PELAYANAN KESEHATAN
Oleh :
3. Zuliana (13200930N)
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
adalah sejauh mana layanan kesehatan yang diberikan sesuai dengan standard
operating procedure atau prosedur tetap medis (Mukti, 2007: 9). Pelayanan yang
bermutu bercirikan melakukan hal yang benar secara benar (doing the right things
right).
asuhan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi yang baik dengan
pemanfaatan sumber daya secara wajar, efisien, efektif dalam keterbatasan secara
aman dan memuaskan pelanggan sesuai dengan norma dan etika yang baik.
pasien (Depkes RI, 2008), mengemukakan bahwa konsep mutu layanan yang
berkaitan dengan kepuasan pasien ditentukan oleh lima unsur yang biasa dikenal
kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri setiap
pasien. Makin sempurna kepuasaan tersebut, makin baik pula mutu pelayanan
pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperoleh
setelah pasien membandingkannya dengan apa yang diharapkan (Pohan, 2006:
merata.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi pokok permasalahan
1.3 Tujuan Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
2. Tanggung jawab
Agar setiap orang beranggung jawab, maka perlu standar yang kuat.
Perlu dibuat sistem evaluasi sehingga dapat mengukur apakah kita mempunyai
5. Komunikasi
Perlu ada mekanisme komunikasi yang jelas. Jika tidak ada informasi, maka
pelayanan.
Perlu ketrlibatan tim kesehatan agar mereka terlibat dan berperan serta dalam
strategi organisasi.
kepada visi pelayanan dan nilai sehingga individu maupun tim mendapat insentif
10. Staf yang terlibat adalah yang mempunyai keterikatan dan tanggung jawab.
berikut:
Menentukan pelanggan.
gambaran produk.
Mentrasfer rencana menjadi kebutuhan pelaksanaan.
Mengembangkan infrastruktur.
Menyiapkan tim dengan sumber daya dan pelatihan serta motivasi untuk
philosophy and a methodology which assist institutions to manage change and set
their own agendas for dealing with the plethora of new external pressures.”
first time,every time” (kerjakan sesuatu yang benar sejak pertama kali setiap
2. Transformasi organisasi
menuntut perubahan dalam nilai-nilai yang dianut. Selain itu, proses kerja dan
namun demikian setiap upaya perbaikan yang tidak didukung secara aktif oleh
Setiap keputusan yang didasarkan pada pandangan jangka pendek, sempit dan
tersebut adalah:
a. Tidak terdapat tujuan yang tetap ( constancy of purpose), yaitu tujuan menuju
Pada setiap upaya menuju perbaikan kualitas itu, hendaknya kita mengembangkan
organisasi.
b. Teori Variasi
c. Teori pengetahuan
organisasi, dan
d. Psikologi
Terdapat 13 hal yang perlu dimiliki oleh seorang pimpinan dalam manajemen
c) Pimpinan harus secara aktif terlibat dalam pemecahan masalah yang dihadapi
oleh bawahan.
d) Pimpinan harus bisa membangun komitmen, yang menjamin bahwa setiap orang
f) Pimpinan harus paham betul untuk mengucapkan terima kasih kepada bawahan
yang berhasil/berjasa
Pelatihan inti ini memastikan bahwa suatu bahasa dan suatu set alat yang sama
Dukungan semacam ini mungkin diperoleh dari luar, tetapi akan lebih baik kalau
4. Komunikasi
dalam usaha peningkatan mutu. Secara ideal manajer harus bertemu pribadi
individu yang berhasil menerapkan proses mutu harus diakui dan mungkin
mengetahui apa yang diharapkan. Jadi pada dasarnya karyawan yang berhasil
mencapai mutu tertentu harus diakui dan diberi ganjaran agar dapat menjadi
manajemen mutu. Jelaskan, pendapat harus diganti dengan data dan setiap orang
harus diberitahu bahwa yang penting bukan yang dipikirkan akan tetapi yang
dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif
teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan
kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang
terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran
dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan
pola perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Preventif adalah usaha untuk
adalah upaya dalam pengobatan dan penanganan penyakit yang telah diduga dan
lintas program (dalam unsur pelayanan) maupun vertikal, lintas sektoral, (dengan
institusi lainnya) sehingga program, peraturan dan penentuan tindakan yang akan
Petugas yang selalu marah marah begitu ada pasien, yang datang. administrasi
yang lama, petugas yang sering terlambat dan pulang cepat, selalu menjadi
alternatif, dengan biaya yang tidak terlalu mahal, namun hati pasien bisa jauh
lebih nyaman.
Tak asing lagi jika masyarat mengeluh masalah ini. obat demam dikasi pil dan
tablet yang sama dengan obat gatal. sisanya jika ingin obat yang lebih bagus lagi,
Untuk puskesmas yang ada di ibukota provinsi justru dokter ada banyak bahkan
yang jauh dari kota, dokter sangat langka. hanya ada pada jam jam tertentu atau
pada hari hari tertentu. padahal sakit gak bisa dijadwalkan kan? apalagi kalau
Padahal Tolak ukur bagi puskesmas agar bisa dikatakan ideal, , yaitu jika
memiliki dua dokter umum, satu dokter gigi, dua perawat, dan tiga orang bidan.
1. Paradigma Masyarakat
Puskesmas pada dasarnya memiliki lebih banyak tugas untuk
harus segera dibenahi. lakukan upaya upaya promotif oleh tenaga puskesmas, jika
memberikan yang terbaik bagi masyarakat karena para tenaga kesehatan yang
berada di puskesmas adalah abdi negara yang tugasnya mengabdikan diri kepada
masyarakat juga. paling tidak petugas harus belajar ramah, on time, dan belajar
senyum
berobat. bukan hanya karena biayanya yang murah, namun juga karena puskesmas
Oleh karena itu, keberadaan dokter dan obat yang bermutu sangat penting di
puskesmas.
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. jadi petugas tidak hanya berada dalam
kantor puskesmasnya saja. ada baiknya jika petugas yang menjemput bola.
(American Hospital Association, 1974; dalam Azwar, 1996). Sementara itu, dalam
dalam rumah sakit saja, tetapi memberikan pelayanan rawat jalan, serta perawatan
Artinya rumah sakit tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyembuhan penyakit,
bersifat sosial. Dewasa ini, rumah sakit fungsinya berkembang sesuai dengan
mencari keuntungan.
pelayanan, baik yang bersifat fisik maupun non fisik agar efektivitas pelayanan
Rumah sakit sebagai salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan harus
memberikan pelayanan yang baik dan berkualitas. Manajemen rumah sakit harus
tingkat kebutuhannya.
pengobatan, tindakan medis atau non medis, dan tindakan diagnosis lainnya yang
yang cepat, akurat, dan sesuai dengan kemajuan teknologi kedokteran sehingga
dapat berfungsi sebagai rujukan rumah sakit sesuai dengan tingkat rumah
sakitnya.
dari jenis pelayanan kesehatan kedokteran maupun dari jenis pelayanan kesehatan
masyarakat harus memiliki berbagai syarat pokok. Syarat pokok yang dimaksud
adalah:
Syarat pokok kedua pelayanan kesehatan yang baik adalah dapat diterima
oleh masyarakat serta bersifat wajar. Artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak
3. Mudah dicapai
Syarat pokok yang ketiga pelayanan kesehatan yang baik adalah mudah
4. Mudah dijangkau
termasuk dari sudut biaya. Untuk dapat mewujudkan keadaan yang seperti ini
ekonomi masyarakat.
5. Bermutu
para pemakai jasa pelayanan, dan dipihak lain tata cara penyelenggaraannya
pelayanan memiliki harapan tertentu. Bila jasa rumah sakit yang diterimanya
dapat memenuhi bahkan melebihi dari apa yang diharapkan dalam waktu ke
waktu tumbuh pemikiran dalam diri pasien bahwa inilah suatu jasa pelayanan
b. Mutu pelayanan
pelayanan rumah sakit diperlukan berbagai indikator agar informasi yang ada
dapat dijadikan sebagai acuan yang bermakna ada parameter yang dipakai sebagai
dengan kinerja mutu pelayanan yang diterima (performance) dalam Kadir, 2000.
Dari perbandingan tersebut maka mutu pelayanan pada prinsipnya adalah derajat
Rumah sakit di Indonesia yang semula adalah bersifat sosial, dalam proses
aktivitas dalam rumah sakit di Indonesia sekarang ini banyak diarahkan kepada
Dari yang telah diuraikan suatu penilaian yang dapat dilihat bahwa
pengalaman dalam kontak jasa melalui services encounters (moment of truth) the
yang dirasakan pasien. Menurut Jacobalis (1982) pada umumnya nilai mutu
a. Kesejahteraan pasien
aman, cara dan sikap serta tindakan tenaga kesehatan dalam memberikan
segala macam peralatan yang digunakan selalu dapat berfungsi dengan baik.
diberikan. Tetapi yang terpenting adalah sikap dan tindakan para pelaksana
pula kondisi kamar pasien merupakan aspek yang dapat memberikan kenyamanan
Oleh karena itu, pada setiap unit perawatan seyogyanya terdapat sarana atau
Kesehatan Nomor 749 Tahun 1989, yang menyatakan bahwa rekam medik adalah
berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan
tindakan lebih lanjut dalam pelayanan kesehatan maupun tindakan medik lain
yang diberikan kepada pasien yang akan datang ke instansi penyedia layanan
Semua orang ingin merasa dihargai, ingin dilayani, ingin mendapatkan kedudukan
yang sama di mata masyarakat.Akan tetapi sering terdapat dikotomi dalam upaya
Tidak dapat dimengerti apa yang membuat adanya jurang pemisah antara
si kaya dan si miskin dalam domain pelayanan kesehatan. Dokter yang ada di
berbagai rumah sakit sering menunjukkan jati dirinya kepada pasien secara
implisit. Bahwa menempuh pendidikan kedokteran itu tidaklah murah. Oleh sebab
itu sebagai buah dari mahalnya pendidikan yang harus ditempuh, masyarakat
harus membayar arti hidup sehat itu dengan nominal yang luar biasa. Mungkin
paradigma awal ketika seseorang memilih jalan hidupnya sebagai seorang dokter
menempuh jalur kedokteran sebagai pilihannya. Tulisan ini bukan dibuat untuk
mendiskreditkan seorang dokter, sama sekali tidak. Dokter adalah pekerjaan yang
sangat mulia. Dokter merupakan posisi yang menjadikan seseorang dapat lebih
disorientasi tersebut dapat diluruskan maka posisi seorang dokter akan kembali
biaya yang dikeluarkan. Rumah sakit terkadang tidak melayani pasien dengan
baik dan ramah. Dokter terkadang melakukan diagnosis yang cenderung asal-
asalan. Belum lagi perawat di rumah sakit sering malas-malasan jika bekerja.
Salah seorang pernah berkata bahwa rumah sakit di Jepang tidak menyediakan
fasilitas hiburan seperti televisi bagi para pegawai rumah sakit. Dengan demikian
kondisi kerja akan jauh lebih kondusif karena konsentrasi tidak akan terpecah
bagi pegawai rumah sakit adalah sebuah keniscayaan. Sebenarnya kondisi ini
kevalidan wacana tersebut, namun tampaknya melihat kondisi rumah sakit yang
apakah suatu proses sedang berproduksi, dan mungkin terus berproduksi keluaran
yang sesuai. Sedangkan jaminan mutu adalah suatu sistem manajemen yang
masalah kualitas dan memastikan bahwa produk yang memenuhi syarat yang
kesehatan, tidak saja yang dapat menimbulkan kepuasan bagi pasien sesuai
dengan kepuasan rata-rata penduduk tetapi juga sesuai dengan standart dan kode
a. Quality Planning
membuat koreksi sebelum hasil dikeluarkan. Quality control adalah bagian dari
quality manajement.
Quality assurance adalah mengukur kinerja pada tiap tahap siklus tes
error).
dari quality control dan quality assessment. Masalah yang telah dipecahkan,
hasil akan digunakan sebagai dasar proses quality planning dan quality process
laboratory berikutnya.
Pemantapan Mutu (Quality Asurance atau QA) adalah semua rencana dan
kontrol kualitas (Quality Control atau QC) adalah operasional teknis dan aktivitas
pengujian yang dilakukan untuk mencapai persyaratan mutu atau memperoleh
keberterimaan data yang valid. Penilaian Mutu (Quality Assesmen) adalah semua
aktivitas yang ditujukan untuk menjamin bahwa semua pekerjaan quality kontrol
kesehatan adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk menjamin ketelitian dan
menjamin bahwa hasil pemeriksaan valid dan dapat dipergunakan oleh klinisi
untuk mengambil keputusan klinis. Untuk dapat memberikan jaminan itu, perlu
yang ditujukan untuk menilai kualitas data analitik. Dengan melakukan kontrol
laboratorium. Kontrol kualitas ini merupakan bagian dari proses yang lebih besar
a. Definisi
dimulai sebelum proses pemeriksaan itu sendiri dilaksanakan yaitu dimulai dari
b. Tujuan
pemeriksaan laboratorium
c. Tahapan
meliputi :
a) Ketatausahaan
pemeriksaan harus lengkap dan jelas, konfirmasi jenis sampel yang harus
c) Pengumpulan spesimen
d) Penanganan specimen
2) Tahap analitik
a) Pereaksi (Reagen)
Reagen atau media harus dipastikan memenuhi syarat, masa kadaluarsa
b) Peralatan
dua jenis yaitu kesalahan acak (random error) dan kesalahan sistematik
d) Metode pemeriksaan
e) Kompetensi Pelaksana
terpelihara.
Catatan-catatan ini harus tersedia untuk personil yang relevan dan harus
mencakup:
4) Deskripsi pekerjaan.
7) Penilaian kompetensi.
a) Pembacaan hasil
b) Pelaporan hasil
Pelaporan hasil yaitu form hasil dipastikan bersih, tidak ada salah
(PME) merupakan kegiatan yang diselenggarakan secara periodik oleh pihak lain
Program PME dapat diselenggarakan pada tingkat yang berbeda regional, nasional
diketahui oleh laboratorium yang berpartisipasi dan penyedia PME. Tujuan PME
ialah untuk mengawasi kualitas hasil tes dalam sebuah laboratorium kesehatan,
teridentifikasi.
keandalan metode, bahan, dan peralatan. Program PME bisa gratis atau berbayar.
PME gratis termasuk program yang ditawarkan oleh produsen untuk memastikan
dan penanganan spesimen PME dapat dirangkum ke dalam apa yang disebut
sabagai “aturan emas”: lakukan sampel PME seperti melakukan sampel pada
sampel PME ‘duplo’ sedangkan sampel pasien diperiksa secara rutin hanya satu
kali) dan tidak ada perbandingan hasil survei awal antara laboratorium sebelum
1. Sampel PME harus diuji dengan alat yang sama seperti pemeriksaan pasien
rutin.
2. Sampel PME harus di uji dengan frekuensi pemeriksaan yang sama dengan
6. PME diperlukan hanya untuk metode primer yang digunakan untuk menguji
A. Uji Profisiensi
laboratorium lain dalam kelompok dan/ atau dengan nilai yang ditetapkan, dan
laboratorium rujukan pusat, badan kesehatan pemerintah, dan produsen kit atau
instrumen. Uji ini dapat dilakukan 3-4 kali dalam setahun. Laboratorium yang
analitik.
3. Hasil tunggal tidak dapat diterima dan tidak menunjukkan adanya masalah
laboratorium.
kesehatan diperiksa ulang oleh laboratorium rujukan, dan sampel yang ada
telah diuji ulang antar laboratorium. Metode ini digunakan untuk rapid tes
HIV. Pemeriksaan HIV dengan metode rapid tes memiliki tantangan khusus,
yang tidak terlatih dalam bidang laboratorium kesehatan . Selain itu, kitnya
sekali pakai dan tidak dapat melakukan metode pengendalian mutu seperti
dapat membantu menilai kualitas pengujian HIV metode rapid tes. Uji ulang
c. Jumlah sampel yang diuji ulang harus memberikan data statistik yang
1) Koordinator PME mempersiapkan dan mengirimkan satu atau dua sampel pada
peserta PME.
lainnya.
4) Koordinator PME menghitung nilai target (mean konsensus) dan total variasi
5) Jika salah satu laboratorium memiliki nilai di luar batas kontrol (nilai target ±
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan isi makalah di atas maka kesimpulan dari makalah ini adalah:
setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tingkat kepuasaan
rata-rata serata penyelenggaraannya sesuai dengan standart dan kode etik profesi
b. Tanggung jawab
e. Komunikasi
j. Staf yang terlibat adalah yang mempunyai keterikatan dan tanggung jawab.
seorang pasien yang akan dijadikan dasar dalam menentukan tindakan lebih
lanjut dalam pelayanan kesehatan maupun tindakan medik lain yang diberikan
3.2 Saran
Berdasarkan Isi dan Kesimpulan makalah di Atas maka Saran Penulis yaitu:
pelayanan agar nantinya tidak ada perbedaan persepsi terkait dengan mutu
pelayanan.
4. Kepada mahasiswa diharapkan makalah ini bisa menjadi salah satu referensi
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
https://widiawan.wordpress.com/2010/01/20/kasus-pelayanan-ugd-sebuah-rumah-sakit-
2016)
https://www.scribd.com/doc/227842944/Manajemen-mutu-puskesmas (Diakses
http://dr-suparyanto.blogspot.co.id/2011/04/mutu-pelayanan-kesehatan.html (Diakses
https://www.mysciencework.com/publication/download/cc09255b28ea14bff8e2f1164b
2016)
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/496/3d.pdf?
http://www.gudangmateri.com/2010/10/aturan-standar-mutu-pelayanan-kesehatan.html
http://www.kompasiana.com/ikpj/implementasi-manajemen-mutu-terpadu-total-quality-
management-di-sekolah_54ff3f60a33311764c50f837 (Diakses Tanggal 15
September 2016)
September 2019 )
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Kendali-
Mutu_SC.pdf