Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat Ilmu

Arti filsafat ilmu menurut The Liang Gie adalah segenap pemikiran

reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut

landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan

manusia. Sedangkan menurut Cornilius Binjamin filsafat ilmu adalah

merupakan cabang pengetahuan filsafati yang menelaah sistimatis mengenai

sifat dasar ilmu, metode-metodenya, dan peranggapan-peranggapannya, serta

letaknya dalam kerangka umum dari cabang pengetahuan intelektual.

Untuk lebih jelasnya, kita beri contoh, dalam kehidupan sehari-hari

kita sudah terbiasa memanfaatkan benda-benda disekeliling kita, untuk itu

wajar kalau kita mengenalnya dengan baik. Mulai dari perabotan rumah

tangga, alat sekolah, flora dan fauna dan lain sebagainya . Pernahkah kita

memikirkan bagaimana kita tiba-tiba memberi sebutan sesuatu dengan istilah

tertentu? Bagaimana sebenarnya proses perkenalan kita dengan benda yang

kita beri sebutan tertentu itu? Demikianlah, dengan adanya filsafat ilmu kita

akan mengetahui atau minimal kita akan dilatih untuk berfikir tentang suatu

ilmu itu diperoleh.

B. Kedudukan Filsafat Ilmu dalam Sistematika Filsafat

Perbedaan filsafat ilmu dengan filsafat atau ilmu-ilmu lain seperti

sejarah ilmu, psikologi, sosiologi, dan sebagainya terletak pada masalah yang

hendak dipecahkan dan metode yang akan digunakan. Filsafat ilmu tidak
berhenti pada pertanyaan mengenai bagaimana pertumbuhan serta cara

penyelenggaraan ilmu dalam kenyatannya, melainkan mempermasalahkan

masalah metodologik, yakni mengenai azas-azas serta alasan apakah yang

menyebabkan ilmu dapat menyatakan bahwa ia memperoleh pengetahuan

ilmiah.

Pertanyaan seperti itu tidak dapat dijawab oleh ilmu itu sendiri tetapi

membutuhkan analisa kefilsafatan mengenai tujuan serta cara kerja ilmu.

Pertalian antara filsafat dan ilmu harus terjelma dalam filsafat ilmu.

Kedudukan filsafat ilmu dalam lingkungan fisafat secara keseluruhan

adalah sebagai berikut:

1. Bahwa filsafat ilmu berhubungan erat dengan filsafat ilmupengetahuan

(epistemologi).

2. Filsafat ilmu erat hubungannya dengan logika dan metodologi, dan dalam

hal ini kadang-kadang filsafat ilmu dijumbuhkan dengan metodologi.

Hubungan antara filsafat dengan ilmu pengetahuan lebih erat dalam

bidang ilmu pengetahuan manusia.

Orang yang tidak berfilsafat tidak akan mengerti bagaimana

sebaiknya ilmu pengetahuan tersebut diperlakukan. Yang mana dalam

pemanfaatan tersebut tidak didasari dengan rasa keruhanian yang taat akan

Tuhannya. Maka dari landasan itulah filsafat ilmu berperan penting dalam

islamisasi ilmu pengetahuan.

Pada dasarnya filsafat ilmu bertugas memberi landasan filosofi untuk

memahami berbagai konsep dan teori suatu disiplin ilmu, sampai


membekalkan kemampuan untuk membangun teori ilmiah. Secara subtantif

fungsi pengembangan tersebut memperoleh pembekalan dan disiplin ilmu

masing-masing agar dapat menampilkan teori subtantif. Selanjutnya secara

teknis dihadapkan dengan bentuk metodologi, pengembangan ilmu dapat

mengoprasionalkan pengembangan konsep tesis, dan teori ilmiah dari disiplin

ilmu masing-masing.

Sedangkan kajian yang dibahas dalam filsafat ilmu adalah meliputi

hakekat (esensi) pengetahuan, artinya filsafat ilmu lebih menaruh perhatian

terhadap problem-problem mendasar ilmu pengetahuan seperti; ontologi

ilmu, epistimologi ilmu dan aksiologi ilmu. Dari ketiga landasan tersebut,

bila dikaitkan dengan Islamisasi ilmu pengetahuan maka letak filsafat ilmu

itu terletak pada ontologi dan epistimologinya.

Ontologi disini titik tolaknya pada penelaahan ilmu pengetahuan yang

didasarkan atas sikap dan pendirian filosofis yang dimiliki seorang ilmuwan,

jadi landasan ontologi ilmu pengetahuan sangat tergantung pada cara

pandang ilmuwan terhadap realitas. Manakala realitas yang dimaksud adalah

materi, maka lebih terarah pada ilmu-ilmu empiris. Manakala realitas yang

dimaksud adalah spirit atau roh, maka lebih terarah pada ilmu-ilmu

humanoria.

Sedangkan epistimologi titik tolaknya pada penelaahan ilmu

pengetahuan yang di dasarkan atas cara dan prosedur dalam memperoleh

kebenaran.

Dari penjelasan diatas kita dapat mengetahui bahwa kedudukan


filsafat ilmu dalam ilmu pengetahuan terletak pada ontologi dan

epistemologinya ilmu pengetahuan tersebut.. Ontologi titik tolaknya pada

penelaahan ilmu pengetahuan yang didasarkan atas sikap dan pendirian

filosofis yang dimiliki seorang ilmuwan, jadi landasan ontologi ilmu

pengetahuan sangat tergantung pada cara pandang ilmuwan terhadap realitas.

Manakala realitas yang dimaksud adalah materi, maka lebih terarah

pada ilmu-ilmu empiris. Manakala realitas yang dimaksud adalah spirit atau

roh, maka lebih terarah pada ilmu-ilmu humanoria. Dan epistimologi titik

tolaknya pada penelaahan ilmu pengetahuan yang di dasarkan atas cara dan

prosedur dalam memperoleh kebenaran.

C. Fungsi Filsafat Ilmu dalam Ilmu Pengetahuan

Fungsi filsafat ilmu dalam ilmu pengetahuan adalah sebagai pemberi

nilai terhadap perkembangan ilmu, dan ini akan dijelaskan oleh aksiologi

ilmu yang bertitik tolak pada pengenbangan ilmu pengetahuan yang

merupakan sikap etis yang harus di kembangkan oleh seorang ilmuwan,

terutama dalam kaitannya dengan nilai-nilai yang diyakini kebenarannya.

Sehingga suatu aktivitas ilmiah senantiasa dikaitkan dengan kepercayaan,

idiologi yang di anut oleh masyarakat atau bangsa tempat ilmu itu di

kembangkan.

Pertama, filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah,

sehingga orang menjadi kritis terhadap kegiatan ilmiah, maksudnya seorang

ilmuwan musliam harus memilki sikap kritis terhadap bidang ilmunya

sendiri, sehingga dapat menghindarkan diri dari sikap nsolipsistik,


menganggap bahwa hanya pendapatnya yang paling benar. Adapun kaitannya

denga Islamisasi ilmu pengetahuan fungsi filsafat ilmu adalah sebagai sikap

kritis terhadap keilmuwan yang dimiliki oleh ilmuwan muslim.

Kedua, filsafat ilmu merupakan usaha merefleksi, menguji,

mengkritik asumsi dan metode keilmuwan. Sebab kecenderungan yang

terjadi di kalangan ilmuwan modern adalah menerapkan suatu metode ilmiah

tanpa memperhatikan struktur ilmu pengetahuan itu sendiri. Satu sikap yang

diperlukan disini adalah menerapkan metode ilmiah yang sesuai atau cocok

dengan setruktur ilmu pengetahuan, bukan sebaliknya. Metode hanya sarana

berfikir, bukan merupakan hakekat ilmu. Dalam Islamisasi ilmu

pengetahuanyang paling pokok adalah terdapat pada bagaimana cara untuk

mempertmukan antara nilai-nilai agama dengan kemajuan ilmmu

pengetahuan. Agar keduanya bisa saling mengisi kekurangan dan

kelebihannya.

Filsafat ilmu diperlukan kehadirannya ditengah perkembangan

Islamisasi ilmu pengetahuan yang ditandai semakin menajamnya spisialisasi

ilmu pengetahuan. Sebab dengan mempelajari filsafat ilmu, maka para

ilmuwan muslim akan menyadari keterbatasan dirinya dan tidak terperangkap

kedalam sikap arogansi intelektual. Hal yang di perlukan adalah sikap

keterbukaan diri dikalangan ilmuwan muslim, sehingga mereka dapat saling

menyapa dan mengarahkan seluruh potensi keilmuan yang dimilikinya untuk

kepentingan umat manusia.

Anda mungkin juga menyukai