Anda di halaman 1dari 19

1

GIZI KERJA
SEBAGAI PRASARAT BEKERJA
untuk memenuhi tugas matakuliah
Kelamatan dan Kesehatan Kerja

Oleh
Muhammad Andi 160512509412 / 2016

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
Oktober 2017

1
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana telah memberikan saya kekuatan serta
kelancaran dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang berjudul
“Gizi Kerja Sebagai Prasarat Bekerja” dapat selesai seperti waktu yang telah saya rencanakan.
Tersusunnya karya ilmiah ini tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan secara materil dan spiritual, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dosen Pembina matakuliah Teori Pemesinan Universitas Negeri Malang.

2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.

3. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar makalah ini dapat
saya selesaikan.

Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang membalas budi baik yang tulus dan ihklas
kepada semua pihak yang penulis sebutkan di atas. Tak ada gading yang tak retak, untuk itu sayapun
menyadari bahwa makalah yang telah saya susun dan saya kemas masih memiliki banyak kelemahan
serta kekurangan-kekurangan baik dari segi teknis maupun non-teknis. Untuk itu penulis membuka
pintu yang selebar-lebarnya kepada semua pihak agar dapat memberikan saran dan kritik yang
membangun demi penyempurnaan penulisan-penulisan mendatang. Dan apabila di dalam makalah ini
terdapat hal-hal yang dianggap kurang berkenan di hati pembaca mohon dimaafkan.

Malang, 21 Oktober 2017

Penulis

i
ii

DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR................................................................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah....................................................................................................................................... 2
1.3 Penyelesaian Masalah.................................................................................................................................... 2
1.4 Tujuan.............................................................................................................................................................2
1.5 Manfaat.......................................................................................................................................................... 2
BAB II......................................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................................................................3
2.1 Pengertian Gizi Kerja.....................................................................................................................................3
2.2 Aktivitas/Kerja Menurut WHO......................................................................................................................5
2.3 Kebutuhan Energi...........................................................................................................................................6
Kecukupan gizi menurut kondisi khusus pekerja dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:...........................................9
Kondisi Fisiologi..................................................................................................................................................9
2.4 Standar Penyediaan Makanan Bagi Pekerja.................................................................................................11
BAB III...................................................................................................................................................................13
PENUTUP..............................................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................................14

ii
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

`Jumlah angkatan kerja di Indonesia terus meningkat. Saat ini mencapai 113,74 juta
jiwa dan yang bekerja mencapai 104,49 juta jiwa (BPS, 2009). Pemenuhan kecukupan gizi
pekerja selama bekerja merupakan salah satu bentuk penerapan syarat keselamatan, dan
kesehatan kerja sebagai bagian dari upaya meningkatkan derajat kesehatan pekerja. Gizi
merupakan salah satu aspek kesehatan kerja yang memiliki peranan penting dalam
peningkatab produktivitas kerja.
Gizi adalah zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi, mempunyai
nilai yang sangat penting (tergantung dari macam-macam bahan makanannya) untuk
memperoleh energi guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari bagi para pekerja. Termasuk
dalam memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan yaitu penggantian
sel-sel yang rusak dan sebagai zat pelindung dalam tubuh (dengan cara menjaga
keseimbangan cairan tubuh). Proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan yang
terpelihara dengan baik akan menunjukkan baiknya kesehatan yang dimiliki seseorang.
Seseorang yang sehat tentunya memiliki daya pikir dan daya kegiatan fisik sehari-hari yang
cukup tinggi (Marsetyo dan Kartasapoetra, 1991).Tubuh manusia memerlukan sejumlah
pangan dan gizi secara tetap, sesuai dengan standar kecukupan gizi, namun kebutuhan
tersebut tidak selalu dapat terpenuhi. Penduduk yang miskin tidak mendapatkan pangan dan
gizi dalam jumlah yang cukup. Mereka menderita lapar pangan dan gizi, mereka menderita
gizi kurang. (Sri Handajani, 1996). Keadaan gizi seseorang merupakan gambaran apa yang
dikonsumsinya dalam jangka waktu yang cukup lama. Bila kekurangan itu ringan, tidak akan
dijumpai penyakit defisiensi yang nyata, tetapi akan timbul konsekuensi fungsional yang
lebih ringan dan kadang-kadang tidak disadari kalau hal tersebut karena faktor gizi (Ari
Agung, 2002). Hal ini perlu menjadi perhatian semua pihak, terutama pengelola tempat kerja
mengingat para pekerja umumnya menghabiskan waktu rata-rata 8 jam setiap harinya
ditempat kerja. Rendahnya produktivitas kerja dianggap akibat kurangnya motivasi kerja,
tanpa menyadari factor lainnya seperti gizi pekerja. Perbaikan dan peningkatan gizi
mempunyai makna yang sangat penting dalam upaya mencegah morbiditas, menurunkan
angka absensi serta meningkatkan produktivitas kerja.
1
2

Secara umum, permasalahan gizi dan pangan dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain faktor demografi seperti pertambahan jumlah penduduk, laju pertumbuhan
penduduk yang tinggi, besarnya proporsi penduduk usia muda, penyebaran penduduk yang
tidak merata, perubahan susunan penduduk, faktor sosial ekonomi dimana terjadinya
peningkatan kesejahteraan masyarakat, meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi yang secara
baik langsung berpengaruh pada pendapatan keluarga. Selain itu, faktor lain yang
berpengaruh pada masalah gizi dan pangan adalah perkembangan IPTEK dimana terjadinya
arus moderenisasi yang membawa banyak perubahan pada pola hidup masyarakat termasuk
pada pola makan. Salah satu dampak dari arus moderenisasi terhadap pola makan adalah
meningkatnya konsumsi lemak. Tidak heran kalau kita lihat bahwa penyakit jantung koroner
cenderung meningkat akhir-akhir ini.
1.2 Perumusan Masalah

Adapun permasalahan yang akan diselesaikan melalui makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud Gizi Kerja?

2. Bagaimana aturan Gizi Kerja?

3. Apa pengaruh kelebigan gizi dan kekurangan gizi?

1.3 Penyelesaian Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang ada di atas, penyelesaian masalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan definisi Gizi Kerja.

2. Mendeskripsikan aturan Gizi saat bekerja.

3. Menjelaskan pengaruh kelebihan gizi dan kekurangan gizi.

1.4 Tujuan

Tujuan dibentuknya makalah ini agar pembaca dan kususnya penulis bisa mengetahui
dan menambah pengetahuan tentang gizi kerja.

2
3

1.5 Manfaat

Manfaat pembahasan masalah ini adalah untuk, meningkatkan pengetahuan tentang


pentingnya gizi kerja bagi saya khususnya dan bagi para pembaca umumnya. Dan makalah
ini saya buat agar dapat menyelesaikan tugas yang diberikan kepada saya. Dengan
pembahasan yang akan kita bahas bisa kita jadikan wawasan bahwa disiplin ilmu teknik
mesin itu sangatlah luas. Semoga dengan adanya pembahasan tentang gizi kerja ini semua
yang membaca bisa faham dan mengerti definisi serta penerapan disiplin ilmu dari teknik
mesin.

3
4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gizi Kerja


Gizi adalah segala asupan yang masuk ke dalam tubuh dan dicerna dalam tubuh dan
sisanya dibuang, dan sebagian diserap untuk sebagian energi dan kesehatan. Sedangkan zat
gizi adalah unsur kimia pada makanan yang berfungsi satu atau lebih untuk tubuh. Makanan
yang bergizi adalah makanan yang mengandung zat-zat nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh
agar tubuh dapat melakukan fungsi-fungsinya dengan sebaik-baiknya. Dengan perkataan lain
zat gizi sangat diperlukan oleh tubuh untuk pertumbuhan, perbaikan jaringan dan
pemeliharaan tubuh beserta semua fungsinya. Sebenarnya, dalam pembahasan gizi salah yang
dapat menimbulkan masalah kesehatan tidaklah semata-mata hanya keadaan kurang gizi,
namun kelebihan gizipun dapat menimbulkan gangguan pada manusia. Zat gizi digolongkan
sebagai berikut:
1. Zat gizi sebagai tenaga contohnya karbohidrat, protein dan lemak
2. Zat gizi pelindung contohnya protein, mineral dan air
3. Zat gizi pengatur contohnya vitamin, mineral dan air
Gizi kerja adalah nutrisi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan
sesuai dengan jenis pekerjaannya. Kebutuhan energi untuk tenega kerja ditentukan oleh umur,
jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, aktivitas jasmani, dan pekerjaannya. Untuk
mencapai gizi sehat diperlukan menu makanan yang sehat dan seimbang. Menurut
bentuknya, gizi salah diklasifikasikan oleh Barba dkk (1991)
sebagai berikut :
1. Gizi lebih (overnutrition), keadaan ini diakibatkan oleh konsumsi makanan yang
berlebihan untuk jangka waktu yang cukup lama. Contoh : kegemukan.
2. Kurang gizi spesifik (specific deficiency), keadaan ini disebabkan oleh kekurangan
relatif atau mutlak pada zat-zat makanan tertentu. Contohnya : kekurangan vitamin A
yang dapat menyebabkan penyakit xeropthalmia dan gangguan akibat kekurangan
yodium (GAKY) yang dapat menyebabkan penyakit gondok.
3. Gizi tak seimbang (inbalance), kondisi yang merupakan akibat dari tidak seimbangnya
jumlah antara zat makanan esensial dengan atau tanpa kekurangan zat makanan
tertentu. Contoh : gangguan keseimbangan tubuh, sering loyo, dan lain-lain.
4
5

Untuk mencapai gizi sehat diperlukan menu makanan yang sehat dan seimbang yang
mempunyai kualitas baik yaitu menu mengandung semua nutrisi sesuai 4 sehat 5 sempurna
dan kualitas cukup yaitu jumlah masing masing gizi harus sesuai dengan kebutuhan. Adapun
golongan-golongan gizi yaitu:

Individu Gizi Status

Gizi lebih: Gizi cukup: Gizi kurang:

 Kegemukan  Baik  Sakit

 Penyakit jantung  Seha  Anemia


t  Gondok
 Penyakit gula
 bers
 Penyakit peredaran darah

Gambar 1. Status Gizi Individu

Penyakit Gizi Kerja merupakan penyakit gizi sebagai akibat kerja ataupun ada
hubungan dengan kerja. Pengelolaan makan bagi tenaga kerja adalah suatu rangkaian
kegiatan penyediaanmakan bagi tenaga kerja di perusahaan yang dimulai dari rencana
perencanaan menu hingga peyajiannya dengan memperhatikan kecukupan kalori dan zat gizi,
pemilihan jenis dan bahan makanan, sampai tempat pengolahan dan tempat penyajian, waktu
dan teknis penyajian bagi tenaga kerja.

Produktivitas kerja dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya yang mempunyai


peranan sangat penting dan menentukan adalah kecukupan gizi. Faktor ini akan menentukan
prestasi kerja tenaga kerja karena adanya kecukupan dan penyebar kalori yang seimbang
selama bekerja. Seseorang yang berstatus gizi kurang tidak mungkin mampu bekerja dengan
hasil yang maksimal karena prestasi kerja dipengaruhi oleh derajat kesehatan seseorang.
Tenaga kerja yang sehat akan bekerja lebih giat, produktif, dan teliti sehingga dapat
mencegah kecelakaan yang mungkin terjadi dalam bekerja. Status gizi mempunyai korelasi
positif dengan kualitas fisik manusia. Makin baik statusgizi seseorang semakin baik kualitas
fisiknya. Ketahanan dan kemampuan tubuh untuk melakukan pekerjaan dengan produktifitas
yang memadai akan lebih dipunyai oleh individu dengan status gizi baik. Selain itu, peranan
gizi dengan produktifitas juga ditunjukkan oleh Darwin Karyadi (1984) dalam penelitiannya
5
6

dimana dengan penambahan gizi terjadi kenaikan produktifitas kerja. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa para penyadap getah yang tidak menderita anemia memiliki
produktifitas 20% lebih tinggi daripada yang menderita anemia. Pemberian diet yang
mengandung kalori sejumlah yang diperlukan oleh pekerja berat dapat meningkatkan
produktifitasnya. Pada dasarnya zat gizi yang dibutuhkan oleh seseorang sangatditentukan
oleh aktifitas yang dilakukannya sehari-hari. Makin berat aktifitas yang dilakukanmaka
kebutuhan zat gizi akan meningkat pula terutama energi. Sebagai contoh, seorang pria
dewasa dengan pekerjaan ringan membutuhkan energi sebesar 2.800 kilokalori. Sedangkan
pekerja dengan pekerjaan yang berat membutuhkan 3.800 kilokalori. Manfaat yang
diharapkan dari pemenuhan gizi kerja adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan
ketahanan tubuh serta menyeimbangkan kebutuhan gizi dan kalori terhadap tuntutan tugas
pekerja. Gizi kerja erat bertalian dengan tingkat kesehatan tenaga kerja maupun produktivitas
tenaga kerja yang berarti akan meningkatkan produktivitas perusahaan serta peningkatan
produktivitas nasional.

2.2 Aktivitas/Kerja Menurut WHO


Semakin berat beban kerja, sebaiknya semakin pendek waktu kerjanya agar terhindar
dari kelelahan dan gangguan fisiologis yang berarti atau sebaliknya. Pengelompokan aktivitas
atau beban kerja (ringan, sedang dan berat) berdasarkan proporsi waktu kerja dapat dilihat
pada tabel berikut:

Tabel 1. Pengelompokan Aktifitas dan Beban Kerja

Aktivitas kerja dapat di bedakan menjadi 4 yaitu:


6
7

1. Kerja ringan : (Pria) = kerja kantor, dokter, guru, perawat, ahli hokum dll.

(Wanita) = kerja kantor, guru, perawat, doker dll.

2. Kerja sedang : (Pria) = industri ringan, mahasiswa, buruh bangunan, petani dll.

(Wanita) = industry ringan, pelayan, mahasiswa dll.

3. Kerja berat : (Pria) = petani/nelayan tanpa mesin, kuli, tukang kayu/besi dll.

(Wanita) = petani tanpa mesin, penari, atlet dll.

4. Kerja berat sekali: (Pria) = Tukang kayu, tukang besi, buruh tukang dll.

(Wanita) = buruh bangunan.

2.3 Kebutuhan Energi


Antropometri merupakan metode yang paling sering digunakan dalam penilaian status
gizi. Metode ini menggunakan parameter berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Melalui
kedua parameter tersebut, dapat dilakukan perhitungan Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan
rumus:
B er a t   B a d a n   (k g )
I MT=
T i n g g i   B a d a n   x   t i n g g i   b a d a n(m)

Hasil dari perhitungan gizi bias dilihat dari table dibawah ini.

Tabel 2. Status Gizi

Kebutuhan energi yang diperlukan manusia untuk melakukan pekerjaan dapat di ukur
sebagai berikut.

KE : Kecukupan energi

BBI : Berat Badan Ideal (kg)

KKSDP : Kebutuhan Kalori Sesuai dengan Pekerjaan (kkal)

KE = BBI .KKSDP

7
8

BBI = (Tinggi Badan-100) .

BBN < 25 tahun = BBI – 10%

BBN > 25 tahun = BBI + 10%

 Disebut overweight apabila berat badan lebih besar 10% dari berat badan normal
( BB > 10 % BBN).

 Disebut obesitas wanita bila berat badan lebih besar 30% dari berat badan normal
( BB > 30 % BBN).

 Disebut obesitas pria bila berat badan lebih besar 25% dari berat badan normal
( BB > 25 % BBN).

1. Daftar kebutuhan energi sesuai aktivitas

Daftar kebutuhan energi menurut pekerjaannya, yaitu:

 Santai : 30 kkal/BB/hari

 Kerja ringan : 35 kkal/BB/hari

 Kerja sedang : 40 kkal/BB/har

 Kerja berat : 50 kkal/BB/hari

1. Komposisi energi (KE) sehari-hari

Komposisi energi yang masuk kedalam tubuh pekerja sebagai berikut:

 Kalori : 55% - 75% (kalori)

 Lemak : 15% - 30% (lemak)

 Protein : 10% - 15% (protein)

1. Jenis makanan menurut gizinya

 1 gr lemak dibakar = 9 kkal

 1 gr karbohidrat = 4 kkal

 1 gr protein = 4 kkal

1. Bagian-bagian makanan untuk aktivitas hari-hari

8
9

 Makana pagi : 1 bagian

 Makan siang : 2 bagian

 Makan malam : 1 bagian

Untuk menentukan komposisi bagian makanan adalah: makanan (hari) / 5 x KE =…

1. Kebutuhan kalori per hari

Tabel 3. Kebutuhan Kalor Perhari

Untul mencari berapa kebutuhan protein, lemak, dan karbohidrat seseorang


digunakan rumus sebagai berikut:

Jenis makanan : (persentase makanan) x makanan (hari) x jenis makanan (kalori)

Contoh soal:
Mahasiswa pekerja bengkel produksi berumur 25 tahun, tinggi 165 cm, berapa kebutuhan
protein, lemak, karbohidrat untuk makan siang dalam gram, jika komposisi P = 15% , L =
20%, K = 65%?

Diketahui: Umur 25 tahun ; Tinggi 165 cm ; P = 15% ; L = 20% ; K = 65%

Ditanya: Kebutuhan P, L, K unutk makan siang?

Jawaban:

BBI = (165 cm – 100 cm) . 90%

= 65 . 90 / 100

= 58 kg

KE = BBI x KKSDP

= 58,5 kg x 40 kkal

= 2340

Makan siang = 2 / 5 x 2340

9
10

= 936

Protein = 15%

= (15 / 100 x 936) x 4 kkal

= 561, 6 kkal

Lemak = 20 / 100 x 936 x 9 kkal = 1684,8 kkal

Karbohidrat = 65 / 100 x 936 x 4 kkal = 2433,6 kkal

2.3 Kecukupan Gizi Menurut Kondisi Khusus Pekerja

Kecukupan gizi menurut kondisi khusus pekerja dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:

1. Kondisi Fisiologi.
Selama kehamilan untuk perkembangan janin, pekerja perempuan yang hamil
membutuhkan tambahan energid an zat gizi lainnya seperti zat besi dan asam folat.
Perempuan yang berstatus gizi baik dengan tingkat aktivitas ringan—sedang membutuhkan
kalori ekstra 180 kkal/hari pada trimester 1, sedangkan pada trimester 2 dan 3 dibutuhkan
tambahan 300 kkal/hari. Selama menyusui untuk produksi ASI, pekerja perempuan yang
hamil membutuhkan tambahan energid an zat gizi lainnya selama enam bulan pertama,
seorang ibu menyusui membutuhkan energi tambahan 500 kkal/hari pada 6 bulan berikutnya.
2. Kondisi Tertentu

Anemia besi untuk pekerja anemia gizi besi diberikan suplemen tablet besi dengan dosis
60 mg 2 kali seminggu sampai anemia teratasi. Selain itu, pekerja dianjurkan mengonsumsi
makanan bergizi seimbang yang kaya zat besi seperti hati, daging, ikan, ayam, telur dan sayur
hijau. Khusus bagi pekerja perempuan, untuk mencegah anemia dianjurkan pemberian tablet
zat besi dengan dosis 60 mg per minggu selama 16 minggu setiap tahun.. Selama masa haid
diberikan 60 mg zat besi tiap hari. Untuk kelebihan berat badan diperlukan perencanaan
makan atau diet rendah kalori seimbang. Pengaturan pola makan sehat dilakukan dengan
mengurangi asupan lemak dan mencukupi komposisi bahan makanan dengan metode gizi
seimbang, yaitu cukup sumper karbohidrat, protein dan lemak serta cukup vitamin dan
mineral. Porsi sayuran dan buah perlu diperbanyak karena buah banyak mengandung serat
dan vitamin, namun sedikit kandungan kalorinya. Makanan selingan sebaiknya adalah susu
rendah lemak. Olahraga secara teratur dan rutin perlu dilakukan. Olah raga apa pun baik,
namun jenis yang disarankan adalah olahraga aerobic karena dapat membakar kalori lebih
banyak. Sebaiknya olahraga dilakukan 4—5 kali seminggu selama 20—30 menit karena
dengan durasi tersebut pembakaran kalori baru dapat terjadi. Olaraga aerobic yang selama ini
diketahui oleh sebagian besar orang adalah olahraga yang diadakan dalam ruangan,
10
11

melakukan gerakan-gerakan senam, atau pun menggunakan alat-alat olahraga. Namun


sebenarnya olah raga aerobic diartikan sebagai olahraga yang memerlukan banyak oksigen
dan melibatkan banyak otot besar. Olahraga tipe ini dilakukan dalam intensitas yang redah
dan dalam kurun waktu cukup lama. Jenis olahraga aerobic adalah olahraga yang nyaman
dilakukan, tanpa membuat anda susah bernafas, seperti jalan satai, berenang, dansa dan
bersepedah.

3. Kondisi di Tempat Kerja

Bagi pekerja yang lebur selama tiga jam atau lebih diperlukan makanan dan minum
tambahan, berupa makanan selingan yang pada gizi. Hal ini juga bagi mereka yang menjalani
sift kerja malam, termasuk pekerjaan perempuan yang bekerja antara pukul 23.00—07.00.

Ada pun risiko lingkungan kerja yang menunjukkan pengaruh terhadap gizi kerja
adalah sebagai berikut:

1. Suhu: tempat kerja dengan suhu tinggi akan terjadi penguapan yang tinggi sehingga
pekerja mengeluarkan banyak keringat. Karenanya perlu diperhatikan kebutuhan air
dan mineral sebagai pengganti cairan yang keluar dari tubuh.

2. Pengaruh bahan kimi: bahan-bahan kimia tertentu dapat menyebabkan keracunan


kronis, akibatnya menurunkan nafsu makan, tergantungnya metabolism tubuh dan
gangguan fungsi alat pencernaan sehingga menurunkan berat badan. Oleh karena itu
dibutuhkan tambahan zat gizi. Hal ini juga terjadi pada para pekerja yang mengalami
gangguan psikologi.

3. Bahan radiasi mengalami gangguan metabolism sel sehingga diperlukan tambahan


protein dan antioksidan auntuk regenerasi.

4. Parasite dan mikrootganisme: pekerja di daerah pertanian dan pertambangan sering


terserang kecacingan yang dapat menggangu fungsi alat pencernaan dan kehilangan
zat-zat gizi sehingga dibutuhkan tambahan zat.

11
12

2.4 Standar Penyediaan Makanan Bagi Pekerja


Setelah mengatahui kebutuhan energi (kalori), perlu dipikirkan cara memenuhi
kebutuhan tersebut dalam menu pekerja setiap-hari. Karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan
mineral, serta zat-zat lain dalam tubuh perlu diperhatikan proporsinya agar seimbang (WNPG
VII, 2004), yaitu karbohidrat (50—65% dari total energi), protein (10—20% dari total
energi), lemak (20—30% dari total energi).
Kebutuhan energi diterjemahkan de dalam porsi bahan makanan menggunakan daftar
bahan makanan penukar. Pemberian makanan utama di tempat kerja dilakukan saat istirahat
(4—5 jam setelah kerja) diselingi pemberian kudapan (makanan selingan).
Berikut adalah standar porsi makanan bagi pekerja menurut usia dan katagori aktivitas
fisik:

Tabel 4. standar porsi makanan pekerjaan laki-laki dan perempuan selama bekerja (8 jam)

12
13

Adapun menumakanan untuk pekerjaan ringan, sedang, berat, dan berat sekali,
ditunjukan pada table dibawah ini:

Tabel 5. Menu makanan dan jumlah kalori

13
14

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Peningkatan kualitas sumber daya manusia sangat dibutuhkan guna peningkatan
kreatifitas dan produktifitas kerja. Hal ini dapat dicapai dengan mengadakan perbaikan gizi
pekerja. Upaya perbaikan gizi pekerja berarti meningkatkan kualitas fisik dalam artian
peningkatan daya tahan tubuh, peningkatan kesanggupan kerja juga peningkatan kualitas non
fisik seperti kecerdasan, aspirasi yang tinggi dan peningkatan ketrampilan yang selanjutnya
dapat meningkatkan tingkat pendapatan pekerja. Makin baik status gizi seseorang semakin
baik kualitas fisiknya. Ketahanan dan kemampuan tubuh untuk melakukan pekerjaan dengan
produktifitas yang memadai akan lebih dipunyai oleh individu dengan status gizi baik. Jadi
dalam hal ini pemenuhan gizi dalam tubuh pekerja sangat berpengaruh terhadap hasil
pekerjaannya.

14
15

DAFTAR PUSTAKA

Ari Agung, I Gusti Ayu. Pengaruh Perbaikan Gizi Terhadap Produktivitas Kerja. Patria

Untag.Surabaya.

Marsetyo, H dan G. Kartasapoetra. 1991. Ilmu Gizi. Rineka Cipta. Jakarta.

Rachmad Soegih, Savitri Sayogo, Erina. 1987. Perbandingan Effek Makan Siang dari Kantin

dan makan Siang Kemasan Khusus pada Pekerja Pabrik. Majalah Kesehatan

Masyarakat Indonesia Tahun XVI No.12. Jakarta.

Sri Handajani. 1996. Pangan, Gizi dan Masyarakat. Sebelas Maret University Press. Solo

Ika Ratnawati. 2011. Pemenuhan Kecukupan Gizi Bagi Pekerja. Akses go http://www.

kesmas.kemkes.go.id/portal/konten/~rilis-berita/021411-pemenuhan-

kecukupan-gizi-bagi-pekerja

15
16

16

Anda mungkin juga menyukai