulang
(Masalah A)
IV. Petugas bidan E dan A menjelaskan hasil perhitungan tafsiran hari
persalinan (Masalah B)

3. Identifikasi Penyebab Masalah


Identifikasi penyebab masalah rendahnya kepatuhan bidan untuk
memberikan edukasi kepada pasien baru mengenai pentingnya imunisasi TT
dan menjadi akseptor KB setelah melahirkan.
Tabel 4.11. Identifikasi Penyebab Masalah pada Pelayanan ANC Terpadu
dengan Pendekatan Sistem
Input Penyebab Masalah
Man 1. Petugas menduga pasien sudah tahu mengenai
pentingnya imunisasi TT dan menjadi akseptor KB
sesudah melahirkan karena sudah tertulis di buku KIA
tentang riwayat imunisasi TT dan pilihan penggunaan

60
KB setelah melahirkan sehingga tidak melakukan
konfirmasi ulang
2. Petugas belum hapal dengan SOP yang telah di revisi
Money -
Material -
Method -
Marketing Kurang efektifnya sosialisasi SOP karena petugas tidak diminta
mengulang kembali pemahaman terhadap SOP
Environtment -

1. Petugas menduga pasien sudah tahu mengenai pentingnya


imunisasi TT dan menjadi akseptor KB sesudah
melahirkan karena sudah tertulis di buku KIA tentang
riwayat imunisasi TT dan pilihan penggunaan KB setelah
melahirkan sehingga tidak melakukan konfirmasi ulang
2. Petugas belum hapal SOP yang telah di revisi

MAN MONEY METHOD

Kurangya kepatuhan Petugas


bidan memberikan edukasi
kepada pasien baru mengenai
ENVIRONMENT
pentingnya imunisasi TT dan
menjadi akseptor KB setelah
melahirkan (CR: 33%)

MATERIAL MARKETING

Kurang efektifnya sosialisasi


SOP karena petugas tidak
diminta mengulang kembali
pemahaman terhadap SOP

Gambar 4.3 Pendekatan Analisis Fish Bone untuk Pelayanan ANC Terpadu

4. Menentukan Penyebab Masalah Paling Mungkin

61
Setelah dilakukan identifikasi penyebab masalah melalui analisis fish
bone, maka langkah selanjutnya adalah menentukan prioritas penyebab
masalah. Untuk menentukan prioritas penyebab masalah dapat menggunakan
diagram pareto, untuk membuat diagram pareto berikut langkah –
langkahnya.
a. Paired Comparison
Pada perbandingan berpasangan (paired comparison)
membandingkan penyebab masalah dibandingkan dengan penyebab
masalah lainnya, pada penelitian ini terdapat empat penyebab masalah.

Berdasarkan analisa penyebab masalah dengan Metode Paired


Comparison didapatkan urutan prioritas penyebab masalah sebagai
berikut:
Tabel 4.12. Perbandingan Berpasangan (Paired Comparison)
No Penyebab masalah I II
1 Petugas menduga pasien sudah tahu mengenai pentingnya 1 1
imunisasi TT dan menjadi akseptor KB sesudah
melahirkan karena sudah tertulis di buku KIA tentang 2 3
riwayat imunisasi TT dan pilihan penggunaan KB setelah
melahirkan sehingga tidak melakukan konfirmasi ulang
2 Petugas belum hapal dengan SOP yang telah di revisi 2
3
3 Kurang efektifnya sosialisasi SOP karena petugas tidak
diminta mengulang kembali pemahaman terhadap SOP
Keterangan jumlah:
1. Petugas menduga pasien sudah tahu mengenai pentingnya imunisasi
TT dan KB sesudah melahirkan sehingga tidak melakukan
konfirmasi ulang. (2)
2. Petugas belum hapal dengan SOP yang telah di revisi. (1)
3. Kurang efektifnya sosialisasi SOP karena petugas tidak diminta
mengulang kembali pemahaman terhadap SOP (0)
b. Distribusi Frekuensi Penyebab Masalah

62
Dengan menjumlah penyebab masalah pada tabel Paired Comparison
yang di lingkari merah maka dapat dihitung jumlah distribusi frekuensi
penyebab masalah dengan cara membuat turus/ tally. Hasil Tally yang
dilakukan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Penyebab Masalah Rendahnya


Kepatuhan Petugas dalam memberikan edukasi kepada pasien baru
mengenai pentingnya imunisasi TT dan menjadi akseptor KB setelah
melahirkan.
No Penyebab masalah Tally Jumlah
1 Petugas menduga pasien sudah tahu mengenai II 2
pentingnya imunisasi TT dan KB sesudah
melahirkan sehingga tidak melakukan konfirmasi
ulang
2 Petugas belum hapal dengan SOP yang telah di revisi I 1
4 Kurang efektifnya sosialisasi SOP karena petugas - 0
tidak diminta mengulang kembali pemahaman
terhadap SOP
Berdasarkan analisis penyebab masalah dengan menggunakan metode
Paired Comparison dan melakukan turus/tally didapatkan urutan
prioritas penyebab masalah sebagai berikut:
1) Petugas menduga pasien sudah tahu mengenai pentingnya
imunisasi TT dan KB sesudah melahirkan sehingga tidak
melakukan konfirmasi ulang. (2)
2) Petugas belum hapal dengan SOP yang telah di revisi. (1)
3) Kurang efektifnya sosialisasi SOP karena petugas tidak diminta
mengulang kembali pemahaman terhadap SOP (0)
c. Membuat Tabel Pareto
Tujuan pembuatan tabel pareto adalah sebagai dasar pembuatan diagram
analisis pareto dengan cara mengurutkan penyebab masalah dimulai dari
frekuensi terbesar ke frekuensi terkecil.

63
Tabel 4.14 Tabel Pareto Untuk Masalah Rendahnya Kepatuhan Petugas
memberikan edukasi kepada pasien baru mengenai pentingnya imunisasi
TT dan menjadi akseptor KB setelah melahirkan.
No Penyebab masalah Frekuensi Jumlah Presentase
Kumulatif Kumulatif
1 Petugas menduga pasien sudah
tahu mengenai pentingnya
imunisasi TT dan KB sesudah 2 2 67%
melahirkan sehingga tidak
melakukan konfirmasi ulang
2 Petugas belum hapal dengan SOP
1 3 100%
yang telah di revisi

d. Diagram Analisis Pareto

100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

Gambar 4.4 Diagram Analisis Pareto


Keterangan:
A. Petugas menduga pasien sudah tahu mengenai pentingnya
imunisasi TT dan KB sesudah melahirkan sehingga tidak
melakukan konfirmasi ulang. (2)
B. Petugas belum hapal dengan SOP yang telah di revisi. (1)
Diagram pareto adalah alat statistik yang digunakan untuk memilih
faktor masalah berdasarkan fakta dan data. Azas pareto mengungkapkan

64
bahwa dengan mengendalikan yang sedikit 67 %, maka dengan cepat
menguasai yang lebih besar (80%). Hal ini berarti dengan
menyelesaikan masalah A pada tabel pareto maka bisa menyelesaikan
sebagian besar masalah terkait rendahnya kepatuhan petugas untuk
memberikan edukasi kepada pasien baru mengenai pentingnya imunisasi
TT dan menjadi akseptor KB setelah melahirkan. Berdasarkan
perhitungan dengan analisis pareto dalam menyelesaikan suatu masalah
maka dipilih satu masalah dengan persentase kumulatif kurang dari 80%
yaitu petugas menduga pasien sudah tahu mengenai pentingnya
imunisasi TT dan KB sesudah melahirkan sehingga tidak melakukan
konfirmasi ulang

5. Alternatif Pemecahan Masalah


Dalam penelitian ini didapatkan penyebab masalah yang paling
mungkin yaitu Petugas menduga pasien sudah tahu mengenai pentingnya
imunisasi TT dan KB sesudah melahirkan sehingga tidak melakukan
konfirmasi ulang. Beberapa alternatif pemecahan masalah diusulkan lewat
curah pendapat dan persetujuan dengan Kepala Puskesmas, pemegang
program dan bidan pelaksana pelayanan ANC Terpadu.
Adapun beberapa alternatif pemecahan masalah sebagai berikut:
a. Petugas (bidan) pelayanan ANC Terpadu, melakukan roleplay
pemberian edukasi kepada pasien baru mengenai pentingnya imunisasi
TT dan menjadi akseptor KB setelah melahirkan. (Alternatif I)
b. Petugas dilatih mengenai pemberian edukasi kepada pasien baru ibu
hamil. (Alternatif II)
c. Kepala puskesmas dan penjamin mutu melakukan monitoring dan
evaluasi secara berkala. (Alternatif III)

6. Keputusan Pemecahan Masalah


Dari tiga alternatif pemecahan masalah yang diusulkan maka selanjutnya
akan diambil pengambilan keputusan pemecahan masalah dengan matrix
cost benefit (manfaat dibanding biaya) sebagai berikut:

65
Penilaian dapat dibuat dengan skala 1-5
a. Angka 5 melambangkan manfaat dan biaya besar
b. Angka 4 melambangkan manfaat dan biaya cukup
c. Angka 3 melambangkan manfaat dan biaya sedang
d. Angka 2 melambangkan manfaat dan biaya kurang
e. Angka 1 melambangkan manfaat dan biaya kecil
Tabel 4.15. Matriks Cost Benefit

Alternatif Manfaat Biaya Ratio Ranking


Alternatif I 5 1 5 I
Alternatif II 5 4 1,25 III
Alternatif III 5 3 1,6 II
Keterangan:
a. Ranking I: Bidan pelayan ANC Terpadu, melakukan roleplay tentang
pemberian edukasi kepada pasien baru mengenai pentingnya imunisasi
TT dan menjadi akseptor KB setelah melahirkan.
b. Ranking III: Kepala puskesmas dan penjamin mutu melakukan
monitoring dan evaluasi secara berkala
c. Ranking II: Pelatihan tentang edukasi kepada ibu hamil

7. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (Plan Of Action)


Berdasarkan alternatif pemecahan masalah yang telah diambil, maka
disusun Plan Of Action tentang pemberian edukasi kepada pasien baru
mengenai pentingnya imunisasi TT dan menjadi akseptor KB setelah
melahirkan. Untuk melakukan Plan Of Action tentang pemberian edukasi
kepada pasien baru mengenai pentingnya imunisasi TT dan menjadi
akseptor KB, dilakukan aksi roleplay tentang pemberian edukasi kepada
pasien baru mengenai pentingnya imunisasi TT dan menjadi akseptor KB.
Persiapan dilakukan pada tanggal 28 Maret 2019 meliputi, penyusunan
konsep dan koordinasi serta persetujuan konsep roleplay dengan Kepala
Puskesmas dan pemegang program pelayanan ANC Terpadu meliputi,
tempat, waktu, undangan, daftar hadir, sasaran, dan bahan berupa materi
roleplay, serta buku KIA. Keberhasilan persiapan dinilai dari disetujuinya

66
konsep roleplay tentang penerapan SOP pelayanan ANC Terpadu yang
sudah direvisi dan telah ditentukannya waktu, tempat, rencana kegiatan dan
perlengkapan roleplay.
Penerapan dilaksanakan pada tanggal 1 April 2019, di ruang KIA-KB
Puskesmas Karangayu, jam 07.30-08.00, dengan kegiatan dokter muda
memberikan contoh cara melakukan roleplay pemberian edukasi sebagai
petugas, dan salah satu bidan menjadi pasien ibu hamil baru, dengan dasar
SOP, penggunaan buku KIA sebagai media edukasi dan media still picture
sebagai pengingat. Kemudian salah satu bidan berganti peran menjadi
petugas dan bidan lain menjadi pasien baru ibu hamil sedangkan dokter
muda berperan sebagai pengawas (komentator). Indikator kegiatan telah
berhasil dilaksanakan yaitu petugas sudah dapat terampil terhadap
pemberian edukasi kepada pasien baru mengenai pentingnya imunisasi TT
dan menjadi akseptor KB dan mau menerapkan dalam pekerjaan sehari-
hari. Penilaian dan evaluasi kepatuhan petugas terhadap SOP pelayanan
ANC Terpadu revisi dinilai 6 bulan kemudian setelah dilakukannya
roleplay tentang pemberian edukasi kepada pasien baru mengenai
pentingnya imunisasi TT dan menjadi akseptor KB.

8. Pemilihan Media Edukasi (Berdasarkan Skala Intensitas)


Media komunikasi yang dipilih untuk menyelesaikan masalah
kepatuhan petugas dalam memberkian edukasi kepada pasien baru
mengenai pentingnya imunisasi TT dan menjadi akseptor KB
menggunakan media komunikasi visual berupa still picture tentang materi
pentingnya konfirmasi ulang pemahaman pasien tentang pentingnya
imunisasi TT dan penggunaan KB setelah melahirkan. Pemilihan media ini
didasarkan pada:
a. Faktor Tujuan
Media dipilih dan digunakan haruslah sesuai dengan tujuan edukasi
yang telah ditetapkan/ dirumuskan.
b. Faktor Efektifitas

67
Dari berbagai media yang ada, haruslah dipilih media yang paling
efektif untuk digunakan dan paling tepat/sesuai dengan tujuan edukasi
yang dirumuskan.
c. Faktor Ketersediaan Media
Hal ini sesuai dengan situasi dan kondisi puskesmas yang memerlukan
still picture untuk memberikan edukasi tentang materi pentingnya
imunisasi TT dan menjadi akseptor KB.
Dasar pemilihan jenis media komunikasi (berdasarkan skala intensitas)
Ciri-ciri skala intensitas metoda dan media komunikasi yang terpilih
dengan memperhatikan, hal-hal sebagai berikut:
a. Faktor situasi (waktu yang dibutuhkan, keterlibatan staff dan ruang
yang dibutuhkan) (intensitas 1 )
b. Faktor efisiensi dilihat dari segi biaya (intensitas 1 )
c. Faktor efisiensi dilihat dari ongkos petugas awal (intensitas 2)
d. Faktor efisiensi dilihat dari pemeliharaan (intensitas 1)
e. Faktor efisiensi dilihat dari luas ruang yang dibutuhkan (intensitas 1)
f. Faktor efisiensi dilihat dari perbaikan alat penggantian (intensitas 1)
g. Faktor efektifitas dilihat dari interaksi,identitas dan repetisi
(intensitas1)
h. Faktor efektifitas dilihat dari retensi (intensitas 2)
i. Faktor efektifitas dilihat dari repetisi (intensitas 1)
j. Faktor efektifitas dilihat dari warna (intensitas 3)
k. Faktor tujuan pendidikan mengenai fakta, prosedur (intensitas 2)
l. Faktor sikap dan pendapat (intensitas 1)
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa dengan membuat media
still picture sebagai salah satu penyelesaian masalah kepatuhan petugas
adalah cukup baik, karena memiliki rata – rata skala intensitas 2 (sedang).
Langkah – langkah pembuatan still picture sebagai media edukasi
a. Menentukan masalah yang akan diinformasikan kepada sasaran
b. Membuat konsep yang akan diinformasikan
c. Melakukan konsultasi dengan petugas pelaksana dan penanggung
jawab UKP pelayanan ANC Terpadu di ruang KIA-KB
d. Menyiapkan alat dan bahan pembuatan still picture.
e. Membuat still picture (pemilihan tulisan, gambar, pewarnaan, desain
dan masalah yang diinformasikan)

68
f. Melakukan konsultasi kembali dengan petugas pelaksana dan
penanggung jawab UKP pelayanan ANC Terpadu di ruang KIA-KB
g. Melakukan proses pembuatan
h. Mencetak file still picture.

E. Complex Problem
Penelusuran complex problem dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
wawancara dengan responden pasien yang menerima pelayanan ANC Terpadu di
Puskesmas Karangayu sebanyak 20 responden. Wawancara dilakukan dengan
menanyakan 9 buah pertanyaan sesuai dengan unsur minimal penilaian indeks
kepuasan masyarakat. Setelah semua pertanyaan dari 20 responden selesai
diwawancarai, maka data diolah dengan cara:
1. Menghitung Jumlah Nilai Per Unsur
Menjumlahkan skor dari 9 pertanyaan pada setiap unsur
2. Menghitung Nilai Rata-Rata (NRR) Per Unsur
Jumlah Nilai Per Unsur Dibagi dengan Jumlah Responden
3. Menghitung Nilai Rata-Rata Tertimbang Per Unsur
Nilai Rata-Rata Per Unsur di kalikan 0.11 (Standart Baku)
4. Menghitung Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Nilai Rata-Rata Tertimbang Per Unsur di jumlahkan
5. Mencari Nilai IKM setelah di Konversi
Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dikali 25 (Standar Baku).
6. Melihat Mutu Pelayanan (Pada setiap Unsur)
Nilai Rata-Rata Tertimbang Per Unsur dikali dengan 25
7. Kinerja Unit Pelayanan
Hasil penilaian terhadap kepuasan pasien terhadap pelayanan ANC Terpadu di
Puskesmas Karangayu, menggunakan nilai Indeks Kepuasan Masyarakat
dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 4.16 Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat dengan Nilai Standar

Nilai Nilai Interval Nilai Interval Mutu Kinerja Unit


Persepsi IKM Konversi IKM pelayanan Pelayanan

1 1,00 – 2,5996 25 – 64,99 D Tidak Baik


2 2,60 – 3,064 65,00 – 76,600 C Kurang Baik
3 3,0644 - 3,532 76,61 – 88,30 B Baik
4 3,5324 - 4,00 88,31 – 100,00 A Sangat Baik

69
Identifikasi complex problem didapatkan kepuasan pasien mendapat nilai
IKM total yaitu 3,382 dikonversikan dengan nilai interval indeks kepuasan
masyarakat yaitu 84,55 yang berarti baik.
Nilai per item pertanyaan kuesioner kepuasan pelanggan dengan nilai
terendah 2 dan 3 pada 3 item pertanyaan yaitu pada pertanyaan :
1. P1 tentang Persyaratan
Yang memberikan nilai 3 berjumlah 5 (25 %) dari keseluruhan responden 20
orang tentang kemudahan persyaratan yang diminta oleh petugas dalam
memberikan pelayanan ANC Terpadu.
2. P2 tentang Sistem, Mekanisme Dan Prosedur
Yang memberikan nilai 2 berjumlah 1 (5%) dari jumlah keseluruhan
responden yaitu 20 orang tentang prosedur pelayanan ANC Terpadu di
Puskesmas
3. P3 tentang Waktu Pelayanan
Yang memberikan nilai 2 berjumlah 2 (10%) orang dari jumlah keseluruhan
responden yaitu 20 orang tentang ketepatan waktu pelayanan ANC Terpadu di
Puskesmas.
4. P5 tentang Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan
Yang memberikan nilai 3 berjumlah 10 (50%) orang dari jumlah keseluruhan
responden yaitu 20 orang tentang tingkat kepuasan terhadap hasil ANC
Terpadu.
5. P6 tentang Kompetensi Pelaksana
Yang memberikan nilai 3 berjumlah 5 (25%) dari jumlah keseluruhan
responden yaitu 20 orang tentang tingkat kemampuan petugas dalam
melakukan ANC Terpadu
6. P7 tentang Perilaku Pelaksana
Yang memberikan nilai 3 berjumlah 9 (45%) dari jumlah keseluruhan
responden yaitu 20 orang tentang perilaku pelaksana.
7. P8 tentang Penanganan Pengaduan, Saran Dan Masukan
Yang memberikan nilai 3 berjumlah 10 responden (50%) dari jumlah
keseluruhan responden yaitu 20 orang tentang tingkat kepuasan pasien dalam
penanganan pengaduan, saran dan masukan.
8. P9 tentang Sarana Prasarana

70
Yang memberikan nilai 3 berjumlah 11 responden (55%) dari jumlah
keseluruhan responden yaitu 20 orang tentang terhadap sarana dan prasarana
di pelayanan ANC Terpadu
Untuk lebih meningkatkan kepuasan pasien terhadap produk spesifikasi
jenis pelayanan petugas perlu lebih meningkatkan kemampuan dalam
menjelaskan tentang kondisi kehamilan dan rencana tindak lanjut dengan
konseling dan edukasi. Untuk lebih meningkatkan kepuasan pasien terhadap
perilaku pelaksana petugas perlu menyapa lebih ramah, lebih sopan dan melayani
sesuai nomer urut antrian. Untuk meningkatkan kepuasan pasien terhadap
penanganan pengaduan, saran, dan masukan petugas perlu lebih memperbaiki
kekurangan yang dikoreksi oleh pasien, lebih berusaha memperbaiki diri. Untuk
meningkatkan kepuasan pasien terhadap sarana prasarana petugas perlu lebih
memperhatikan kebersihan dan kondisi sarana prasarana.
Setelah dikonversi, nilai IKM yang didapatkan adalah 3,382, diasumsikan
dengan interval nilai indeks kepuasan masyarakat 3,0644 - 3,532 (baik). Nilai
mutu pelayanan ANC Terpadu adalah 84,55 (B). Nilai Indeks Kepuasan
Masyarakat setelah dikonversi menjadi nilai Kinerja Unit Pelayanan ANC
Terpadu dapat disimpulkan bahwa kinerja pelayanan ANC Terpadu baik
Tabel 4.17 Hasil Survei Kepuasan Pelanggan terhadap Pelayanan ANC Terpadu
Jumlah Nilai 75 68 66 80 70 75 71 70 69
Nilai rata-rata per unsur 3,55 3,25 3,1 3,8 3,3 3,55 3,35 3,3 3,25
Bobot Rata- Rata Tertimbang 0,39 0,357 0,341 0,418 0,363 0,39 0,385 0,363 0,375
Mutu pelayanan pada setiap 9,75 8,925 8,525 10,45 9,075 9,75 9,625 9,075 9,375
unsur
Indeks Kepuasan Masyarakat 3,382
Nilai Indeks Kepuasan
84,55
Masyarakat (IKM)
Mutu Pelayanan Baik

71

Anda mungkin juga menyukai