Anda di halaman 1dari 3

Uji Hipotesis Beda Proporsi (Chi Square) dan Korelasi

Friska Nababan, NPM 2006562162


Program Magister Keperawatan Anak
Universitas Indonesia

I. Uij Hipotesis Beda Proporsi


Uji Chi Square merupakan salah satu uji non parametrik, dimana pengujiannya
tidak menyertakan penggunaan parameter populasi sebelumnya, dan digunakan
untuk memandingkan variabel kategorik dengan apa yang kita harapkan
berdasarkan pengetahuan sebelumnya (Jackson, 2015). Menurut Polit dan Beck
(2018), uji chi square ada untuk menguji perbedaan proporsi antara beberapa
kelompok data.

Tujuan dari uji Chi Square adalah untuk menganalisa hubungan antara variabel
independen berupa data kategorik (nominal atau ordinal) dan variabel dependen
yang berupa data kategorik. Prinsip dasar dari uji chi square adalah
membandingkan frekuensi yang terjadi (observasi) dengan frekuensi harapan
(ekspektasi). Jika kedua nilai frekuensi sama, maka disimpulkan tidak ada
perbedaan yang signifikan, demikian juga sebaliknya. Perlu diketahui bahwa uji
chi-square selalu bersifat dua sisis (two-sided). Berikut formula untuk pengujian
chi-square.

Adapun keterbatasan pengujian Chi-Square ini menurut Hastono (2017), antara


lain:
a. Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan E < 1
b. Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan E < 5, dan lebih dari 20%
dari jumlah sel.
c. Bila keterbasan ini terjadi pada tabel 2x2, maka dianjurkan menggunakan uji
Fisher’s Exact.
Langkah-langkah pengujian Chi-Square secara manual adalah sebagai berikut:
1. Menentukan hipotesis statistic:
Ho  π1= π 2=π 3=π 4=… .=π n
H1  π 1 ≠ π 2 ≠ π 3 ≠ π 4 ≠ …≠ π k
2. Menentukan nila chi-quare tabel (X2α) dengan taraf nyata (α ¿tertentu
dengan derajat kebebeasan (dk) =(b-1)(k-1) dimana b adalah baris, dan
k adalah kolom.
3. Menghitung nilai statistic uji dengan rumus:

4. Menentukan kriteria pengujian dimana :


- Ho ditolak jika X2α ≤ X 2 hitung
- Ho diterima bila X2α > X 2 hitung
5. Membuat kesimpulan berdasarkan hasil penerimaan atau penolakan
hipotesiss obesrvasi (H0)

II. Uji Korelasi


Uji korelasi adalah analisis statistik untuk melihat adanya hubungan antara
dua variabel dengan data numerik. Uji korelasi dapat menentukan arah dan
kekuatan hubungan antara dua variabel yang diuji. Misalnya untuk melihat
adanya peningkatan nilai variabel bebas yang akan diikuti oleh peningkatan
nilai variabel terikat, atau sebaliknya.

Sebelum melakukan uji korelasi, perlu untuk dilakukan uji normalitas


terlebih dahulu. Bila data berdistribusi normal, maka analisa data dilanjutkan
dengan menggunakan Uji Pearson, dan jika data tidak berdistribusi normal
akan dilakukan analisa data menggunakan Uji Spearman. Uji korelasi terdiri
dabeberapa, antara lain:
1. Uji Korelasi Pearson
Uji analisa ini digunakan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan
antara dua variabel yang berdistribusi normal. Syarat datanya harus
berskala interval atau rasio
2. Uji Korelasi Spearman
Uji ini dilakukan pada data berskala interval dan ordinal, tidak
berdistribusi normal.
3. Uji Korelasi Cramer
Uji korelasi ini digunakan untuk melihat adanya hubungan antara dua
kelompok variabel yang berskala nominal atau kategorikal.
4. Uji Korelasi Kendal Tau
Uji ini digunakan untuk mengukur kekuatan korelasi untuk data yang
berskala ordinal.
5. Uji Chi-Square

Referensi:
Adiputra, I Made, dkk. 2021. Statistik Kesehatan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Yayasan Kita
Menulis.
Setiawan, Santy., Veronica, Sienly. 2017. Statistika II. Yogyakarta: Penerbit Andi

Anda mungkin juga menyukai