42
Gambar 4.1. Peta wilayah kerja Puskesmas Karangayu
Tabel 4.1. Data Monografi Wilayah Kerja Puskesmas Karangayu Tahun 2018
Luas JUMLAH PENDUDUK
N Kepadatan Jmlh R
Kelurahan Wilayah Laki- RT
O 2 (km2/ Jw) KK Wanita Total W
(km ) laki
1 Karangayu 0,6611 14,096 1.856 2.914 3.013 5.927 6 44
Salaman
2 0,507 8,787 915 1.899 2.070 3.969 6 33
Mloyo
3 Cabean 0,387 14,791 746 1.529 1.687 3.216 3 25
Bojong
4 0,5 18,278 2.211 4.380 4.582 8.962 9 59
Salaman
TOTAL 2,055 17.828 5.728 10.722 11.352 22.074 24 160
Sumber data : BPS Kota Semarang
43
non agraris. Sebagian penduduk bekerja sebagai pengusaha, pedagang, buruh,
PNS, ABRI/Polisi, pensiunan, dan lain-lain.
Tabel 4.2. Jumlah Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Karangayu
Tahun 2018
No Kelurahan Penduduk 2018 Jml
Laki-laki Wanita
1 Karangayu 2.914 3.013 5.927
2 Salaman Mloyo 1.899 2.070 3.969
3 Cabean 1.529 1.687 3.216
4 Bojong Salaman 4.380 4.582 8.962
Jumlah 10.722 11.352 22.074
Sumber data : Kecamatan Dalam Angka 2018
Jumlah Kepala Keluarga pada tahun 2018 sebanyak 5.728 KK, dengan
rerata jumlah anggota keluarga adalah 4 jiwa per KK. Kepadatan penduduk di
Wilayah kerja Puskesmas Karangayu rerata 3.300 per km2.
Akses transportasi untuk menuju Puskesmas Karangayu dapat
menggunakan angkutan umum antara lain : Angkot, Taksi, becak, ojek.
b. Misi
1) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
44
2) Memberdayakan masyarakat untuk memiliki kemauan dan
kemampuan untuk hidup sehat.
c. Tata Nilai:
1) Mengadakan Pelayanan Kesehatan Dasar.
2) Melaksanakan Pelayanan Kesehatan Pengembangan
3) Mewujudkan penerapan Menejemen mutu
d. Moto
Selalu Siaga
“Senantiasa Melayani Setulus Hati, Kesehatan Anda Kebahagiaan bagi
Kami ”
45
No N ama Tugas Pokok Koordinator
3. 1 Wahyoto, SKM Ka.Puskesmas Semua Program
2 Rumiyatun,Amd.Pk Kepegawaian Keuangan,
Kepegawaian,Umum dan
Rumah Tangga
3 dr.Erly Desiyanti BP umum HIV Aids
4 dr.Okie Ayu A BP Umum PTM
5 drg Rhina Yuningtyas A Bp Gigi. BP Gigi , Koordinator UKS
6 Setiyaningtyas,AM Kg BP Gigi BP Gigi, Koordinator P3k
7 Tri Ruswati,S Kep BP Umum Kes Jiwa,Haji,TB Paru
8 Lastri Setiyorini, AMk. BP Umum DBD, Prolanis
9 Fitri Pratiwi, AMk. BP Umum ISPA,Diare,Prolanis
10 Endang P .S.S.T. Keb KIA, KB KIA-KB
11 Rita Nurwahyuni,Amd Keb KIA- KB KIA-KB,Imunisasi
12 Agnes Setiya Rini. Amd Keb KIA- KB KIA-KB,Prolanis
13 Heti Herawati Sanitarian Sanitasi
14 Dwiana Lestari, SKM Administrasi Bandahara
15 Rini Setyaningrum, Amd.F AA Farmasi,Batra
16 Indriyani, AM.Ak Analis Analis,Bendahara Penerima
17 Desy Wijayanti Nutrisionis Nutrisionis, Bendahara BOK
18 Alifia Ardyara, S.KM Promkes Promkes
19 Nanik Andayani Loket Simpus,Koordinator Loket
20 Songeb Loket Pendaftaran
21 Ari Cahyo Harjanto Loket Loket
22 Erna Setiyowati Akuntan Akuntan
23 Nugraheni Saptyaningtiyas Administrasi Administrasi
24 Annas Shouma Kebersihan Kebersihan
25 Hartati Kebersihan Kebersihan
26 Tri Ranggajoni Sopir Sopir
27 Rinanda Widyatama Penjaga Malam Penjaga Malam
Anggaran Puskesmas Karangayu
Sumber anggaran yang diperoleh Puskesmas Karangayu berasal dari
BOK, JKN dan BLUD, untuk lebih jelasnya disajikan pada tabel berikut:6
Tabel 4.5. Sumber anggaran Puskesmas Karangayu Tahun 2018
No Anggaran Target Realisasi
1. APBD Rp. 344.470.000,00 Rp. 323.184.950,00
2. BLUD Rp.1.113.861.000,00 Rp. 1.034.010.982,00
3. BOK Rp.324.000.000,00 Rp. 324.000.000,00
Total Rp. 1.782.331.000,00 Rp. 1.681.195.932,00
1) BOK
Anggaran APBN yaitu dana bersumber dari pusat
(Pemerintah), meliputi BOK. BOK adalah dana bantuan operasional
46
kesehatan yang berasal dari Kementrian Kesehatan RI yang
disalurkan melalui Dinas Kesehatan Kota. Tujuannya yaitu untuk:
a) Menunjang penyelenggaraan manajemen puskesmas
b) Menunjang pelaksanaan upaya kesehatan dan mendukung
keberhasilan upaya kesehatan. Upaya kesehatan meliputi upaya
kesehatan yang bersifat promotif dan preventif bagi masyarakat,
meliputi:
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Pelayanan KB
Pelayananan Imunisasi
Pelayanan Gizi
Promosi Kesehatan
P2M
Kesehatan lingkungan
2) APBD
APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah
dalam satu tahun anggaran. Anggaran APBD bersumber dari
keuangan daerah yang di manfaatkan untuk gaji honor dan
langganan seperti: air, telepon dan jaringan internet
3) BLUD
BLUD adalah gabungan dari retribusi, giro, jasa pelayanan
yang tidak ditanggung BPJS, kapitasi dan JKN. Penerimaan
kunjungan pasien yaitu pasien umum, yang mana pendapatan dari
pasien umum setiap bulan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota
( DKK ) tetapi uangnya dikelola puskesmas untuk kepentingan
manajemen puskesmas. Pasien umum dikenakan biaya berdasarkan
PERDA No 133 tahun 2016.
47
individu/keluarga tumbuh menjadi tokoh atau kader pembangunan kesehatan.
Kegiatan peran serta masyarakat diwilayah kerja puskesmas Karangayu
diwujudkan dalam bentuk posyandu. Puskesmas Karangayu memiliki 24
posyandu balita dan 13 posyandu lansia.
Tabel 4.6. Strata Posyandu Balita Puskesmas Karangayu Tahun 2018
Kelurahan STRATA JUMLAH
Pratama Madya Purnama Mandiri
Karangayu 0 0 3 3 6
Salaman 0 1 5 0 6
Mloyo
Cabean 0 0 2 1 3
Bojong 0 0 4 5 9
Salaman
Jumlah 0 1 14 9 24
48
Sarana transportasi untuk menunjang kegiatan operasional di
Puskesmas Karangayu adalah kendaraan roda empat (1 buah) dan
kendaraan roda dua (3 buah)
Fasilitas pendidikan yang ada di Puskesmas Karangayu meliputi
Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar termasuk Sekolah Luar Biasa dan
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, sedangkan jumlah TK 18 dengan jumlah
murid 680 anak, jumlah guru orang 95. Ration guru : murid 1: 7.
49
1 Dokter Praktek Swasta 8 Dokter:5 , drg: 2, dr spesialis: 1
2 Bidan Praktek Swasta 1 BPM Slamet Riyanti
3 Klinik 6 Klinik Mitra Kita, Klinik Nayaka Era Husada,
Klinik Ibnu Sina, Klinik Pratama
Soegijopranoto, Klinik Ultra Medica, Klinik
Daya Prima
4 Apotek 8 Apotek Mitra Kita, Apotek Sinar Medica,
Apotek Babadan, Apotek Mekar Medika,
Apotek Viva Generik, Apotek Kali Banteng,
Apotek Permata, Apotek Gambiran
5 Laboratorium 2 Laboratorium Klinik Centrum, Laboratorium
Klinik Medika
Jumlah 25
6. Morbiditas
Morbiditas adalah angka kesakitan, dapat berupa angka insidensi
maupun angka prevalensi dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan
kejadian penyakit dalam suatu populasi dan pada kurun waktu tertentu.
Morbiditas juga berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan
masyarakat di suatu wilayah. 6
Tabel 4.9. Peringkat 10 Besar Penyakit di Puskesmas Karangayu tahun
2018
KODE
NO JENIS PENYAKIT TOTAL
ICD X
1 J02 Faringitis akut 214
2 I10 Hipertensi esensial (primer) 178
3 M79 Gangguan jaringan lunak lainnya, NOS 145
Kebutuhan akan vaksinasi terhadap sejenis
4 Z23 87
penyakit bakteri
5 L30 Dermatitis lainnya 56
Infeksi saluran nafas atas akut pada banyak
6 J06 54
tempat tidak dapat dispesifikasi
Penyakit pulpa dan periapikal (jaringan
7 K04 46
sekitar akar gigi)
Diare dan gastroenteritis oleh penyebab
8 A09 40
infeksi tertentu
9 R50 Demam yang sebabnya tidak diketahui 40
10 E11 Diabetes melitus tidak tergantung insulin 39
50
Gambar 4.2 Grafik Sepuluh Besar Penyakit Puskesmas Karangayu
51
Koordinator upaya kesehatan kerja
2) Bidan E dengan pendidikan terakhir S.S.T Keb memiliki tugas
melakukan pelaksanaan program KIA-KB.
a) Bidan tersebut memiliki tugas pokok seperti:
Bidan koordinator
Pelayanan KIA-KB patologis
Membuat laporan asuhan individu pada kelompok
Melaksanakan AMP ( Audit Maternal Perinatal)
Melakukan pembinaan keluarga resti
Penyuluhan program KIA (Kesehatan Ibu Aank)
Puskesmas, KIA
Membuat kohort ibu hamil
Pelayanan KIA KB
Pemeriksaan Ibu hamil
Imunisasi bayi, ibu hamil
Membuat kohort bayi
b) Bidan tersebut memiliki tugas integrasi seperti:
Menejer pelayanan
Memantau bumil risti
Mencari data kelahiran
Posyandu lansia
Membuat laporan lansia
52
responden tentang kepatuhan petugas pelayanan ANC Terpadu terhadap
SOP pelayanan ANC Terpadu adalah 2 orang bidan diruang KIA.
Bedasarkan wawancara dengan petugas (bidan) di ruang KIA-KB,
peneliti mendapatkan informasi yang menunjukkan bahwa bidan merasa
menduga pasien baru puskesmas telah mendapatkan edukasi tentang
imuniasi TT dan menjadi akseptor KB setelah melahirkan dari petugas
kesehatan yang memeriksa sebelumnya karena telah tertulis di buku KIA
pasien tetapi petugas tidak melakukan konfirmasi kepada pasien tersebut
tentang pentingnya imunisasi TT dan pemilihan KB setelah melahirkan.
Selain itu petugas (bidan) juga belum terlalu hapal dengan SOP revisi.
b. Money (Pendanaan)
Biaya operasional pelayanan ANC Terpadu di ruang Pelayanan
KIA-KB di Puskesmas Karangayu mencangkup prasarana alat kesehatan
dan bahan habis pakai menggunakan dana yang berasal dari Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD). Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD) berasal dari retribusi, giro, penerimaan kunjungan pasien umum
serta tindakan umum yang tidak ditanggung oleh BPJS, kapitasi dan JKN.
tindakan umum yang tidak ditanggung oleh BPJS. Pengadaan barang
seperti meja, kursi, dan lemari berasal dari DKK ( Dinas Kesehatan
Kota).
c. Method (Cara Kerja)
Pelayanan ANC Terpadu di ruang KIA menggunakan SOP
pelayanan ANC Terpadu Puskesmas Karangayu. Penelitian ini
menggunakan SOP Pelayanan ANC Terpadu yang telah di revisi dengan
menyesuaikan referensi untuk digunakan sebagai penelitian tentang
kepatuhan bidan. Langkah-langkah pelayanan ANC Terpadu yang
dilakukan di ruang KIA belum dilakukan secara sistematis.
Waktu pelayanan di Puskesmas Karangayu dilaksanakan setiap hari
Senin s/d Kamis pukul 07.00-12.00 WIB, hari Jumat 07.00-10.00 WIB dan
53
hari Sabtu pukul 10.30 WIB. Saat pelayanan petugas memanggil pasien
sesuai dengan nomor urut antrian. Satu orang petugas memeriksa satu
pasien mulai dari anamnesis, pemeriksaan, edukasi, dan pelaporan.
Setelah itu petugas mengkonfirmasi identitas pasien sesuai rekam medis.
Petugas melakukan anamnesis lalu petugas memeriksa tanda vital dan
mengukur TB, BB, dan LILA. Kemudian petugas mempersilahkan pasien
untuk berbaring di bed. Petugas melakukan pemeriksaan menyeluruh
(dari kepala sampai ekstremitas), pemeriksaan khusus, pemeriksaan
leopold I-IV dan melakukan auskultasi DJJ. Untuk pasien baru petugas
juga melakukan kolaborasi pemeriksaan laboratorium, dokter gigi, doter
umum dan konseling gizi. Kemudian petugas melakukan edukasi kepada
pasien. Saat selesai pemeriksaan petugas mencatat pelaporan pada buku
registrasi, buku kohort ibu hamil dan SIMPUS.
d. Material
Fasilitas di ruang pelayanan KIA Puskesmas Karangayu dengan
ruang berbentuk L dengan ukuran 4 m x 6 m x 2 m x 8 m. Sarana yang
digunakan :
1) Sarana Non medis terdiri dari :
Empat buah meja tulis
Dua buah meja komputer
Dua komputer registrasi
Tujuh buah kursi
Lemari arsip
Tempat sampah non infeksius
Tempat sampah benda tajam (Hazard)
Buku register pelayanan harian
Wastafel dengan air mengalir
2) Sarana Medis terdiri dari :
Timbangan dewasa dan timbangan anak
Pengukur tinggi badan
Termometer digital
Midline
Stetoskop
Pita LILA
54
Laenec dan doppler
Tensi
Pengukur panggul
Spuit disposibel 0,5cc
Sarung tangan
Handsrub
Kapas DTT
Sabun antiseptik
Vaksin
3) Prasarana terdiri dari :
Buku KIA
Lembar informed consent tindakan medis
Formulir rujukan
Lembar balik konseling
Buku kohort ibu hamil
Peta wilayah ibu hamil
Kantung persalinan
Poster penapisan awal
Poster pemberian MgSO4
e. Market
Sasarannya yaitu ibu hamil.
f. Marketing
SOP pelayanan ANC Terpadu yang telah di revisi dengan
menyesuaikan referensi telah diadvokasikan kepada Kepala Puskesmas
dan disetujui, serta disosialisasikan kepada pemegang program pelayanan
ANC Terpadu dan pelaksana pelayanan ANC Terpadu, sebanyak 1x.
g. Environment
Pelayanan ANC Terpadu dilakukan di ruang KIA di Puskesmas
Karangayu. Selama pengamatan selama 6 hari yaitu tanggal 18 Maret
2019 – 23 Maret 2019 rata-rata kunjungan pelayanan ANC Terpadu dalam
satu hari yaitu 8-10 pasien. Pada ruang KIA terdapat tempat pembuangan
sampah medis dan sampah non medis. Ruang KIA terasa sempit dan
kurang nyaman karena ruangan berbentuk L dengan ukuran 4 m x 6 m x 2
mx8m.
2. Process
a. P1 (Perencanaan)
55
Terdapat SOP pelayanan ANC Terpadu wilayah kerja Puskesmas
Karangayu, pada penelitian ini yang digunakan SOP pelayanan ANC
Terpadu yang telah di revisi dengan menyesuaikan referensi dan disetujui
oleh kepala puskesmas. Petugas menyiapkan peralatan seperti timbangan,
midline, microtoise, stetoskop, penlight/senter, handscoon, termometer,
leanec/doppler, selimut, tensi, pita LILA.. Petugas sudah siap melayani
sejak pukul 07.00 WIB.
b. P2 (Penggerakan dan Pelaksanaan)
1) Petugas memanggil pasien sesuai dengan nomor urut antrian
2) Petugas pelaksana memberikan pelayanan ANC Terpadu sesuai dengan
SOP yang disepakati.
3) Kegiatan pelayanan ANC Terpadu dilaksanakan setiap hari Senin s/d
Kamis pukul 07.00-12.00 WIB, hari Jumat 07.00-10.00 WIB dan hari
Sabtu pukul 10.30 WIB.
c. P3 (Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian)
Pelaporan yang dilaksanakan di Puskesmas Karangayu terdiri atas
pelaporan harian dan dimasukkan ke buku register harian, buku kohort ibu
hamil, SIMPUS dan pelaporan bulanan pelayanan ANC Terpadu yang di
masukkan ke dalam Laporan Bulanan Sistem Informasi Kesehatan (SIK)
Ibu. Lokmin dilaksanakan setiap 1 bulan sekali dan penilaian mutu kinerja
dilaksanakan setiap 3 bulan sekali. Petugas menuliskan hasil pelayanan
ANC Terpadu di rekam medik dan juga menuliskan di buku KIA. Apabila
pasien mempunyai keluhan, pasien langsung berbicara dengan petugas dan
petugas langsung menanggapi keluhan dengan cara menjelaskan dengan
baik kepada pasien.
3. Output
Jumlah kunjungan pelayanan ANC Terpadu di Puskesmas Karangayu
selama tahun 2018 yaitu 542 pasien. Selama pengamatan 6 hari tanggal 18
56
Maret 2019 - 23 Maret 2019 yang dilakukan hari Senin sampai Sabtu
memiliki jumlah kunjungan pelayanan ANC Terpadu sebesar 20 pasien.
4. Outcome
a. Diharapkan terjadi peningkatan kepuasan pasien terhadap pelayanan ANC
Terpadu.
b. Diharapkan terjadi peningkatan kepatuhan petugas terhadap SOP
Pelayanan ANC Terpadu.
c. Diharapkan terjadi peningkatan mutu pelayanan ANC Terpadu
5. Impact
Peningkatan derajat kesehatan dapat dilihat dari indikator berupa
rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian bayi baru lahir.
D. Simple Problem
1. Identifikasi Masalah Mutu Pelayanan ANC Terpadu Wilayah Kerja
Puskesmas Karangayu
Pengamatan mengenai kepatuhan petugas pelaksana terhadap SOP
pelayanan ANC Terpadu di Ruang KIA-KB. Observasi kepatuhan ini
dilakukan 20 kali. Observasi bidan pelaksana dilakukan pada tanggal 18
Maret 2019 s/d 23 Maret 2019 menggunakan daftar tilik kepatuhan petugas.
Observasi di ruang KIA-KB dilakukan setiap hari Senin, sampai Sabtu. Data
yang diamati ditabulasi selanjutnya dinilai tingkat kepatuhan / compliance
rate (CR). CR dinilai baik, bila lebih dari 80% dan dinilai kurang baik jika
kurang dari 80%. Hasil perhitungan CR petugas pelaksana pelayanan ANC
Terpadu adalah sebagai berikut:
57
b. Petugas bidan menjelaskan hasil perhitungan tafsiran hari persalinan
62,5% (Masalah B)
c. Petugas bidan memberikan edukasi kepada pasien baru mengenai
pentingnya imunisasi TT (50%) dan menjadi akseptor KB setelah
melahirkan (50%)
58
b. Petugas bidan E dan A menjelaskan hasil perhitungan tafsiran hari
persalinan 60% (Masalah B)
c. Petugas bidan E dan A memberikan edukasi kepada pasien baru
mengenai pentingnya imunisasi TT (33%) dan menjadi akseptor KB
setelah melahirkan 33% (Masalah C)
d. Petugas bidan A melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh (kepala
sampai ekstremitas) 75% (Masalah D)
2. Prioritas Masalah
Dari empat masalah tersebut peneliti menentukan prioritas masalah.
Peneliti menentukan prioritas masalah dengan menggunakan matrix problem
priority.
Matriks prioritas masalah atau problem priority matriks merupakan
salah satu alat dalam menyusun urutan prioritas dari sejumlah masalah.
Setiap masalah ditentukan rangking manfaat dan rangking usahanya untuk
menyelesaikan masalah. Rangking dimulai dari yang terbaik dengan urutan
1-5. Rangking manfaat kemudian dikalikan dengan nilai rangking usaha
sebagai extended value. Nilai extended value terkecil dapat dipilih sebagai
prioritas masalah.
Penilaian dengan skala 1-5 :
a. Penilaian dengan manfaat dengan skala 1-5 :
1) Angka 5 melambangkan manfaat besar
2) Angka 4 melambangkan manfaat cukup
3) Angka 3 melambangkan manfaat sedang
4) Angka 2 melambangkan manfaat kurang
5) Angka 1 melambangkan manfaat kecil
b. Penlaian dengan usaha dengan skala 1-5 :
1) Angka 5 melambangkan usaha besar
2) Angka 4 melambangkan usaha cukup
3) Angka 3 melambangkan usaha sedang
4) Angka 2 melambangkan usaha kurang
5) Angka 1 melambangkan usaha kecil
Kemudian rangking manfaat dikali nilai rangking usaha sebagai
extended value. Berdasarkan nilai extended value yang terkecil dapat dipilih
59
prioritas masalah. Berikut adalah matriks prioritas masalah dari beberapa
masalah dalam penelitian ini:
60
KB setelah melahirkan sehingga tidak melakukan
konfirmasi ulang
2. Petugas belum hapal dengan SOP yang telah di revisi
Money -
Material -
Method -
Marketing Kurang efektifnya sosialisasi SOP karena petugas tidak diminta
mengulang kembali pemahaman terhadap SOP
Environtment -
MATERIAL MARKETING
Gambar 4.3 Pendekatan Analisis Fish Bone untuk Pelayanan ANC Terpadu
61
Setelah dilakukan identifikasi penyebab masalah melalui analisis fish
bone, maka langkah selanjutnya adalah menentukan prioritas penyebab
masalah. Untuk menentukan prioritas penyebab masalah dapat menggunakan
diagram pareto, untuk membuat diagram pareto berikut langkah –
langkahnya.
a. Paired Comparison
Pada perbandingan berpasangan (paired comparison)
membandingkan penyebab masalah dibandingkan dengan penyebab
masalah lainnya, pada penelitian ini terdapat empat penyebab masalah.
62
Dengan menjumlah penyebab masalah pada tabel Paired Comparison
yang di lingkari merah maka dapat dihitung jumlah distribusi frekuensi
penyebab masalah dengan cara membuat turus/ tally. Hasil Tally yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
63
Tabel 4.14 Tabel Pareto Untuk Masalah Rendahnya Kepatuhan Petugas
memberikan edukasi kepada pasien baru mengenai pentingnya imunisasi
TT dan menjadi akseptor KB setelah melahirkan.
No Penyebab masalah Frekuensi Jumlah Presentase
Kumulatif Kumulatif
1 Petugas menduga pasien sudah
tahu mengenai pentingnya
imunisasi TT dan KB sesudah 2 2 67%
melahirkan sehingga tidak
melakukan konfirmasi ulang
2 Petugas belum hapal dengan SOP
1 3 100%
yang telah di revisi
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
64
bahwa dengan mengendalikan yang sedikit 67 %, maka dengan cepat
menguasai yang lebih besar (80%). Hal ini berarti dengan
menyelesaikan masalah A pada tabel pareto maka bisa menyelesaikan
sebagian besar masalah terkait rendahnya kepatuhan petugas untuk
memberikan edukasi kepada pasien baru mengenai pentingnya imunisasi
TT dan menjadi akseptor KB setelah melahirkan. Berdasarkan
perhitungan dengan analisis pareto dalam menyelesaikan suatu masalah
maka dipilih satu masalah dengan persentase kumulatif kurang dari 80%
yaitu petugas menduga pasien sudah tahu mengenai pentingnya
imunisasi TT dan KB sesudah melahirkan sehingga tidak melakukan
konfirmasi ulang
65
Penilaian dapat dibuat dengan skala 1-5
a. Angka 5 melambangkan manfaat dan biaya besar
b. Angka 4 melambangkan manfaat dan biaya cukup
c. Angka 3 melambangkan manfaat dan biaya sedang
d. Angka 2 melambangkan manfaat dan biaya kurang
e. Angka 1 melambangkan manfaat dan biaya kecil
Tabel 4.15. Matriks Cost Benefit
66
konsep roleplay tentang penerapan SOP pelayanan ANC Terpadu yang
sudah direvisi dan telah ditentukannya waktu, tempat, rencana kegiatan dan
perlengkapan roleplay.
Penerapan dilaksanakan pada tanggal 1 April 2019, di ruang KIA-KB
Puskesmas Karangayu, jam 07.30-08.00, dengan kegiatan dokter muda
memberikan contoh cara melakukan roleplay pemberian edukasi sebagai
petugas, dan salah satu bidan menjadi pasien ibu hamil baru, dengan dasar
SOP, penggunaan buku KIA sebagai media edukasi dan media still picture
sebagai pengingat. Kemudian salah satu bidan berganti peran menjadi
petugas dan bidan lain menjadi pasien baru ibu hamil sedangkan dokter
muda berperan sebagai pengawas (komentator). Indikator kegiatan telah
berhasil dilaksanakan yaitu petugas sudah dapat terampil terhadap
pemberian edukasi kepada pasien baru mengenai pentingnya imunisasi TT
dan menjadi akseptor KB dan mau menerapkan dalam pekerjaan sehari-
hari. Penilaian dan evaluasi kepatuhan petugas terhadap SOP pelayanan
ANC Terpadu revisi dinilai 6 bulan kemudian setelah dilakukannya
roleplay tentang pemberian edukasi kepada pasien baru mengenai
pentingnya imunisasi TT dan menjadi akseptor KB.
67
Dari berbagai media yang ada, haruslah dipilih media yang paling
efektif untuk digunakan dan paling tepat/sesuai dengan tujuan edukasi
yang dirumuskan.
c. Faktor Ketersediaan Media
Hal ini sesuai dengan situasi dan kondisi puskesmas yang memerlukan
still picture untuk memberikan edukasi tentang materi pentingnya
imunisasi TT dan menjadi akseptor KB.
Dasar pemilihan jenis media komunikasi (berdasarkan skala intensitas)
Ciri-ciri skala intensitas metoda dan media komunikasi yang terpilih
dengan memperhatikan, hal-hal sebagai berikut:
a. Faktor situasi (waktu yang dibutuhkan, keterlibatan staff dan ruang
yang dibutuhkan) (intensitas 1 )
b. Faktor efisiensi dilihat dari segi biaya (intensitas 1 )
c. Faktor efisiensi dilihat dari ongkos petugas awal (intensitas 2)
d. Faktor efisiensi dilihat dari pemeliharaan (intensitas 1)
e. Faktor efisiensi dilihat dari luas ruang yang dibutuhkan (intensitas 1)
f. Faktor efisiensi dilihat dari perbaikan alat penggantian (intensitas 1)
g. Faktor efektifitas dilihat dari interaksi,identitas dan repetisi
(intensitas1)
h. Faktor efektifitas dilihat dari retensi (intensitas 2)
i. Faktor efektifitas dilihat dari repetisi (intensitas 1)
j. Faktor efektifitas dilihat dari warna (intensitas 3)
k. Faktor tujuan pendidikan mengenai fakta, prosedur (intensitas 2)
l. Faktor sikap dan pendapat (intensitas 1)
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa dengan membuat media
still picture sebagai salah satu penyelesaian masalah kepatuhan petugas
adalah cukup baik, karena memiliki rata – rata skala intensitas 2 (sedang).
Langkah – langkah pembuatan still picture sebagai media edukasi
a. Menentukan masalah yang akan diinformasikan kepada sasaran
b. Membuat konsep yang akan diinformasikan
c. Melakukan konsultasi dengan petugas pelaksana dan penanggung
jawab UKP pelayanan ANC Terpadu di ruang KIA-KB
d. Menyiapkan alat dan bahan pembuatan still picture.
e. Membuat still picture (pemilihan tulisan, gambar, pewarnaan, desain
dan masalah yang diinformasikan)
68
f. Melakukan konsultasi kembali dengan petugas pelaksana dan
penanggung jawab UKP pelayanan ANC Terpadu di ruang KIA-KB
g. Melakukan proses pembuatan
h. Mencetak file still picture.
E. Complex Problem
Penelusuran complex problem dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
wawancara dengan responden pasien yang menerima pelayanan ANC Terpadu di
Puskesmas Karangayu sebanyak 20 responden. Wawancara dilakukan dengan
menanyakan 9 buah pertanyaan sesuai dengan unsur minimal penilaian indeks
kepuasan masyarakat. Setelah semua pertanyaan dari 20 responden selesai
diwawancarai, maka data diolah dengan cara:
1. Menghitung Jumlah Nilai Per Unsur
Menjumlahkan skor dari 9 pertanyaan pada setiap unsur
2. Menghitung Nilai Rata-Rata (NRR) Per Unsur
Jumlah Nilai Per Unsur Dibagi dengan Jumlah Responden
3. Menghitung Nilai Rata-Rata Tertimbang Per Unsur
Nilai Rata-Rata Per Unsur di kalikan 0.11 (Standart Baku)
4. Menghitung Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Nilai Rata-Rata Tertimbang Per Unsur di jumlahkan
5. Mencari Nilai IKM setelah di Konversi
Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dikali 25 (Standar Baku).
6. Melihat Mutu Pelayanan (Pada setiap Unsur)
Nilai Rata-Rata Tertimbang Per Unsur dikali dengan 25
7. Kinerja Unit Pelayanan
Hasil penilaian terhadap kepuasan pasien terhadap pelayanan ANC Terpadu di
Puskesmas Karangayu, menggunakan nilai Indeks Kepuasan Masyarakat
dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 4.16 Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat dengan Nilai Standar
69
Identifikasi complex problem didapatkan kepuasan pasien mendapat nilai
IKM total yaitu 3,382 dikonversikan dengan nilai interval indeks kepuasan
masyarakat yaitu 84,55 yang berarti baik.
Nilai per item pertanyaan kuesioner kepuasan pelanggan dengan nilai
terendah 2 dan 3 pada 3 item pertanyaan yaitu pada pertanyaan :
1. P1 tentang Persyaratan
Yang memberikan nilai 3 berjumlah 5 (25 %) dari keseluruhan responden 20
orang tentang kemudahan persyaratan yang diminta oleh petugas dalam
memberikan pelayanan ANC Terpadu.
2. P2 tentang Sistem, Mekanisme Dan Prosedur
Yang memberikan nilai 2 berjumlah 1 (5%) dari jumlah keseluruhan
responden yaitu 20 orang tentang prosedur pelayanan ANC Terpadu di
Puskesmas
3. P3 tentang Waktu Pelayanan
Yang memberikan nilai 2 berjumlah 2 (10%) orang dari jumlah keseluruhan
responden yaitu 20 orang tentang ketepatan waktu pelayanan ANC Terpadu di
Puskesmas.
4. P5 tentang Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan
Yang memberikan nilai 3 berjumlah 10 (50%) orang dari jumlah keseluruhan
responden yaitu 20 orang tentang tingkat kepuasan terhadap hasil ANC
Terpadu.
5. P6 tentang Kompetensi Pelaksana
Yang memberikan nilai 3 berjumlah 5 (25%) dari jumlah keseluruhan
responden yaitu 20 orang tentang tingkat kemampuan petugas dalam
melakukan ANC Terpadu
6. P7 tentang Perilaku Pelaksana
Yang memberikan nilai 3 berjumlah 9 (45%) dari jumlah keseluruhan
responden yaitu 20 orang tentang perilaku pelaksana.
7. P8 tentang Penanganan Pengaduan, Saran Dan Masukan
Yang memberikan nilai 3 berjumlah 10 responden (50%) dari jumlah
keseluruhan responden yaitu 20 orang tentang tingkat kepuasan pasien dalam
penanganan pengaduan, saran dan masukan.
8. P9 tentang Sarana Prasarana
70
Yang memberikan nilai 3 berjumlah 11 responden (55%) dari jumlah
keseluruhan responden yaitu 20 orang tentang terhadap sarana dan prasarana
di pelayanan ANC Terpadu
Untuk lebih meningkatkan kepuasan pasien terhadap produk spesifikasi
jenis pelayanan petugas perlu lebih meningkatkan kemampuan dalam
menjelaskan tentang kondisi kehamilan dan rencana tindak lanjut dengan
konseling dan edukasi. Untuk lebih meningkatkan kepuasan pasien terhadap
perilaku pelaksana petugas perlu menyapa lebih ramah, lebih sopan dan melayani
sesuai nomer urut antrian. Untuk meningkatkan kepuasan pasien terhadap
penanganan pengaduan, saran, dan masukan petugas perlu lebih memperbaiki
kekurangan yang dikoreksi oleh pasien, lebih berusaha memperbaiki diri. Untuk
meningkatkan kepuasan pasien terhadap sarana prasarana petugas perlu lebih
memperhatikan kebersihan dan kondisi sarana prasarana.
Setelah dikonversi, nilai IKM yang didapatkan adalah 3,382, diasumsikan
dengan interval nilai indeks kepuasan masyarakat 3,0644 - 3,532 (baik). Nilai
mutu pelayanan ANC Terpadu adalah 84,55 (B). Nilai Indeks Kepuasan
Masyarakat setelah dikonversi menjadi nilai Kinerja Unit Pelayanan ANC
Terpadu dapat disimpulkan bahwa kinerja pelayanan ANC Terpadu baik
Tabel 4.17 Hasil Survei Kepuasan Pelanggan terhadap Pelayanan ANC Terpadu
Jumlah Nilai 75 68 66 80 70 75 71 70 69
Nilai rata-rata per unsur 3,55 3,25 3,1 3,8 3,3 3,55 3,35 3,3 3,25
Bobot Rata- Rata Tertimbang 0,39 0,357 0,341 0,418 0,363 0,39 0,385 0,363 0,375
Mutu pelayanan pada setiap 9,75 8,925 8,525 10,45 9,075 9,75 9,625 9,075 9,375
unsur
Indeks Kepuasan Masyarakat 3,382
Nilai Indeks Kepuasan
84,55
Masyarakat (IKM)
Mutu Pelayanan Baik
71