Anda di halaman 1dari 10

NAMA : Brigas Wibisono

NIM : 2109037027
Dosen : Prof. Dr. H. Abd. Rahman A. Ghani, M.Pd
Mata Kuliah: Metodologi Penelitian

RESUME SKALA LIKERT DAN SKALA GUTTMAN

A. SKALA LIKERT

Rensis Likert telah mengembangkan sebuah skala untuk mengukur sikap

masyarakat di tahun 1932 yang sekarang terkenal dengan nama Skala Likert. Skala

Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi atau sekelompok

orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah

ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut variable penelitian.

Skala Likert hanya menggunakan item secara pasti baik dan secara pasti buruk,

tidak dimasukkan yang agak bagik, yang agak kurang, yang netral, dan ranking

lain di antara dua sikap yang pasti di atas. Item yang pasti disenangi, disukai, yang

baik, diberi tanda negative (-). Skor respon responden dijumlahkan dan jumlah ini

merupakan total skor, dan total skor inilah ditafsirkan sebagai posisi responden

dalam skala Likert. Skala Likert menggunakan ukuran ordinals, karenanya, hanya

dapat membuat ranking, tetapi tidak dapat diketahui berapa kali satu responden

lebih baik atau lebih buruk dari responden lainnya di dalam skala. responden

menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan

memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Biasanya disediakan lima pilihan

skala dengan format seperti:


• Pertanyaan Positif (+)

Skor 1. Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali)

Skor 2. Tidak (setuju/baik/) atau kurang

Skor 3. Netral / Cukup

Skor 4. (Setuju/Baik/suka)

Skor 5. Sangat (setuju/Baik/Suka)

• Pertanyaan Negatif (-)

Skor 1. Sangat (setuju/Baik/Suka)

Skor 2. (Setuju/Baik/suka)

Skor 3. Netral / Cukup

Skor 4. Tidak (setuju/baik/) atau kurang

Skor 5. Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali)

Total skor dari masing-masing individu adalah penjumlahan dari skor masing-

masing item dari individu tersebut. Respon dianalisis untuk mengetahui item-item

mana yang sangat nyata batasan antara skor tinggi dan skor rendah dalam skala

total. Misalnya, responden pada upper 25% dan lower 25% dianalisis untuk melihat

sampai berapa jauh tiap item dalam kelompok ini berbeda. Item-item yang tidak

menunjukkan beda yang nyata, apakah masuk dalam skor tinggi atau rendah juga

dibuang untuk mempertahankan konsistensi internal dari pertanyaan.


Contoh Soal Skala Likert:

Sekelompok tim mahasiswa gizi sedang melakukan uji organoleptik (pengujian

terhadap bahan makanan berdasarkan kesukaan) sebuah produk dengan

menggunakan skala Likert. Aspek yang akan diukur dalam uji organoleptik tersebut

adalah cita rasanya. Ada 100 responden atau panelis yang memberikan jawaban

dari angket yang diberikan. Berikut rangkuman hasil penilaian 100 responden

tersebut.

• Responden yang menjawab sangat suka (skor 5) berjumlah 8 orang

• Responden yang menjawab suka (skor 4) berjumlah 14 orang

• Responden yang menjawab netral (skor 3) berjumlah 21 orang

• Responden yang menjawab tidak suka (skor 2) berjumlah 31 orang

• Responden yang menjawab sangat tidak suka (skor 1) berjumlah 26

orang

1. Rumus: T x Pn

T= Total jumlah responden yang memilih

Pn= Pilihan angka skor Likert

• Responden yang menjawab sangat suka (5) = 8 x 5 = 40

• Responden yang menjawab suka (4) = 14 x 4 = 56

• Responden yang menjawab netral (3) = 21 x 3 = 63

• Responden yang menjawab tidak suka (2) = 31 x 2 = 62


• Responden yang menjawab sangat tidak suka (1) = 26 x 1 = 26

• Semua hasil dijumlahkan, total skor = 247

2. Interpretasi Skor Perhitungan

Agar mendapatkan hasil interpretasi, terlebih dahulu harus diketahui skor tertinggi

(X) dan skor terendah (Y) untuk item penilaian dengan rumus sebagai berikut:

Y = skor tertinggi likert x jumlah responden

X = skor terendah likert x jumlah responden

Jumlah skor tertinggi untuk item “Sangat Suka” adalah 5 x 100 = 500, sedangkan

item “Sangat Tidak Suka” adalah 1 x 100 = 100. Jadi, jika total skor penilaian

responden diperoleh angka 247, maka penilaian interpretasi responden terhadap

cita rasa produk tersebut adalah hasil nilai yang dihasilkan dengan menggunakan

rumus Index %.

3. Rumus Index % = Total Skor / Y x 100

Pra Penyelesaian

Sebelum menyelesaikannya kita juga harus mengetahui interval (rentang jarak)

dan interpretasi persen agar mengetahui penilaian dengan metode mencari

Interval skor persen (I).

Rumus Interval

I = 100 / Jumlah Skor (Likert)

Maka = 100 / 5 = 20
Hasil (I) = 20

(Ini adalah intervalnya jarak dari terendah 0 % hingga tertinggi 100%)

Berikut kriteria interpretasi skornya berdasarkan interval:

• Angka 0% – 19,99% = Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali)

• Angka 20% – 39,99% = Tidak setuju / Kurang baik)

• Angka 40% – 59,99% = Cukup / Netral

• Angka 60% – 79,99% = (Setuju/Baik/suka)

• Angka 80% – 100% = Sangat (setuju/Baik/Suka)

Penyelesaian Akhir

= Total skor / Y x 100

= 247 / 500 x 100

= 49.4 %, berada dalam kategori “Cukup/Netral”

Kelebihan dan Kekurangan Skala Likert

Kelebihan Skala Likert yaitu Skala pengukuran likert dianggap yang paling mudah

jika dibandingkan dengan skala pengukuran yang lain seperti Thurstone dan

Gutman. Penggunaan gradasi sikap dianggap sangat mudah dalam mengukur

pendapat dan sikap responden. Reliabilitas skala likert juga dianggap relatif tinggi

dan bisa memuat beberapa alternatif respon.

Selain itu, penyusunan skala likert memungkinkan untuk peneliti memasukkan item

yang hubungannya dengan sikap yang sedang diteliti belum jelas. Ini tidak bisa
dilakukan pada skala pengukuran sikap yang lain seperti misalnya pada skala

Thurstone. Terakhir, skala likert memuat keterangan yang lebih gamblang akan

sikap responden terhadap isu yang dimuat dalam kuesioner.

Kekurangan Skala Likert, Skala likert tidak bisa digunakan untuk apakah satu individu

lebih baik daripada individu yang lain. Sebabnya adalah karena skala likert

menggunakan ukuran ordinal. Skor yang ada pada skala likert juga tidak bisa

memberi gambaran yang jelas tentang respon dari responden.

Kesulitan menghitung data penelitian yang menggunakan skala pengukuran likert?

Hubungi saja Patra Statistika untuk berkonsultasi mengenai metode penelitian dan

pembuatan kuesioner dengan skala likert.

B. SKALA GUTTMAN

Skala Guttman diberi nama menurut ahli yang mengembangkannya, yaitu Louis

Guttman. Skala ini mempunyai beberapa ciri penting, yaitu

1. Skala Guttman merupakan skala kumulaif. Jika seseorang mengiyakan

pertanyaan atau pertanyaan yang berbobot lebih berat, makai a juga akan

mengiyakan pertanyaan atau pertanyaan yang kurang berbobot lainnya.

2. Skala Guttman ingin mengukur satu dimensi saja dari suatu variable yang

multidimensi, sehingga skala ini termasuk memounyai sifat unidimensional.


3. Skala Guttman akan didapat jawaban yang tegas, yaitu “ya-tidak”, “benar-

salah”, “pernah-tidak pernah”, “positif-negatif” dan lain-lain. Data yang

diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikotomi (dua alternatif).

4. Skala Guttman dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda dan dapat dibuat

dalam bentuk checklist. Jawaban dapat dibuat skor tertinggi satu dan

terendah nol. Misalnya untuk jawaban setuju diberi skor 1 dan tidak setuju

diberi skor 0.

Dalam prosedur Guttman, suatu atribut universal mempunyai dimensi satu jika

menghasilkan suatu skala kumulatif yang sempurna, yaitu semua responsi diatur

sebagai berikut:

Pada pertanyaan yang lebih banyak pola ini tidak ditemukan secara utuh. Adanya

beberapa kelainan Dapat dianggap sebagai error yang akan diperhitungkan dalam

analisa nantinya. Cara membuat skala guttman adalah sebagai berikut:

1. Susunlah sejumlah pertanyaan yang relevan dengan masalah yang ingin

diselidiki.
2. Lakukan penelitiaan permulaan pada sejumlah sampel dari populasi yang

akan diselidiki, sampel yang diselidiki minimal besarnya 50.

3. Jawaban yang diperoleh dianalisis, dan jawaban yang ekstrim dibuang.

Jawaban yang ekstrim adalah jawaban yang disetujui atau tidak disetujui oleh

lebih dari 80% responden.

4. Susunlah jawaban pada tabel Guttman.

5. Hitunglah koefisien reprodusibilitas dan koefisien skalabilitas.

Koefisien Reprodusibilitas, yang mengukur derajat ketepatan alat ukur yang

telah dibuat (yaitu daftar pertanyaan tadi) dihitung dengan menggunakan rumus

berikut:

Koefisien Skalabilitas
Kelebihan dan Kekurangan Skala Guttman

Kelebihan skala Guttman

1. Skala ini langsung menanyakan untuk memperoleh jawaban yang jelas dan

tegas.

2. Skala Guttman mengandung penekanan terhadap ketegasan jawaban dari

responden, sehingga tidak ada alasan lebih lanjut (no arguing).

Kelemahan skala Guttman

1. Skala ini bisa jadi tidak mungkin menjadi dasar yang efektif baik untuk

mengukur sikap terhadap objek yang kompleks atau pun untuk membuat

prediksi tentang perilaku objek tersebut.

2. Satu skala bisa saja mempunyai dimensi tunggal untuk satu kelompok tetapi

ganda untuk kelompok lain, ataupun berdimensi satu untuk satu waktu dan

mempunyai dimensi ganda untuk waktu yang lain.


DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. (2019). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D . Bandung:


Alfabeta

Nazir, Moh (2009). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Anda mungkin juga menyukai