Anda di halaman 1dari 2

Nama : Brigas Wibisono

NIM : 2109037027
Kelas : MAP B2
Mata Kuliah : Filsafat Sains dan Teknologi

BAB 1V STRUKTUR PENGETAHUAN ILMIAH

Dengan berkembangnya penalaran maka konsep dasar berubah dari kesamaan kepada pembedaan.
Mulailah terdapat perbedaan antara berbagai pengetahuan. Pengetahuan mulai dibeda-bedakan
berdasarkan apa yang diketahui, bagaimana cara mengetahui, dan untuk apa pengetahuan itu
dipergunakan. Salah satu cabang pengetahuan itu yang berkembang menurut jalannya sendiri adalah ilmu
yang berbeda dengan pengetahuan-pengetahuan lainnya terutama dalam segi metodenya. Metode
keilmuan jelas sangat berbeda dengan ngelmu yang merupakan paradigma dari Abad Pertengahan.
Demikian juga ilmu dapat dibedalan dari apa yang ditelaahnya serta untuk apa ilmu dipergunakan.
Diferensisasi ilmu dengan cepat terjadi. Secara metafisik ilmu mulai dipisahkan dengan moral.
Berdasarkan obyek yang ditelaah mulai dibedakan ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial.
Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang segala sesuatu,
termasuk ke dalamnya adalah ilmu. jadi ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui oleh
manusia, di samping berbagai pengetahuan lainnya seperti filsafat, seni, dan agama. Pengetahuan
merupakan sumber jawaban dari berbagai pertanyaan yang muncul. Setiap jenis pengetahuan dicirikan
oleh tiga pikiran dasar kefilsafatan yakni apa yang ditelaahnya (ontology), bagaimana caranya
memperoleh pengeathuan, dan untuk apa pengetahuan itu dipergunakan (aksiologi). Untuk menentukan
ketiga dasar tersebut dibutuhkan fungsi kegunaan dan wilayah pengetahuan akan dilakukan. Fungsi
kegunaan pengetahuan terkait dengan epistemology sedangkan wilayah pengetahuan terkait dengan
ontology.
Seni, pada sisi lain dari pengetahuan, mencoba mendeskripsikan sebuah gejala dengan seluruh
kehadiran dan maknanya. Ilmu mengembangkan model sederhana dari empiris dengan mengabstraksikan
realitas menjadi beberapa variable yang terikat dalam sebuah hubungan bersifat rasioanl, maka seni
mencoba mengungkapkan keseluruhan realitas obyek sehingga menjadi bermakna bagi kehidupan
manusia. Oleh sebab itu seni tidak terikat pada metode tertentu seperti ilmu melainkan mendasarkan
kepada kreativitas dari berbagai sudut pandang. Ilmu menjelaskan mengenai alam menjadi kesimpulan
yang bersifat umum dan impersonal sedangkan seni bersifat individual dan personal dengan memusatkan
pada pengalaman hidup manusia perorangan. Dalam perkembangannya, tumbuhlah pengetahuan yang
disebut sebagai seni terapan yang mempunyai kegunaan langsung dalam kehidupan sehari-hari di samping
seni halus yang bertujuan untuk memperkaya spiritual.
Akal sehat dan metode coba-coba mempunyai peranan penting dalam usaha manusia untuk
menemukan penjelasan mengenai berbagai gejala. Dalam perkembangannya, rasionalisme secara kritis
mempermasalahkan dasar-dasar pikiran yang bersifat mitos. Pada dasarnya rasioanlisme bersifat majemuk
dengan berbagai kerangka pikiran yang dibagun secara deduktif. Dengan begitu berkembanglah berbagai
pendapat, aliran, teori dan mashab filsafat. Namun hal ini pun tidak bisa memecahkan persoalan,
dikarenakan kriteria penilaian bersifat nisbi dan tidak terlepas dari unsur subyektif. Di samping itu
rasioanlisme dengan berpikiran deduktif sangat bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya.
Kelemahan dalam rasionalisme itulah yang menimbulkan berkembangnya empirisme yang menyatakan
bahwa pengetahuan yang benar itu didapat dari kenyataan pengalaman. Maka kegiatan berpikir pun
beralih pemikiran abstrak yang bersifat deduktif kepada observasi dan logika induktif selain itu juga
berpikir empiris menjauhi spekulasi teoritis dan metaifisis. Namun cara berpikir empiris memiliki
kelemahan yaitu induksi murni tidak membawa kemajuan yang berarti kepada perkembangan
pengetahuan. Induksi tidak dapat menghasilkan pengetahuan yang mendalam dan menyeluruh mengenai
sutau obyek pemikiran tetapi juga gagal memberikan penjelasan mengenai sebab akibat suatu hubungan
factual. Pada kenyataanya ilmu tidak bisa melepaskan diri dari penafsiran yang bersifat rasional dan
metafisis. Setelah itu berkembanglah metode eksperimen dan berikutnya metode ilmiah. Perkembangan
metode terjadi untuk menutupi kekurangan atau kelemahan yang terjadi pada setiap metode.
Pengetahuan ilmiah dapat diibaratkan sebagai piramida terbalik yang melambangkan pengetahuan
yang terus berkembang. Piramida terbalik tersebut di awali dengan Pikiran Dasar Keilmuan yang terdiri
dari Postulat, Asumsi, dan Prinsip. Postulat merupakan anggapan dasar tentang objek yang akan menjadi
focus penelaahan kita. Potsyulat ini kebenarannya tidak membuuthkan verifikasi empiris sebab postulat
bukanlah sifat yang melekat paja objek yang kita telaah melainkan cara pandang pada objek tersebut. Lain
halnya dengan asumsi yang merupakan anggapan dasar tentang realitas objek yang sedang kita telaah.
Asumsi ini harus diverifikasi kebenarannya agar sesuai dengan realitas yang dimanifestasikannya. Dalam
pengakjaian ilmiah seperti penelitian dituntuk untuk menyatakan secara tersurat postulat, asumsi, dan
prinsip serta dasar-dasar pikiran lainnya yang dipergunakan dalam mengemabngkan argumentasi. Selain
itu juga terdapat Tubuh Pengetahuan Teoritis, terdiri dari Deskripsi, Penjelasan, Prediksi, dan Kontrol.
Tubuh pengetahuan ilmiah ini pada hakikatnya merupakan pengetahuan teoritis yang disusun secara
sistematis. Teori ilmiah ini pada hakikatnya berfungsi untuk mendeskripsikan, menjelaskan,
memprediksikan dan mengontrol gejala alam.
Setiap disiplin pengetahuan ilmiah mempunyai postulat tentang objek yang ingin dipelajarinya.
Postulat ini dibentuk oleh cara pandang dan objek materia pengetahuan ilmiah tersebut. Inilah salah satu
demarkasi suatu disiplin keilmuan. Sebuah disiplin keilmuan dianggap mandiri bila mempunyai objek
forma dan objek materia yang spesifik yang membedakannya dengan disiplin keilmuan lainnya.
Diferensiasi pada pengetahuan akan terus terjadi, pembentukan cabang pengetahuan yang lebih bersifat
spesialistis. Demikian juga dengan penelitian kategori generic penelitian yang mempunyai tujuan yang
berbeda-beda tidak lagi memenuhi persyaratan sesuai dengan tuntutan spesialisasi.

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai